2. Dobereiner (1828) Hukum triade:untuk 3 buah yang sifatnya mirip
Triad yang ditunjukkan oleh Dobereiner tidak begitu banyak sehingga berpengaruh terhadap penggunaannya.
Newland (1863) Hukum oktaf:unsur-unsur disusun menurut kenaikan berat atom,ternyata sifat unsur terulang
pada unsur ke-8
Hukum oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom relatif sampai 20
(kalsium). Kemiripan sifat terlalu dipaksakan apabila pengelompokan dilanjutkan.
Mendeleyev & L Meyer (1869) Berbentuk tabel dan berdasarkan kenaikan berat atom
Sistem Periodik Moseley (1914 )
Henry G. Moseley yang merupakan penemu cara menentukan nomor atom pada tahun 1914 kembali
menemukan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik nomor atomnya.
Jumlah proton merupakan sifat khas unsur. Setiap unsur
mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lain. Jumlah proton suatu unsur dinyatakan
sebagai nomor atom.
Sistem periodik modern Kenaikan nomor atom dan konfigurasi elektron
sesuai dengan banyaknya kulit yaitu K, L, M, N, O, P, Q maka sistem periodik mempunyai 7 perioda
SEJARAH PENYUSUNAN
3. massa atom relatif stronsium berdekatan dengan massa rata-rata
dua unsur lain
yang mirip dengan stronsium yaitu kalsium dan barium.
Tabel Oktaf Newlands
Triad Dobereiner
4. Sistem Periodik Mendeleev
Mendeleev 1869 mengamati 63 unsur yang dikenal dan mendapat hasil
bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya.
Sifat tertentu akn berulang scr periodik bila unsur
unsur disusun sesuai kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev
menempatkan unsur-unsur dgn kemiripan sifat pd satu lajur vertikal yg
disebut golongan.
5.
6. Sistem periodik modern tersusun berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat.
Lajur horisontal yang disebut periode, tersusun berdasarkan
kenaikan nomor atom sedangkan lajur vertikal
yang disebut golongan tersusun berdasarkan kemiripan sifat.
Unsur
golongan A disebut golongan utama sedangkan golongan B disebut
golongan transisi.
Golongan dapat diberi tanda nomor 1 sampai 18
berurutan dari kiri ke kanan.
Berdasarkan penomoran ini, golongan transisi mempunyai nomor 3
sampai 12.
Sistem periodik modern tersusun atas 7 periode dan 18 golongan
yang terbagi menjadi 8 golongan utama atau golongan A dan 8
golongan transisi atau golongan B.
Sistem Periodik Modern
7. Golongan Utama
Dasar Penentuan golongan : elektron valensi
1. Blok S
SX Golongan X A
Contoh : 12Mg = 1S2 2S2 2P6 3S2 Golongan II A
2. Blok P
SX Py Golongan (X + Y )A
Contoh : 15P = 1S2 2S2 2P6 3S2 3P3 Golongan V A
Menentukan Golongan & Periode
8. Golongan Transisi
1. Blok d (transisi dalam )
SX dy ( X + Y ) B untuk 3 ≤ x+y < 7
VIII B untuk 8 ≤ x+y < 10
I B untuk x+y = 11
II B untuk x+y = 12
2. Blok f (transisi luar )
4f Lantanida (II B)
5f aktinida (III B)
PERIODE
Periode ditunjukan dengan nomor kulit yang paling besar (dari 1
sampai 7)
9.
10. 1. Jari jari atom adalah jarak dari inti atom ke
lintasan elektron terluar.
- Dalam satu perioda, dari kiri ke kanan jari
jari atom berkurang.
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah
jari-jari atom bertambah
- Jari-jari atom netral lebih besar daripada
jari-jari ion positifnya tetapi lebih kecil dari
jari-jari ion negatifnya.
Contoh:
jari-jari atom Cl < jari-jari ion Cl-
jari-jari atom Ba > jari-jari ion Ba2+
SIFAT – SIFAT PERIODIK UNSUR
11. adalah energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron yang
paling lemah/luar dari atom
suatu unsur atau ion dalam
keadaan gas.
- Dalam satu perioda, dari kiri ke
kanan potensial ionisasi
bertambah.
- Dalam satu golongan, dari atas
ke bawah potensial ionisasi
berkurang.
2.Potensial ionisasi
12. 3.Affinitas elektron adalah besarnya
energi yang dibebaskan pada saat
atom suatu unsur dalam keadaan
gas menerima elektron.
-Dalam satu perioda, dari kiri ke
kanan affinitas elektron
bertambah.
- Dalam satu golongan, dari atas
ke bawah affinitas elektron
berkurang.
13. adalah kemampuan atom suatu unsur
untuk menarik elektron ke arah
intinya dan digunakan bersama.
Pada Satu Periode
yang sama nilai
kelekteronegativan
akan semakin besar
Pada Satu Golongan
yang sama nilai
kelektronegativan
akan semakin kecil
4. Keelektronegativan
14. Pauling mendefinisikan perbedaan keelektronegativan antara
dua atom A dan B sebagai perbedaan energi ikatan molekul
diatomik AB, AA dan BB
D(A-B), D(A-A) dan D(B-B) adalah energi ikatan masing-masing
untuk AB, AA dan BB ,
D(A-B) lebih besar daripada rata-rata geometri D(A-A) dan D(B-
B). Hal ini karena molekul hetero-diatomik lebih stabil daripada
molekul homo-diatomik karena kontribusi struktur ionik
Dengan menggunakan nilai ini, Pauling mendefinisikan
keelektronegativan x sebagai ukuran atom menarik elektron.
xA dan xB adalah keelektronegativan atom A dan B.
Selisih Keelektronegativan
15. bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah elektron
yang akan dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi
elektron penuh, ns2 np6 (kecuali untuk periode pertama) atau
konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2).
5. Bilangan oksidasi atom