SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ATROPIN SULFAT INJEKSI
0,5 mg/mL
Oleh :
NURDIANA KHAMARDI PUTRI
NPM 21181055
Pembimbing :
Dr. Patonah, M.Si., Apt.
Atropin Sulfat
Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih
dari 101,0% (C17H23NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap
zat anhidrat
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur; putih;
tidak berbau; mengembang di udara kering;
perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya
Pemerian
Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol, terlebih dalam etanol
mendidih; mudah larut dalam gliserin (FI V,
2014 : hal 190-191)
Kelarutan
Atropin Sulfat Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspense yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir (FI III, 1979:
hal 13)
Atropine Sulfate injeksi merupakan golongan obat keras
(BPOM RI, 2017).
Tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
dengan huruf K yang menyentuh garis tepi (KepMenKes
RI Nomor : 02396/A/SK/VIII/86).
Golongan
Kimia
Bentuk
senyawa
aktif
Golongan
Farmakologi
Kekuatan
Amina alkaloid tersier
(Katzung, 2012: hal 115).
Atropin sulfat merupakan bentuk
garamnya
Karena kelarutan atropin yaitu
sangat sedikit larut dalam air,
sedangkan kelarutan atropin sulfat
sangat larut dalam air (BP, 2009;
hal 470).
Atropine sulfat injeksi 0,5 mg/ml
Antimuskarinik, antispasmodik
(AHFS, 2011).
Uraian dan Analisis Farmakologi
Mekanisme
Kerja
Antagonis reseptor muskarinik
mengurangi efek ACh dengan
menghambat secara kompetitif
ikatannya dengan reseptor
kolinergik muskarinik (Brunton, et
al, 2008 : hal 119).
Cepat dan terserap
dengan baik setelah injeksi
IM
Sekitar 30-50%
diekskresikan dalam urin
tidak berubah.
Diekskresikan terutama
melalui ginjal
Didistribusikan dengan
cepat dan merata ke
seluruh tubuh, termasuk
CNS, ASI, placenta
Melalui hati
ADME
Nasib Obat dalam Tubuh
Indikasi
Kontraindikasi
Bradikardi
Pre-anestesi
Antidotum Organofosfat &
Karbamat
Glaukoma sudut tertutup
Hipersensitivitas
Penyakit GIT obstruktif
Uropati obstruktif
Atonia usus
Kolitis ulseratif
Takikardi
Perdarahan akut
Myasthenia gravis
Efek
Samping
Toksistas
Gangguan GIT
Gangguan CNS
Gangguan genitourinari
Pusing
Aritmia
Ruam
Mual, muntah
Penglihatan kabur
Edema paru
Anafilaksis
Dosis dan Perhitungan
Indikasi Bradikardi
Secara IV
0,5 mg; dapat mengulangi dosis pada interval 3-5 menit hingga dosis total 3 mg (AHFS, 2011).
0,5 mg
0,5 mg
x 1 ml = 1 ml (1 ampul)
Interaksi Obat
Interaksi Obat Bukti Klinis Mekanisme Penatalaksanaan
Phenylephrine Phenylephrine
meningkatkan
tekanan darah
diastolik dan sistolik
setelah menggunakan
atropin
Phenylephrine menyebabkan
vasokonstriksi, yang dapat
meningkatkan tekanan
darah. jika mekanisme
kolinergik ini diblokir oleh
atropin atau antimuskarinik
lainnya, peningkatan tekanan
darah sebagian besar tidak
terkontrol
Menggunakan konsentrasi
phenylephrine yang lebih
rendah
(Baxter, 2008; hal 889-890).
Simpan pada suhu ruang
terkontrol 15°-30°C (59°
F hingga 86° F); hindari
pembekuan. Dan harus
dilindungi dari cahaya
(DIH, 2009).
 Kehamilan : Kategori C
 Ibu menyusui : Berhati-
hati
 Pediatrik : Rentan toksik
 Geriatri : Rentan efek
atropin
 Gangguan hati dan
ginjal
 Neuropati
 Down Syndrome
 Hipertensi
 Hipertiroidisme
Kondisi Khusus
Perhatian
Penyimpanan
Analisis Preformulasi, Formulasi
dan Usulan Formula
Formula Utama (Niazi, 2009)
R/ Atropin sulfat 0,525 mg
Asam asetat 0,0003 mL
Na asetat 1,20 mg
NaCl 6,50 mg
Na metabisulfit 1,00 mg
API ad 1 mL
Gas nitrogen qs
Formula Umum (Lachman,1986)
• Zat aktif
• Eksipien
Pelarut
Pengawet
Dapar
Zat pembuat tonisitas
Perhitungan Formula
• Dibuat injeksi atropin sulfat 0,5 mg/ml sebanyak 100 ampul
• Total pembuatan = 1 ml x 100 ampul = 100 ml
• Dilebihkan 10 % = 110 ml
• Atropin sulfat 0,525 mg =
0,525 mg
1 ml
x 110 ml = 57,75 mg
• Asam asetat 0,0003 ml =
0,0003 ml
1 ml
x 110 ml = 0,033 ml
• Na asetat 1,20 mg =
1,20 mg
1 ml
x 110 ml = 132 mg
• NaCl 6,50 mg =
6,50 mg
1 ml
x 110 ml = 715 mg
• Na metabisulfit 1,0 mg =
1,0 mg
1 ml
x 110 ml = 110 mg
• Aq Pro Injeksi = ad 110 ml
• Nitrogen gas = qs
Prosedur Pembuatan dan
IPC
1. Didihkan air pro injeksi, kemudian didinginkan
pada suhu kamar
2. Tambahkan item 1 hingga 5, satu per satu, dengan
pencampuran yang kuat.
3. Ukur pH 4,0 hingga 6,0
4. Filter menggunakan filter ukuran 0,22 μm.
5. Isi 1,1 mL ke dalam ampul kaca tipe I.
6. Sterilisasi akhir pada suhu 116oC selama 30
menit.
7. Sediaan di evaluasi kejernihan dan sterilitas
• Uji Kejernihan dan Warna
• Pemeriksaan pH
• Pemeriksaan Bahan Partikulat
Uji Mutu Farmasetik
Sediaan Akhir
o Uji Sterilitas
o Uji Endotoksin Bakteri
o Uji Pirogen
Evaluasi Biologi
o Identifikasi secara
kromatografi lapis tipis
o Penetapan kadar dengan cara
KCKT
Evaluasi Kimia
o Penetapan Volume Injeksi dalam
Wadah
o Pemeriksaan Bahan Partikulat
o Pemeriksaan pH
o Evaluasi kejernihan
o Uji Kebocoran
Evaluasi Fisik
Gugus Fungsi, Jenis Ikatan
& Rangka Molekul
• Gugus fungsi
Alkohol
Ester
• Jenis ikatan
Ikatan kovalen
• Rangka molekul
Tropan Alkaloid
Text Text Text
Add Text Text Text Text
Add Text Text Text Text
Add Text Text Text Text
Data Spektrofotometri UV
Konsentrasi 50 mg/100 mL
Data Spektrofotometri IR
Frekuensi
(cm -1)
Daerah
3070 OH (ikatan hidrogen)
2930 CH (stretch)
2810 N-CH3
1725
O
II
O-C-R (ester)
1595, 1580 C=C aromatic
1155, 1030 C-O-C (eter)
770,725,690
5H (mono substituted
aromatics)
Stabilitas dan Kemurnian
Stabilitas : Penguraian pada suhu kamar
terjadi sangat lambat. Hidrolisis atropin dikatalisis
oleh ion hidrogen dan ion hidroksida. Pada suhu
25oC, laju hidrolisis minimal pada pH 3,8. Pada pH
1,2 atropin akan rusak sebanyak 3%; dan sekitar pH
5,6 tingkat degradasi sebanayak 21%. Atropine sulfat
secara perlahan dipengaruhi oleh cahaya (Codex,
2002; hal 749).
Kemurnian : Atropin sulfat mengandung
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari
101,0% (C17H23NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Jarak lebur : Tidak lebih rendah dari 187o;
lakukan penetapan setelah dikeringkan pada suhu
120o selama 4 jam.
Rotasi optik : Antara -0,60o dan + 0,05o (FI V,
2014 : hal 190-191).
Metode-Metode Analisis dalam
Pengujian Mutu Bahan Baku & Sediaan
• Identifikasi secara
kromatografi lapis tipis
• Penetapan kadar
dengan cara KCKT
Metode Analisis
Pengujian Mutu
• Metode Utama
Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi
• Metode Alternatif
Spektrofotometri UV
Usulan Pengujian
Mutu
Daftar Pustaka
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L. (2009). Drug Information Handbook, 17th edition. America: Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association.
Baxter, K. (Ed.). (2008). Stockley’s Drug Interactions 8th edition. London UK : Pharmaceutical Press.
British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia. Volume 1 & 2. London: The British Pharmacopoeia Commission.
Brunton, L., K. Parker, D. Blumenthal, L. Buxton. (2008). Goodman & Gilman’s Manual of Pharmacology and Therapeutic. NewYork: McGrawHill.
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Dibbern, H.W., R.M. Muller, E. Wirbitzki. (2002). UV and IR Spectra: Pharmaceutical Subtances (UV and IR) and Pharmaceutical and Cosmetic Excipients
(IR). Germany : Editio Cantor Verlag.
Florey, K. (1986). Analitical Profiles of Drugs Substance, vol. 14. New York : Academic Press Inc.
Katzung, B.G. (2012). Basic & Clinical Pharmacology 12th ed. USA: McGraw Hill Companies.
McEvoy, Gerald K. (2011). AHFS Drug Information Essential. Bethesda, Maryland : American Society of Health System Pharmacists®.
Menkes RI. (1986). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 02396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Niazi, Sarfaraz K. (2009). Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Steril Products, Volume Six Second Edition. New York : Informa
healthcare.
Sweetman, Sean C., et al., (2009). Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth edition. London : Published by the Pharmaceutical Press.
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
Rukmana Suharta
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
ershahasan
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
KANDA IZUL
 

What's hot (20)

Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
Evaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi keringEvaluasi granulasi kering
Evaluasi granulasi kering
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan AntidotumRangkuman Toksikologi dan Antidotum
Rangkuman Toksikologi dan Antidotum
 
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatikpengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
pengaruh suhu terhadap reakzi enzimatik
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Praktikum sedasi
Praktikum sedasi Praktikum sedasi
Praktikum sedasi
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
 
Praktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.sarasPraktikum imunologi by.saras
Praktikum imunologi by.saras
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatik
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatikPengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatik
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatik
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 

Similar to UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx

Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Aullyha
 
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
ssuserd986061
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launchFinal sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Made Supadma
 

Similar to UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx (20)

mentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptxmentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptx
 
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
 
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
 
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptxPPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
 
02 jurnal ciplukan dm
02 jurnal ciplukan dm02 jurnal ciplukan dm
02 jurnal ciplukan dm
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
Artikel fenil tiourea
Artikel fenil tioureaArtikel fenil tiourea
Artikel fenil tiourea
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
Antihistamin atau antagonis histamin me
Antihistamin atau antagonis histamin meAntihistamin atau antagonis histamin me
Antihistamin atau antagonis histamin me
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
 
Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignan
Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignanMechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignan
Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignan
 
Laporan analisis kosmetik dan alat kesehatan
Laporan analisis kosmetik dan alat kesehatanLaporan analisis kosmetik dan alat kesehatan
Laporan analisis kosmetik dan alat kesehatan
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
Antihistamin  FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSARAntihistamin  FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
Antihistamin FARMAKOLOGI 2 AKADEMI FARMASI SANDI KARSA MAKASSAR
 
ANTIKOAGULAN DAN ANTI HIPERTENSI kel 7.pptx
ANTIKOAGULAN DAN ANTI HIPERTENSI kel 7.pptxANTIKOAGULAN DAN ANTI HIPERTENSI kel 7.pptx
ANTIKOAGULAN DAN ANTI HIPERTENSI kel 7.pptx
 
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launchFinal sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
 

More from dyana55 (6)

presentasi OHT.pptx
presentasi OHT.pptxpresentasi OHT.pptx
presentasi OHT.pptx
 
PPT PKPA.pptx
PPT PKPA.pptxPPT PKPA.pptx
PPT PKPA.pptx
 
1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx1.1 APOTEK.pptx
1.1 APOTEK.pptx
 
TUGAS KELOMPOK KELAS XI.pptx
TUGAS KELOMPOK KELAS XI.pptxTUGAS KELOMPOK KELAS XI.pptx
TUGAS KELOMPOK KELAS XI.pptx
 
KD 3.1 4.1 SIMPLISIA FLOS (BUNGA).pptx
KD 3.1 4.1 SIMPLISIA FLOS (BUNGA).pptxKD 3.1 4.1 SIMPLISIA FLOS (BUNGA).pptx
KD 3.1 4.1 SIMPLISIA FLOS (BUNGA).pptx
 
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptxPENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx

  • 1. ATROPIN SULFAT INJEKSI 0,5 mg/mL Oleh : NURDIANA KHAMARDI PUTRI NPM 21181055 Pembimbing : Dr. Patonah, M.Si., Apt.
  • 2. Atropin Sulfat Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% (C17H23NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur; putih; tidak berbau; mengembang di udara kering; perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya Pemerian Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol, terlebih dalam etanol mendidih; mudah larut dalam gliserin (FI V, 2014 : hal 190-191) Kelarutan
  • 3. Atropin Sulfat Injeksi Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspense yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir (FI III, 1979: hal 13) Atropine Sulfate injeksi merupakan golongan obat keras (BPOM RI, 2017). Tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi (KepMenKes RI Nomor : 02396/A/SK/VIII/86).
  • 4. Golongan Kimia Bentuk senyawa aktif Golongan Farmakologi Kekuatan Amina alkaloid tersier (Katzung, 2012: hal 115). Atropin sulfat merupakan bentuk garamnya Karena kelarutan atropin yaitu sangat sedikit larut dalam air, sedangkan kelarutan atropin sulfat sangat larut dalam air (BP, 2009; hal 470). Atropine sulfat injeksi 0,5 mg/ml Antimuskarinik, antispasmodik (AHFS, 2011). Uraian dan Analisis Farmakologi Mekanisme Kerja Antagonis reseptor muskarinik mengurangi efek ACh dengan menghambat secara kompetitif ikatannya dengan reseptor kolinergik muskarinik (Brunton, et al, 2008 : hal 119).
  • 5. Cepat dan terserap dengan baik setelah injeksi IM Sekitar 30-50% diekskresikan dalam urin tidak berubah. Diekskresikan terutama melalui ginjal Didistribusikan dengan cepat dan merata ke seluruh tubuh, termasuk CNS, ASI, placenta Melalui hati ADME Nasib Obat dalam Tubuh
  • 6. Indikasi Kontraindikasi Bradikardi Pre-anestesi Antidotum Organofosfat & Karbamat Glaukoma sudut tertutup Hipersensitivitas Penyakit GIT obstruktif Uropati obstruktif Atonia usus Kolitis ulseratif Takikardi Perdarahan akut Myasthenia gravis
  • 7. Efek Samping Toksistas Gangguan GIT Gangguan CNS Gangguan genitourinari Pusing Aritmia Ruam Mual, muntah Penglihatan kabur Edema paru Anafilaksis
  • 8. Dosis dan Perhitungan Indikasi Bradikardi Secara IV 0,5 mg; dapat mengulangi dosis pada interval 3-5 menit hingga dosis total 3 mg (AHFS, 2011). 0,5 mg 0,5 mg x 1 ml = 1 ml (1 ampul)
  • 9. Interaksi Obat Interaksi Obat Bukti Klinis Mekanisme Penatalaksanaan Phenylephrine Phenylephrine meningkatkan tekanan darah diastolik dan sistolik setelah menggunakan atropin Phenylephrine menyebabkan vasokonstriksi, yang dapat meningkatkan tekanan darah. jika mekanisme kolinergik ini diblokir oleh atropin atau antimuskarinik lainnya, peningkatan tekanan darah sebagian besar tidak terkontrol Menggunakan konsentrasi phenylephrine yang lebih rendah (Baxter, 2008; hal 889-890).
  • 10. Simpan pada suhu ruang terkontrol 15°-30°C (59° F hingga 86° F); hindari pembekuan. Dan harus dilindungi dari cahaya (DIH, 2009).  Kehamilan : Kategori C  Ibu menyusui : Berhati- hati  Pediatrik : Rentan toksik  Geriatri : Rentan efek atropin  Gangguan hati dan ginjal  Neuropati  Down Syndrome  Hipertensi  Hipertiroidisme Kondisi Khusus Perhatian Penyimpanan
  • 11. Analisis Preformulasi, Formulasi dan Usulan Formula Formula Utama (Niazi, 2009) R/ Atropin sulfat 0,525 mg Asam asetat 0,0003 mL Na asetat 1,20 mg NaCl 6,50 mg Na metabisulfit 1,00 mg API ad 1 mL Gas nitrogen qs Formula Umum (Lachman,1986) • Zat aktif • Eksipien Pelarut Pengawet Dapar Zat pembuat tonisitas
  • 12. Perhitungan Formula • Dibuat injeksi atropin sulfat 0,5 mg/ml sebanyak 100 ampul • Total pembuatan = 1 ml x 100 ampul = 100 ml • Dilebihkan 10 % = 110 ml • Atropin sulfat 0,525 mg = 0,525 mg 1 ml x 110 ml = 57,75 mg • Asam asetat 0,0003 ml = 0,0003 ml 1 ml x 110 ml = 0,033 ml • Na asetat 1,20 mg = 1,20 mg 1 ml x 110 ml = 132 mg • NaCl 6,50 mg = 6,50 mg 1 ml x 110 ml = 715 mg • Na metabisulfit 1,0 mg = 1,0 mg 1 ml x 110 ml = 110 mg • Aq Pro Injeksi = ad 110 ml • Nitrogen gas = qs
  • 13. Prosedur Pembuatan dan IPC 1. Didihkan air pro injeksi, kemudian didinginkan pada suhu kamar 2. Tambahkan item 1 hingga 5, satu per satu, dengan pencampuran yang kuat. 3. Ukur pH 4,0 hingga 6,0 4. Filter menggunakan filter ukuran 0,22 μm. 5. Isi 1,1 mL ke dalam ampul kaca tipe I. 6. Sterilisasi akhir pada suhu 116oC selama 30 menit. 7. Sediaan di evaluasi kejernihan dan sterilitas • Uji Kejernihan dan Warna • Pemeriksaan pH • Pemeriksaan Bahan Partikulat
  • 14. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir o Uji Sterilitas o Uji Endotoksin Bakteri o Uji Pirogen Evaluasi Biologi o Identifikasi secara kromatografi lapis tipis o Penetapan kadar dengan cara KCKT Evaluasi Kimia o Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah o Pemeriksaan Bahan Partikulat o Pemeriksaan pH o Evaluasi kejernihan o Uji Kebocoran Evaluasi Fisik
  • 15. Gugus Fungsi, Jenis Ikatan & Rangka Molekul • Gugus fungsi Alkohol Ester • Jenis ikatan Ikatan kovalen • Rangka molekul Tropan Alkaloid
  • 16. Text Text Text Add Text Text Text Text Add Text Text Text Text Add Text Text Text Text Data Spektrofotometri UV Konsentrasi 50 mg/100 mL
  • 17. Data Spektrofotometri IR Frekuensi (cm -1) Daerah 3070 OH (ikatan hidrogen) 2930 CH (stretch) 2810 N-CH3 1725 O II O-C-R (ester) 1595, 1580 C=C aromatic 1155, 1030 C-O-C (eter) 770,725,690 5H (mono substituted aromatics)
  • 18. Stabilitas dan Kemurnian Stabilitas : Penguraian pada suhu kamar terjadi sangat lambat. Hidrolisis atropin dikatalisis oleh ion hidrogen dan ion hidroksida. Pada suhu 25oC, laju hidrolisis minimal pada pH 3,8. Pada pH 1,2 atropin akan rusak sebanyak 3%; dan sekitar pH 5,6 tingkat degradasi sebanayak 21%. Atropine sulfat secara perlahan dipengaruhi oleh cahaya (Codex, 2002; hal 749). Kemurnian : Atropin sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% (C17H23NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat. Jarak lebur : Tidak lebih rendah dari 187o; lakukan penetapan setelah dikeringkan pada suhu 120o selama 4 jam. Rotasi optik : Antara -0,60o dan + 0,05o (FI V, 2014 : hal 190-191).
  • 19. Metode-Metode Analisis dalam Pengujian Mutu Bahan Baku & Sediaan • Identifikasi secara kromatografi lapis tipis • Penetapan kadar dengan cara KCKT Metode Analisis Pengujian Mutu • Metode Utama Kromatografi Cair Kinerja Tinggi • Metode Alternatif Spektrofotometri UV Usulan Pengujian Mutu
  • 20. Daftar Pustaka Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L. (2009). Drug Information Handbook, 17th edition. America: Lexi-Comp for the American Pharmacists Association. Baxter, K. (Ed.). (2008). Stockley’s Drug Interactions 8th edition. London UK : Pharmaceutical Press. British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia. Volume 1 & 2. London: The British Pharmacopoeia Commission. Brunton, L., K. Parker, D. Blumenthal, L. Buxton. (2008). Goodman & Gilman’s Manual of Pharmacology and Therapeutic. NewYork: McGrawHill. Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dibbern, H.W., R.M. Muller, E. Wirbitzki. (2002). UV and IR Spectra: Pharmaceutical Subtances (UV and IR) and Pharmaceutical and Cosmetic Excipients (IR). Germany : Editio Cantor Verlag. Florey, K. (1986). Analitical Profiles of Drugs Substance, vol. 14. New York : Academic Press Inc. Katzung, B.G. (2012). Basic & Clinical Pharmacology 12th ed. USA: McGraw Hill Companies. McEvoy, Gerald K. (2011). AHFS Drug Information Essential. Bethesda, Maryland : American Society of Health System Pharmacists®. Menkes RI. (1986). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 02396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Niazi, Sarfaraz K. (2009). Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Steril Products, Volume Six Second Edition. New York : Informa healthcare. Sweetman, Sean C., et al., (2009). Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth edition. London : Published by the Pharmaceutical Press.