SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sumber Hukum
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan – aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Dalam ilmu pengetahuan, sumber
hukum dapat ditinjau dari sudut pandang misalnya dari sudut panjang sejarah,
sosiologi, ekonomi, filsafat, agama, dan anggapan para ahli hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah, sumber hukum dapat mempunyai dua arti :
a. Dalam arti sumber pengenalan hukum
b. Dalam arti sumber dari mana pembentuk hukum memperoleh bahan dan
dalam arti system-sistem hukum darimana tumbuh hukum positif suatu
Negara
Dari sudut pandang Filsafat, sumber hukum akan diartikan sebagai :
a. Sumber untuk menentukan isi hukum : apakah isi hukum itu sudah benar,
adil, sebagaimana mestinya ataukah masih dapat kepincangan dan tidak
sesuai dengan rasa keadilan.
b. Sumber untuk mengetahui kekuatan mengikatnya hukum, yakni untuk
mengetahui mengapa orang taat pada hukum.
Bagi seseorang sosiolog, yang dianggap sebagai sumber hukum adalah keadaan
masyarakat itu sendiri, bagaimana kehidupan sosial budayanya serta lembaga-
lembaga sosial yang ada didalamnya.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
2.2 Sumber Hukum Tata Negara
Pengertian sumber Hukum tata Negara secara etimologis berasal dari istilah
“Sumber” dan “Hukum tata Negara”. Sumber (hukum) berarti sumber atau tempat
asal usul hukum Positif yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan. Sumber hukum itu terdiri dari sumber hukum tertulis dan
tidak tertulis. Selanjutnya mengenai pengertian “Hukum Tata Negara”
4
(Constitution Law), beberapa pakar mengemukakan pandangannya, diantaranya
adalah Logemann.
Menurut Logemann peraturan-peraturan hukum yang menetapkan secara
mengikat bagaimana akan terbentuknya organisasi Negara itu, merupakan bagian
terbesar dari hukum tata negara. Peraturan hukum itu menangani :
1. Pembentukan jabatan-jabatan dan susunannya
2. Penunjukan para pejabat
3. Kewajiban-kewajiban, tugas-tugas yang terikat pada jabatan
4. Wibawa, wewenang hukum yang terikat pada jabatannya
5. Lingkungan daerah dan lingkaran personil
6. Hubungan wewenang dari jabatan-jabatan antara yang satu dengan yang
lain
7. Peralihan jabatan
8. Hubungan antara pejabat dan jabatan.
Kemudian menurut T.Koopmans, Guru Besar hukum tata negara dalam bukunya
berjudul “Compendium van het staatsrecht” mengatakan : “Termasuk dalam
hukum tata negara adalah ajaran-ajaran yang berkenaan dengan :
1. Kekuatan huukum mengikatnya peraturan perundang-undangan
2. Pembagian tugas diantara lembaga-lembaga Negara
3. Perlindungan terhadap hak-hak individu
Berdasarkan beberapa pengertian tentang sumber hukum dan hukum tata negara
dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum tata negara
adalah sumber (asal usul) darimanakah hukum tata negara itu.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
Sumber Hukum Materil dan Formal
Pandangan para ahli hukum berkenaan dengan sumber-sumber huukum dapat
dibagi menjadi sumber hukum dalam arti Materil dan dalam arti Formal. Sumber
hukum dalam arti Materil adalah Sumber hukum yang menentukan isi hukum.
Sumber hukum dalam arti Materil ini diperlukan ketika kita menyelidiki asal usul
hukum, dan menentukan isi hukum. Sedangkan sumber hukum Formal adalah
5
sumber hukum yang dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu menyebabkan
hukum berlaku umum.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
Sumber Hukum Tata Negara Indonesia
A. Sumber Hukum Material
Sumber hukum material Indonesia adalah bersumber pada Pancasila karena
pancasila merupakan Start Fundamental Norm. Oleh karena itu Pancasila
merupakan dasar filososfis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi peraturan
Negara lebih lanjut, oleh karena itu setiap peraturan tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila.
B. Sumber Hukum Formal
1. Undang-Undang (Statue)
2. Kebiasaan (Custom)
3. Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie)
4. Traktat (Treaty)
5. Pendapat sarjana hukum (Doktrin)
 Undang-Undang (Statue)
Undang-undang ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh Penguasa Negara. Menurut Buys,
undang-undang itu mempunyai dua arti, yakni :
1. Undang-undang dalam arti formal : ialah setiap keputusan pemerintah
yang merupakan undang-undang karena cara pembuatannya (misalnya:
dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen.
2. Undang-undang dalam arti Materiil : Setiap keputusan pemerintah yang
menurut isinya mengikat langsung setiap penduduk.
 Kebiasaan (Custom)
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam
hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan
kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan
6
yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan
hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
Contoh konvensi :
1. Maklumat pemerintah tanggal 14 November No. X atas nama wakil presiden
yang merubah sistem pemerintahan dari presidensil ke parlementer.
2. Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959 yang mengambalikan UUD 1945
3. Pidato dalam rapat umum, rapat raksasa Presiden Republik Indonesia (orde
lama) pada setiap tanggal 17 Agustus.
4. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia (orde baru) dihadapan
siding paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada setiap tanggal 16 Agustus .
5. Tap MPR No.1/MPR/1983 tentang mempertahankan UUD 1945 dan
diperkenalkannya referendum dalam sistem ketataegaraan Republik Indonesia.
6. Praktik Musyawarah mufakat yang dilakukan oleh lembaga tinggi negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
7. Penjelasan Presiden terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara di hadapan DPR.
8. Adanya menteri Negara non departemen dan pejabat negara setingkat
menteri.
http://hukuminformasi.blogspot.co.id/2013/09/contoh-konvensi-ketatanegaraan-
di.html ( 20:25 17/09/2015)
 Keputusan Hakim (Yurisprudensi)
Yurisprudensi ialah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan
dasar keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
7
Ada 2 macam Yurisprudensi :
1. Yurisprudensi tetap
Yurisprudensi tetap keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan
yang serupa dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara
(standart arresten).
2. Yurisprudensi tidak tetap
Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan menjadi
dasar bagi pengadilan (standart arresten).
http://donxsaturniev.blogspot.co.id/2010/05/yurisprudensi-putusan-hakim.html
(20:36 17/09/2015)
Contoh :
Seperti dilansir panitera MA, Senin (25/6/2012) kelima putusan berikut menjadi
putusan yang bisa dijadikan pedoman hakim dalam memutus perkara serupa:
1. Jual Beli dengan Unsur Paksaan
Kasus bermula saat Budi Haliman Halim yang merupakan pemilik sah lembaga
pendidikan Arise Shine Ces. Belakangan, pada 8 Agustus 2006, Yayasan Hwa Ing
Fonds dan Lo Iwan Setia Dharma mempolisikan Budi dengan tuduhan
pelanggaran hak cipta. Laporan ini ditindaklanjuti dengan menahan Budi.
Selama dalam tahanan, Yayasan Hwa Ing Fonds memaksa Budi menjual merek
tersebut sebesar Rp 400 juta sedangkan kepada Lo Iwan Setia Dharma sebesar Rp
400 juta dan disetujui. Meski belakangan, uang Rp 400 juta tersebut tidak pernah
dibayarkan. Adapun untuk pidananya, Yayasan Hwa Ing Fonds dan Lo Iwan Setia
Dharma berdamai dan tidak meneruskan laporannya.
Apakah jual beli merek tersebut sah? Menurut MA hal tersebut tidak sah dan batal
demi hukum. MA menilai pada saat dibuatnya perjanjian jual beli budi sedang
ditahan oleh polisi karena laporan dari Yayasan Hwa Ing Fonds dan Lo Iwan Setia
8
Dharma untuk menekan Budi agar mau membuat atau menyetujui perjanjian jual
beli tersebut.
Hal ini adalah merupakan yang dapat mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan,
karena tidak lagi memenuhi unsur-unsur pasal 1320 KUH.Perdata yaitu tidak ada
kehendak yang bebas dari pihak Penggugat.
2. Cerai Tidak Menghapus Utang
Perceraian mengakibatkan banyak konsekuensi hukum. Salah satunya utang-
piutang yang terjadi saat ikatan pernikahan masih berlangsung. Jika pasangan
suami istri cerai, maka utang ditanggung siapa?
Menjawab hal di atas, MA mengambil contoh perceraian yang terjadi di
Pengadilan Agama (PA) Semarang. Sepasang suami istri pada 2003 mempunyai
utang Rp 1 miliar. Belakangan mereka cerai sehingga terjadi sengketa siapa yang
menanggung utang tersebut. Lantas pada 6 September 2008 MA membuat
keputusan bahwa utang tersebut dilunasi dari harta gono-gini.
"MA berpendapat utang yang dibuat oleh para pihak pada saat perkawinan sedang
berlangsung, maka hutang tersebut menjadi beban dan tanggung jawab bersama,
sehingga sita jaminan terhadap harta bersama (gono-gini) adalah sah dan
berharga," ujar MA.
3. Kasus Pemilukada MK
Orang selalu mencari celah hukum. Tidak terkecuali ketidakpuasan atas putusan
Mahkamah Konstitusi (MK) yang akhirnya dibawa ke peradilan umum.
Kasus bermula saat Dirwan Mahmud menjadi peserta pemilukada Bengkulu
Selatan. Dalam putaran pertama, Dirwan menang karena memperoleh 51,7 persen
suara. Namun hal ini dibatalkan oleh MK karena Dirwan pernah dihukum pidana
pada 1985 silam.
9
Lantas, Dirwan pun menggugat putusan MK ini ke PN Manna, Bengkulu, agar
putusan MK itu adalah batal dan harus dianggap tidak pernah ada. Upaya ini
ditolak oleh PN Manna dan MA. Apa alasan MA?
"MA tidak berwenang menilai dan menguji putusan MK. Walaupun MA dapat
memahami persoalan yang dihadapi Dirwan yaitu dengan tidak bolehnya yang
bersangkutan mengikuti pemilukada, seolah-olah terhadap diri Dirwan telah
terjadi kematian perdata. Namun dalam menyelenggarakan kewenangannya
sebagai lembaga peradilan umum, MA tidak dapat melakukan koreksi atau
menguji suatu putusan dari lembaga Yudikatif lain seperti MA, " tulis putusan
MA.
4. Lelang atas Lelang
Kasus bermula saat terjadi sengketa rumah di Jalan Panjaitan No 153 A Medan,
Sumatera Utara sebagai buntut perebutan harta warisan. Lalu rumah tersebut
dibeli oleh Hassan Chandra pada 1982.
Belakangan kasus ini berbuntut panjang. Baik ahli waris dan Hassan saling
mengajukan sita eksekusi atas rumah tersebut. Terdapat dua putusan pengadilan
yang memerintahkan eksekusi lelang. Apa sikap MA?
"Pembatalan suatu lelang yang telah dilakukan berdasarkan adanya putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap, tidak dapat dibatalkan, " ujar MA.
Menurut MA, pembeli lelang terhadap obyek sengketa berdasarkan Berita Acara
Lelang dan Risalah Lelang yang didasarkan atas putusan yang telah berkekuatan
hukum tetap adalah pembeli lelang yang beritikad baik dan oleh karena itu harus
dilindungi.
"Apabila di kemudian hari ada putusan yang bertentangan dengan putusan yang
10
berkekuatan hukum tetap dan menyatakan putusan yang berkekuatan hukum tetap
tersebut tidak mengikat, maka putusan itu tidak bisa dipakai sebagai alasan unntuk
membatalkan lelang. Yang dapat dilakukan adalah menuntut ganti rugi atas obyek
sengketa dari pemohon lelang, " beber MA.
5. Perselisihan Organisasi Wartawan
Kasus bermula saat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Papua Barat
pecah hingga menggelar Munaslub. Lalu pihak yang kalah menggugat ke
Pengadilan Negeri Manokwari kalah. Tidak terima, kubu yang kalah melakukan
banding ke Pengadilan Tinggi Jayapura pada 11 Desember 2009 dan
mengabulkan permohonan banding.
Lalu kasus pun masuk ke MA dan pada 18 November 2010 telah diputuskan
dengan mengabulkan permohonan kasasi yang memperbaiki putusan PN
Manokwari. Apa alasan MA?
"MA berpendapat apabila terjadi kemelut di tubuh PWI oleh karena
penyelesaiannya sudah diatur dalam AD/ ART dan Kode Etik Jurnalistik, serta
dipertanggungjawabkan dalam kongres maka kemelut tersebut tidaklah dapat
dinilai sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal
1365 KUH.Perdata, " ujar panitera MA, Soeroso Ono.
Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik
sepanjang hari ini, di "Reportase Malam", Senin sampai Jumat pukul 00.30 -
01.00 WIB, hanya di Trans TV
http://news.detik.com/berita/1950026/5-kasus-menarik-yang-jadi-yurisprudensi-
ma(20:44 17/09/2015)
11
 Traktak (Treaty)
Traktat adalah Perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang
menyangkut kepentingan bersama antara negara yang mengadakan perjanjian
tersebut. Traktat ini juga merupakan sumber hukum, sebab ia memuat hukum
yang berlaku pada masing-masing negara, dan yang kadang-kadang juga
menyangkut warganegaranya. Dengan demikian traktat dapat pula mempengaruhi
hukum yang berlaku atau akan berlaku dalam suatu negara.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
Traktat dibagi menjadi 2 :
a) Traktat bilateral adalah perjanjian yang diciptakan oleh dua negara. Traktat ini
bersifat tertutup karena hanya melibatkan dua negara yang berkepentingan.
Misalnya, Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC.
b) Traktat multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari
dua negara. Contohnya, perjanjian internasional tentang pertahanan bersama
negara-negara Eropa (NATO). Apabila ada traktat multilateral yang memberikan
kesempatan pada negara-negara yang semula tidak turut mengadakannya, tetapi
kemudian juga menjadi pihaknya, maka traktat tersebut adalah traktat kolektif
atau traktat terbuka, misalnya, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.co.id/2013/10/traktat.html(21;02
17/09/2015)
 Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin)
Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dalam Yurisprudensi terlihat bahwa
hakim sering berpegang pada pendapat seorang atau beberapa orang sarjana
hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan dalam penetapan apa yang akan
menjadi dasar keputusannya, hakim sering menyebut (mengutip) pendapat
seseorang sarjana hukum mengenai soal yang harus diselesaikannya, apalagi jika
sarjana hukum itu menentukan bagaimana seharusnya. Pendapat itu menjadi dasar
keputusan hakim tersebut.
12
Terutama dalam hubungan Internasional pendapat-pendapat para sarjana hukum
mempunyai pengaruh yang besar. Bagi hukum Internasional yang sangat penting.
(Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar
Lampung,2016)
2.3 Sumber Hukum Tata Negara Berupa Hirarki Perundangan Di Indonesia
TAP MPRS No.
XX/MPRS/1966 :
TAP MPRS No.
III/MPRS/2000
UU No.10 Tahun 2004
a. UUD 1945 a. Undang-Undang Dasar
1945
a. Undang-Undang Dasar
Negara RI Tahun 1945
b. Ketetapan MPRS/MPR b. Ketetapan MPR. b. Peraturan Pemerintah
Pengganti UU
c. UU/Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
c. Undang-Undang c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Pemerintah
Pengganti UU (Perpu)
d. Peraturan Presiden
e. Keputusan Presiden e. Peraturan Pemerintah e. Peraturan Daerah
f. Peraturan-praturan
pelaksana lainnya, seperti
Peraturan Menteri,
Instruksi Menteri dan
lain-lainnya
f. Keputusan Presiden f. Perda Provinsi
g. Peraturan Daerah g. Perda Kabupaten /
Kota- Perdes / Peraturan
setingkat
http://artonang.blogspot.co.id/2015/01/tata-urutanhierarki-peraturan-
perundang.html 4:0021/09/2015

More Related Content

What's hot

Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidana
Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidanaPeranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidana
Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidanayahyaanto
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumRahma L
 
Sistem hukum dunia
Sistem hukum duniaSistem hukum dunia
Sistem hukum duniaVallen Hoven
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaI Gede Auditta
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirbaim hukum
 
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasional
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasionalPKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasional
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasionalAbyan Juang
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanKonsultan Tesis
 

What's hot (19)

Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidana
Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidanaPeranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidana
Peranan advokat kaitanya pemberian bantuan hukum dalam penegakan hukum pidana
 
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukum
 
Sistem hukum dunia
Sistem hukum duniaSistem hukum dunia
Sistem hukum dunia
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Peristiwa Hukum (PIH)
Peristiwa Hukum (PIH)Peristiwa Hukum (PIH)
Peristiwa Hukum (PIH)
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
 
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasional
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasionalPKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasional
PKn Bab 2 sistem hukum dan peradilan nasional
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
 

Similar to SumberHukumTataNegara

Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisniswafa khairani
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptxBustamijasri
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formilYori Feriyandi
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaMengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaAmmara Fathina
 
Materi pihu sebelum mid semester
Materi pihu sebelum mid semesterMateri pihu sebelum mid semester
Materi pihu sebelum mid semesterEko Nainggolan
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptx
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptxPKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptx
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptxFiolisaAyuBeatrix1
 

Similar to SumberHukumTataNegara (20)

Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Hukum Indonesia
Hukum IndonesiaHukum Indonesia
Hukum Indonesia
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
1. htn bentuk bentuk sumber hukum berdasarkan sumber formil
 
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
Mengarungi bahtera keadilan bangsa indonesia2
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaMengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
 
Materi pihu sebelum mid semester
Materi pihu sebelum mid semesterMateri pihu sebelum mid semester
Materi pihu sebelum mid semester
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptx
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptxPKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptx
PKn_ Modul 6 Konsep Penegakan hukum di indonesia.pptx
 

More from Rezki2704

Kata pengantar htn(i)
Kata pengantar htn(i)Kata pengantar htn(i)
Kata pengantar htn(i)Rezki2704
 
Daftar pustaka (iii)
Daftar pustaka (iii)Daftar pustaka (iii)
Daftar pustaka (iii)Rezki2704
 
Daftar isi htn(ii)
Daftar isi htn(ii)Daftar isi htn(ii)
Daftar isi htn(ii)Rezki2704
 
Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN Rezki2704
 
Bab IV PENUTUP
Bab IV PENUTUPBab IV PENUTUP
Bab IV PENUTUPRezki2704
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNRezki2704
 

More from Rezki2704 (7)

Kata pengantar htn(i)
Kata pengantar htn(i)Kata pengantar htn(i)
Kata pengantar htn(i)
 
Daftar pustaka (iii)
Daftar pustaka (iii)Daftar pustaka (iii)
Daftar pustaka (iii)
 
Daftar isi htn(ii)
Daftar isi htn(ii)Daftar isi htn(ii)
Daftar isi htn(ii)
 
Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN
Bab I PENDAHULUAN
 
PPT BAB 4
PPT BAB 4PPT BAB 4
PPT BAB 4
 
Bab IV PENUTUP
Bab IV PENUTUPBab IV PENUTUP
Bab IV PENUTUP
 
Bab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTNBab III ANALISIS HTN
Bab III ANALISIS HTN
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 

SumberHukumTataNegara

  • 1. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sumber Hukum Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan – aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Dalam ilmu pengetahuan, sumber hukum dapat ditinjau dari sudut pandang misalnya dari sudut panjang sejarah, sosiologi, ekonomi, filsafat, agama, dan anggapan para ahli hukum. Ditinjau dari sudut sejarah, sumber hukum dapat mempunyai dua arti : a. Dalam arti sumber pengenalan hukum b. Dalam arti sumber dari mana pembentuk hukum memperoleh bahan dan dalam arti system-sistem hukum darimana tumbuh hukum positif suatu Negara Dari sudut pandang Filsafat, sumber hukum akan diartikan sebagai : a. Sumber untuk menentukan isi hukum : apakah isi hukum itu sudah benar, adil, sebagaimana mestinya ataukah masih dapat kepincangan dan tidak sesuai dengan rasa keadilan. b. Sumber untuk mengetahui kekuatan mengikatnya hukum, yakni untuk mengetahui mengapa orang taat pada hukum. Bagi seseorang sosiolog, yang dianggap sebagai sumber hukum adalah keadaan masyarakat itu sendiri, bagaimana kehidupan sosial budayanya serta lembaga- lembaga sosial yang ada didalamnya. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) 2.2 Sumber Hukum Tata Negara Pengertian sumber Hukum tata Negara secara etimologis berasal dari istilah “Sumber” dan “Hukum tata Negara”. Sumber (hukum) berarti sumber atau tempat asal usul hukum Positif yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-undangan. Sumber hukum itu terdiri dari sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Selanjutnya mengenai pengertian “Hukum Tata Negara”
  • 2. 4 (Constitution Law), beberapa pakar mengemukakan pandangannya, diantaranya adalah Logemann. Menurut Logemann peraturan-peraturan hukum yang menetapkan secara mengikat bagaimana akan terbentuknya organisasi Negara itu, merupakan bagian terbesar dari hukum tata negara. Peraturan hukum itu menangani : 1. Pembentukan jabatan-jabatan dan susunannya 2. Penunjukan para pejabat 3. Kewajiban-kewajiban, tugas-tugas yang terikat pada jabatan 4. Wibawa, wewenang hukum yang terikat pada jabatannya 5. Lingkungan daerah dan lingkaran personil 6. Hubungan wewenang dari jabatan-jabatan antara yang satu dengan yang lain 7. Peralihan jabatan 8. Hubungan antara pejabat dan jabatan. Kemudian menurut T.Koopmans, Guru Besar hukum tata negara dalam bukunya berjudul “Compendium van het staatsrecht” mengatakan : “Termasuk dalam hukum tata negara adalah ajaran-ajaran yang berkenaan dengan : 1. Kekuatan huukum mengikatnya peraturan perundang-undangan 2. Pembagian tugas diantara lembaga-lembaga Negara 3. Perlindungan terhadap hak-hak individu Berdasarkan beberapa pengertian tentang sumber hukum dan hukum tata negara dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum tata negara adalah sumber (asal usul) darimanakah hukum tata negara itu. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) Sumber Hukum Materil dan Formal Pandangan para ahli hukum berkenaan dengan sumber-sumber huukum dapat dibagi menjadi sumber hukum dalam arti Materil dan dalam arti Formal. Sumber hukum dalam arti Materil adalah Sumber hukum yang menentukan isi hukum. Sumber hukum dalam arti Materil ini diperlukan ketika kita menyelidiki asal usul hukum, dan menentukan isi hukum. Sedangkan sumber hukum Formal adalah
  • 3. 5 sumber hukum yang dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) Sumber Hukum Tata Negara Indonesia A. Sumber Hukum Material Sumber hukum material Indonesia adalah bersumber pada Pancasila karena pancasila merupakan Start Fundamental Norm. Oleh karena itu Pancasila merupakan dasar filososfis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi peraturan Negara lebih lanjut, oleh karena itu setiap peraturan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. B. Sumber Hukum Formal 1. Undang-Undang (Statue) 2. Kebiasaan (Custom) 3. Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie) 4. Traktat (Treaty) 5. Pendapat sarjana hukum (Doktrin)  Undang-Undang (Statue) Undang-undang ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh Penguasa Negara. Menurut Buys, undang-undang itu mempunyai dua arti, yakni : 1. Undang-undang dalam arti formal : ialah setiap keputusan pemerintah yang merupakan undang-undang karena cara pembuatannya (misalnya: dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen. 2. Undang-undang dalam arti Materiil : Setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat langsung setiap penduduk.  Kebiasaan (Custom) Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan
  • 4. 6 yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) Contoh konvensi : 1. Maklumat pemerintah tanggal 14 November No. X atas nama wakil presiden yang merubah sistem pemerintahan dari presidensil ke parlementer. 2. Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959 yang mengambalikan UUD 1945 3. Pidato dalam rapat umum, rapat raksasa Presiden Republik Indonesia (orde lama) pada setiap tanggal 17 Agustus. 4. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia (orde baru) dihadapan siding paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada setiap tanggal 16 Agustus . 5. Tap MPR No.1/MPR/1983 tentang mempertahankan UUD 1945 dan diperkenalkannya referendum dalam sistem ketataegaraan Republik Indonesia. 6. Praktik Musyawarah mufakat yang dilakukan oleh lembaga tinggi negara Majelis Permusyawaratan Rakyat. 7. Penjelasan Presiden terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di hadapan DPR. 8. Adanya menteri Negara non departemen dan pejabat negara setingkat menteri. http://hukuminformasi.blogspot.co.id/2013/09/contoh-konvensi-ketatanegaraan- di.html ( 20:25 17/09/2015)  Keputusan Hakim (Yurisprudensi) Yurisprudensi ialah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016)
  • 5. 7 Ada 2 macam Yurisprudensi : 1. Yurisprudensi tetap Yurisprudensi tetap keputusan hakim yang terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa dan dijadikan dasar atau patokan untuk memutuskan suatu perkara (standart arresten). 2. Yurisprudensi tidak tetap Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang bukan menjadi dasar bagi pengadilan (standart arresten). http://donxsaturniev.blogspot.co.id/2010/05/yurisprudensi-putusan-hakim.html (20:36 17/09/2015) Contoh : Seperti dilansir panitera MA, Senin (25/6/2012) kelima putusan berikut menjadi putusan yang bisa dijadikan pedoman hakim dalam memutus perkara serupa: 1. Jual Beli dengan Unsur Paksaan Kasus bermula saat Budi Haliman Halim yang merupakan pemilik sah lembaga pendidikan Arise Shine Ces. Belakangan, pada 8 Agustus 2006, Yayasan Hwa Ing Fonds dan Lo Iwan Setia Dharma mempolisikan Budi dengan tuduhan pelanggaran hak cipta. Laporan ini ditindaklanjuti dengan menahan Budi. Selama dalam tahanan, Yayasan Hwa Ing Fonds memaksa Budi menjual merek tersebut sebesar Rp 400 juta sedangkan kepada Lo Iwan Setia Dharma sebesar Rp 400 juta dan disetujui. Meski belakangan, uang Rp 400 juta tersebut tidak pernah dibayarkan. Adapun untuk pidananya, Yayasan Hwa Ing Fonds dan Lo Iwan Setia Dharma berdamai dan tidak meneruskan laporannya. Apakah jual beli merek tersebut sah? Menurut MA hal tersebut tidak sah dan batal demi hukum. MA menilai pada saat dibuatnya perjanjian jual beli budi sedang ditahan oleh polisi karena laporan dari Yayasan Hwa Ing Fonds dan Lo Iwan Setia
  • 6. 8 Dharma untuk menekan Budi agar mau membuat atau menyetujui perjanjian jual beli tersebut. Hal ini adalah merupakan yang dapat mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan, karena tidak lagi memenuhi unsur-unsur pasal 1320 KUH.Perdata yaitu tidak ada kehendak yang bebas dari pihak Penggugat. 2. Cerai Tidak Menghapus Utang Perceraian mengakibatkan banyak konsekuensi hukum. Salah satunya utang- piutang yang terjadi saat ikatan pernikahan masih berlangsung. Jika pasangan suami istri cerai, maka utang ditanggung siapa? Menjawab hal di atas, MA mengambil contoh perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama (PA) Semarang. Sepasang suami istri pada 2003 mempunyai utang Rp 1 miliar. Belakangan mereka cerai sehingga terjadi sengketa siapa yang menanggung utang tersebut. Lantas pada 6 September 2008 MA membuat keputusan bahwa utang tersebut dilunasi dari harta gono-gini. "MA berpendapat utang yang dibuat oleh para pihak pada saat perkawinan sedang berlangsung, maka hutang tersebut menjadi beban dan tanggung jawab bersama, sehingga sita jaminan terhadap harta bersama (gono-gini) adalah sah dan berharga," ujar MA. 3. Kasus Pemilukada MK Orang selalu mencari celah hukum. Tidak terkecuali ketidakpuasan atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang akhirnya dibawa ke peradilan umum. Kasus bermula saat Dirwan Mahmud menjadi peserta pemilukada Bengkulu Selatan. Dalam putaran pertama, Dirwan menang karena memperoleh 51,7 persen suara. Namun hal ini dibatalkan oleh MK karena Dirwan pernah dihukum pidana pada 1985 silam.
  • 7. 9 Lantas, Dirwan pun menggugat putusan MK ini ke PN Manna, Bengkulu, agar putusan MK itu adalah batal dan harus dianggap tidak pernah ada. Upaya ini ditolak oleh PN Manna dan MA. Apa alasan MA? "MA tidak berwenang menilai dan menguji putusan MK. Walaupun MA dapat memahami persoalan yang dihadapi Dirwan yaitu dengan tidak bolehnya yang bersangkutan mengikuti pemilukada, seolah-olah terhadap diri Dirwan telah terjadi kematian perdata. Namun dalam menyelenggarakan kewenangannya sebagai lembaga peradilan umum, MA tidak dapat melakukan koreksi atau menguji suatu putusan dari lembaga Yudikatif lain seperti MA, " tulis putusan MA. 4. Lelang atas Lelang Kasus bermula saat terjadi sengketa rumah di Jalan Panjaitan No 153 A Medan, Sumatera Utara sebagai buntut perebutan harta warisan. Lalu rumah tersebut dibeli oleh Hassan Chandra pada 1982. Belakangan kasus ini berbuntut panjang. Baik ahli waris dan Hassan saling mengajukan sita eksekusi atas rumah tersebut. Terdapat dua putusan pengadilan yang memerintahkan eksekusi lelang. Apa sikap MA? "Pembatalan suatu lelang yang telah dilakukan berdasarkan adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, tidak dapat dibatalkan, " ujar MA. Menurut MA, pembeli lelang terhadap obyek sengketa berdasarkan Berita Acara Lelang dan Risalah Lelang yang didasarkan atas putusan yang telah berkekuatan hukum tetap adalah pembeli lelang yang beritikad baik dan oleh karena itu harus dilindungi. "Apabila di kemudian hari ada putusan yang bertentangan dengan putusan yang
  • 8. 10 berkekuatan hukum tetap dan menyatakan putusan yang berkekuatan hukum tetap tersebut tidak mengikat, maka putusan itu tidak bisa dipakai sebagai alasan unntuk membatalkan lelang. Yang dapat dilakukan adalah menuntut ganti rugi atas obyek sengketa dari pemohon lelang, " beber MA. 5. Perselisihan Organisasi Wartawan Kasus bermula saat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Papua Barat pecah hingga menggelar Munaslub. Lalu pihak yang kalah menggugat ke Pengadilan Negeri Manokwari kalah. Tidak terima, kubu yang kalah melakukan banding ke Pengadilan Tinggi Jayapura pada 11 Desember 2009 dan mengabulkan permohonan banding. Lalu kasus pun masuk ke MA dan pada 18 November 2010 telah diputuskan dengan mengabulkan permohonan kasasi yang memperbaiki putusan PN Manokwari. Apa alasan MA? "MA berpendapat apabila terjadi kemelut di tubuh PWI oleh karena penyelesaiannya sudah diatur dalam AD/ ART dan Kode Etik Jurnalistik, serta dipertanggungjawabkan dalam kongres maka kemelut tersebut tidaklah dapat dinilai sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 1365 KUH.Perdata, " ujar panitera MA, Soeroso Ono. Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari ini, di "Reportase Malam", Senin sampai Jumat pukul 00.30 - 01.00 WIB, hanya di Trans TV http://news.detik.com/berita/1950026/5-kasus-menarik-yang-jadi-yurisprudensi- ma(20:44 17/09/2015)
  • 9. 11  Traktak (Treaty) Traktat adalah Perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang menyangkut kepentingan bersama antara negara yang mengadakan perjanjian tersebut. Traktat ini juga merupakan sumber hukum, sebab ia memuat hukum yang berlaku pada masing-masing negara, dan yang kadang-kadang juga menyangkut warganegaranya. Dengan demikian traktat dapat pula mempengaruhi hukum yang berlaku atau akan berlaku dalam suatu negara. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) Traktat dibagi menjadi 2 : a) Traktat bilateral adalah perjanjian yang diciptakan oleh dua negara. Traktat ini bersifat tertutup karena hanya melibatkan dua negara yang berkepentingan. Misalnya, Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC. b) Traktat multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua negara. Contohnya, perjanjian internasional tentang pertahanan bersama negara-negara Eropa (NATO). Apabila ada traktat multilateral yang memberikan kesempatan pada negara-negara yang semula tidak turut mengadakannya, tetapi kemudian juga menjadi pihaknya, maka traktat tersebut adalah traktat kolektif atau traktat terbuka, misalnya, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.co.id/2013/10/traktat.html(21;02 17/09/2015)  Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin) Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dalam Yurisprudensi terlihat bahwa hakim sering berpegang pada pendapat seorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan dalam penetapan apa yang akan menjadi dasar keputusannya, hakim sering menyebut (mengutip) pendapat seseorang sarjana hukum mengenai soal yang harus diselesaikannya, apalagi jika sarjana hukum itu menentukan bagaimana seharusnya. Pendapat itu menjadi dasar keputusan hakim tersebut.
  • 10. 12 Terutama dalam hubungan Internasional pendapat-pendapat para sarjana hukum mempunyai pengaruh yang besar. Bagi hukum Internasional yang sangat penting. (Hermi Yanzi,S.Pd.,M.Pd,Hukum Tata Negara,Universitas Lampung,Bandar Lampung,2016) 2.3 Sumber Hukum Tata Negara Berupa Hirarki Perundangan Di Indonesia TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 : TAP MPRS No. III/MPRS/2000 UU No.10 Tahun 2004 a. UUD 1945 a. Undang-Undang Dasar 1945 a. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 b. Ketetapan MPRS/MPR b. Ketetapan MPR. b. Peraturan Pemerintah Pengganti UU c. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c. Undang-Undang c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) d. Peraturan Presiden e. Keputusan Presiden e. Peraturan Pemerintah e. Peraturan Daerah f. Peraturan-praturan pelaksana lainnya, seperti Peraturan Menteri, Instruksi Menteri dan lain-lainnya f. Keputusan Presiden f. Perda Provinsi g. Peraturan Daerah g. Perda Kabupaten / Kota- Perdes / Peraturan setingkat http://artonang.blogspot.co.id/2015/01/tata-urutanhierarki-peraturan- perundang.html 4:0021/09/2015