SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
ANATOMI DAN FISIOLOGI
OTAK
Dwi Kartika Rukmi
kartikarukmi@ymail.com
PERKEMBANGAN OTAK
FETUS
 Sistem saraf berkembang pada minggu
ketiga kehamilan
 Minggu keempat: tiga bagian
otakprosenchepalon/ otak depan,
mesencephalon/otak tengah dan
rhombencephalon/ otak belakang
 Prosencephalon membagi menjadi dua
bagian:
a. Telencephalon: cerebral cortex dan
corpus striatum
b. Diencephalon : thalamus dan
hypothalamus
 Mesencephalon: otak tengah
 Rhombencephalon: pons, cerebellum
dan medulla oblongata
ANATOMI CEREBRUM
 Otak berbentuk seperti lipatan lipatan
dimana lipatan yang menuju kebawah
disebut sulcus, dan yang menonjol
keatas adalah gyrus, sedangkan
retakan yang dalam disebut fissure
 Otak dipisahkan menjadi dua
hemisphere kanan dan kiri oleh fissure
longitudinal
 Hemisphere kanan dan kiri
dihubungkan oleh tiga commissure
mayor:
a. Corpus collasum
b. Anterior commissure
c. Hippocampal commissure
 Otak besar bagian luar berwarna abu
abu (badan sel dan dendrit) dan bagian
dalam berwarna putih (axon)
LOBUS DALAM OTAK
 Bagian terluar otak disebut sebagai
cerebral cortex
 Cerebral cortex terdiri dari empat lobus:
frontal, parietal, temporal dan occipital
dengan fungsi masing masing
LOBUS FRONTAL
Motor Cortex Primer
 Motor strip (motor cortex) primer ada di girus
presentral
 Fungsi utama pergerakan otot
 Sinyal akan disalurkan melalui axon yang
memanjang dari motor cortex sampai dengan tulang
belakang menembus melalui kapsula interna ke
medulla oblongata di batang otak dimana jarasnya
saling menyilang dengan sisi tubuh yang
berlawananmotor strip akan teraktivasi dan bekerja
pada sisi tubuh yang berlawanan
 Kerusakan motor cortex: spastic hemiplegia (stroke,
trauma)
Pre Motor Cortex
Premotor Cortex
 Didepan motor cortex terdapat pre motor
cortex yang apabila terstimulasi menimbulkan
gerakan yang terkoordinasi/sudah dipelajari
 Pre motor cortex berhubungan langsung
dengan motor cortex
 Kerusakan pada premotor cortex
gangguan gerakan terlatih atau
kemampuan visuomotorik
Area Broca
 Area broca terletak di anterior motor cortex di inferior
gyrus frontal pada hemisfer yang dominan (biasanya
kiri)
 Berperan penting dalam kemampuan bahasa
seseorang: bentuk, artikulasi, pengucapan, dan
ekspresi bicara
 Gangguan pada area broca: aphasia dan oral
dyspraxia
 Area broca berhubungan dengan area wernick
dilobus temporal melalui fasiculus arcuate
Cortex prefrontal
 Adalah area paling luas di lobus frontal yang
memiliki banyak saraf penghubung dengan
semua lobus
 Fungsi area ini mencakup personality dan
kognitif (reasoning, memahami, berpikir, cita
cita masa depan)
 Kerusakan  perubahan perilaku seperti
apatis, tidak perhatian, tidak mampu
membuat keputusan, tidak mampu menahan
diri
LOBUS FRONTAL
LOBUS PARIETAL
Cortex somatosensory primer
 Lobus parietal dibatasi oleh sulcus central
dibagian depan, sulcus lateral dibagian
samping dan sulcus parieto occipital
dibagian belakang
 Post central gyrus terdapat cortex
somatosensory primer yang berfungsi untuk
memproses informasi yang berkaitan dengan
dengan sentuhan, vibrasi dan propriosepsi.
 Kerusakan  kehilangan kemampuan
bereaksi thd sentuhan dan propriosepsi
LOBUS PARIETAL
Cortex somatosensory primer
 Bagian posterior dari somatosensory
cortex primer terletak pada area
asosiasi somatosensory  membuat
orang dapat mengenali obyek tanpa
harus melihat/ stereognosis, ex: suara
koin, suara artis
 Kehilangan kemampuan stereognosis
disebut astereognosis
Parieto occipital area
 Area parieto occipital berperan dalam
persepsi spasial
 Kerusakan: unilateral neglect, constructional
dan dressing dyspraxia (sangat terlihat pada
pasien dengan lesi parietal kanan)
 Lesi parietal sebelah kiri: orang mungkin
kehilangan satu atau lebih dari beberapa
kemampuan berhitung, menulis, membaca
dan menamai obyek
 Jaras visual yang melewati area parietal
adalah “optic radiation”, dimana
kerusakan pada area ini mengakibatkan
homonymous quadrantanopia
LOBUS TEMPORAL
LOBUS TEMPORAL
 Lobus temporal dipisahkan dari lobus
frontal oleh sulcus lateral
 Lobus temporal memiliki peran penting
dalam interpretasi informasi sensori
special seperti rasa, bau, pendengaran
dan sensori memori
Cortex auditori primer
 Cortex auditori primer ditemukan di fissure
lateral dan menerima informasi audio dari
cochlea via nucleus medial geniculate di
thalamus
 Cortex auditori primer berfungsi untuk
membedakan kualitas suara  kekerasan,
tone
 Informasi auditori ini kemudian diproses di
area asosiasi auditori yang berhubungan
dengan area wernick
LOBUS TEMPORAL MEDIA
 Lobus temporal bagian tengah dikaitkan
dengan kemampuan seperti memori, belajar
dan perilaku emosi namun fungsi ini
dibahas lebih dalam di system limbic
 Lesi pada area temporal dapat
mengakibatkan perubahan pada fungsi
perasa, pendengaran dan halusinasi
pembauan
Area Wernicke
 Area wernick terletak pada gyrus
temporal superior
 Area Wernicke krusial untuk
“understanding spoken language”
 Kerusakantidak mampu untuk
mengerti (receptive dysphasia) atau
memproduksi bahasa (expressive
dysphasia)
LOBUS OCCIPITAL
LOBUS OCCIPITAL
 Lobus occipital dipisahkan dari lobus
parietal oleh sulcus parieto-occipital
 Sulcus lain yang berperan adalah
sulcus calcarine  tempat visual cortex
primer
 Fungsi lobus occipitalmengenali,
menginterpretasi dan menyimpan visual
images dan memori
Visual Association Cortex
 Pengelihatan tidak hanya dipersepsikan di
visual cortex primer saja
 Obyek yang terlihat nantinya akan
dipersepsikan secara lengkap di visual
association cortex
 Informasi visual diterima oleh visual cortex
primer kmdn dikirimkan ke temporal cortex
inferior (mengenali obyek) dan parietal
posterior cortex (lokasi obyek)
 Kerusakan pada occipital cortex 
homonymous hemianopia
 Lesi bilateral occipital cortex cortical
blindness
 Lesi difus posterior (mengenai area
temporal dan parietal) agnosia
 Prosopagnosia (bentuk lain agnosia):
ketidakmampuan mengenali orang
SISTEM LIMBIK
 Terdiri dari beberapa struktur dengan fungsi
primer: basic instincts, motivasi, kendali
emosional (takut, sex, lapar, tidur)
 Struktur system limbic: amygdala,
hippocampus, septum pellucidum, cingulate
gyrus, insula, parahippocampal gyrus, fornix,
mammillary bodies
 Sistem limbic terhubung dengan jaras
olfaktorius, hipotalamus dan formasi
retikularis bagian atas
Amygdala
 Terletak dianterior lobus temporal bagian dalam
 Berbentuk seperti pulau yang terdiri dari “inti grey
matter” dan berhubungan dengan hypothalamus dan
prefrontal cortex
 Fungsi utama: pembentukan dan penyimpanan
memori yang berhubungan dengan pengalaman
emosi (emosi kuat spt ketakutan, marah dan perilaku
seksual)
 Amygdala memiliki fungsi regulasi untuk mengontrol
agresi dan hipotalamus mengontrol respon fisiologis
terkait emosi tsb
 Kerusakan amygdala  deficit emotional learning
Hippocampus dan Memori
 Hippocampus merupakan bagian depan
dari lobus temporal
 Komunikasi di system limbic terjadi dari
hippocampusfornixmammillary
bodiesthalamusgyrus
cingulatekembali lagi ke hippocampus
 Fungsi utama hippocampus:
pembentukan memori
Bentuk Memori
 Memori jangka pendek : belangsung dalam hitungan
detik – menit  mengingat nomor telepon baru
sebelum mencatatnya
 Memori jangka panjang: memori deklaratif, memori
procedural
a. Memori deklaratif: memori episodic (first love,
kehidupan sekolah), memori semantic (mengingat
tulisan atau ucapan dimasa lampau)
b. Memori procedural: memainkan alat music setelah
sekian lama tidak memainkan (lebih banyak
melibatkan pre motor cortex, area visual association
dan basal ganglia)
Pengorganisasian memori
 Hippocampus aktif saat terjadi suatu pengalaman baru
yang biasanya berikatan dengan rangkaian dari persepsi
(konteks dan kejadian)
 Hippocampus juga berperan dalam pengubahan memori
jangka pendek menjadi memori jangka panjang
 Memori baru rangkaian koneksi neuron (sinaps) baru
terbentuk di jaringan cortical melibatkan
hippocampussinaps dikuatkan sepanjang waktu
perubahan memori disebabkan karena adanya perubahan
sinaps akibat adanya memori baru
 Penyimpanan memori episodic adalah tugas dari
neocortex
 Kerusakan hippocampus dapat
mengakibatkan seseorang mengalami
kesulitan untuk mengingat memori yang baru
saja terjadi (anterograde amnesia) atau
mengingat memori yang masa lampau
(retrograde amnesia)
 Penyebab lain dari anterograde amnesia
adalah kerusakan dari thalamus anterior dan
mammillary bodies (ex: penyakit Alzheimer,
korsakoff psychosis)
Mammilary Bodies
 Dua bulatan kecil yang berada di
inferior hypothalamus dan bertugas
menyampaikan informasi dari amygdala
dan hippocampus ke thalamus
 Peran MB: memori,wakefulness dan
perasaan sejahtera
Septum Pellucidum
 Membtasi bagian anterior dari ventricle
lateral
 Stimulasi pada area ini penting saat
seseorang mempertahankan diri
(defensive rage)
Gyrus Cingulate, Insula dan
Gyrus Parahippocampal
 Ketiga bagian berperan dalam menghubungkan
tindakan sadar yang berasal dari cortex dengan
tindakan bawah sadar yang berasal dari system
limbic
 Gyrus cingulatemengkoordinasi input sensori
dengan emosi (ex: emosi saat nyeri) penting dalam
control gerakan komplek dan interaksi social
 Kerusakan GCberkurang persepsi nyeri, agresi
dan vocalizationperubahan perilaku social
 Overstimulasi (ex: epilepsy) meningkatkan
vocalization dan gerakan komplek
 Insula: sumber dari beberapa ekspresi emsosi (nafsu
birahi, kebencian, harga diri, penghinaan dan rasa
bersalah) berperan penting dalam keinginan dan
permohonan
 MRI menunjukkan bahwa insula aktif saat seseorang
mengalami nyeri (persepsi/antisipasi)  empati kpd
org lain, bercanda,mendengarkan music dan makan
coklat mampu menekan kondisi tidak menyenangkan
yang dialami
 Kerusakan insula: obsessive compulsive,
kecemasan, hiperaktif, post traumatic stress dan
ketergantungan
 Gyrus parahippocampal adalah struktur untuk
memproses memori deklaratif
CEREBELLUM
 Disebut otak kecil
 Dua hemisfer
 Bagian Luar berwarna putih, bagian dalam abu
 Tiga lobus: anterior, posterior, flocculonodular
 Cerebellum terhubung dengan batang otak melalui
tiga peduncle (tangkai) y.i inferior, middle dan
superior peduncles.
 Inferior dan superior peduncles  terdiri dari saraf
afferent dan efferent
 Middle peduncle  afferent saja
 Saraf afferent di otak kecil berasal dari
spino-cerebellar, olivo-cerebellar,
vestibule-cerebellar dan ponto-
cerebellar
 Fungsi LOBUS ANTERIOR otak kecil:
memproses informasi proprioseptive
tidak sadar
 Kerusakan area lobus anterior otak
kecil: ketidakmampuan untuk
meningkatkan kekuatan otot dan
postural instability
 LOBUS POSTERIOR Otak Kecil:
koordinasi dan monitoring pergerakan
konstan (skilled voluntary movement)
exp: menulis, main piano
 Kerusakan LOBUS POSTERIOR Otak
kecil: tremor dan kurang koordinasi
gerak
 Inferior cerebellar peduncle: penting
dalam memainkan peranan mempelajari
gerakan motoric baru
 LOBUS FLOCCULONODULAR Otak
kecil: penyesuaian postur tubuh
terhadap bbrp kondisi seperti gravitasi,
keseimbangan, gaya berjalan termasuk
berperan dalam pergerakan mata
 Lesi pada LOBUS
FLOCCULONODULAR otak kecil
mengakibatkan seseorang mengalami
flocculonodular syndrome  tidak
mampu mempertahankan
keseimbangan, nistagmus, ataxic dan
broad based gait
 Tidak seperti cerebrum yang kontralateral,
cerebellum bekerja secara IPSILATERAL
(posisi otak = bagian tubuh yang
dipersyarafinya)
 Kerusakan pada salah satu hemisfer
cerebellum  kurang koordinasi gerak,
ataxia, tremor tanpa adanya kelemahan dan
kehilangan pengelihatan
 Kerusakan luas cerebellum  cerebellar
ataxia, kurang koordinasi pada kedua tangan,
tremor parah, nystagmus, bicara pelan dan
“slurring”
BASAL GANGLIA DAN
THALAMUS
 Basal ganglia merupakan kumpulan dari
nuclei serebrum yang terletak di thalamus
dan mencakup corpus striatus (nucleus
caudatus, putamen dan globus pallidus),
substantia nigra dan subthalamic nucleus
 Basal ganglia terhubung dengan cortex
cerebral dan berperan penting dalam
mengontrol pergerakan dan pikiran
Anatomi Fungsional Basal
Ganglia
 Lintasan informasi yang langsung ke cortex cerebral
disebut sebagai lintasan pyramid
 Lintasan yang melalui basal ganglia dan tidak
langsung ke cortex cerebral disebut sebagai lintasan
extrapyramidal
 Secara fungsional, basal ganglia memfasilitasi
penyesuaian terhadap gerakan yang disengaja dan
mengontrol beberapa mekanisme feedback ,
memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan
mencegah gerakan yang tidak diinginkan
Neostriatum
(Caudate + Putamen)
 Neostriatum menerima input terutama yang berasal
dari region motoric di lobus frontal, dan juga input
dari thalamus dan substantia nigra
 Menggunakan GLUTAMAT sebagai neurotransmitter
untuk mempengaruhi area yang dipengaruhi BG baik
langsung/tidak langsung
 Memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan
mencegah gerakan tidak diinginkan
 Kerusakan pada area ini: gerakan hiperkinetik
(Huntington’s disease)
Globus Pallidus
 Menyediakan output utama dari basal ganglia
 Menggunakan GABA (Gamma Amino Butiric
Acid) sebagai penghambat neurotransmitter
yang akan melintas ke motoric primer dan pre
motor cortex via thalamus
 Mendukung terjadinya gerakan yang terus
menerus (ongoing movement)
Subthalamic Nuclei
 Menggunakan kelebihan asam
glutamate (glutamic acid) sebagai
neurotransmitter
 Menghambat gerakan yang tidak
diinginkan
Substantia Nigra
 Menggunakan dopamine sebagai
neurotransmitter
 Berperan penting dalam kekuatan otot
dan gerakan
 Ketika terjadi degenerasi dopamine
maka ada ketidakseimbangan dari
aktivitas neurotransmitter  muncul
gejala parkinsons
HYPOTHALAMUS
 Terletak di diencephalon  dibawah
thalamus
 Kecil namun penting untuk “survival and
homeostatic regulation of the body”
 Berat hipotalamus kurang dari 5 gram
 mengontrol banyak hal: system
limbic, neuro-endocrine dan fungsi
system saraf tubuh
FUNGSI HIPOTHALAMUS
Hypothalamic Nuclei
 Terdiri dari 12 area
 Mendapatkan input sensori dari:
a. Limbic system
b. Thalamus
c. Reticular formation
d. Retina
e. Olfactory pathways
f. Sensory and nociceptive pathways
g. Internal organs
 Mayoritas input aferen dari limbic system
 Memiliki system bi-directional yang baik
Fungsi Hipothalamic Nuclei
HYPOPHYSIS
 Hormon yang dihasilkan hypothalamus:
antidiuretic hormone (ADH/vasopressin)
dan oxytocin
 Hipothalamus terhubung dengan
hypophysis (pituitary gland)melalui
infundibulum
 Hypophysis terbagi menjadi dua bagian,
bagian anterior (adenohypophysis) dan
bagian posterior (neurohypophysis)
Hubungan antara Hypothalamus
dan Hypophysis
Pineal body
 Terletak di epithalamus
 Berperan dalan regulasi onset pubertas dan regulasi
irama sirkardian (menstruasi, siklus reproduksi, siklus
tidur)
 Pineal body berfungsi utk mendeteksi cahaya pada
retina dan mensitesis melatonin
 Kurang melatonin dapat membuat seseorang
mengalami gangguan fungsi tubuh yang seharusnya
berjalan pelan saat gelap spt reduksi urin, gangguan
fungsi bowel
BATANG OTAK
 Terdiri dari
otak
tengah,
pons
varolli dan
medulla
oblongata
Otak Tengah
 Menyediakan koneksi antara bagian otak (hemisfer)
dengan bagian otak terbawah
 Otak tengah bagian atas  memproses informasi visual
dan mengontrol reflek yang muncul akibat informasi tsb
(reflek menutup mata akibat ada benda asing mau masuk)
 Otak tengah bagian bawah/inferior memproses
informasi yang dapat dari telingga dan mengontrol reflek
yang muncul akibat informasi tsb (reflek menutup telinga)
 Tempat lokasi nervus III (oculomotorius) dan IV
(trochlearis)
Pons Varolli
 Jembatan penghubung otak tengah dengan
medulla oblongata
 Terletak nervus V (trigeminal), VI (abducens), VII
(facialis), VIII (vestibulocochlearis/ acoustic)
 Sebagian merupakan bagian dari formasi
retikularis yang berperan dalam kondisi “tidur”
atau “bangun”
 Merupakan pusat pneumotaxic dan apneustic 
mengontrol pernapasan
Medulla Oblongata
 Merupakan tempat utama masuknya input aferen dan
keluarnya output eferen
 Letak dari nervus IX (glossopharyngeal), X (vagus),
XI (accessory), XII (hypoglossal)
 Tiga fungsi utama:
1. Pusat jantung: mengatur HR dan kontraksi jantung
2. Pusat vasomotor: mengatur diameter pembuluh
darah
3. Pusat medullary rhythmicity: mengatur irama dasar
pernapasan
RETICULAR FORMATION
 Struktur mirip jarring yang ditemukan
disepanjang batang otak
 RF menerima input dari system
sensorik dan memainkan peran dalam
mengontrol kekuatan otot, atensi,
sensasi somatic dan visceral, fungsi
endokrin dan otonom  cth: tidur,
terjaga dan kesadaran
RETICULAR ACTIVATING
SYSTEM (RAS)
 Merupakan bagian dari reticularis formation,
menghubungkan batang otak bagian bawah
dengan cortex cerebral Berperan penting
dalam atensi dan kesadaran
 RAS terbagi menjadi dua bagian:
a. Batang otak: aktivasi seluruh bagian otak
untuk mencapai kondisi “wakefulness”
b. Thalamic: aktivasi cerebrum dan cerebellum
to achieve full consciousness and perception
 RAS mampu membangunkan invididu
secara mandiri bedasarkan stimulasi
dari luar termasuk dari pendengaran
dan stimulasi lain seperti alarm, bayi
menangis dan nyeri
 Lesi pada batang otak menimbulkan
gejala:
a. Defisit neurologis ipsilateral
b. Spastic hemiplegia kontralateral
c. Kehilangan koordinasi ipsilateral
MEDULLA SPINALIS
 Dilindungi oleh kanal vertebra
 Dimulai dari foramen magnum sampai
dengan tulang lumbal 1-2
 Medulla spinalis terdiri dari bundel akson
dengan arah asenden dan desenden yang
nantinya akan mengkomunikasikan pesan
antara saraf pusat dengan saraf perifer.
 Dari medula spinalis keluar 31 pasang
saraf spinal.
 Saraf medulla spinalis
 8 pasang saraf servikal
12 pasang saraf thorakal
5 pasang safar lumbal
5 pasang saraf sakral
1 pasang saraf koksigeal
 Substansia grisea (abu abu ) berada
didalam, sedangkan substansia alba
(putih) berada diluar
SISTEM SARAF PERIFER
 Sistem saraf perifer mencakup saraf
cranial dan saraf spinal.
 Sistem saraf perifer terdiri dari saraf
gabungan yang terdiri dari fungsi
afferen maupun efferen dengan sama
baiknya (lebih banyak saraf akson).
 Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2
 12 pasang saraf kranial
• 3 pasang saraf sensori
• 5 pasang saraf motoric
• 4 pasang saraf gabungan
 31 pasang saraf spinal
• 8 pasang saraf servikal (leher)
• 12 pasang saraf punggung (torakal)
• 5 pasang saraf pinggang (lumbal)
• 5 pasang saraf pinggul (sacral)
• 1 pasang saraf ekor (koksigeal)
SPINAL NERVES
Somatik dan Otonom
Sistem eferen dari sistem saraf perifer
memiliki dua sub divisi :
a. Divisi somatic (volunter) : berkaitan dengan
perubahan dan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada
otot rangka.
a. Divisi otonom (involunter) mengendalikan
seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar (Simpatis dan
Parasimpatis)
SIMPATIS Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon
involunter dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua
jalur :
• Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada
medulla spinalis Adalah bagian adari sistem saraf otonom
yang menyebabkan tubuh berespon terhadap situasi emergensi
atau bahaya. Perasaan yang kuat dan meningkat tajam untuk
merespon sebuah stimulus  respon fight or flight.
• Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron
postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak
pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segmen toraks
dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
PARASIMPATIS
 Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati
organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic
pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak
dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam
substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga
dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.
 Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada
medulla spinalis Membuat tubuh berfungsi normal saat
kondisi istirahat sekalipun dan membawa tubuh kedalam fungsi
normalnya setelah kondisi emergensi  respon : “Feed-or-
breed” or “rest-and-repair”
 Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom
memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.
Bledsoe et al., Essentials of
Paramedic Care: Division 1V
© 2006 by Pearson Education,
SISTEM SARAF OTONOM
DAFTAR PUSTAKA
 Barker RA , Barasi S ( 2008 ) Neuroscience at a Glance( 3 edition ).
Oxford : Blackwell Publishing
 Carlson MR ( 2006 ) Physiology of Behaviour( 9 th edition ). San Fransisco :
Pearson Higher Education
 Clarke E , O ’ Malley CD ( 1996 ) The Human Brain and Spinal Cord( 2nd
edition ). San Francisco : Norman Publishing .
 Cohen H ( 1999 ) Neuroscience for Rehabilitation( 2nd edition ). Philadelphia :
Lippincott .

More Related Content

What's hot (20)

Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Trauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakangTrauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakang
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Cara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiCara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomi
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 
151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsy151481841 case-bell-s-palsy
151481841 case-bell-s-palsy
 
Anatomi pelvis
Anatomi pelvisAnatomi pelvis
Anatomi pelvis
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi Muskuloskeletal
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faal
 
Tm refleks bayi
Tm   refleks bayi Tm   refleks bayi
Tm refleks bayi
 
Termoregulasi
Termoregulasi Termoregulasi
Termoregulasi
 
Anatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem SarafAnatomi Sistem Saraf
Anatomi Sistem Saraf
 
Extremitas caudalis
Extremitas caudalisExtremitas caudalis
Extremitas caudalis
 
Down Sindrom PPT
Down Sindrom PPTDown Sindrom PPT
Down Sindrom PPT
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 

Similar to Memori Otak

Similar to Memori Otak (20)

Fisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem sarafFisiologi sistem saraf
Fisiologi sistem saraf
 
2. Cortex Cerebral.pptx
2. Cortex Cerebral.pptx2. Cortex Cerebral.pptx
2. Cortex Cerebral.pptx
 
Cns epis 2 farmasi
Cns epis 2 farmasiCns epis 2 farmasi
Cns epis 2 farmasi
 
Anatomi_otak_pp.ppt
Anatomi_otak_pp.pptAnatomi_otak_pp.ppt
Anatomi_otak_pp.ppt
 
Anatomi_otak_pp.ppt
Anatomi_otak_pp.pptAnatomi_otak_pp.ppt
Anatomi_otak_pp.ppt
 
Cns epis 2 f farm 06 fd
Cns epis 2 f farm 06 fdCns epis 2 f farm 06 fd
Cns epis 2 f farm 06 fd
 
Power point kelompok otak secara umum
Power point kelompok otak secara umumPower point kelompok otak secara umum
Power point kelompok otak secara umum
 
Power point kelompok otak secara umum
Power point kelompok otak secara umumPower point kelompok otak secara umum
Power point kelompok otak secara umum
 
3.the nervous system
3.the nervous system3.the nervous system
3.the nervous system
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Referat sistem limbik
Referat sistem limbikReferat sistem limbik
Referat sistem limbik
 
Pbl blok 6
Pbl blok 6Pbl blok 6
Pbl blok 6
 
Rev anfis-sistem-saraf
Rev anfis-sistem-sarafRev anfis-sistem-saraf
Rev anfis-sistem-saraf
 
Systema nervorum lengkap dr. hamid
Systema nervorum lengkap dr. hamidSystema nervorum lengkap dr. hamid
Systema nervorum lengkap dr. hamid
 
84234966 makalah-biologi-dasar-mengenai-otak-1
84234966 makalah-biologi-dasar-mengenai-otak-184234966 makalah-biologi-dasar-mengenai-otak-1
84234966 makalah-biologi-dasar-mengenai-otak-1
 
Anatomi fisiologi-sistem-saraf-pusat - dr.wismaji
Anatomi fisiologi-sistem-saraf-pusat - dr.wismajiAnatomi fisiologi-sistem-saraf-pusat - dr.wismaji
Anatomi fisiologi-sistem-saraf-pusat - dr.wismaji
 
PP Anatomi.pptx
PP Anatomi.pptxPP Anatomi.pptx
PP Anatomi.pptx
 
Sistem Indra Manusia
Sistem Indra ManusiaSistem Indra Manusia
Sistem Indra Manusia
 

More from DwiKartikaRukmi

Circulatory Shock Managements
Circulatory Shock ManagementsCirculatory Shock Managements
Circulatory Shock ManagementsDwiKartikaRukmi
 
Assessment and management of pain
Assessment and management of painAssessment and management of pain
Assessment and management of painDwiKartikaRukmi
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction DwiKartikaRukmi
 
Occupational lung diseases
Occupational lung diseasesOccupational lung diseases
Occupational lung diseasesDwiKartikaRukmi
 
Colorectal cancer/ Kanker Kolorektal
Colorectal cancer/ Kanker KolorektalColorectal cancer/ Kanker Kolorektal
Colorectal cancer/ Kanker KolorektalDwiKartikaRukmi
 
Anatomi fisiologi saraf (neuron)
Anatomi fisiologi saraf (neuron)Anatomi fisiologi saraf (neuron)
Anatomi fisiologi saraf (neuron)DwiKartikaRukmi
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivDwiKartikaRukmi
 
Assessment and management of challenging behaviour
Assessment and management of challenging behaviourAssessment and management of challenging behaviour
Assessment and management of challenging behaviourDwiKartikaRukmi
 

More from DwiKartikaRukmi (16)

Circulatory Shock Managements
Circulatory Shock ManagementsCirculatory Shock Managements
Circulatory Shock Managements
 
Hiv basic concept
Hiv basic conceptHiv basic concept
Hiv basic concept
 
Skin cancer
Skin cancerSkin cancer
Skin cancer
 
Nursing care of Stroke
Nursing care of StrokeNursing care of Stroke
Nursing care of Stroke
 
Assessment and management of pain
Assessment and management of painAssessment and management of pain
Assessment and management of pain
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Occupational lung diseases
Occupational lung diseasesOccupational lung diseases
Occupational lung diseases
 
Colorectal cancer/ Kanker Kolorektal
Colorectal cancer/ Kanker KolorektalColorectal cancer/ Kanker Kolorektal
Colorectal cancer/ Kanker Kolorektal
 
Anatomi fisiologi saraf (neuron)
Anatomi fisiologi saraf (neuron)Anatomi fisiologi saraf (neuron)
Anatomi fisiologi saraf (neuron)
 
Konsep dasar stroke
Konsep dasar strokeKonsep dasar stroke
Konsep dasar stroke
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Assessment and management of challenging behaviour
Assessment and management of challenging behaviourAssessment and management of challenging behaviour
Assessment and management of challenging behaviour
 
Altered consciousness
Altered consciousnessAltered consciousness
Altered consciousness
 
Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 

Memori Otak

  • 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI OTAK Dwi Kartika Rukmi kartikarukmi@ymail.com
  • 2. PERKEMBANGAN OTAK FETUS  Sistem saraf berkembang pada minggu ketiga kehamilan  Minggu keempat: tiga bagian otakprosenchepalon/ otak depan, mesencephalon/otak tengah dan rhombencephalon/ otak belakang
  • 3.  Prosencephalon membagi menjadi dua bagian: a. Telencephalon: cerebral cortex dan corpus striatum b. Diencephalon : thalamus dan hypothalamus  Mesencephalon: otak tengah  Rhombencephalon: pons, cerebellum dan medulla oblongata
  • 4.
  • 6.  Otak berbentuk seperti lipatan lipatan dimana lipatan yang menuju kebawah disebut sulcus, dan yang menonjol keatas adalah gyrus, sedangkan retakan yang dalam disebut fissure  Otak dipisahkan menjadi dua hemisphere kanan dan kiri oleh fissure longitudinal
  • 7.  Hemisphere kanan dan kiri dihubungkan oleh tiga commissure mayor: a. Corpus collasum b. Anterior commissure c. Hippocampal commissure  Otak besar bagian luar berwarna abu abu (badan sel dan dendrit) dan bagian dalam berwarna putih (axon)
  • 8.
  • 9. LOBUS DALAM OTAK  Bagian terluar otak disebut sebagai cerebral cortex  Cerebral cortex terdiri dari empat lobus: frontal, parietal, temporal dan occipital dengan fungsi masing masing
  • 11. Motor Cortex Primer  Motor strip (motor cortex) primer ada di girus presentral  Fungsi utama pergerakan otot  Sinyal akan disalurkan melalui axon yang memanjang dari motor cortex sampai dengan tulang belakang menembus melalui kapsula interna ke medulla oblongata di batang otak dimana jarasnya saling menyilang dengan sisi tubuh yang berlawananmotor strip akan teraktivasi dan bekerja pada sisi tubuh yang berlawanan  Kerusakan motor cortex: spastic hemiplegia (stroke, trauma)
  • 13. Premotor Cortex  Didepan motor cortex terdapat pre motor cortex yang apabila terstimulasi menimbulkan gerakan yang terkoordinasi/sudah dipelajari  Pre motor cortex berhubungan langsung dengan motor cortex  Kerusakan pada premotor cortex gangguan gerakan terlatih atau kemampuan visuomotorik
  • 14. Area Broca  Area broca terletak di anterior motor cortex di inferior gyrus frontal pada hemisfer yang dominan (biasanya kiri)  Berperan penting dalam kemampuan bahasa seseorang: bentuk, artikulasi, pengucapan, dan ekspresi bicara  Gangguan pada area broca: aphasia dan oral dyspraxia  Area broca berhubungan dengan area wernick dilobus temporal melalui fasiculus arcuate
  • 15. Cortex prefrontal  Adalah area paling luas di lobus frontal yang memiliki banyak saraf penghubung dengan semua lobus  Fungsi area ini mencakup personality dan kognitif (reasoning, memahami, berpikir, cita cita masa depan)  Kerusakan  perubahan perilaku seperti apatis, tidak perhatian, tidak mampu membuat keputusan, tidak mampu menahan diri
  • 18. Cortex somatosensory primer  Lobus parietal dibatasi oleh sulcus central dibagian depan, sulcus lateral dibagian samping dan sulcus parieto occipital dibagian belakang  Post central gyrus terdapat cortex somatosensory primer yang berfungsi untuk memproses informasi yang berkaitan dengan dengan sentuhan, vibrasi dan propriosepsi.  Kerusakan  kehilangan kemampuan bereaksi thd sentuhan dan propriosepsi
  • 21.  Bagian posterior dari somatosensory cortex primer terletak pada area asosiasi somatosensory  membuat orang dapat mengenali obyek tanpa harus melihat/ stereognosis, ex: suara koin, suara artis  Kehilangan kemampuan stereognosis disebut astereognosis
  • 22. Parieto occipital area  Area parieto occipital berperan dalam persepsi spasial  Kerusakan: unilateral neglect, constructional dan dressing dyspraxia (sangat terlihat pada pasien dengan lesi parietal kanan)  Lesi parietal sebelah kiri: orang mungkin kehilangan satu atau lebih dari beberapa kemampuan berhitung, menulis, membaca dan menamai obyek
  • 23.  Jaras visual yang melewati area parietal adalah “optic radiation”, dimana kerusakan pada area ini mengakibatkan homonymous quadrantanopia
  • 25. LOBUS TEMPORAL  Lobus temporal dipisahkan dari lobus frontal oleh sulcus lateral  Lobus temporal memiliki peran penting dalam interpretasi informasi sensori special seperti rasa, bau, pendengaran dan sensori memori
  • 26. Cortex auditori primer  Cortex auditori primer ditemukan di fissure lateral dan menerima informasi audio dari cochlea via nucleus medial geniculate di thalamus  Cortex auditori primer berfungsi untuk membedakan kualitas suara  kekerasan, tone  Informasi auditori ini kemudian diproses di area asosiasi auditori yang berhubungan dengan area wernick
  • 27. LOBUS TEMPORAL MEDIA  Lobus temporal bagian tengah dikaitkan dengan kemampuan seperti memori, belajar dan perilaku emosi namun fungsi ini dibahas lebih dalam di system limbic  Lesi pada area temporal dapat mengakibatkan perubahan pada fungsi perasa, pendengaran dan halusinasi pembauan
  • 28. Area Wernicke  Area wernick terletak pada gyrus temporal superior  Area Wernicke krusial untuk “understanding spoken language”  Kerusakantidak mampu untuk mengerti (receptive dysphasia) atau memproduksi bahasa (expressive dysphasia)
  • 29.
  • 31. LOBUS OCCIPITAL  Lobus occipital dipisahkan dari lobus parietal oleh sulcus parieto-occipital  Sulcus lain yang berperan adalah sulcus calcarine  tempat visual cortex primer  Fungsi lobus occipitalmengenali, menginterpretasi dan menyimpan visual images dan memori
  • 32. Visual Association Cortex  Pengelihatan tidak hanya dipersepsikan di visual cortex primer saja  Obyek yang terlihat nantinya akan dipersepsikan secara lengkap di visual association cortex  Informasi visual diterima oleh visual cortex primer kmdn dikirimkan ke temporal cortex inferior (mengenali obyek) dan parietal posterior cortex (lokasi obyek)
  • 33.  Kerusakan pada occipital cortex  homonymous hemianopia  Lesi bilateral occipital cortex cortical blindness  Lesi difus posterior (mengenai area temporal dan parietal) agnosia  Prosopagnosia (bentuk lain agnosia): ketidakmampuan mengenali orang
  • 34.
  • 35. SISTEM LIMBIK  Terdiri dari beberapa struktur dengan fungsi primer: basic instincts, motivasi, kendali emosional (takut, sex, lapar, tidur)  Struktur system limbic: amygdala, hippocampus, septum pellucidum, cingulate gyrus, insula, parahippocampal gyrus, fornix, mammillary bodies  Sistem limbic terhubung dengan jaras olfaktorius, hipotalamus dan formasi retikularis bagian atas
  • 36.
  • 37. Amygdala  Terletak dianterior lobus temporal bagian dalam  Berbentuk seperti pulau yang terdiri dari “inti grey matter” dan berhubungan dengan hypothalamus dan prefrontal cortex  Fungsi utama: pembentukan dan penyimpanan memori yang berhubungan dengan pengalaman emosi (emosi kuat spt ketakutan, marah dan perilaku seksual)  Amygdala memiliki fungsi regulasi untuk mengontrol agresi dan hipotalamus mengontrol respon fisiologis terkait emosi tsb  Kerusakan amygdala  deficit emotional learning
  • 38. Hippocampus dan Memori  Hippocampus merupakan bagian depan dari lobus temporal  Komunikasi di system limbic terjadi dari hippocampusfornixmammillary bodiesthalamusgyrus cingulatekembali lagi ke hippocampus  Fungsi utama hippocampus: pembentukan memori
  • 39. Bentuk Memori  Memori jangka pendek : belangsung dalam hitungan detik – menit  mengingat nomor telepon baru sebelum mencatatnya  Memori jangka panjang: memori deklaratif, memori procedural a. Memori deklaratif: memori episodic (first love, kehidupan sekolah), memori semantic (mengingat tulisan atau ucapan dimasa lampau) b. Memori procedural: memainkan alat music setelah sekian lama tidak memainkan (lebih banyak melibatkan pre motor cortex, area visual association dan basal ganglia)
  • 40. Pengorganisasian memori  Hippocampus aktif saat terjadi suatu pengalaman baru yang biasanya berikatan dengan rangkaian dari persepsi (konteks dan kejadian)  Hippocampus juga berperan dalam pengubahan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang  Memori baru rangkaian koneksi neuron (sinaps) baru terbentuk di jaringan cortical melibatkan hippocampussinaps dikuatkan sepanjang waktu perubahan memori disebabkan karena adanya perubahan sinaps akibat adanya memori baru  Penyimpanan memori episodic adalah tugas dari neocortex
  • 41.  Kerusakan hippocampus dapat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan untuk mengingat memori yang baru saja terjadi (anterograde amnesia) atau mengingat memori yang masa lampau (retrograde amnesia)  Penyebab lain dari anterograde amnesia adalah kerusakan dari thalamus anterior dan mammillary bodies (ex: penyakit Alzheimer, korsakoff psychosis)
  • 42. Mammilary Bodies  Dua bulatan kecil yang berada di inferior hypothalamus dan bertugas menyampaikan informasi dari amygdala dan hippocampus ke thalamus  Peran MB: memori,wakefulness dan perasaan sejahtera
  • 43. Septum Pellucidum  Membtasi bagian anterior dari ventricle lateral  Stimulasi pada area ini penting saat seseorang mempertahankan diri (defensive rage)
  • 44. Gyrus Cingulate, Insula dan Gyrus Parahippocampal  Ketiga bagian berperan dalam menghubungkan tindakan sadar yang berasal dari cortex dengan tindakan bawah sadar yang berasal dari system limbic  Gyrus cingulatemengkoordinasi input sensori dengan emosi (ex: emosi saat nyeri) penting dalam control gerakan komplek dan interaksi social  Kerusakan GCberkurang persepsi nyeri, agresi dan vocalizationperubahan perilaku social  Overstimulasi (ex: epilepsy) meningkatkan vocalization dan gerakan komplek
  • 45.  Insula: sumber dari beberapa ekspresi emsosi (nafsu birahi, kebencian, harga diri, penghinaan dan rasa bersalah) berperan penting dalam keinginan dan permohonan  MRI menunjukkan bahwa insula aktif saat seseorang mengalami nyeri (persepsi/antisipasi)  empati kpd org lain, bercanda,mendengarkan music dan makan coklat mampu menekan kondisi tidak menyenangkan yang dialami  Kerusakan insula: obsessive compulsive, kecemasan, hiperaktif, post traumatic stress dan ketergantungan  Gyrus parahippocampal adalah struktur untuk memproses memori deklaratif
  • 46. CEREBELLUM  Disebut otak kecil  Dua hemisfer  Bagian Luar berwarna putih, bagian dalam abu  Tiga lobus: anterior, posterior, flocculonodular  Cerebellum terhubung dengan batang otak melalui tiga peduncle (tangkai) y.i inferior, middle dan superior peduncles.  Inferior dan superior peduncles  terdiri dari saraf afferent dan efferent  Middle peduncle  afferent saja
  • 47.
  • 48.  Saraf afferent di otak kecil berasal dari spino-cerebellar, olivo-cerebellar, vestibule-cerebellar dan ponto- cerebellar  Fungsi LOBUS ANTERIOR otak kecil: memproses informasi proprioseptive tidak sadar  Kerusakan area lobus anterior otak kecil: ketidakmampuan untuk meningkatkan kekuatan otot dan postural instability
  • 49.  LOBUS POSTERIOR Otak Kecil: koordinasi dan monitoring pergerakan konstan (skilled voluntary movement) exp: menulis, main piano  Kerusakan LOBUS POSTERIOR Otak kecil: tremor dan kurang koordinasi gerak  Inferior cerebellar peduncle: penting dalam memainkan peranan mempelajari gerakan motoric baru
  • 50.  LOBUS FLOCCULONODULAR Otak kecil: penyesuaian postur tubuh terhadap bbrp kondisi seperti gravitasi, keseimbangan, gaya berjalan termasuk berperan dalam pergerakan mata  Lesi pada LOBUS FLOCCULONODULAR otak kecil mengakibatkan seseorang mengalami flocculonodular syndrome  tidak mampu mempertahankan keseimbangan, nistagmus, ataxic dan broad based gait
  • 51.  Tidak seperti cerebrum yang kontralateral, cerebellum bekerja secara IPSILATERAL (posisi otak = bagian tubuh yang dipersyarafinya)  Kerusakan pada salah satu hemisfer cerebellum  kurang koordinasi gerak, ataxia, tremor tanpa adanya kelemahan dan kehilangan pengelihatan  Kerusakan luas cerebellum  cerebellar ataxia, kurang koordinasi pada kedua tangan, tremor parah, nystagmus, bicara pelan dan “slurring”
  • 52. BASAL GANGLIA DAN THALAMUS  Basal ganglia merupakan kumpulan dari nuclei serebrum yang terletak di thalamus dan mencakup corpus striatus (nucleus caudatus, putamen dan globus pallidus), substantia nigra dan subthalamic nucleus  Basal ganglia terhubung dengan cortex cerebral dan berperan penting dalam mengontrol pergerakan dan pikiran
  • 53.
  • 54. Anatomi Fungsional Basal Ganglia  Lintasan informasi yang langsung ke cortex cerebral disebut sebagai lintasan pyramid  Lintasan yang melalui basal ganglia dan tidak langsung ke cortex cerebral disebut sebagai lintasan extrapyramidal  Secara fungsional, basal ganglia memfasilitasi penyesuaian terhadap gerakan yang disengaja dan mengontrol beberapa mekanisme feedback , memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan mencegah gerakan yang tidak diinginkan
  • 55. Neostriatum (Caudate + Putamen)  Neostriatum menerima input terutama yang berasal dari region motoric di lobus frontal, dan juga input dari thalamus dan substantia nigra  Menggunakan GLUTAMAT sebagai neurotransmitter untuk mempengaruhi area yang dipengaruhi BG baik langsung/tidak langsung  Memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan mencegah gerakan tidak diinginkan  Kerusakan pada area ini: gerakan hiperkinetik (Huntington’s disease)
  • 56. Globus Pallidus  Menyediakan output utama dari basal ganglia  Menggunakan GABA (Gamma Amino Butiric Acid) sebagai penghambat neurotransmitter yang akan melintas ke motoric primer dan pre motor cortex via thalamus  Mendukung terjadinya gerakan yang terus menerus (ongoing movement)
  • 57. Subthalamic Nuclei  Menggunakan kelebihan asam glutamate (glutamic acid) sebagai neurotransmitter  Menghambat gerakan yang tidak diinginkan
  • 58. Substantia Nigra  Menggunakan dopamine sebagai neurotransmitter  Berperan penting dalam kekuatan otot dan gerakan  Ketika terjadi degenerasi dopamine maka ada ketidakseimbangan dari aktivitas neurotransmitter  muncul gejala parkinsons
  • 59. HYPOTHALAMUS  Terletak di diencephalon  dibawah thalamus  Kecil namun penting untuk “survival and homeostatic regulation of the body”  Berat hipotalamus kurang dari 5 gram  mengontrol banyak hal: system limbic, neuro-endocrine dan fungsi system saraf tubuh
  • 60.
  • 62. Hypothalamic Nuclei  Terdiri dari 12 area  Mendapatkan input sensori dari: a. Limbic system b. Thalamus c. Reticular formation d. Retina e. Olfactory pathways f. Sensory and nociceptive pathways g. Internal organs  Mayoritas input aferen dari limbic system  Memiliki system bi-directional yang baik
  • 64. HYPOPHYSIS  Hormon yang dihasilkan hypothalamus: antidiuretic hormone (ADH/vasopressin) dan oxytocin  Hipothalamus terhubung dengan hypophysis (pituitary gland)melalui infundibulum  Hypophysis terbagi menjadi dua bagian, bagian anterior (adenohypophysis) dan bagian posterior (neurohypophysis)
  • 66. Pineal body  Terletak di epithalamus  Berperan dalan regulasi onset pubertas dan regulasi irama sirkardian (menstruasi, siklus reproduksi, siklus tidur)  Pineal body berfungsi utk mendeteksi cahaya pada retina dan mensitesis melatonin  Kurang melatonin dapat membuat seseorang mengalami gangguan fungsi tubuh yang seharusnya berjalan pelan saat gelap spt reduksi urin, gangguan fungsi bowel
  • 67. BATANG OTAK  Terdiri dari otak tengah, pons varolli dan medulla oblongata
  • 68.
  • 69. Otak Tengah  Menyediakan koneksi antara bagian otak (hemisfer) dengan bagian otak terbawah  Otak tengah bagian atas  memproses informasi visual dan mengontrol reflek yang muncul akibat informasi tsb (reflek menutup mata akibat ada benda asing mau masuk)  Otak tengah bagian bawah/inferior memproses informasi yang dapat dari telingga dan mengontrol reflek yang muncul akibat informasi tsb (reflek menutup telinga)  Tempat lokasi nervus III (oculomotorius) dan IV (trochlearis)
  • 70. Pons Varolli  Jembatan penghubung otak tengah dengan medulla oblongata  Terletak nervus V (trigeminal), VI (abducens), VII (facialis), VIII (vestibulocochlearis/ acoustic)  Sebagian merupakan bagian dari formasi retikularis yang berperan dalam kondisi “tidur” atau “bangun”  Merupakan pusat pneumotaxic dan apneustic  mengontrol pernapasan
  • 71. Medulla Oblongata  Merupakan tempat utama masuknya input aferen dan keluarnya output eferen  Letak dari nervus IX (glossopharyngeal), X (vagus), XI (accessory), XII (hypoglossal)  Tiga fungsi utama: 1. Pusat jantung: mengatur HR dan kontraksi jantung 2. Pusat vasomotor: mengatur diameter pembuluh darah 3. Pusat medullary rhythmicity: mengatur irama dasar pernapasan
  • 72. RETICULAR FORMATION  Struktur mirip jarring yang ditemukan disepanjang batang otak  RF menerima input dari system sensorik dan memainkan peran dalam mengontrol kekuatan otot, atensi, sensasi somatic dan visceral, fungsi endokrin dan otonom  cth: tidur, terjaga dan kesadaran
  • 73. RETICULAR ACTIVATING SYSTEM (RAS)  Merupakan bagian dari reticularis formation, menghubungkan batang otak bagian bawah dengan cortex cerebral Berperan penting dalam atensi dan kesadaran  RAS terbagi menjadi dua bagian: a. Batang otak: aktivasi seluruh bagian otak untuk mencapai kondisi “wakefulness” b. Thalamic: aktivasi cerebrum dan cerebellum to achieve full consciousness and perception
  • 74.  RAS mampu membangunkan invididu secara mandiri bedasarkan stimulasi dari luar termasuk dari pendengaran dan stimulasi lain seperti alarm, bayi menangis dan nyeri  Lesi pada batang otak menimbulkan gejala: a. Defisit neurologis ipsilateral b. Spastic hemiplegia kontralateral c. Kehilangan koordinasi ipsilateral
  • 75. MEDULLA SPINALIS  Dilindungi oleh kanal vertebra  Dimulai dari foramen magnum sampai dengan tulang lumbal 1-2  Medulla spinalis terdiri dari bundel akson dengan arah asenden dan desenden yang nantinya akan mengkomunikasikan pesan antara saraf pusat dengan saraf perifer.  Dari medula spinalis keluar 31 pasang saraf spinal.
  • 76.
  • 77.  Saraf medulla spinalis  8 pasang saraf servikal 12 pasang saraf thorakal 5 pasang safar lumbal 5 pasang saraf sakral 1 pasang saraf koksigeal  Substansia grisea (abu abu ) berada didalam, sedangkan substansia alba (putih) berada diluar
  • 78. SISTEM SARAF PERIFER  Sistem saraf perifer mencakup saraf cranial dan saraf spinal.  Sistem saraf perifer terdiri dari saraf gabungan yang terdiri dari fungsi afferen maupun efferen dengan sama baiknya (lebih banyak saraf akson).
  • 79.  Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2  12 pasang saraf kranial • 3 pasang saraf sensori • 5 pasang saraf motoric • 4 pasang saraf gabungan  31 pasang saraf spinal • 8 pasang saraf servikal (leher) • 12 pasang saraf punggung (torakal) • 5 pasang saraf pinggang (lumbal) • 5 pasang saraf pinggul (sacral) • 1 pasang saraf ekor (koksigeal)
  • 80.
  • 82. Somatik dan Otonom Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi : a. Divisi somatic (volunter) : berkaitan dengan perubahan dan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka. a. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung dan kelenjar (Simpatis dan Parasimpatis)
  • 83. SIMPATIS Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur : • Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis Adalah bagian adari sistem saraf otonom yang menyebabkan tubuh berespon terhadap situasi emergensi atau bahaya. Perasaan yang kuat dan meningkat tajam untuk merespon sebuah stimulus  respon fight or flight. • Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segmen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
  • 84. PARASIMPATIS  Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.  Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis Membuat tubuh berfungsi normal saat kondisi istirahat sekalipun dan membawa tubuh kedalam fungsi normalnya setelah kondisi emergensi  respon : “Feed-or- breed” or “rest-and-repair”  Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.
  • 85. Bledsoe et al., Essentials of Paramedic Care: Division 1V © 2006 by Pearson Education, SISTEM SARAF OTONOM
  • 86. DAFTAR PUSTAKA  Barker RA , Barasi S ( 2008 ) Neuroscience at a Glance( 3 edition ). Oxford : Blackwell Publishing  Carlson MR ( 2006 ) Physiology of Behaviour( 9 th edition ). San Fransisco : Pearson Higher Education  Clarke E , O ’ Malley CD ( 1996 ) The Human Brain and Spinal Cord( 2nd edition ). San Francisco : Norman Publishing .  Cohen H ( 1999 ) Neuroscience for Rehabilitation( 2nd edition ). Philadelphia : Lippincott .