1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui
berbagai macam fase atau masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam
setiap fase memilki tugas-tugas perkembangan masing-masing. Hal ini berbeda
antara fase satu dengan fase yang lainnya. Masing-masing individu dituntut
untuk dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangannya sesuai dengan
tahapan fase yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada
setiap fase tersebut.
Dari seluruh fase yang tejadi selama rentang kehidupan, salah satu fase
yang memegang peranan penting dalam perkembangan seorang individu adalah
masa bayi. Masa bayi tersebut sebagai salah satu fase terpenting karena selama
masa ini seorang individu mulai belajar dan memahami berbagai macam hal-
hal dan pengalaman baru tentang dirinya. Banyak macam tugas perkembangan
yang harus diselesaikan seorang individu pada masa ini.
Di balik semuanya itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai seorang
individu setelah melalui fase ini, yaitu menjadi individu yang mandiri. Untuk
dapat mencapainya, para orang tua terlebih dahulu harus memahami apa saja
tugas-tugas perkembangan bagi si bayi dan yang harus ibu lakukan agar
bayinya dapat memenuhi tugas-tugas tersebut.
1
2. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa bayi?
2. Apa saja ciri-ciri masa bayi?
3. Apa saja tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi individu
selama masa bayi?
4. Apa saja bahaya-bahaya selama perkembangnan masa bayi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi masa bayi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri masa bayi.
3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi
individu selama masa bayi.
4. Untuk mengetahui bahaya-bahaya selama perkembangan masa
bayi.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masa Bayi
Umumnya ahli Psikologi Perkembangan membatasi periode masa bayi
dalam 2 tahun pertama dari periode pascanatal. Masa bayi sering dianngap
sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin
mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru
belajar berjalan. Selain itu, masa bayi ini disebut juga sebagai periode vital,
karena kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
3
4. Bayi dilahirkan berada dalam kondisi yang sangat lemah dan tidak
berdaya. selama beberapa bulan masa bayi, ketidakberdayaan itu berangsur-
angsur menurun. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan,
bayi semakin memperlihatkan kemandirian, sehingga pada saat masa bayi
berakkhir, yaitu kira-kira pada usia 2 tahun, ia telah menjadi seorang manusia
yang berbeda dengan kondisi awal masa bayi.1
B. Ciri-Ciri Masa Bayi
a. Masa Bayi adalah Masa Dasar Sesungguhnya
Menurut Erickson, masa kanak-kanak merupakan kancah manusia
untuk mulai berfungsi sebagai manusia tempat dimana kebaikan dan
keburukan kita berkembang dengan lambat, tetapi pasti dan tempat dimana
sifat-sifat itu menjadi terasa. Ada empat alasan yang menyebabkan
mengapa dasar-dasar yang diletakkan pada masa bayi itu penting, yaitu:
1. Sifat-sifat muali terbentuk, baik atau buruk, berbahay atau bahaya.
2. Masa yang mudah untuk memperbaiki kekeliriuan pemahaman.
3. Kebiasaan yang mempengaruhi pribadi dan sosial.
4. Tahap pembelajaran yang mudah diterima.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal
dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode
kehidupan yang Sesungguhnya larena pada saat unu bnayak pola perilaku,
sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
b. Masa Bayi adalah Masa di mana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan
cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan
tetapi juga dalam kemampuan. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai
1 Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 91.
4
5. dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Pertumbuhan dan perubahan
intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan perubahan fisik.
c. Masa Bayi adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari
pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk,
berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda. Jika bayi ingin mencoba
mandiri dan dilarang, ia akan protes. Protes ini dapat berbentuk ledakan
amarah dan tangisan dan segera berkembang menjadi negativisme, yaitu ciri
yang menonjol pada akhir masa bayi.
d. Masa Bayi adalah Masa Meningkatnya Individualitas
Individualitas tampak dalam penampilan dan pola-pola perilaku.
Bahkan bayi kembar pun menunjukkan individualitasnya. Bayi lebih dapat
mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau pengganti ibu daripada
anggota-anggota keluarga lain atau orang lain.
e. Masa Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran-Seks
Masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan
dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing-masing. Misalnya pada
kamar anak perempuan terdapat mainan boneka dan diberi hiasan jumbai-
jumbai.
f. Masa Bayi adalah Masa yang Menarik
Bayi telihat menarik mungkin dari bentuk tubuhnya dan apabila
diberi selimut atau baju yang lucu akan semakin menarik. Jika sifat-sifat
5
6. ketergantungan mereka semakin berkurang, maka kemenarikan mereka juga
semakin berkurang.
g. Masa Bayi merupakan Permulaan Kreativitas
Karena kurangnya koordinasi otot dan ketidakmampuan
mengendalikan lingkungan, bayi tidak mampu melakukan sesuatu yang
dapat dianggap orisinal atau kreatif. Namun dalam bulan-bulan pertama
bayi belajar mengembangkan minat dan sikap yang merupakan dasar bagi
kreativitasnya.
h. Masa Bayi adalah Masa Berbahaya
Meskipun semua tahapan dalam rentang kehidupan mengandung
bahaya, tetapi bahaya tertentu lebih banyak terdapat selama masa bayi
daripada dalam periode-periode lain. Bahaya dapat merupakan bahaya fisik
dan bahaya psikologis. Diantara bahaya-bahaya fisik adalah penyakit dan
kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan
kematian. Bahaya psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar
yang buruk pada masa ini.
C. Tugas-Tugas Perkembangan Selama Masa Bayi
Beberapa tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa
bayi antara lain, adalah:
a. Belajar berjalan pada usia 9-15 bulan.
b. Belajar memakan makanan padat.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar buang air kecil dan air besar.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6
7. f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain.2
Selian itu, di dalam masa perkembangan bayi juga terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Aspek Fisik
1. Tinggi dan Berat Badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm,
dengan berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa,
panjang bayi lebih dekat daripada beratnya. Segera setelah bayi
menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap,
menelan, dan mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-
bulan pertama kehidupannya berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6
ons per minggu. Pada usia 4 bulan, berat badan mereka naik dua kali. pada
tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami
perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai sekitar hingga 16 kg
dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci.
2. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut
“refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan
tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta member
bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan
pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan
dengan gerakan yang relatif disengaja atau penuh arti. Ketika mereka
menguasai kemampuan ini, maka ia disebut “skill” atau keterampilan.
Refleks dan skil disebut juga kemampuan motorik (motor abilities).3
2 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), hal 78.
3 Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) , hal
92.
7
8. Refleks-refleks Utama pada Bayi yang Baru Lahir
Menurut Seifert dan Hoffnung4
Reflex Perkembangan Signifikansinya
Pernafasan Permanen, sekalipun sebagian
menjadi tindakan sukarela
Memberikan O2 dan
membuang CO2
Menghisap Melemah dan menghilang pada usia
6 bulan.
Mengarahkan anak pada
payudara atau botol susu.
Mencari Secara gradual di bawah
pengontrolan yang disengaja.
Membantu anak untuk
minum.
Menelan Permanen, meskipun sebagian
menjadi tindakan sukarela.
Membantu anak untuk
menelan dan mejauhi
cekikan.
Mengedip Permanen, meskipun kemudian
melemah secara sukarela.
Memelihara mata dari
benda dan cahaya terang.
Biji mata Permanen Memelihara dari cahaya
terang dan memberikan
penglihatan yang baik
dalam cahaya lampu
yang redup.
Moro Gerakan lengan dan telapak tangan
menghilang pada usia 6 bulan,
tetapi reaksi terkejut berlangsung
seumur hidup.
Menunjukkan
perkembangan normal
dan system saraf.
Memegang Melemah pada usia 3 bulan,
genggaman sukarela muncul pada
Menunjukkan
perkembangan normal
4 Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 93.
8
9. usia 6 bulan dan menhilnag seelah
1 tahun.
dan system saraf.
Penguatan
leher
Menghilang pada usia 2 tahun 3
bulan.
Menunjukkan
perkembangan normal
dan system saraf.
Babinski Menghilang pada usia 8-12 bulan Menunjukkan
perkembangan normal
dan system saraf.
Melangkah Menghilang pada usia 2 bulan,
tetapi kemudian diaplikasikan.
Menunjukkan
perkembangan normal
dan system saraf.
Berenang Menghilangkan setelah 4-5 bulan. Menunjukkan
perkembangan normal
dan system saraf.
3. Rangkaian Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
Dari perkembangan refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian
memunculkan serangkaian tingkah laku yang lebih kompleks. Dengan tingkah
laku yang kompleks tersebut telah memungkinkan bayi sebagai makhluk
biologis dapat bertahan hidup. Menurut Lerner dan Hultsch (1983), tingkah
laku tersebut meliputi: pola tidur dan bangun, tingkah laku teoleting, dan
tingkah laku makan dan minum.
a.) Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir tidur selama 16 hingga 17 jam sehari,
walaupun ada bebrapa bayi yang rata-rata tidur lebih sedikit, yaitu sekitar
10 hingga 11 jam perhari, dan ada pula yang lebih lama, yaitu sampai 21
9
10. jam per hari. Biasanya jumlah tidur bayi itu berkurang secara tEratur
setiap bulan. (Seifert dan Huffnung, 1994; Santrock, 1995).
b.) Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik tergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama. Sebagaimana orang dewasa, bayi membutuhkan makanan
yang mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral.
c.) Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan
untuk mengendalikan buang air ini sangat tergantung pada kematangan
otot dan motivasi yang mereka miliki. Ketika baru dilahirkan, bayi belum
mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang air setiap saat. pada
usia 4 bulan, interval buang airnya sudah bisa diramalkan. Pengendalian
buang air besar rata-rata dimulai pada usia 6 bulan, dan kebiasaan
pengendalian buang air besar baru terbentuk pada akhir masa bayi.
Sedangkan pengendalian buang air kecil mulai pada usia 15 hingga 16
bulan, namun sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini
belum sempurna (Hurlock, 1980).5
Perubahan Tingkah laku dan Kondisi Bayi6
Tingkah laku Ciri utama
Siklus tidur dan bangun Neonatal : 80%waktu dihabiskan
untuk tidur.
5 Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) hal
93.
6 Ibid, hal 96.
10
11. 6-7 bulan : tidur sepanjang malam
tanpa bangun.
12 bulan : 50% waktu dihabiskan
untuk tidur.
Tingkah laku makan dan minum Neonatal : bayi makan 7-8 kali
sehari
1 bulan : bayi makan 5-6 kali
sehari.
2 bulan : memakan makanan padat
12 bulan : makan 3 kali sehari.
Tingkah laku teoileting Neonatal : basah dan BAB setiap
saat.
2 bulan : bayi 2 kali sehari.
12 bulan : interval makan dan BAB
bisa diramalkan.
4. Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-
bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini
merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit.
Keterampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan
bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross
motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill).
a.) Keterampilan Motorik Kasar
11
12. Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi
keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan
dan melompat.
b.) Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi meliputi
gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari.
kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika
anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak akan mempersepsikan
dalam otaknya bahwa dia ingin memaimkannya. Persepsi tersebut
memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk
mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, akan berhasil mendapatkan apa
yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Urutan Perkembangan Motoric Selama Masa Bayi
Mulai dari Umur 1-24 Bulan.
Usia (Dalam Bulan) Perkembangan Motorik
1
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif =
senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki
dan tangan).
2 Memutar ke kanan dan ke kiri.
3 Menarik-narik selimut dan baju.
12
13. 4 Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
5 Dapat menelungkup beberapa menit.
6 Mengamati mainan yang dipegang.
7 Menarik kepala ke depan.
8 Duduk beberapa menit.
9 Dapat duduk sendiri.
10 Merangkak.
11 Berdiri sendiri.
12 Mulai dapat berjalan.
18
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi
atau tangga.
24 Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.
5. Perkembangan Sensori
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang
sedemikian rupa untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi
untuk menangkap informasi inilah yang disebut dengan indra (sense) atau
sistem sensorik. Jadi, semua informasi yang datang kepada bayi adalah
melalui indra. Tanpa pengelihatan, pendengaran, sentuhann, kecapan,
ciuman dan indra lain otak bayi akan terkucil dari dunia: bayi akan hidup
dalam kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna dan kehampaan yang
kekal. Dengan demikian, indra-indra berfungsi mendeteksi, menstranduksi
dan meneruskan semua informaasi yang datang padanya (Davidoff, 1988).
6. Pekembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya
telah membentuk sekitar 1.5 milyar sel-sel saraf permenit. Jadi pada saat
dilahirkan bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel otak yang akan
13
14. dimilikinya sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum
matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah
lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan urat
saraf yang masih lemah itu terus tumbuh dengan cepat dan dramatis
mencapai kematangan.
b. Apek Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses
psikolohi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
1. Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Piaget
Dalam pandangan Piaget, tahap-tahap perkembangan pemikiran
dibedakan atas empat tahap yaitu tahap pemikiran sensorik-motorik,
praoperasional, operasional-konktret, operasional formal.
Pemikiran bayi termasuk kedalam pemikiran sensorik motorik,
tahap sensorik motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira berumur
2 tahun. Selama tahap ini berkembangan mental di tandai dengan
perkembangan pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan
fisik, dalam hal ini bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif
rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat indranya, melainkan juga aktif
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-
gerak refleks.
2. Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Kontemporer
14
15. Pandangan-pandangan kontemporer tentang perkembangan kognitif
mendapat sokongan yang penting dalam para pakar psikologi pemrosesan
informasi. Apabila Piaget meyakini bahwa perkemabgnan kognitig bayi
baru tercapai pada pertengahan tahun kedua, maka pada pakar psikologi
pemrosesan informasi percaya bahwa perkembangan kognitig seperti
kemampuan dalam meberikan perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru
dan kemampuan konseptual telah dimiliki bayi lebih awal.
3. Perkembangan Persepsi
Secara singkat, perkembangan persepsi yang diyakini oleh para
peneliti ialah bahwa bayi-bayi melihat benda berdiri sendiri, satu, kokoh
dan terpisah dari lingkungan sekitarnya, ada kemungkinan hal ini terjadi
pada saat lahir atau segera sesudahnya, tetapi secara pasti hal ini terjadi
pada usia 3 sampai 4 bulan. Bayi-bayi kecil masih harus belajar banyak
tetapi dunia sekitarnya tampak stabil dan teratur bagi mereka dan oleh
karena itu, dunia sekitar merek dapat mereka “rumuskan”.
4. Perkembangan Konsepsi
Penelitian baru-baru ini tentang perkembangan persepsi dan
konsepsi bayi menunjukkan bahwa bayi mempunyai kemampuan persepsi
yang lebih canggih dan dapat memulai berpikir jauh lebih awal
dibandingkan dengan apa yang dibadan dapat memulai berpikir jauh lebih
awal dibandingkan dengan apa yang dibayangkan oleh piaget.
5. Perkembangan Memori
Memori ialah unsur pusat perkembangan kognitif yang memuat
seluruh informasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang
ia terima sepanjang waktu. Kadang-kadang informasi hanya disimpan
beberapa detik, dan pada kesempatan lain informasi disimpan seumur
hidup. Memori digunakan ketika kita mencari dan mengingat. Baru-baru
15
16. ini para peneliti perkembangan anak telah memiliki kemampuan
menyimpan memori (Grunwald, dkk, 1993). Menurut Rovve-Collier,
bahkan memori bayi yang berusia 2,5 bulan terinci secara luar biasa.
6. Perkembangan Bahasa
Semua manusia yang normal dapat mengusasai bahasa, sebab sejak
lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari
bahasa dengan sendirinya. Hal ini terlihat bahwa manusia tidak
memerlukan banyak usaha untuk mampu berbicara.
Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa manusia ini segera
mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Bahkan menurut
Havighurst (1984), kemampuan menguasai bahasa dalam arti belajar
membuat suara-suara yang berarti berhubungan dengan orang lain melalui
penggunaan suara-suara itu.7
Adapun perkembangan bahasa dalam masa bayi
a) Tangisan
Salah seorang psikolog Belanda mengungkapkan pendapat bahwa
tangis pertama bayi adalah sebagai tanda adanya kesadaran jiwa pada anak
yang dimulai sejak lahir dengan adanya kesadaran (conciousnes) yang baerarti
bahwa fungsi-fungsi kejiwaan telah mulai bekerja sebagaimana mestinya.8
Menurut Ostwal dan Pelzmen, “ Menangis adalah salah satu dari cara
pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya.” Meskipun orang
tidak selalu tepat menafsirkan apa yang hendak disampaikan oleh bayi, tetapi
tangisan menandakan bahwa bayi berusaha untuk berkomunikasi. Selanjutnya
Ostwal dan Pelzmen menerangkan bahwa, “ menangis adalah tindakan sosial
yang pertama dari bayi. Ini menandakan suatu peralihan dari pihak bayi, dari
diam-diam bergantung pada ibu menjadi mampuberhubungan dengan dunia
7 Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) , hal
91-114
8 Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
hal 85.
16
17. luas. Tangisan bukan gejala yang berdiri sendiri, melainkan suatu tingkah laku
refleks terhadap sesuatu karena pada satu pihak menunjukan keadaan tidak
nyaman, tetapi sekaligus juga menginginkan reaksi keliling.9
b) Meraban (mengoceh)
Meraban umumnya dilihat sebagai permulaan perkembangan bahasa
yang sesungguhnya. Meraban dimulai sekitar umur 3 bulan. Tingkah laku ini
berlangsung sampai umur 9 atau 12 bulan. Meraban atau mengoceh
mempunyai variasi yang lebih banyak dari pada menangis. Dengan ocehan
dapat dinyatakan perasaan–perasaan positif. Mulai bulan ke 6 maka ocehan
mempunyai fungsi komunikatif. Anak tidak sekedar mengoceh saja, melainkan
sekarang sudah jelas merupakan reaksi terhadap orang lain yang mencari
kontak verbal dengan anak tersebut.10
c) Kalimat satu kata dan kalimat dua kata
Satu kata yang diucapkan oleh anak harus dianggap sebagi satu kalimat
penuh. Misal kalau anak mengatakan “kursi” maka hal itu dapat berarti: saya
mminta duduk dikursi, atau: mama harus duduk dikursi, atau: saya minta kursi
untuk naik diatasnya untuk mengambil itu. Itulah sebabnya mengapa ucapan
satu kata anak ini dipandang sebagai kalimat satu kata. 11
d) Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara,
bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan
anak yang lebih tua, remaja, dan orang dewasa. Bahkan sekalipun bayi sudah
mengucapkan beberapa kata, banyak bayi terus menggunakan isyarat yang
dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat. Dengan
mengulurkan tangan dan tersenyum, bayi dapat menyampaikan gagasan bahwa
ia ingin digendong.
9 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), hal 84
10 F. J. Dkk, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), hal 156
11 Ibid, hal. 157.
17
18. c. Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial berhungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaiman aindividu
berhubungan dengan orang lain. Meskipun dalam pemenuhan kebutuhannya
bayi masih sangat bergantung pada pengasuhnya, namun bukan berarti sama
sekali pasif. Sebab, sejak lahir pengalaman bai semakin berambah dan ia
berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya sendiri, mengamati dan
berinteraksi dengan orang di sekitarnya.
Dalam uraian beikut akan dikemukakan beberapa hal penting yang
berkaitan dengan perkembangan psikososial pada masa bayi, yang melipitu
emosi, temperamen, dan attachment (keterkaitan).12
1. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombonasi antara
gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak
(seperti senyuman atau tangisan. Untuk mengetahui apakah bayi benar-benar
mengekspresikn emosi tertentu, Carrol Izard telah mengembangkan suatu
ekspresi wajah bayi yang beerkitan dengan emosi tertentu yang dikenal dengan
maximally discriminative facial movement coding system (max). berdasarkan
system klasifikasi izard, diketahui beberapa emosi selama masa bayi, yaitu
kegembiraan tertawa diekspresikan pada usia 4 bulan, ketakutan pada usia 5-8
bulan, dan emosi=emosi yang lebih rumit seperti malu, kebingungan, rasa
bersalah, cemburu, dan kebanggaan diekspresikan selama anak belajar
berjalan.
Ekpresi berbagai emosi tersebut mepunyai peranan yang sangat penting
bagi perkembangan anak. Bretherton menyebutkan ada tiga fungsi uatam
ekspresi emosi bayi, yaitu (1) adaptasi dan penyesuaian, (2) regulasi, dan (3)
komunikasi.
12 Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 115.
18
19. 2. Perkembangan Temperamen
Temperamen (tabiat, perangai) merupakan salah satu dimensi psikologis
yang berhubungan dengan aktivits fisik dan emosional serta merespon.
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respon emosional serta
pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak
lahir, yang relative stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua
situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan
pengalaman.
Sejak lahir, bayi memperlihatkan bernagai aktivitas individual yang
berbeda-beda. Beberapa bayi sangat aktif menggerarakkan tangan, kaki, dan
mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi yang lain terlihat lebih tenang.
Sebagian bayi merespon dengan hangatkepada orang lain, sementara yang lain
cerewet, rewel, dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan
temperamen seorang bayi.
Alexander Tomas dan Stella Chess mengklasifikasikan temperamen
bayi atas tiga pola dasar, yaitu:
a) Bayi yang bertemperamen rendah (slow to warm up babies)
Bayi memilk aktivitas yang rendah dan secara relative tidak dapat
menyesuaikan diri dengan pengalaman baru, suka murung serta
memperlihatkan intensitas suasana hati yang rendah.
b) Bayi yang bertemperamen sedang (easy babies)
Bayi menunjukkan suasana hati yang lebih positif, keteraturan fungsi tubuh,
dan mudah beradaptasi dengan situasi baru.
c) Bayi yang bertemperamen tinggi (difficult babies)
Bayi memperlihatkan Susana hati yang negative, fungsi-fungsi tubuh tidak
teratur, dan stress dalam menghadapi situasi baru.13
13 Ibid, hal 118.
19
20. 3. Perekembangan Attachment
Attachment (keterikatan) adalah tingkah laku sosial dan perasaan saling
cinta antara bayi dan ibu. Bayi-bayi manusia mula-mula mengalami keterikatan
dengan ibunya dan tidak lama kemudian dengan orang dekat selain ibu.
Tahap Perkembangan Attachment Menurut Bowlby14
Tahap Usia/bulan Tingkah laku
Tahap 1
Indiscriminate
sociability
0-2 Bayi tidak membedakan
antara orang-orang dan
merasa senang dengan,
atau menerima dengan
senang orang yang dikenal
dan ang tidak dikenal.
Tahap 2
Attachment is the makin
2-7 Bayi mulai mengakui dan
menyukai orang yang
dikenal; tersenyum pada
orang yang lebih dikenal.
Tahap 3
Specific, clear-cut
7-24 Bayi telah
mengembangkan
14 Ibid, hal 121.
20
21. attachment keterikatan dengan ibu
atuau pengasuh pertama
lainnay dan akan berusaha
untuk senantiasa dekat
dengannya; akan
menangis ketika berpisah
dengannya.
Tahap 4
Goal-coordinated
partenerships
24-seterusnya Sekarang bayi merasa lbih
aman dlm berhunbungan
dgn ibu atau pengasuh
pertama, bayi tidak
merasa sedih selama
berpisah dari ibu atau
pengasuh pertamanya dlm
jangka waktu yg lama.
4. Perkembagan Rasa Percaya (trust)
Erikson mengemukakan bahwa keadaan percaya pada umumnya
mengandung tiga aspek, yaitu:
a) Bahwa bayi belajar percaya pada kesamaan dan kesinambungan dari
pengasuh di luarnya.
b) Bahwa bayi belajar percaya diri dan dapat percaya pada kemampuan organ-
organnya sendiri untuk menanggulangi dorongan-dorongan.
c) Bahwa bayi menganggap dirinya cukup dapat dipercaya sehingga pengasuh
tidal perlu wapada diruguikan.
Menurut Erikson, bukti pertama yang menunjukkan adanya kepercayaan
sosial pada bayi terlihat dalam kesenangan menikmati air susu, kepulasan tidur,
dan kemudahan buang air besar. Erikson yakin bahwa bayi mempelajari rasa
21
22. percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten dan hangat. Ini
berarti bahwa hubungan bayi dengan ibunya menjadi sangat penting.15
5. Perkembangan Otonomi
Menurut Chaplin, otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk
memilih, untuk menjadi kesatuan yang biasa memerintah, menguasai, dan
menentukan dirinya sendiri. Sedagkan menurut Erikson, otonomi atau
kemandirian merupakan tahap kedua perkembangan psikososial yang
berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan.
Otonomi dibangun di atas perkembangan mental dan kemampuan
motorik. Pada tahap ini, bayi tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga
dapat memanjat, membuka dan menutup, menjatuhkan, menolak dan menarik,
memegang dan melepaskan. Bayi merasa bangga dengan prestasi ini dan ingin
melakukan segala sesuatu sendiri, membuka bungkusan paket, atau
memutuskan apa yang dimakan.
Perkembangan otonomi selam atahun-tahun balita memberi remaja
dorongan untuk menjadi individu yang mandiri, yang dapat memilki dan
menentukan masa depan mereka sendiri. Meskipun demikian menurut
Santrock, terlalu banyak otonomi sama bahanya dengan terlalu sedikit
otonomi.16
Tabel Perkembangan Bayi17
Usia
Keterampilan-keterampilan
Utama
Kerampilan-keterampilan yang
akan dikuasai
Keterampilan-
keterampilan
lebih lanjut
1 bulan Mengangkat kepala ketika
berbaring tengkurap
Merespon suara.
Menatap wajah
Pandangan bayi untuk dapat
mengikuti objek walaupun
hanya beberapa saat.
Mengeluarkan suara: ooh dan
Tersenyum, tertawa
Menahan kepala
pada 45 derajat.
15 Ibid, hal 124.
16 Ibid, hal 126.
17 ,Psikologi Perkembangan/NOERIEL 4 3V3R.html
22
23. aah
Dapat melihat pola berwarna
hitam-putih
2 bulan
Suara: coo dan gumamam
Dapat mengikuti benda lebih
lama.
Mulai memperhatikan
tangannya.
Dapat mengangkat kepala dan
menahannya untuk beberapa
saat.
Tersenyum, tertawa
Menahan kepala pada posisi 45
derajat.
Dapat membuat gerakan-
gerakan yang lebih teratur
(lebih halus)
Dapat menegakkan
kepala dan
menahannya agak
lama.
Kaki sudah cukup
kuat untuk
menahan beban
ringan.
Dapat mengangkat
kepada dan bahu
saat tidur dengan
posisi tengkurap.
3 bulan
Dapat mengenali wajah dan
wangi tubuh orang yang biasa
dekat dengannya (ibu ).
Dapat mengangkat kepala dan
menahannya dengan stabil.
Visual: dapat mengikuti obyek
yang bergerak.
Dapat berteriak, nyerocos, dan
tertawa kecil (terkekeh)
Memainkan ludah menjadi
gelembung (balon)
Dapat mengenali suara orang-
orang terdekat.
Dapat melakukan mini push-up.
Dapat berguling,
dari tengkurap
menjadi
terlentang
Dapat berespon
terhadap suara
keras
Dapat
mengarahkan
kedua tangan
untuk memegang
mainan.
4 bulan
Tersenyum, tertawa
Dapat mengangkat beban
pada kakinya
Tertawa kecil (terkekeh) bila
Anda berbicara dengannya
Dapat menggenggam mainan
Berguling, dengan posisi dari
belakang ke depan
Meniru suara :
“baba”, “dada”
Tumbuh gigi
pertama
Mulai siap untuk
makanan lunak
selain ASI.
5 bulan Dapat membedakan warna-
warna dasar (mencolok)
Mulai bermain dengan tangan
Dapat mengenali namanya,
terutama bila dipanggil
Berespon terhadap suara-suara
Mulai dapat duduk
sendiri beberapa
saat.
23
24. dan kakinya. baru yang datang padanya
Dapat berguling dari tengkurap
ke depan dan sebaliknya.
Mulai
memasukkan
benda-benda ke
dalam mulutnya.
Mulai muncul
kecemasan akan
perpisahan
dengan orang
terdekat (biasanya
orangtua)
6 bulan
Dapat menoleh ke arah suara-
suara baik benda maupun
orang-orang di sekitarnya.
Menirukan suara atau bunyi-
bunyian.
Berguling dari tengkurap ke
terlentang dan sebaliknya.
Sudah siap untuk makan
makanan lunak (tidak ASI
Ekslusif lagi).
Dapat duduk sendiri tanpa
sandaran.
Senang memasukkan benda-
benda ke mulutnya.
Dapat memindahkan objek dari
tangan satu ke tangan lainnya.
(misal: dari tangan kiri ke
tangan kanan).
Dapat
melambai
kan
tangan
(lambaian
goodbye)
Dapat berdiri
dengan
berpegangan pada
benda-benda di
sekitarnya.
Dapat
membenturkan
dua objek
(misalnya:
mainannya saling
dibenturkan)
Mulai mengerti
benda-benda yang
dipegangnya.
8 bulan Dapat berkata ”mama” dan
”dada”, kepada kedua orang
tuanya (namun tidak spesific
mama untuk ibu, dada untuk
ayah).
Dapat memindahkan benda
atau mainan dari tangan yang
Berdiri dengan berpengangan
Merangkak
Dapat menunjuk benda
Mencari benda-benda yang
disembunyikan.
Belajar untuk
berdiri sendiri.
Dapat mengambil
benda dengan
menggunakan ibu
jari dan telunjuk
(seperti menjepit).
24
25. satu ke tangan yang lainnya. Mulai dapat
mengekspresikan
keinginannya
dengan bahasa
tubuh (misalnya
meminta susu
dengan menunjuk
tempat susu).
9 bulan
Dapat berdiri dengan
berpegangan.
Mulai mengoceh.
Mulai mengenali &mengetahui
benda-benda disekitarnya.
Mulai mengeksplorasi/ berjalan
sambil berpegangan.
Dapat minum dari gelas
bertutup (sippy cup-gelas
bertutup yang ujung tutupnya
bercorong bolong-bolong
seperti dot)
Dapat makan dengan
menggunakan tangannya
sendiri.
Dapat membeturkan dua
benda yang ada ditangannya.
Bermain ciluk ba
Dapat mengatakan
’mama’ dan
’dada’ dengan
tepat (mama
kepada ibu dan
dada ke ayah)
10 bulan
Melambaikan tangan
(goodbye)
Mengambil benda dengan ibu
jari dan telunjuk seperti
menjepit (menjumput)
Dapat merangkak dengan baik.
Mengatakan ’mama’ dan ’dada’
dengan tepat.
Dapat mengekspresikan
keinginannya dengan gerakan
Dapat berdiri
sendiri dalam
beberapa saat
Dapat menaruh
barang ke dalam
tempat tertentu
(misalnya kotak)
11 bulan
Mengatakan ’mama’ dan ’dada’
dengan tepat.
Bermain ciluk ba
Dapat berdiri sendiri untuk
beberapa detik.
Mengeksplorasi sekitarnya
Mulai mengerti ’tidak’ dan
instruksi singkat lainnya
(misalnya ambil, itu)
Mulai suka menaruh atau
memindahkan benda ke dalam
tempat tertentu (misalnya
kotak)
Mengatakan 1 kata
lain selain
’mama’ dan
’dada’
Dapat
membungkuk dari
posisi berdiri.
12 bulan Meniru orang lain
Menyatakan keinginan dengan
gerakan tubuh (seperti
Mulai berjalan beberapa
langkah
Mengatakan 1 kata lain selain
Berjalan sendiri
Membuat coretan
dengan crayon
25
26. menunjuk, menggeleng,
mengangguk)
’mama’ dan ’dada’ Mengatakan 2 kata
lain selain
’mama’ dan
’dada’
13 bulan
Menggunakan dua kata secara
tepat seperti kata ’hai’ dan bye
(dadah).
Mengambil benda sambil
membungkuk
Senang melihat bayangannya
(misalnya bercermin)
Dapat menahan tangan dan
kakinya untuk membantu
orang lain memakaikan
pakaian padanya.
Menggabungkan
kata dan gerakan
untuk
menyatakan
keinginannya
(misalnya susu
sambil menunjuk
tempat susu)
Dapat
menggelindingkn
bola.
14 bulan
Makan dengan tangan
Dapat mengambil benda dari
kotak/ mengosongkan kotak
Meniru orang lain
Sudah dapat berjalan dengan
ditatah
Meniru permainan
Menunjuk anggota badannya
saat ditanya (misalnya: dapat
menunjuk kepala, telinga)
Dapat merespon perintah yang
datang padanya (misalnya:
cium ibu)
Dapat
menggunakan
sendok atau
garpu.
Dapat
memasangkan
tutup dengan
tempatnya.
Dapat mendorong
atau menarik
mainan sambil
berjalan.
15 bulan
Bermain dengan bola
Menguasai 3 kata dan sering
digunakan
Berjalan mundur
Membuat coretan-coretan
dengan menggunakan crayon
Dapat berlari
Mengadopsi kata ’tidak’
sebangai kata favorit.
Minta diambilkan
barang-barang
Dapat meletakan
jari didepan
mulutnya dan
mengatakan ’shh’
16 bulan Dapat membalik halaman
buku.
Cenderung temper tantrum bila
frustrasi/marah
Mulai belajar mendaki/menaiki
sesuatu
Dapat menumpuk 3 balok
Menggunakan sendok atau
Dapat membuka
salah satu bajunya
sendiri (misalnya
celana atau kaus).
26
27. Memiliki benda tertentu yang
selalu ingin dipegangnya.
garpu
Belajar cara yang tepat untuk
menggunakan benda tertentu
(misalnya telepon)
Mulai susah
makan /
rewel/banyak
maunya
Tidur siang satu
kali.
17 bulan
Mulai menggunakan 6 kata
secara teratur
Senang bermain pura-pura
(misalnya: bermain menjadi
superman)
Senang mengendarai mainan.
Memberi makan boneka
Ucapannya mulai jelas
Dapat melempar bola dengan
lebih baik.
Berjoget
mengikuti musik
Dapat
mengelompokkan
mainan
berdasarkan
warna, ukuran
atau benutknya
Dapat menendang
bola ke depan.
18 bulan
Mau membaca buku sendiri
Membuat coretan-coretan
Dapat membentuk kalimat
dengan 2 kata (misalnya: mau
makan)
Dapat sikat gigi dengan bantuan
Dapat menumpuk 4 balok.
Dapat melempar
bola dengan
ayunan yang
tinggi.
Dapat
membongkar
pasang mainan
Mulai
menunjukkan
kesiapan untuk
melakukan toilet
training.
19 bulan Dapat menggunakan sendok
dan garpu
Berlari
Melempar bola dengan ayunan
kecil
Menikmati membantu orang-
orang disekitar (misalnya
menyapu, mengambil barang)
Mengerti hampir 200 kata
Dapat mengenali bila melakukan
kesalahan (misalnya
memanggil kucing sebagai
ayam)
Dapat mencuci
tangan dan
mengeringkannya
dengan bantuan
orang lain.
Dapat menunjuk
gambar atau
benda tersebut
ketika disebutkan
27
28. namanya.
Dapat mengenali
ketika ingin
buang air kecil.
20 bulan
Memberi makan boneka
Dapat mencopot bajunya
sendiri
Dapat membuang benda dengan
mencontoh orang lain
(misalnya membuat sampah).
Belajar kata-kata baru 10 atau
lebih dalam 1 hari.
Dapat menaiki tangga (namun
mungkin tidak dapat turun)
Mungkin mulai
mengeksplorasi
alat kelaminnya.
Menggambar garis
lurus.
Dapat
menyebutkan
beberapa anggota
badannya.
21 bulan
Dapat menaiki tangga
Dapat membuat tujuan yang
mudah misalnya memutuskan
untuk menaruh mainan
ditempat tertentu
Melempar bola dengan ayunan
tinggi/kuat
Menendang bola
Menyusun 6 balok
Menyebutkan
nama gambar
tertentu pada
buku
Dapat menuruni
tangga
22 bulan
Menendang bola
Dapat mengikuti 2 instruksi
yang diberikan padanya
(misalnya ambil bolanya dan
berikan ke ibu)
Dapat menyusun puzzle
sederhana
Menggambar garis lurus
Menyebutkan beberapa anggota
tubuhnya.
Dapat memakai
baju yang longgar
Mungkin siap
untuk tidur
ditempat yang
lebih besar
Memahami
konsep kebalikan.
Misalnya tinggi
vs pendek
23 bulan
Dapat menyebutkan gambar
dalam sebuah buku
Dapat menggunakan 50-70
kata-kata.
Dapat membuka pintu
Dapat menyanyikan lagu/melodi
sederhana
Mulai tertarik untuk bermain
dengan anak lain.
Membicarakan
diri sendiri
(seperti apa yang
disukai, tidak
disukai)
Sering bertanya
’kenapa?’
24 bulan Dapat menyebutkan sedikitnya
6 anggota tubuhnya
Berbicara tentang dirinya sendiri
Mengatur benda-benda
Mulai mengerti
konsep abstrak
28
29. Setengah dari perkataannya
mulai dapat dipahami.
Dapat mengucapkan kalimat
dari 2-3 kata
berdasarkan kategorinya
Dapat berjalan menuruni tangga
seperti ’nanti’
atau ’sebentar
lagi’.
Mulai menyadari
adanya perbedaan
jender laki-laki
dengan
perempuan.
Belajar melompat.
D. Bahaya-Bahaya Selama Perkembangan Masa Bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya
merupakan bahaya bagi bayi. Bahaya itu merupakan bahaya fisik dan
psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik
cendurng lebih banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis.
Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya, keduanya merupakan bahaya yang
serius. Dan diharapkan orang tua atupun orang di sekitarnya dapat mencegah
hal tersebut agar tidak terjadi.
Adapun bahaya-bahaya tersebut terdiri dari:
a. Bahaya fisik, yang meliputi kematian ranjang, penyakit, kecelakaan,
kurangnya gizi, dan dasar untuk menjadi gemuk.
b. Bahaya yang umum dalam membentuk kebiasaan fisiologis, yang meliputi
kebiasaan tidur, kebiasaan makan, dan kebiasaan pembuangan.
c. Bahaya psikologis, yang meliputi bahaya dalam perkembangan motorik,
bahaya dalam bebicara, bahaya dalam emosi, bahaya dalam sosial, bahaya
dalam bermain, bahaya dalam pengertian, bahaya dalam moralitas, dan
bahaya dalam hubungan keluarga.18
18 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), hal 95-100.
29
30. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa bayi menurut ahli Psikologi Perkembangan terajdi dalam rentang
waktu 2 tahun pertama dari periode pascanatal. Masa bayi sering dianngap
sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin
mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru
belajar berjalan.
Perkembangan masa bayi sebagai salah satu bagian dari perkembangan
seorang individu mempunyai ciri-ciri khusus, diantaranya adalah masa bayi
adalah masa dasar sesungguhnya, masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan
dan perubahan berjalan pesat, masa bayi adalah masa berkurangnya
ketergantungan, masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas, dan lain
sebagainya.
Selain itu, seorang bayi juga harus memenuhi beberapa tugas dalam masa
perkembangan ini, yang salah duanya adalah belajar berbicara dan belajar
berjalan pada usia 9-15 bulan. Dan pada masa ini, juga terdapat berbagai
30
31. macam bahaya yang dapat mengintai bayi, sehingga menuntut para orang tua
atau para pengasuh untuk menjaga dan meperhatikan si bayi lebih intens.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kami dari penulis
menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah kami ini.
Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dibandinkan
Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, apabila terdapat suatu hal dalam
makalah yang kami susun ini menyinggung ataupun tidak berkenan, kami
meminta maaf sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980.
J., F. dkk, Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1996.
Mar’at, Samsunuwiyati. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
, Psikologi Perkembangan/NOERIEL 4 3V3R.html
31