Tugas ini membahas tentang perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dan dunia secara umum. Dijelaskan peran Al-Quran dan sejarah awal lembaga keuangan syariah pada masa Nabi Muhammad SAW. Kemudian dibahas pendirian bank syariah modern pertama dan pengaruhnya. Selanjutnya diuraikan peran lembaga internasional seperti IDB dan AAOIFI serta lembaga domestik seperti BI dan Kementerian Keuangan dalam peng
2. BAB 2
1. Jelaskan kaitan Al-quran dengan keberadaan lembaga keuangan syariah.
Al-quran digunakan sebagai sumber hukum dari lembaga keuangan syariah dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Al-quran mengatur kegiatan bisnis bagi orang-perorang
dan kegiatan ekonomi secara makro bagi seluruh umat di dunia secara eksplisit dengan
banyaknya instruksi yang sangat detail tentang hal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan
dalam menjalankan praktek-praktek sosial-ekonomi. Para ahli yang meneliti tentang hal-
hal yang ada dalam Al-quran mengakui bahwa praktek perundang-undangan Al-quran
selalu berhubungan dengan transaksi. Hal ini, menandakan bahwa betapa aktivitas
ekonomi itu sangat penting menurut Al-quran.
2. Jelaskan perkembangan lembaga keuangan syariah yang terdapat pada masa Nabi
Muhammad SAW.
Baitul Mal adalah lembaga keuangan yang didirikan pada masa Rasulullah dan tetap
dipertahankan sampai masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, lalu diadaptasi oleh
dinasti Islam setelah masa khalifah. Lembaga Keuangan ini berfngsi untuk mengatur
pendapatan negara Islam saat itu yang dibagi menjadi pendapatan primer dan sekunder.
a) Pendapatan Primer
Pendapatan Primer terdiri atas:
Zakat
Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim khususnya ahli
kitab, untuk jaminan perlindungan jiwa.
Kharaj atau pajak tanah dipungut dari non muslim ketika Khaibar
ditaklukkan.
Ushur adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang
b) Sekunder
3. Selain sumber primer pendapatan yang digunakan sebagai penerimaan fiscal
pemerintah pada masa Rasulullah Saw dan terdapat juga sumber pendapatan sekunder
yaitu :
Uang tebusan untuk tawanan perang
Khumus atau Rikaz harta karun temuan pada periode sebelum Islam
Amwal fadhla
Wakaf
Nawaib, yaitu pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan pada kaum
muslimin yang kaya
Bentuk lain sedekah seperti kurban dan kaffarat
3. Jelaskan perkembangan lembaga keuangan syariah yang terdapat pada masa
kekhalifahan.
Dalam perkembangannya di tangan Umar bin Khattab baitul mal dikonsepsikan sebagai
institusi penyimpanan dan pengalokasian harta kekayaan kaum muslimin dalam arti luas.
Artinya baitul mal semakin mapan bentuknya pada masa kekhalifahannya. Hal ini
dilatarbelakangi oleh melimpahnya kekayaan kaum muslimin pada akhir kekhalif ahan
Abu Bakar, yang kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat pengumpulan dan
penyimpanan harta negara. Di samping itu pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab
daerah kekuasaan Islam semakin luas, sehingga tanggungjawab pemerintah semakin
banyak. Dari sisi pendapatan, dana yang terkumpul dari zakat, kharaj dan sebagainya
semakin menumpuk. Pada masa pemerintahannya juga telah dibentuk lembaga peradilan
dan pemerintahan. Perhatiannya yang besar pada kemakmuran, ditandai adanya
pembanguan f asilitas umum, dan keberhasilannya dalam menciptakan jalan penghubung
antara sungai Nil dan laut merah.
4. Jelaskan sejarah pendirian lembaga keuangan syariah modern pertama kali dan
pengaruhnya terhadap dunia Internasional.
Sejarah perkembangan perbankan syariah modern tercacat pertama kali di Pakistan dan
Malaysia pada tahun 1994, yaitu pengelolaan dana jama’ah haji secara non-konvensional.
Rintisan bank syariah lainnya adalah dengan berdirinya Mit Ghamr Lokal Saving bank
4. pada tahun 1963 di Mesir oleh Dr Ahmad El-Najar. Permodalannya di bantu oleh raja
Faisal dari Arab Saudi. Bank pedesaan yang beroperasi tanpa bunga dan sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah tumbuh dengan baik. Empat tahun kemudian Mit Ghamr Lokal
Saving bank berkembang dengan Sembilan cabang dengan nasabah sekitar satu juta
orang. Namun pada tahun 1967, karena persoalan politik maka bank ini ditutup dan
diambil alih oleh National Bank of Egypt dan Central Bank of Egypt yang beroperasi atas
dasar bunga.
Secara kolektif gagasan berdirinyan bank syariah ditingkat internasional muncul dalam
koferensi Negara-negara Islam sedunia, di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27
April 1969, yang diikuti 19 negara peserta. Untuk mempermudah pendirian bank syariah
tersebut. Maka pada Sidang Menteri Luar Negeri negara Organisasi Konferensi Islam
(OKI) di Karachi, Pakistan, delegasi Mesir mengajukan proposal untuk mendirikan bank
syariah. Sehingga pada sidang OKI di Jeddah,1994, maka rancangan pendirian Bank
Pembangunan Islam (Islamic Development Bank) dengan modal awal 2 miliar dinar
disetujui.
Potensi pasar yang besar bagi kegiatan perbankan islam, telah membuka cakrawala baru
bagi bank-bank yang berasal dari negara-negara nonmuslim untuk membuka islamic
devision dibank tersebut. Hal ini dilakukan, misalnya oleh Citibank, Chase Mahattan
Bank, ANZ Bank, dan Jardine Fleming. Mengingat bank Islam sekalipun melakukan
kegiatan nya berdasarkan syariah atau hukum Islam, tetapi karena boleh pula melayani
siapa saja termasuk yang nonmuslim, maka jasa-jasa perbankan Islam telah dirintis oleh
bank-bank tersebut diatas sebagai pilihan pembiayaan. Bahkan di Eropa yang notabene
sebagian besar masyayrakatnya nonmuslim, bank Islam tumbuh dengan pesat.
Pertumbuhan perbankan Islam yang sangat aktif di London, karena paling sedikit dua
alasan. Alasan pertama, London merupakan pusat keuangan dunia terkemuka dan
alasan kedua, karena hubungan sejarah yang sangat erat dari masa lalu antara negara-
negara Teluk di Timur Tengah (Gulf Countries) dengan Inggris. Di London banyak
sekali tinggal para syeh, orang-orang kaya Arab, dari Negara-negara Teluk dan banyak
diantara mereka yang berusaha dibidang keuangan. Mereka juga memiliki lembanga-
lembaga keuangan syariah di negaranya, yaitu di Saudi Arabia, Kuwait, Emirat Arab, dan
Qatar. Di Eropa perbankan Islam memperoleh dasar untuk tumbuh yang baik,karena
5. tingkat inflasi dan bunga bank yang rendah. Bank-bank Islam memang lebih dapat
berkembang di negara-negara dengan tingkat inflasi dan bunga yang rendah
dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat inflasi dan bunga bank yang tinggi .
Sebagian besar negara-negara Islam telah mendirikan bank-bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah, jauh lebih menguntungkan bersaing dengan ban-bank
konvensional yang ada. Masyarakat lebih percaya dan yakin untuk menanamkan
modalnya kepada bank-bank Islam. Prinsip bank dengan bunga mulai ditinggalkan oleh
mereka, dengan beralih menggunakan prinsip bank tanpa bunga padaa lembaga-lembaga
keuangannya.
5. Jelaskan peran lembaga-lembaga Internasional seperti Islamic Development Bank
(IDB), Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution
(AAOIFI), Islamic Financial Service Board (IFBS) dan International Islamic
Financial Market (IIFM) dalam pengembangan lembaga keuangan syariah di dunia
secara umum dan di Indonesia secara khusus.
a. IDB
Peran IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek-proyek produktif dalam
pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB juga mendirikan dan
mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti dana bantuan untuk
masyarakat Muslim di negara-negara non-anggota IDB dan berwenang untuk
menerima dana dan memobilisasi dana tersebut berdasarkan sumber daya keuangan
syariah yang kompatibel. Hal ini juga dituntut dengan tanggung jawab untuk
membantu dalam promosi perdagangan luar negeri terutama dalam barang-barang
modal di antara negara anggota yakni memberikan bantuan teknis kepada negara-
negara anggota, dan memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibat dalam
kegiatan pembangunan di negara-negara Muslim untuk menyesuaikan diri dengan
Syariah. Adapun tujuan dari IDB sendiri adalah untuk mendorong pembangunan
ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara anggota dan masyarakat muslim baik
secara perorangan maupun bersama-sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yaitu,
Hukum Islam.
b. AAOIF
6. Lembaga ini didirikan oleh Bank Dunia bekerja sama dengan Bahrain Monetery
Agency. AAOIFI memiliki misi untuk menciptakan sistem keuangan yang transparan,
berkesinambungan, dan bersih. Sejumlah standar akuntansi dan audit yang diterbitkan
AAOIFI menjadi dasar bagi lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia.
c. IFBS
Salah satu tujuan pendirian IFBS adalah secara aktif melaksanakan program
diseminasi dan edukasi perbankan dan keuangan termasuk standar IFBS yang telah
dihasilkan melalui rangkaian workshop dan seminar ke berbagai neara dalam rangka
antara lain untuk memperoleh masukan dari otoritas dan industri mengenai best
practices serta kemungkinan penyempurnaan proram dan standar IFBS dimaksud.
d. IIFM
Peran utama IIFM adalah mendorong perkembangan pasar keuangan syariah
internasional baik pasar primer maupun sekunder antara lain dalam mengupayakan
standarisasi instrument keuangan syariah khususnya dari kontrak dan strukturnya,
menerbitkan sejumlah pedoman serta mendorong kerja sama di antara lembaga
keuangan syariah. Untuk mendorong perkembangan keuangan syariah IIFM juga
secara aktif menjalin kerja sama tidak hanya yang menjalankan prinsip syariah namun
juga yang menjalankan prinsip konvensional.
6. Sebutkan beragai jenis lembaga keuangan syariah yang terdapat di Indonesia dan
jelaskan karakteristiknya masing-masing.
Lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatannya
dengan berlandaskan prinsip syariah Islam. Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari Bank
dan non Bank (Asuransi, Pegadaian, Reksa Dana, Pasar Modal, BPRS, dan BMT).
Karakter dan Prinsip Lembaga Keuangan Syariah
Dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam koridor-koridor
prinsip-prinsip:
Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masing pihak
Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha
yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan
7. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui
kondisi dananya
Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
7. Identifikasikanlah kaitan kerja sama yang mungkin dilakukan oleh bank syariah
dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya.
Dalam rangka meningkatkan ekonomi umat sebagai bagian dari program pembangunan
ekonomi kerakyatan, Bank Umum Syariah sudah seharusnya memanfaatkan dan
memberdayakan BPRS sebagai lembaga yang menghimpun masyarakat usaha kecil dan
mikro dengan mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat
dalam sebuah bentuk kemitraan berupa pembinaan manajerial koperasi, pengembangan
sistem keuangan mikro dan kerjasama pembiayaan bagi para pengusaha kecil dan mikro
Dalam kerjasama peningkatan manajemen, Bank Umum Syariah akan membantu BPRS
dalam beberapa tahapan yang bertujuan memberikan proses justifikasi terhadap sistem
kerja dan teknik operasional BPRS berdasarkan sistem kerja dan teknik operasional
standar Bank Umum Syariah.Tahapan kerjasama peningkatan manajemen dari Bank
Umum Syariah kepada BPRS adalah berupa:
In House Training (pembekalan pengetahuan teoritis)
On the Job Training (magang penerapan kerja)
Pembinaan Operasional BPRS secara professional
8. Jelaskan peran institusi-institusi seperti BI, Departemen Keuangan, MUI, dan IAI
terhadap perkembangan industri perbankan syariah.
a. BI
Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai peran dalam menentukan dan
memberikan arah perkembangan perbankan serta dapat melindungi masyarakat, maka
Bank Indonesia mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk membina serta melakukan
pengawasan terhadap seluruh kegiatan perbankan, termasuk dalam pengembangan
ekonomi syariah.
Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar
Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-
8. aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka
di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan
universal, pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam,
peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan
syariah lebih dari sekedar bank.
b. Departemen Keuangan
Upaya pengembangan pasar keuangan syariah tentu juga tidak bisa terlepas dari peranan
Departemen Keuangan. Pada pasar modal dan lembaga keuangan nonbank syariah,
lembaga yang membinanya adalah Bapepam-LK. Bapepam-LK merupakan
penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam ) dan Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan Depatemen Keuangan. Bapepam-LK berada di bawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-
hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standadisasi teknis di bidang lembaga keuangan.Dalam perjalanannya, Bapepam-LK
telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait peraturan aplikasi prinsip-prinsip syariah di
ruang lingkup pasar modal syariah.
c. MUI
Sejak terbentuk pada tahun 1998, peran DSN-MUI telah mengeluarkan sejumlah fatwa
tentang ekonomi syariah dan keuangan syariah. DSN-MUI juga telah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan fatwa tersebut disetiap lembaga keuangan syariah
melalui DPS, yang merupakan organisasi dalam membantu DSN-MUI. Fatwa DSN-MUI
akan mengikat lembaga keuangan syariah karena fatwa yang telah diputuskan itu akan
diterjemahkan sebagai peraturan perundang-undangan dan menjadi pedoman serta
panduan bagi lembaga regulator untuk menerbitkan aturan tentang lembaga keuangan
syariah. Namun bagi masyarakat umum, fatwa DSN-MUI hanyalah bersifat seruan moral
yang tidak mengikat dan tidak wajib untuk diikuti.
d. IAI
Sejalan dengan mulai diberlakukannya ketentuan transparansi bagi perbankan syariah,
selama tahun laporan telah dilakukan pertemuan dengan pihak Ikatan Akuntan Indonesia
yang ditindaklanjuti dengan pemberian materi yang diperlukan pada pelatihan
berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia kepada para Akuntan
9. Publik Indonesia dalam rangka memberikan pemahaman mengenai proses pelaksanaan
pemenuhan ketentuan tersebut yang mulai berlaku untuk laporan keuangan tahun buku
2006.
Dalam upaya untuk mendorong tersusunnya norma-norma keuangan syariah yang
seragam dan pengembangan produk yang selaras antara aspek syariah dan kehati-hatian,
pada tahun laporan telah dilakukan pembahasan bersama pihak terkait didalam Komite
Akuntansi Syariah dimana Bank Indonesia sebagai salah satu anggotanya bersama Ikatan
Akuntan Indonesia dan pihak lainnya.
9. Dengan melihat data perbakan syariah yang dikeluarkan oleh BI, simpulkanlah
perkembangan syariah di Indonesia dan prospeknya dalam sepuluh tahun kedepan.
Perbankan syariah masih potensial di masa depan, mengingat sekarang sudah ada
dukungan pemerintah melalui undang-undang perbankan syariah yaitu UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR21 TAHUN 2008 TENTANG
PERBANKAN SYARIAH
Hal tersebut berati sekarang sudah ada regulasi yang jelas mengenai praktek perbankan
syariah. Efeknya, di masa depan akan ada lebih banyak lembaga keuangan syariah yang
beroperasi karena sudah ada payung hukumnya.
Dari sisi minat masyarakat juga sudah semakin banyak orang yang menganggap
perbankan syariah sebagai sesuatu yang sifatnya primer, bukan lagi sekunder dalam
pilihan menabung atau investasi. Hal ini disebabkan juga karena bangsa indonesia yang
mayoritas beragama islam maka mereka termotivasi untuk mencari bank yang sesuai
syariat islam,
Minat masyarakat juga di dukung oleh pengetahuan mereka tentang keamanan bank
syariah serta keuntungan yang didapat dengan bermuamalah pada bank syariah.
10. Identifikasikanlah permasalahan yang dihadapi oleh industri perbankan syariah
Indonesia pada saat ini.
Pertama, ketersediaan produk dan standarisasi produk perbankan syariah. Hal ini
dikarenakan selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan bisnisnya
sesuai prinsip syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan industri perbankan
10. syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Apalagi, produk bank syariah
tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim.
Kedua, tingkat pemahaman (awareness) produk bank syariah. Hingga saat ini, sangat
sedikit masyarakat yang tahu tentang produk-produk perbankan syariah dan istilah-istilah
di perbankan syariah. "Hanya sekitar 30 persen dari sumber daya yang direkrut
mengetahui istilah perbankan syariah serta tingkat awareness-nya.
11. Jelaskan peran Indonesia dalam pengembangan bank syariah di tingkat
internasional.
Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka
Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar
Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi
aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah
terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat
inklusif dan universal, pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang
lebih beragam, peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan
perbankan syariah lebih dari sekedar bank.
Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan sebagai tahap
implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan syariah,
antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama, menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun 2008
membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan pencapaian
target asset sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun
2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling atraktif
di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan
industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia
sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar
Rp.124 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%.
Kedua, program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning,
differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai perbankan yang
saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi dengan keunggulan
kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparans, kompeten dalam
11. keuangan dan beretika, teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta
adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek branding
adalah “bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond banking”.
Ketiga, program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan
syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan
universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua segmen sesuai dengan
strategi masing-masing bank syariah.
Keempat, program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk yang
beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan)
dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang
mudah dipahami.
Kelima, program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang kompeten
dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan
nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah
secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan
Keenam, program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media cetak,
elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
12. Ada pendapat yang menyatakan bahwa yang boleh dikembangkan oleh masyarakat
muslim hanyalah Baitul Maal sebagaimana yang dikembangkan nabi dan para
khalifah pemerintahan Islam, adapun bank syariah dan lembaga keuangan syariah
lain tidak memiliki dasar syariah yang kuat untuk dikembangkan. Setujukah anda
dengan pendapat tersebut dan berikan argumen guna menerima atau menolak
pandangan tersebut.
Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut, karena bank syariah juga menganut prinsip
yang sama dengan Baitul Maal yaitu menghimpun dana. Namun perbedaan nya yakni
Bank Syariah memiliki sistem bagi hasil antara bank dan pihak kedua sesuai dengan
kesepakatan. Bank syariah beroperasi sesuai dengan syariat Islam sehingga tidak ada
pihak yang dirugikan. Baitul Maal pada saat itu menerapkan konsep lebih baik dari pada
12. Bank Syariah karena tidak diatur oleh regulasi Bank Indonesia. Bank Syariah dan
lembaga keuangan syariah memiliki dasar yang kuat untuk dikembangkan karena sudah
berbentuk badan dan diatur dalam perundang-undangan. Sehingga memiliki kesempatan
untuk memperluas lagi pangsa pasar secara internasional.
13. Identifikasikanlah kelemahan yang terdapat pada bank konvensional.
Sistem bunga haram dalam Islam
Entah siapa yang pertama kali memberlakukan system bunga ini, tetapi sampai
hari ini sangat dikenal masyarakat luas. Dalam pandangan Islam sendiri,
system bunga pada bank itu tidak boleh dilakukan alias diharamkan. Mengapa?
Karena dari system bunga, maka perekonomian akan terombang-ambing
adanya.
Bunga yang begitu besar.
Bunga yang ada di bank konvensional begitu besarnya kadang membuat orang
berfikir dua kali untuk membuka tabungan atau rekening di bank konvensional
tersebut. Setiap bulan pasti berkurang uang yang ada di rekening bank
konvensional dengan persentase bunga yang cukup. Maka dari itu, di point
nomor dua ini yaitu bunga begitu besar sangat cocok untuk kekurangan bank
konvensional.
Kredit bermasalah karena prosedur pemberian kredit tidak potensi dan
penampakan pemberian kredit pada grup sendiri dan kalangan tertentu
Praktik curang seperti bank dalam bank dan transaksi fiktif.
14. Identifikasikanlah 3 kelebihan yang dimiliki oleh bank syariah yang
direncanakan dapat mengatasi kelemahan bank konvensional.
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil
usaha institusi yang meminjam dana.
Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai
intrinsik.
13. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah
transaksi.
15. Jelaskan dan evaluasilah tahapan perkembangan bank syariah yang
direncanakan oleh BI dalam cetak biru pengembangan bank syariah. Berikan
saran anda dalam upaya pengembangan bank syariah.
Kebijakan pengembangan perbankan syariah diterapkan dengan berpedoman pada
starategi pengembangan jangka panjang. Kebijakan tersebut tertuang dalam Cetak Biru
(Blue Print) Pengembangan Perbankan Syariah yang dimulai sejak tahun 2005.
Kebijakan yang ditempuh dalam berapa tahap tersebut difokuskan pada upaya
memperkuat struktur industri perbankan syariah. Disamping itu, kebijakan yang
ditempuh diarahkan untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan yang terjadi di
tingkat nasional maupun internasional guna menjaga momentum pertumbuhan syariah.
Dengan adanya cetak biru tersebut BI dapat dengan mudah mencapai sasarannya. Peran
dari cetak biru sebagai petunjuk ibternal BI dalam mengembangkan perbankan syariah
yang diharapkan menjadi referensi bagi stakeholder dalam pengembangan perbankn
syariah maupun lembaga keuangan syariah lainnya.
14. BAB 3
1. Jelaskan definisi lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional ?
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin
operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini
menegaskan bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian
dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
2. Jelaskan empat prinsip hukum Muamalat ?
Prinsip Mubah –> Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali
yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan Sunah Rasul
Prinsip Sukarela –> Mumalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa
mengandung unsur-unsur paksaan
Prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat –> Muamalah
dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan
mudarat dalam hidup masyarakat
Prinsip Keadilan –> Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan
dalam kesempitan
3. Berilah tiga contoh transaksi yang haram zatnya yang sangat mungkin biasa
dilakukan dibank konvensional ?
a) Transaksi yang mengandung barang atau jasa yang diharamkan
b) Transaksi yang tidak sah akadnya
c) Transaksi yang mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang
diharamkan, seperti :
Tadlis (ketidaktahuan satu pihak)
Gharar (ketidaktahuan kedua pihak)
Ikhtikar (rekayasa pasar dalam pasokan)
15. Ba’i Najsy (rekayasa pasar dalam permintaan)
Maysir (judi), dan
Riba (tambahan yang disayaratkan)
4. Jelaskan perbedaan antara tadlis dan gharar ?
Tadlis merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak diketahui oleh
salah satu pihak (unknown to one party), sedangkan
Gharar merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak diketahui
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.
5. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi dimasyarakat, akan tetapi
masuk dalam kategori tadlis dalam kategori harga, kualitas, dan waktu penyerahan
?
1. Harga –> Ketika harga beras turun dan pembeli tidak mengetahui bahwa harga
beras sudah turun, disini penjual memanfaatkan hal tersebut dengan tetap
menjual harga beras sebesar harga beras aslinya / pada saat sebelum turun
2. Kualitas –> Dalam jual beli handphone, dan sesungguhnya handphone tersebut
memiliki cacat yang diketahui oleh penjual dan tidak diketahui oleh pembeli. Dan
penjual tidak memberi tahu kepada pembeli bahwasannya ada cacat di handphoe
tersebut. Disini penjual memanfaatkan ketidaktahuan pembeli mengenai kualitas
barang tersebut sehingga bisa menjual handphone sesuai harga aslinya (tidak
dikurangi dengan nilai cacat handphone)
3. Kuantitas –> Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli. Pengurangan takaran ini hanya diketahui
oleh penjual
4. Waktu penyerahan –> Seorang kontrakstor berjanji bisa menyelesaikan
pembangunan rumah dinas dalam jangka waktu 5 bulan, padahal kontraktor
tersebut memahami bahwa waktu penyelesaian lebih dari 5 bulan
6. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi dimasyarakat, akan tetapi
masuk dalam kategori gharar dalam kategori harga, kualitas, dan waktu
penyerahan ?
1) Harga –> Misalnya, dalam jual beli mobil secara kredit. Jika mobil tersebut
dilunasi dalam jangka waktu yang lebih cepat maka bunga yang dikenakan adalah
16. lebih kecil. Sedangkan bila dilunasi dalam jangka waktu lebih dari lama, maka
akan dikenakan bunga lebih besar. Disini, penjual dan pembeli tidak mengetahui
kapan mobil tersebut akan terlunasi
2) Kualitas –> Misalnya, penjualan sapi yang masih dalam perut induknya. Dalam
hal ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui
bagaimana kualitas sapi itu nantinya ketika lahir. Apakah pembeli akan
diuntungkan atau dirugikan
3) Kuantitas –> Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon atau
tanaman belum menunjukkan hasilnya. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik
penjual maupun pembeli tidak mengetahui berapa kuantitas hasil panen yang akan
diperjualbelikan. Nilai jual hasil panen bisa lebih tinggi dan bisa lebih rendah dari
nilai yang diserahterimakan
4) Waktu penyerahan –> Misalnya penjualan mobil yang sedang hilang dicuri
dengan akad pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang
sedang hilang dilarikan pencuri. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik pembeli
maupun penjual tidak mengetahui kapan barang akan diserahterimakan
7. Jelaskan yang dimaksud dengan riba dan berilah 3 contoh bisnis yang ada
dimasyarakat yang beroperasi dengan konsep riba ?
Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh atau membesar. Menurut Imam
Sarakhsi dalam Mabsut juz XII, hlm. 109, riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam
transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan
tersebut. Riba adalah bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam dan bersinggungan
langsung dengan praktik perbankan konvensional.
Tiga contoh bisnis yang ada di masyarakat yang beroperasi dengan konsep riba, yaitu:
Bank Konvensional, Praktek lintah darat (rentenir), dan Jual beli emas pada pedagang
eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah.
8. Jelaskan perbedaan antara bai’ najasy dengan bai’ ikhtikat dan berilah masing-
masing 2 contoh yang mungkin masih ada dimasyarakat ?
a) Ba’i najsy adalah tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak
permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk naik
Contoh:Perdagangan saham di bursa efek atau pasar modal dan produksi barang-
17. barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan harga
barang tersebut
b) Ba’i ikhtikar adalah tindakan mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan
cara menimbun
Contoh:Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok lainnya yang
sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.
9. Jelaskan yang dimaksud dengan maysir dan berilah 3 contoh praktek maysir yang
mungkin masih ada dimasyarakat ?
Sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak
lainnya akan menderita kerugian (Ibnu Qudama:Al Mughni, 13/408).
Tiga contoh praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat, diantaranya:
Melakukan taruhan terhadap suatu pertandingan dimana akan ada salah satu pihak
yang dirugikan.
Praktek sms berhadiah dimana hadiah tersebut diperoleh ketika menang undian.
Permainan yang mengharuskan bagi para pemainnya menyetor dana tertentu
untuk dapat memperoleh hadiah tapi dengan cara permainan tersebut diacak.
10. Jelaskan rukun sahnya akad ?
1) Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini,
kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti
proses perjanjian, jika tidak, akad dianggap tidak sah.
2) Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijab kabul). Ijab adalah
ungkapan penyerahan kepemilikan oleh pemilik barang, sedangkan kabul adalah
ungkapan penerimaan kepemilikan oleh pemilik barang berikutnya. Ijab
kabul tidak harus dilakukan secara lisan.
3) Adanya sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam akad
jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya. Adapun
syarat barang tersebut dianggap sah apabila:
Barang tersebut suci atau bisa disucikan
Barang tersebut bisa digunakan dengan cara yang disyaratkan
Komoditas harus bisa diserahterimakan
Barang yang dijual harus milik penjual
18. Bila barang dijual langsung harus diketahui wujudnya, dan bila tidak
berlokasi, harus diketahui ukuran, jenis dan kriterianya.
11. Jelaskan perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi’ah ?
Riba fadhl adalah riba yang timbul karena pertukaran antarbarang ribawi yang
sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda,
Riba nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau
penerimaan barang yang dipertukarkan dengan jenis barang lainnya.
12. Berikan contoh praktek riba qardh dan riba jahiliyah ?
1) Riba qardh –> Praktik perbankan konvensional yang mengharuskan
pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut
dengan bunga.
2) Riba Jahiliyah –> Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan
akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada waktu
yang telah ditetapkan
13. Jelaskan yang dimaksud dengan ta’alluq dan beri contoh ?
Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan, dimana berlakunya akad 1 bergantung
pada akad 2.
Contohnya ta’alluq: Penjualan dengan cara ‘inah, yaitu seseorang menjual barang
seharga tertentu secara cicilan kepada seorang lain dengan syarat. Orang lain tersebut
kembali menjual barang tersebut secara tunai.
14. Transaksi short selling telah dinyatakan terlarang oleh bapepam. Transaksi ini
pada dasarnya juga dilarang oleh syariat islam. Masuk kategori apakah pelarangan
atas transaksi short selling?
Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana short
selling merupakan praktek perjanjian penyerahan syarat berharga yang dilakukan
sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih
murah sebelum tanggal penyerahan.
15. Jelaskan hubungan antara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi
kapitalis dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah, tetapi dibolehkan
kapitalis ?
19. Ekonomi gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah
dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. Hal ini
sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu
sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak. Kemudian termasuk
riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi gelembung mengupayakan
keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.
20. BAB 4
1. Jelaskan landasan hukum pendirian bank syariah di Indonesia ?
Bank syariah di Indonesia mendapatkan pijakan yang kokoh setelah adanya deregulasi
sektor perbankan pada tahun 1983. Kemudian posisi perbankan syariah semakin pasti
setelah disahkannya UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 dimana bank diberikan kebebasan
untuk menentukan jenis imbalan yang akan diambil dari nasabahnya baik bunga ataupun
keuntungan-keuntungan bagi hasil.
Titik kulminasi landasan hukum perbankan syariah telah tercapai dengan disahkannya
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, yang membuka
kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank syariah maupun yang ingin
mengkonversi dari sistem konvensional menjadi sistem syariah.
Pendirian kantor cabang atau di bawah kantor cabang baru, atau
Pengubahan kantor cabang atau di bawah kantor cabang yang melakukan kegiatan
usaha secara konvensional menjadi kantor yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
2. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan BPRS ?
BUS (Bank Umum Syariah)
PERIZINAN:
1) Memperoleh izin dari Bank Indonesia
2) Modal utama minimal 1 triliun
3) Milik WNI/Badan hukum Indonesia
4) WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin kemitraan dengan maksimal
saham 99%.
5) Pemerintah daerah
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF:
21. 1. Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
2. Uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
3. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
sama dengan jumlah anggota Direksi
4. Satu dari dewan komisaris wajib tinggal di Indonesia
5. Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen
6. Anggota direksi bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25%
7. Penambahan Dewan Pengawas Syariah.
PEMBUKAAN KANTOR CABANG:
1. Pembukaan kantor cabang (KC) mendapat izin dari pimpinan BI
2. Pembukaan KC dicantumkan dalam recana bisnis Bank
3. Pelaksanaan pembukaan KC paling lambat 10 hari setelah penerbitan perizinan.
PERUBAHAN NAMA BANK:
1. Perubahan nama Bank wajib dilakukan dengan memenuhi ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan mendapat persetujuan dari BI
2. Permohonan diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah perubahan nama disertai dengan dokumen pendukung
PENCABUTAN IZIN USAHA ATAS KEINGINAN PEMEGANG SAHAM :
1. Harus berdasarkan rapat pemegang saham
2. Harus clear dalam memenuhi kewajiban bank terhadap segala urusan seperti
nasabah
3. Apabila Bank telah menyelesaikan kewajibannya kepada seluruh nasabah, Direksi
mengajukan permohonan pencabutan izin usaha Bank kepada Bank Indonesia
disertai dengan dokumen pendukung.
22. BPRS (Bank Pengkreditan Rakyat Syariah)
PERIZINAN:
1. Milik WNI 100% saham milik WNI
2. Milik WNI dan pemerintah daerah
3. Pemerintah daerah
4. Modal minimal,
(1) 2 milyar Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi
(2) 1 milyar diluar kota provinsi yang dicantumkan diatas
(3) 500 juta di wilayah diluar yang disebutkan diatas.
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF:
1) Wajib memenuhi persyaratan kopetensi, integritas, dan reputasi keuangan
2) Dewan Komisaris wajib mendorong Direksi BPRS untuk memenuhi prinsip
kehati-hatian dan Prinsip Syariah
3) Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang
4) Anggota dewan komisaris wajib berdomisili di dekat kantor BPRS
5) Direktur utama minimal 2 tahun berpengalaman di pendanaan atau pembiayaan di
perbankan syariah
PEMBUKAAN KANTOR CABANG:
1. Pembukaan Kantor Cabang hanya dapat dilakukan dengan izin Bank Indonesia.
2. Berlokasi dalam 1 (satu) wilayah propinsi yang sama dengan kantor pusatnya;
3. Telah tercantum dalam rencana kerja tahunan BPRS
4. Didukung dengan teknologi sistem informasi yang memadai
5. Menambah modal disetor paling kurang sebesar 75% (tuju puluh lima persen) dari
ketentuan modal minimal BPRS sesuai dengan lokasi pembukaan Kantor Cabang.
PERUBAHAN NAMA BANK
1) Diajukan oleh Direksi BPRS paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah perubahan
nama mendapat persetujuan dari instansi berwenang
23. 2) Sesuai UU yang berlaku dan melakukan permohonan perubahan nama ke Bank
Indonesia
3) Diumumkan maksimal 10 hari setelah diizinkan oleh BI.
PENCABUTAN IZIN USAHA ATAS KEINGINAN PEMEGANG SAHAM
tidak ada ketentuan yang signifikan yang mengatur BPRS dalam pencabutan izin.
3. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan UUS ?
BUS (Bank Umum Syariah)
PERIZINAN:
1) Memperoleh izin dari Bank Indonesia
2) Modal utama minimal 1 triliun
3) Milik WNI/Badan hukum Indonesia
4) WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin kemitraan dengan maksimal
saham 99%.
5) Pemerintah daerah
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF:
1. Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
2. Uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
3. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
sama dengan jumlah anggota Direksi
4. Satu dari dewan komisaris wajib tinggal di Indonesia
5. Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris
adalah Komisaris Independen
6. Anggota direksi bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25%
7. Penambahan Dewan Pengawas Syariah.
PEMBUKAAN KANTOR CABANG:
1. Pembukaan kantor cabang (KC) mendapat izin dari pimpinan BI
2. Pembukaan KC dicantumkan dalam recana bisnis Bank
3. Pelaksanaan pembukaan KC paling lambat 10 hari setelah penerbitan perizinan.
PERUBAHAN NAMA BANK:
24. 1. Perubahan nama Bank wajib dilakukan dengan memenuhi ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan mendapat persetujuan dari BI
2. Permohonan diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah perubahan nama disertai dengan dokumen pendukung
PENCABUTAN IZIN USAHA ATAS KEINGINAN PEMEGANG SAHAM :
1. Harus berdasarkan rapat pemegang saham
2. Harus clear dalam memenuhi kewajiban bank terhadap segala urusan seperti
nasabah
3. Apabila Bank telah menyelesaikan kewajibannya kepada seluruh nasabah,
Direksi mengajukan permohonan pencabutan izin usaha Bank kepada Bank
Indonesia disertai dengan dokumen pendukung.
UUS (Unit Usaha Syariah)
PERIZINAN:
1. Memperoleh izin dari Bank Indonesia dalam bentuk izin usaha
2. Rencana pembukaan UUS harus dimasukan ke dalam rencana bisnis BUK
3. Modal kerja UUS minimal 100 milyar
4. Modal kerja harus disisihkan dalam bentuk tunai
5. BUK yang telah mendapatkan izin usaha UUS wajib mencantumkan secara jelas frase
“Unit Usaha Syariah” setelah nama BUK dan logo iB pada kantor UUS yang
bersangkutan
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF:
1. Penunjukan dan/atau penggantian Direktur yang bertanggung jawab penuh terhadap
UUS (Direktur UUS) wajib dilaporkan oleh BUK paling lambat 10 (sepuluh) hari
setelah tanggal pengangkatan dan/atau penggantian efektif
2. Direktur dapat merangkap tugas BUK selama tidak ada benturan
3. Direktur UUS wajib mengikuti proses wawancara
4. Dewan Pengawas Syariah paling kurang 2 orang paling banyak 3 orang
PEMBUKAAN KANTOR CABANG:
25. 1. Pembukaan KCS dapat beralamat yang sama dengan kantor cabang atau kantor
cabang pembantu BUK, sepanjang memenuhi persyaratan tertentu
2. UUS wajib melaksanakan pembukaan KCS dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal izin diberikan.
3. Pelaksanaan pembukaan KCS wajib dilaporkan oleh UUS paling lambat 10 (sepuluh)
hari setelah tanggal pembukaan.
4. Pembukaan KCS hanya dapat dilakukan dengan izin Bank Indonesia.
5. Rencana pembukaan KCS harus dicantumkan dalam rencana bisnis UUS.
PERUBAHAN NAMA BANK :
1. UUS wajib mencantumkan secara jelas nama dan jenis status kantor pada masing-
masing kantornya.
2. UUS wajib mencantumkan logo iB pada masing-masing kantor, Layanan Syariah dan
Kegiatan Pelayanan Kas Syariah
3. Meminta izin ke Bank Indonesia
PENCABUTAN IZIN USAHA ATAS KEINGINAN PEMEGANG SAHAM :
1. Mendapatkan izin dari Bank konvensional yang menaungi UUS
2. Sudah memenuhi kewajiban terhadap nasabah dan aktor di dalam UUS
4. Jelaskan perbedaan fungsi bank syariah dengan bank konvensional ?
Fungsi Bank Syariah
1. Penghimpun Dana
Sama seperti halnya bank umum, bank syariah memiliki fungsi utama sebagai
penghimpun dana dari masyarakat. Bedanya, jika pada bank konvensional si
penabung mendapatkan balas jasa berupa bunga, di bank syariah penabung akan
mendapatkan balas jasa berupa bagi hasil.
2. Penyalur Dana
Fungsi utama bank syariah yang kedua adalah sebagai penyalur dana. Dana yang
telah dihimpun dari nasabah, nantinya akan disalurkan kembali kepada nasabah
lainnya dengan sistem bagi hasil.
3. Memberikan Pelayanan Jasa Bank
26. Fungsi bank syariah yang ketiga adalah sebagai pemberi layanan jasa perbankan.
Dalam hal ini, bank syariah berfungsi sebagai pemberi layanan jasa seperti jasa
transfer, pemindah bukuan, jasa tarikan tunai, dan jasa – jasa perbankan lainnya
Fungsi Bank Umum secara umum dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Agent of Trust (Agen Kepercayaan)
2. Agent of Equity (Agen Ekuitas/Permodalan)
3. Agent of Development (Agen Pembangunan)
5. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah ?
apa yang dilakukan oleh bank syariah, khususnya yang berkaitan dengan penyaluran dana
akan membawa dampak atau resiko kepada pemilik dana (shahibul maal) dari dana yang
dihimpun (deposan atau penabung mudhabah). Hal ini sangat berbeda dengan bank
konvensional, begitu deposan memberikan dana kepada bank konvensional dan
dijanjikan bunga tertentu, deposan tidak menanggung resiko. Bank konvensional bisa
menyalurkan dana atau tidak, mendapatkan pendapatan besar atau tidak, deposan akan
menerima bunga tetap yang diperjanjikan.
Fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana bank syariah dalam menghimpun
dana, khususnya dana mudharabah, bertindak sebagai manager investasi dalam arti dana
tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang
dihimpun tersebut harus dapat menghasilkan yang hasilnya akan dibagi hasil dengan
pemilik dana. Bahkan bank syariah tidak sepatutnya menghimpun dana mudharabah
apabila tidak dapat menyalurkan dana tersebut pada hal yang produktif, karena hasil yang
diperoleh akan tetap dan dibagikan kepada pemilik dana yang lebih banyak sehingga hal
tersebut jelas akan merugikan pemilik dana yang sudah ada.
6. Jelaskan aplikasi fungsi investor pada bank syariah ?
Dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah),
prinsip ujroh (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik) maupun prinsip jual beli (murabahah,
salam, dan salam parallel, istishna, dan istishna paralel) bank syariah berfungsi sebagai
investor sebagai pemilik dana. Oleh karena sebagai pemilik dana maka dalam
menanamkan dana dilakukan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dan tidak
melanggar syariah, ditanamkan pada sector-sektor produktif dan mempunyai risiko yang
27. sangat minim. Penerimaan pendapatan dan kualitas aktiva produktif yang sangat baik
menjadi tujuan yang penting dalam penyaluran dana, karena pendapatan yang diterima
dalam penyaluran dana inilah yang akan dibagikan kepada pemilik dana (deposan atau
penabung mudharabah). Jadi fungsi ini sangat terkait dengan fungsi bank syariah sebagai
manajer investasi.
Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut ( dana
pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat investasi yang
sesuai dengan syari’ah. Investasi yang sesuai dengan syari’ah tersebut meliputi akad
murabahah, sewa-menyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad salam atau istishna’,
pembentukan perusahaan atau akuisisi, pengendalian atau kepentingan lain dalam rangka
mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk, dan investasi atau memperdagangkan
saham yang dapat diperjual belikan atau real estate. Keuntungan dibagikan kepada pihak
yang memberikan kontribusi dana setelah bank menerima bagian keuntungan
mudharibnya yang sudah disepakati antara pemilik rekening investasi dan bank sebelum
pelaksanaan akad. Fungsi ini dapat dilihat dalam hal penyaluran dana yang dilakukan
bank syariah, baik yang dilakukan dengan mempergunakan prinsip jual beli maupun
dengan prinsip bagi hasil.
7. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah ?
apa yang dilakukan oleh bank syariah, khususnya yang berkaitan dengan penyaluran dana
akan membawa dampak atau resiko kepada pemilik dana (shahibul maal) dari dana yang
dihimpun (deposan atau penabung mudhabah). Hal ini sangat berbeda dengan bank
konvensional, begitu deposan memberikan dana kepada bank konvensional dan
dijanjikan bunga tertentu, deposan tidak menanggung resiko. Bank konvensional bisa
menyalurkan dana atau tidak, mendapatkan pendapatan besar atau tidak, deposan akan
menerima bunga tetap yang diperjanjikan.
Fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana bank syariah dalam menghimpun
dana, khususnya dana mudharabah, bertindak sebagai manager investasi dalam arti dana
tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang
dihimpun tersebut harus dapat menghasilkan yang hasilnya akan dibagi hasil dengan
pemilik dana. Bahkan bank syariah tidak sepatutnya menghimpun dana mudharabah
apabila tidak dapat menyalurkan dana tersebut pada hal yang produktif, karena hasil yang
28. diperoleh akan tetap dan dibagikan kepada pemilik dana yang lebih banyak sehingga hal
tersebut jelas akan merugikan pemilik dana yang sudah ada.
8. Ada dua prinsip yang dapat digunakan dalam penghimpunan dana oleh bank
syariah, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Jelaskan perbedaan dua
prinsip tersebut dalam aktivitas penghimpunan ?
Prinsip wadiah dalam perbankan syariah dapat diterapkan pada kegiatan penghimpunan
dana berupa giro dan tabungan. Di Indonesia, hampir semua Bank Syariah menerapkan
prinsip wadiah pada tabungan giro. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada Bank
Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah, dapat dibagi atas dua skema yaitu
skema muthlaqah dan skema muqayyadah. Dalam penghimpunan dana dengan prinsip
mudharabah muthalaqah, kedudukan Bank Syariah adalah sebagai mudharib (pihak yang
mengelola dana) sedangkan penabung atau deposan adalah pemilik dana (shahibul maal).
Hasil usaha yang diperoleh bank selanjutnya dibagi antara bank dengan nasabah pemilik
dana sesuai dengan porsi nisbah yang disepakati dimuka.
9. Jelaskan perbedaan antara wadiah yad-dhamanah dengan wadiah yad-amanah.
Akad manakah yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana
pada bank syariah ?
Perbedaan antara wadiah yad-dhamanah dengan wadiah yad-amanah :
Wadi’ah Yad al-Amanah. Wadi’ah Yad al-Amanah (tangan amanah) artinya, akad
penitipan barang atau uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan
menggunakan barang atau uang tersebut.[8] tapi orang yang dititipi barang
(wadi’) tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi
barang titipan selama bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang
bersangkutan dalam pemeliharaan barang titipan (karena sebab-sebab factor diluar
kemampuannya). Hal ini dikemukakan dalam sebuah Hadis Rasulullah: “jaminan
pertanngungjawaban tidak diminta dari peminjam yang tidak menyalahgunakan
(pinjaman) dan penerima titipan yang tidak lalai.[9]
Wadi’ah Yad adh Dhamanah. Wadi’ah Yad Dhamanah adalah akad penitipan
barang atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik
29. barang dapat memanfaatkan barang atau uang yang dititipkan dan harus
bertanggungjawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut.[10] Akad
wadi’ah ini berlaku apabila orang yang dititipi barang (Wadi’)tidak lagi meng-
Idle-kan asset atau barang titipan tersebut, tetapi penggunaanya dalam
perekonomian tertentu setelah mendapat izin dari orang yang memiliki harta
(Muwaddi’), dengan demikian akad wadi’ah yang berlaku adalah wadi’ah yand
dhamanah (tangan penanggung) yang bertanggung jawab atas segala kerusakan
atau kehilangan yang terjadi pada barang tersebut.[11]
Akad manakah yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana
pada bank syariah : AKAD WADIAH. wadiah adalah titipan nasabah yang harus
dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang bersangkutan
menghendaki. Bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan tersebut.
10. Jelaskan perbedaan mudharabah muthlaqah dengan mudharabah muqayyadh
dalam penghimpunan dana bank syariah ?
Dalam mudharabah mutlaqah, nasabah yang meyimpan dananya di bank syariah tidak
memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam menggunakan dana yang disimpannya.
Bank Syariah bebas untuk menetapkan akad seperti apa yang akan nantinya akan dipakai
ketika menyalurkan pembiayaan, kepada siapa pembiayaan itu diberikan, usaha seperti
apa yang harus dibiayai dan lain-lain. Jadi prinsip mudharabah mutlaqah lebih
memberikan keleluasaan bagi bank.
Sedangkan dalam mudharabah muqayyadah, nasabah yang menyimpan dananya di bank
syariah memberikan batasan-batasan tertentu kepada bank syariah dalam menggunkannya
dana yang disimpannya. Pada prinsip ini, nasabah memberikan satu atau beberapa
batasan seperti usaha apa yang harus dibiayai, akad yang digunakan atau kepada nasabah
yang mana dan lain-lain.
11. Sebutkan tiga alasan kenapa mudharabah muqayyadh tidak cocok untuk
diterapkan pada penghimpunan dana tabungan dan deposito?
Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan
prinsip jual beli
30. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan
prinsip sewa.
Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan
sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.
12. Jelaskan perbedaan antara investasi terikat channeling dan pola investasi terikat
executing ?
Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai agen
tidak menanggung risiko apapun.
Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak yang
menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip
mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah diakomodir karena dalam
praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
13. Jelaskan perbedaan antara tabungan, deposito dan giro ?
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan
sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek
Deposito adalah sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada
masyarakat. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya
tidak boleh ditarik nasabah. Bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga
tabungan biasa.
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir
merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima
pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh
pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada
bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.
14. Jelaskan perbedaan antara tabungan mudharabah dengan tabungan konvensional
?
Tabungan Konvensional:
Bunga sudah ditentukan besarnya terlebih dahulu oleh bank tanpa
memperhitungkan apakah bank sedang mendapatkan keuntungan atau tidak.
31. Besarnya bunga adalah tetap baik bank sedang rugi atau laba. Walaupun ekonomi
sedang booming dan bank sedang mendapatkan banyak laba, akan tetapi tetap
bunga yang diberikan kepada nasabah tidak bertambah
Tabungan Syariah (dengan prinsip bagi hasil):
Tidak menawarkan bunga tetapi bagi hasil dan yang ditetapkan terlebih dahulu
adalah rasio (nisbah) antara bagian keuntungan yang didapat nasabah dan bagian
keuntungan yang didapat oleh bank, misalnya 60:40 artinya 60 persen keuntungan
bagi nasabah dan 40 persen keuntungan bagi bank. Karena itu bagian keuntungan
yang diterima nasabah tergantung dari keuntungan yang didapat oleh bank.
Besarnya keuntungan yang diterima oleh nasabah akan meningkat apabila
keuntungan bank sedang booming.
15. Jelaskan tiga perbedaan antara tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah ?
1. Akad kedua Produk Penghimpun dana tidak sama. Pada Tabungan Wadiah
menggunakan akad Wadiah, lebih tepatnya akad wadiah Yad Adh-dhamanah,
Sedangkan pada Tabungan Mudharabah menggunakan akad Mudharabah. Karena
akadnya adalah wadiah yg merupakan akad sukarela/sosial atau tabarru' maka tidak
ada keuntungan bagi hasil bagi nasabah. Sedangkan Pada mudharabah Keuntungan di
bagi melalu bagi hasil.
2. Pada Tabungan Wadiah bank syariah dapat memberikan bonus yang langsung
ditempatkan ke rekening milik nasabah, Bonus wadiah memiliki 2 syarat yaitu: Tidak
diperjanjikan di awal, dan tidak ditentukan besarnya di awal karena sifatnya adalah
bonus dan sukarela. Sedangkan Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang sifatnya
mengikat adanya kerjasama antara bank dan nasabah.
Pada tabungan mudharabah, nasabah penabung berperan sebagai shahibul mal
(pemilik dana) dan bank syariah sbg mudharib (pengelola dana). Sedangkan Pada
Tabungan Wadiah, nasabah sebagai si Penitip suatu barang atau dana dan Bank
Sebagai Lembaga Penitip suatu barang atau dana tersebut.
3. Perbedaan tabungan wadiah dan tabungan mudharabah terletak tiga aspek yaitu sifat
dana, insentif dan pengembalian dana. Sifat dana pada tabungan wadiah bersifat
titipan sedang sifat dana pada tabungan mudharabah bersifat investasi. Insentif pada
tabungan wadiah berupa bonus yang tidak disyaratkan dimuka dan bersifat sukarela
32. jika bank hendak memberikannya. Adapun insentif pada tabungan mudharabah
adalah berupa bagi hasil yang wajib diberikan oleh bank jika memperoleh pendapatan
atau laba pada setiap periode yang disepakati (biasanya 1 bulan) kepada penabung
sesuai dengan nisbah yang disepakati. Dalam hal pengembalian dana, tabungan
wadiah dijamin akan dikembalikan semua oleh Bank, akan tetapi pada tabungan
mudharabah tidak dijamin dikembalikan semua. Tidak dijaminnya pengembalian
tabungan mudharabah terkait dengan prinsip mudharabah yang menyatakan bahwa
kerugian usaha ditanggung semuanya oleh shahibul maal sepanjang kerugian tidak
disebabkan oleh kelalaian mudharib. Beberapa ahli perbankan syariah menambahkan
perbedaan tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah pada waktu penarikan.
Tabungan wadiah dapat dilakukan sewaktu-waktu sedang tabungan mudharabah
hanya dapat dilakukan pada periode atau waktu tertentu.
16. Jelaskan dengan singkat ketentuan DSN Nomor 2 Tahun 2000 yang terkait dengan
tabungan mudharabah ?
Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa Nomor 02/DSN-
MUI/IV/2000, yaitu:
“Produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan
yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga kita mengenal tabungan
mudharabah dan tabungan wadiah”.
17. Jelaskan perbedaan dan persamaan deposito mudharabah dengan tabungan
mudharabah?
Tabungan menggunakan akad Mudharabah (Bagi Hasil) yang dapat diambil sesuai
jangka waktu yang disepakati diawal dan digunakan dengan maksud tertentu.
Produk tabungan Mudharabah :
Tabungan Qurban
Setoran awal minimal Rp. 100.000,- selanjutnya setoran disesuaikan dengan harga
dan jangka waktu yang diinginkan.
Tabungan Dana Pendidikan/Dana Siswa
Setoran awal minimal Rp. 100.000,- selanjutnya setoran disesuaikan dengan
jangka waktu yang diinginkan.
Tabungan Dana Umrah
33. Setoran awal minimal Rp. 500.000,- selanjutnya setoran disesuaikan dengan
jangka waktu yang diinginkan.
Simpanan deposito Mudharabah (Bagi Hasil) dan hanya bisa diambil sesuai dengan
jangka waktu yang telah disepakati, minimal setoran awal Rp. 3.000.000,- dan
kelipatannya.
Bagi hasil yang diberikan sesuai dengan nisbah jangka waktu deposito
C
ontoh
perhitun
gan
deposito
:
B
apak “A”
memiliki
nominal
Rp.
10.000.000,-
jangka waktu deposito 1 Bulan.
Nisbah Bagi Hasil : Deposito 51% Bank 49%.
Jika keuntungan yang diperoleh Bank untuk porsi Dana deposito adalah sebesar Rp.
25.000.000,- dan rata-rata saldo deposito jangka waktu 1 Bulan adalah Rp. 900.000.000,-
Maka bagi hasil yang akan diperoleh oleh Bapak “A” adalah:
Rp. (10.0000.000,- : 90.000.000,-) x Rp. 25.000.000,- x 51% = Rp. 141.666,- (sebelum
dipotong pajak).
18. Sebutkan tiga skema yang digunakan dalam penyaluran dana bank syariah ?
No
Jangka
Waktu
Nisbah Bagi Hasil
Nasabah
%
Bank %
1 1 Bulan 51 49
2 3 Bulan 54 46
3 6 Bulan 57 43
4
12
Bulan
60 40
34. 1) Pendanaan/Penghimpunan dana:
Titipan (Wadiah)
Dengan skema wadiah, nasabah menitipkan dananya kepada bank syariah.
Nasabah memperkenankan dananya dimanfaatkan oleh bank syariah untuk
beragam keperluan (yang sesuai syariah). Namun bila nasabah hendak
menarik dana, bank syariah berkewajiban untuk menyediakan dana tersebut.
Umumnya skema wadiah digunakan dalam produk giro dan sebagian jenis
tabungan.
Investasi (Mudharabah)
Dengan skema mudharabah, nasabah menginvestasikan dananya kepada bank
syariah untuk dikelola. Bank syariah berfungsi sebagai manajer investasi bagi
nasabah dana. Nasabah mempercayakan pengelolaan dana tersebut untuk
keperluan bisnis yang menguntungkan (dan sesuai syariah). Hasil keuntungan
dari bisnis tersebut akan dibagi hasilkan antara nasabah dana dengan Bank
syariah sesuai nisbah yang telah disepakai di muka.
Qard
Pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (Muqtaridh) yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai dengan pinjaman. Muqridh
dapat meminta jaminan atas pinjaman kepada muqtaridh. Pengembalian
pinjaman dapat dapat dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus.
Qard Ul Hasan
Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk
membantu penerima pinjaman.
2) Pembiayaan/Penyaluran dana
Jual Beli (Murabahah)
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
akan membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual
(pokok pembiayaan + marjin) tersebut akan dicicil setiap bulan selama jangka
waktu yang disepakati antara nasabah dengan bank syariah. Karena harga jual
sudah disepakati di muka, maka angsuran nasabah bersifat tetap selama jangka
35. waktu pembiayaan. Sekitar 70% pembiayaan bank syariah menggunakan
skema murabahah.
Sewa Ijarah
Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk kemudian
disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah membayar sewa ke bank
syariah setiap bulan dengan besaran yang telah disepakati di muka.
Sewa Ta’jiri
Ta’jiri: sama dengan ijarah, tetapi pada akhir masa sewa barang dijual pada
penyewa dengan harga yang disepakati bersama
Jual Beli Barang yang Sedang dalam Proses Pembuatan (Istishna)
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah, namun barang
yang hendak dibeli sedang dalam proses pembuatan. Bank syariah membiayai
pembuatan barang tersebut dan mendapatkan pembayaran dari nasabah
sebesar pembiayaan barang ditambah dengan marjin keuntungan. Pembayaran
angsuran pokok dan marjin kepada bank syariah tidak sekaligus pada akhir
periode, melainkan dicicil sesuai dengan kesepakatan. Umumnya bank syariah
memanfaatkan skema ini untuk pembiayaan konstruksi.
Bagi Hasil Pemodalan Penuh (Mudharabah)
Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah menanggung
sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi.
Bagi Hasil Pemodalan Sebagian (Musyarakah)
Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah tidak menanggung
sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi (biasanya sekitar 70 s.d. 80%).
Diskonto (Bai Al Dayn)
Perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang atau tagihan yang berasal dari
jual beli barang dan jasa.
Jual Beli Pesanan (Salam)
Perjanjian jual beli barang pesanan (muslim fiih) antara pembeli (muslam)
dengan penjual (muslamilaih)
Alih kewajiban (Hiwalah)
36. Pengalihan kewajiban dari satu pihak yang mempunyai kewajiban kepada
pihak lain.
Lainnya
3) Layanan Jasa Keuangan
Wakalah
Wakalah berarti perwalian/perwakilan. Artinya bank syariah bekerja untuk
mewakili nasabah dalam melakukan suatu hal. Bank syariah mengaplikasikan
skema ini pada beragam layanannya semisal transfer uang, L/C, SKBDN dsb.
Rahn
Rahn bermakna gadai. Artinya bank syariah meminjamkan uang (qardh)
kepada nasabah dengan jaminan yang dititipkan nasabah ke bank syariah.
Bank syariah memungut biaya penitipan jaminan tersebut untuk menutup
biaya dan keuntungan bank syariah.
Kafalah
Dengan skema kafalah, bank syariah menjamin nasabahnya. Bila terjadi
sesuatu dengan nasabah, bank syariah akan bertanggung jawab kepada pihak
ke-3 sesuai kesepakatan awal.
Sharf
Merupakan jasa penukaran uang.
Ujr
Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan
yang dilakukan
Lainnya
19. Jelaskan perbedaan antara jual beli dalam bentuk mudharabah dengan jual beli
dalam bentuk salam dan istisnha ?
Jual beli dalam bentuk mudharabah
Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli dimana penjual memberikan informasi
kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan komoditas
(harga pokok pembelian), dan tambahan profit yang diinginkan yang tercermin dalam
harga jual. Murabahah bukanlah merupakan transaksi dalam bentuk memberikan
pinjaman/kredit pada orang lain dengan adanya penambahan interest/bunga, akan tetapi
37. ia merupakan jual beli komoditas. Jual beli ini menekankan adanya pembelian komoditas
berdasarkan permintaan nasabah, dan adanya proses penjualan kepada nasabah dengan
harga jual yang merupakan akumulasi dari biaya beli dan tambahan profit yang
diinginkan
Jual beli dalam bentuk salam
Secara terminologi, jual beli salam ialah menjual suatu barang yang penyerahannya
ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan
pembayaran modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian
hari.[10]Jual beli salam ialah menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan
dengan sifat, barang itu ada di dalam tanggungan si penjual. Misalnya si penjual berkata,
“ Saya jual kepadamu satu meja tulis dari jati, ukurannya 140x100 cm, tingginya 75 cm,
sepuluh laci, dengan harga Rp. 100.000,- “. Pembeli pun berkata, “ Saya beli meja
dengan sifat tersebut dengan harga Rp. 100.000,-”. Dia membayar uangnya sewaktu akad
itu juga, tetapi mejanya belum ada. Jadi, salam ini merupakan jual beli utang dari pihak
penjual dan kontan dari pihak pembeli karena uangnya telah dibayarkan sewaktu akad
Jual beli dalam bentuk istisnha
Transaksi bai’ al-istisna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat
barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut
spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah
pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran: apakah pembayaran dilakukan di
muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan
datang.
Menurut jumhur fuqaha, bai’ al-istishna’ merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-
salam. Biasanya, jenis ini dipergunakan dalam bidang manufaktur. Dengan demikian,
ketentuan bai’ al-istishna’ mengikuti ketentuan dan aturan akad bai’ as-salam.
20. Jelaskan kelebihan dan kekurangan jual beli dalam bentuk salam dan istisnha jika
dibandingkan jual beli dalam bentuk murabahah ?
Murabahah, salam, dan istishna’ merupakan jenis pembiayaan berdasarkan akad jual beli.
Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad jual beli adalah bahwa nasabah yang
membutuhkan suatu barang tertentu, maka padanya akan menerima barang dari pihak
38. bank dengan harga sebesar harga pokok ditambah besarnya keuntungan yang dikehendaki
oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai harga tersebut
oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli, dimana barangnya sudah ada,
sedangkan dalam salam dan istishna’ adalah jual beli dengan pemesanan terlebih dahulu
21. Jelaskan perbedaan antara jual beli istinha dengan jual beli istinha paralel ?
Jual beli istisnha
Transaksi bai’ al-istisna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat
barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut
spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah
pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran: apakah pembayaran dilakukan di
muka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan
datang.
Menurut jumhur fuqaha, bai’ al-istishna’ merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-
salam. Biasanya, jenis ini dipergunakan dalam bidang manufaktur. Dengan demikian,
ketentuan bai’ al-istishna’ mengikuti ketentuan dan aturan akad bai’ as-salam
Jual beli istinha paralel
Dalam sebuah kontrak bai’ al-istishna’, bisa saja pembeli mengizinkan pembuat
menggunakan subkontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut. Dengan demikian,
pembuat dapat membuat kontrak istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya pada
kontrak pertama. Kontrak baru ini dikenal sebagai istishna’ paralel.
Ada beberapa konsekuensi saat bank islam menggunakan kontrak istishna’ paralel.
Diantaranya sebagai berikut:
a. Bank islam sebagai pembuat pada kontrak pertama tetap merupakan satu-satunya
pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajibannya. Istishna’ paralel atau
subkontrak untuk sementara harus dianggap tidak ada. Dengan demikian sebagai shani’
pada kontrak pertama, bank tetap bertanggung jawab atas setiap kesalahan, kelalaian,
atau pelanggaran kontrak yang berasal dari kontrak paralel.
b. Penerima subkontrak pembuatan pada istishna’ paralel bertanggung jawab terhadap
bank islam sebagai pemesan. Dia tidak mempunyai hubungan hukum secara langsung
dengan nasabah dengan kontrak pertama akad. Bai’ al-istishna’ kedua merupakan kontrak
39. paralel, tetapi bukan merupakan bagian atau syarat untuk kontrak pertama. Dengan
demikian, kedua kontrak tersebut tidak mempunyai kaitan hukum sama sekali.
c. Bank sebagai shani’ atau pihak yang siap untuk membuat atau mengadakan barang,
bertanggung jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan subkontraktor dan
jaminan yang timbul darinya. Kewajiban inilah yang membenarkan keabsahan istishna;
paralel, juga menjadi dasar bahwa bank boleh memungut keuntungan kalau ada.
22. Jelaskan perbedaan antara jual beli salam dengan jual beli salam paralel ?
Jual beli salam
Secara terminologi, jual beli salam ialah menjual suatu barang yang penyerahannya
ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dengan
pembayaran modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian
hari.[10]Jual beli salam ialah menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan
dengan sifat, barang itu ada di dalam tanggungan si penjual. Misalnya si penjual berkata,
“ Saya jual kepadamu satu meja tulis dari jati, ukurannya 140x100 cm, tingginya 75 cm,
sepuluh laci, dengan harga Rp. 100.000,- “. Pembeli pun berkata, “ Saya beli meja
dengan sifat tersebut dengan harga Rp. 100.000,-”. Dia membayar uangnya sewaktu akad
itu juga, tetapi mejanya belum ada. Jadi, salam ini merupakan jual beli utang dari pihak
penjual dan kontan dari pihak pembeli karena uangnya telah dibayarkan sewaktu akad
Jual beli salam paralel
Salam paralel berarti melaksanakan dua transaksi bai’ as-salam antara bank dan nasabah,
dan antara bank dan pemasok (suplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan. Dewan
pengawas syariah Rajhi Banking dan Investment Corporation telah menetapkan fatwa
yang membolehkan praktik salam paralel dengan syarat pelaksanaan transaksi salam
kedua tidak bergantung pada pelaksanaan akad salam yang pertama. Beberapa ulama
kontemporer memberikan catatan atas transaksi salam paralel, terutama jika perdagangan
dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus-menerus. Hal demikian diduga akan
menjurus kepada riba.
23. Jelaskan perbedaan prinsip investasi dengan skema mudharabah dan investasi
dengan skema masyarakat ?
Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
40. Adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian bahwa seseorang memberi modal
niaga kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan perjanjian keuntungannya
dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedang kerugian ditanggung oleh pemilik
modal.
Kontrak mudharabah dalam pelaksanaannya pada Bank Syariah nasabah bertindak
sebagai mudharib yang mendapat pembiayaan usaha atas modal
kontrak mudharabah. Mudharib menerima dukungan dana dari bank, yang dengan dana
tersebut mudharibdapat mulai menjalankan usaha dengan membelanjakan dalam bentuk
barang dagangan untuk dijual kepada pembeli, dengan tujuan agar memperoleh
keuntungan (profit)
Musyarakah (Joint Venture Profit & Loss Sharing)
Adalah mencampurkan salah satu dari macam harta dengan harta lainnya sehingga tidak
dapat dibedakan di antara keduanya. Dalam pengertian lain musyarakahadalah akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Penerapan yang dilakukan Bank Syariah, musyarakah adalah suatu kerjasama antara
bank dan nasabah dan bank setuju untuk membiayai usaha atau proyek secara bersama-
sama dengan nasabah sebagai inisiator proyek dengan suatu jumlah berdasarkan
prosentase tertentu dari jumlah total biaya proyek dengan dasar pembagian keuntungan
dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek tersebut berdasarkan prosentase bagi-
hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
24. Jelaskan perbedaan antara prinsip sewa dengan skema ijarah dan prinsip sewa
dengan skema ijarah muntahiya bittamlik ?
Prinsip Sewa Skema Ijarah :
Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah
Syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai objek ijarah,
dari supplier/penjual/pemilik.
Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai barang objek
ijarah, tariff ijarah, periode ijarah, dan biaya pemeliharaannya, maka akad
41. pembiayaanijarah ditandatangani. Nasabah wajib menyerahkan jaminan yang
dimiliki.
Bank menyerahkan barang objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang disepakati.
Setelah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada
bank.
Bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai’ wal ijarah), setelah periode ijarah
berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai asset yang dapat disewakan
kembali.
Bila bank menyewa objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah, atau ijarah paralel),
setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada
supplier/penjual/pemilik.
Prinsip Sewa Skema Ijarah Muntahiya Bittamlik :
Al-bai’ wal ijarah muntahia bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad al-
bai’dan akad ijarah muntahia bittamlik (IMBT). Al-bai’ merupakan akad jual-beli,
sedangkan IMBT merupakan kombinasi antara sewa-menyewa (ijarah) dan jual beli atau
hibah diakhir masa sewa. Dalam ijarah mintahia bittamlik,pemindahan hak milik barang
terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut ini:
Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut
pada akhir masa sewa.
Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan
tersebut pada akhir masa sewa.
Pilihan untuk menjual barang diakhir masa sewa (alternatif 1) biasanya diambil bila
kemampuan financial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa
yang dibayarkan relatif kecil, akumulasi nilai sewayangsudah dibayarkan sampai akhir
periode sewa belum mencukupi harga beli untuk menutupi kekurangan tersebut, bila
pihak penyewa ingin memiliki barang tersebut, ia harus membeli barang itu diakhir
periode.
Pilihan untuk menghibahkan barang diakhir masa sewa (alternatif 2) biasanya diambil
bila kemampuan financial penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena
42. sewa yang dibayarkan relatif besar, akumulasi sewa diakhir periode sewa sudah
mencukupi untuk menutupi harga beli barang dan margin laba yang ditetapkan oleh bank.
Dengan demikian, bank dapat menghibahkan barang tersebut diakhir masa periode sewa
kepada pihak penyewa
Pada al-bai’ wal ijarah muntahia bittamlik (IMBT) dengan sumber pembiayaan dari
unrestricted investment account (URIA), pembayaran oleh nasabah dilakukan secara
bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus mempunyai cash in setiap bulan
untuk memberikan bagi hasil kepada para nasabah yang dilakukan secara bulanan juga.
25. Dalam kondisi apakah skema ijarah dan skema ijarah muntahiya bittamalik cocok
digunakan ?
Jawab:
Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam hal
objek transaksi.
Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko usaha yang lebih
rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif tetap
43. BAB 5
1. Jelaskan tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
syariah bagi penyusun standar, penyususn laporan keuangan, auditor dan para
pemakai laporan keuangan.
Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para pengguna nya. Kerangka ini berlaku bagi segala jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik
sektor publik maupun sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah digunakan sebagai
acuan bagi:
a. Penyususn standar akuntansi syariah, dalam pelaksanaan tugasnya
b. Penyususn laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah
c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
tersebut disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum
d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi syariah
2. Uraikan maksud paradigma transaksi syariah.
Transaksi syariah berlandasan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan oleh tuhan
sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (falah).
Pradigma dasar ini menekankan bahwa setiap aktifitas umat manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai ilahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktifitas usaha. Syariah merupakan
ketentuan hukum islam yang mengatur aktifitas umat manusia yang berisi perintah dan
larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan tuhan maupun
interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam
kegiatan muamalah mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan pemangku
kepentingan entitas yang melakukan transaksi syariah.
44. 3. Jelaskan yang dimakud dengan ukhuwah, ‘adalah, mushlahah, tawazun, dan
syumuliyah beserta kaitan nya dengan akuntansi.
a. Ukhuwah
Ukhuwah berarti Persaudaraan antar sesama. Akuntansi syariah
berasaskan ukhuwah memiliki makna bahwa akuntansi syariah menjunjung tinggi
nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat ekonomi (sharing
economics) sehingga seseorang tidak boleh memperoleh keuntungan di atas
kerugian orang lain. Ukhuwah dalam akuntansi syariah berdasarkan pada
prinsip ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling
menolong), takaful (saling menjamin), dan tahaluf (saling bersinergi).
b. ‘adalah
‘Adalah berarti Keadilan. Akuntansi syariah berasaskan ‘adalah memiliki makna
bahwa akuntansi syariah menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai
posisinya. Lawan dari ‘adalah (keadilan) adalah dzulm (kedzhaliman). ‘Adalah
dalam akuntansi syariah adalah menghindari transaksi yang mengandung unsur-
unsur yang dilarang oleh Islam. Melaksanakan transaksi yang dilarang dalam
Islam sama saja dengan berbuat tidak adil, karena akan merugikan pihak yang
bertransaksi. Unsur yang terlarang dalam transaksi syariah adalah riba (unsur
bunga dalam segala bentuk dan jenisnya), kezaliman (unsur yang merugikan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan), maysir (unsur judi dan
spekulatif), gharar (unsur ketidakjelasan), dan haram (unsur haram baik dalam
barang maupun jasa serta aktivitas operasional terkait).
c. Mashlahah
Mashlahah berarti kebermanfaatan atau kemaslahatan. Akuntansi syariah
berasaskan mashlahah bermakna bahwa akuntansi syariah memiliki nilai kebaikan
dan manfaat yang berdimensi dunia dan akhirat, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif. Mashlahah harus memenuhi unsur kepatuhan terhadap
syariah (halal) dan membawa kebaikan (thayib). Akuntansi syariah dianggap
mashlahah ketika dapat memenuhi tujuan syariah (maqasid syariah) yaitu
menjaga agama (dien),akal (‘aql), keturunan (nasl), jiwa (nafs), dan harta (maal).
45. d. Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan. Akuntansi syariah berasaskan tawazun bermakna
bahwa akuntansi syariah tidak terbatas pada satu aspek tetapi mencakup banyak
aspek baik material dan spiritual, privat dan publik, sektor keuangan dan sektor
riil, bisnis dan sosial, serta pemanfaatan dan pelestarian. Selain itu akuntansi
syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan
semata untuk kepentingan pemilik (shareholder), tetapi pada semua pihak
merasakan adanya aktivitas kegiatan ekonomi dari suatu perusahaan.
e. Syumuliyah
Syumuliyah berarti universalisme atau bersifat menyeluruh. Akuntansi syariah
berasaskan syumuliyah bermakna bahwa akuntansi syariah dapat dilaksanakan
oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan
agama, suku, ras atau golongan tertentu, sesuai dengan semangat rahmatan lil
alamin (rahmat bagi semesta alam). Dengan asas ini, akuntansi syariah tidaklah
hanya terkhusus bagi orang Islam semata, namun bagi non muslim juga dapat
menerapkannnya, karena aspek muamalah maaliyah dalam Islam terbuka untuk
semua manusia.
4. Transaksi syariah dapat berupa komersial dan nonkomersial, jelaskan kedua
bentuk tansaksi tersebut.
Transaksi syariah komersial:
Investasi untuk mendapatkan bagi hasil
Jual beli barang untuk mendapatkan laba
Pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan
Transaksi syariah nonkomersil
Pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh)
Penghimpunan dana penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf
dan hibah
5. Sebutkan pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan.
sahibul maal/pemilik dana
kreditur
pembayar zakat, infak, dan sadaqah
46. pemegang saham
otoritas pengawasan
Bank Indonesia
Pemerintah
Lembaga penjamin simpanan
Masyarakat
6. Jelaskan yang dimaksud dengan pemberi dana qardh dan informasi apakah yang
diperlukannya dari laporan keuangan.
Pemberi dana Qardh adalah orang yang memberikan pinjaman(penyaluran dana) dengan
ketentuan bahw dana tersebut dikembalikan pada waktu yang telah disepakati.
Pemberi dana qardh, pemberi dana qardh tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
7. Jelaskan yang dimaksud dengan pemilik dana syirkah temporer dan informasi
apakah yang diterimanya dari laporan keuangan.
Pemilik dana syirkah temporer adalah pemilik dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
Pemilik dana syirkah temporer, pemilik dana syirkah temporer yang berkepentingan akan
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi
dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman.
8. Jelaskan yang dimaksud dengan pemilik dana titipan dan informasi apakah yang
diterimanya dari laporan keuangan.
Pemilik dana titipan adalah nasabah penabung, mereka harus memastikan apakah dana
yang dititipkan dapat diambil setiap saat. Hal ini terkait dengan ketersediaan dana/kas
pada entitas syariah yang ditunjukan dengan rasio likuiditas.
Pemilik dana titipan, pemilik dana titipan tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat.
9. Jelaskan informasi yang diperlukan oleh pembayar dan penerima zakat, infak,
sedekah, dan wakaf.
47. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayar dan penerima zakat,
infak, sedekah dan wakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasi mengenai
sumber dan penyaluran dana tersebut.
10. Jelaskan kepentingan pengawas syariah terhadap laporan keuangan perusahaan.
Pengawas syariah, pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang
kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah.
11. Apakah tujuan utama dan tujuan lain laporan keuangan syariah?
Tujuan utama laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan lainnya adalah:
mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha;
informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada
dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;
informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak; dan
informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah, dan wakaf.
12. Apakah yang dimaksud dengan asumsi dasar akrual?
Asumsi dasar akrual adalah bahwa setiap transaksi dan pristiwa yang terjadi baik yang
sudah dilalui maupun yang akan terjadi harus diakui pada saat pelaporan keuangan dibuat
(bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar).
Asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuangan tidak hanya memberikan informasi
yang terjadi pada saat waktu yang terlewati (masa lalu) berupa penerimaan dan
48. pembayaran kas, akan tetapi juga memberikan informasi dari kewajiban pembayaran kas
dan sumber kas dari pembayaran tersebut yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
13. Apakah yang dimaksud dengan sumsi kelangsungan usaha?
Asumsi keberlangsungan usaha, artinya bahwa ketika perusahaan menyusun laporan
keuangan tersebut perusahaan akan diasumsikan akan terus menerus beroperasi dan
berjalan dimasa yang akan datang. Jadi tidak diasumsikan bahwa perusahaan tersebut
akan tutup, pailit atau dilikuidasi operasionalnya. Atau bahkan diasumsikan semua
karyawannya akan di PHK.
14. Jelaskan empat karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah.
a. Dapat Dipahami
Setiap laporan keuangan yang disusun dan disajikan hendaknya harus memenuhi
karakteristik ini yaitu mudah dipahami. Salah satu yang mendasari kualitas mudah
dipahami ini laporan keuangan harus berdasarkan standar akuntansi yang berlaku,
dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
b. Relevan
Maksud dari karakteritik ini adalah bahwa setiap informasi yang ada didalam
laporan keuangan harus berhubungan dengan tujuan disusun dan disajikan nya
laporan keuangan. Jangan sampai informasi-informasi yang tidak berguna bagi
pengguna laporan keuangan dimasukan kedalam laporan keuangan.
c. Keandalan
Setiap laporan keuangan harus memperhatikan kualitas dari informasi yang
disampaikan, dalam arti informasi tersebut harus akurat, benar, sesuai dengan
kenyataan, tidak dibuat-buat atau di poles sedemikian rupa hanya untuk
memuaskan pihak-pihak tertentu.
Salah satu cara agar laporan keuangan itu andal adalah dengan diterapkannya
PSAK dalam penyusunan, penyajian, pengungkapan laporan keuangan.
d. Dapat dibandingkan
Salah satu alasan bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan dengan
menggunakan PSAK adalah karena laporan keuangan tersebut harus dapat
dibandingkan antara laporan keuangan dari satu perusahaan dengan laporan
keuangan perusahaan lainnya.
49. 15. Dalam bentuk apakah manfaat ekonomi masa depan dalam suatu aset mengalir
dalam entitas syariah?
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut
untuk memberikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara
kas kepada perusahaan. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset yang
dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa
cara, misalnya:
digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa
yang dijual oleh perusahaan;
dipertukarkan dengan aset lain;
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau
dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
16. Dengan cara apakah penyelesaian kewajiban suatu entitas syariah dapat dilakukan
dimasa depan?
Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajiban sekarang dan komitmen pada masa
depan. Keputusan manajemen entitas syariah untuk membeli aset pada masa depan tidak
dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajiban biasanya timbul hanya
kalau aset telah diserahkan atau entitas syariah telah membuat perjanjian yang tidak dapat
dibatalkan untuk membeli aset.
Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara
misalnya, dengan:
a. Pembayaran kas
b. Penyerahan aset lain
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain atau
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas
Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan
atau membatalkan haknya. Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu.
Jadi, misalnya pembelian barang atau penggunaan jasa menimbulkan utang usaha
50. (kecuali kalau dibayar di muka atau pada saat penyerahan) dan penerimaan pinjaman
bank syariah menimbulkan kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
17. Apakah yang dimaksud dengan dana syirkah temporer?
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu
tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola dan
menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan.
18. Sebutkan beberapa contoh dana syirkah temporer.
Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi mudharabah
muthlaqah, mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yang sejenis.
19. Kenapa dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai sebagai kewajiban
maupun ekuitas?
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena entitas
syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah
dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah.
Disisi lain dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena
mempunyai waktu jatuh tempo danpemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang
sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang
berasal dari aset lancar dan aset non investasi (current and other non investment
accounts).
20. Jelaskan yang dimaksud dengan penghasilan, beban, dan hak pihak ketiga atas bagi
hasil.
Penghasilan adalah setiap tambahan kemapuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menambah kekayaan, baik dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia dalam bentuk nama dan bentuk apapun.
Beban suatu pengorbanan yang dilakukan untuk suatu barang dan jasa, atau dengan kata
lain yakni suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beban dapat pula diartikan sebagai beban yang secara langsung atau tidak langsung telah
dimanfaatkan di dalam usaha, guna mendapatkan suatu penghasilan atau laba.
51. Hak pihak ketiga atas bagi hasil adalah bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan
dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan
keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa dikelompokan sebagai beban
(ketika untung) atau pendapatan (ketiga rugi). Namun, hak pihak ketiga atas bagi hasil
merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang
dilakukan bersama dengan entitas syariah.
21. Kapankan suatu aset diakui?
Aset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi dimasa depan
diperoleh entitas syariah dan aset tersebut memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan handal.
22. Kapankah suatu kewaiban diakui?
Kewajiban diakui dalam neraca jika besarkemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
sekarangdan jumlah yang harus diselaikan dapat diukur secara andal.
23. Kapankah dana syirkah temporer diakui?
Pengakuan dana syirakah temporer dalam neraca hanya dilakukan jika entitas syariah
memilki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur secara handal.
24. Kapankah suatu penghasilan diakui?
Pengukuran penghasilan diakuai dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur.
25. Kapankah suatu beban diakui?
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat
diakui andal.
52. BAB 6
1. Jelaskan perbedaan antara penghimpunan dana pada bank syariah dengan
penghimpunan dana pada bank konvesional ?
Perbedaanya terdapat pada akad yang digunakan jika di bank konvensional hanya
mengenal sistem penghimpunan dana lewat tabungan maupun giro dengan tambahan
berupa bunga yang sudah dipatok dari awal besarannya sedangkan di perbankan syariah
juga sama dengan sistem tabungan dan giro tapi menggunakan akad mudharabah dan
wadiah, kedua akad tersebut dapat diaplikasikan dalam tabungan dan giro dengan
tambahan yang didasari bonus bukan bunga layaknya yang diterapkan di bank
konvensional.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan giro wadiah ?
Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah
adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana meingzinkan kepada bank
untuk memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan
apabila penitip mengambil dana tersebut. Keuntungan aras pengelolaan dan titipan
tersebut menjadi milik bank, karena hakikat wadiah adalah qardh dan pada prinsipnya
tidak ada bonus yang diberikan oleh bank kepada pemilik dana wadiah. Kendati
demikian, bank syariah diperbolehkan memberikan bonus sukarela kepada pemilik dana
wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan dimuka
3. Jelaskan perbedaan mekanisme transfer antarkantor bank yang sama dengan
antarbank yang berbeda ?
Perbedaannya terdapat pada jurnal tranksaksi yang dicatat.
4. Akad apakah yang bisa digunakan untuk giro bank syariah di indonesia ?
kelebihan dan kekurangannya ?
Akad yang digunakan untuk giro bank syariah di Indonesia adalah Akad wadiah.
Kelebihan& Kekurangan Akad Wadiah:
sebagaimana dijelaskan hanya berupa titipan. Dalam jangka waktu pendek memang akan
menguntungkan. Nasabah biasanya tak akan dikenakan biaya apa-apa, seperti biaya adm.
Namun jika dikaji lebih mendalam, apabila wadiah ini dilakukan untuk jangka panjang
53. jelas merugikan. Kenapa tidak, dari waktu ke waktu nilai uang akan mengalami inflasi.
Nilai uang yang tadinya Rp 1000 pada tahun 2001 tidak akan sama dengan nilai Rp 1000
pada tahun 2016. Sementara meskipun jumlah uang sama, tetapi nilai uang akan
mengalami penurunan.
5. Akad apakah yang biasa digunakan untuk tabungan di Indonesia? Jelaskan
kelebihan dan kekurangannya ?
Akad yang digunakan untuk tabungan di Indonesia adalah Akad mudharabah dan wadiah
Kelebihan & Kekurangan Akad mudharabah :
biasanya nasabah akan dibebankan dengan biaya adm bulanan. Artinya saldo nasabah
akan dipotong setiap bulan, sama seperti bank konvensional. Jadi ‘rugi’ dong? Memang
jika dibanding dengan wadiah rugi dalam hal ini, pada wadiah saldo tetap, tak ada
pemotongan biaya adm.Namun pada tabungan mudharabah, uang akan ‘berkembang’.
Uang tersebut akan bertambah sesuai pembagian hasil dari keuntungan usaha usaha yang
dilakukan bank. Pilihan ini cocok pastinya untuk jenis menyimpan uang dalam jangka
panjang.
54. BAB 9
1. Jelaskan definisi murabahah ?
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang di
sepakati. Dalam murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang di beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Murabahah dapat di lakuakan dengan pembelian secara pemesanan dan biasa di sebut
sebagai murabahah pemesanana pembelian. Dalam kitab al-umm, imama syafi’i
menamai transaksi sejenis dengan istilah al amir bisysyira. Dalam hal ini calon pembeli
atau pemesan pembeli dapat memesan kepada seseorang(sebut saja sebagai pembeli)
untuk memebelikan suatu barang tertentu yang di inginkannya. Kedua pihak membuat
kesepakatan mengenai barang tersebut serta kemungkinan harga asal pembelian yang
masih sanggup di tanggung pemesan. Setelah itu kedua pihak juga harus menyepakati
beberapa keuntungan atau t6ambahan yang harus di bayar pemesan.Jual beli antara kedua
pihak dilakukan setelah barang tersebut berada di tangan pemesan.
2. Untuk transaksi apa sajakah murabahah cocok digunakan ?
Murabahah cocok digunakan untuk transaksi jual beli, dan traksaksi jual beli itu boleh
dilakukandengan:
1. Murabahah tanpa pesanan Bank bertindak sebagai penjual barang yang diperolehnya
tanpa adanya pesanan terlebih dahulu dari nasabah.
2. Murabahah berdasarkan pesanan
BANK (Membeli) ==> BARANG (Setelah) ==> NASABAH (Pemesan)
Dan Murabahah umumnya dapat diterapkan juga pada produk pembiayaan untuk
pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti letter of
credit (L/C). skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing
bagi yang sudah biasa transaksi dengan dunia perbankan pada umumnya.
3. Sebutkan landasan syar’i transaksi murabahah ?
Al – Quran
Ayat – ayat Al – Quran yang secara umum membolehkan jual beli.
55. Diantaranya adalah firman Allah : “…dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah :275). Ayat ini munujukan bolehnya melakukan
transaksi jual beli dan Murabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli. Dan firman
Allah : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denga jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu”. (QS. An-Nisaa:29)
Dari ayat Al – quran diatas dapat diketahui bahwa jual beli (Ba’i) sah menurut islam dan
dapat menjadi landasan yang di halalkan dalam mencapai berkah melalui jual beli.
Hadis / Assunah
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam : “Pendapatan yang
paling afdhal (utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli
yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam akan hijrah, Abu
Bakar Radhiyallahu ‘Ahnu, membeli dua ekor keledai, lalu Rasulullah Shallalahu
‘Alaihi Wassallam berkata kepadanya, “jual kepada saya salah satunya”, Abu
BakarRadhiyallahu ‘Anhu menjawab, “salah satunya jadi milik anda tanpa ada
kompensasi apapun”. Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam bersabda, ” kalau
tanpa ada harga saya tidak mau”.
Sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, menyebutkan bahwa boleh
melakukan jual beli dengan mengambil keuntungan satu dirham atau dua dirham
untuk sepuluh dirham harga pokok (Az-Zuhaili, Wahbah. 1997:3766).
Al-Ijma
Transaksi ini sudah diperaktekan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang
mengingkarinya, ini berarti para ulama menyetujuinya. (Ash-Shawy; 1990 :2000).
Kaidah Fiqh
Yang menyatakan : “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya”.
Fatwa Dewan Syariah Nasional
56. Tentang transaksi murabahah :
Fatwa DSN No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentangMURABAHAH
Fatwa DSN No: 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang UANG MUKA
DALAM MURABAHAH
Fatwa DSN No: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang DISKON
DALAM MURABAHAH
Fatwa DSN No: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang SANKSI ATAS NASABAH
MAMPU YANG MENUNDA-NUNDA PEMBAYARAN
Fatwa DSN No: 23/DSN-MUI/III/2002 tentang POTONGAN PELUNASAN
DALAM MURABAHAH
Fatwa DSN No: 46/DSN-MUI/II/2005 tentang POTONGAN
TAGIHAN MURABAHAH
Fatwa DSN No: 4/DSN-MUI/II/2005 tentang PENYELESAIAN
PIUTANG MURABAHAH BAGI NASABAH YANG TIDAK MAMPU
MEMBAYAR
Fatwa DSN No: 48/DSN-MUI/II/2005 tentang PENJADWALAN KEMBALI
TAGIHAN MURABAHAH
Fatwa DSN No: 49/DSN-MUI/II/2005 tentang KONVERSI
AKAD MURABAHAH
4. Jelaskan rukun transaksi murabahah ?
a. Penjual (Ba’i)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau barang
yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah.
b. Pembeli (Musytari)
Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk digunakan, dan
bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual.
c. Objek Jual Beli (Mabi’)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah satu unsure
terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh: alat komoditas transportasi, alat
kebutuhan rumah tangga dan lain lain.