SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1


   ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA


        Merupakan penyakit mata gawat darurat, penderita mengeluh ada kabut dilapangan
pandangnya secara mendadak seperti selubung hitam. Kalau mengenai makula lutea maka
visusnya mundur sekali, bila ditanya mungkin ditemukan gejala ada bintik hitam
sebelumnya dan penderita miopia tinggi.
Ablasia retina adalah suatu penyakit dimana lapisan sensorik dari retina lepas. Lepasnya
bagian sensorik retina ini biasanya hampir selalu didahului oleh terbentuknya robekan atau
lubang didalam retina (P.N Oka, 1993), lepasnya lapisan saraf retina dari epitelium.
Penyakit ini harus dioperasi, penderita tidak boleh terlalu banyak bergerak dan goyang
supaya bagian retina yang sudah lepas, tidak bertambah lepas lagi.
Ada 2 tipe ablasio retina :
    1. Non rhemathogen retina detachmen :
        a. Malignancy hypertensi
        b. Choriodal tumor
        c. Chorioditis
        d. Retinopati
    2. Rhemathogen retina detachmen :
        a. Trauma
        b. Degenerasi
        c. Kelainan vitreus
Etiologi :
Ablasio retina dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma, akibat adanya
robekan pada retina, cairan masuk kebelakang dan mendorong retina (rhematogen) atau
terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga retina terangkat (non rhegmatogen),
atau tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi). Penimbunan eksudat terjadi akibat
penyakit koroid, misalnya skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis dan toksemia
gravidarum. Jaringan parut pada badan kaca dapat disebabkan DM, proliferatif, trauma,
infeksi atau pasca bedah.




Faktor predisposisi :
Mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis,ekstraksi katarak dan retina yang
memperlihatkan degenerasi diperifer.
Manifestasi klinis :
2

Tabir yang menutupi penglihatan dan seperti melihat pijaran api, penglihatan menurun
secara bertahap sesuai dengan daerah yang terkena, bila makula yang terkena maka daerah
sentral yang terganggu.
Pemeriksaan penunjang :
Pada pemeriksaan Funduskopi terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dan adanya
retina yang berwarna merah, sering ditemukan pada daerah temporal superior. Bila bola
mata bergerak terlihat robekan retina bergoyang, terdapat defek aferen pupil tekanan bola
mata rendah. Bila tekanan bila mata meningkat maka terjadi glaukoma neomuskular pada
Ablasi yang lama.
Penatalaksanaan :
Menghindari robekan lebih lanjut dengan memperhatikan penyebabnya, seperti :Foto
koagulasi laser, krioterapi,retinopexy pneumatic, bila terjadi akibat jaringan parut dilaku
kan vitrektomi, scleral buckling atau injeksi gas intraokuler.
Usaha Pre-operatif :
Sedikitnya 5 – 7 hari sebelum operasi, penderita sudah harus masuk rumah sakit, harus
tirah baring sempurna (Bedrest total). Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata harus
di tutup segera, segala keperluan pen-derita dibantu. Kedua mata ditetesi midriatik
sikloplegik seperti: Atropin tetes 1 % jangan menggunakan obat-obat mata dalam bentuk
salep mata karena akan menghalangi jalannya operasi (kornea akan keruh akibat salep).
Persiapan lainnya sama dengan persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina mengguna
kan anestesi umum tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka 1 jam sebelum operasi
diberikan luminal (100 mg) atau largactil (100 mg) IM, kemudian ½ jam sesudahnya diberi
pethidine (50 mg) dan phenergan (25 mg) IM.
Usaha Post-operatif :
       Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah posisi kepala, per-
gerakan mata, obat-obat, lamanya mobilisasi dan pemeriksaan lanjutan (follow –up). Posisi
kepala dan badan, arah miringnya kepala, tergantung posisi/keadaan sewaktu operasi yaitu
kearah mana punksi cairan subretina dilakukan. Pada robekan yang sangat besar, posisi
kepala dan badan       dipertahankan sedikitnya 12 hari.     Pergerakan mata, bila operasi
dilakukan dengan kombinasi cryo atau diathermi koagulasi dengan suatu implant atau
scleral buckling, maka kedua mata ditutup selama 48 – 72 jam sedang badan boleh
bergerak untuk mencegah pergerakan matanya. Bila hanya menggunakan cryo atau
diathermi saja mata ditutup selama 48 jam samapai cairan subretina diabsobsi. Bila
robekan belum semua tertutup, maka kedua mata harus ditutup selama 12 – 14 hari, retina
menempel kembali dengan kuat pada akhir minggu ketiga setelah operasi, karena itu
selama periode 3 minggu itu diberikan instruksi sebagai berikut :
   -   Jangan membaca.
3

    -   Melihat televisi hanya boleh dari jarak 3 meter.
    -   Mata diusahakan untuk melihat lurus kedepan, bila berkendaran hendaknya mata di
        tutup.
Obat – obat :
Selama 24 jam post-operasi diberikan obat anti nyeri (analgesik) 3 X 500 mg, bila mual
muntah berikan obat anti muntah. Sesudah 24 jam tidak perlu diberikan obat-obat, kecuali
bila merasa sakit. Penggantian balut dilakukan setelah 24 jam, saat itu mata ditetesi
dengan Atropin tetes steril 1 %. Bila kelopak mata bengkak, diberikan Kortikosteroid lokal
disertai babat tindih (druk verban) dan kompres dingin.
Follow Up:
Setelah pulang, penderita kontrol tiap 1 minggu, 3 minggu, 6 minggu kemudian tiap 3, 6
dan 12 bulan. Refraksi stabil setelah 3 bulan pasca bedah. Visus terlihat kemajuannya
setelah 1 tahun pasca bedah.
Prognosis :
90 % detachmen retina setelah enam bulan melekat baik tidak akan lepas lagi.


Fokus pengkajian :
    -   Klien mengeluh ada bayangan hitam bergerak
    -   Gangguan lapangan pandang
    -   Melihat bendan bergerak seperti tirai
    -   Bila mengenai makula visus sentral sangat menurun
    -   Terjadi secar tiba-tiba/perlahan-lahan
    -   Pemeriksaan funduskopi, blade, tear, hole
    -   Diperlukan tindakan pembedahan/operasi.


Diagnosa perawatan Pre-operasi yang mungkin terjadi
Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari lepasnya saraf
sensori dari retina.
Tujuan :
Tidak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut.
Kriteria :
- Klien memahami pentingnya parawatan yang intensif/bedrest total.
- Klien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan penyakitnya.
Rencana Intervensi :
              INTERVENSI                                       RASIONAL
Anjurkan klien untuk bedrest total               Agar lapisan saraf yang telepas tidak
                                                 bertambah parah.
Berikan penjelasan tujuan bedrest total          Agar klien mematuhi dan mengerti maksud
4

                                            pemberian /perlakuan bedrest total.
Hindari pergerakan yang mendadak, meng- Mencegah bertamabh parahnya lapisan saraf
hentakkan     kepala,menyisir,batuk,bersin, retina yang terlepas .
muntah
Jaga kebersihan mata                        Mencegah terjadinya infeksi,agar mem
                                            permudah pemeriksaan dan tindakan
                                            operasi.
Berikan obat tetes mata midriatik- Diharapkan dengan pembnerian obat-obat
sikloplegik dan obat oral sesuai anjuran Kondisi penglihatan dapat dipertahankan/
dokter.                                     Dicegah agar tidak menjadi parah



Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan
Tujuan :
Kecemasan berkurang
Kriteria :
- Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.
- Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan.
- Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya (bila
  dilakukan operasi).
Rencana Intervensi :
               INTERVENSI                                   RASIONAL
Kaji tingkat ansietas :                      Untuk mengetahui sampai sejauh mana
ringan,sedang,berat,panik                    tingkat kecemasan klien sehingga memu-
                                             dahkan penanganan/pemberian askep se-
                                             lanjutnya.
Berikan kenyaman dan ketentraman hati        Agar klien tidak terlalu memikirkan
                                             penyakitnya.
Berikan penjelasan mengenai prosedur         Agar klien mengetahui/memahami bahwa ia
perawatan,perjalanan penyakit & progno-      benar sakit dan perlu dirawat.
sisnya.
Berikan/tempatkan alat pemanggil yang        Agar klien merasa aman dan terlindungi
mudah dijangkau oleh klien                   saat memerlukan bantuan.
Gali intervensi yang dapat menurunkan        Untuk mengetahui cara mana yang efektif
ansietas.                                    untuk menurunkan/mengurangi ansietas.
Berikan aktivitas yang dapat menurunkan      Agar klien dengan senang hati melakukan
kecemasan/ketegangan.                        aktivitas karena sesuai dengan keinginan-
                                             nya dan tidak bertentangan dengan prog-
                                             ram perawatan.

Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang berhubung-an
dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan yang
dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut.
Tujuan :
Klien mampu berintegrasi dengan program terapeutik yang direncanakan/dilakukan untuk
pengobatan, akibat dari penyakit dan penurunan situasi berisiko (tidak aman, polusi).
5

Kriteria :
- Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan,
  kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi.
- menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan
  untuk penyakit atau kontrol gejala.
    -   Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang
        diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan
        atau komplikasi.




Rencana Intervensi :
                INTERVENSI                                    RASIONAL
Identifikasi faktor-faktor penyebab yang       Agar diketahui penyebab yg mengha-langi
menghalangi penata laksanaan program           sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas.
terapeutik yg efektif.
Bangun rasa percaya diri.                      Agar klien mampu melakukan aktifitas
                                               sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa
                                               mengganggu program perawatan.
Tingkatkan rasa percaya diri dan               Agar klien mampu dan mau melakukan/
kemampuan diri klien yang positif.             melaksanakan program perawatan yang
                                               dianjurkan tanpa mengurangi peran ser-
                                               tanya dalam pengobatan/ perawatan diri-
                                               nya.
Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit,       Klien mengerti dan menyadari bahwa
aturan pengobatan/perawatan,efek sam-ping      penyakitnya memerlukan suatu tindakan &
prognosis penyakitnya.                         perlakuan yang tidak menyenangkan.
5

Kriteria :
- Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan,
  kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi.
- menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan
  untuk penyakit atau kontrol gejala.
    -   Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang
        diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan
        atau komplikasi.




Rencana Intervensi :
                INTERVENSI                                    RASIONAL
Identifikasi faktor-faktor penyebab yang       Agar diketahui penyebab yg mengha-langi
menghalangi penata laksanaan program           sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas.
terapeutik yg efektif.
Bangun rasa percaya diri.                      Agar klien mampu melakukan aktifitas
                                               sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa
                                               mengganggu program perawatan.
Tingkatkan rasa percaya diri dan               Agar klien mampu dan mau melakukan/
kemampuan diri klien yang positif.             melaksanakan program perawatan yang
                                               dianjurkan tanpa mengurangi peran ser-
                                               tanya dalam pengobatan/ perawatan diri-
                                               nya.
Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit,       Klien mengerti dan menyadari bahwa
aturan pengobatan/perawatan,efek sam-ping      penyakitnya memerlukan suatu tindakan &
prognosis penyakitnya.                         perlakuan yang tidak menyenangkan.

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ilmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mataIlmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mata
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Penglihatan (Katarak)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Gangguan Penglihatan (Katarak)Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Gangguan Penglihatan (Katarak)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Penglihatan (Katarak)
 
Cover miopi
Cover miopiCover miopi
Cover miopi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Sap katarak ready
Sap katarak   readySap katarak   ready
Sap katarak ready
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1
 
Tugas 2 tuti
Tugas 2 tutiTugas 2 tuti
Tugas 2 tuti
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
 
Hipertensi okuli
Hipertensi okuliHipertensi okuli
Hipertensi okuli
 
Preskas ablasio
Preskas ablasio Preskas ablasio
Preskas ablasio
 
Anatomi fisiologi retina
Anatomi fisiologi retinaAnatomi fisiologi retina
Anatomi fisiologi retina
 
Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA (20)

Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
ASKEP PERIOPERATIF.pptx
ASKEP PERIOPERATIF.pptxASKEP PERIOPERATIF.pptx
ASKEP PERIOPERATIF.pptx
 
Diangnosa keperawatan
Diangnosa keperawatanDiangnosa keperawatan
Diangnosa keperawatan
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
Askep amputasi
Askep amputasiAskep amputasi
Askep amputasi
 
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptxDiskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
 
Bell Palsy
Bell PalsyBell Palsy
Bell Palsy
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
PTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptxPTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptx
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
Strabismus kelompok
Strabismus kelompokStrabismus kelompok
Strabismus kelompok
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 

More from Stiawan Akbar

More from Stiawan Akbar (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pathways stroke
Pathways strokePathways stroke
Pathways stroke
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Askep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalisAskep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalis
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )
 
Askep saraf
Askep sarafAskep saraf
Askep saraf
 
Askep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaranAskep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaran
 
Askep migrain
Askep migrainAskep migrain
Askep migrain
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Askep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusAskep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposus
 
Askep chefalgia
Askep chefalgiaAskep chefalgia
Askep chefalgia
 
Askep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagicAskep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagic
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Askep kulit
Askep kulitAskep kulit
Askep kulit
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
 
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA

  • 1. 1 ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABLASIO RETINA Merupakan penyakit mata gawat darurat, penderita mengeluh ada kabut dilapangan pandangnya secara mendadak seperti selubung hitam. Kalau mengenai makula lutea maka visusnya mundur sekali, bila ditanya mungkin ditemukan gejala ada bintik hitam sebelumnya dan penderita miopia tinggi. Ablasia retina adalah suatu penyakit dimana lapisan sensorik dari retina lepas. Lepasnya bagian sensorik retina ini biasanya hampir selalu didahului oleh terbentuknya robekan atau lubang didalam retina (P.N Oka, 1993), lepasnya lapisan saraf retina dari epitelium. Penyakit ini harus dioperasi, penderita tidak boleh terlalu banyak bergerak dan goyang supaya bagian retina yang sudah lepas, tidak bertambah lepas lagi. Ada 2 tipe ablasio retina : 1. Non rhemathogen retina detachmen : a. Malignancy hypertensi b. Choriodal tumor c. Chorioditis d. Retinopati 2. Rhemathogen retina detachmen : a. Trauma b. Degenerasi c. Kelainan vitreus Etiologi : Ablasio retina dapat terjadi secara spontan atau sekunder setelah trauma, akibat adanya robekan pada retina, cairan masuk kebelakang dan mendorong retina (rhematogen) atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga retina terangkat (non rhegmatogen), atau tarikan jaringan parut pada badan kaca (traksi). Penimbunan eksudat terjadi akibat penyakit koroid, misalnya skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis dan toksemia gravidarum. Jaringan parut pada badan kaca dapat disebabkan DM, proliferatif, trauma, infeksi atau pasca bedah. Faktor predisposisi : Mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis,ekstraksi katarak dan retina yang memperlihatkan degenerasi diperifer. Manifestasi klinis :
  • 2. 2 Tabir yang menutupi penglihatan dan seperti melihat pijaran api, penglihatan menurun secara bertahap sesuai dengan daerah yang terkena, bila makula yang terkena maka daerah sentral yang terganggu. Pemeriksaan penunjang : Pada pemeriksaan Funduskopi terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dan adanya retina yang berwarna merah, sering ditemukan pada daerah temporal superior. Bila bola mata bergerak terlihat robekan retina bergoyang, terdapat defek aferen pupil tekanan bola mata rendah. Bila tekanan bila mata meningkat maka terjadi glaukoma neomuskular pada Ablasi yang lama. Penatalaksanaan : Menghindari robekan lebih lanjut dengan memperhatikan penyebabnya, seperti :Foto koagulasi laser, krioterapi,retinopexy pneumatic, bila terjadi akibat jaringan parut dilaku kan vitrektomi, scleral buckling atau injeksi gas intraokuler. Usaha Pre-operatif : Sedikitnya 5 – 7 hari sebelum operasi, penderita sudah harus masuk rumah sakit, harus tirah baring sempurna (Bedrest total). Kepala dan mata tidak boleh digerakan, mata harus di tutup segera, segala keperluan pen-derita dibantu. Kedua mata ditetesi midriatik sikloplegik seperti: Atropin tetes 1 % jangan menggunakan obat-obat mata dalam bentuk salep mata karena akan menghalangi jalannya operasi (kornea akan keruh akibat salep). Persiapan lainnya sama dengan persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina mengguna kan anestesi umum tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka 1 jam sebelum operasi diberikan luminal (100 mg) atau largactil (100 mg) IM, kemudian ½ jam sesudahnya diberi pethidine (50 mg) dan phenergan (25 mg) IM. Usaha Post-operatif : Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah posisi kepala, per- gerakan mata, obat-obat, lamanya mobilisasi dan pemeriksaan lanjutan (follow –up). Posisi kepala dan badan, arah miringnya kepala, tergantung posisi/keadaan sewaktu operasi yaitu kearah mana punksi cairan subretina dilakukan. Pada robekan yang sangat besar, posisi kepala dan badan dipertahankan sedikitnya 12 hari. Pergerakan mata, bila operasi dilakukan dengan kombinasi cryo atau diathermi koagulasi dengan suatu implant atau scleral buckling, maka kedua mata ditutup selama 48 – 72 jam sedang badan boleh bergerak untuk mencegah pergerakan matanya. Bila hanya menggunakan cryo atau diathermi saja mata ditutup selama 48 jam samapai cairan subretina diabsobsi. Bila robekan belum semua tertutup, maka kedua mata harus ditutup selama 12 – 14 hari, retina menempel kembali dengan kuat pada akhir minggu ketiga setelah operasi, karena itu selama periode 3 minggu itu diberikan instruksi sebagai berikut : - Jangan membaca.
  • 3. 3 - Melihat televisi hanya boleh dari jarak 3 meter. - Mata diusahakan untuk melihat lurus kedepan, bila berkendaran hendaknya mata di tutup. Obat – obat : Selama 24 jam post-operasi diberikan obat anti nyeri (analgesik) 3 X 500 mg, bila mual muntah berikan obat anti muntah. Sesudah 24 jam tidak perlu diberikan obat-obat, kecuali bila merasa sakit. Penggantian balut dilakukan setelah 24 jam, saat itu mata ditetesi dengan Atropin tetes steril 1 %. Bila kelopak mata bengkak, diberikan Kortikosteroid lokal disertai babat tindih (druk verban) dan kompres dingin. Follow Up: Setelah pulang, penderita kontrol tiap 1 minggu, 3 minggu, 6 minggu kemudian tiap 3, 6 dan 12 bulan. Refraksi stabil setelah 3 bulan pasca bedah. Visus terlihat kemajuannya setelah 1 tahun pasca bedah. Prognosis : 90 % detachmen retina setelah enam bulan melekat baik tidak akan lepas lagi. Fokus pengkajian : - Klien mengeluh ada bayangan hitam bergerak - Gangguan lapangan pandang - Melihat bendan bergerak seperti tirai - Bila mengenai makula visus sentral sangat menurun - Terjadi secar tiba-tiba/perlahan-lahan - Pemeriksaan funduskopi, blade, tear, hole - Diperlukan tindakan pembedahan/operasi. Diagnosa perawatan Pre-operasi yang mungkin terjadi Perubahan persepsi sensori melihat berhubungan dengan efek dari lepasnya saraf sensori dari retina. Tujuan : Tidak terjadi kehilangan penglihatan yang berlanjut. Kriteria : - Klien memahami pentingnya parawatan yang intensif/bedrest total. - Klien mampu menjelaskan resiko yang akan terjadi sehubungan dengan penyakitnya. Rencana Intervensi : INTERVENSI RASIONAL Anjurkan klien untuk bedrest total Agar lapisan saraf yang telepas tidak bertambah parah. Berikan penjelasan tujuan bedrest total Agar klien mematuhi dan mengerti maksud
  • 4. 4 pemberian /perlakuan bedrest total. Hindari pergerakan yang mendadak, meng- Mencegah bertamabh parahnya lapisan saraf hentakkan kepala,menyisir,batuk,bersin, retina yang terlepas . muntah Jaga kebersihan mata Mencegah terjadinya infeksi,agar mem permudah pemeriksaan dan tindakan operasi. Berikan obat tetes mata midriatik- Diharapkan dengan pembnerian obat-obat sikloplegik dan obat oral sesuai anjuran Kondisi penglihatan dapat dipertahankan/ dokter. Dicegah agar tidak menjadi parah Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan Tujuan : Kecemasan berkurang Kriteria : - Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola kopingnya. - Klien mengerti tentang tujuan perawatan yang diberikan/dilakukan. - Klien memahami tujuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi, prognosisnya (bila dilakukan operasi). Rencana Intervensi : INTERVENSI RASIONAL Kaji tingkat ansietas : Untuk mengetahui sampai sejauh mana ringan,sedang,berat,panik tingkat kecemasan klien sehingga memu- dahkan penanganan/pemberian askep se- lanjutnya. Berikan kenyaman dan ketentraman hati Agar klien tidak terlalu memikirkan penyakitnya. Berikan penjelasan mengenai prosedur Agar klien mengetahui/memahami bahwa ia perawatan,perjalanan penyakit & progno- benar sakit dan perlu dirawat. sisnya. Berikan/tempatkan alat pemanggil yang Agar klien merasa aman dan terlindungi mudah dijangkau oleh klien saat memerlukan bantuan. Gali intervensi yang dapat menurunkan Untuk mengetahui cara mana yang efektif ansietas. untuk menurunkan/mengurangi ansietas. Berikan aktivitas yang dapat menurunkan Agar klien dengan senang hati melakukan kecemasan/ketegangan. aktivitas karena sesuai dengan keinginan- nya dan tidak bertentangan dengan prog- ram perawatan. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang berhubung-an dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang diperbolehkan dan yang dibatasi, obat-obatan,komplikasi dan perawatan tindak lanjut. Tujuan : Klien mampu berintegrasi dengan program terapeutik yang direncanakan/dilakukan untuk pengobatan, akibat dari penyakit dan penurunan situasi berisiko (tidak aman, polusi).
  • 5. 5 Kriteria : - Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan, kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi. - menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan untuk penyakit atau kontrol gejala. - Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi. Rencana Intervensi : INTERVENSI RASIONAL Identifikasi faktor-faktor penyebab yang Agar diketahui penyebab yg mengha-langi menghalangi penata laksanaan program sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas. terapeutik yg efektif. Bangun rasa percaya diri. Agar klien mampu melakukan aktifitas sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa mengganggu program perawatan. Tingkatkan rasa percaya diri dan Agar klien mampu dan mau melakukan/ kemampuan diri klien yang positif. melaksanakan program perawatan yang dianjurkan tanpa mengurangi peran ser- tanya dalam pengobatan/ perawatan diri- nya. Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit, Klien mengerti dan menyadari bahwa aturan pengobatan/perawatan,efek sam-ping penyakitnya memerlukan suatu tindakan & prognosis penyakitnya. perlakuan yang tidak menyenangkan.
  • 6. 5 Kriteria : - Klien mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan karena ketidak tahuan, kehilangan kontrol atau kesaahan persepsi. - menggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan aturan untuk penyakit atau kontrol gejala. - Mengungkapkan maksud/tujuan untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan dan keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi. Rencana Intervensi : INTERVENSI RASIONAL Identifikasi faktor-faktor penyebab yang Agar diketahui penyebab yg mengha-langi menghalangi penata laksanaan program sehingga dpt segera diatasi sesuai prioritas. terapeutik yg efektif. Bangun rasa percaya diri. Agar klien mampu melakukan aktifitas sendiri/dengan bantuan orang lain tanpa mengganggu program perawatan. Tingkatkan rasa percaya diri dan Agar klien mampu dan mau melakukan/ kemampuan diri klien yang positif. melaksanakan program perawatan yang dianjurkan tanpa mengurangi peran ser- tanya dalam pengobatan/ perawatan diri- nya. Jelaskan dan bicarakan: proses penyakit, Klien mengerti dan menyadari bahwa aturan pengobatan/perawatan,efek sam-ping penyakitnya memerlukan suatu tindakan & prognosis penyakitnya. perlakuan yang tidak menyenangkan.