1. PERCOBAAN
(POGING)
OLEH
DR. H. Nana Rukmana, Drs., M.H.
Hana Krisnamurti, S.H., M.H.
2. PERCOBAAN (POGING)
Pasal 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah
ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya
pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendak nya
sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal percobaan
dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan selesai
( Lihat pasal 10)
Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana
3. POGING (PERCOBAAN)
“Permulaan kejahatan yang belum selesai”
Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang dan diancam hukuman oleh
undang-undang
Poging adalah perluasan pengertian delik
Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang
sebab perbuatan itu melanggar kepentingan hukum atau membahayakan
kepentingan hukum
KUHP tidak memberi perumusan/definisi
Harus diketahui kapan suatu delik dianggap selesai
Delik selesai berbeda antara delik formil dan delik materiil
Pada delik formil: delik selesai apabila perbuatan yang dilarang telah dilakukan
Pada delik materiil: delik selesai apabila akibat yang dilarang dan diancam
dengan hukuman oleh undang-undang telah timbul atau terjadi
4. Percobaan Menurut KUHP
1. Percobaan sebagai Suatu Delik yang Telah Selesai
(voltooiddelict)
2. Percobaan Melakukan Tindak Pidana yang Tidak
Dilarang
3. Percobaan Melakukan Pelanggaran
4. Percobaan terhadap Delik Kealpaan
5. Percobaan sebagai Suatu Delik yang Telah Selesai
(voltooiddelict)
1. Pasal 104-107, 139a dan 139b KUHP
2. Pasal 110, 116, 125, 139c KUHP
3. Pasal 250, 261, 275 KUHP
6. Percobaan Melakukan Tindak Pidana yang Tidak
Dilarang
1.Pasal 184 KUHP (perkelahian tanding tinju, )
2.Pasal 351 ayat 5 dan 352 ayat 2 KUHP
3.Pasal 302 ayat 4 KUHP
7. Percobaan Menurut Doktrin
Percobaan yang Tidak Sempurna
(OndeugdelijkPoging) (tidak berhasil gagal
karena salah jalannya)
Percobaan yang Dikualifisir (Gequalificeerde
Poging) (
Percobaan yang Ditangguhkan
(GeschorstePoging)
Percobaan yang Selesai/ Sempurna
(VoleindigdePoging)
8. Syarat Percobaan yg dapat dipidana
1. Niat
2. Permulaan Pelaksanaan
3. Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri
9. NIAT
(Voornemen)
Menurut doktrin dan yurisprudensi: ”voornemen”
harus ditafsirkan sebagai
kehendak, “willen”atau“opzet”
Seseorang harus mempunyai kehendak, yaitu
kehendak melakukan kejahatan
Karena ada 3 macam opzet, apakah opzet disini harus
dtafsirkan dalam arti luas atau hanya opzet dalam arti
pertama (sebagai“ogmerk”atau tujuan) ?
10. Permulaan Pelaksanaan
“Niat sudah terwujud dengan adanya permulaan
pelaksanaan” (eenbegin van uitvoering)
Harus ada suatu perbuatan (handeling)
Apa yang dimaksud “perbuatan sebagai
permulaan pelaksanaan”?
Undang-undang tidak merumuskan pelaksanaan
atau”uitvoering” dan bagaimana bentuknya
Perlu digunakan penafsiran
11. Pelaksanaan Kehendak atau
Pelaksanaan Kejahatan
Secara gramatikal, harus dihubungkan dengan kata yang
mendahuluinya yaitu “voornemen”/niat/kehendak Niat
sudah terwujud dengan adanya permulaan pelaksanaan.
Jadi: pelaksanaan itu ditafsirkan sebagai “pelaksanaan
kehendak” (TEORI POGING SUBYEKTIF)
Tetapi, jika dihubungkan dengan anak kalimat berikutnya
“…tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri” maka secara
sistematis maka ditafsirkan sebagai “pelaksanaan
kejahatan” (TEORI POGING OBYEKTIF)
12. CONTOH KASUS
A menghendaki untuk membunuh B , untuk melaksanakan
maksudnya, A harus melakukan beberapa perbuatan, yaitu:
1. A pergi ketempat penjualan senjata api
2. A membeli senjata api
3. A membawa senjata api ke rumahnya
4. A berlatih menembak
5. A menyiapkan senjata apinya dengan membungkusnya rapat-
rapat
6. A menuju rumah B
7. Sesampai dirumah B, A mengisi senjata itu dengan peluru
8. A mengarahkan senjata kepada B
9. A melepaskan tembakan kearah B
13. MANA YANG MERUPAKAN PELAKSANAAN ?
APAKAH TIAP2 PERBUATAN DALAM KASUS TSB
DAPAT DIHUKUM ?
1. Menurut Teori Poging Subyektif : perbuatan ke-1
sudah merupakan “permulaan pelaksanaan”
karena telah menunjukkan “kehendak yang
jahat”
2. Menurut Teori Poging Obyektif : perbuatan ke-1
sampai 6 belum merupakan “permulaan
pelaksanaan” karena semua perbuatan itu“
belum membahayakan kepentingan hukum si B
14. PEMBATASAN TERHADAP TEORI
SUBYEKTIF
Perbuatan dibedakan:
1.Tindakan atau perbuatan persiapan (belum dapat
dihukum)
2.Tindakan atau perbuatan pelaksanaan (sudah dapat
dihukum)
Tetapi, pertanyaannya: mana yang merupakan
“perbuatan persiapan” dan mana yang merupakan
“perbuatan pelaksanaan”?
15. PENDAPAT PARA AHLI DALAM
MASALAH TSB
1. Van Hamel : “apabila dari perbuatan itu telah terbukti kehendak yang kuat dari
sipelaku untuk melaksanakan perbuatannya”
2. Simons: melihat dari jenis deliknya: delik materiil atau delik formil.
• Pada delik formil apabila perbuatan itu merupakan perbuatan yang dilarang
dan diancam dengan hukuman oleh UU, apabila perbuatan itu merupakan
sebagian dari perbuatan yang dilarang; jika ada beberapa unsur maka jika
sudah melakukan salah satu unsur
• Pada delik materril apabila perbuatan itu dianggap sebagai perbuatan yang
menurut sifatnya adalah sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat
menimbulkan akibat yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh UU
3. Vos : ada “permulaan pelaksanaan” apabila perbuatan itu mempunyai sifat
terlarang terhadap suatu kepentingan hukum.
4. Pompe : ada “permulaan pelaksanaan” apabila suatu perbuatan yang bagi
orang normal memungkinkan terjadinya suatu delik.
16. Pendapat Hoge Raad
Ada “permulaan pelaksanaan” apabila antara
perbuatan yang dilakukan dan kejahatan yang
dikehendaki oleh seseorang itu terdapat
hubungan erat langsung; yaitu apabila seorang
melakukan sesuatu perbuatan untuk
melaksanakan kejahatan, perbuatan itu baru
dianggap sebagai permulaan pelaksanaan apabila
disamping perbuatan itu tidak dibutuhkan lagi
perbuatan-perbuatan yang lain untuk
menyelesaikan kejahatan
17. Macam2 Percobaan
1. Percobaan yg Sempurna: Voleindigde Poging--> apabila seseorang
berkehendak melakukan kejahatan, ia telah melakukan semua
perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan, tetapi kejahatan
tidak selesai karena suatu hal.
2. Percobaan yg Tertangguh: Geschorte Poging--> apabila seseorang
berkehendak melakukan kejahatan, ia telah melakukan beberapa
perbuatan yg diperlukan bagi tercapainya kejahatan, tetapi kurang satu
perbuatan ia terhalang oleh suatu hal
3. Percobaan yg Tidak Sempurna: Ondeugdelijke Poging--> apabila
seseorang berkehendak melakukan suatu kejahatan, dimana ia telah
melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan,
namun tidak berhasil disebabkan alat (sarana) tidak sempurna atau
obyek (sasaran) tidak sempurna.
Tidaksempurna: mutlak atau relatif