SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Hukum Pidana
Apa yang anda
pikirkan???
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
1. Istilah terjemahan Strafbaarfeit:
a. peristiwa pidana;
b. perbuatan pidana;
c. perbuatan yang dapat dihukum;
d. tindak pidana.
e. Delik
2. Pengertian dan Unsur Tindak Pidana:
a. Pengertian menurut pandangan
Monistis;
b. Pengertian menurut Dualistis.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
TINDAK PIDANA (STRAFBAARFEIT)
1. Menurut pandangan Monistis
 Tokoh : Simons, van Hamel, Mezger, Karni,
Bauman, Wirjono Pradjodikoro.
Strafbaarfeit adalah :
perbuatan, yang diancam pidana, bersifat
melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan
oleh orang yang mampu bertanggung jawab.
 Pandangan monistis tidak memisahkan antara
perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan
itu (pertanggungjawaban pidana)
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
2. Menurut D Simons
a. Unsur Objektif dan Unsur Subjektif dari
strafbaarfeit, yaitu:
1) Perbuatan manusia (yang positif atau
negatif, atau membiarkan);
2) diancam dengan pidana;
3) Melawan hukum;’
4) dilakukan dengan kesalahan;
5) oleh orang yang mampu bertanggung jawab.
b. 1 s/d 3 adalah unsur objektif, 4-5 adalah unsur
subjektif.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
3. D. Hazewinkel-Suringa
Unsur Tindak Pidana, meliputi:
a. Tiap delik terdapat unsur tindak
seseorang;
b. Ada yang menyebut akibat;
c. Unsur psychis (dolus, culpa);
d. Keadaan objektif, keadaan subjektif;
e. Syarat tambahan;
f. Unsur sifat melawan hukum
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
4. Unsur TP menurut RUU KUHP
Pasal 11 RUU:
(1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang oleh peraturan per-uu-an di-
nyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana.
(2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana selain perbuata
tersebut dilarang dan diancam pidana, harus juga ber-
bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan
kesadaran hukum masyarakat.
(3) Setiap tp selalu dipandang bersifat melawan
hukum, kecuali ada alasan pembenar.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
5. Pandangan Dualistis
 Tokoh:Vos, Pompe, Moejatno,
 Pengertian menurut Dualistis:
“ Perbuatan, yang memenuhi
rumusan undang-undang pidana,
dan bersifat melawan hukum.”
 Pandangan dualistis, memisahkan
antara perbuatan dan orang yang
melakukan perbuatan itu.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
6. Pandangan Sudarto
Syarat Pemidanaan
Ada perbuatan:
1. Memenuhi rumusan
2. Bersifat melawan hukum
Ada orang yang
Melakukan perbuatan
1. Mampu bertanggung
Jawab
2. Bersifat dolus atau culpa
3. Tidak ada alasan
pemaaf
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Rumusan Tindak Pidana
1. Rumusan tp penting karena sesuai dengan prinsip
kepastian, sehingga masyarakat tahu mana yang
dilarang.
2. Peristiwa yang terjadi secara nyata harus masuk
dalam rumusan, artinya perbuatan itu mencocoki
rumusan delik dalam undang-undang.
3. Agar peristiwa itu masuk dalam rumusan maka
perbuatan itu harus mempunyai sifat-sifat atau
ciri-ciri dari delik dalam uu.
4. Kalau semua unsur dalam rumusan itu terdapat
di dalam uu, maka berarti bahwa perbuatan itu
memenuhi atau mencocoki rumusan delik.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
sambungan
5. Ada 3 macam perumusan norma dalam uu:
a. menyebutkan satu persatu unsur
perbuatan;
b. hanya menyebut kualifikasi dari delik.
c. penggabungan a dan b.
6. Cara penempatan norma dan sanksi:
a. penempatan norma dan sanksi sekaligus
b. penempatan terpisah;
c. sanksi dicantumkan lebih dulu, normanya
kemudian.
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Jenis –jenis tindak pidana
1. Kejahatan – Pelanggaran (KUHP);
2. Delik formil – delik materiel;
3. Delik commissiones, delik omissiones;
4. Delik dolus, delik culpa;
5. Delik tunggal, delik berganda;
6. Delik aduan, delik bukan aduan:
7. Delik sederhana, delik ada pemberatannya;
8. Delik ekonomi
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Jenis Delik (1)
Kejahatan
(misdrijf)
 dlm. MvT : sebelum ada UU
sudah dianggap tidak baik (recht-
delicten)
 Hazewinkel-Suringa : tidak ada
perbedaan kualitatif, hanya
perbedaan kuantitatif
a) Percobaan : dipidana
b) Membantu : dipidana
c) Daluwarsa : lebih panjang
d) Delik aduan : ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
 KUHP : Buku II
Pelanggaran
(overtreding)
 dlm MvT : baru dianggap tidak
baik setelah ada UU (wet
delicten)
 Perbedaan dg kejahatan:
a) Percobaan : tidak dipidana
b) Membantu : tidak dipidana
c) Daluwarsa : lebih pendek
d) Delik aduan : tidak ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
 KUHP : Buku III
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Jenis Delik (2)
 D. Materiil : Yang dirumuskan
akibatnya --> Ps 338, Ps 187,
dll
 D. Komisi : melanggar
larangan dg perbuatan aktif
 D. Dolus : delik dilakukan dg
sengaja, mis. Ps 338, Ps 351
 D. Formil : yang dirumuskan
bentuk perbuatannya --> Ps
362, Ps 263, dll
 D. Omisi : melakukan delik dg
perbuatan pasif
a) D. Omisi murni : melanggar
perintah dg tidak berbuat, mis.
Ps 164, Ps 224 KUHP
b) D. Omisi tak murni :
melanggar larangan dg tidak
berbuat, mis Ps 194 KUHP
 D. Culpa : Delik dilakukan dg
kealpaan, mis. Ps 359, Ps 360
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Jenis Delik (3)
D. Biasa :
penuntutannya
tidak memerlukan
pengaduan, mis.
Ps 340, Ps 285
D. Aduan :
penuntutannya
memerlukan
pengaduan, mis.
Ps 310, Ps 284
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Tindak Pidana (5)
Subyek
 Manusia (natuurlijk
personen)
a) syarat merumuskan :
“Barangsiapa ….”
b) hukuman : mati, penjara,
kurungan, dll (Ps 10
KUHP)
c) Hukum Pidana
disandarkan pada
kesalahan orang
 Korporasi
 UU TPE
 UU Pemberantasan T.P.
Korupsi
 Draft RUU KUHP
 adanya kebutuhan untuk
memidana korporasi
 Korporasi ?
 Badan hukum ?
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Tindak Pidana (6)
Cara Merumuskan Tindak Pidana
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
disebutkan unsur-unsurnya,
tidak disebut kualifikasinya -->
mis. Ps 106, Ps 167, Ps 209
Disebutkan unsur-unsurnya &
disebut kualifikasinya --> mis,
Ps 362 KUHP
disebutkan kualifikasinya
tanpa disebut unsur-
unsurnya --> mis. Ps 184, Ps
297, Ps 351
Tindak Pidana (6)
Unsur-unsur (van Bemmelen)
 Di dalam perumusan (bagian)
 dimuat dalam surat dakwaan
 semua syarat yg dimuat dalam rumusan
delik merup-akan bagian-bagian,
sebanyak itu pula, yg apabila dipenuhi
membuat tingkah laku menjadi tindakan
yg melawan hukum
1. Tingkah laku yg dilarang
2. Bagian subyektif : kesalahan, maksud,
tujuan, niat, rencana, ketakutan
3. Bagian obyektif : secara melawan hukum,
kausalitas, bagian2 lain yg menentukan
dapat dikenakan pidana (syarat tambahan;
keadaan)
4. Bagian yg mempertinggi dapatnya
dikenakan pidana
 Di luar
perumusan
(unsur) : syarat
dapat dipidana
1. Secara melawan
hukum
2. Dapat
dipersalahkan
3. Dapat
dipertanggungja
wabkan
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Tindak Pidana (7)
Unsur-unsur (Prof. Moeljatno)
 a. kelakuan dan akibat ( = perbuatan)
 b. hal ikhwal atau keadaan yg menyertai perbuatan
 c. keadaan tambahan yg memberatkan
 d. unsur melawan hukum yg obyektif
 e. unsur melawan hukum yg subyektif
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Tindak pidana (8)
Unsur-unsur
 Unsur2 dalam perumusan
A. Unsur Obyektif
- perbuatan (aktif/pasif)
- akibat
- melawan hukum
- syarat tambahan
- keadaan
B. Unsur Subyektif
- kesalahan :
(a) sengaja
(b) kealpaan
- keadaan
 Unsur2 di luar
perumusan
- secara melawan hukum
- dapat dipersalahkan
- dapat dipertanggungjawab kan
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Contoh unsur2 dalam rumusan tindak
pidana (1)
Pasal 362 KUHP
 barangsiapa
 mengambil
 barang
- yg sebagian/ seluruhnya
kepunyaan orang lain
 dengan maksud memiliki
 secara melawan hukum
Pasal 338 KUHP
 barangsiapa
 dengan sengaja
 menghilangkan nyawa
orang lain
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Contoh unsur2 dalam rumusan tindak
pidana (2)
Pasal 285
 barangsiapa
 dengan kekerasan atau
 ancaman kekerasan
 memaksa
 seorang wanita
 bersetubuh dengan dia
 di luar perkawinan
Pasal 259
 barangsiapa
 karena kealpaannya
 menyebabkan orang lain
mati
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Tempus delicti penting diketahui
dalam hal2 :
 Kaitannya dg Ps 1 KUHP
 Kaitannya dg aturan tentang Daluwarsa
 Kaitannya dg ketentuan mengenai pelaku tindak
pidana anak : Ps 45,46,47 KUHP atau UU Pengadilan
Anak
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Teori2 Tempus Delicti
 1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de
lichamelijke daad)
 2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer
van het instrumen)
 3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)
 4. Teori waktu yg jamak (de leer van de
meervoudige tijd)
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Teori2 Locus Delicti
 1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de
lichamelijke daad)
 2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer van
het instrumen)
 3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)
 4. Teori Tempat yg jamak (de leer van de
meervoudige tijd)
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Locus delicti penting diketahui
dalam hal2 :
 Hukum pidana mana yang akan diberlakukan
- H. Indonesia atau H. negara lain
 Kompetensi relatif suatu pengadilan
- contoh : PN Jakarta Selatan atau PN Bogor
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Teori mana yg dipilih ?
 Van Hamel, Simons :
Bergantung sifat dan corak perkara konkret
yang hendak diselesaikan
 Hazewinkel-Suringa, Zevenbergen, Noyon-
Langemejer :
Mempergunakan 3 teori sec teleologis
 Periksa buku Utrecht hal 239
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Contoh Kasus
B. Aceh Medan Padang
racun diminum mati
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
Meervoudige locus delicti
•Hakim diberi kemerdekaan memilih diantara 3 locus delicti ini
•Lihat --> Keputusan Hoge Raad 2/1/1923 w.Nr.1108
Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

More Related Content

What's hot

Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidanaangkat re
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidanairmasiti8
 
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Riskasoesilawati
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanKonsultan Tesis
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanFachrul Kardiman
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana iyahyaanto
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pihMelyMely12
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIyahyaanto
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirbaim hukum
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 

What's hot (19)

Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Slide hukum pidana rose
Slide hukum pidana roseSlide hukum pidana rose
Slide hukum pidana rose
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
Tugas Kuliah Materi Hukum Pidana (Dosen Pak Prima)
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
 
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaanJenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
Jenis dan teori yang berhubungan dengan Surat dakwaan
 
Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah
 
Hukum pidana i
Hukum pidana iHukum pidana i
Hukum pidana i
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pih
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Hukum benda
Hukum bendaHukum benda
Hukum benda
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Bab 3 ham kls x
Bab 3 ham kls xBab 3 ham kls x
Bab 3 ham kls x
 

Similar to Tiindak pidana

Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptFajarSaputra20091254
 
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidana
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidanaAjaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidana
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidanaJoke Punuhsingon
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukumgradyg
 
pertanggung jawaban pidana.ppt
pertanggung jawaban pidana.pptpertanggung jawaban pidana.ppt
pertanggung jawaban pidana.pptPoppieShalove
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II PembahasanRezki2704
 
Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Andrie Irawan
 
Penanganan Pertama Tindak Pidana Kehutanan
Penanganan Pertama Tindak Pidana KehutananPenanganan Pertama Tindak Pidana Kehutanan
Penanganan Pertama Tindak Pidana KehutananSudirman Sultan
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaAgung Vixon
 
Makalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyMakalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyTotok Priyo Husodo
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamrayhanf
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAchmad98
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPuputDachi
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapAhmadMuhtadi11
 
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukummain hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukumnidaulhasanah9
 

Similar to Tiindak pidana (20)

Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
 
Fikih jinayah
Fikih jinayahFikih jinayah
Fikih jinayah
 
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidana
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidanaAjaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidana
Ajaran dan konsep perbuatan melawan hukum di dalam hukum pidana
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
pertanggung jawaban pidana.ppt
pertanggung jawaban pidana.pptpertanggung jawaban pidana.ppt
pertanggung jawaban pidana.ppt
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 
Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)
 
Penanganan Pertama Tindak Pidana Kehutanan
Penanganan Pertama Tindak Pidana KehutananPenanganan Pertama Tindak Pidana Kehutanan
Penanganan Pertama Tindak Pidana Kehutanan
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
 
Makalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johnyMakalah tindak pidana dosen johny
Makalah tindak pidana dosen johny
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan ham
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukummain hakim sendiri. tugas filsafat hukum
main hakim sendiri. tugas filsafat hukum
 
Makalah bagian 5
Makalah bagian 5Makalah bagian 5
Makalah bagian 5
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 

Recently uploaded

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Recently uploaded (12)

file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

Tiindak pidana

  • 1. Hukum Pidana Apa yang anda pikirkan??? Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 2. 1. Istilah terjemahan Strafbaarfeit: a. peristiwa pidana; b. perbuatan pidana; c. perbuatan yang dapat dihukum; d. tindak pidana. e. Delik 2. Pengertian dan Unsur Tindak Pidana: a. Pengertian menurut pandangan Monistis; b. Pengertian menurut Dualistis. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M TINDAK PIDANA (STRAFBAARFEIT)
  • 3. 1. Menurut pandangan Monistis  Tokoh : Simons, van Hamel, Mezger, Karni, Bauman, Wirjono Pradjodikoro. Strafbaarfeit adalah : perbuatan, yang diancam pidana, bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.  Pandangan monistis tidak memisahkan antara perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu (pertanggungjawaban pidana) Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 4. 2. Menurut D Simons a. Unsur Objektif dan Unsur Subjektif dari strafbaarfeit, yaitu: 1) Perbuatan manusia (yang positif atau negatif, atau membiarkan); 2) diancam dengan pidana; 3) Melawan hukum;’ 4) dilakukan dengan kesalahan; 5) oleh orang yang mampu bertanggung jawab. b. 1 s/d 3 adalah unsur objektif, 4-5 adalah unsur subjektif. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 5. 3. D. Hazewinkel-Suringa Unsur Tindak Pidana, meliputi: a. Tiap delik terdapat unsur tindak seseorang; b. Ada yang menyebut akibat; c. Unsur psychis (dolus, culpa); d. Keadaan objektif, keadaan subjektif; e. Syarat tambahan; f. Unsur sifat melawan hukum Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 6. 4. Unsur TP menurut RUU KUHP Pasal 11 RUU: (1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan per-uu-an di- nyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. (2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana selain perbuata tersebut dilarang dan diancam pidana, harus juga ber- bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan kesadaran hukum masyarakat. (3) Setiap tp selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 7. 5. Pandangan Dualistis  Tokoh:Vos, Pompe, Moejatno,  Pengertian menurut Dualistis: “ Perbuatan, yang memenuhi rumusan undang-undang pidana, dan bersifat melawan hukum.”  Pandangan dualistis, memisahkan antara perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 8. 6. Pandangan Sudarto Syarat Pemidanaan Ada perbuatan: 1. Memenuhi rumusan 2. Bersifat melawan hukum Ada orang yang Melakukan perbuatan 1. Mampu bertanggung Jawab 2. Bersifat dolus atau culpa 3. Tidak ada alasan pemaaf Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 9. Rumusan Tindak Pidana 1. Rumusan tp penting karena sesuai dengan prinsip kepastian, sehingga masyarakat tahu mana yang dilarang. 2. Peristiwa yang terjadi secara nyata harus masuk dalam rumusan, artinya perbuatan itu mencocoki rumusan delik dalam undang-undang. 3. Agar peristiwa itu masuk dalam rumusan maka perbuatan itu harus mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri dari delik dalam uu. 4. Kalau semua unsur dalam rumusan itu terdapat di dalam uu, maka berarti bahwa perbuatan itu memenuhi atau mencocoki rumusan delik. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 10. sambungan 5. Ada 3 macam perumusan norma dalam uu: a. menyebutkan satu persatu unsur perbuatan; b. hanya menyebut kualifikasi dari delik. c. penggabungan a dan b. 6. Cara penempatan norma dan sanksi: a. penempatan norma dan sanksi sekaligus b. penempatan terpisah; c. sanksi dicantumkan lebih dulu, normanya kemudian. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 11. Jenis –jenis tindak pidana 1. Kejahatan – Pelanggaran (KUHP); 2. Delik formil – delik materiel; 3. Delik commissiones, delik omissiones; 4. Delik dolus, delik culpa; 5. Delik tunggal, delik berganda; 6. Delik aduan, delik bukan aduan: 7. Delik sederhana, delik ada pemberatannya; 8. Delik ekonomi Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 12. Jenis Delik (1) Kejahatan (misdrijf)  dlm. MvT : sebelum ada UU sudah dianggap tidak baik (recht- delicten)  Hazewinkel-Suringa : tidak ada perbedaan kualitatif, hanya perbedaan kuantitatif a) Percobaan : dipidana b) Membantu : dipidana c) Daluwarsa : lebih panjang d) Delik aduan : ada e) Aturan ttg Gabungan berbeda  KUHP : Buku II Pelanggaran (overtreding)  dlm MvT : baru dianggap tidak baik setelah ada UU (wet delicten)  Perbedaan dg kejahatan: a) Percobaan : tidak dipidana b) Membantu : tidak dipidana c) Daluwarsa : lebih pendek d) Delik aduan : tidak ada e) Aturan ttg Gabungan berbeda  KUHP : Buku III Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 13. Jenis Delik (2)  D. Materiil : Yang dirumuskan akibatnya --> Ps 338, Ps 187, dll  D. Komisi : melanggar larangan dg perbuatan aktif  D. Dolus : delik dilakukan dg sengaja, mis. Ps 338, Ps 351  D. Formil : yang dirumuskan bentuk perbuatannya --> Ps 362, Ps 263, dll  D. Omisi : melakukan delik dg perbuatan pasif a) D. Omisi murni : melanggar perintah dg tidak berbuat, mis. Ps 164, Ps 224 KUHP b) D. Omisi tak murni : melanggar larangan dg tidak berbuat, mis Ps 194 KUHP  D. Culpa : Delik dilakukan dg kealpaan, mis. Ps 359, Ps 360 Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 14. Jenis Delik (3) D. Biasa : penuntutannya tidak memerlukan pengaduan, mis. Ps 340, Ps 285 D. Aduan : penuntutannya memerlukan pengaduan, mis. Ps 310, Ps 284 Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 15. Tindak Pidana (5) Subyek  Manusia (natuurlijk personen) a) syarat merumuskan : “Barangsiapa ….” b) hukuman : mati, penjara, kurungan, dll (Ps 10 KUHP) c) Hukum Pidana disandarkan pada kesalahan orang  Korporasi  UU TPE  UU Pemberantasan T.P. Korupsi  Draft RUU KUHP  adanya kebutuhan untuk memidana korporasi  Korporasi ?  Badan hukum ? Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 16. Tindak Pidana (6) Cara Merumuskan Tindak Pidana Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M disebutkan unsur-unsurnya, tidak disebut kualifikasinya --> mis. Ps 106, Ps 167, Ps 209 Disebutkan unsur-unsurnya & disebut kualifikasinya --> mis, Ps 362 KUHP disebutkan kualifikasinya tanpa disebut unsur- unsurnya --> mis. Ps 184, Ps 297, Ps 351
  • 17. Tindak Pidana (6) Unsur-unsur (van Bemmelen)  Di dalam perumusan (bagian)  dimuat dalam surat dakwaan  semua syarat yg dimuat dalam rumusan delik merup-akan bagian-bagian, sebanyak itu pula, yg apabila dipenuhi membuat tingkah laku menjadi tindakan yg melawan hukum 1. Tingkah laku yg dilarang 2. Bagian subyektif : kesalahan, maksud, tujuan, niat, rencana, ketakutan 3. Bagian obyektif : secara melawan hukum, kausalitas, bagian2 lain yg menentukan dapat dikenakan pidana (syarat tambahan; keadaan) 4. Bagian yg mempertinggi dapatnya dikenakan pidana  Di luar perumusan (unsur) : syarat dapat dipidana 1. Secara melawan hukum 2. Dapat dipersalahkan 3. Dapat dipertanggungja wabkan Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 18. Tindak Pidana (7) Unsur-unsur (Prof. Moeljatno)  a. kelakuan dan akibat ( = perbuatan)  b. hal ikhwal atau keadaan yg menyertai perbuatan  c. keadaan tambahan yg memberatkan  d. unsur melawan hukum yg obyektif  e. unsur melawan hukum yg subyektif Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 19. Tindak pidana (8) Unsur-unsur  Unsur2 dalam perumusan A. Unsur Obyektif - perbuatan (aktif/pasif) - akibat - melawan hukum - syarat tambahan - keadaan B. Unsur Subyektif - kesalahan : (a) sengaja (b) kealpaan - keadaan  Unsur2 di luar perumusan - secara melawan hukum - dapat dipersalahkan - dapat dipertanggungjawab kan Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 20. Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana (1) Pasal 362 KUHP  barangsiapa  mengambil  barang - yg sebagian/ seluruhnya kepunyaan orang lain  dengan maksud memiliki  secara melawan hukum Pasal 338 KUHP  barangsiapa  dengan sengaja  menghilangkan nyawa orang lain Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 21. Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana (2) Pasal 285  barangsiapa  dengan kekerasan atau  ancaman kekerasan  memaksa  seorang wanita  bersetubuh dengan dia  di luar perkawinan Pasal 259  barangsiapa  karena kealpaannya  menyebabkan orang lain mati Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 22. Tempus delicti penting diketahui dalam hal2 :  Kaitannya dg Ps 1 KUHP  Kaitannya dg aturan tentang Daluwarsa  Kaitannya dg ketentuan mengenai pelaku tindak pidana anak : Ps 45,46,47 KUHP atau UU Pengadilan Anak Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 23. Teori2 Tempus Delicti  1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de lichamelijke daad)  2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer van het instrumen)  3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)  4. Teori waktu yg jamak (de leer van de meervoudige tijd) Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 24. Teori2 Locus Delicti  1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de lichamelijke daad)  2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer van het instrumen)  3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)  4. Teori Tempat yg jamak (de leer van de meervoudige tijd) Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 25. Locus delicti penting diketahui dalam hal2 :  Hukum pidana mana yang akan diberlakukan - H. Indonesia atau H. negara lain  Kompetensi relatif suatu pengadilan - contoh : PN Jakarta Selatan atau PN Bogor Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 26. Teori mana yg dipilih ?  Van Hamel, Simons : Bergantung sifat dan corak perkara konkret yang hendak diselesaikan  Hazewinkel-Suringa, Zevenbergen, Noyon- Langemejer : Mempergunakan 3 teori sec teleologis  Periksa buku Utrecht hal 239 Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M
  • 27. Contoh Kasus B. Aceh Medan Padang racun diminum mati Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M Meervoudige locus delicti •Hakim diberi kemerdekaan memilih diantara 3 locus delicti ini •Lihat --> Keputusan Hoge Raad 2/1/1923 w.Nr.1108