SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan masyarakat Indonesia sudah memasuki
masyarakat global yang dimana antara satu dengan yang lain saling
berhubungan. Manusia global adalah manusia yang cerdas intelektualitasnya
dan terampil fisiknya, namun kurang terbina mental spiritualnya dan kurang
memiliki kecerdasan emosional.
Akibat dari yang demikian, banyak sekali para remaja yang
terlibat dalam tawuran, tindakan kriminal, pencurian, dan lain sebagainya.
Menyikapi hal tersebut, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sebagai
lembaga pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan, baik itu pendidikan
umum, pendidikan Islam ataupun pesantren sangat dibutuhkan dalam rangka
melakukan perbaikan moral. Karena PTAI merupakan salah satu institusi
pendidikan tinggi yang memiliki ciri khas ke-Islaman, yang membedakannya
dengan Perguruan Tinggi Umum lain.
1
1.2 Fokus Pembahasan
1. Apa Perguruan Tinggi Agama Islam itu?
2. Bagaimana pembidangan ilmu agama Islam di PTAI?
3. Bagaimana rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam di PTAI
dan konsep ilmu pengetahuan dalam Islam?
4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap Islam?
5. Apa saja faktor penyebab degradasi moral di Indonesia?
6. Bagaimana peran PTAI dalam menyongsong Indonesia yang baru?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Perguruan Tinggi Agama Islam.
2. Untuk mengetahui pembidangan ilmu agama Islam di PTAI.
3. Untuk mengetahui rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam di
PTAI dan konsep ilmu pengetahuan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap Islam.
5. Untuk mengetahui faktor penyebab degradasi moral di Indonesia.
6. Untuk mengetahui peran PTAI dalam menyongsong Indonesia yang
baru.
1.4 Manfaat Penulisan
2
Setelah mempelajari dan membaca tentang PTAI dan tanggung
jawab moral melestarikan model ke-Islaman ala Indonesia, diharapkan
pembaca lebih memahami, lebih mengerti tentang PTAI dan tanggung
jawab moral yang diemban tersebut, serta dapat mengaplikasikannya di
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perguruan Tinggi Agama Islam
A. Pengertian PTAI
Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebuah lembaga pendidikan
ke-Islaman yang berada satu tingkat lebih tinggi di atas Sekolah Menengah
Atas dan sejawatnya. Perguruan Tinggi Agam Islam berbeda dengan
Perguruan Tinggi Umum. Perbedaan yang petama adalah materi
pembelajaran yang disampaikan oleh PTAI lebih luas dari pada PTU,
yakni mencakup materi umum dan agama. Kedua, tanggung jawab moral
yang diemban oleh PTAI lebih berat, karena apabila PTAI (civitas
akademika) tidak dapat memanifestasikan agama dalam kehidupan sehari-
hari, maka akan mendapatkan cap negatif dua kali lipat bahkan lebih dari
masyarakat jika dibandingkan dengan PTU yang hanya mendapat kritikan
biasa karena pada dasarnya di PTU memang tidak menekankan pada ilmu
keagamaan melainkan ilmu umum.
3
B. Visi dan Misi Perguruan Tinggi Agama Islam
Secara garis besar, visi PTAI adalah religius, intelektual,
profesional, dan kompetitif.1
Sedangkan misi PTAI adalah
menyelenggarakan pendidikan studi ilmu-ilmu ke-Islaman, ilmu sosial,
ilmu humaniora,2
menyiapkan tenaga ahli yang berakhlak mulia,
berkualitas, mandiri, mampu menemukan, mengembangkan dan
menerapkan ilmu dan teknologi, serta mampu menjadi pengayom bagi
masyarakat.
C. Tujuan Perguruan Tinggi Agama Islam
Undang-undang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa
pendidikan nasional mempunyai 2 tujuan dasar yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
(beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, memiliki
kepribadian yang kuat dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaaan. 3
Berkaitan dengan hal di atas, pendirian PTAI bertujuan untuk
melahirkan orang-orang yang berpengetahuan tinggi dan berwatak mulia.
Oleh karena itu, PTAI harus menghasilkan sarjana-sarjana di bidang ilmu-
ilmu ke-Islaman yang bersedia menyebarluaskan ilmu pengetehuannya
tersebut ke dalam ilmu-ilmu pengetahuan modern dan hidup secara baik
serta membimbing orang lain untuk hidup secara baik pula demi
tercapainya kebahagiaan dan rahmat di dalam kehidupan bermasyarakat.
PTAI bertujuan membawa para mahasiswanya kepada kedamaian
dan keimanan yang sama tingkatnya dengan mempesatukan mereka atas
dasar tauhid, risalah, dan akhirah ( ke-Esaan Tuhan, kerasulan, dan hari
1 STAIN Jember, Newsletter (Jember: Stain Press Jember, 2014).
2 Ibid, 9.
3 Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,
2002), 64.
4
kiamat) serta merealisasikan nasib mereka sendiri di dunia ini melalui
kerja keras dan kehidupan yang jujur.4
D. Peran dan Fungsi PTAI
Peran Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebagai pengayom
atau penuntun masyarakat agar dapat berperan dalam menghadapi segala
perubahan dunia, mengharmonisasikan kehidupan beragama, dan sarana
transmisi budaya.5
Sebagai pengayom masyarakat, PTAI dharapkan
mampu berperan dalam pergaulan global dengan tetap berdiri kukuh di
atas jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius dan
berbudaya. PTAI sebagai sarana transmisi budaya mampu menstranfer,
melestarikan, dan mengembangkan pikiran serta nilai-nilai yang luhur.
Fungsi PTAI adalah sebagai laboratorium pendidikan Islam, baik
untuk mengajarkan berbagai bidang studi maupun melakukan penelitian.
Sehingga dengannya dapat diintegrasikan semua ilmu pengetahuan
secara efektif pada semua jenjang ilmu pendidikan6
dan melakukan
perubahan di masyarakat (agent of change) menuju ke arah yang lebih
baik.
E. Tridharma PT (Perguruan Tinggi)
Tri dharma Perguruan Tinggi yaitu meliputi dharma pendidikan,
riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan dharma pendidikan, PT
(PTAI) diharapkan melakukan peran pencerdasan masyarakat dan
transmisi budaya. Pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu karena
pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja.
4 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1989), 60.
5 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi
Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 26.
6 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1989), 91.
5
Dengan dharma riset/penelitian, PT diharapkan melakukan temuan-
temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Dengan dharma
pengabdian pada masyarakat, PTAI diharapkan melakukan pelayanan
masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan
kemajuan masyarakat. Melalui dharma pengabdian pada masyarakat ini,
Perguruan Tinggi juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang
tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan PTAI itu.7
F. Keunggulan Perguruan Tinggi Agama Islam
Sebagai wahana pengembangan SDM, PTAI secara konsisten
menghasilkan produk yang memiliki berbagai kompetensi. Di antaranya
kompetensi akademik yang berkaitan dengan metodologi keilmuan,
kompetensi profesional yang menyangkut dengan kemampuan penerapan
iptek dalam realitas kehidupan, dan kompetensi intelektual yang berkaitan
dengan kepekaan terhadap persoalan yang berkembang.
Dengan demikian, idealnya, sdm yang dihasilkan PTAI memiliki
kualitas yang handal dan mampu bersaing dengan masyarakat serta
diharapkan memiliki keunggulan dalam pengembangan keilmuan dan
keluruhan moral atau ahlak mulia.
Selain aspek intlektual, PTAI sangat mementingkan aspek moral,
sehingga lembaga ini peka terhadap problematika yang di hadapi umat setrta
turut serta membantu mencarikan jalan keluarnya. PTAI di harapkan dapat
memberi arah yang jelas terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi,
serta dapat mewujudkan kemaslahatan masyakat dalam mempersiakan diri
memasuki era globalisasi.8
7 Dodi Nandika dkk, Universitas, Riset, dan Daya Saing Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), 45-48.
8 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera
Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 4-8.
6
2.2 Pembidangan Ilmu Agam Islam di PTAI
Pembidangan ilmu agama di PTAI Indonesia adalah untuk
memberikan pengajaran tinggi dan menjadi pusat memperkembangkan dan
memperdalam ilm pengetahuan tentang agama Islam, dan untuk mewujudkan
hal tersebut, diletakkan asas untuk membentuk manusia susuila dan cakap
serta mempunyai keinsafan bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat Indonesia dan dunia umumnya atas dasar Pancasila, kebudayaan,
kebangsaan Indonesia, dan kenyataan.
Pembidangan ilmu agama Islam yang pernah dikeluarkan oleh LIPI:9
a. Sumber ajaran Islam, misal ilmu tafsir dan ilmu hadis.
b. Pemikiran dasar Islam, misal ilmu Tauhid, dan fasawuf.
c. Hukum Islam dan pranata sosial, misal fiqh Islam.
d. Sejarah dan peradaban Islam, misal peradaban Islam.
e. Bahasa dan sastra Islam, misal Bahasa Arab.
f. Dakwah Islam, misal ilmu dakwah.
g. Perkembangan modern atau pembaharuan dalam Islam, misal
pekembangan modern atau pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam.
Pada intinya, model pembidangan yang demikian perlu dilakukan
perombakan karena tuntutan dunia global sekarang tidak hanya berorientasi
pada hal agama tetapi juga masalah sosial dan humaniora. Tetapi, tujuan untuk
dilakukan adanya perombakan ini masih menemui banyak kendala:
a. Faktor tenaga pengajar yang belum memiliki kualitas keilmuan yang baik.
b. Faktor mahasiswa yang diterima di PTAI kebanyakan dari mereka yang
tidak diterima di PTU.
9 Iskandar Zulkarnain dan Zarkasji Abdul Salam (ed.), Pembidangan Ilmu Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia dalam buku Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA,
Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ
YOGYAKARTA, 2003), 42-47.
7
c. Faktor buku yang menjadi rujukan untuk masing-masing bidang ilmu yang
diajarkan.
d. Faktor penelitian di kalangan civitas akademik.
2.3 Rancang Bangun Pembidangan Ilmu Agama Islam di PTAI dan Konsep Ilmu
Pengetahuan dalam Islam
A. Rancang Bangun Pembidangan Ilmu Agama Islam di PTAI
Rancang bangun pembidangan ilmu agama islam adalah dasar-
dasar yang dijadikan landasan dalam melakukan pembidangan lmu
agama Islam yang dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Bangunan keilmuan yang perlu didasarkan supaya lulusan PTAI
mampu bersaing dengan kelulusan yang lain di dunia luar.
2. Bangunan keilmuan yang berorientasi pada pemikiran kasik,
pertengahan, dan modern.
3. Bagunan keilmuan yang menjembatani dua hal di atas dengan
meletakkan tradisi pemikiran Islam sebagai modal pengakjian.10
Terdapat tiga pasang rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam:
1. Aqidah dan Humaniora
Aqidah adalah keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang
dan menjadi landasan dari segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan, dan
pegangan hidupnya. Sedangkan humaniora adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi, sejarah, bahasa, sastra, dan lain-lain.
Pada dasarnya tujuan dari penggabungan dua ilmu ini adalah
untuk mempertegas posisi wahyu dalam kehidupan manusia. Contoh
fakultas hasil kolaborasi dari dua ilmu ini adalah Fakultas Psikologi dan
10 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi
Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 51.
8
Fakultas Pendidikan. Diharapkan gabungan dari dua ilmu ini nantinya
akan menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab di dalam pengantar
mata kuliah.
2. Muamlah dan Teknologi
Muamalah adalah cara bagaimana berhubngan antar sesamanya di
muka bumi. Dalam melakukan suatu hubungan interaksi, tidak selamanya
manusia hanya bertatap langsung dengan lawan bicaranya terlebih seperti
di era globalisasi sekarang ini. Dibutuhkan suatu media atau alat teknologi
untuk mempermudah dalam melakukan suatu hubungan.
Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dunia informasi dan
teknologi sekarang ini mulai menjalar ke beberapa bidang kehidupan
manusia, seperti bidang pemerintahan, bisnis, dan kemanusiaan.
Tujuan dari penggabungan dua ilmu ini akan mempermudah
hubungan antarmanusia yang dilandaskan pada tujuan penciptaan manusia
oleh sang Pencipta, yakni selain tercipta hablumminaAllah akan tercipta
pula hablum minannas yang baik. Contoh fakultas hasil kolaborasi dari
dua ilmu ini adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Informasi.
Dengan adanya penggabungan dari dua ilmu ini, maka umat Islam dapat
menjadi aktor kembali dalam percaturan ilmu pengetahuan dan global.
3. Ahlak dan Ilmu Sosial
Ahlak adalah tingkah laku yang lahir dari diri manusia dengan
sengaja. Sedangkan menurut Al-Ghazali, ahlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan, pikiran (lebih
dahulu).11
11 Ahmad Mustofa, Ahlak Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), 12.
9
Di dalam Islam, sasaran ahlak mencakup tiga hal, yaitu Allah,
sesama manusia, dan terhadap lingkungan. Dalam aspek yang pertama
berkaitan dengan ibadah kepada Allah swt. baik itu ibadah yang fardhu ain
maupun ibadah yang fardhu kifayah. Aspek kedua yaitu, bagaimana
manusia bisa berhubungan baik dengan sesamanya. Aspek yang ketiga
adalah manusia harus ramah atau bersahabat dengan lingkungan sekitar.
Dalam hal inilah, diperlukan ilmu-ilmu sosial untuk
mengharmonisasikan hubungan sesama manusia dan lingkungan sekitar.
Ilmu sosial adalah ilmu yang membahas tentang fenomena atau gejala
sosial.
Seperti halnya ilmu humaniora, ilmu sosial juga sangat penting
untuk memahami gejala sosial masyarakat dalam menjalankan agamanya.
Penggunaan disiplin ilmu sosial untuk mengkaji masyarakat Muslim tidak
lepas dari kajian Islam dalam konteks sosialnya. Pada saat ini, PTAI mulai
mengembangkan fakultas seperti Fakultas Sosiologi dan Fakultas Ilmu
Politik. Fakultas-fakultas di atas akan dapat memberikan dasar
pengetahuan bagi pengembangan ilmu sosial dari sudut keilmuaan Islam.12
B. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Agama Islam memiliki dua aliran ilmu pengetahuan, yang bersifat
eksternal dan internal. Aliran yang bersifat eksternal mengenai moralitas
dan peribdatan. Sedangkan yang internal ialah mengenai kesucian hati.13
Allah swt. adalah gudang dari segala jenis ilmu. Pengetahuan-Nya
meliputi segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang terlihat maupun
yang tidak terlihat.14
Pengetahuan yang Maha Luas berikut ekspresi dan
manifestasi-Nya inilah yang dimaksud oleh Al-Qur’an dengan
pernyataannya:
12 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi
Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 53-62.
13 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: Pt Tiara
Wacana Yogya, 1989), 10.
14 Ibid, 2.
10
Artinya: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut
(menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah
(kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Luqman: 27). 15
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya membahas
tentang Tauhid, Rosul, akhirat, dan lain sebagainya, melainkan juga
membahas tentang ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur’an terdapat
beberapa ayat yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, diantaranya
adalah surat Al-Mujaadilah ayat 11, Az-Zumar ayat 9, dan At-Taubah ayat
122.16
Al-Qur’an merupakan penunjuk jalan bagi umat Islam yang
meliputi tiga aspek ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1. Aspek etik berkaitan dengan prinsip dasar mengenai keyakinan,
perbuatan, dan moralitas, baik untuk perorangan maupun
kemasyarakatan guna menciptakan kehidupan yang baik di dunia ini
dan tercapainya posisi kemanusiaan yang tertinggi di akhirat kelak.
2. Aspek-aspek historik dan psikologik berkaitan dengan berbagai sikap
dan cara berfikir manusia dan norma-norma yang diberikan oleh
agama.
3. Aspek-aspek observatif dan eksperimental sebagai sumber utama
untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang mahluk-mahluk Allah,
tentang hubungan antar sesama dan lingkungannya, serta
hubungannya dengan Penciptanya.
15 Al-Qur’an 31 (27).
16 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 151.
11
Ketiga cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut
merupakan satu-satunya alat untuk menempatkan prinsip Tauhid sebagai
faktor yang berperan dalam kehidupan intelektual dan emosionalmanusia
yang merupakan landasan spiritual Islam dan dalam pendidikan Islam.17
2.4 Pengaruh Globalisasi terhadap Islam
A. Pengaruh Globalisasi terhadap Islam
Pengaruh globalisasi terhadap Agama Islam, tidak dapat dielakkan.
Hal ini setidaknya dapat diamati dari berkat penguasaan dunia IT. Namun,
kedudukan agama Islam dianggap dapat mengancam keberlangsungan
umat manusia di muka bumi ini. Akibatnya agama ini semakin hari
semakin tersudut dari percaturan dunia global.
Selain itu, umat Islam juga sibuk mempermasalahkan halal-haram,
benar-salah, dan saling menjatuhkan satu sama lain. Pada saat Negara-
negara maju sudah tidak mempopulerkan korupsi, justru Bangsa Indonesia
sedang menggalakkan bagaimana melakukan korupsi yang rapi dan tidak
diketahui oleh orang lain.
Konflik ini membuat kita sebagai umat Islam menjadi rugi, karena
uhkuwah Islamiyah diantara kita menjadi semakin berkurang dan hal ini
menjadikan peluang bagi negara-negara yang ingin melancarkan siklus
konflik di negara-negara yang mayoritas Muslim. Inilah sedikitnya gejala
pengaruh globalisasi terhadap kehidupan beragama umat Islam.18
Disinilah tantangan PTAI untuk melahirkan para sarjana-sarjana
Muslim yang mampu membangun uhkuwah Islamiyh kembali dan mampu
17 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1989), 5.
18 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi
Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 140-142.
12
menjadi aktor dalam panggung globalisasi dengan tetap berdiri kukuh di
atas jati diri sebagai seorang Muslim.
B. Dampak Negatif Globalisasi terhadap Islam
a. Adanya penurunan nilai spiritual.
b. Peran agama digeser menjadi urusan akhirat, sedangkan urusan dunia
menjadi urusan sains.
c. Memunculkan adanya sifat individualistik.
d. Adanya hasrat untuk berkuasa yang berlebihan dan bersenang-senang
mencari kenikmatan, dan lain sebagainya.
2.5 Faktor-Faktor Penyebab Degrasi Moral di Masyarakat Indonesia
a. Penyalalah Gunaan Sebagian Ajaran Moral
Tidak diragukan lagi bahwa sebagian ajaran moral telah dan masih
terus akan disalahgunakan dalam berbagai bentuk dan cara. Manusia yang
telah dirasuki ketamakan, terutama apabila mempunyai kekuatan, tidak
akan ragu-ragu dalam memakai segala cara untuk mencapai tujuannya.
b. Masuknya Budaya Westernisasi (Budaya Kebarat-Baratan)
Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab utama
turunnnya moral bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut
tidaklah salah, yang salah adalah individu yang tidak mampu menyaring
hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing yang masuk ke
negara Indonesia sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex
atau materialisme adalah hal yang biasa.
Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja
yang melakukan hal tersebut. Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa
13
dilihat dari banyaknya orang-orang yang sangat memperhatikan gaya
hidup yang terkesan mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa
depannya.
c. Kemajuan Iptek
Kemajuan di bidang iptek dapat memanjakan dalam aspek materi.19
Selain itu, kemajuan iptek juga menyebabkan adanya degradasi moral
bangsa Indonesia. Dengan kemudahan akses internet, banyak orang
memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno.
Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral bangsa karena
pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang kadang
salah tersebut.
d. Lemahnya Mental Generasi Bangsa
Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat
disebabkan karena lemahnya mental dari generasi bangsa yang terbentuk
sejak dini, sehingga membentuk karakter yang kurang baik. Karakter
tersebut akan menjadi watak perilku seseorang dalam menjalani
kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diupayakan
pembentukan karakter sejak dini
e. Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti
Kurangnya materi pengaplikasian dari budi pekerti adalah salah
satu penyebab turunnya moral bangsa Indonesia, baik itu dalam bangku
sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai pendidik dalam hal
pembentukan karakter peserta didik. Sehingga peserta didik lebih banyak
terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif
dalam pembelajaran.
Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal pelajaran tertentu,
namun mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus. Banyak di antara
19 Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis, (Yogyakarta: LKiS Group, 2011), 34.
14
peserta didik yang pintar jika mengerjakan soal pelajaran, namun tidak
hormat terhadap gurunya, suka mengganggu orang lain, tidak mempunyai
sifat jujur, dan sifat-sifat buruk lainnya.20
2.6 Peran PTAI dalam Menyongsong Indonesia Baru
A. Menyongsong Indonesia Baru
Sebagai pusat kajian ke-Islaman, Perguruan Tinggi Agama Islam
(baik negeri maupun swasta) memiliki potensi besar dalam upaya
mengantisipasi fenomena negatif akibat adanya pengaruh globlisasi dalam
menyongsong era Indonesia baru. Dalam hal ini harus dipahami dan
dihayati oleh para civitas akademika, baik para tenaga pengajar, para
pegawai, maupun para mahasiswa. Agar upaya ini terealisasi secara baik,
maka diperlukan satu visi dan misi yang jelas, bersifat antisipatif dan
berwawasan masa depan.21
Untuk membahas persoalan diatas, ada tiga hal yang perlu
dicermati. Pertama, ajaran Al-Qur’an tentang kebebasan dan kesataraan
manusia, kedua tentang visi dan misi Perguruan Tinggi sebagai salah satu
sarana realisai ajaran Al-Qur’an, dan ketiga menyangkut berbagai
implikasi dari yang pertama dan kedua tersebut, sekaligus mencoba
menata posisi dan peran PTAI, baik saat ini maupun yang akan datang.
B. Masa Depan PTAI
Mahasiswa PTAI umumnya dilihat sebagai mahasiswa yang
kegiatanya disibukkan dengan kehidupan akhirat dan kajiannya seputar
keagamaan. Mereka tidak memiliki masa depan yang cerah dan sulit
20 http://goenable.wordpress.com/tag/pendidikan-moral-menurut-pandangan-islam/(4-11-2014-
12.49 wib).
21 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi
Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 18.
15
mendapatkan lapangan pekerjaan. Bahkan lulusan PTAI hanya
diposisiskan sebagai pihak yang bertugas membaca do’a. Masyarakat
hanya melihat Islam sebatas agama dalam arti kegiatan ritual. Islam tidak
dipandang sebagai sebuah peradaban yang luas dan agung yang
menyangkut berbagai aspek kehidupan.22
Dalam hal ini, PTAI harus mampu menciptakan kembali pada
setiap pemuda-pemudi Muslim sikap ta’mil melalui adab dan ta’zim.
Ta’mil adalah kesediaan diri untuk berserah diri kepada Islam dengan
sepenuh hati dan jiwa. Ta’zim adalah kecintaan, menghormati, dan
merealisasikan kebesaran agama Islam. Adab adalah penghargaan dan
penghormatan terhadap nilsai-nilai Islam.23
Tuntutan masa depan bagi PTAI adalah menghasilkan alumni yang
memiliki moral tinggi serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di samping itu, civitas akademika PTAI juga diharapkan dapat
mengaplikasikan nilai-nilai moral di lingkungan kampus dan
menyebarluaskannya di lingkungan masyarakat.24
Supaya PTAI mengalami kemajuan dimasa sekarang dan yang
akan datang, maka PTAI harus mampu mengembangkan: visi misi yang
jelas, perencanaan yang jelas dan terarah, kepemimpinan yang tangguh,
networking yang kuat dan luas, dukungan dari semua pihak, sumber-
sumber pendanaan yang kuat dan luas, serta komitmen dan semangat yang
kukuh dari seluruh komponen yang ada.25
C. Kiprah Perguruan Tinggi Islam dalam Upaya Pemberdayaan Manusia
Indonesia.
22 Imam Suprayoga dan Rasmianto, Perubahan Pendidikan Tinggi Islam (Malang: UIN Malang
Press, 2008), 147.
23 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: Pt Tiara
Wacana Yogya, 1989), 68-71.
24 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN
Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 19.
25 Imam Suprayoga dan Rasmianto, Perubahan Pendidikan Tinggi Islam (Malang : UIN Malang
Press, 2008), 106.
16
 Upaya-upaya yang perlu dilakukan Perguruan Tinggi Agama Islam dan
masyarakat Islam, diantaranya:
a. Perguruan Tinggi Islam hendaknya mampu meyakinkan umat islam
bahwa kemajuan yang di capai umat islam saat ini adalah milik
bersama umat manusia, dimana umat islam turut memiliki konstribusi
di dalamnya.
b. Melakukan revitalisasi dan modernisasi agama dalam berbagai
aspeknya.
c. Memberikan daya banding kepada umat Islam supaya mempunyai
keberanian ketika berhadapan dengan kehidupan modern.
d. Pendidikan dan dakwah perlu di arahkan bagi penumbuhan
kepercayaan diri umat Islam.
e. Menumbuhkan ukhuwah Islamiyah yang lebih universal dan
mencakup berbagai segi kehidupan umat Islam.26
D. Moral dan Sifat Mahasiswa PTAI
 Moral mahasiswa:
a. Mengutamakan kesucian jiwa dari sikap dan sifat yang tercela.
b. Mengurangi hal-hal keduniaan.
c. Menghindarkan diri dari sikap sombong, dan merendahkan diri
pada dosen.
d. Menerapkan prinsip belajar seumur hidup.
e. Membuat skala prioritas tentang disiplin ilmu yang akan di
pelajarinya.
26 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN
Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), xii-xiii.
17
f. Menanamkan niat yang kuat untuk mencapai keridhaan Allah
dalam menuntut ilmu.
 Mahasiswa PTAI harus memiliki sifat-sifat:
a. Taqwa dan tawakkal kepada Allah swt.
b. Sadar dan menghayati nilai-nilai pancasila.
c. Percaya diri dan menghargai orang lain.
d. Terbuka terhadap ide dan gagasan baru.
e. Berorientasi terhadap masa depan bangsa atau umat.
f. Bersifat demokratis dan adil.27
E. Penegakan Nilai-Nilai Moral di Era Globalisasi
Mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam dan
Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia pemeluk Islam
terbanyak. Namun, keIslaman dari umat Islam sendiri sudah mulai hancur.
Kegiatatan ibadah yang dilakukan tidak berorientasi kepada
kegiatan ruhani. Kerugian yang paling besar dari kemunduran umat Islam
ini tidak hanya berdampak pada umat Islam itu sendiri melainkan juga
berdampak pada manusia seluruhnya. Karena dengan adanya kemunduran
umat islam ini berarti sistem tatanan kehidupan mayarakat yang benar
akan lenyap dan digantikan dengan kebatilan.28
PTAI sebagai sarana tertinggi dalam kajian dan pendidikan Islam
meiliki tantangan yang besar untuk melahirkan intelektual Muslim yang
mampu menciptakan konsep-konsep Islami yang aplikatif dalam
masyarakat Islam yang hidup dalam era globalisasi ini. Khusus untuk
27 ibid, 8.
28 Ibid, 14-15.
18
masyarakata Islam Indonesia, kebhinekaan masyarakat Indonesia
merupakan tantangan tersendiri bagi perumusan konsep-konsep tersebut.
Lebih jauh dalam upaya menciptakan masyarakat yang menjiwai
norma-norma agama, diharapkan setiap PTAI dapat menanamkan dan
mengembangkan prinsip-prinsip moral Islam, sesuai dengan misi
Rosulullah saw.
F. Peran PTAI dalam Mereduksi Degradasi Moral
PTAI sebagai lembaga tertinggi tidak hanya mementingkan aspek
intelektual saja, tetapi juga aspek moral. Dalam hal ini, PTAI melalui tugas
pokoknya melakukan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta
pengabdian pada masyarakat dapat melaksanakan berbagai jenis partisipasi
yang bersifat moral, baik dalam bentuk pemikiran dan gagasan, tenaga,
dan keterampilan.
Dalam menghadapi perkembangan masyarakat yang cenderung
bersifat sekuler, dimana nilai dan norma agama sering tersisihkan, banyak
orang yang merasa kehilangan kepercayaan bahkan putus asa dan bunuh
diri. Partisipasi maksimal yang diberikan PTAI diharapkan dapat memberi
arah yang jelas terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi, serta
dapat mewujudkan kemaslahatan masyarakat dalam mempersiapkan diri
memasuki era globalisasi.29
29 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera
Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 5-6.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebuah lembaga
pendidikan ke-Islaman yang berada satu tingkat lebih tinggi di atas
Sekolah Menengah Atas dan sejawatnya. Sebagai lembaga
pendidikan tertinggi, PTAI memiliki sebuah Tri dharma yaitu dharma
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan
adanya Tri Dharma ini, diharapkan PTAI mampu menjawab semua
permasalahan masyarakat terkhusus di era globalisasi seperti
sekarang ini.
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kami dari
penulis menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah kami ini.
Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna
dibandinkan Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, apabila terdapat
suatu hal dalam makalah yang kami susun ini menyinggung ataupun
tidak berkenan, kami meminta maaf sebesar-besarnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi Buku:
Jember, STAIN. Newsletter. Jember: Stain Press Jember, 2014.
Bilgrami, Hamid Hasan dan Asyraf Sayid Ali. Konsep Universitas Islam.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989.
Minhaji, Akh. dan BA, Kamaruzzaman. Masa Depan Pembidangan Ilmu di
Perguruan Tinggi Agama Islam. Yogyakarta: ARRUZZ JOGJAKARTA, 2003.
Matondang, A. Yakub dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi.
Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya,
1998.
Suprayoga, Imam dan Rasmianto. Perubahan Pendidikan Tinggi Islam. Malang:
UIN Malang Press, 2008.
Mustofa, Ahmad. Ahlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.
Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis. Yogyakarta: LKiS Group, 2011.
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Jabali, Fuad dan Jamhari. IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia. Ciputat:
Logos Wacana Ilmu, 2002.
Nandika, Dodi dkk. Universitas, Riset, dan Daya Saing Bangsa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006.
Refrensi Internet:
Anonim, http://goenable,wordpress.com/tag/pendidikan-moral-menurut-
pandangan-islam/ (4-11-2014-12.49 WIB).
21

More Related Content

What's hot

Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai   ppt - untuk mahasiswa newSilabus pai   ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa newTaofik Rusdiana
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaPerspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaMuhamad Fatih Rusydi
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamAli Murfi
 
Metopen Sonia
Metopen SoniaMetopen Sonia
Metopen Soniaregas12
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraLinda Zain
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaDrs. HM. Yunus
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamAmeilya P P
 
Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenZaharah Fitria
 
Dasar-dasar Kependidikan
Dasar-dasar KependidikanDasar-dasar Kependidikan
Dasar-dasar KependidikanSheila Ramadani
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 

What's hot (19)

Antara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & IslamAntara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & Islam
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai   ppt - untuk mahasiswa newSilabus pai   ppt - untuk mahasiswa new
Silabus pai ppt - untuk mahasiswa new
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaPerspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Metopen Sonia
Metopen SoniaMetopen Sonia
Metopen Sonia
 
Corak pesantren
Corak pesantrenCorak pesantren
Corak pesantren
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
 
Bab i ip
Bab i ipBab i ip
Bab i ip
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam
 
Isi 2 jadi
Isi 2 jadiIsi 2 jadi
Isi 2 jadi
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan Islam
 
Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan Pesantren
 
Dasar-dasar Kependidikan
Dasar-dasar KependidikanDasar-dasar Kependidikan
Dasar-dasar Kependidikan
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 

Similar to Bab 2

Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptxMuhammadYusro1
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfReskipernanda
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfReskipernanda
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfReskipernanda
 
Pendidikan islam dan tantangan global
Pendidikan islam dan tantangan globalPendidikan islam dan tantangan global
Pendidikan islam dan tantangan globalreskikur
 
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxMuhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxAnisaNabilaNurSetya
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaHendra Kurniawan
 
peran lmbg pnddkn.docx
peran lmbg pnddkn.docxperan lmbg pnddkn.docx
peran lmbg pnddkn.docxMunifah ifa
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMara Sutan Siregar
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Najmoel Mochammad
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Afad93
 
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaKonsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaFauzil Adzim
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMLiseu Taqillah
 

Similar to Bab 2 (20)

Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
 
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdfPESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.pdf
 
Pendidikan islam dan tantangan global
Pendidikan islam dan tantangan globalPendidikan islam dan tantangan global
Pendidikan islam dan tantangan global
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxMuhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
 
peran lmbg pnddkn.docx
peran lmbg pnddkn.docxperan lmbg pnddkn.docx
peran lmbg pnddkn.docx
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
 
Pend Lam
Pend LamPend Lam
Pend Lam
 
Pemikiran Pendidikan Islam
Pemikiran Pendidikan IslamPemikiran Pendidikan Islam
Pemikiran Pendidikan Islam
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
 
Ppt agama islam
Ppt agama islamPpt agama islam
Ppt agama islam
 
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaKonsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 

More from FENY DYAH

Bab ii baru spi
Bab ii baru spiBab ii baru spi
Bab ii baru spiFENY DYAH
 
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikanMakalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikanFENY DYAH
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3FENY DYAH
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5FENY DYAH
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat fenyFENY DYAH
 
Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5FENY DYAH
 

More from FENY DYAH (12)

Bab i uq
Bab i uq Bab i uq
Bab i uq
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab ii baru spi
Bab ii baru spiBab ii baru spi
Bab ii baru spi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikanMakalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat feny
 
Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5Bab i ontologi 5
Bab i ontologi 5
 
Bab 1,2,3
Bab 1,2,3Bab 1,2,3
Bab 1,2,3
 
Bab i .2.
Bab i .2.Bab i .2.
Bab i .2.
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Bab 2

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan masyarakat Indonesia sudah memasuki masyarakat global yang dimana antara satu dengan yang lain saling berhubungan. Manusia global adalah manusia yang cerdas intelektualitasnya dan terampil fisiknya, namun kurang terbina mental spiritualnya dan kurang memiliki kecerdasan emosional. Akibat dari yang demikian, banyak sekali para remaja yang terlibat dalam tawuran, tindakan kriminal, pencurian, dan lain sebagainya. Menyikapi hal tersebut, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sebagai lembaga pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan, baik itu pendidikan umum, pendidikan Islam ataupun pesantren sangat dibutuhkan dalam rangka melakukan perbaikan moral. Karena PTAI merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki ciri khas ke-Islaman, yang membedakannya dengan Perguruan Tinggi Umum lain. 1
  • 2. 1.2 Fokus Pembahasan 1. Apa Perguruan Tinggi Agama Islam itu? 2. Bagaimana pembidangan ilmu agama Islam di PTAI? 3. Bagaimana rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam di PTAI dan konsep ilmu pengetahuan dalam Islam? 4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap Islam? 5. Apa saja faktor penyebab degradasi moral di Indonesia? 6. Bagaimana peran PTAI dalam menyongsong Indonesia yang baru? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Perguruan Tinggi Agama Islam. 2. Untuk mengetahui pembidangan ilmu agama Islam di PTAI. 3. Untuk mengetahui rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam di PTAI dan konsep ilmu pengetahuan dalam Islam. 4. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap Islam. 5. Untuk mengetahui faktor penyebab degradasi moral di Indonesia. 6. Untuk mengetahui peran PTAI dalam menyongsong Indonesia yang baru. 1.4 Manfaat Penulisan 2
  • 3. Setelah mempelajari dan membaca tentang PTAI dan tanggung jawab moral melestarikan model ke-Islaman ala Indonesia, diharapkan pembaca lebih memahami, lebih mengerti tentang PTAI dan tanggung jawab moral yang diemban tersebut, serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perguruan Tinggi Agama Islam A. Pengertian PTAI Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebuah lembaga pendidikan ke-Islaman yang berada satu tingkat lebih tinggi di atas Sekolah Menengah Atas dan sejawatnya. Perguruan Tinggi Agam Islam berbeda dengan Perguruan Tinggi Umum. Perbedaan yang petama adalah materi pembelajaran yang disampaikan oleh PTAI lebih luas dari pada PTU, yakni mencakup materi umum dan agama. Kedua, tanggung jawab moral yang diemban oleh PTAI lebih berat, karena apabila PTAI (civitas akademika) tidak dapat memanifestasikan agama dalam kehidupan sehari- hari, maka akan mendapatkan cap negatif dua kali lipat bahkan lebih dari masyarakat jika dibandingkan dengan PTU yang hanya mendapat kritikan biasa karena pada dasarnya di PTU memang tidak menekankan pada ilmu keagamaan melainkan ilmu umum. 3
  • 4. B. Visi dan Misi Perguruan Tinggi Agama Islam Secara garis besar, visi PTAI adalah religius, intelektual, profesional, dan kompetitif.1 Sedangkan misi PTAI adalah menyelenggarakan pendidikan studi ilmu-ilmu ke-Islaman, ilmu sosial, ilmu humaniora,2 menyiapkan tenaga ahli yang berakhlak mulia, berkualitas, mandiri, mampu menemukan, mengembangkan dan menerapkan ilmu dan teknologi, serta mampu menjadi pengayom bagi masyarakat. C. Tujuan Perguruan Tinggi Agama Islam Undang-undang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional mempunyai 2 tujuan dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya (beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berbudi luhur, memiliki kepribadian yang kuat dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan. 3 Berkaitan dengan hal di atas, pendirian PTAI bertujuan untuk melahirkan orang-orang yang berpengetahuan tinggi dan berwatak mulia. Oleh karena itu, PTAI harus menghasilkan sarjana-sarjana di bidang ilmu- ilmu ke-Islaman yang bersedia menyebarluaskan ilmu pengetehuannya tersebut ke dalam ilmu-ilmu pengetahuan modern dan hidup secara baik serta membimbing orang lain untuk hidup secara baik pula demi tercapainya kebahagiaan dan rahmat di dalam kehidupan bermasyarakat. PTAI bertujuan membawa para mahasiswanya kepada kedamaian dan keimanan yang sama tingkatnya dengan mempesatukan mereka atas dasar tauhid, risalah, dan akhirah ( ke-Esaan Tuhan, kerasulan, dan hari 1 STAIN Jember, Newsletter (Jember: Stain Press Jember, 2014). 2 Ibid, 9. 3 Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2002), 64. 4
  • 5. kiamat) serta merealisasikan nasib mereka sendiri di dunia ini melalui kerja keras dan kehidupan yang jujur.4 D. Peran dan Fungsi PTAI Peran Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebagai pengayom atau penuntun masyarakat agar dapat berperan dalam menghadapi segala perubahan dunia, mengharmonisasikan kehidupan beragama, dan sarana transmisi budaya.5 Sebagai pengayom masyarakat, PTAI dharapkan mampu berperan dalam pergaulan global dengan tetap berdiri kukuh di atas jati diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius dan berbudaya. PTAI sebagai sarana transmisi budaya mampu menstranfer, melestarikan, dan mengembangkan pikiran serta nilai-nilai yang luhur. Fungsi PTAI adalah sebagai laboratorium pendidikan Islam, baik untuk mengajarkan berbagai bidang studi maupun melakukan penelitian. Sehingga dengannya dapat diintegrasikan semua ilmu pengetahuan secara efektif pada semua jenjang ilmu pendidikan6 dan melakukan perubahan di masyarakat (agent of change) menuju ke arah yang lebih baik. E. Tridharma PT (Perguruan Tinggi) Tri dharma Perguruan Tinggi yaitu meliputi dharma pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan dharma pendidikan, PT (PTAI) diharapkan melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya. Pendidikan tidak dibatasi ruang dan waktu karena pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja. 4 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989), 60. 5 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 26. 6 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989), 91. 5
  • 6. Dengan dharma riset/penelitian, PT diharapkan melakukan temuan- temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Dengan dharma pengabdian pada masyarakat, PTAI diharapkan melakukan pelayanan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui dharma pengabdian pada masyarakat ini, Perguruan Tinggi juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan PTAI itu.7 F. Keunggulan Perguruan Tinggi Agama Islam Sebagai wahana pengembangan SDM, PTAI secara konsisten menghasilkan produk yang memiliki berbagai kompetensi. Di antaranya kompetensi akademik yang berkaitan dengan metodologi keilmuan, kompetensi profesional yang menyangkut dengan kemampuan penerapan iptek dalam realitas kehidupan, dan kompetensi intelektual yang berkaitan dengan kepekaan terhadap persoalan yang berkembang. Dengan demikian, idealnya, sdm yang dihasilkan PTAI memiliki kualitas yang handal dan mampu bersaing dengan masyarakat serta diharapkan memiliki keunggulan dalam pengembangan keilmuan dan keluruhan moral atau ahlak mulia. Selain aspek intlektual, PTAI sangat mementingkan aspek moral, sehingga lembaga ini peka terhadap problematika yang di hadapi umat setrta turut serta membantu mencarikan jalan keluarnya. PTAI di harapkan dapat memberi arah yang jelas terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi, serta dapat mewujudkan kemaslahatan masyakat dalam mempersiakan diri memasuki era globalisasi.8 7 Dodi Nandika dkk, Universitas, Riset, dan Daya Saing Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 45-48. 8 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 4-8. 6
  • 7. 2.2 Pembidangan Ilmu Agam Islam di PTAI Pembidangan ilmu agama di PTAI Indonesia adalah untuk memberikan pengajaran tinggi dan menjadi pusat memperkembangkan dan memperdalam ilm pengetahuan tentang agama Islam, dan untuk mewujudkan hal tersebut, diletakkan asas untuk membentuk manusia susuila dan cakap serta mempunyai keinsafan bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat Indonesia dan dunia umumnya atas dasar Pancasila, kebudayaan, kebangsaan Indonesia, dan kenyataan. Pembidangan ilmu agama Islam yang pernah dikeluarkan oleh LIPI:9 a. Sumber ajaran Islam, misal ilmu tafsir dan ilmu hadis. b. Pemikiran dasar Islam, misal ilmu Tauhid, dan fasawuf. c. Hukum Islam dan pranata sosial, misal fiqh Islam. d. Sejarah dan peradaban Islam, misal peradaban Islam. e. Bahasa dan sastra Islam, misal Bahasa Arab. f. Dakwah Islam, misal ilmu dakwah. g. Perkembangan modern atau pembaharuan dalam Islam, misal pekembangan modern atau pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam. Pada intinya, model pembidangan yang demikian perlu dilakukan perombakan karena tuntutan dunia global sekarang tidak hanya berorientasi pada hal agama tetapi juga masalah sosial dan humaniora. Tetapi, tujuan untuk dilakukan adanya perombakan ini masih menemui banyak kendala: a. Faktor tenaga pengajar yang belum memiliki kualitas keilmuan yang baik. b. Faktor mahasiswa yang diterima di PTAI kebanyakan dari mereka yang tidak diterima di PTU. 9 Iskandar Zulkarnain dan Zarkasji Abdul Salam (ed.), Pembidangan Ilmu Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia dalam buku Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 42-47. 7
  • 8. c. Faktor buku yang menjadi rujukan untuk masing-masing bidang ilmu yang diajarkan. d. Faktor penelitian di kalangan civitas akademik. 2.3 Rancang Bangun Pembidangan Ilmu Agama Islam di PTAI dan Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam A. Rancang Bangun Pembidangan Ilmu Agama Islam di PTAI Rancang bangun pembidangan ilmu agama islam adalah dasar- dasar yang dijadikan landasan dalam melakukan pembidangan lmu agama Islam yang dapat dilakukan dengan tiga cara: 1. Bangunan keilmuan yang perlu didasarkan supaya lulusan PTAI mampu bersaing dengan kelulusan yang lain di dunia luar. 2. Bangunan keilmuan yang berorientasi pada pemikiran kasik, pertengahan, dan modern. 3. Bagunan keilmuan yang menjembatani dua hal di atas dengan meletakkan tradisi pemikiran Islam sebagai modal pengakjian.10 Terdapat tiga pasang rancang bangun pembidangan ilmu agama Islam: 1. Aqidah dan Humaniora Aqidah adalah keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi landasan dari segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan, dan pegangan hidupnya. Sedangkan humaniora adalah ilmu pengetahuan yang meliputi, sejarah, bahasa, sastra, dan lain-lain. Pada dasarnya tujuan dari penggabungan dua ilmu ini adalah untuk mempertegas posisi wahyu dalam kehidupan manusia. Contoh fakultas hasil kolaborasi dari dua ilmu ini adalah Fakultas Psikologi dan 10 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 51. 8
  • 9. Fakultas Pendidikan. Diharapkan gabungan dari dua ilmu ini nantinya akan menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab di dalam pengantar mata kuliah. 2. Muamlah dan Teknologi Muamalah adalah cara bagaimana berhubngan antar sesamanya di muka bumi. Dalam melakukan suatu hubungan interaksi, tidak selamanya manusia hanya bertatap langsung dengan lawan bicaranya terlebih seperti di era globalisasi sekarang ini. Dibutuhkan suatu media atau alat teknologi untuk mempermudah dalam melakukan suatu hubungan. Teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dunia informasi dan teknologi sekarang ini mulai menjalar ke beberapa bidang kehidupan manusia, seperti bidang pemerintahan, bisnis, dan kemanusiaan. Tujuan dari penggabungan dua ilmu ini akan mempermudah hubungan antarmanusia yang dilandaskan pada tujuan penciptaan manusia oleh sang Pencipta, yakni selain tercipta hablumminaAllah akan tercipta pula hablum minannas yang baik. Contoh fakultas hasil kolaborasi dari dua ilmu ini adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Informasi. Dengan adanya penggabungan dari dua ilmu ini, maka umat Islam dapat menjadi aktor kembali dalam percaturan ilmu pengetahuan dan global. 3. Ahlak dan Ilmu Sosial Ahlak adalah tingkah laku yang lahir dari diri manusia dengan sengaja. Sedangkan menurut Al-Ghazali, ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan, pikiran (lebih dahulu).11 11 Ahmad Mustofa, Ahlak Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), 12. 9
  • 10. Di dalam Islam, sasaran ahlak mencakup tiga hal, yaitu Allah, sesama manusia, dan terhadap lingkungan. Dalam aspek yang pertama berkaitan dengan ibadah kepada Allah swt. baik itu ibadah yang fardhu ain maupun ibadah yang fardhu kifayah. Aspek kedua yaitu, bagaimana manusia bisa berhubungan baik dengan sesamanya. Aspek yang ketiga adalah manusia harus ramah atau bersahabat dengan lingkungan sekitar. Dalam hal inilah, diperlukan ilmu-ilmu sosial untuk mengharmonisasikan hubungan sesama manusia dan lingkungan sekitar. Ilmu sosial adalah ilmu yang membahas tentang fenomena atau gejala sosial. Seperti halnya ilmu humaniora, ilmu sosial juga sangat penting untuk memahami gejala sosial masyarakat dalam menjalankan agamanya. Penggunaan disiplin ilmu sosial untuk mengkaji masyarakat Muslim tidak lepas dari kajian Islam dalam konteks sosialnya. Pada saat ini, PTAI mulai mengembangkan fakultas seperti Fakultas Sosiologi dan Fakultas Ilmu Politik. Fakultas-fakultas di atas akan dapat memberikan dasar pengetahuan bagi pengembangan ilmu sosial dari sudut keilmuaan Islam.12 B. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam Agama Islam memiliki dua aliran ilmu pengetahuan, yang bersifat eksternal dan internal. Aliran yang bersifat eksternal mengenai moralitas dan peribdatan. Sedangkan yang internal ialah mengenai kesucian hati.13 Allah swt. adalah gudang dari segala jenis ilmu. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.14 Pengetahuan yang Maha Luas berikut ekspresi dan manifestasi-Nya inilah yang dimaksud oleh Al-Qur’an dengan pernyataannya: 12 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 53-62. 13 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: Pt Tiara Wacana Yogya, 1989), 10. 14 Ibid, 2. 10
  • 11. Artinya: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman: 27). 15 Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya membahas tentang Tauhid, Rosul, akhirat, dan lain sebagainya, melainkan juga membahas tentang ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, diantaranya adalah surat Al-Mujaadilah ayat 11, Az-Zumar ayat 9, dan At-Taubah ayat 122.16 Al-Qur’an merupakan penunjuk jalan bagi umat Islam yang meliputi tiga aspek ilmu pengetahuan sebagai berikut: 1. Aspek etik berkaitan dengan prinsip dasar mengenai keyakinan, perbuatan, dan moralitas, baik untuk perorangan maupun kemasyarakatan guna menciptakan kehidupan yang baik di dunia ini dan tercapainya posisi kemanusiaan yang tertinggi di akhirat kelak. 2. Aspek-aspek historik dan psikologik berkaitan dengan berbagai sikap dan cara berfikir manusia dan norma-norma yang diberikan oleh agama. 3. Aspek-aspek observatif dan eksperimental sebagai sumber utama untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang mahluk-mahluk Allah, tentang hubungan antar sesama dan lingkungannya, serta hubungannya dengan Penciptanya. 15 Al-Qur’an 31 (27). 16 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 151. 11
  • 12. Ketiga cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut merupakan satu-satunya alat untuk menempatkan prinsip Tauhid sebagai faktor yang berperan dalam kehidupan intelektual dan emosionalmanusia yang merupakan landasan spiritual Islam dan dalam pendidikan Islam.17 2.4 Pengaruh Globalisasi terhadap Islam A. Pengaruh Globalisasi terhadap Islam Pengaruh globalisasi terhadap Agama Islam, tidak dapat dielakkan. Hal ini setidaknya dapat diamati dari berkat penguasaan dunia IT. Namun, kedudukan agama Islam dianggap dapat mengancam keberlangsungan umat manusia di muka bumi ini. Akibatnya agama ini semakin hari semakin tersudut dari percaturan dunia global. Selain itu, umat Islam juga sibuk mempermasalahkan halal-haram, benar-salah, dan saling menjatuhkan satu sama lain. Pada saat Negara- negara maju sudah tidak mempopulerkan korupsi, justru Bangsa Indonesia sedang menggalakkan bagaimana melakukan korupsi yang rapi dan tidak diketahui oleh orang lain. Konflik ini membuat kita sebagai umat Islam menjadi rugi, karena uhkuwah Islamiyah diantara kita menjadi semakin berkurang dan hal ini menjadikan peluang bagi negara-negara yang ingin melancarkan siklus konflik di negara-negara yang mayoritas Muslim. Inilah sedikitnya gejala pengaruh globalisasi terhadap kehidupan beragama umat Islam.18 Disinilah tantangan PTAI untuk melahirkan para sarjana-sarjana Muslim yang mampu membangun uhkuwah Islamiyh kembali dan mampu 17 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989), 5. 18 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 140-142. 12
  • 13. menjadi aktor dalam panggung globalisasi dengan tetap berdiri kukuh di atas jati diri sebagai seorang Muslim. B. Dampak Negatif Globalisasi terhadap Islam a. Adanya penurunan nilai spiritual. b. Peran agama digeser menjadi urusan akhirat, sedangkan urusan dunia menjadi urusan sains. c. Memunculkan adanya sifat individualistik. d. Adanya hasrat untuk berkuasa yang berlebihan dan bersenang-senang mencari kenikmatan, dan lain sebagainya. 2.5 Faktor-Faktor Penyebab Degrasi Moral di Masyarakat Indonesia a. Penyalalah Gunaan Sebagian Ajaran Moral Tidak diragukan lagi bahwa sebagian ajaran moral telah dan masih terus akan disalahgunakan dalam berbagai bentuk dan cara. Manusia yang telah dirasuki ketamakan, terutama apabila mempunyai kekuatan, tidak akan ragu-ragu dalam memakai segala cara untuk mencapai tujuannya. b. Masuknya Budaya Westernisasi (Budaya Kebarat-Baratan) Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab utama turunnnya moral bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah individu yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing yang masuk ke negara Indonesia sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex atau materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja yang melakukan hal tersebut. Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa 13
  • 14. dilihat dari banyaknya orang-orang yang sangat memperhatikan gaya hidup yang terkesan mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa depannya. c. Kemajuan Iptek Kemajuan di bidang iptek dapat memanjakan dalam aspek materi.19 Selain itu, kemajuan iptek juga menyebabkan adanya degradasi moral bangsa Indonesia. Dengan kemudahan akses internet, banyak orang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral bangsa karena pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang kadang salah tersebut. d. Lemahnya Mental Generasi Bangsa Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat disebabkan karena lemahnya mental dari generasi bangsa yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk karakter yang kurang baik. Karakter tersebut akan menjadi watak perilku seseorang dalam menjalani kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diupayakan pembentukan karakter sejak dini e. Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti Kurangnya materi pengaplikasian dari budi pekerti adalah salah satu penyebab turunnya moral bangsa Indonesia, baik itu dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta didik. Sehingga peserta didik lebih banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam pembelajaran. Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal pelajaran tertentu, namun mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus. Banyak di antara 19 Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis, (Yogyakarta: LKiS Group, 2011), 34. 14
  • 15. peserta didik yang pintar jika mengerjakan soal pelajaran, namun tidak hormat terhadap gurunya, suka mengganggu orang lain, tidak mempunyai sifat jujur, dan sifat-sifat buruk lainnya.20 2.6 Peran PTAI dalam Menyongsong Indonesia Baru A. Menyongsong Indonesia Baru Sebagai pusat kajian ke-Islaman, Perguruan Tinggi Agama Islam (baik negeri maupun swasta) memiliki potensi besar dalam upaya mengantisipasi fenomena negatif akibat adanya pengaruh globlisasi dalam menyongsong era Indonesia baru. Dalam hal ini harus dipahami dan dihayati oleh para civitas akademika, baik para tenaga pengajar, para pegawai, maupun para mahasiswa. Agar upaya ini terealisasi secara baik, maka diperlukan satu visi dan misi yang jelas, bersifat antisipatif dan berwawasan masa depan.21 Untuk membahas persoalan diatas, ada tiga hal yang perlu dicermati. Pertama, ajaran Al-Qur’an tentang kebebasan dan kesataraan manusia, kedua tentang visi dan misi Perguruan Tinggi sebagai salah satu sarana realisai ajaran Al-Qur’an, dan ketiga menyangkut berbagai implikasi dari yang pertama dan kedua tersebut, sekaligus mencoba menata posisi dan peran PTAI, baik saat ini maupun yang akan datang. B. Masa Depan PTAI Mahasiswa PTAI umumnya dilihat sebagai mahasiswa yang kegiatanya disibukkan dengan kehidupan akhirat dan kajiannya seputar keagamaan. Mereka tidak memiliki masa depan yang cerah dan sulit 20 http://goenable.wordpress.com/tag/pendidikan-moral-menurut-pandangan-islam/(4-11-2014- 12.49 wib). 21 Akh. Minhaji dan Kamaruzzaman BA, Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam (Yogyakarta: ARRUZZ YOGYAKARTA, 2003), 18. 15
  • 16. mendapatkan lapangan pekerjaan. Bahkan lulusan PTAI hanya diposisiskan sebagai pihak yang bertugas membaca do’a. Masyarakat hanya melihat Islam sebatas agama dalam arti kegiatan ritual. Islam tidak dipandang sebagai sebuah peradaban yang luas dan agung yang menyangkut berbagai aspek kehidupan.22 Dalam hal ini, PTAI harus mampu menciptakan kembali pada setiap pemuda-pemudi Muslim sikap ta’mil melalui adab dan ta’zim. Ta’mil adalah kesediaan diri untuk berserah diri kepada Islam dengan sepenuh hati dan jiwa. Ta’zim adalah kecintaan, menghormati, dan merealisasikan kebesaran agama Islam. Adab adalah penghargaan dan penghormatan terhadap nilsai-nilai Islam.23 Tuntutan masa depan bagi PTAI adalah menghasilkan alumni yang memiliki moral tinggi serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, civitas akademika PTAI juga diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral di lingkungan kampus dan menyebarluaskannya di lingkungan masyarakat.24 Supaya PTAI mengalami kemajuan dimasa sekarang dan yang akan datang, maka PTAI harus mampu mengembangkan: visi misi yang jelas, perencanaan yang jelas dan terarah, kepemimpinan yang tangguh, networking yang kuat dan luas, dukungan dari semua pihak, sumber- sumber pendanaan yang kuat dan luas, serta komitmen dan semangat yang kukuh dari seluruh komponen yang ada.25 C. Kiprah Perguruan Tinggi Islam dalam Upaya Pemberdayaan Manusia Indonesia. 22 Imam Suprayoga dan Rasmianto, Perubahan Pendidikan Tinggi Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008), 147. 23 Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf, Konsep Universitas Islam (Yogyakarta: Pt Tiara Wacana Yogya, 1989), 68-71. 24 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 19. 25 Imam Suprayoga dan Rasmianto, Perubahan Pendidikan Tinggi Islam (Malang : UIN Malang Press, 2008), 106. 16
  • 17.  Upaya-upaya yang perlu dilakukan Perguruan Tinggi Agama Islam dan masyarakat Islam, diantaranya: a. Perguruan Tinggi Islam hendaknya mampu meyakinkan umat islam bahwa kemajuan yang di capai umat islam saat ini adalah milik bersama umat manusia, dimana umat islam turut memiliki konstribusi di dalamnya. b. Melakukan revitalisasi dan modernisasi agama dalam berbagai aspeknya. c. Memberikan daya banding kepada umat Islam supaya mempunyai keberanian ketika berhadapan dengan kehidupan modern. d. Pendidikan dan dakwah perlu di arahkan bagi penumbuhan kepercayaan diri umat Islam. e. Menumbuhkan ukhuwah Islamiyah yang lebih universal dan mencakup berbagai segi kehidupan umat Islam.26 D. Moral dan Sifat Mahasiswa PTAI  Moral mahasiswa: a. Mengutamakan kesucian jiwa dari sikap dan sifat yang tercela. b. Mengurangi hal-hal keduniaan. c. Menghindarkan diri dari sikap sombong, dan merendahkan diri pada dosen. d. Menerapkan prinsip belajar seumur hidup. e. Membuat skala prioritas tentang disiplin ilmu yang akan di pelajarinya. 26 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), xii-xiii. 17
  • 18. f. Menanamkan niat yang kuat untuk mencapai keridhaan Allah dalam menuntut ilmu.  Mahasiswa PTAI harus memiliki sifat-sifat: a. Taqwa dan tawakkal kepada Allah swt. b. Sadar dan menghayati nilai-nilai pancasila. c. Percaya diri dan menghargai orang lain. d. Terbuka terhadap ide dan gagasan baru. e. Berorientasi terhadap masa depan bangsa atau umat. f. Bersifat demokratis dan adil.27 E. Penegakan Nilai-Nilai Moral di Era Globalisasi Mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam dan Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia pemeluk Islam terbanyak. Namun, keIslaman dari umat Islam sendiri sudah mulai hancur. Kegiatatan ibadah yang dilakukan tidak berorientasi kepada kegiatan ruhani. Kerugian yang paling besar dari kemunduran umat Islam ini tidak hanya berdampak pada umat Islam itu sendiri melainkan juga berdampak pada manusia seluruhnya. Karena dengan adanya kemunduran umat islam ini berarti sistem tatanan kehidupan mayarakat yang benar akan lenyap dan digantikan dengan kebatilan.28 PTAI sebagai sarana tertinggi dalam kajian dan pendidikan Islam meiliki tantangan yang besar untuk melahirkan intelektual Muslim yang mampu menciptakan konsep-konsep Islami yang aplikatif dalam masyarakat Islam yang hidup dalam era globalisasi ini. Khusus untuk 27 ibid, 8. 28 Ibid, 14-15. 18
  • 19. masyarakata Islam Indonesia, kebhinekaan masyarakat Indonesia merupakan tantangan tersendiri bagi perumusan konsep-konsep tersebut. Lebih jauh dalam upaya menciptakan masyarakat yang menjiwai norma-norma agama, diharapkan setiap PTAI dapat menanamkan dan mengembangkan prinsip-prinsip moral Islam, sesuai dengan misi Rosulullah saw. F. Peran PTAI dalam Mereduksi Degradasi Moral PTAI sebagai lembaga tertinggi tidak hanya mementingkan aspek intelektual saja, tetapi juga aspek moral. Dalam hal ini, PTAI melalui tugas pokoknya melakukan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat dapat melaksanakan berbagai jenis partisipasi yang bersifat moral, baik dalam bentuk pemikiran dan gagasan, tenaga, dan keterampilan. Dalam menghadapi perkembangan masyarakat yang cenderung bersifat sekuler, dimana nilai dan norma agama sering tersisihkan, banyak orang yang merasa kehilangan kepercayaan bahkan putus asa dan bunuh diri. Partisipasi maksimal yang diberikan PTAI diharapkan dapat memberi arah yang jelas terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi, serta dapat mewujudkan kemaslahatan masyarakat dalam mempersiapkan diri memasuki era globalisasi.29 29 A. Yakub Matondang dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi (Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998), 5-6. 19
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perguruan Tinggi Agama Islam adalah sebuah lembaga pendidikan ke-Islaman yang berada satu tingkat lebih tinggi di atas Sekolah Menengah Atas dan sejawatnya. Sebagai lembaga pendidikan tertinggi, PTAI memiliki sebuah Tri dharma yaitu dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan adanya Tri Dharma ini, diharapkan PTAI mampu menjawab semua permasalahan masyarakat terkhusus di era globalisasi seperti sekarang ini. 3.2 Saran Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa kami dari penulis menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah kami ini. Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dibandinkan Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, apabila terdapat suatu hal dalam makalah yang kami susun ini menyinggung ataupun tidak berkenan, kami meminta maaf sebesar-besarnya. 20
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Refrensi Buku: Jember, STAIN. Newsletter. Jember: Stain Press Jember, 2014. Bilgrami, Hamid Hasan dan Asyraf Sayid Ali. Konsep Universitas Islam. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1989. Minhaji, Akh. dan BA, Kamaruzzaman. Masa Depan Pembidangan Ilmu di Perguruan Tinggi Agama Islam. Yogyakarta: ARRUZZ JOGJAKARTA, 2003. Matondang, A. Yakub dkk. Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi. Yogyakarta: IAIN Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Tiara Wacana Yogya, 1998. Suprayoga, Imam dan Rasmianto. Perubahan Pendidikan Tinggi Islam. Malang: UIN Malang Press, 2008. Mustofa, Ahmad. Ahlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997. Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis. Yogyakarta: LKiS Group, 2011. Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Jabali, Fuad dan Jamhari. IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2002. Nandika, Dodi dkk. Universitas, Riset, dan Daya Saing Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Refrensi Internet: Anonim, http://goenable,wordpress.com/tag/pendidikan-moral-menurut- pandangan-islam/ (4-11-2014-12.49 WIB). 21