SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Kelompok 6 :
1.Syaiful Bahri (201410110311003)
2.Aviv Fachqurizha Pangestu (201410110311053)
3.Ilham Prabowo Ghuto (201410110311073)
4.Zahra Nafisa Aela Basith (201410110311086)
5.Rhizki Pijar Gumilang (201410110311287)
6.Haerul Rijal Rusdi (201410110311357)
7.Muh. Naufal Abdul Aziz (201410110312265)
8.Halimatus Khalidawati Salmah (201410110312272)
Tinjauan Yuridis
 Sesuai tema ini bila dihubungkan dengan UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokokAgraria juncto PP No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
 Peralihan HAT karena Pewarisan terjadi karena adanya suatu peristiwa
hukum, yang menjadi salah satu sebab berakhirnya kepemilikan seseorang
yaitu kematian.
 Kematian menyebabkan adanya peralihan harta kekayaan baik material
ataupun immaterial kepada ahli waris.
 Hukum waris :
suatu hukum yang mengatur peninggalan harta seseorang yang telah
meninggal dunia diberikan kepada yang berhak, seperti keluarga dan
masyarakat yang lebih berhak.
 Ketentuan penerimaan peralihan hak milik tetap sesuai dengan ketentuan
pasal 9 UUPA pasal 21 (1).
 PP no. 10 Tahun 1961 juncto PP No. 24 Tahun 1997 ;
yang berhak menerima warisan wajib meminta pendaftaran peralihan hak
tersebut dalam jangka waktu 6 bulan sejak meninggalnya orang yang semula
mempunyai hak milik tersebut dengan tidak melanggar ketentuan bahwa
menerima hak harus sesuai dengan UUPA Pasal 21
 Pelaksanaan.
 Sistem buku tanah = setiap hak atas tanah yang wajib didaftarkan
menurut PP No. 24 Tahun 1997 harus dibuat salinan dari buku tanah
untuk diterbitkannya sertifikat.
 Peralihan hak atas tanah karena pewarisan secara garis besar sama
dengan yang lainnya sesuai peraturan pendaftaran tanah dan
pencatatan tanah. Hanya saja pewarisan itu terjadi ketika pemilik aslinya
meninggal. Baru terjadi apabila memenuhi 3 persyaratan ;
1. Ada seseorang yang meninggal
2. Ada seseorang yang masih hidup sebagai ahli waris
3. Ada sejumlah harta yang ditinggalkan
 Peralihan harus dilakukan di depan PPAT resmi yg di angkat Menteri
dalam negeri c.q Direktorat Jenderal Agraria, satu orang untuk satu atau
lebih daerah kecamatan.
 Sedangkan untuk suatu daerah kecamatan yang belum diangkat
seseorang PPAT, maka camat yang mengepalai kecamatan tersebut
untuk sementara ditunjuk karena jabatannya sebagai PPAT.
 Pasal 6 (2) PP No. 24 Tahun 1997
 Bila sudah pernah didaftarkan maka harus menunjukkan sertifikat HAT, jika
belum maka menyerahkan tanda bukti bahwa belum punya sertifikat atau
sertifikat sementara.
 Menurut ketentuan, akta harus di tanda tanggani semua pihak, PPAT dan
saksi. Dibuat rangkap 4;
 1 helai bermaterai Rp 6.000 (disimpan diprotokol pejabat)
 1 helai bermaterai untuk keperluan kantor pertanahan
 1 helai untuk keperluan lampiran permohonan izin (bila perlu)
 1 helai untuk yang berkepentingan
 Untuk semua peralihan hak, harus sesuai peraturan menteri agraria No. 11
Tahun 1961 dan surat kementerian dalam negeri tanggal 6 agustus 1977
No. SK. 104/DJA/1977 harus digunakan formulir-formulir yang tercetak
dikantor pos.
 Menurut UUPA tidak cukup dibuatkan akta saja tetapi harus melakukan
proses balik nama untuk membuat sertifikat
 Karena akta = cukup untuk memperoleh hak milik,karena haknya sudah
beralih (tanda bukti hak)
 Sedangkan sertifikat = untuk memiliki kepastian hukum di kemudian
 Syarat balik nama ;
 Ada akta pejabat
 Bukti pelunasan yang menjadi kewajiban untuk peralihan hak tersebut
 Rekom balik nama dari PPAT
 Pasal 11 No. 24 Tahun 1997, Pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997, sama
seperti peralihan lainnya. Adapun juga berlaku pasal 36 PP No. 24 Tahun
1997 (Data Mantenance)
 Yang wajib dilakukan oleh pihak yang memperoleh hak milik sebagai
warisan Pasal 42 (1) PP No. 24 Tahun 1997, lalu Pasal 36 ;
“...... Wajib diserahkan oleh penerima hak atas tanah ........... Surat kematian
orang yang namanya dicatat sebagai pemegang haknya dan surat tanda
bukti sebagai ahli waris.”
 6 bulan sendiri itu dapat diperpanjang oleh BPN Pasal 61 (3) PP No. 24
Tahun 1997
 Ahli waris juga harus memperhatikan sebelumnnya apakah tanah tersebut
sudah dibukukan atau belum karena hal ini dapat mempengaruhi proses
peralihan hak atas tanah tersebut berdasarkan syarat-syarat yang
dibutuhkan.
 Untuk buku yang sudah dibukukan yang perlu diserahkan ke BPN adalah
 Sertifikat pewaris
 Surat keterangan meninggal dunia dari kepala desa atau lurah
 Surat keterangan waris
 Surat keterangan PBB terakhir
 Jika belum dibukukan ahli waris wajib juga menyerahkan dokumen-
dokumen sebagaimana dalam Pasal 39 (1) huruf b. Sesuai dalam pasal 42
(2) PP No. 24 Tahun 1997
 Kemudian pemohon (ahli waris) mendaftarkan ke kantor Badan Pertanahan
Nasional dengan persyaratan sebagai berikut:
 Mengisi formulir permohonan
 Bukti identitas ahli waris
 Surat Kuasa dan photo copy KTP penerima kuasa bila dikuasakan.
 Sertifikat Hak Atas Tanah yang diwariskan.
 Surat Kematian atas nama pemegang hak
 Surat Tanda Bukti sebagai Ahli Waris:
○ Wasiat dari pewaris; atau
○ Putusan pengadilan; atau
○ Surat Keterangan ahili Waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan
disaksikan oleh 2 (dua0 orang saksi dan dikuatkan oleh Lurah atau
Camat.
○ Akta Pembagian hak Bersama (apabila langsung dibagi waris)
○ Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir.
 Untuk pembagian hak bersama, Pasal 51 ayat (1) PP Nomor. 24 tahun
1997. Pada saatnya suatu hak bersama, baik yang diperoleh sebagai
warisan maupun sebab lain perlu dibagi sehingga menjadi hakl individu.
Untuk itu kesepkatan antara pemegang hak bersama terseut perlu
dituangkan dalam akta PPAT yang akan menjadi dasar bagi
pendaftarannya. Dalam pembagiann tersebut tidak harus semua pemegang
hak bersama memperoleh bagian.Dalam pembagian harta waris seringkali
yang menjadi pemenagn hak individu hanya sebagian dari keseluruhan
penerimaan warisan, asalkan hal tersebut disepakati oleh seluruh penerima
warisan sebagai pemeang hak bersama
 Kemudian setelah 60 hari setelah ahli waris melakukan pendaftaran
peralihan hak akan di umumkan hasilnya. Yang mana sertifikat akan
dibuktikan juga secara data fisik dan data yuridis.
 Dalam pewarisan kekuatan sertifikat bagi pemegang hak atas tanah
menurut UUPA dan PP No. 24 Tahun 1997
 Pasal 19 (2) huruf c, sertifikat hak atas tanah adalah alat pembuktian
yang kuat
 Pasal 23 (2), Pasal 32 (2), dan Pasal 38 (2) karena salah satunya
peralihan pasti dapat terjadi karena salah satu pihak meninggal dunia,
maka sesuai peraturan yang ada pemegang haknyapun berubah dan
perlu didata ulang.
Kesimpulan
Contoh kasus
Pada tahun 1986, ayah A meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Beberapa tahun
kemudian, ibu A juga meninggal dunia karena sakit keras. Sebelum ibu A meninggal dunia, ia telah
memberikan wasiat agar seluruh harta warisannya dibagi dua; A dan kakak A, dibagi dua sama
rata. Orang tua A meninggalkan sebidang tanah dan kebun. Karena A tidak bisa mengurusi maka
harta warisan itu dikelola kakak A.A terkadang mendapat bagian hasil dari pengelolaan tanah
tersebut, tetapi juga tidak. Meski demikian A tidak begitu menuntut. Yang penting, tanah tersebut
terawat dengan baik.
Sekitar 2 tahun sepeninggal ibu A, ada salah satu tetangga yang menggugat kakak A ke
pengadilan. Isi gugatan tersebut menyatakan bahwa sawah yang kini dikelola kakak A adalah milik
orang tua tetangga tersebut. Menurut tetangga tersebut, tanah garapan itu bisa ke tangan orang
tua A, sebab tanah itu dulu digadaikan oleh orang tua tetangga tersebut, tetapi ia tidak bisa
menebusnya. Hal itu berlangsung bertahun-tahun hingga orang tua dia meninggal dunia, tanah itu
masih dikuasai orang tua A. Tetapi A tidak percaya, karena A mempunyai bukti-bukti bahwa tanah
tersebut milik orang tua A.
Masalah tersebut kemudian bergulir ke pengadilan. Di Pengadilan Negeri, kakak A kalah.
Kakak A kemudian naik banding ke Pengadilan Tinggi. Di tingkat ini, kakak A menang. Pihak
penggugat kemudian naik banding ke Mahkamah Agung. Di Mahkamah Agung, kakak A mengalami
kekalahan. Demikian adalah salah satu contoh kasus mengenai sengketa hak atas tanah karena
warisan.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
Nasria Ika
 
Anggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatasAnggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatas
Dua Dunia
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
sesukakita
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975
khairu_zikri
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Surat pemberitahuan keberatan pdam ptun
Surat pemberitahuan keberatan pdam ptunSurat pemberitahuan keberatan pdam ptun
Surat pemberitahuan keberatan pdam ptun
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
SURAT PERJANJIAN PERDAMAIAN CURI.docx
SURAT PERJANJIAN PERDAMAIAN CURI.docxSURAT PERJANJIAN PERDAMAIAN CURI.docx
SURAT PERJANJIAN PERDAMAIAN CURI.docx
 
Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Anggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatasAnggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatas
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum InternasionalPPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Memori banding
Memori bandingMemori banding
Memori banding
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975Pp no 9 tahun 1975
Pp no 9 tahun 1975
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Adendum perjanjian
Adendum perjanjianAdendum perjanjian
Adendum perjanjian
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 

Similar to Peralihan Hak Atas Tanah Karena Pewarisan

Pentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaPentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusaka
Alip Pg
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Sumardi Arahbani
 
Analisis kasus pertanahan
Analisis kasus pertanahanAnalisis kasus pertanahan
Analisis kasus pertanahan
lukipower
 
KUH Perdata
KUH Perdata KUH Perdata
KUH Perdata
Sei Enim
 
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana? Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
24hourparenting
 
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
AntisNida1
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
sesukakita
 

Similar to Peralihan Hak Atas Tanah Karena Pewarisan (20)

Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S YubaidiJual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
Jual Beli Hak Atas Tanah - Ricco S Yubaidi
 
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pemecahan Bidang Tanah - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
pentadbiran-harta-pusaka
 pentadbiran-harta-pusaka pentadbiran-harta-pusaka
pentadbiran-harta-pusaka
 
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akta Pembagian Hak Bersama | Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Pentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusakaPentadbiran harta pusaka
Pentadbiran harta pusaka
 
Penggantian Sertipikat Karena Hilang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Penggantian Sertipikat Karena Hilang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Penggantian Sertipikat Karena Hilang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Penggantian Sertipikat Karena Hilang - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Analisis kasus pertanahan
Analisis kasus pertanahanAnalisis kasus pertanahan
Analisis kasus pertanahan
 
KUH Perdata
KUH Perdata KUH Perdata
KUH Perdata
 
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana? Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
Mau Ganti Nama, Nih. Caranya Gimana?
 
Khi waris (hitam putih)
Khi waris (hitam putih)Khi waris (hitam putih)
Khi waris (hitam putih)
 
Khi waris (warna)
Khi waris (warna)Khi waris (warna)
Khi waris (warna)
 
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
3.-Hak-hak-Atas-Tanah hak penguasaan atas tanah yang berisikan serangkaian we...
 
Hukum Agraria Fenti Anita Sari
Hukum Agraria Fenti Anita SariHukum Agraria Fenti Anita Sari
Hukum Agraria Fenti Anita Sari
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 

Peralihan Hak Atas Tanah Karena Pewarisan

  • 1. Kelompok 6 : 1.Syaiful Bahri (201410110311003) 2.Aviv Fachqurizha Pangestu (201410110311053) 3.Ilham Prabowo Ghuto (201410110311073) 4.Zahra Nafisa Aela Basith (201410110311086) 5.Rhizki Pijar Gumilang (201410110311287) 6.Haerul Rijal Rusdi (201410110311357) 7.Muh. Naufal Abdul Aziz (201410110312265) 8.Halimatus Khalidawati Salmah (201410110312272)
  • 2. Tinjauan Yuridis  Sesuai tema ini bila dihubungkan dengan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokokAgraria juncto PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.  Peralihan HAT karena Pewarisan terjadi karena adanya suatu peristiwa hukum, yang menjadi salah satu sebab berakhirnya kepemilikan seseorang yaitu kematian.  Kematian menyebabkan adanya peralihan harta kekayaan baik material ataupun immaterial kepada ahli waris.  Hukum waris : suatu hukum yang mengatur peninggalan harta seseorang yang telah meninggal dunia diberikan kepada yang berhak, seperti keluarga dan masyarakat yang lebih berhak.
  • 3.  Ketentuan penerimaan peralihan hak milik tetap sesuai dengan ketentuan pasal 9 UUPA pasal 21 (1).  PP no. 10 Tahun 1961 juncto PP No. 24 Tahun 1997 ; yang berhak menerima warisan wajib meminta pendaftaran peralihan hak tersebut dalam jangka waktu 6 bulan sejak meninggalnya orang yang semula mempunyai hak milik tersebut dengan tidak melanggar ketentuan bahwa menerima hak harus sesuai dengan UUPA Pasal 21
  • 4.  Pelaksanaan.  Sistem buku tanah = setiap hak atas tanah yang wajib didaftarkan menurut PP No. 24 Tahun 1997 harus dibuat salinan dari buku tanah untuk diterbitkannya sertifikat.  Peralihan hak atas tanah karena pewarisan secara garis besar sama dengan yang lainnya sesuai peraturan pendaftaran tanah dan pencatatan tanah. Hanya saja pewarisan itu terjadi ketika pemilik aslinya meninggal. Baru terjadi apabila memenuhi 3 persyaratan ; 1. Ada seseorang yang meninggal 2. Ada seseorang yang masih hidup sebagai ahli waris 3. Ada sejumlah harta yang ditinggalkan  Peralihan harus dilakukan di depan PPAT resmi yg di angkat Menteri dalam negeri c.q Direktorat Jenderal Agraria, satu orang untuk satu atau lebih daerah kecamatan.  Sedangkan untuk suatu daerah kecamatan yang belum diangkat seseorang PPAT, maka camat yang mengepalai kecamatan tersebut untuk sementara ditunjuk karena jabatannya sebagai PPAT.  Pasal 6 (2) PP No. 24 Tahun 1997
  • 5.  Bila sudah pernah didaftarkan maka harus menunjukkan sertifikat HAT, jika belum maka menyerahkan tanda bukti bahwa belum punya sertifikat atau sertifikat sementara.  Menurut ketentuan, akta harus di tanda tanggani semua pihak, PPAT dan saksi. Dibuat rangkap 4;  1 helai bermaterai Rp 6.000 (disimpan diprotokol pejabat)  1 helai bermaterai untuk keperluan kantor pertanahan  1 helai untuk keperluan lampiran permohonan izin (bila perlu)  1 helai untuk yang berkepentingan  Untuk semua peralihan hak, harus sesuai peraturan menteri agraria No. 11 Tahun 1961 dan surat kementerian dalam negeri tanggal 6 agustus 1977 No. SK. 104/DJA/1977 harus digunakan formulir-formulir yang tercetak dikantor pos.  Menurut UUPA tidak cukup dibuatkan akta saja tetapi harus melakukan proses balik nama untuk membuat sertifikat
  • 6.  Karena akta = cukup untuk memperoleh hak milik,karena haknya sudah beralih (tanda bukti hak)  Sedangkan sertifikat = untuk memiliki kepastian hukum di kemudian  Syarat balik nama ;  Ada akta pejabat  Bukti pelunasan yang menjadi kewajiban untuk peralihan hak tersebut  Rekom balik nama dari PPAT  Pasal 11 No. 24 Tahun 1997, Pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997, sama seperti peralihan lainnya. Adapun juga berlaku pasal 36 PP No. 24 Tahun 1997 (Data Mantenance)  Yang wajib dilakukan oleh pihak yang memperoleh hak milik sebagai warisan Pasal 42 (1) PP No. 24 Tahun 1997, lalu Pasal 36 ; “...... Wajib diserahkan oleh penerima hak atas tanah ........... Surat kematian orang yang namanya dicatat sebagai pemegang haknya dan surat tanda bukti sebagai ahli waris.”
  • 7.  6 bulan sendiri itu dapat diperpanjang oleh BPN Pasal 61 (3) PP No. 24 Tahun 1997  Ahli waris juga harus memperhatikan sebelumnnya apakah tanah tersebut sudah dibukukan atau belum karena hal ini dapat mempengaruhi proses peralihan hak atas tanah tersebut berdasarkan syarat-syarat yang dibutuhkan.  Untuk buku yang sudah dibukukan yang perlu diserahkan ke BPN adalah  Sertifikat pewaris  Surat keterangan meninggal dunia dari kepala desa atau lurah  Surat keterangan waris  Surat keterangan PBB terakhir  Jika belum dibukukan ahli waris wajib juga menyerahkan dokumen- dokumen sebagaimana dalam Pasal 39 (1) huruf b. Sesuai dalam pasal 42 (2) PP No. 24 Tahun 1997
  • 8.  Kemudian pemohon (ahli waris) mendaftarkan ke kantor Badan Pertanahan Nasional dengan persyaratan sebagai berikut:  Mengisi formulir permohonan  Bukti identitas ahli waris  Surat Kuasa dan photo copy KTP penerima kuasa bila dikuasakan.  Sertifikat Hak Atas Tanah yang diwariskan.  Surat Kematian atas nama pemegang hak  Surat Tanda Bukti sebagai Ahli Waris: ○ Wasiat dari pewaris; atau ○ Putusan pengadilan; atau ○ Surat Keterangan ahili Waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua0 orang saksi dan dikuatkan oleh Lurah atau Camat. ○ Akta Pembagian hak Bersama (apabila langsung dibagi waris) ○ Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir.
  • 9.  Untuk pembagian hak bersama, Pasal 51 ayat (1) PP Nomor. 24 tahun 1997. Pada saatnya suatu hak bersama, baik yang diperoleh sebagai warisan maupun sebab lain perlu dibagi sehingga menjadi hakl individu. Untuk itu kesepkatan antara pemegang hak bersama terseut perlu dituangkan dalam akta PPAT yang akan menjadi dasar bagi pendaftarannya. Dalam pembagiann tersebut tidak harus semua pemegang hak bersama memperoleh bagian.Dalam pembagian harta waris seringkali yang menjadi pemenagn hak individu hanya sebagian dari keseluruhan penerimaan warisan, asalkan hal tersebut disepakati oleh seluruh penerima warisan sebagai pemeang hak bersama  Kemudian setelah 60 hari setelah ahli waris melakukan pendaftaran peralihan hak akan di umumkan hasilnya. Yang mana sertifikat akan dibuktikan juga secara data fisik dan data yuridis.
  • 10.  Dalam pewarisan kekuatan sertifikat bagi pemegang hak atas tanah menurut UUPA dan PP No. 24 Tahun 1997  Pasal 19 (2) huruf c, sertifikat hak atas tanah adalah alat pembuktian yang kuat  Pasal 23 (2), Pasal 32 (2), dan Pasal 38 (2) karena salah satunya peralihan pasti dapat terjadi karena salah satu pihak meninggal dunia, maka sesuai peraturan yang ada pemegang haknyapun berubah dan perlu didata ulang.
  • 12. Contoh kasus Pada tahun 1986, ayah A meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Beberapa tahun kemudian, ibu A juga meninggal dunia karena sakit keras. Sebelum ibu A meninggal dunia, ia telah memberikan wasiat agar seluruh harta warisannya dibagi dua; A dan kakak A, dibagi dua sama rata. Orang tua A meninggalkan sebidang tanah dan kebun. Karena A tidak bisa mengurusi maka harta warisan itu dikelola kakak A.A terkadang mendapat bagian hasil dari pengelolaan tanah tersebut, tetapi juga tidak. Meski demikian A tidak begitu menuntut. Yang penting, tanah tersebut terawat dengan baik. Sekitar 2 tahun sepeninggal ibu A, ada salah satu tetangga yang menggugat kakak A ke pengadilan. Isi gugatan tersebut menyatakan bahwa sawah yang kini dikelola kakak A adalah milik orang tua tetangga tersebut. Menurut tetangga tersebut, tanah garapan itu bisa ke tangan orang tua A, sebab tanah itu dulu digadaikan oleh orang tua tetangga tersebut, tetapi ia tidak bisa menebusnya. Hal itu berlangsung bertahun-tahun hingga orang tua dia meninggal dunia, tanah itu masih dikuasai orang tua A. Tetapi A tidak percaya, karena A mempunyai bukti-bukti bahwa tanah tersebut milik orang tua A. Masalah tersebut kemudian bergulir ke pengadilan. Di Pengadilan Negeri, kakak A kalah. Kakak A kemudian naik banding ke Pengadilan Tinggi. Di tingkat ini, kakak A menang. Pihak penggugat kemudian naik banding ke Mahkamah Agung. Di Mahkamah Agung, kakak A mengalami kekalahan. Demikian adalah salah satu contoh kasus mengenai sengketa hak atas tanah karena warisan.