SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Resume: Konflik di Dalam Organisasi 
Oleh: 
Dian Kurniawati 111400257 
TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL 
TELKOM UNIVERSITY 
BANDUNG 
2013
1. Pengertian Konflik 
Konflik merupakan suatu proses diawali ketika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah 
mempengaruhi secara negative, atau akan segera mempengaruhi secara negative, sesuatu 
yang menjadi perhatian pihak lain. 
2. Transaksi dalam Pandangan tentang Konflik Menurut Robbin 
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict 
Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja 
kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk 
meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: 
a. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan 
bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus 
dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan 
irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi 
yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan 
kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan. 
b. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini 
menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di 
dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak 
dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan 
pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan 
sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja 
organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk 
melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi. 
c. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung 
mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan 
suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi 
statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut 
pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara 
berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, 
kritis – diri, dan kreatif.
3. Perbandingan Konflik Tugas, Konflik Hubungan , dan Konflik Proses 
Gibson dkk (2004: 252-253) menjelaskan adanya tiga hal yang merangsang konflik 
dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok yakni: 
a. Konflik Tugas: konflik yang terjadi antara isi dan tujuan kerja 
b. Konflik Hubungan : konflik yang terjadi karena hubungan antar personal. 
c. Konflik Proses: konflik yang berhubungan dengan bagaimana pekerjaan dijalankan. 
4. JENIS –JENIS KONFLIK 
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk 
membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian 
atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya. 
a. Konflik Dilihat dari Fungsi 
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: 
konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional 
Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan 
kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah 
konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. 
b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya 
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) 
membagi konflik menjadi enam macam, yaitu: 
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika 
seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas 
yang melebihi batas kemampuannya. 
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan 
kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang 
lain. 
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). 
Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia 
bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the 
same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki 
tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya. 
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika 
tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi 
lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama. 
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in 
different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari 
anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. 
Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan 
yang dilansir seorang jurnalis. 
c. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi 
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi 
seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai 
berikut: 
1) Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan 
yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan. 
2) Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki 
kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, 
atau antar departemen yang setingkat. 
3) Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya 
memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai 
penasehat dalam organisasi. 
4) Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu 
peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga 
klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang 
membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan 
destructive conflict.
5. Proses Konflik 
TAHAP I : POTENSI PERTENTANGAN DAN KETIDAKSELARASAN 
Tahap pertama adalah munculnya kondisi yang member peluang terciptanya konflik. 
Kondisi-kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik. 
Kategori umumnya antara lain : 
- Komunikasi 
- Strukur 
- variabel-variabel pribadi 
TAHAP II : KOGNISI DAN PERSONALISASI 
Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik didefinisikan. Pada 
tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang apa. 
Konflik yang dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya 
kondisi-kondisi yang menciptakan peluang munculnya konflik. 
Konflik yang dirasakan adalah keterlibatan dalam sebuah konflik yang menciptakan 
kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan. 
TAHAP III : MAKSUD 
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Banyak konflik semakin 
rumit karena salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain. 
Di sisi lain, biasanya ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehingga 
perilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.
TAHAP IV : PERILAKU 
Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan, 
aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku konflik ini 
biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan maksud dari masing-masing pihak. 
TAHAP V : AKIBAT 
Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan 
konsekuensi. Konsekuensi atau akibat ini bisa saja bersifat fungsional atau disfungsional. 
Dikatakan bersifat fungsional ketika konflik tersebut justru menghasilkan perbaikan 
kinerja kelompok, sedangkan disfungsional adalah ketika konflik tersebut menjadi 
penghambat kinerja kelompok. 
6. Penanganan Konflik 
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam 
penanganan konflik : 
a. Berkompetisi 
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di 
atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu 
membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan 
pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose
solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi 
konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan 
bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas 
kepentingan bawahan. 
b. Menghindari konflik 
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi 
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah 
menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. 
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk 
mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa 
terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah 
satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan 
tersebut. 
c. Akomodasi 
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri 
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga 
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa 
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan 
pihak tersebut. 
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal 
yang utama di sini yaitu : 
d. Kompromi 
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut 
sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. 
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan 
situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi 
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. 
Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing 
tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar 
pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan. 
7. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK 
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar - belakanginya 
(antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya 
konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. 
Komunikasi. Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah 
- pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil 
penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak 
cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap 
komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik. 
Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: 
ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, 
kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan 
kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara 
kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi 
merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan 
makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya 
konflik. 
Variabel Pribadi. Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang 
meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang 
menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu 
yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu
yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber 
konflik yang potensial. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan 
para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam 
kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan 
(perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka 
merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah 
menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah disadari 
dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak 
yang terlibat mewujudkannya dalam bentuk perilaku. Misalnya, serangan secara 
verbal, ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan 
sebagainya.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Kuliah pengantar manajemen konflik
Kuliah pengantar manajemen konflikKuliah pengantar manajemen konflik
Kuliah pengantar manajemen konflik
 
9. manajemen konflik
9. manajemen konflik9. manajemen konflik
9. manajemen konflik
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Kuliah 4
Kuliah   4Kuliah   4
Kuliah 4
 
Manajemen konflik dalam_organisasi
Manajemen konflik dalam_organisasiManajemen konflik dalam_organisasi
Manajemen konflik dalam_organisasi
 
manajemen konflik
manajemen konflikmanajemen konflik
manajemen konflik
 
Proses konflik
Proses konflikProses konflik
Proses konflik
 
Yuyunnnnn
YuyunnnnnYuyunnnnn
Yuyunnnnn
 
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASIMANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Perilaku organisasi manajemen konflik
Perilaku organisasi manajemen konflikPerilaku organisasi manajemen konflik
Perilaku organisasi manajemen konflik
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIKMANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan KonflikTeknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
 

Similar to Change Management and Handling Conflict

Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaLailliyaNurjana
 
ppt.management tentang menagement konfilik pptx
ppt.management tentang menagement konfilik  pptxppt.management tentang menagement konfilik  pptx
ppt.management tentang menagement konfilik pptxWahyudiSelan
 
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi Aqsathya Chan
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjairgicaturRahman
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5lismanto
 
4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.pptDahliaAnnissa
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanjamal bae
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx012CicikWudiati
 
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.ppt
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.pptMateri Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.ppt
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.pptNurulEfiningsih2
 
konflik-organisasi.ppt
konflik-organisasi.pptkonflik-organisasi.ppt
konflik-organisasi.pptArifinMasruri
 
PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI Aulia Hamunta
 
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.ppt
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.pptManajemen pengelolaaan konflik-organisasi.ppt
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.pptHarisKamsurya1
 
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3HanaYulia4
 
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"Kanaidi ken
 

Similar to Change Management and Handling Conflict (20)

Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
 
ppt.management tentang menagement konfilik pptx
ppt.management tentang menagement konfilik  pptxppt.management tentang menagement konfilik  pptx
ppt.management tentang menagement konfilik pptx
 
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi
Perilaku Organisasi Konflik dan negosiasi
 
Bab 14
Bab 14Bab 14
Bab 14
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5
 
4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
 
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptxKelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
Kelompok 5_PPT_Konflik dan Manajamene Konflik.pptx
 
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.ppt
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.pptMateri Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.ppt
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KONFLIK.ppt
 
konflik-organisasi.ppt
konflik-organisasi.pptkonflik-organisasi.ppt
konflik-organisasi.ppt
 
3.Manajemen Konflik.pptx
3.Manajemen Konflik.pptx3.Manajemen Konflik.pptx
3.Manajemen Konflik.pptx
 
PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI
 
Konflik
KonflikKonflik
Konflik
 
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.ppt
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.pptManajemen pengelolaaan konflik-organisasi.ppt
Manajemen pengelolaaan konflik-organisasi.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
 
Management conflict
Management conflictManagement conflict
Management conflict
 
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Conflict at Workplace _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Change Management and Handling Conflict

  • 1. Resume: Konflik di Dalam Organisasi Oleh: Dian Kurniawati 111400257 TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL TELKOM UNIVERSITY BANDUNG 2013
  • 2. 1. Pengertian Konflik Konflik merupakan suatu proses diawali ketika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negative, atau akan segera mempengaruhi secara negative, sesuatu yang menjadi perhatian pihak lain. 2. Transaksi dalam Pandangan tentang Konflik Menurut Robbin Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: a. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan. b. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi. c. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
  • 3. 3. Perbandingan Konflik Tugas, Konflik Hubungan , dan Konflik Proses Gibson dkk (2004: 252-253) menjelaskan adanya tiga hal yang merangsang konflik dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok yakni: a. Konflik Tugas: konflik yang terjadi antara isi dan tujuan kerja b. Konflik Hubungan : konflik yang terjadi karena hubungan antar personal. c. Konflik Proses: konflik yang berhubungan dengan bagaimana pekerjaan dijalankan. 4. JENIS –JENIS KONFLIK Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya. a. Konflik Dilihat dari Fungsi Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu: 1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya. 2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain. 3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
  • 4. 4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya. 5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama. 6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis. c. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut: 1) Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan. 2) Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat. 3) Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi. 4) Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive conflict.
  • 5. 5. Proses Konflik TAHAP I : POTENSI PERTENTANGAN DAN KETIDAKSELARASAN Tahap pertama adalah munculnya kondisi yang member peluang terciptanya konflik. Kondisi-kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai sebab atau sumber konflik. Kategori umumnya antara lain : - Komunikasi - Strukur - variabel-variabel pribadi TAHAP II : KOGNISI DAN PERSONALISASI Tahap ini penting karena dalam tahap inilah biasanya isu-isu konflik didefinisikan. Pada tahap ini pula para pihak memutuskan konflik itu tentang apa. Konflik yang dipersepsi adalah kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang munculnya konflik. Konflik yang dirasakan adalah keterlibatan dalam sebuah konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan. TAHAP III : MAKSUD Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Banyak konflik semakin rumit karena salah satu pihak salah dalam memahami maksud pihak lain. Di sisi lain, biasanya ada perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku, sehingga perilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat maksud seseorang.
  • 6. TAHAP IV : PERILAKU Pada tahap inilah konflik mulai terlihat jelas. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku konflik ini biasanya merupakan upaya untuk menyampaikan maksud dari masing-masing pihak. TAHAP V : AKIBAT Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi atau akibat ini bisa saja bersifat fungsional atau disfungsional. Dikatakan bersifat fungsional ketika konflik tersebut justru menghasilkan perbaikan kinerja kelompok, sedangkan disfungsional adalah ketika konflik tersebut menjadi penghambat kinerja kelompok. 6. Penanganan Konflik Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik : a. Berkompetisi Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose
  • 7. solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan. b. Menghindari konflik Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut. c. Akomodasi Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini yaitu : d. Kompromi Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
  • 8. e. Berkolaborasi Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan. 7. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar - belakanginya (antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi. Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah - pahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik. Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik. Variabel Pribadi. Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian tertentu, misalnya, individu
  • 9. yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang nyata, jika pihak-pihak yang terlibat mewujudkannya dalam bentuk perilaku. Misalnya, serangan secara verbal, ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan sebagainya.