Advertisement
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Advertisement
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Advertisement
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Upcoming SlideShare
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Loading in ... 3
1 of 13
Advertisement

More Related Content

Advertisement
Advertisement

Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)

  1. LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI ANALISIS PIGMEN TANAMAN DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS DOSEN PENGAMPU : DIAN YUNI PRATIWI, S. Si, M. Si DISUSUN OLEH : Wafa Aufia 35.2014.7.1.0974 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR NGAWI 2016
  2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tumbuhan yang memiliki warna disebabkan karena tumbuhan itu mengandung pigmen warna didalamnya sehingga tumbuhan- tumbuhan memiliki perbedaan warna yang beragam karena adanya pigmen yang beragam. Dalam satu tumbuhan bunga ataupun daunnya pun tidak dipastikan hanya memiliki satu jenis pigmen warna, dalam satu jenis tumbuhan dapat diperkirakan terdiri dari beberapa komponen pigmen berwarna. Untuk menganalisis secara kualitatif komponen pigmen apa saja yang terdapat dalam tumbuhan kita dapat menguunakan metode kromatografi kertas yang cukup mudah sehingga kita juga dapat mengisolasi komponen-komponen pigmen dalam suatu bagian tumbuhan yang diinginkan. Dengan konsep yang tidak berbeda dengan pemisahan zat pewarna pada spidol seperti yang telah kita lakukan dipraktikum sebelumnya. Berbagai jenis pigmen dalam tanaman sendiri memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan warna yang muncul dan memiliki manfaatnya sendiri seperti antosianin dan licopen yang menimbulkan warna memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat menyembuhkan kanker, sehingga penting untuk mahasiswi farmasi untu mengetahui dasar cara menganalisis pigmen tumbuhan secara kualitatif untuk dapat menentukan apa yang terkandung dalam tanaman-tanaman tersebut sehingga manfaat dari tanaman tersebut bisa dikembangkan untuk menemukan berbagai obat alami baru. B. Tujuan Mampu melakukan pemisahan pigmen tanaman dengan kromatografi kertas.
  3. BAB II DASAR TEORI Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007) Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007) Kromatografi Kertas dan Kromatografi lainnya pada dasarnya memiliki prinsip dasar yang menggunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) dengan mekanisme sorpsi yaitu proses pemindahan solut dari fase gerak ke fase diam. Mekanisme sorpsi ada dua jenis yaitu adsorpsi dan partisi (Gandjar,2007) Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas dengan sifat-sifat tertentu sebagai alat sekaligus media untuk memisahkan campuran komponen dalam pelarut. Kertas merupakan selulosa yang dapat menyerap eluen sehingga sistem yang terjadi adalah adsorpsi, namun peristiwa partisi juga dapat terjadi pada kromatografi kertas (Elisa,UGM) Jenis kertas yang digunakan juga dapat menentukan hasil dari kromatografi kertas tersebut, kerapatan kertas, ketebalan kertas akan berpengaruh pada kecepatan aliran eluen, sehingga juga akan berpengaruh pada kesempurnaan pemisahan komponen-komponen. (Elisa UGM) Pigmen hayati adalah kelas pigmen yang dihasilkan secara alami oleh organisme, mikroorganisme atau makhluk hidup lainnya, terutama dihasilkan oleh tumbuhan, alga, sejumlah bakteri dan beberapa jenis fungi. Pigmen hayati memiliki fungsi metabolik penting, terutama sebagai penangkap energi cahaya atau penetral oksidan (Wikipedia, 2014) Jenis pigmen dalam tanaman menentukan warna dari bahan tanaman itu sendiri. Pigmen antosianin memeri warna jingga, merah, biru larut dalam air dan
  4. peka dalam perlakuan panas dan pH. Flavonoid memberikan warna kuning dan tak berwarna larut dalam air dan tahan terhadap panas. Tanin memberikan warna kuning atau tak berwarna mempunyai sifat larut dalam air dan tahan panas. Klorofil memberikan warna hijau larut dalam air dan lemak tahan terhadap panas. Karotenoid memberikan warna kuning dan merah mempunyai sifat larut dalam lemak dan tahan panas. Xantofil memberikan warna kuning, larut dalam air dan tahan panas. (Anonim, 2013) Umumnya zat warna alam terbentuk dari kombinasi tiga unsur yaitu, karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang mengandung uinsur lain seperti nitrogen pada indigotin dan magnesium pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu, biji, buah, akar dan kayu mempunyai warna-warna karakteristik yang disebut pigmen dalam botani. (Ati Herlina, dkk 2006)
  5. BAB III METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percoaan ini, yaitu sebagai berikut: 1. Gelas beaker 2. Penggaris 3. Pipet kapiler 4. Pensil 5. Mortar Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu sebagai berikut: 1. Kertas saring whatmann no.1 2. Eluen: Etil Alkohol 3. Bunga Kamboja Merah Muda 4. Daun Bunga Kamboja 5. Bunga Kertas 6. Daun Bunga Kertas B. Cara Kerja 1. Ekstraksi pigmen tanaman - Tanaman dipotong sampai berukuran kecil, kemudian haluskan di dalam mortar - Ditambahkan 10 ml etil alkohol, dan didiamkan selama 10 menit - Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring 2. Kromatografi Kertas - Gelas beaker disiapkan kemudian dimasukkan pelarut (eluen) etil alkohol sebanyak 5 ml ke dalam gelas beaker, didiamkan sebentar untuk proses penjenuhan - Disiapkan kertas saring berukuran 5× 7 cm - Diberi garis 1 cm dari salah satu ujung kertas dan 0,5 cm dari ujung kertas lainnya - Ditotolkan ekstrak bunga kamboja, daun kamboja, bunga kertas dan daun bunga kertas
  6. - Kertas yang telah ditotolkan empat sampel tersebut kemudian dimasukkan dalam gelas beaker yang telah berisi etil alkohol sebagai eluen hingga batas akhir elusi yang sudah ditandai - Menghitung nilai Rf dari tiap sampel yang digunakan
  7. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan No. Sampel Jumlah noda Warna noda Jarak noda Jarak eluen Rf 1. Bunga kamboja 2 Ke abu- abuan 1 cm 6 1/6 = 0,16 Kuning 5 cm 6 5/6 = 0,83 2. Daun kamboja 2 Kuning jingga 3 cm 6 3/6 = 0,5 Hijau tua 2,7 cm 6 2,7/6 = 0,45 3. Bunga kertas 3 Kuning jingga 0,8 cm 6 0,8/6 = 0,13 kuning 4,4 cm 6 4,4/6 = 0,73 Hijau tua 5,9 cm 6 5,9/6 = 0,98 4. Daun kertas 2 Kuning 2,7 cm 6 2,7/6 = 0,45 Hijau tua 5,8 cm 6 5,8/6 = 0,96 B. Pembahasan Berdasarkan literarture anonim yang bersumer dari Laren 1986 didapatkan macam-macam jenis pigmen pada tumbuhan beserta sifatnya seagai berikut, Jenis Pigmen Warna Sumber Pelarut Kestabilan Antosianin Jingga, Merah, Biru Tanaman Air Peka terhadap perubahan pH, panas Flavonoid Tak Berwarna, Kuning Tanaman Air Tahan Panas Leukoantosian in Tak Berwarna Tanaman Air Tahan Panas
  8. Tannin Tak Berwarna, Kuning Tanaman Air Tahan Panas Betalain Kuning, Merah Tanaman Air Peka Terhadap Panas Kuinon Kuning Sampai Hitam Tanaman, Bakteri Air Tahan Panas Xanton Kuning Tanaman Air Tahan Panas Karotenoid Tak Berwarna, Kuning, Merah Tanaman Lemak Tahan Panas Klorofil Hijau, Cokelat Tanaman Lemak, Air Peka Terhadap Panas Sebelum kita melakukan analisis ini eluen harus didiamkan terlebih dahulu untuk proses penjenuhan sehingga saat terjadi proses adsorbsi keadaan eluen sudah konstan dan dapat mengalirkan sampel dalam keadaan yang stabil dan sesuai. Diutuhkan proses ekstraksi terlebih dahulu sebelum bagian dari sampel dianalisis, digunakan alkohol sebagai media pengekstrak untuk mengekstrak pigmen warna yang ada didalam sampel tersebut. Pada praktikum kali ini dihasilkan dua komponen pigmen dalam bunga kamboja yaitu warna keabu-abuan dan kuning. Warna keabu-abuan masuk pada pigmen kuinon karena timbulnya warna abu-abu kehitaman yang menunjukkan pigmen kuinon. Dan warna kuning menunjukkan adanya pigmen xantofil yang terkandung dalam bunga kamboja. Pada bunga kamboja didapatkan pigmen kuinon dengan Rf 0,16 dan pigmen xantofil dengan Rf 0,83 yang menunjukkan bahwa pigmen xantofil lebih polar pada fase geraknya yaitu etil alkohol, sedangkan pigmen kuinon lebih polar dengan fase diam yang merupakan selulosa karena pigmen tersebut terikat dengan kuat pada fase diam sehingga tidak mudah terbawa oleh fase gerak dan menghasilkan Rf yang lebih kecil dibandingkan xantofil.
  9. Pada sampel daun kamboja juga dihasilkan dua komponen pigmen warna yang terdeteksi yaitu kuning jingga yang temasuk pigmen karetenoid dan hijau tua yang termasuk pigmen klorophil A. Dapat dipastikan bahwa bagian dari daun mengandung pigmen klorophil untuk membantu proses fotosintesis pada tumbuhan tersebut. Pada daun kamboja ini dapat dilihat pigmen karotenoid memiliki Rf yang lebih tinggi dibandingkan pigmen klorophil A yang menandakan pigmen karatenoid leih larut dalam eluen etil alkohol dibanding dengan klorophil A yang memiliki Rf lebih kecil. Pada sampel bunga kertas dihasilkan tiga komponen pigmen warna yakni kuning jingga yang menunjukkan pigmen antosianin, kuning yang menunjukkan pigmen xanthofil dan hijau tua yang menunjukkan pigmen klorophil A. Menunjukkan keragaman komponen pigmen warna yang terkandung dalam bunga kertas (Bugenville sp). Pada pigmen bunga kertas ini dapat dilihat bahwa warna kuning jingga yang dihasilkan menunjukkan pigmen antosianin bukan karotenoid karena dapat diandingkan dengan sampel daun kamboja bahwa pigmen karotenoid memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi terhadap etil alkohol dibandingkan dengan klorophil seperti yang tampak pada sifat pigmen karatenoid sendiri yang larut dalam lemak sedangkan pigmen klorophil yang larut lemak dan air, sedangkan pigmen antosianin menunjukkankepolaran yang lebih rendah dengan nilai Rf yang lebih rendah dibanding xanthofil dan klorophil. Maka pada pigmen unga kertas dapat ditunjukkan pigmen klorophil A memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi terhadap etil alkohol dibanding dengan xantofhil dan antosianin, ditunjukkan dari nilai Rf yang mencapai nilai 0,98. Pada sampel daun bunga kertas dihasilkan 2 komponen pigmen warna yaitu kuning yang menunjukkan pigmen xanthofil dan hijau tua yang menunjukkan pigmen klorophil A. Dengan sifat klorophil A sendiri yang larut lemak dan air dibanding dengan xanthofil yanmg hanya larut air
  10. maka dapat ditunjukkan dengan Rf nya yang mencapai nilai 0,96 menunjukkan tingkat kepolaran yang lebih tinggi terhadap etil alkohol dianding dengan xanthofil yang hanya memiliki Rf 0,45. Namun pada praktikum kali ini juga memiliki kemungkinan beberapa kesalahan dalam analisis dari praktikan pada proses pengekstrakan pigmen bunga kamboja terlalu banyak dalam menambahkan alkohol sehingga sampel yang ditotolkan terlalu encer dan kurang bisa mewakili pigmen warna yang terkandung didalamnya. Tingkat ketebalan sampel yang ditotol juga mempengaruhi analisis pigmen yang dilakukan karena apabila sampel yang ditotolkan terlalu tebal dapat menyebabkan susahnya pemisahan terjadi sehingga komponen pigmen yang dianalisis tidak terpisah secara sempurna.
  11. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada kesempatan praktilkum kali ini telah dapat dilakukan pemisahan pigmen warna pada bunga kamboja, daun kamboja, buinga kertas dan daun bunga kertas menggunakan kromatografi kertas, pada bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu kuinon dengan Rf 0,16 dan xanthofil dengan Rf 0,83, pada daun bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu karotenoid dengan Rf 0,5 dan klorophil A dnegan Rf 0,45. Pada bunga kertas didapatkan tiga komponen warna yaitu antosianin dengan Rf 0,13, xanthofil dengan Rf 0,73 dan klorophil A dengan Rf 0,98. Dan pada daun bunga kertas didapatkan dua komponen pigmen yaitu xanthofil dengan Rf 0,45 dan klorophil A dengan Rf 0,96. B. Saran Untuk praktikum kedepannya praktikan diharap untuk lebih berhati-hati dan telaten dalam pengekstrakan tumbuhan sampel sehingga tidak mengganggu analisis yang akan dilakukan selanjutnya, praktikan juga diharap lebih berhati-hati dalam penotolan sampel karena tingkat ketebalan sampel juga dapat mempengaruhi pemisahan yang akan dilakukan. Praktikan juga diharapkan untuk mencari literature-literature lain yang lebih akurat dalam penentuan pigmen warna sampel sehingga pigmen dalam analisis dapat dibandingkan dengan pigmen warna yang benar yang terkandung pada sampel yang diuji tersebut, dan tidak terjadi kekeliruan dalam penafsirannya.
  12. DAFTAR PUSTAKA Gandjar, Gholib dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Elisa. Kromatografi Kertas. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, diakses dari http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/129822/77b1d22cff8949d97 e50f62d477e823e pada 12-04-2016 17:35 Anonim, 2013. Menganalisis Pigmen Pada Tumbuhan. Diakses dari http://horti- fresh.blogspot.co.id/2013/01/menganalisis-pigmen-pada-tumbuhan.html pada 12-04-2016 17:37 Wikipedia, 2014. Pigmen Hayati, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki pada 12-04-2016 17: 42 Ati Herlina, dkk, 2006. The Composition And Content Of Pigments From Some Dyeing Plant For Ikat Weaving In Timoresse Regency, East Nusa Tenggara. Indo.J.Chem. vol 6(3) hlm 325-331. Anonim, diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/370/3/2BL01022.pdf diakses pada 12-04-2016 18:54.
  13. Lampiran
Advertisement