SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
SEDIAAN SEMI SOLID
FA1_KELOMPOK 2_UBK26
1. WIDIYASTUTI (211FF05019)
2. ZULFAN (211FF05020)
3. RINI ARSINI (211FF05021)
4. ADINDA KUMALA S. (211FF05022)
5. ANDRI ZAINUDDIN (211FF05023)
6. CHILDA (211FF05024)
7. DANIEL SAPUTRA (211FF05025)
8. DESY NATALIA (211FF05026)
9. GERI AHMAD R. (211FF05027)
10. HEDIANA SANDI (211FF05028)
11. KARTIKA SARI (211FF05029)
12. LINGGA ARDHANA R. (211FF05030)
13. LISMA HERMAWATI(211FF05031)
14. LISNA CINTAWATI (211FF05032)
15. MARIA LAURENTIA(211FF05033)
16. MARIA M TEROK (211FF05034)
17. MEGI ASTASIA S. (211FF05035)
18. MELANI FARADILA S. (211FF05036)
(FI Edisi 6, 2020)
DEFINISI
SEMI SOLID
Sediaan semisolid adalah
sediaan setengah padat yang
dibuat untuk tujuan pengobatan
topikal melalui kulit. Bentuk
sediaan semi solid bervariasi
tergantung dengan bahan
pembawa yang digunakan.
BENTUK SEDIAAN SEMI SOLID
Sediaan semi padat yang
mengandung satu atau
lebih bahan obat.
(FI ed VI 2020 hal. 57)
Salep adalah sediaan setengah padat
ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. (FI
ed.VI hal.62)
Krim adalah bentuk sediaan
setengah padat
mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. (FI ed.VI
hal.55)
Sediaan semi padat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, yang
terpenetrasi oleh suatu cairan.
(FI ed VI,Hal. 48)
4
FAKTOR
PEMILIHAN
BASIS
SEDIAAN
1. Mudah digunakan (dioleskan)
2. Praktis, mudah dibawa
3. Mudah dibersihkan
4. Mudah pengabsorbsinya
5. Waktu tinggal lebih lama
KEUNTUNGA
N
1. Basis hidrokarbon:
 Sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda
2. Basis Absorpsi
 Kurang tepat bila digunakan sebagai pendukung
bahan antibiotik dan bahan kurang stabil karena
adanya air mempunyai sifat hidrofil atau dapat
mengikat air
KERUGIA
N
1. Umur
penderita
2. Lokasi/bagian
tubuh dimana
obat harus
bekerja
3.Kecepatandan
lamakerjaobatya
ngdikehendaki
4.Keadaanumum
penderita
Preformulasi merupakan langkah awal yang
dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat.
Preformulasi meliputi pengkajian tentang
karakteristik/ sifat-sifat dari bahan obat dan bahan
tambahan obat yang akan diformulasikan.
Karakteristik preformulasi:
1. Pemerian Zat Aktif dan Zat Tambahan
2. Kelarutan bahan obat
3. Stabilitas
4. Polimorfisme kristal
5. Pka
6. Ukuran partikel
7. pH
8. Titik lebur
PREFORMUL
ASI
TUJUAN
PREFORMULA
SI
• Untuk menentukan bentuk
sediaan yang tepat.
2.
• Untuk menentukan formula yang
tepat sehingga bisa menentukan
bahan-bahan yang akan
digunakan untuk membuat
sediaan.
3.
• Untuk mengetahui kestabilan dari
masing-masing bahan yang akan
digunakan dalam membuat
sediaan.
FORMULASI
Zat aktif Basis Zat tambahan
Menuut dirjen POM (2006).
Bahan zat) aktif adalah
bahan yang ditujukan
untuk menghasilkan khasiat
farmakologi atau efek
langsung dalam diagnosis .
Penyembuhan, peredaan,
pengobatan dan
pencegahan penyakit
Zat pembawa adalah
bagian inaktif dari sediaan
tropikal. Dapat berbentuk
cair atau padat. Yang
membawa bahan aktif
berkontak dengan kulit.
( YanhendrI dan Yenny.
2012).
Bahan selain zat atif
yang ditambahkan
dalam formulasi suatu
tujuan dan fungsi.
(Putri Rezky,dkk.,2016)
Contoh:
Keratolytic: Salicylic Acid
Acne: Sulphur
Anti-inflammatory:
Corticosteroid
Contoh:
Adeps lanae/Lanolin,
Vaselin
Contoh:
Pengawet, Dapar,
Humektan, Antioksidan,
Pengkompleks ,
Peningkat penetrasi
More..
ALAT YANG
DIGUNAKAN
Your Title
Here
https://www.ointmentplant.net/inline-
homogenizer.html
Inline
Homogenizer
Prinsip Kerja
Homogenizer bekerja dengan cara menekan
cairan dimana cairan tersebut dipaksa melalui
suatu celah yang sangat sempit lalu dibenturkan
ke suatu dinding atau ditumbuhkan pada peniti-
peniti yang ada didalam celah tersebut.
Cara kerja dari homogenizer ini sangat efektif
sehingga bisa didapatkan diameter partikel rata-
rata kurang dari 1 mikron tetapi homogenizer
dapat menaikkan temperatur emulsi sehingga
dibutuhkan pendinginan (Lieberman HA &
Lachman, 1994).
Q U A N T I I T E S
P R E S E N T A T I O N
Evaluasi Sediaan
Semi Solid
Evaluasi Sediaan
Evaluasi Kimia
Evaluasi Biologi
Tujuan : mengukur konsistensi atau kekentalan sediaan.
Prinsip :pengukuran konsistensi krim pada suhu kamar menggunakan viskometer
Brookfield Helipath stand dengan spindel pada kecepatan (putaran per menit) tertentu.
Hasil : konsintensi dinyatakan dalam cps (centi poise). (Donovan& Flanagan, 1996)
Viskositas (Donovan& Flanagan, 1996)
Tujuan : Menjamin distribusi bahan aktif yang homogen.
Prinsip : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus
menunjukkan susunan yang homogen.
Penafsiran hasil : Distribusi bahan aktif pada lapisan sediaan di permukaan kaca terlihat
merata (homogen). (Lachman, 1994)
Homogenitas
Tujuan: Memeriksa kesesuaian warna, bau, tekstur dan melihat pemisahan fase pada
sediaan di mana sedapat mungkin sesuai dengan spesifikasi sediaan yang telah
ditentukan selama formulasi.
Prinsip: pemeriksaan bau, warna, tekstur dan stabilitas sediaan menggunakan panca
indera.
Penafsiran hasil: warna, bau dan tekstur memenuhi spesifikasi formulasi (Lachman,
1994)
Organoleptis
Evaluasi Sediaan
Uji daya sebar
Prinsip : Meletakkan sediaan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri
kaca yang sama dan ditekan (selama 1 – 2 menit). Kemudian diameter penyebaran diukur
pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu
secara teratur). (Voight, 1994)
Uji daya lekat
Uji daya lekat adalah uji yang dilakukan secara visual dengan melihat apakah sediaan
dapat melekat sempurna apa tidak pada objeknya ketika diaplikasikan pada kulit. Daya
lekat merupakan kemampuan sediaan untuk menempel pada lapisan epidermis. (Zats &
Gregory, 1996)
Uji pH
Tujuan : mengetahui pH suatu bahan atau sediaan dan untuk mengetahui kesesuaiannya
dengan persyaratan yang telah ditentukan
Prinsip : pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
Penafsiran hasil : pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yang ditargetkan. pH
normal kulit manusia berkisar antara 4,5–6,5. (FI V, 2014)
Uji stabilitas
Prinsip : Sediaan krim dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi. Lalu, alat sentrifugasi
dinyalakan. Tutup alat dibuka dan dimasukkan tabung sentrifugasi ke dalam lubang lubang
tersebut (posisi harus sejajar). Kemudian, kecepatan putaran alat diatur ±30.000 rpm dan
ditunggu selama 15-30 menit. Tabung sedimentasi selanjutnya dikeluarkan dan diamati
pemisahan pada kedua formula sediaan krim. (Lachman,1994)
Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar (FI VI, 2020: 907).
I d e n t i f i k a s i
Evaluasi Biologi
Evaluasi Sediaan
Tujuan : Menentukan efektifitas pengawet
antimikroba yang ditambahkan pada sediaan
dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau
bahan pembawa berair .
Prinsip : Pengurangan jumlah mikroba yang
dimasukkan kedalam sediaan yang
mengandung pengawet dalam selang waktu
tertentu
hasil: Suatu pengawet dinyatakan efektif di
dalam sampel yang diuji, jika jumlah bakteri
viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak
lebih dari 0,1% dari jumlah awal. Jumlah
kapang dan khamir viabel selama 14 hari
pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah
awal. Jumlah tiap mikroba uji selama hari
tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau
kurang. (FI IV, hlm 854-855)
U j i e f e k t i v i t a s
p e n g a w e t
Evaluasi Kimia
P e n e t a p a n K a d a r
Penetapan kadar dilakukan dengan cara kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). (FI VI, 2020: 907)
Prinsip: Menguji sterilitas suatu bahan
dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan
mikroba pada inkubasi bahan uji
Hasil:
- Tahap Pertama: Memenuhi syarat uji jika
pada interval waktu tertentu dan pada
akhir periode inkubasi, diamati tidak
terdapat kekeruhan atau pertumbuhan
mikroba pada permukaan, kecuali
teknik pengujian dinyatakan tidak
absah. Jika ternyata uji tidak absah,
maka dilakukan pengujian Tahap Kedua.
- Tahap Kedua: Memenuhi syarat uji jika
tidak ditemukan pertumbuhan mikroba
pada pengujian terhadap minimal 2 kali
jumlah sampel uji tahap I. (FI IV, hlm
855-863)
U j i S t e r i l i t a s
Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Dirjen POM. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Donovan , M. D., dan Flanagan, D. R. (1996). Bioavalability of Disperse Dosage Forms,
dalam Liberman, H. A., Lachman, L., Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms:
Disperse System, 2nd Ed., Marcell Dekker Inc., New York, 2, 316.
Lachman, L., & Lieberman, H. A.( 1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi Kedua,
1091-1098, UI Press, Jakarta.
Voight, R. (1994). Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani,
N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
Zats, J. L., Gregory P. K., Liebermen, H. A., Rieger, M. M., dan Banker, G. S. (1996),
Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Marcel Dekker Inc, New
York.
UNIVERSITAS BAKTI KENCANA
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI
APOTEKER
2121
TERIMA KASIH
17

More Related Content

What's hot

Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Kezia Hani Novita
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Kezia Hani Novita
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Kezia Hani Novita
 

What's hot (19)

Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Laporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitasLaporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitas
 
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
Antihistamin  FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSARAntihistamin  FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm3322 6485-1-sm
3322 6485-1-sm
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3Jurnal praktikum fitofarmasi 3
Jurnal praktikum fitofarmasi 3
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Tugas pendahuluan
Tugas pendahuluanTugas pendahuluan
Tugas pendahuluan
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Doksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentationDoksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentation
 

Similar to farmasetika suppositoria Bikasodil

EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
ssuserc3081c
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
dyana55
 

Similar to farmasetika suppositoria Bikasodil (20)

1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
1. SEDIAAN SOLIDA.pptx1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
1. SEDIAAN SOLIDA.pptx
 
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdfBuku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
 
jurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdfjurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdf
 
2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx2.Pendahuluan.pptx
2.Pendahuluan.pptx
 
PPT-UEU-Farmasi-Fisika-10.pptx
PPT-UEU-Farmasi-Fisika-10.pptxPPT-UEU-Farmasi-Fisika-10.pptx
PPT-UEU-Farmasi-Fisika-10.pptx
 
Uji Disolusi Terbanding Sediaan Tablet..
Uji Disolusi Terbanding Sediaan Tablet..Uji Disolusi Terbanding Sediaan Tablet..
Uji Disolusi Terbanding Sediaan Tablet..
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Analisis makanan kosmetik dan perbekalan farmasi apriska noviarni-n11115014
Analisis makanan kosmetik dan perbekalan farmasi apriska noviarni-n11115014Analisis makanan kosmetik dan perbekalan farmasi apriska noviarni-n11115014
Analisis makanan kosmetik dan perbekalan farmasi apriska noviarni-n11115014
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
 
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 UJI PRAKLINIK OT.pptx UJI PRAKLINIK OT.pptx
UJI PRAKLINIK OT.pptx
 
GCP - UJI KLINIK.pptx
GCP - UJI KLINIK.pptxGCP - UJI KLINIK.pptx
GCP - UJI KLINIK.pptx
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
 
DASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINERDASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINER
 

Recently uploaded

distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 

farmasetika suppositoria Bikasodil

  • 1. SEDIAAN SEMI SOLID FA1_KELOMPOK 2_UBK26 1. WIDIYASTUTI (211FF05019) 2. ZULFAN (211FF05020) 3. RINI ARSINI (211FF05021) 4. ADINDA KUMALA S. (211FF05022) 5. ANDRI ZAINUDDIN (211FF05023) 6. CHILDA (211FF05024) 7. DANIEL SAPUTRA (211FF05025) 8. DESY NATALIA (211FF05026) 9. GERI AHMAD R. (211FF05027) 10. HEDIANA SANDI (211FF05028) 11. KARTIKA SARI (211FF05029) 12. LINGGA ARDHANA R. (211FF05030) 13. LISMA HERMAWATI(211FF05031) 14. LISNA CINTAWATI (211FF05032) 15. MARIA LAURENTIA(211FF05033) 16. MARIA M TEROK (211FF05034) 17. MEGI ASTASIA S. (211FF05035) 18. MELANI FARADILA S. (211FF05036)
  • 2. (FI Edisi 6, 2020) DEFINISI SEMI SOLID Sediaan semisolid adalah sediaan setengah padat yang dibuat untuk tujuan pengobatan topikal melalui kulit. Bentuk sediaan semi solid bervariasi tergantung dengan bahan pembawa yang digunakan.
  • 3. BENTUK SEDIAAN SEMI SOLID Sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat. (FI ed VI 2020 hal. 57) Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. (FI ed.VI hal.62) Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (FI ed.VI hal.55) Sediaan semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, yang terpenetrasi oleh suatu cairan. (FI ed VI,Hal. 48)
  • 4. 4 FAKTOR PEMILIHAN BASIS SEDIAAN 1. Mudah digunakan (dioleskan) 2. Praktis, mudah dibawa 3. Mudah dibersihkan 4. Mudah pengabsorbsinya 5. Waktu tinggal lebih lama KEUNTUNGA N 1. Basis hidrokarbon:  Sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda 2. Basis Absorpsi  Kurang tepat bila digunakan sebagai pendukung bahan antibiotik dan bahan kurang stabil karena adanya air mempunyai sifat hidrofil atau dapat mengikat air KERUGIA N 1. Umur penderita 2. Lokasi/bagian tubuh dimana obat harus bekerja 3.Kecepatandan lamakerjaobatya ngdikehendaki 4.Keadaanumum penderita
  • 5. Preformulasi merupakan langkah awal yang dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat. Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik/ sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang akan diformulasikan. Karakteristik preformulasi: 1. Pemerian Zat Aktif dan Zat Tambahan 2. Kelarutan bahan obat 3. Stabilitas 4. Polimorfisme kristal 5. Pka 6. Ukuran partikel 7. pH 8. Titik lebur PREFORMUL ASI
  • 6. TUJUAN PREFORMULA SI • Untuk menentukan bentuk sediaan yang tepat. 2. • Untuk menentukan formula yang tepat sehingga bisa menentukan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat sediaan. 3. • Untuk mengetahui kestabilan dari masing-masing bahan yang akan digunakan dalam membuat sediaan.
  • 7. FORMULASI Zat aktif Basis Zat tambahan Menuut dirjen POM (2006). Bahan zat) aktif adalah bahan yang ditujukan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis . Penyembuhan, peredaan, pengobatan dan pencegahan penyakit Zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan tropikal. Dapat berbentuk cair atau padat. Yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. ( YanhendrI dan Yenny. 2012). Bahan selain zat atif yang ditambahkan dalam formulasi suatu tujuan dan fungsi. (Putri Rezky,dkk.,2016) Contoh: Keratolytic: Salicylic Acid Acne: Sulphur Anti-inflammatory: Corticosteroid Contoh: Adeps lanae/Lanolin, Vaselin Contoh: Pengawet, Dapar, Humektan, Antioksidan, Pengkompleks , Peningkat penetrasi
  • 9.
  • 10.
  • 11. Prinsip Kerja Homogenizer bekerja dengan cara menekan cairan dimana cairan tersebut dipaksa melalui suatu celah yang sangat sempit lalu dibenturkan ke suatu dinding atau ditumbuhkan pada peniti- peniti yang ada didalam celah tersebut. Cara kerja dari homogenizer ini sangat efektif sehingga bisa didapatkan diameter partikel rata- rata kurang dari 1 mikron tetapi homogenizer dapat menaikkan temperatur emulsi sehingga dibutuhkan pendinginan (Lieberman HA & Lachman, 1994).
  • 12.
  • 13. Q U A N T I I T E S P R E S E N T A T I O N Evaluasi Sediaan Semi Solid Evaluasi Sediaan Evaluasi Kimia Evaluasi Biologi
  • 14. Tujuan : mengukur konsistensi atau kekentalan sediaan. Prinsip :pengukuran konsistensi krim pada suhu kamar menggunakan viskometer Brookfield Helipath stand dengan spindel pada kecepatan (putaran per menit) tertentu. Hasil : konsintensi dinyatakan dalam cps (centi poise). (Donovan& Flanagan, 1996) Viskositas (Donovan& Flanagan, 1996) Tujuan : Menjamin distribusi bahan aktif yang homogen. Prinsip : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen. Penafsiran hasil : Distribusi bahan aktif pada lapisan sediaan di permukaan kaca terlihat merata (homogen). (Lachman, 1994) Homogenitas Tujuan: Memeriksa kesesuaian warna, bau, tekstur dan melihat pemisahan fase pada sediaan di mana sedapat mungkin sesuai dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama formulasi. Prinsip: pemeriksaan bau, warna, tekstur dan stabilitas sediaan menggunakan panca indera. Penafsiran hasil: warna, bau dan tekstur memenuhi spesifikasi formulasi (Lachman, 1994) Organoleptis Evaluasi Sediaan Uji daya sebar Prinsip : Meletakkan sediaan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama dan ditekan (selama 1 – 2 menit). Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur). (Voight, 1994) Uji daya lekat Uji daya lekat adalah uji yang dilakukan secara visual dengan melihat apakah sediaan dapat melekat sempurna apa tidak pada objeknya ketika diaplikasikan pada kulit. Daya lekat merupakan kemampuan sediaan untuk menempel pada lapisan epidermis. (Zats & Gregory, 1996) Uji pH Tujuan : mengetahui pH suatu bahan atau sediaan dan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan yang telah ditentukan Prinsip : pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi Penafsiran hasil : pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yang ditargetkan. pH normal kulit manusia berkisar antara 4,5–6,5. (FI V, 2014) Uji stabilitas Prinsip : Sediaan krim dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi. Lalu, alat sentrifugasi dinyalakan. Tutup alat dibuka dan dimasukkan tabung sentrifugasi ke dalam lubang lubang tersebut (posisi harus sejajar). Kemudian, kecepatan putaran alat diatur ±30.000 rpm dan ditunggu selama 15-30 menit. Tabung sedimentasi selanjutnya dikeluarkan dan diamati pemisahan pada kedua formula sediaan krim. (Lachman,1994)
  • 15. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar (FI VI, 2020: 907). I d e n t i f i k a s i Evaluasi Biologi Evaluasi Sediaan Tujuan : Menentukan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair . Prinsip : Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan kedalam sediaan yang mengandung pengawet dalam selang waktu tertentu hasil: Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam sampel yang diuji, jika jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal. Jumlah kapang dan khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau kurang. (FI IV, hlm 854-855) U j i e f e k t i v i t a s p e n g a w e t Evaluasi Kimia P e n e t a p a n K a d a r Penetapan kadar dilakukan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). (FI VI, 2020: 907) Prinsip: Menguji sterilitas suatu bahan dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji Hasil: - Tahap Pertama: Memenuhi syarat uji jika pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, diamati tidak terdapat kekeruhan atau pertumbuhan mikroba pada permukaan, kecuali teknik pengujian dinyatakan tidak absah. Jika ternyata uji tidak absah, maka dilakukan pengujian Tahap Kedua. - Tahap Kedua: Memenuhi syarat uji jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba pada pengujian terhadap minimal 2 kali jumlah sampel uji tahap I. (FI IV, hlm 855-863) U j i S t e r i l i t a s
  • 16. Dirjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen POM. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Donovan , M. D., dan Flanagan, D. R. (1996). Bioavalability of Disperse Dosage Forms, dalam Liberman, H. A., Lachman, L., Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, 2nd Ed., Marcell Dekker Inc., New York, 2, 316. Lachman, L., & Lieberman, H. A.( 1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta. Voight, R. (1994). Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press. Zats, J. L., Gregory P. K., Liebermen, H. A., Rieger, M. M., dan Banker, G. S. (1996), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Marcel Dekker Inc, New York.
  • 17. UNIVERSITAS BAKTI KENCANA FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER 2121 TERIMA KASIH 17