1. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
ANALISIS PERILAKU KELOMPOK
PADA MODEL PERILAKU KELOMPOK Robbins (2001)
GIMSON LUBIS
530013396
hantupulau@gmail.com
MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI
TUTOR /DOSEN
AMRI DARWIS dan SRI LESTARI PUJIASTUTI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
BIDANG MINAT KEUANGAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
Berikut lampiran tugas 2 saya pak.mohon arahan dan bimbingan.terima kasih.salam
2. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
lam kehidupan sehari hari perilaku kelompok tidak terpisahkan dari Faktor-faktor
Kesuksesan Kelompok kepada organisasi, Faktor-faktor yang menyebabkan suatu
kelompok lebih sukses dari kelompok lain adalah karena kemampuan anggota
kelompok, ukuran kelompok, tingkat konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk
menyesuaikan diri pada norma kelompok. Setiap kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi
eksternal dan kondisi internalnya kondisi ini bisa terjadi di sebuah perkantoran atupun
organisasi bahkan dilingkungan kita berdomisili.
MENDEFINISIKAN DAN MENGKLASIFIKASIKAN KELOMPOK
- Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling
bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
- Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi,
dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan.
- Kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur secara formal dan tidak
ditetapkan sebagai organisasi.
- Kelompok komando adalah seorang manajer dan semua bawahannya.
- Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama menyelesaikan tugas.
- Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja untuk mencapai tujuan khusus
dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
- Kelompok persahabatan adalah ditetapkan secara bersama-sama karena memiliki satu
atau lebih karakteristik yang sama
Faktor faktor yang terlihat biasanya dapat di rasakan jika terlibat di perkumpulan atau
organisasi. Hal hal yang dapat di analisis pada kondisi perilaku kelompok akan terlihat pada
bahasan sebagai berikut
A. FAKTOR EKSTERNAL
Dalam faktor ini akan berpengaruh pada situasi dimana organisasi tersebut lebih
berpengaruh dalam melibatkan kelompok organisasi tersebut,misalnya faktor tersebut akan
ikut berpengaruh terhadap prestasi suatu kelompok seperti strategi organisasi, struktur
wewenang, peraturan, sumber-sumber organisasi, proses seleksi, sistem imbalan, budaya
organisasi, dan lingkungan fisik.
D
3. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
- Strategi Organisasi : dalam pelaksanaan strategi organisasi bisanya akan berpengaruh
kepada struktur / strategi organisasi tersebut karena akan melibatkan si pelaku
organisasi untuk tetap pada pendirian organisasi
- Struktur Wewenang : dalam pelaksanaan struktur organisasi telah disusun dengan
memperhatikan dengan baik the right man on the right place at the right time dan satuan
perintah (otoritas), dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik maka struktur
organisasi tersebutakan memacu anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari
waktu ke waktu.
- Peraturan : dalam organisasi pasti akan memiliki aturan semua peraturan dari
oraganisasi dari level yang paling tinggi sampai yang paling bawah, bisa kondusif bagi
anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu, biasa juga
sebaliknya walaupunsemua prinsip aturan selalu menuju pada kebaikan organisasi
- Sumber-sumber daya organisasi : Sumber daya yang dimiliki organisasi, mulai dari
sumber daya manusia, sumber daya alam, dana, material, mesin-mesin, pasar,
tekhnologi, informasi, jika dimiliki secara memadai, baik secara kulitas maupun
kuantitas, hal itu akan memacu karyawan untuk berkinerja secara maksimal.
- Proses seleksi : pentingnya pertimbangan pertimbangan dalam seleksi setiap karyawan
dalam seleksi dari awal melamar bahkan karyawan yang sudah lama harus ada seleksi
dalam arti kata seleksi tersebut untuk membangun dan merenopasi jabatan berguna bagi
karyawan yang sudah jenuh di dalam jabatan yang di embang.
- Penilaian prestasi dan sistem imbalan : dalam hal ini tentunya yang di maksud dalam
pengembangan organisasi bukan saja yang di perhatikan keuntungan dan kemajuan
organisasi perlu adanya penjelajahan kepada penilaian prestasi dan sistem imbalan dan
bonus kerja kepada karyawan demi menunjang semangat pelaku organisasi tersebut
yang akan memacu untuk semakin maju dan semakin berlomba untuksukses adapun
penilaian tersebut sebagai pertimbangan dapat di lihat dalam perilaku sistem penilaian,
standar kinerja, waktu penilaian. jika penilaian kinerja dilakukan sudah baik maka
sistem imbalan juga harus memenuhi azas keadilan dan sesuai dengan aturan organisasi
yang berlaku.
- Budaya organisasi : Organisasi yang memiliki budaya yang kondusif memacu
karyawan untuk berkinerja maksimal, misalnya disipli, inovatif, tepat waktu,dll.
- Faktor lingkungan fisik : Lingkungan fisik berperang penting dalam menciptakan
kondisi karyawan yang bersemangat atau tidak bersemangat dalam bekerja.
4. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
B. SUMBER DAYA ANGGOTA KELOMPOK
Ketergantungan suatu organisasi akan berpengaruh pada Sumber Daya Anggota
Kelompok , tidak akan menciptakan kesusksesan jika perlilaku kelompok terhadap sumber
daya anggota kelompok lemah atau menurun Ada dua sumber daya yang berperan sangat
penting pada anggota individu dapat di simpulkan sebagai berikut
1) Kemampuan. Kemampuan identik dengan keahlian yang dapat di andalkan dalam
kepentingan organisasi, setiap inividu yang memiliki kemampuan akan berpengaruh
kepada individu yang lain dan kesuksesan perilaku kelompok di dalam organisasi
tersebut.
2) Karakteristik Kepribadian. Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif
dalam budaya terhadap produktivitas, semangat dan kekohersifan kelompok
C. STRUKTUR KELOMPOK
Struktur Kelompok Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk
perilaku anggota kelompok tersebut. Ada beberapa variabel struktur kelompok, yaitu:
a. Kepemimpinan Formal
Pemimpin formal harus selalu ada dalam setiap kelompok, seperti: manager, Kepala
Satuan Tugas, menyangkut setiap keputusan dan loyalitas Pemimpin sangat di
perlukan menyeimbangkan perilaku organisasi.
b. Peran Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Kelompok-kelompok
memberlakukan persyaratan peran berlainan ke individu, seperti :
1) Identitas Peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan peran
dan menciptakan identitas peran.
2) Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya
bertindak dalam situasi tertentu.
3) Pengaharapan Peran. Pengharapan peran adalah bagaimana orang lain menyakini apa
seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu.
5. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
4) Konflik Peran. Hal ini terjadi jika individu dihadapkan kepada pengaharapan peran
yang berlainan. Misalnya patuh kepada tuntutan satu peran yang menyebabkan
dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran lain. Setiap anggota kelompok
memainkan suatu peran; konsisten dengan perannya atau sebaliknya. Bisa jadi
bertemu dengan konflik dan tuntutan hasil dengan peran itu dari organisasinya.
c. Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu
kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma
digunakan untuk mempengaruhi perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan
berbeda dengan kelompok lain. Norma bersifat informal walaupun ada yang formal,
yaitu yang ditulis dalam buku petunjuk organisasi.
d. Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok
atau anggota oleh orang lain. Status ada yang formal dan informal. Status
mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan di dalam kelompok.
1) Status dan norma. Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap
kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Misalnya anggota berstatus
tinggi pada kelompok sering diberi lebih banyak kebebasan untuk menyimpang
dari norma dibandingkan anggota kelompok yang lain.
2. Kesetaraan. Status Penting bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa
hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan adanya kesetaraan terciptalah
ketidakseimbangan yang terjadi dalam berbagai jenis perilaku korektif.
3) Status dan Budaya. Perbedaan budaya akan mempengaruhi status, oleh sebab itu
penting adanya status yang bervariasi di antara berbagai budaya.
4) Ukuran. Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok
tetapi efeknya tergantung pada variabel yang diperhatikan.
e. Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragaman
keterampilan dan pengetahuan (heterogen) akan lebih efektif dibanding kelompok
yang anggotanya homogeny.
6. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
f. Kepaduan
Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu sejauh mana para
anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk di dalam kelompok. Kepaduan
itu akan membuat hubungan kelompok menjadi produktif.
D. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1. Model Lima-Tahap
Kelompok menempuh lima tahap yang jelas terbedakan: pembentukan, keributan,
penormaan, pelaksanaan, dan peristirahatan.
- Tahap pertama, pembentukan dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai
maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba
untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini
selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai
bagian dari kelompok.
- Tahap keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok. Para anggota menerima
baik eksistensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh
kelompok terhadap individualitas. Lebih lanjut, ada koflik mengenai siapa yang akan
mengendalikan kelompok. Bila tahap ini telah terlewati, terdapat hierarki yang relatif
jelas mengenai kepemimpinan di dalam kelompok itu.
- Tahap ketiga adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok
menunjukkan sifat kohesif [saling-tarik]. Saat itu sudah ada rasa memiliki identitas
kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap penormaan ini selesai bila struktur
kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyesuaikan serangkaian harapan
bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
- Tahap keempat adalah pelaksanaan. Pada titik ini stuktur telah sepenuhnya berfungsi
dan diterima baik. Energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan
memahami satu sama lain menjadi pelaksanaan tugas yang ada di depan mata.
Bagi kelompok kerja yang permanen, pelaksanaan adalah tahap terakhir dalam
perkembangannya. Tetapi bagi komite, tim, satuan tugas temporer, maupun kelompok serupa
yang mempunyai pelaksanaan tugas terbatas, ada tahap peristirahatan. Dalam tahap ini,
kelompok mempersiapkan pembubaran. Performa tugas yang baik tidak lagi merupakan
prioritas puncak kelompok itu. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan ke pengelompokan
7. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
aktivitas. Respon anggota kelompok beraneka dalam tahap ini. Ada yang merasa puas,
dengan bersenang-senang atas prestasi kelompok. Yang lain mungkin murung atas hilangnya
persahabatan yang diperoleh selama kehidupan kelompok kerja itu.
E. PROSES KELOMPOK
Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada
individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok maksimal
tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan
(input).
1. Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak atau efek
yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu. Seperti : kemalasan sosial
memperlihatkan sinergi yang negative.
2. Efek Fasilitas Sosial. mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya kinerja
sebagai respons atas kehadiran orang lain.
F. TUGAS-TUGAS KELOMPOK
Dampak dari proes-proses kelompok pada kinerja kelompok dan kepuasan anggota
juga diperlukan oleh tugas-tugas yang dikerjakan oleh kelompok itu. Bukti mengindikasikan
bahwa kerumitan dan interdepedensi tugas-tugas itu mempengaruhi efektivitas.
Tugas dapat digeneralisasikan sebagai hal yang sederhana dan rumit.
Tugas rumit adalah tugas tugas yang cenderung baru atau tak rutin.
Tugas sederhana adalah tugas rutin dan terbaku.
Komunikasi yang efektif dan tingkat konflik minimum seharusnya lebih relevan dengan
kinerja kelompok bila tugas itu interdependen.
Kesimpulan ini konsisten dengan apa yang kita ketahui mengenai kapasitas pemrosesan
informasi dan ketidakpastian. Tugas yang mempunyai ketidakpastian lebih tinggi-yaitu tugas
yang rumit dan interdependen-menuntut lebih banyak pemrosesan informasi. Selanjutnya ini
menyebabkan pemrosesan kelompok menjadi lebih penting. Jadi hanya karena kelompok
dicirikan oleh komunikasi yang buruk, kepemimpinan yang lemah, tingkat konflik yang
tinggi, dan semacamnya, namun tidaklah harus berarti kenerjanya akan rendah. Jika tugas
kelompok sederhana dan tidak banyak menuntut interdepedensi di antara anggota-
anggotanya, kelompok itu masih mungkin efektif.
8. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
G. PEFORMA DAN KEPUASAN
Menurut Carron, Brawley dan Widmeyer (2009) mendefinisikan kohesivitas
kelompok sebagai proses dinamis yang terlihat melalui kecenderungan kelekatan dan
kebersatuan kelompok dalam pemenuhan tujuan dan atau kepuasan kebutuhan afeksi anggota
kelompok. Menurut Carron, Brawley, dan Widmeyer, (2009) mengemukakan ada 4 dimensi
kohesivitas kelompok yaitu :
(1) Group Integration-Task yaitu keterpaduan anggota kelompok dari tingkat kelompok yang
melakukan kesatuan individu yang meliputi aspek tugas,
(2) Group Integration-Sosial yaitu keterpaduan anggota kelompok dari tingkat kelompok
yang melakukan kesatuan individu meliputi aspek sosial,
(3) individual Attractions to The Group-Task yaitu ketertarikan individu masing -masing
anggota pada kelompok dan melibatkan pribadinya dalam aspek tugas kelompok,
(4) individual Attraction to The Group-Social adalah ketertarikan individu masing-masing
anggota pada kelompok dan melibatkan pribadinya dalam aspek hubungan sosial.
Menurut Wagner & Hollenbeck (2010) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kohesivitas kelompok, yaitu :
(1) Saling berbagi tentang diri sendiri,
(2) Menyetujui tujuan yang ingin dicapai kelompok,
(3) Frekuensi terhadap interaksi,
(4) Ukuran kelompok,
(5) Penghargaan terhadap kelompok,
(6) Evaluasi yang menyenangkan,
(7) Ancaman dari luar,
(8) Isolasi.
9. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong, Michael
dan Baron, 1998: 15). Hasibuan (2000: 34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
Menurut Stewart dan Brown (2009) ada 2 dimensi kinerja karyawan, yaitu :
(1) task performance yang terbagi menjadi
declarative knowledge adalah karyawan memahami tugas -tugas yang perlu dilakukan
untuk melaksanakan kewajiban dari pekerjaan yang diemban,
procedural knowledge and skill adalah informasi dan keahlian yang diperlukan
karyawan untuk mengambil tindakan kerja yang spesifik,
(2) citizenship performance terbagi menjadi
organizational citizenship adalah tindakan positif karyawan ditunjukan untuk
membantu organisasi secara keseluruhan untuk sukses.
interpersonal citizenship adalah tindakan positif karyawan yang ditunjukan untuk
membantu kesuksesan kerja rekan kerja.
10. Tugas 2
PERILAKUORGANISASI
GIMSON LUBIS / 530013396
Daftar Pustaka
Inisiasi 4. Perilaku_Kelompok_dan_Tim_Kerja. Fully online earling.2018 Universitas
Terbuka
Carron, A. V., Brawley, L. R., & Widmeyer. W. N. (2009). Dalam jurnal Development of a
Cohesion Questionnaire for Youth: The Youth Sport Environment Questionnaire.
Journal of sport and exercise psychology. Human kinetics, Inc.
Sobirin,A. Materi pokok perilaku organisasi. Tanggerang Selatan, Universitas terbuka 2016
Handayani Melinda (2017), analisis perilaku kelompok,tugas inisiasi4.Universitas terbuka
Sakti permata (2017) analisis perilaku organisasi di badan pusat statistik. Upbjj-Universitas
Terbuka
Armstrong, Michael dan Baron A.(1998). Performance Management (pp. 15-16) London:
institute of personel and develomment