SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
TRAUMA MATA
1. Pengertian
Terdiri atas :
a. Trauma tumpul (Hifema)
Hifema adalah darah dalam bilik mata depan sebagai akibat
pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris dan badan silia.
b. Trauma tembus
Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh
lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan
2. Etiologi
a. Trauma tembus
Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk
kedalam bola mata.
b. Trauma tumpul
Trauma tumpul disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah pada
iris, akar iris da badan silia karena pukulan, trauma dan lainnya
3. Anatomi dan Fisiologi Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu.
Keempat kelompok ini terdiri dari :
a. Palpebra
Dari luar kedalam terdiri dari : kulit ikat lunak, jaringan otot,
tarsus, vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk
melindungi bola mata , bekerja sebagaijendela memberi jalan
masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan
melicinkan permukaan bola mata
b. Rongga mata
Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk
sebagai piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen
optikum. Sebagian besar dari ronnga ini diisi oleh lemak, yang
merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yng berada
didalamnya seperti :urat saraf, otot-otot penggerak bola mata,
kelenjer air mata, pembuluh darah
c. Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan
menjadi : otot-otot penggerak bola mata. Dinding bola mata yang
terdiri dari sclera dan cornea. Kornea kecuali dinding juga
berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar. Isi bola mata, yang
terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-
masing
d. Sistim kelenjer bola mata
Terbagi menjadi dua bagian : kelenjer air mata yang fungsinya
sebagai penghasil air mata. Saluran air mata yang menyalurkan air
mata dalam fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung.
4. Tanda Dan Gejala
a. Trauma tembus
Tanda dan gejala :
• Tajam penglihatan menurun
• Tekanan bola mata rndah
• Bilik mata dangkal
• Bentuk dan letak pupil berubah
• Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera
• Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata
iris,lensa,badan kaca atau retina
• Konjungtiva kemotis
b. Trauma tumpul
Tanda dan gejala :
• Rasa sakit
• Mata merah
• Mual dan muntah karena kenaikan Tekanan Intra Okuler
• Penglihatan kabur
• Penurunan visus
• Infeksi konjunctiva
• Pada anak-anak sering terjadi somnolen
5. Patofisiologi
a. Trauma tumpul
Patofisiologi
Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan
pada pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga
mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata depan. Iris bagian
perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu trauma yang
mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat
menyebabkan hifema dan iridodialisis, serta merobek lapisan otot
spingter sehingga pupil menjadi ovoid dan non reaktif. Tenaga
yang timbul dari suatu trauma diperkirakan akan terus ke dalam isi
bola mata melalui sumbu anterior posterior sehingga menyebabkan
kompresi ke posterior serta menegangkan bola mata ke lateral
sesuai dengan garis ekuator. Hifema yang terjadi dalam beberapa
hari akan berhenti, oleh karena adanya proses homeostatis. Darah
dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih
kembali.
b. Trauma tembus
Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat
mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam.
Trauma tembus bola mata bias mengenai :
a. Palpebra
Mengenai sebagian atau seluruhnya. Jika mengenai levator
apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang
permanen
b. Saluran lakrimalis
Dapat merusak sistim pengaliran air mata dari pungtum
lakrimalis sampai kerongga hidung. Hal ini dapat
menyebabkan kekurangan air mata
c. Conjungtiva
Dapat merusak dan rupture pembuluh darah menyebabkan
perdarahan sub konjungtiva
d. Sclera
Bila ada luka tembus pada sclera dapat menyebabkan
penurunan tekanan bola mata dan kamera okuli jadi
dangkal (obliteni), luka sclera yang lebar dapat disertai
prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury
e. Kornea
Bila ada tembus kornea dapat mengganngu fungsi
penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi.
Bias juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps,
korpus vitreum dan corpus ciliaris prolaps, hal ini dapat
menurunkan visus
f. Uvea
Bila luka dapat menyebabkan pengaturan banyaknya
cahaya yang masuk sehingga muncul fotofobia atau
penglihatan kabur
g. Lensa
Bila ada trauma akan mengganggu daya focus sinar pada
retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris
sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tidak
adekuat
h. Retina
Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat
menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul
fotofibia dan ada benda melayang dalam badan kaca bias
juga teri oblaina retina
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Trauma tumpul
• Laboratorium (tes fungsi hati, prothombin, trombosit dan
waktu perdarahan)
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan lampu celah
• Pemeriksaaan goneoskopi (untuk mencari pembuluh
darah yang rusak dan resesif sudut)
b. Trauma tembus
• Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat
membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila
ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk
menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat
diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa,
retina.
• Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT)
Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan
dapat dibuat “scanning” dari organ tersebut.
7. Penatalaksanaan
a. Trauma tumpul
Sampai sekarang masih terdapat konsep yang berbeda tapi yang
penting dalam penaganan hifema memberi pertolongan dan
pengobatan secara cepat dan tepat sehingga dapat mencegah atau
mengurangi komplikasi. Istirahat total selama 5 hari untuk melihat
terjadinya hifema ulangan.
Posisi berbaring 30-45° akan menyebabkan darah berkumpul di
bawah dan akan menurunkan tekanan darah sistemik sehingga
mengurangi resiko hifema ulangan.
Pemberian tetes mata:
1. Xicloplegi (obat parasimpatolitik).
2. Medriatikum
3. Miotik lebih baik dihindari karena menyebabkan inflamasi
4. Tetes mata steroid untuk mengurangi rasa tidak enak akibat
evitis dan untuk mencegah terjadinya hifema ulangan.
5. Pencucian bilik mata depan dianjurkan jika TIO naik lebih
dari 24 jam.
6. Tindakan operatif (untuk mencegah kenaikan TIO).
b. Trauma tembus
Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi
bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik
topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk
dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda
asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada
pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan
antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk
kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis,
dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat
masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam
bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke
dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan
dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic
dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena
terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis,
panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Trauma Mata
a. subjektif
• pasien mengatakan matanya terasa sakit
• pasien mengatakan penglihatannya kabur
b. objektif
• mata merah (palpebra, sclera, konjungtiva)
• peningkatan TIO
• penuruna visus
• COA (camera ocular anterior) perdarahan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan
3. Cemas
4. PK : peningkatan TIO
5. PK : perdarahan
6. Risiko infeksi
Diagnosa NANDA pada pasien dengan Trauma Mata
1. Dx. nyeri b.d terpajannya reseptor nyeri sekunder trauma tumpul
Nyeri akut
Definisi :
sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara actual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan (asosiasi Studi Nyeri Internasional)
keserangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan
durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
- Laporan secara verbal atau non verbal
- Fakta dan observasi
- Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri
- Gerakan melindungi
- Tingkah laku berhati-hati
- Muka topeng
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan
kacau, menyeringai )
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses
berpikir penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan )
- tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemani orang lain dan
atau aktivitas berulang.
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil).
- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku).
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis,
waspada iritabel, nafas panjang / berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor-faktor yang berhubungan ;
Agen injuri (biologi, kimia fisik, psikologis)
Control nyeri :
- Mengenali factor penyebab
- Mengenali lamanya obat (onset) sakit
- Menggunakan metode pencegahan
- Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
- Mencari bantuan tenaga kesehatan
- Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan
- Menggunakan sumber-sumber yang tersedia
- Mengenali gejala-gejala nyeri
- Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya
- Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
- lainnya
Keterangan penilaian NOC :
- Tidak dilakukan sama sekali
- Jarang dilakukan
- Kadang dilakukan
- Sering dilakukan
- Selalu dilakukan
NIC :
Paint Management
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
- Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
- Kurangi factor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan interpersonal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic
ketika pemberian lebih dari satu tentukan pilihan analgesic
tergantung tipe dan beratnya nyeri.
- Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic
pertama kali
- Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi aktivitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)

More Related Content

What's hot

Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataJoicephine Ns
 
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurKb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidurUwes Chaeruman
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisSelvia Agueda
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataWarnet Raha
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrikA'al Hardian
 
241124484 209414970-case-vertigo
241124484 209414970-case-vertigo241124484 209414970-case-vertigo
241124484 209414970-case-vertigohomeworkping4
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaanpjj_kemenkes
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaanpjj_kemenkes
 
Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Nova Ci Necis
 
kuliah trauma kimia.pptx
kuliah trauma kimia.pptxkuliah trauma kimia.pptx
kuliah trauma kimia.pptxIrsanKurniawan2
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Mata
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Trauma MataAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Trauma Mata
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Matapjj_kemenkes
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletalpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mata
 
Sistem Penglihatan
Sistem PenglihatanSistem Penglihatan
Sistem Penglihatan
 
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurKb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan Bronkitis
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
Anatomi fisiologi sistem sensori
Anatomi fisiologi sistem sensoriAnatomi fisiologi sistem sensori
Anatomi fisiologi sistem sensori
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
 
241124484 209414970-case-vertigo
241124484 209414970-case-vertigo241124484 209414970-case-vertigo
241124484 209414970-case-vertigo
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1Leukemia pada anak 1
Leukemia pada anak 1
 
Makalah presbiopi
Makalah presbiopiMakalah presbiopi
Makalah presbiopi
 
kuliah trauma kimia.pptx
kuliah trauma kimia.pptxkuliah trauma kimia.pptx
kuliah trauma kimia.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Mata
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Trauma MataAsuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Trauma Mata
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Mata
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 

Similar to TRAUMA MATA (20)

Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 
anatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptxanatomy and physiology personal notes.pptx
anatomy and physiology personal notes.pptx
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
Hipertensi okuli
Hipertensi okuliHipertensi okuli
Hipertensi okuli
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Indera Manusia
Indera ManusiaIndera Manusia
Indera Manusia
 
Anatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mataAnatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mata
 
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnyaPengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
Pengenalan sistem tubuh dan penyakitnya
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

TRAUMA MATA

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA 1. Pengertian Terdiri atas : a. Trauma tumpul (Hifema) Hifema adalah darah dalam bilik mata depan sebagai akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris dan badan silia. b. Trauma tembus Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan 2. Etiologi a. Trauma tembus Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata. b. Trauma tumpul Trauma tumpul disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris da badan silia karena pukulan, trauma dan lainnya 3. Anatomi dan Fisiologi Mata Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari : a. Palpebra Dari luar kedalam terdiri dari : kulit ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata , bekerja sebagaijendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata b. Rongga mata Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen
  • 2. optikum. Sebagian besar dari ronnga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yng berada didalamnya seperti :urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjer air mata, pembuluh darah c. Bola mata Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi : otot-otot penggerak bola mata. Dinding bola mata yang terdiri dari sclera dan cornea. Kornea kecuali dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar. Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing- masing d. Sistim kelenjer bola mata Terbagi menjadi dua bagian : kelenjer air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata. Saluran air mata yang menyalurkan air mata dalam fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung. 4. Tanda Dan Gejala a. Trauma tembus Tanda dan gejala : • Tajam penglihatan menurun • Tekanan bola mata rndah • Bilik mata dangkal • Bentuk dan letak pupil berubah • Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera • Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina • Konjungtiva kemotis b. Trauma tumpul Tanda dan gejala : • Rasa sakit • Mata merah
  • 3. • Mual dan muntah karena kenaikan Tekanan Intra Okuler • Penglihatan kabur • Penurunan visus • Infeksi konjunctiva • Pada anak-anak sering terjadi somnolen 5. Patofisiologi a. Trauma tumpul Patofisiologi Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata depan. Iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu trauma yang mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat menyebabkan hifema dan iridodialisis, serta merobek lapisan otot spingter sehingga pupil menjadi ovoid dan non reaktif. Tenaga yang timbul dari suatu trauma diperkirakan akan terus ke dalam isi bola mata melalui sumbu anterior posterior sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta menegangkan bola mata ke lateral sesuai dengan garis ekuator. Hifema yang terjadi dalam beberapa hari akan berhenti, oleh karena adanya proses homeostatis. Darah dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih kembali. b. Trauma tembus Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bias mengenai : a. Palpebra Mengenai sebagian atau seluruhnya. Jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen b. Saluran lakrimalis
  • 4. Dapat merusak sistim pengaliran air mata dari pungtum lakrimalis sampai kerongga hidung. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan air mata c. Conjungtiva Dapat merusak dan rupture pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva d. Sclera Bila ada luka tembus pada sclera dapat menyebabkan penurunan tekanan bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sclera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury e. Kornea Bila ada tembus kornea dapat mengganngu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bias juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpus vitreum dan corpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus f. Uvea Bila luka dapat menyebabkan pengaturan banyaknya cahaya yang masuk sehingga muncul fotofobia atau penglihatan kabur g. Lensa Bila ada trauma akan mengganggu daya focus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tidak adekuat h. Retina Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotofibia dan ada benda melayang dalam badan kaca bias juga teri oblaina retina
  • 5. 6. Pemeriksaan Penunjang a. Trauma tumpul • Laboratorium (tes fungsi hati, prothombin, trombosit dan waktu perdarahan) • Pemeriksaan visus • Pemeriksaan lampu celah • Pemeriksaaan goneoskopi (untuk mencari pembuluh darah yang rusak dan resesif sudut) b. Trauma tembus • Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa, retina. • Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT) Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat “scanning” dari organ tersebut. 7. Penatalaksanaan a. Trauma tumpul Sampai sekarang masih terdapat konsep yang berbeda tapi yang penting dalam penaganan hifema memberi pertolongan dan pengobatan secara cepat dan tepat sehingga dapat mencegah atau mengurangi komplikasi. Istirahat total selama 5 hari untuk melihat terjadinya hifema ulangan. Posisi berbaring 30-45° akan menyebabkan darah berkumpul di bawah dan akan menurunkan tekanan darah sistemik sehingga mengurangi resiko hifema ulangan. Pemberian tetes mata: 1. Xicloplegi (obat parasimpatolitik). 2. Medriatikum 3. Miotik lebih baik dihindari karena menyebabkan inflamasi
  • 6. 4. Tetes mata steroid untuk mengurangi rasa tidak enak akibat evitis dan untuk mencegah terjadinya hifema ulangan. 5. Pencucian bilik mata depan dianjurkan jika TIO naik lebih dari 24 jam. 6. Tindakan operatif (untuk mencegah kenaikan TIO). b. Trauma tembus Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Trauma Mata a. subjektif • pasien mengatakan matanya terasa sakit • pasien mengatakan penglihatannya kabur b. objektif • mata merah (palpebra, sclera, konjungtiva) • peningkatan TIO • penuruna visus • COA (camera ocular anterior) perdarahan Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri 2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan
  • 7. 3. Cemas 4. PK : peningkatan TIO 5. PK : perdarahan 6. Risiko infeksi Diagnosa NANDA pada pasien dengan Trauma Mata 1. Dx. nyeri b.d terpajannya reseptor nyeri sekunder trauma tumpul Nyeri akut Definisi : sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (asosiasi Studi Nyeri Internasional) keserangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. Batasan karakteristik : - Laporan secara verbal atau non verbal - Fakta dan observasi - Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri - Gerakan melindungi - Tingkah laku berhati-hati - Muka topeng - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai ) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan ) - tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemani orang lain dan atau aktivitas berulang. - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil).
  • 8. - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku). - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada iritabel, nafas panjang / berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum Faktor-faktor yang berhubungan ; Agen injuri (biologi, kimia fisik, psikologis) Control nyeri : - Mengenali factor penyebab - Mengenali lamanya obat (onset) sakit - Menggunakan metode pencegahan - Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri - Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan - Mencari bantuan tenaga kesehatan - Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan - Menggunakan sumber-sumber yang tersedia - Mengenali gejala-gejala nyeri - Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya - Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol - lainnya Keterangan penilaian NOC : - Tidak dilakukan sama sekali - Jarang dilakukan - Kadang dilakukan - Sering dilakukan - Selalu dilakukan
  • 9. NIC : Paint Management - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi. - Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien - kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. - Kurangi factor presipitasi nyeri - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal) - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi - Ajarkan tentang teknik non farmakologi - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri - Tingkatkan istirahat - Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil - Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat - Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi - Cek riwayat alergi
  • 10. - Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian lebih dari satu tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri. - Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal - Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri - Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali - Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat - Evaluasi aktivitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)