SlideShare a Scribd company logo
1 of 122
SISTEM EKONOMI ISLAM
Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem yang
berasal
dari percampuran antara kapitalisme dan
sosialisme
Sebab, sistem ekonomi Islam adalah sistem
yang khas,
yang berbeda sama sekali dengan kedua
sistem tsb
Sistem ekonomi Islam bersumber dari wahyu Allah
SWT,
yang telah diturunkan kepada Rosul-Nya
Sistem ekonomi Islam berasal dari Dzat Yng Maha
Tahu
PRINSIP-PRINSIP LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH :
Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas
dasar penjualan
sesuai kontribusi dan resiko masing-masing
pihak;
Kemitraan, nasabah, dan pengguna dana,
serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar
sebagai mitra usaha untuk memperoleh
keuntungan;
riil
1.
2.
Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan
memberikan
laporan keuangan secara terbuka dan
Universal, yang artinya tidak membedakan suku,
agama, ras, dan golongan dalam masyarakat
sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil
alamin.
3.
4.
HAL LAIN DIPANDANG
PRINSIP
Larangan menerapkan bunga pada semua
bentuk jenis transaksi
Menjalankan aktivitas bisnis dan
perdagangan
dan
1.
2.
berdasarkan pada kewajaran dan keuntungan
yang
halal
.
Mengeluarkan zakat dari hasil
kegiatannya.
Larangan menjalankan monopoli.
Bekerja sama dalam membangun masyarakat,
melalui aktivitas bisnis dan perdagangan yang
tidak dilarang oleh Islam.
3.
4.
5.
Muhamad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, UII Press
Yogyakarta, 2000, hal 25
CI RI-CI RI LEMBAGA
KEUANGAN S YARIAH
Dalam menerima titipan dan investasi,
Lembaga
Keuangan Syariah harus sesuai dengan fatwa
Dewan
Pengawas Syariah;
1.
Hubungan antara investor (penyimpan dana),
pengguna
dana, dan Lembaga Keuangan Syariah
sebagai mitra usaha, bukan hubungan
debitur-kreditur;
2.
Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya
berdasarkan profit orianted, tetapi juga falah
orianted,
yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di
akhirat;
3.
CI RI-CI RI LEMBAGA
KEUANGAN S YARIAH
Konsep yang digunakan dalam
transaksi
Lembaga Syariah berdasarkan
prinsip
kemitraan bagi hasil, jual beli atau
sewa
menyewa guna transaksi komersial,
dan
pinjam-meminjam (qardh/ kredit)
guna
transaksi sosial;
Lembaga Keuangan Syariah hanya
melakukan investasi yang halal dan
4.
5.
Jawab Maksimum 15
menit
1 Apa yang disebut dengan LKS
2.
3.
4.
5.
Produk apa saja yang dikeluarkan
oleh LKS
Sebutkan LKS non Bank yang
Anda ketahui
Apa bedanya BUS dan UUS
Sebutkan Bank Syariah di
Indonesia
Pada lembar jawaban tulis
Nama, Kelas,
Semester
Free Test
Progra
m
Studi,
dan
Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan
dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga
kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang diterima maupun yang dibayarkan
pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak
nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah
harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam.
Bank Umum syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, maka
bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Beberapa contoh bank umum
syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat
Indonesia dan lain sebagainya.
Unit usaha syariah merupakan unit usaha yang masih di bawah pengelolaan bank
konvensional. Unit usaha syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (islam), atau unit kerja di
kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah. Contoh Unit Usaha
Syariah (UUS) yaitu BNI Syariah, BII Syariah dan lain sebagainya.
LEMBAGA KEUANGAN
No. 14/1967
Semua badan yang
melalui
kegiatannya di bidang
keuangan,
menaruh uang dari
dan
menyalurkannya
dalam
Undang Undang
Pasal 1
Semua badan
yan
kegiatannya
di b menaruh
uang d
menyalurkann
ya
masyrarakat.
SK Menkeu
RI
No. 792 Th.
1990
Lembaga Keuangan
adalah semua badan yang
kegiatannya di bidang
keuangan, melakukan
perhimpunan dan
penyaluran
dana kepada masyarakat.
Pengertian Lembaga Keuangan
Pengertian Lembaga Keuangan
 Menurut Kasmir
,
lembag
a
bergera
k
keunga
n
adala
h
setia
p
perusahaa
n
yan
g
di bidan
g
keuanga
n,
menghimpun
dana,
duanya.
menyalurka
n
dana
atau
kedua
-
Dari beberapa pengertian di
atas
dapat
disimpulkan
bahw
a
Lemba
ga
Keuanga
n
adalah
:
Suat
u
perusaha
an
berkaitan
kegiatann
ya
yan
g
denga
n
dala
m
kegiata
n
usahan
ya
dala
m
ataupu
n
keuanga
n,
yan
g
melipu
ti
penghimpun
an
penyaluran
dana.
Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Menurut Dewan Syariah Nasional Lembaga
Keuangan adalah lembaga yang mengeluarkan
produk keuangan syariah dan yang
mendapatkan izin operasional sebagai lembaga
keuangan syariah.
Definisi tersebut menegaskan bahwa LKS harus
memenuhi dua unsur, yaitu kesesuaian dengan
syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai
lembaga keuangan.
Secar
a
umu
m
Lemba
ga
Keuanga
n
Syariah
keuanga
n
dapa
t
yan
g
disimpulk
an
sebag
ai
suat
u
lembag
a
dalam
sistem
prinsip
syariah.
operasionl
nya
menggunak
an
prinsi
p-
Bentuk –bentuk Lembaga Keuangan
Syariah
 Lembaga Keuangan
Bank
Yaitu lembaga
keuangan
yang menghimpun dan menyalurkan
dana kepada
masyara
kat
sert
a
melakukan kegiatan
jasa-jasa
penduku
ng
lainny
a
seper
ti
transfer, kliring,
penagihan, dll
Lembaga Keuangan
Bukan Bank

Yait
u
lemba
ga
keuang
an
yan
g
seca
ra
langsu
ng
maupu
n
tidak
langsung
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam
bentuk pinjaman
Macam- Macam BANK
Bank Sentral, adalah
bank yang
didirikan berdasarkan Undang-
undang
1.
nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur
peredearan
uang, mengatur pengerhan dana-dana, mengatur
perbankan, mengatur
perkreditan, mmenjaga stabilitas mata uang, mengajukan
pencetakan uang.
Bank semtral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh
bank yang ada di
Indonesia.
Bank Umum, adalah lembaga keuangan yang menawarkan
berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti
menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
memberi kredit
pinjaman, dan menjual jasa asuransi, giro, cek, dll.
2.
3.
Macam-macam LKS Bukan Ba
nk
• Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), adalah lembaga keuangan
mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh
kembangkan derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
ditumbuhkan atas
prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat
setempat.
Asuransi Syariah, yaitu perjanjian antara dua belah pihak atau
lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak
tertanggung, dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
•
•
•
Macam-macam LKS Bukan Ba
nk
• Reksa Dana Syariah, adalah sebuah wadah dimana
masyarakat
dapat menginvestasikan dananya dan oleh
pengurusnya (manajer investasi) dana itu
diinvestasikan ke portfolio efek.
Anjak Piutang Syariah, merupakan perusahaan yang
kegiatannya adalah melakukan penagihan dan
pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan
hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan
atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
Pasar Modal Syariah
Modal Ventura Syariah
•
•
•
Peran Lembaga
Keuangan
Perekonomian
Meperlancar lalu lintas
pembayaran
Sebagai bankir, agen, dan penasehat
Pemerintah
Menciptakan uang
kartal
Menyelenggarakan kliring antara
bank umum
Memberikan pinjaman khusus dan
sementara
Melaksanakan transaksi valuta asing
Membantu pengedaran surat berharga
dalam
•
•
•
•
•
•
•
•
•
• Memberikan saran dan informasi
menganai keadaan
dan pasar modal.
pasar
uang
Sejarah Bank
Berasal dari kata “banco” (Italia) berarti bangku atau counter
.


Popule
.r karena segala aktivitas pertukaran uang orang Itali menggunakan
bangku atau counter
.
Perkembangan perbankan tersendat hingga zaman renaissance Eropa.
1157
140
:
:
Bank pertama didirikan di kota Venice, Itali
berdiri bank deposito di Barcelona
Awal bank Islam Mit Ghamr di Mesir (1963), Nasir Social Bank, Mesir (1973),
Islamic Development Bank, Jeddah (1973) dan Dubai Islamic Bank, Dubai
(1975)
Bank Islam berkembang di berbagai negeri Islam dan Eropa
1997 : 3 lembaga keuangan Barat yang menginvestasikan
dananya dalam pendirian lembaga keuangan Islam yaitu Citibank (USA), ABN
Amro (Eropa) dan ANZ (Australia)
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (pasal 1 ayat 1)

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak (pasal 1 ayat 2).

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berlandaskan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran". (Pasal 1 ayat 3)

Menghimpun dana dari masyarakat
Menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada
masyarakat
Menyediakan jasa-jasa keuangan dan sistem
pembayaran lainnya.



Definisi menurut UU Perbankan Syariah : Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Non-bunga (bagi hasil,
marjin, sewa, fee)
Dewan Komisaris, Direksi &
Dewan Pengawas Syariah
Sistem yang digunakan dalam produk Berbasis bunga
Hanya Dewan Komisaris
dan Direksi
Susunan Pengurus
Jenis pengikatan / akad Hanya satu jenis pengikatan Beragam jenis akad
Berfluktuasi, sesuai kinerja
bank
Hanya bisnis
menguntungkan yang
sesuai prinsip syariah
Hasil investasi setiap bulannya Tetap
Semua bisnis yang
menguntungkan
Penyaluran dana
Laporan kinerja Kurang transparan Transparan
Dapat berperan sebagai
Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Fungsi sosial Tidak ada
Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah
JENIS-JENIS AKAD
BANK
SYARIA
H
Penghimpunan
Wadiah
- Giro
- Tabungan
Mudharabah
- Tabungan
- Deposito
Dana Penyaluran
Piutang
- Qardh
- Murabahah
- Salam
- lstishna
lnvestasi
Dana Jasa-jasa Perbankan
Rahn
Wakalah
Kafalah
Hawalah
Sharf
- Mudharabah : a. Mutlaqah
b. Muqayyadah
- Musyarakah
Sewa
- ljarah
- ljarah Muntahiyyah Bittamlik
Dapat berbentuk Bank Umum / BPR
Perizinan melalui Gubernur Bank Indonesia
Sumber dana tidak berasal dari sumber yang
diharamkan (money laundering)
Wajib mencantumkan kata ”Bank Syariah”




Dilengkapi sarana kantor yang

memperhatikan kaidah syariah, sarana
keamanan fisik, keamanan material untuk
menyimpan uang, surat atau dokumen
berharga
D
D D D
D
R
U
P
S
Ra
p
a t A
n g g
o ta
D e w a
n K o m
is a ris
D ir
e k
s i
e w a n P
e n g a w a
s S y a ria
h
e w a
n A
u d it
iv is i/
U ru
s a n
iv is i/
U ru
s a n
iv is i/
U ru
s a n
SYARAT



Kemampuan teknis di bidang perbankan
Mengetahui ketentuan dan prinsip syariah
Amanah dan berkepribadian Islami
PENGEMBANGAN SDM


Pendidikan dan pelatihan
Kerjasama dengan bank syariah yang
lembaga pendidikan dan pelatihan di
negeri
sudah ada serta
dalam dan luar
PENGHIMPUNAN DANA
(funding product)


WADI’AH
MUDHARABAH
PENYALURAN DANA
(lending product)



JUAL BELI
SYIRKAH
JASA PERBANKAN/Sewa
FEE BASED INCOME
(services product)


Agency/wakalah
Jasa/Ujrah
Susunan organisasi dan kepengurusan
Permodalan
Kepemilikan
Keahlian di bidang perbankan
Kelayakan rencana kerja





Bank Perkreditan Rakyat
Syariah
(BPRS)
Seki las Sej ar ah
• BPR merupakan penjelmaan dari Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung
Nagari (LPN), Lembaga perkreditan Desa (LPD),
Badan Kredit Desa (BKD), Bada Kredit Kecamatan (BKK),
Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan
Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD),
dan atau lembaga lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu.
• Lembaga-lembaga keuangan yang disebutkan
merupakan lembaga yang berpengaruh atas berdirinya
BPR Syariah, keberadaan lembaga keuangan tersebut
memunculkan pemikiran untuk mendirikan Bank Muamalat
Indonesia (BMI) yang berdiri pada tahun 1992.
mendirikan BPR
Syariah,
yaitu
Margahayu-Bandung,
Padalarang-Bandung,
Banjaran-Bandung.
Menteri Keuangan RI pada tanggal 8 Oktober
Sekilas lahirnya BPR
 Pada awalnya ditetapkan tiga lokasi untuk
1. PT BPR Dana Mardhatillah di Kecamatan
2. PT BPR Berkah Amal Sejahtera di Kecamatan
3. PT BPR Amanah Rabbaniyah di Kecamatan
Ketiga BPR tersebut mendapatkan izin prinsip
1990.
B PR
1. Pengertian
Menurut undang-undang (UU) Perbankan No. 7 tahun 1992, BPR
adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan uang hanya
dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan
dana sebagai usaha BPR.
Pada UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR
adalah lemabaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
• Pengaturan pelaksanaan BPR yang menggunakan prinsip
syariah tertuang pada surat Direksi Bank Indonesia No.
32/36/KEP/DIR/tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan
Prinsip Syariah tanggal 12 Mei 1999.
lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya
dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank
1998 tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang
melaksanakan
pembayaran.
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang
selanjutnya diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004
Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan
operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil.
B PR S
Pengertian
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-Syariah) adalah salah satu
mengikuti prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam
BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun
Perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
tanggal 1 Juli 2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan
sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional yang
TUJUAN BPR SYARIAH
Tujuan didirikannya BPR Syariah adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi
umat islam, terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah yang pada
umumnya di daerah pedesaan.
2. Menambah lapangan kerja terutama di
tingkat kecamatan sehingga dapat
mengurangi arus urbanisasi.
3. Membina semangat ukhuwah islamiyyah
melalui kegiatan ekonomi dalam rangka
meningkatkan pendapatan per kapita menuju
kualitas hidup yang memadai.
STRATEGI BPR SYARIAH
Untuk mencapai tujuan operasional BPR Syariah tersebut
diperlukan strategi operasional sebagai berikut:
•BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya
permintaan fasilitas melainkan bersifat aktif dengan melakukan
sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha berskala kecil ..
•BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran
uangnya jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala
menengah dan kecil.
•BPR Syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan
serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi
pembiayaan.
Usaha BPRS
Usaha BPRS telah ditetapkan dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/7/PBI/2004, sebagai berikut:
•Menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk :
1. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah
atau mudharabah.
2. Deposito berjangka berdasarkan prinsip
mudharabah.
3. Bentuk lain yang menggunakan prinsip
wadiah atau mudharabah.
Usaha BPRS
• Menyalurkan dana dalam bentuk:
1. Transaksi jual beli melalui prinsip murabahah,
istishna, salam.
2. Transaksi sewa menyewa dengan prinsip
ijarah
3. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip
mudharabah dan atau musyarakah.
4. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip qardh.
• Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
BPR Syariah sepanjang disetujui oleh Dewan
Syariah Nasional.
Kegiatan Usaha BPR Syariah
Usaha yang boleh dilakukan oleh BPR Syariah antara
lain:
•Menghimpun dana dari masyarakat dalam
simpanan deposito berjangka, tabungan, dan atau
bentuk tabungan .
•Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
•Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia, deposito berjangka, serifikat
deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan BPRS yang dilarang
 Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut
serta dalam lalu lintas pembayaran.
 Melakukan kegiatan usaha dallam bentuk valas
 Melakukan penyertaan modal
 Melakukan usaha perasuransian
 Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana disebutkan pada kegiatan usaha
yang boleh dilakukan oleh BPRS.
Pendirian BPRS
 BPRS hanya dapat didirikan dengan izin Dewan
Gubernur Bank Indonesia.
 Pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan dalam dua tahap:
a. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk
melakukan persiapan pendirian BPRS.
b. izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk
melakukan kegiatan usaha BPRS setelah persiapan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai
dilakukan
Pendirian BPRS
 Untuk mendirikan dan memiliki BPRS berdasarkan
(Pasal 4) Peraturan Bank Indonesia No.
6/17/PBI/2004 modal yang harus disetor adalah:
a. 2 Milyar untuk untuk BPRS yang didirikan di
wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan
Kabupaten/Kota Tangerang, Bogor, Depok, dan
Bekasi.
b. 1 Milyar untuk BPRS yang didirikan di wilayah
ibukota propinsi di luar wilayah tersebut pada huruf a
di atas.
c. 500 Juta untuk BPRS yang didirikan di luar wilayah
tersebut pada huruf a dan huruf b di atas.
Pendirian BPRS
 BPRS hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh:
a. Warga negara Indonesia
b. Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknyua
warga negara Indonesia.
c. Pemerintah daerah.
d. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b dan c.
Contoh Struktur organisasi BPRS
Menurut Hosen dan Hasan Ali (PKES, 2008:11)
BMT adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil
(syari’ah), menumbuhkembangkan bisnis usaha
mikro dan kecil dalam rangka mengangkat
derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan
atas dasar prakarsa dan modal awal dari tokoh-
tokoh masyarakat setempat dengan
berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam
yaitu keselamatan (berintikan keadilan),
kedamaian dan kesejahteraan.

Menurut Heri Sudarsono (2007) BMT yaitu
lembaga yang mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang non
profit seperti halnya zakat, infaq dan sodaqoh.

Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi
yaitu :
1. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) –
menerima titipan dana zakat, infak dan
shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya
sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
2. Baitul T
amwil (Bait = Rumah, at T
amwil =
Pengembangan Harta) - melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil terutama dengan
mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonominya.
Dalil Al-Qur’an surat At-T
aubah ayat 60 dan 103 yang

menjelaskan tentang perintah berzakat, dimana pada
zaman Rasulullah baitul maal didirikan dengan fungsi
untuk menyimpan uang-uang zakat dan lainya.
Dalil yang ketiga yang dijadikan dasar didirikannya BMT

adalah hadits Fi’liyah dimana Rasulullah SAW sendirilah
yang telah membangun BMT
UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Petunjuk Menteri Koperasi dan PPK tanggal 20 Maret 1995
yang menetapkan bahwa bila disuatu wilayah dimana telah


ada KUD dan KUD tersebut telah berjalan baik dan
organisasinya telah diatur dengan baik, maka BMT bisa
menjadi Unit Usaha Otonom (U2O) atau T
empat
Pelayanaan Koperasi (TPK) dari KUD tersebut. Sedangkan
bila KUD yang telah berdiri itu belum berjalan dengan
baik, maka KUD tersebut dapat di operasikan sebagai BMT
.
Oleh karena berbadan hukum koperasi, maka BMT
1992
1995
oleh
harus tunduk pd Undang-undang Nomor 25 tahun
tentang
tentang
koperasi.
Perkoperasian & PP Nomor 9
simpan
tahun
pelaksanaan usaha pinjam
Juga dipertegas oleh KEP
.MEN Nomor 91
tahun 2004 tentang Koperasi Jasa keuangan
syari’ah.
berdirinya
Undang-undang
BMT (Lembaga
tersebut sbg payung
Syari’ah).
Keuangan Mikro
Meskipun sebenarnya tdk terlalu sesuai karena simpan
pinjam dalam koperasi khusus diperuntukkan bagi
BMT
,
anggota koperasi saja, sedangkan didalam
pembiayaan
tetapi juga
yg diberikan tdk hanya kpd anggota
utk diluar anggota atau tdk lagi anggota
jika pembiayaannya telah selesai.
Status Hukum BMT
Karena ketiadaan payung hukum bagi BMT
, saat ini BMT ada yang telah berbadan hukum
hukum. BMT yang berbadan hukum, pada
yayasan dan koperasi. Sedangkan BMT yang
dan ada pula yang belum berbadan
umumnya menggunakan badan hukum
belum berbadan hukum pada umumnya menggunakan KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat). Dan ada beberapa BMT yang tidak diketahui bentuk hukumnya.
Status hukum BMT dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu;
dalam
a. BMT berstatus hukum koperasi. BMT yang berbadan hukum koperasi
melakukan kegiatan usahanya baik berupa menghimpun dana maupun
menyalurkannya mengacu pada aturan UU No. 25 T
ahun 1992 tentang Perkoperasian,
PP RI No. 9 T
ahun 1995 T
entang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
koperasi, Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
91/Kep/M. KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah, dan Peraturan
Menengah 35.2/Per/M.KUKM/X/2007
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
tentang
Jasa
Pedoman Standar Operasional
Syari’ah.
Manajemen Koperasi Keuangan
b. BMT berstatus hukum yayasan. Hal tersebut mengacu pada UU No.
tentang Yayasan. Penggunaan status hukum yayasan bagi BMT tidak
28 T
ahun 2004
sesuai dengan
Pinbuk.
Buku Panduan BMT yang dikeluarkan
c. BMT yang belum memiliki status hukum. Pada umumnya BMT yang belum memiliki
status hukum
Swadaya
d. BMT yang
menggunakan bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat atau Lembaga
Masyarakat.
hukumnya belum diketahui. Hal tersebut disebabkan karena
badan
belum didaftarkan kepada notaris dan masih merupakan bagian dari Dewan
Kemakmuran Masjid.
Penggunaan badan hukum Koperasi untuk BMT itu
disebabkan karena BMT tidak termasuk kepada
lembaga keuangan
nomor 7 tahun 1992
formal yang dijelaskan UU
dan UU nomor 10 T
ahun 1998
tentang Perbankan, yang dapat diopersikan untuk
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
Menurut UU pihak yang berhak menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat adalah Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat, baik dioperasikan
dengan cara konvensional maupun syariah atau
bagi hasil. Namun demikian, kalau BMT dengan
telah
badan hukum KSM atau Koperasi itu
berkembang dan telah memenuhi syarat-syarat
mengusulkan
BPR,
diri
maka pihak menajemen dapat
kepada Pemerintah agar BMT itu dijadikan
Syariah)
sebagian
dengan
BPRS
badan
(Bank Perkreditan Rakyat
huukum koperasi atau perseroan
Pada masa Rasulullah BMT telah ada namun

bentuknya
berfungsi
[endapatan
masih sederhana, yaitu BMT hanya
sebagai
Negara
tempat dikumpulkannya
untuk kemudian dibaikan
kepada masyarakatnya.
Pada masa Khulafaur Rasyidin keberadaan BMT

semakin difungsikan bahkan pada masa Umar
BMT dibangun di provinsi-provinsi.
Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan
Baitul Mal berubah. Al

Khilafah Bani Umayyah, kondisi
jika pada masa sebelumnya Baitul Mal dikelola
dengan penuh kehati-hatian sebagai amanat
pada
Allah
masa
SWT dan amanat rakyat,
Umayyah
kekuasaan
maka
Baitul
pemerintahan
sepenuhnya di
dipertanyakan
Bani
bawah
Mal berada
Khalifah tanpa dapat
atau dikritik oleh rakyat.
Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun
1984 dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid
Salman yang mencoba menggulirkan
lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah
bagi usaha kecil.
Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI
sebagai sebuah gerakan yang secara
operasional ditindaklanjuti oleh Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).


BMT bertujuan mewujudkan kehidupan
keluarga dan masyarakat di sekitar BMT yang
selamat,
mencapai
damai dan sejahtera.Untuk
visi dan pelaksanaan misi dan
tujuan
usaha
bisnis
BMT
,
yaitu
maka BMT melakukan usaha-
mengembangkan lembaga dan
yaitu
Kelompok Usaha
pinjam
Muamalah
kelompok
BMT
.
simpan yang khas binaan
Didirikan untuk pemberdayaan ekonomi ummat
Menciptakan iklim agar potensi masyarakat berkembang
secara berkesinambungan dalam suasana akibat:


Keterbelakangan pendidikan dan ekonomi
Rendahnya semangat ekonomi dan kewirausahaan
Feodalisme akibat penjajahan
Pemahaman ibadah yang sempit




 Sistem dan birokrasi yang tidak memihak secara
seimbang dan proporsional.
1. Didirikan dan dimiliki masyarakat setempat
(swadaya)
Profesional dan berorientasi laba bersama
Pengelolaan berprinsip syari'ah
Pengelola berjiwa Islam
Mundukung usaha kecil - bawah
Sesuai budaya masyarakat setempat
2.
3.
4.
5.
6.
LKS
Sosial Bisnis riil
BMT Sebagai :
Keuangan Syariah, tetapi
1.
2.
3.
Lembaga
Lembaga
Lembaga
bersama
bukan seperti bank
Sosial untuk menyantuni kaum dhuafa
bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
ASPEK SOSIAL
Dengan memanfaatkan dana ZIS
Prioritas penunjang pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat (sandang, pangan, papan,
kesehatan, pendidikan)
Bukan hanya kebutuhan material. Juga
pembinaan syakhsiyah anggota digarap (fungsi
dakwah)



ASPEK KEUANGAN
Sebagai lembaga simpan pinjam
T
api bukan BPRS
Kompetotor BMT adalah para rentenir
Dilakukan secara proaktif (jemput bola)
Prinsip kehati-hatian diutamakan
Bantuan manajemen akan sangat membantu
(Usaha2 Kecil)






ASPEK BISNIS
Sebagai kegiatan dengan orientasi pencarian
laba
Bisa dilakukan secara langsung (usaha riil) atau
tidak langsung (syirkah, murabahah dsb)
Bentuk bisnis yang dilakukan disesuaikan dengan
kondisi yang ada



Prinsip Bagi Hasil
Menggunakan konsep Al-Mudharabah, Al-Musyarakah, Al-Muzara’ah
dan Al-Musaqah.
Sistem Profit
1.
2.
Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan adalah
merupakan pelayanan yang bersifat sosial dan non-komersial.
Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja
Sistem Balas Jasa
3.
T
ata cara jual beli yg dalam pelaksanannya BMT mengangkat nasabah
sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas
nama BMT & kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual
barang yang telah dibelinya dengan ditambah mark up. Keuntungan
BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana. Sistem balas jasa
yang dipakai antara lain : Ba’Al-Murobahah, Ba’As-Salam, Ba’Al-
Istishna & Ba’bitstaman Ajil.
4. Akad Bersyarikat
Akad ini adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih &
masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam
berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian
keuntungan/kerugian yang disepakati. Konsep yg
digunakan yaitu Al-Musyarakah dan Al-Mudharabah.
5. Produk Pembiayaan
Penyediaan uang & tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam di antara BMT dg pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu
tertentu. Menggunakan konsep : Al-Murabahah, Al-
Bai’Bitsaman Aji, Al-Mudharabah & Al-Musyarakah.
Secara umum produk BMT dalam rangka
melaksanakan fungsinya tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi empat hal yaitu:
a.
b.
c.
d.
Produk
Produk
Produk
Produk
penghimpunan dana (funding)
penyaluran dana (lending)
jasa
tabarru’: ZISWAH (Zakat, Infaq,
Shadaqah, Wakaf, dan Hibah)
A. Pola tabungan, dimana T
abungan atau simpanan dapat
diartikan sebagai titipan murni dari orang atau badan
usaha kepada pihak BMT
.
Akad yang digunakan adalah :
1. Simpanan Wadi’ah, adalah titipan dana yang tiap waktu dapat
ditarik pemilik atau anggota dengan mengeluarkan semacam
surat berharga pemindah bukuan/transfer & perintah membayar
lainnya.
Akad di bagi 2 yaitu :
a. Wadhi’ah Yadhomanah yaitu titipan yg akan mendapat bonus
dari pihak Bank Syari’ah jika Bank Syari’ah mengalami
keuntungan.
b. Wadhi’ah Amanah yaitu titipan dana zakat, infaq, dan shodaqoh
2. Simpanan Mudharabah adalah simpanan pemilik
dana yang penyetoran dan penarikannya
dilakukan sesuai dengan perjanjian yang
disepakati sebelumnya.
dapat
telah
Jenis-jenis Tabungan/simpanan :










Tabungan
Tabungan
Tabungan
Tabungan
Tabungan
Simpanan
Simpanan
Simpanan
Simpanan
Simpanan
persiapan qurban;
pendidikan;
persiapan untuk nikah;
persiapan untuk melahirkan;
naik haji/umroh;
berjangka/deposito;
khusus untuk kelahiran;
sukarela;
hari tua;
aqiqoh dan lain-lain
Pola Pembiayaan
Ada 2 jenis pembiayaan yaitu :
Akad Tijarah (jual beli), yakni suatu perjanjian pembiayaan yg
disepakati antara BMT dengan anggota dimana BMT menyediakan
dananya untuk sebuah investasi & atau pembelian barang modal
dan usaha anggotanya yg kemudian proses pembayarannya
dilakukan secara mencicil atau angsuran atau pengembalian
dibayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliaannya.
B.
1.
2. Akad Syirkah (penyertaan & bagi hasil)
- Musyarakah
- Mudharabah
PENGURUS
1. KSM adalah kelompok swadaya masyarakat
dengan mendapat surat keterangan operasional
dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).
Koperasi serba usaha atau Koperasi syari’ah
Koperasi simpan pinjam syari’ah (KSP-S)
2.
3.
Ditentukan oleh rapat Anggota
Memilih dan mengawasi pengelola
PENGELOLA
Dipilih oleh pengurus
Bertugas menjalankan BMT
SISTEM MANAJEMEN DAN SARANA
Sistem manajemen dan akuntansi yang standar
maupun
lembaga keuangan syari'ah baik koperasi
perbankan
Komputerisasi dan software standar
Sarana prasarana mendukung
M O DAL AWAL
Modal awal + Rp. 10 juta berasal
pokok, simpanan wajib serta hibah
dari simpanan
Selanjutnya aset BMT harus dapat mencapai
minimal Rp 50 juta serta memenuhi model
keuangan yang sehat.
Akumulasi kebutuhan dana masyarakat belum
bisa dipenuhi oleh BMT
.
Adanya rentenir yang memberikan dana yang
memadai & pelayanan yang baik dibanding BMT
.
Nasabah bermasalah.
Adanya persaingan tidak islami antar BMT
,
karena persepsi bahwa BMT lain adalah lawan
bukan partner
.
Ketimpangan fungsi utama BMT antara baitul
maal & baitul at tamwil.
Kualitas SDM yang kurang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Optimalisasi SDM yang ada di BMT
.
2. Strategi pemasaran yang lebih luas.
3. Inovasi produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Fungsi partner BMT perlu digalakkan, bukannya
menjadi lawan.
5. Evaluasi bersama BMT
.
1. Latar belakang & sejarah kelahiran
kedua lembaga ini adalah sama-sama
dalam rangka memperjuangkan
kepentingan rakyat golongan bawah
sebagai reaksi terhadap sistem ekonomi
yang berlaku pada waktu itu.
2. Kedua lembaga ini sama-sama
mengandung unsur ekonomi dan sosial
yang saling berkaitan
T
ujuan yang terkandung adalah sama-sama
berusaha untuk mensejahterakan anggota pada
khususnya & masyarakat pada umumnya
terutama bagi golongan masyarakat kecil
dalam rangka mengentaskan kemiskinan bagi
perbaikan ekonomi rakyat.
3.
Jika mengacu pada konsep mekanisme kerja
bahwa kedua lembaga ini diusahakan bergerak
pada 3 sektor yaitu sektor jasa keuangan
melalui simpan pinjam, sektor sosial dan
sektor riil.
4.
Aspek Pembiayaan
Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap nasabah
sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi
hasil adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya
1.
2. Aspek Pengawasan
Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional
adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja
para pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi
syariah, selain diawasi pada pengawasan kinerjanya, tetapi juga
pengawasan syariah. Prinsip-prinsip syariah sangat dijunjung tinggi,
maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan
pada pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran dana serta
pembagian hasil tidak luput dari pengawasan.
3. Aspek Penyaluran produk
Koperasi konvensional memberlakukan system kredit barang atau
uang pada penyaluran produknya, maksudnya adalah koperasi
konvensional tidak tahu menahu apakah uang ( barang ) yang
digunakan para nasabah untuk melakukan usaha mengalami rugi
atau tidak ?, nasabah harus tetap mengembalikan uang sebesar
yang dipinjam ditambah bunga yang telah ditetapkan pada RAT
.
Aktivitas ini berbeda di koperasi syariah, koperasi ini tidak
mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualnya secara
tunai maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah
terjadi pada koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan
kepada para nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi
hasil, artinya jika nasabah mengalami kerugian, koperasipun
mendapatkan pengurangan pengembalian uang, dan sebaliknya.
merupakan salah satu bagi hasil yang diterapkan pada koperasi
syariah
Ini
by Imr@n
4. Aspek Fungsi sebagai lembaga zakat
Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya
sebagai penerima dan penyalur zakat, sedangkan
koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para
nasabahnya, karena koperasi ini juga berfungsi
sebagai institusi Ziswaf .
Pengesahan atas permohonan pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah diatur
sesuai dengan lokasi dan jangkauan keanggotaan koperasi yang bersangkutan,
dengan ketentuan :
• Permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili di dua atau lebih
propinsi, diajukan kepada Menteri c.q Deputi Bidang Kelembagaan
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, setelah terlebih dahulu
mendapatkan rekomendasi Pejabat pada tingkat kabupaten/kota tempat
domisili koperasi yang bersangkutan dan selanjutnya Menteri
mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya;
permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah,
baik Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer maupun Sekunder yang
anggotanya berdomisili di beberapa kabupaten dan atau kota dalam satu
propinsi, diajukan kepada instansi yang membidangi koperasi tingkat
propinsi yang membawahi bidang koperasi, dengan terlebih dahulu
mendapatkan rekomendasi dari Pejabat yang membawahi bidang
koperasi pada kabupaten dan atau kota tempat domisili koperasi yang
bersangkutan. Selanjutnya Pejabat tingkat propinsi mengeluarkan surat
keputusan pengesahan akta pendiriannya;
•
permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Primer dan Sekunder yang anggotanya
berdomisili dalam satu wilayah kabupaten dan atau kota
diajukan kepada Instansi yang membawahi bidang koperasi
pada kabupaten dan atau kota setempat dan selanjutnya
Pejabat setempat mengeluarkan surat keputusan pengesahan
akta pendiriannya;
jawaban terhadap permohonan pengesahan akta pendirian
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dikeluarkan paling lambat
dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya
permohonan pengesahan secara lengkap oleh Pejabat;
bagi instansi yang memberikan pengesahan akta pendirian
diharuskan membuat catatan dan atau data registrasi
koperasi di wilayah masing-masing;
pejabat mencatat pengesahan sebagaimana dimaksud pada
huruf a,b,dan c ke dalam Buku Daftar Umum Koperasi;
tembusan surat keputusan pengesahan akta pendirian yang
dikeluarkan oleh instansi tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat
Propinsi/DI yang membawahi koperasi, dikirimkan kepada
Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah untuk diumumkan dalam Berita Negara RI;
pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c
berlaku sebagai ijin usaha dan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan usaha






ASURANSI SYARIAH
PENGERTIAN ASURANSI
SYARIAH
Secara Bahasa Arab -> at-ta’min (amana): memberi

perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dr rasa takut.
QS. Quraisy (106):4, yaitu “Dialah Allah yg mengamankan dari
Ensiklopedi Hukum Islam -> at-takaful al-ijtima’i atau solidaritas

yg diartikan sbg sikap anggota masyarakat Islam yg saling
memikirkan, memperhatikan, dan membantu mengatasi
merasakan
kesulitan; anggota masyarakat Islam yg satu
penderitaan yg lain sbg penderitaanya sendiri dan
Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001: Asurans
i
Syariah (ta’min,

takaful atau tadhamun) adlh usaha saling melindungi dan tolong
menolong di antara sejumlah org/pihak melalui investasi dlm
bentuk aset dan/atau tabarru yg memberikan pola
akad
pengembalian utk menghadapi risik
o
tertentu melalui
 Secara Bahasa Arab -> at-ta’min (amana): membe
perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dr rasa t
QS. Quraisy (106):4, yaitu “Dialah Allah yg mengamankan
rasa ketakutan.”
 Ensiklopedi Hukum Islam -> at-takaful al-ijtima’i atau
yg diartikan sbg sikap anggota masyarakat Islam yg s
memikirkan, memperhatikan, dan membantu me
kesulitan; anggota masyarakat Islam yg satu mer
penderitaan yg lain sbg penderitaanya sendiri
keberuntungannya adl juga keberuntungan org lain.
 Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001: Asuransi Syariah (ta’m
takaful atau tadhamun) adlh usaha saling melindungi dan to
menolong di antara sejumlah org/pihak melalui investasi
bentuk aset dan/atau tabarru yg memberikan
pengembalian utk menghadapi risiko tertentu melalui
(perikatan) yg sesuai dgn syariah.
menghindari resiko (ancaman) bahaya yg beragam yg akan terjadi
ekonominya.
people living in the same society against a defained risk or castarophe
orang, sehingga antara satu dgn yg lainnya menjadi penanggung
sejumlah orang utk membayar sejumlah uang sbg ganti rugi
kemudaratan”.
mewajibkan seseorang membayar sejumlah uang kpd pihak
perjanjian apabila peserta asuransi mendapat kecelakaan, ia
Asuransi Islam menurut para ahli:
1. Mustafa Ahmad az-Zarqa -> suatu cara utk memelihara manusia dlm
dlm hidupnya, dlm perjalanan kegiatan hidupnya atau dlm aktivitas
2. Moh. Ma’sum Billah -> “mutual guarantee provided by a group of
befalling one’s life, property or any form of valuable things”.
3. Muhammad Syakir Sula -> saling memikul risiko di antara sesama
atas risiko yg lainnya.
4. Wahbah az-Zuhaili mendefinisikan asuransi dalam dua bentuk:
a. At-ta’min at-ta’awuni (asuransi tolong menolong): “kesepakatan
ketika salah seorang di antara mereka mendapat
b. At-ta’min bi qist sabit (asuransi dgn pembagian tetap): “akad yg
asuransi yg terdiri atas beberapa pemegang saham dgn
diberi ganti rugi”.
B. SEJARAH ASURANSI
ISLAM
Yusuf as. Yaitu pada masa kepemimpinan dari Raja
mengalami masa 7 tahun panen yg melimpah dan 7
Nabi menyarankan utk menyisihkan sebagian hasil
sehingga masa paceklik dapat ditangani dgn baik.
sistem ‘aqilah yaitu cara penutupan dari kel
terdapat seseorang terbunuh oleh anggota suku lain,
bentuk uang darah.
 Dlm Islam, praktik asuransi dilakukan pd masa
Nabi Firaun, tafsiran yg ia sampaikan adl bahwa Mesir
akan tahun paceklik. Dan utk mengatasi masa
paceklik itu panen pada masa tahun pertama, dan
saran ini diikuti
 Menurut AM. Hasan Ali, Pada masa Arab sendiri
tdpt pembunuh thdp kelg korban (yg terbunuh).
Ketika maka keluarga pembunuh harus membayar
diyat dlm
FALSAFAH DASAR ASURANSI
ISLAM
Falsafah Asuransi Islam: penghayatan terhadap
semangat saling bertanggungjawab, kerjasama dan
perlindungan dalam kegiatan2 masyarakat, demi
tercapainya kesejahteraan umat dan masyarakat pada
umumnya.
Prinsip-prinsip Asuransi
Islam:
1. Saling bertanggung Jawab
2. Saling Bekerja Sama untuk Bantu Membantu
3. Saling Melindungi dari Segala Kesusahan
D.PERBANDINGAN
ANTARA
ASURANS
I
ISLAM
No Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
1
2
3
mursalah
DAN ASURANSI koNvESIoNAL
Konsep Perjanjian antara dua pihak atau Sekumpulan orang yang saling membantu, lebih,
dimana pihak penanggung saling menjamin, dan bekerja sama, dengan
mengikatkan diri kepada cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’
tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk
memberikan pergantian kepada
tertanggung
Asal-usul Masyarakat Babilonia 4000-3000 Dari Al Aqilah, kebiasaan suku Arab jauh
SM yang dikenal dengan sebelum Islam datang. Kemudian disahkan oleh
perjanjian Hamurabi. Dan tahun Rasulullah menjadi hukum Islam, bahkan telah
1668 berdiri Lloyd of London tertuang dalam konstitusi pertama di dunia
sebagai cikal bakal asuransi (konstitusi Madina) yang dibuat langsung
konvensional Rasulullah
Sumber Bersumber dari pikiran manusia Bersumber dari wahyu Ilahi. Sumber hukum
hukum dan kebudayaan. Berdasarkan dalam syariah Islam adalah Al Qu’ran, Sunnah
hukum positif, hukum alami, atau kebiasaan rasul, ijma’, fatwa Sahabat,
dan contoh sebelumnya qiyas, istishan, urf tradisi, dan marshalih
gharar, riba
gharar,
hangus (untuk produk saving peserta, sehingga tidak mengenal istilah
4 “Maghrib” Tidak selaras dengan Syariah Bersih dari praktek maisir, gharar, dan riba
(Maisir, Islam karena adanya maisir,
riba)
5 Dewan Tidak ada. sehingga banyak Ada, berfungsi mengawasi pelaksanaan
Penga prakteknya yang bertentangan operasional sehingga terbebas dari praktek
was dengan kaidah syara’ yang bertentangan dengan syara’
Syariah
(DPS)
6 Akad Akad jual beli Akad takaful, tabarru’, dan akad ijarah
7 Jaminan/ Transfer of risk (transfer resiko Sharing of risk (saling menanggung antara
risk (resiko) dari tertanggung kepada satu peserta dengan peserta lainnya
penanggung) (ta’awun))
8 Penge- Tidak ada pemisahan dana Pada produk saving (life) terjadi pemisahan
lolaan dana yang berakibat terjadinya dana dana, yaitu dana tabarru’, derma, dan dana
life) dana hangus. Sedangkan untuk term
insurance (life) dan general insurance
semuanya bersifat tabarru’
9 Investasi Bebas melakukan investasi dalam Dapat melakukan investasi sesuai
10 Kepemilikan Dana yang terkumpul dari premi Dana yang terkumpul dari peserta dalam
11 Unsur premi Unsur premi terdiri dari tabel Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur
12 Loading Loading cukup besar dapat Loading sebagian asuransi syariah tidak
kedua. Karena itu, nilai tunai tahun pemegang saham. Namun sebagian lainnya
Agen)
batas ketentuan perundang- perundang-undangan sepanjang tidak
undangan dan tidak terbatasi pada bertentangan dengan prinsip syariah, bebas
halal dan haramnya objek atau dari riba, dan tempat-tempat investasi yang
sistem investasi yang digunakan terlarang
dana peserta seluruhnya menjadi milik bentuk iuran atau kontribusi merupakan
perusahaan. Perusahaan bebas milik peserta. Asuransi syariah hanya
menggunakan dan menginvestasikan sebagai pemegang amanah dalam
kemana saja mengelola dana tersebut
mortalita, bunga, dan biaya asuransi tabarru’ dan tabungan (yang tidak
mengandung unsur riba). Tabarru’ juga
dihitung dari tabel mortalita, tetapi tanpa
perhitungan bunga teknik
(komisi menyerap premi tahun pertama dan dibebankan pada peserta tapi dari dana
pertama dan kedua biasanya belum mengembalikan 20-30% dari premi tahun
ada (hangus) pertama. Dengan demikian nilai premi
tahun pertama sudah terbentuk
13 Sumber Dari rekening perusahaan, sebagai Dari rekening tabarru’, yaitu peserta
pemba- konsekuensi penanggung terhadap saling menanggung. Jika salah satu
yaran klaim tertanggung. Bisnis semata peserta mendapat musibah maka
peserta lainnya ikut menanggung
bersama resiko
14 Sistem Akuntansi accrual basis, yaitu proses Akuntansi cash basis, yaitu mengakui
akuntansi akuntansi yang mengakui terjadinya apa yang benar-benar telah ada.
peristiwa/keadaan non kas. Dan Sedangkan accrual basis dianggap
mengakui pendapatan, peningkatan bertentangan dengan syariah karena
aset, expenses, liabilities dalam mengakui adanya pendapatan, harta,
jumlah tertentu yang baru akan beban, atau utang yang akan terjadi di
diterima dalam waktu yang akan kemudian hari
datang
15 Keun- Diperoleh dari surplus underwriting, Diperoleh dari surplus underwriting,
tungan komisi reasuransi, dan hasil investasi komisi reasuransi, dan hasil investasi,
(profit) seluruhnya adalah keuntungan bukan seluruhnya milik perusahaan
perusahaan namun dilakukan dengan bagi hasil
dengan peserta
16 Misi Secara garis besar mempunyai misi Misi aqidah, ibadah (ta’awun), ekonomi,
ekonomi dan sosial dan pemberdayaan umat (sosial)
LANDASAN HUKUM
LANDASAN HUKUM SYARIAH LANDASAN HUKUM POSITIF
AL QUR’AN KONSTITUSI
HADITS UNDANG-UNDANG
QIYAS PERATURAN PEMERINTAH
IJMA ULAMA PERATURAN MENTERI
1. Al Quran:
Landasan Hukum Asuransi Syariah (1)
 Mempersiapkan masa depan: Al Hasyr:18 dan
Yusuf:47-49
 Saling menolong dan bekerja sama: Al Maidah:2 dan
Al Baqarah:185
 Saling melindungi dalam keadaan susah: Al Quraisy:4 dan
Al Baqarah:126
 Bertawakal dan optimis berusaha: Al Taghaabun:11 dan
Luqman:34
 Penghargaan Allah terhadap perbuatan mulia yang
dilakukan manusia: Al Baqarah 261
pertemuan 9
Pendapat Ulama tentang Asuransi
 Pendapat yang mengharamkan:
 Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di
dalam Islam
 Asuransi mengandung unsur ketidakpastian
 Asuransi mengandung unsur riba
 Asuransi termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang
tidak secara tunai
 Asuransi objek bisnisnya digantungkan pada hidup
matinya seseorang (mendahului takdir Allah)
 Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat
menekan
melarang asuransi
kerelaan antara kedua belah pihak
premi yang terkumpul dapat diinvestasikan dalam
pemegang polis dengan perusahaan asuransi
bersama yang didasarkan pada prinsip tolong-
Pendapat Ulama tentang Asuransi (2)
 Pendapat yang membolehkan:
 Tidak terdapat nash Al Quran atau Hadits yang
 Dalam asuransi terdapat kesepakatan dan
 Asuransi menguntungkan kedua belah pihak
 Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab
kegiatan pembangunan
 Asuransi termasuk akad mudharabah antara
 Asuransi termasuk syirkah at-ta’awuniyah
(usaha menolong
Pendapat Ulama tentang Asuransi (3)
 Dari kontroversi tersebut dilakukan alternatif, yaitu
dengan membentuk asuransi berdasarkan prinsip
syariah, yaitu asuransi takaful
 Indonesia telah melakukan asuransi takaful sejak
tahun 1994
Fatwa DSN-MUI tentang Asuransi
1. Fatwa No 21 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syari’ah
2. Fatwa No 39 tentang Asuransi Haji
3. Fatwa No 51 tentang Mudharabah
Musyarakah pada Asuransi Syari’ah
4. Fatwa No 52 tentang Akad Wakalah bil-
Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi
Syari’ah
5. Fatwa No 53 tentang Akad Tabarru’ pada
Asuransi dan Reasuransi Syari’ah.
Peraturan Perundang-undangan Asuransi
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, sebagaimana telah
30 September 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
30 September 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
30 September 2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan
30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
30 September 2003 tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi
dan Perusahaan Reasuransi.
Undang undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang
dirubah dengan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 1992
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 421/KMK.06/2003 tanggal
Bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 422/KMK.06/2003 tanggal
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2003 tanggal
Perasuransian
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 424/KMK.06/2003 tanggal
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 426/KMK.06/2003 tanggal
Peraturan Baru
 Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2008:
 Penyesuaian Permodalan
 Istilah Unit Syariah
 Peraturan Menteri Keuangan No. 124 Tahun 2008:
 Asuransi Kredit dan Suretyship untuk usaha asuransi umum syariah
dilarang, dan akan diatur tersendiri
 Peraturan Menteri Keuangan No. 158 Tahun 2008:
 Penilaian surat utang negara;
 Dana jaminan (minimum jumlah, perluasan jenis dan penempatan di
Kustodian)
 Peraturan Ketua Bapepam LK No.Per-02/BL/2009 Tahun 2009:
 Pemisahan pencatatan kelompok akun Dana Tabarru’, Investasi
Peserta dan Dana Perusahaan;
 Perhitungan Solvabilitas Dana Tabarru’
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH
Pertama : Ketentuan Umum
1. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.
2. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung
gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
3. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk
tujuan komersial.
4. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan
tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan
komersial.
5. Premi adalah kewajiban peserta Asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad.
6. Klaim adalah hak peserta Asuransi yang wajib diberikan oleh
perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH
Kedua: Akad dalam Asuransi
1. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah
dan / atau akad tabarru'.
2. Akad tijarah adalah mudharabah. Sedangkan akad tabarru’ adalah hibah.
3. Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :
a. hak & kewajiban peserta dan perusahaan;
b. cara dan waktu pembayaran premi;
c. jenis akad tijarah dan / atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati,
sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan
Ketiga: Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tijarah & Tabarru’
1. Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak sebagai mudharib
(pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis);
2. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan
untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan
bertindak sebagai pengelola dana hibah.
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH
Keempat : Ketentuan dalam Akad Tijarah & Tabarru’
1. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru' bila
pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya
sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum
menunaikan kewajibannya.
2. Jenis akad tabarru' tidak dapat diubah menjadi jenis akad
tijarah.
Kelima : Jenis Asuransi dan Akadnya
1. Dipandang dari segi jenis asuransi itu terdiri atas asuransi
kerugian dan asuransi jiwa.
2. Sedangkan akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah
mudharabah dan hibah.
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH
Keenam : Premi
1. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad tabarru'.
2. Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah dapat
menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel
morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba
dalam penghitungannya.
3. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil
investasinya dibagi-hasilkan kepada peserta.
4. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru' dapat diinvestasikan.
Ketujuh : Klaim
1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.
2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.
3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan
kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.
4. Klaim atas akad tabarru', merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban
perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH
Kedelapan : Investasi
1. Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari
dana yang terkumpul.
2. Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.
Kesembilan : Reasuransi
Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan
reasuransi yang berlandaskan prinsip syari'ah.
Kesepuluh : Pengelolaan
1. Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu
lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.
2. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan
dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah).
3. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan
dana akad tabarru’ (hibah).
Prinsip Operasional Asuransi Syariah
1. Menghindari gharar:
• Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis, yaitu
dengan akad takaful. Dalam asuransi konvensional menjadi
gharar karena sudah tahu berapa yang akan diterima tapi
tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (premi)
• Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i
penerima uang klaim itu sendiri. Pembayaran pada takaful
dibagi menjadi dua, masuk ke rekening pemegang polis
dan rekening khusus peserta yang diniatkan dengan
tabarru’
Prinsip Operasional Asuransi Syariah (2)
2. Menghindari maisir (gambling)
Jika peserta tidak mengalami musibah maka ia tetap berhak
mendapatkan premi yang disetor kecuali dana yang
dimasukkan ke dalam dana tabarru’
3. Menghindari unsur riba
dana premi yang terkumpul diinvestasikan dengan
prinsip bagi hasil, terutama mudharabah dan
musyarakah
JENIS
TAKAFUL
1. Takaful keluarga
• Dapat disebut dengan sistem pengelolaan
dana dengan unsur tabungan
• Premi takaful akan dimasukkan ke dalam
rekening tabungan dan rekening
khusus/tabarru’
• Hasil keuntungan akan dibagi menjadi
keuntungan perusahaan serta masuk ke
rekening tabungan dan rekening takaful
• Keuntungan perusahaan akan digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan
JENIS TAKAFUL
2. Takaful umum
• Premi takaful yang diterima akan dimasukkan ke dalam rekening
khusus, yaitu rekening yang diniatkan untuk tabarru’/derma dan
digunakan untuk membayar klaim kepada peserta apabila terjadi
musibah atas harta benda atau peserta itu sendiri
• Premi peserta akan dikumpulkan dalam kumpulan dana
peserta kemudian diinvestasikan ke dalam pembiayaan.
• Keuntungan investasi dimasukkan ke dalam kumpulan dana
peserta kemudian dikurangi beban asuransi (klaim, premi
asuransi). Jika ada kelebihan sisa akan dibagikan menurut prinsip
mudharabah.
• Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada
peserta yang tidak mengalami musibah sesuai dengan
penyertaannya. Bagian keuntungan perusahaan akan digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan
Asuransi
Konvensional
Memakai bunga (riba) sebagai
Investasi dana pada asuransi
syari'ah diambil dari rekening dana perusahaan
Pembagian keuntungan pada
perusahaan
perusahaan dengan peserta sesuai
yang telah ditentukan
Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
Asuransi Syariah Asuransi
Konvensional
Memiliki Dewan Pengawas Syariah Tidak memiliki Dewan Pengawas
Syariah
Akad yang dilaksanakan Berdasarkan jual beli
pada asuransi syari'ah berdasarkan
tolong menolong
syari'ah berdasarkan bagi hasil landasan perhitungan investasinya
(mudharabah)
Kepemilikan dana pada asuransi Dana yang terkumpul dari nasabah
syari'ah merupakan hak peserta (premi) menjadi milik perusahaan
Pembayaran klaim pada asuransi Pembayaran klaim diambilkan dari dana
tabarru' (dana
kebajikan) seluruh peserta
asuransi syari'ah dibagi antara Seluruh keuntungan menjadi hak milik
prinsip bagi hasil dengan proporsi
-- �----- -- --
Selama ini kita lebih mengenal Nama “Koperasi”
tanpa

ada
umat
tambahan Kata
“Syariah
/ Islam”. Sebenarnya
,
Islam juga ada mempunya
i
lembaga keuanga
n
yang namanya
“KoperasiSyariah”.
KoperasiSyaria
h
adalah usaha ekonomi yan
g
otonom

terorganisi
r
partisipatif
secara mantap, demokratis,
dan berwatak sosial yan
g
operasionalny
a
menggunaka
n
prinsip-
prinsip
yan
g
mengusun
g
etika
moral dengan memperhatikan halal atau haramny
a
sebuah
Islam.
usaha yan
g
dijalankanny
a
menurut syaria
h
Berlandaska
n
U
U
NO
.
25/1992 rev U
U
No

17/2012, sehingg
a
antara koperasi syarai
h
dengan koperasi biasa tidak ada bedanya
.
Perbedaanny
a
terletak pada salah satu teknis
operasionalnya
,
mengharamka
n
dimana koperasi syaria
h
bunga dan mengusun
g
etika
moral dengan melihat kaidah halal dan
haram
dalam melaksanakan usahanya.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
No.
15/DSN-MUI/IX/2000, bahwa pada dasarnya
Koperasi
syariah boleh menggunakan prinsip bai hasil
(revenue

sharing
)
maupun bai untung (profit sharing
)
dalam
pembagian hasil usahanya dengan mitranya
(anggota)
sesuai kesepakatan rapat anggota.
Prinsip revenue sharing yang dibagikan kepasa
anggota

adalah pendapatan (revenue)
.
Pemilik
dana
(anggota
)
menanggung
kerugian
juga jika usaha dilikuidasi dan
jumlah aktiva lebih kecil dari
kewajibannya.
Prinsip
anggot
a
profit sharing yan
g
dibagikan kepada
Pemilik

adalah keuntungan (profit).
dana
jika
(anggota
)
tidak menanggun
g
kerugian
kerugian tersebut disebabka
n
oleh
dan
kelalaian pengurus/pengelol
a
koperasi
sebaliknya
.
Namun, apabila dilihat dari segi
kemaslahatan

(kebaikannya
)
maka
pembagian
dengan cara
revenue sharing akan lebih
baik.
Dalam Undang-Undang RI No0 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian disebutkan pada pasal 5
bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi
harus melaksanakan prinsip koperasi. Beriku ini
prinsip-prinsip koperasi adalah :

Keanggotaan bersifat sukarela dan
terbuka
Pengelolaan dilakukan secara
demokratis.
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara
adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota.
1.
2.
3.
Pemberia
n
balas jasa tidak terkait dengan besarny
a
4.
setoran
modal.
Memegang teguh prinsip
kemandirian.
5.
Sebagian ulama menisbatkan koperasi dengan akad mudharabah.
Akan tetapi menurut syaltut Menurut Mahmud Syaltut, koperasi
merupakan syirkah baru yang tidak bisa dimasukkan ke dalam
jenis-
jenis syirkah sebagaimana yang ada dalam khazanah fikih.

Sedangka
n
Khalid Abdurrahma
n
Ahmad
,
seoran
g
enulis Timur

Tengah, berpendapat bahwa haram bagi umat Islam
berkoperasi.
Dengan alasan tidak sesuai dengan prinsip syariah dan Tujuan
utama
pembentukan koperasi hanya bermaksud untuk menenteramkan
dan
membatasi keinginan orang lemah, di samping hanya
mempermainkan mereka dengan teori-teori. Namun, di sisi
lain
hukum Islam mengizinka
n
kepentinga
n
masyaraka
t
dan
kesejahteraan bersama melalui prinsip ishtishlah atau al-
maslahah
dan ini dimiliki oleh koperasi. Melalui pendekatan kaidah ishtishlah
dan istihsan ada kecenderungan diperbolehkannya kegiatan
koperasi.Di samping itu, jika dilihat dari keberadaan simpanan
pokok,
wajib, dan suka rela, pada dasarnya koperasi syariah dapat
didirikan
atas dasar prinsipsyirkah mufawadhah dan syirkatul inan.
Sebagaimana
yang
diungkap di atas koperasi
syariah
tidak memiliki perbedaan sistem yang mencolok
dengan koperasi konvensional.Oleh karena itu
payung hukum
yang digunakan oleh koperasi syariah secara
umum
dapat menggunaka
n
payun
g
hukum koperasi
konvensional Undang-undang No. 25 Tahun
1992
tentang Perkoperasian
.
Namun saat ini masalah
koperasi syariah
diatur
khusus melalui
Perundang-
undanga
n
tersendiri. BM
T
yan
g
berbadan hukum
koperasi menggunaka
n
Peratura
n
Menteri Negar
a
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik
Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007
tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah
Dari segi legalitas, koperasi syaria
h
belum tercantum
dalam U
U
No 25/1992 tentang Perkoperasian
.
Untuk
sementara
,
keberadaa
n
koperasi syariah
(Kepmen
)
Indonesi
a
saat ini
didasarkan pada Keputusan
Menteri
Koperas
i
dan UKM Republik No
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004
tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi
Jas
a
Keuanga
n
Syaria
h
(KJKS)
.
Kemudian,
selanjutnya
diterbitkan instrumen pedoman standar operasiona
l
manajeme
n
kesehatan
KJKS/UJK
S
Koperasi
,
pedoman penilaian
pedoman
KJKS/UJK
S
koperasi, dan
pengawasa
n
KJKS/
UJKS
koperasi.
Pada prinsipnya koperasi syariah menganut prinsip ekonomi islam
pada umunya:
1)Kekayaan adalah amanah Allah
2)Manusia diberi kebebasan bermuamalah
3)Menjunjung tinggi keadilan.
Selain itu koperasi syariah perlu memperhatikan beberapa
hal
seperti: semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat
(thayyib), Dalam menjalankannya harus dalam sertifikais
usaha
koperasi, usha-usahanya sesuai dengan ketentuan dewan syariah
nasional MUI dan tidak bertentangan dengan UU yang
berlaku.
Dengan demikian, dalam kegiatan usahanya peroduk koperasi syaria
berupa: Investasi/ kerjasama, jual beli, sewa menyewa, jasa hiwalah/
Koperasi syariah dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan pada
prinsip- prinsip syariah islam sebagai berikut
1)Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka
2)Keputusan ditetapkan
secara
musyawara
h
dan dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen
(istiqomah)
3)Pengelolaan dilakukan secara transparan dan professional
4)Pembagian sisa hasil usah dilakukan secara adil, sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
5)Pemberian balas jasa modal dilakukan secara terbatas dan
professional menurut sistem bagi hasil
6)Jujur, amanah dan mandiri
7)Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan
sumber daya informasi secara optimal
8)Menjalin dan menguatkan kerjasama diantara anggota, antar koperasi
serta
dengan dan atau lembaga lainnya
Usaha
koperasi
syariah meliputi semua kegiatan usaha
1.
yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib
)
serta
menguntungkan dengan sistem bagi hasil dan tanpa
riba,
judi atau pun ketidakjelasan (ghoror).
Untuk menjalankan fungsi perannya
,
koperasi
tersebut
syaria
h
dalam
2.
menjalankan usaha sebagaiman
a
sertifikasi usaha
koperasi.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah
harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah
harus
3.
4.
tidak bertentanga
n
dengan peraturan perundang
-
undangan yang
berlaku
Membangu
n
dan mengembangka
n
potensi dan kemampuan
a)
anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya,
guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.
Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi
lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan
konsekuen
(istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi
islam
dan prinsip-prinsip syariah islam.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan
dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.
b)
c)
d)
Menguatkan kelompok-
kelompok
anggota
,
sehingga
mampu
e)
bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara
efektif
Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja
Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota
f)
g)
Sub sistem
koperasi
syariah
adalah
badan usaha yang melayan
i
anggota masyarakat. Contohnya sistem yang sering terjadi di koperasi
syariah
yaitu koperasi simpan pinjam. Pengertian koperasi simpan pinjam atau
koperasi jasa keungan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi
hasil
(syariah). Seputar koperasi simpan pinjam syariah, pada dasarnya koperasi
simpan pinjam syariah di Indonesia sering di sebut BMT atau Baitul Maal
Wa
At-Tamwil. Selain itu koperai simpan pinjam syariah dalam istilah undang-
undang perkoperasian juga di sebut KJKS atau koperasi jasa
keuangan
syariah. Intinya, koperasi simpan pinjam syariah adalah sebuah bentuk
koperasi yang telah mendapat pengesahan oleh dinas koperasi dan
usaha
kecil menengah yang sistem pengoperasiannya kurang lebih sama dengan
koperasi konvensional, hanya saja menggunakan konsep syariah atau
bagi
hasil. Jika dibandingkan jenis produk antara koperasi syariah dan koperasi
Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan
visi
dan misi di dalam intern pendiri. Selain itu, mendirikan koperasi
syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak
berhenti di tengah
jalan.Adapun
agar
diakui
keabsahannya,
hendaklah koperasi
syariah
disahkan oleh notaris. (Biaya pengesahan relatif
tidak
300 ribu rupiah).
Untuk mendirikan koperasi syariah, kita
perlu
Modal Awal koperasi bersumber dari dana
usaha.
begitu mahal,
berkisar
memiliki modal
awal.
Dana-dana
ini
dapat
Modal
bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan
dari
Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah
Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta didapat
dari
Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta
sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan
sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga
Aspek
Pembiayaan:
Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap naabah sebagai
keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil
adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya.
Aspek
Pengawasan:
Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional
adalah
1.
2.
pengawasa
n
kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja para
pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi
syariah,
selain diawasi pada pengawasa
n
kinerjanya
,
tetapi juga pengawasa
n
syariah
.
Prinsip-
prinsip
syariah sangat dijunjung
tinggi,
maka dari itu
kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada pengawasan
ini,
bukan hanya pengurus, tetapi aliran dana serta pembagian hasil
tidak luput dari pengawasan
Penyaluran Produk:
koperasi konvensinal memberlakukan system kredit barang atau
uang
3.
pada
penyaluran
produknya, maksudnya adalah koperasi
konvensional
tidak tahu menahu apakah uang ( barang ) yang digunakan para
nasabah
untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tida ?, nasabah harus
tetap mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga
yang telah ditetapkan pada RAT. Aktivitas ini berbeda di koperasi
syariah, koperasi ini
tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualn
secara
maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah
terjadi
tunai
pada
para
koperasi syariah,
uang
/ baramg
yang
dipinjamkan kepada
nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil, artinya
jika
nasabah mengalami kerugian, koperasipun mendapatkan pengurangan
pengembalian uang, dan sebaliknya. Ini merupakan salah satu bagi
hasil yang diterapkan pada koperasi syariah.
Fungsi sebagai lembaga
zakat:
Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai penerima dan
penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para
4.
RAPAT ANGGOTA
TAHU NAN
BAD.,AN
PENGAWAS
----------·!
'----------- PENGURUS
MANAGER
I
TELLER/KASIA
I
AD,MINI STRAS I
&KEUANGAN
PEMASARAN

More Related Content

Similar to materi pengantar lembaga keuangan syariah

Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...raihan shidqi
 
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Amelia Puspita Sari
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat xxxxyys
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
 
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdf
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdfLembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdf
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdfyandi54
 
kajian bank di Medan
kajian bank di Medankajian bank di Medan
kajian bank di Medansuryaeluya
 
Akuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahAkuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahPadepokan
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah Taufik Rahman
 
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnyaBank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnyaImam Pamungkas
 
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaAnalisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaDwiKuncahyati
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdf
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdfBAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdf
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdffiona245144
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsDevia13
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Nuril Fajriani
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahNina Haryati
 
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Cut Endang Kurniasih
 
jenis-jenis kegiatan perbankan
jenis-jenis kegiatan perbankan jenis-jenis kegiatan perbankan
jenis-jenis kegiatan perbankan RAHMATWAHYUDI2020
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankIsaka Yoga
 

Similar to materi pengantar lembaga keuangan syariah (20)

BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
Tugas eko 12,M.Raihan.s,Ranti Pusriana,Bank dan lembaga bukan bank,SMAN 12 TA...
 
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
Tugas Eko 12,Amelia Puspita Sari,Ranti Pusriana,Bank,Lembaga Bukan Bank dan O...
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
 
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta MelzatiaTugas Perbankan Syariah  - Dosen Shinta Melzatia
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta Melzatia
 
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdf
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdfLembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdf
Lembaga Keuangan Inisiasi 2-telaah.pdf
 
kajian bank di Medan
kajian bank di Medankajian bank di Medan
kajian bank di Medan
 
Akuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariahAkuntansi perbankan syariah
Akuntansi perbankan syariah
 
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah
 
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnyaBank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnya
 
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lembaAnalisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
Analisis sistem lembaga_keuangan_syariah_dan_lemba
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdf
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdfBAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdf
BAB I- Sejarah Singkat Bank Syariah.pdf
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah uts
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan Syariah
 
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
Minat Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap Layanan Bank Sya...
 
jenis-jenis kegiatan perbankan
jenis-jenis kegiatan perbankan jenis-jenis kegiatan perbankan
jenis-jenis kegiatan perbankan
 
Syariah Islamic Bank
Syariah Islamic BankSyariah Islamic Bank
Syariah Islamic Bank
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

materi pengantar lembaga keuangan syariah

  • 1. SISTEM EKONOMI ISLAM Sistem ekonomi Islam bukanlah sistem yang berasal dari percampuran antara kapitalisme dan sosialisme Sebab, sistem ekonomi Islam adalah sistem yang khas, yang berbeda sama sekali dengan kedua sistem tsb Sistem ekonomi Islam bersumber dari wahyu Allah SWT, yang telah diturunkan kepada Rosul-Nya Sistem ekonomi Islam berasal dari Dzat Yng Maha Tahu
  • 2. PRINSIP-PRINSIP LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH : Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan sesuai kontribusi dan resiko masing-masing pihak; Kemitraan, nasabah, dan pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha untuk memperoleh keuntungan; riil 1. 2. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan secara terbuka dan Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. 3. 4.
  • 3. HAL LAIN DIPANDANG PRINSIP Larangan menerapkan bunga pada semua bentuk jenis transaksi Menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangan dan 1. 2. berdasarkan pada kewajaran dan keuntungan yang halal . Mengeluarkan zakat dari hasil kegiatannya. Larangan menjalankan monopoli. Bekerja sama dalam membangun masyarakat, melalui aktivitas bisnis dan perdagangan yang tidak dilarang oleh Islam. 3. 4. 5. Muhamad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, UII Press Yogyakarta, 2000, hal 25
  • 4. CI RI-CI RI LEMBAGA KEUANGAN S YARIAH Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah; 1. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra usaha, bukan hubungan debitur-kreditur; 2. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit orianted, tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat; 3.
  • 5. CI RI-CI RI LEMBAGA KEUANGAN S YARIAH Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial; Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan 4. 5.
  • 6. Jawab Maksimum 15 menit 1 Apa yang disebut dengan LKS 2. 3. 4. 5. Produk apa saja yang dikeluarkan oleh LKS Sebutkan LKS non Bank yang Anda ketahui Apa bedanya BUS dan UUS Sebutkan Bank Syariah di Indonesia Pada lembar jawaban tulis Nama, Kelas, Semester Free Test Progra m Studi, dan
  • 7. Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang diterima maupun yang dibayarkan pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan oleh pihak nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam. Bank Umum syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendiriannya, maka bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Beberapa contoh bank umum syariah yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Bukopin, Bank Muamalat Indonesia dan lain sebagainya. Unit usaha syariah merupakan unit usaha yang masih di bawah pengelolaan bank konvensional. Unit usaha syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (islam), atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah. Contoh Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu BNI Syariah, BII Syariah dan lain sebagainya.
  • 9. No. 14/1967 Semua badan yang melalui kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya dalam Undang Undang Pasal 1 Semua badan yan kegiatannya di b menaruh uang d menyalurkann ya masyrarakat. SK Menkeu RI No. 792 Th. 1990 Lembaga Keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat. Pengertian Lembaga Keuangan
  • 10. Pengertian Lembaga Keuangan  Menurut Kasmir , lembag a bergera k keunga n adala h setia p perusahaa n yan g di bidan g keuanga n, menghimpun dana, duanya. menyalurka n dana atau kedua - Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahw a Lemba ga Keuanga n adalah : Suat u perusaha an berkaitan kegiatann ya yan g denga n dala m kegiata n usahan ya dala m ataupu n keuanga n, yan g melipu ti penghimpun an penyaluran dana.
  • 11. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah Menurut Dewan Syariah Nasional Lembaga Keuangan adalah lembaga yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapatkan izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah. Definisi tersebut menegaskan bahwa LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu kesesuaian dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan. Secar a umu m Lemba ga Keuanga n Syariah keuanga n dapa t yan g disimpulk an sebag ai suat u lembag a dalam sistem prinsip syariah. operasionl nya menggunak an prinsi p-
  • 12. Bentuk –bentuk Lembaga Keuangan Syariah  Lembaga Keuangan Bank Yaitu lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyara kat sert a melakukan kegiatan jasa-jasa penduku ng lainny a seper ti transfer, kliring, penagihan, dll Lembaga Keuangan Bukan Bank  Yait u lemba ga keuang an yan g seca ra langsu ng maupu n tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman
  • 13. Macam- Macam BANK Bank Sentral, adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang- undang 1. nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredearan uang, mengatur pengerhan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, mmenjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan uang. Bank semtral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia. Bank Umum, adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman, dan menjual jasa asuransi, giro, cek, dll. 2. 3.
  • 14. Macam-macam LKS Bukan Ba nk • Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Asuransi Syariah, yaitu perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang • • •
  • 15. Macam-macam LKS Bukan Ba nk • Reksa Dana Syariah, adalah sebuah wadah dimana masyarakat dapat menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya (manajer investasi) dana itu diinvestasikan ke portfolio efek. Anjak Piutang Syariah, merupakan perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan dan pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan. Pasar Modal Syariah Modal Ventura Syariah • • •
  • 16. Peran Lembaga Keuangan Perekonomian Meperlancar lalu lintas pembayaran Sebagai bankir, agen, dan penasehat Pemerintah Menciptakan uang kartal Menyelenggarakan kliring antara bank umum Memberikan pinjaman khusus dan sementara Melaksanakan transaksi valuta asing Membantu pengedaran surat berharga dalam • • • • • • • • • • Memberikan saran dan informasi menganai keadaan dan pasar modal. pasar uang
  • 17. Sejarah Bank Berasal dari kata “banco” (Italia) berarti bangku atau counter .   Popule .r karena segala aktivitas pertukaran uang orang Itali menggunakan bangku atau counter . Perkembangan perbankan tersendat hingga zaman renaissance Eropa. 1157 140 : : Bank pertama didirikan di kota Venice, Itali berdiri bank deposito di Barcelona Awal bank Islam Mit Ghamr di Mesir (1963), Nasir Social Bank, Mesir (1973), Islamic Development Bank, Jeddah (1973) dan Dubai Islamic Bank, Dubai (1975) Bank Islam berkembang di berbagai negeri Islam dan Eropa 1997 : 3 lembaga keuangan Barat yang menginvestasikan dananya dalam pendirian lembaga keuangan Islam yaitu Citibank (USA), ABN Amro (Eropa) dan ANZ (Australia)
  • 18. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 ayat 1)  Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (pasal 1 ayat 2).  Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berlandaskan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran". (Pasal 1 ayat 3) 
  • 19. Menghimpun dana dari masyarakat Menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada masyarakat Menyediakan jasa-jasa keuangan dan sistem pembayaran lainnya.   
  • 20. Definisi menurut UU Perbankan Syariah : Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 
  • 21. Non-bunga (bagi hasil, marjin, sewa, fee) Dewan Komisaris, Direksi & Dewan Pengawas Syariah Sistem yang digunakan dalam produk Berbasis bunga Hanya Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Pengurus Jenis pengikatan / akad Hanya satu jenis pengikatan Beragam jenis akad Berfluktuasi, sesuai kinerja bank Hanya bisnis menguntungkan yang sesuai prinsip syariah Hasil investasi setiap bulannya Tetap Semua bisnis yang menguntungkan Penyaluran dana Laporan kinerja Kurang transparan Transparan Dapat berperan sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) Fungsi sosial Tidak ada Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah
  • 22. JENIS-JENIS AKAD BANK SYARIA H Penghimpunan Wadiah - Giro - Tabungan Mudharabah - Tabungan - Deposito Dana Penyaluran Piutang - Qardh - Murabahah - Salam - lstishna lnvestasi Dana Jasa-jasa Perbankan Rahn Wakalah Kafalah Hawalah Sharf - Mudharabah : a. Mutlaqah b. Muqayyadah - Musyarakah Sewa - ljarah - ljarah Muntahiyyah Bittamlik
  • 23. Dapat berbentuk Bank Umum / BPR Perizinan melalui Gubernur Bank Indonesia Sumber dana tidak berasal dari sumber yang diharamkan (money laundering) Wajib mencantumkan kata ”Bank Syariah”     Dilengkapi sarana kantor yang  memperhatikan kaidah syariah, sarana keamanan fisik, keamanan material untuk menyimpan uang, surat atau dokumen berharga
  • 24. D D D D D R U P S Ra p a t A n g g o ta D e w a n K o m is a ris D ir e k s i e w a n P e n g a w a s S y a ria h e w a n A u d it iv is i/ U ru s a n iv is i/ U ru s a n iv is i/ U ru s a n
  • 25. SYARAT    Kemampuan teknis di bidang perbankan Mengetahui ketentuan dan prinsip syariah Amanah dan berkepribadian Islami PENGEMBANGAN SDM   Pendidikan dan pelatihan Kerjasama dengan bank syariah yang lembaga pendidikan dan pelatihan di negeri sudah ada serta dalam dan luar
  • 26. PENGHIMPUNAN DANA (funding product)   WADI’AH MUDHARABAH PENYALURAN DANA (lending product)    JUAL BELI SYIRKAH JASA PERBANKAN/Sewa FEE BASED INCOME (services product)   Agency/wakalah Jasa/Ujrah
  • 27. Susunan organisasi dan kepengurusan Permodalan Kepemilikan Keahlian di bidang perbankan Kelayakan rencana kerja     
  • 29. Seki las Sej ar ah • BPR merupakan penjelmaan dari Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Nagari (LPN), Lembaga perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Bada Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan atau lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. • Lembaga-lembaga keuangan yang disebutkan merupakan lembaga yang berpengaruh atas berdirinya BPR Syariah, keberadaan lembaga keuangan tersebut memunculkan pemikiran untuk mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri pada tahun 1992.
  • 30. mendirikan BPR Syariah, yaitu Margahayu-Bandung, Padalarang-Bandung, Banjaran-Bandung. Menteri Keuangan RI pada tanggal 8 Oktober Sekilas lahirnya BPR  Pada awalnya ditetapkan tiga lokasi untuk 1. PT BPR Dana Mardhatillah di Kecamatan 2. PT BPR Berkah Amal Sejahtera di Kecamatan 3. PT BPR Amanah Rabbaniyah di Kecamatan Ketiga BPR tersebut mendapatkan izin prinsip 1990.
  • 31. B PR 1. Pengertian Menurut undang-undang (UU) Perbankan No. 7 tahun 1992, BPR adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan uang hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Pada UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR adalah lemabaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. • Pengaturan pelaksanaan BPR yang menggunakan prinsip syariah tertuang pada surat Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah tanggal 12 Mei 1999.
  • 32. lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank 1998 tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang melaksanakan pembayaran. kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil. B PR S Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-Syariah) adalah salah satu mengikuti prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun Perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tanggal 1 Juli 2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional yang
  • 33. TUJUAN BPR SYARIAH Tujuan didirikannya BPR Syariah adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya di daerah pedesaan. 2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi. 3. Membina semangat ukhuwah islamiyyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.
  • 34. STRATEGI BPR SYARIAH Untuk mencapai tujuan operasional BPR Syariah tersebut diperlukan strategi operasional sebagai berikut: •BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha berskala kecil .. •BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil. •BPR Syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.
  • 35. Usaha BPRS Usaha BPRS telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/7/PBI/2004, sebagai berikut: •Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk : 1. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah. 2. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah. 3. Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah atau mudharabah.
  • 36. Usaha BPRS • Menyalurkan dana dalam bentuk: 1. Transaksi jual beli melalui prinsip murabahah, istishna, salam. 2. Transaksi sewa menyewa dengan prinsip ijarah 3. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah dan atau musyarakah. 4. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip qardh. • Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR Syariah sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.
  • 37. Kegiatan Usaha BPR Syariah Usaha yang boleh dilakukan oleh BPR Syariah antara lain: •Menghimpun dana dari masyarakat dalam simpanan deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk tabungan . •Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. •Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, serifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
  • 38. Kegiatan BPRS yang dilarang  Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.  Melakukan kegiatan usaha dallam bentuk valas  Melakukan penyertaan modal  Melakukan usaha perasuransian  Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh BPRS.
  • 39. Pendirian BPRS  BPRS hanya dapat didirikan dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia.  Pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam dua tahap: a. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian BPRS. b. izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha BPRS setelah persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan
  • 40. Pendirian BPRS  Untuk mendirikan dan memiliki BPRS berdasarkan (Pasal 4) Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 modal yang harus disetor adalah: a. 2 Milyar untuk untuk BPRS yang didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi. b. 1 Milyar untuk BPRS yang didirikan di wilayah ibukota propinsi di luar wilayah tersebut pada huruf a di atas. c. 500 Juta untuk BPRS yang didirikan di luar wilayah tersebut pada huruf a dan huruf b di atas.
  • 41. Pendirian BPRS  BPRS hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh: a. Warga negara Indonesia b. Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknyua warga negara Indonesia. c. Pemerintah daerah. d. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c.
  • 43.
  • 44. Menurut Hosen dan Hasan Ali (PKES, 2008:11) BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas dasar prakarsa dan modal awal dari tokoh- tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam yaitu keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan kesejahteraan.  Menurut Heri Sudarsono (2007) BMT yaitu lembaga yang mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit seperti halnya zakat, infaq dan sodaqoh. 
  • 45. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi yaitu : 1. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) – menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. 2. Baitul T amwil (Bait = Rumah, at T amwil = Pengembangan Harta) - melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
  • 46. Dalil Al-Qur’an surat At-T aubah ayat 60 dan 103 yang  menjelaskan tentang perintah berzakat, dimana pada zaman Rasulullah baitul maal didirikan dengan fungsi untuk menyimpan uang-uang zakat dan lainya. Dalil yang ketiga yang dijadikan dasar didirikannya BMT  adalah hadits Fi’liyah dimana Rasulullah SAW sendirilah yang telah membangun BMT UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Petunjuk Menteri Koperasi dan PPK tanggal 20 Maret 1995 yang menetapkan bahwa bila disuatu wilayah dimana telah   ada KUD dan KUD tersebut telah berjalan baik dan organisasinya telah diatur dengan baik, maka BMT bisa menjadi Unit Usaha Otonom (U2O) atau T empat Pelayanaan Koperasi (TPK) dari KUD tersebut. Sedangkan bila KUD yang telah berdiri itu belum berjalan dengan baik, maka KUD tersebut dapat di operasikan sebagai BMT .
  • 47. Oleh karena berbadan hukum koperasi, maka BMT 1992 1995 oleh harus tunduk pd Undang-undang Nomor 25 tahun tentang tentang koperasi. Perkoperasian & PP Nomor 9 simpan tahun pelaksanaan usaha pinjam Juga dipertegas oleh KEP .MEN Nomor 91 tahun 2004 tentang Koperasi Jasa keuangan syari’ah. berdirinya Undang-undang BMT (Lembaga tersebut sbg payung Syari’ah). Keuangan Mikro Meskipun sebenarnya tdk terlalu sesuai karena simpan pinjam dalam koperasi khusus diperuntukkan bagi BMT , anggota koperasi saja, sedangkan didalam pembiayaan tetapi juga yg diberikan tdk hanya kpd anggota utk diluar anggota atau tdk lagi anggota jika pembiayaannya telah selesai.
  • 48. Status Hukum BMT Karena ketiadaan payung hukum bagi BMT , saat ini BMT ada yang telah berbadan hukum hukum. BMT yang berbadan hukum, pada yayasan dan koperasi. Sedangkan BMT yang dan ada pula yang belum berbadan umumnya menggunakan badan hukum belum berbadan hukum pada umumnya menggunakan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Dan ada beberapa BMT yang tidak diketahui bentuk hukumnya. Status hukum BMT dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu; dalam a. BMT berstatus hukum koperasi. BMT yang berbadan hukum koperasi melakukan kegiatan usahanya baik berupa menghimpun dana maupun menyalurkannya mengacu pada aturan UU No. 25 T ahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 T ahun 1995 T entang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi, Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 91/Kep/M. KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah, dan Peraturan Menengah 35.2/Per/M.KUKM/X/2007 Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan tentang Jasa Pedoman Standar Operasional Syari’ah. Manajemen Koperasi Keuangan b. BMT berstatus hukum yayasan. Hal tersebut mengacu pada UU No. tentang Yayasan. Penggunaan status hukum yayasan bagi BMT tidak 28 T ahun 2004 sesuai dengan Pinbuk. Buku Panduan BMT yang dikeluarkan c. BMT yang belum memiliki status hukum. Pada umumnya BMT yang belum memiliki status hukum Swadaya d. BMT yang menggunakan bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat atau Lembaga Masyarakat. hukumnya belum diketahui. Hal tersebut disebabkan karena badan belum didaftarkan kepada notaris dan masih merupakan bagian dari Dewan Kemakmuran Masjid.
  • 49. Penggunaan badan hukum Koperasi untuk BMT itu disebabkan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga keuangan nomor 7 tahun 1992 formal yang dijelaskan UU dan UU nomor 10 T ahun 1998 tentang Perbankan, yang dapat diopersikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Menurut UU pihak yang berhak menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, baik dioperasikan dengan cara konvensional maupun syariah atau bagi hasil. Namun demikian, kalau BMT dengan telah badan hukum KSM atau Koperasi itu berkembang dan telah memenuhi syarat-syarat mengusulkan BPR, diri maka pihak menajemen dapat kepada Pemerintah agar BMT itu dijadikan Syariah) sebagian dengan BPRS badan (Bank Perkreditan Rakyat huukum koperasi atau perseroan
  • 50. Pada masa Rasulullah BMT telah ada namun  bentuknya berfungsi [endapatan masih sederhana, yaitu BMT hanya sebagai Negara tempat dikumpulkannya untuk kemudian dibaikan kepada masyarakatnya. Pada masa Khulafaur Rasyidin keberadaan BMT  semakin difungsikan bahkan pada masa Umar BMT dibangun di provinsi-provinsi. Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Baitul Mal berubah. Al  Khilafah Bani Umayyah, kondisi jika pada masa sebelumnya Baitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai amanat pada Allah masa SWT dan amanat rakyat, Umayyah kekuasaan maka Baitul pemerintahan sepenuhnya di dipertanyakan Bani bawah Mal berada Khalifah tanpa dapat atau dikritik oleh rakyat.
  • 51. Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun 1984 dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil. Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK).  
  • 52. BMT bertujuan mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitar BMT yang selamat, mencapai damai dan sejahtera.Untuk visi dan pelaksanaan misi dan tujuan usaha bisnis BMT , yaitu maka BMT melakukan usaha- mengembangkan lembaga dan yaitu Kelompok Usaha pinjam Muamalah kelompok BMT . simpan yang khas binaan
  • 53. Didirikan untuk pemberdayaan ekonomi ummat Menciptakan iklim agar potensi masyarakat berkembang secara berkesinambungan dalam suasana akibat:   Keterbelakangan pendidikan dan ekonomi Rendahnya semangat ekonomi dan kewirausahaan Feodalisme akibat penjajahan Pemahaman ibadah yang sempit      Sistem dan birokrasi yang tidak memihak secara seimbang dan proporsional.
  • 54. 1. Didirikan dan dimiliki masyarakat setempat (swadaya) Profesional dan berorientasi laba bersama Pengelolaan berprinsip syari'ah Pengelola berjiwa Islam Mundukung usaha kecil - bawah Sesuai budaya masyarakat setempat 2. 3. 4. 5. 6.
  • 55. LKS Sosial Bisnis riil BMT Sebagai : Keuangan Syariah, tetapi 1. 2. 3. Lembaga Lembaga Lembaga bersama bukan seperti bank Sosial untuk menyantuni kaum dhuafa bisnis riil, sebagai usaha demi keuntungan
  • 56. ASPEK SOSIAL Dengan memanfaatkan dana ZIS Prioritas penunjang pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan) Bukan hanya kebutuhan material. Juga pembinaan syakhsiyah anggota digarap (fungsi dakwah)   
  • 57. ASPEK KEUANGAN Sebagai lembaga simpan pinjam T api bukan BPRS Kompetotor BMT adalah para rentenir Dilakukan secara proaktif (jemput bola) Prinsip kehati-hatian diutamakan Bantuan manajemen akan sangat membantu (Usaha2 Kecil)      
  • 58. ASPEK BISNIS Sebagai kegiatan dengan orientasi pencarian laba Bisa dilakukan secara langsung (usaha riil) atau tidak langsung (syirkah, murabahah dsb) Bentuk bisnis yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi yang ada   
  • 59. Prinsip Bagi Hasil Menggunakan konsep Al-Mudharabah, Al-Musyarakah, Al-Muzara’ah dan Al-Musaqah. Sistem Profit 1. 2. Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan adalah merupakan pelayanan yang bersifat sosial dan non-komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja Sistem Balas Jasa 3. T ata cara jual beli yg dalam pelaksanannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT & kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya dengan ditambah mark up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana. Sistem balas jasa yang dipakai antara lain : Ba’Al-Murobahah, Ba’As-Salam, Ba’Al- Istishna & Ba’bitstaman Ajil.
  • 60. 4. Akad Bersyarikat Akad ini adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih & masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian keuntungan/kerugian yang disepakati. Konsep yg digunakan yaitu Al-Musyarakah dan Al-Mudharabah. 5. Produk Pembiayaan Penyediaan uang & tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam di antara BMT dg pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. Menggunakan konsep : Al-Murabahah, Al- Bai’Bitsaman Aji, Al-Mudharabah & Al-Musyarakah.
  • 61. Secara umum produk BMT dalam rangka melaksanakan fungsinya tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat hal yaitu: a. b. c. d. Produk Produk Produk Produk penghimpunan dana (funding) penyaluran dana (lending) jasa tabarru’: ZISWAH (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, dan Hibah)
  • 62. A. Pola tabungan, dimana T abungan atau simpanan dapat diartikan sebagai titipan murni dari orang atau badan usaha kepada pihak BMT . Akad yang digunakan adalah : 1. Simpanan Wadi’ah, adalah titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan mengeluarkan semacam surat berharga pemindah bukuan/transfer & perintah membayar lainnya. Akad di bagi 2 yaitu : a. Wadhi’ah Yadhomanah yaitu titipan yg akan mendapat bonus dari pihak Bank Syari’ah jika Bank Syari’ah mengalami keuntungan. b. Wadhi’ah Amanah yaitu titipan dana zakat, infaq, dan shodaqoh
  • 63. 2. Simpanan Mudharabah adalah simpanan pemilik dana yang penyetoran dan penarikannya dilakukan sesuai dengan perjanjian yang disepakati sebelumnya. dapat telah Jenis-jenis Tabungan/simpanan :           Tabungan Tabungan Tabungan Tabungan Tabungan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan persiapan qurban; pendidikan; persiapan untuk nikah; persiapan untuk melahirkan; naik haji/umroh; berjangka/deposito; khusus untuk kelahiran; sukarela; hari tua; aqiqoh dan lain-lain
  • 64. Pola Pembiayaan Ada 2 jenis pembiayaan yaitu : Akad Tijarah (jual beli), yakni suatu perjanjian pembiayaan yg disepakati antara BMT dengan anggota dimana BMT menyediakan dananya untuk sebuah investasi & atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yg kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran atau pengembalian dibayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliaannya. B. 1. 2. Akad Syirkah (penyertaan & bagi hasil) - Musyarakah - Mudharabah
  • 65. PENGURUS 1. KSM adalah kelompok swadaya masyarakat dengan mendapat surat keterangan operasional dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil). Koperasi serba usaha atau Koperasi syari’ah Koperasi simpan pinjam syari’ah (KSP-S) 2. 3. Ditentukan oleh rapat Anggota Memilih dan mengawasi pengelola PENGELOLA Dipilih oleh pengurus Bertugas menjalankan BMT
  • 66. SISTEM MANAJEMEN DAN SARANA Sistem manajemen dan akuntansi yang standar maupun lembaga keuangan syari'ah baik koperasi perbankan Komputerisasi dan software standar Sarana prasarana mendukung M O DAL AWAL Modal awal + Rp. 10 juta berasal pokok, simpanan wajib serta hibah dari simpanan Selanjutnya aset BMT harus dapat mencapai minimal Rp 50 juta serta memenuhi model keuangan yang sehat.
  • 67.
  • 68. Akumulasi kebutuhan dana masyarakat belum bisa dipenuhi oleh BMT . Adanya rentenir yang memberikan dana yang memadai & pelayanan yang baik dibanding BMT . Nasabah bermasalah. Adanya persaingan tidak islami antar BMT , karena persepsi bahwa BMT lain adalah lawan bukan partner . Ketimpangan fungsi utama BMT antara baitul maal & baitul at tamwil. Kualitas SDM yang kurang 1. 2. 3. 4. 5. 6.
  • 69. 1. Optimalisasi SDM yang ada di BMT . 2. Strategi pemasaran yang lebih luas. 3. Inovasi produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Fungsi partner BMT perlu digalakkan, bukannya menjadi lawan. 5. Evaluasi bersama BMT .
  • 70.
  • 71. 1. Latar belakang & sejarah kelahiran kedua lembaga ini adalah sama-sama dalam rangka memperjuangkan kepentingan rakyat golongan bawah sebagai reaksi terhadap sistem ekonomi yang berlaku pada waktu itu. 2. Kedua lembaga ini sama-sama mengandung unsur ekonomi dan sosial yang saling berkaitan
  • 72. T ujuan yang terkandung adalah sama-sama berusaha untuk mensejahterakan anggota pada khususnya & masyarakat pada umumnya terutama bagi golongan masyarakat kecil dalam rangka mengentaskan kemiskinan bagi perbaikan ekonomi rakyat. 3. Jika mengacu pada konsep mekanisme kerja bahwa kedua lembaga ini diusahakan bergerak pada 3 sektor yaitu sektor jasa keuangan melalui simpan pinjam, sektor sosial dan sektor riil. 4.
  • 73. Aspek Pembiayaan Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap nasabah sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya 1. 2. Aspek Pengawasan Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah, selain diawasi pada pengawasan kinerjanya, tetapi juga pengawasan syariah. Prinsip-prinsip syariah sangat dijunjung tinggi, maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran dana serta pembagian hasil tidak luput dari pengawasan.
  • 74. 3. Aspek Penyaluran produk Koperasi konvensional memberlakukan system kredit barang atau uang pada penyaluran produknya, maksudnya adalah koperasi konvensional tidak tahu menahu apakah uang ( barang ) yang digunakan para nasabah untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tidak ?, nasabah harus tetap mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga yang telah ditetapkan pada RAT . Aktivitas ini berbeda di koperasi syariah, koperasi ini tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualnya secara tunai maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi pada koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan kepada para nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil, artinya jika nasabah mengalami kerugian, koperasipun mendapatkan pengurangan pengembalian uang, dan sebaliknya. merupakan salah satu bagi hasil yang diterapkan pada koperasi syariah Ini by Imr@n
  • 75. 4. Aspek Fungsi sebagai lembaga zakat Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para nasabahnya, karena koperasi ini juga berfungsi sebagai institusi Ziswaf .
  • 76. Pengesahan atas permohonan pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah diatur sesuai dengan lokasi dan jangkauan keanggotaan koperasi yang bersangkutan, dengan ketentuan : • Permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili di dua atau lebih propinsi, diajukan kepada Menteri c.q Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, setelah terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi Pejabat pada tingkat kabupaten/kota tempat domisili koperasi yang bersangkutan dan selanjutnya Menteri mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya; permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah, baik Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer maupun Sekunder yang anggotanya berdomisili di beberapa kabupaten dan atau kota dalam satu propinsi, diajukan kepada instansi yang membidangi koperasi tingkat propinsi yang membawahi bidang koperasi, dengan terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Pejabat yang membawahi bidang koperasi pada kabupaten dan atau kota tempat domisili koperasi yang bersangkutan. Selanjutnya Pejabat tingkat propinsi mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya; •
  • 77. permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili dalam satu wilayah kabupaten dan atau kota diajukan kepada Instansi yang membawahi bidang koperasi pada kabupaten dan atau kota setempat dan selanjutnya Pejabat setempat mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya; jawaban terhadap permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah dikeluarkan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya permohonan pengesahan secara lengkap oleh Pejabat; bagi instansi yang memberikan pengesahan akta pendirian diharuskan membuat catatan dan atau data registrasi koperasi di wilayah masing-masing; pejabat mencatat pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b,dan c ke dalam Buku Daftar Umum Koperasi; tembusan surat keputusan pengesahan akta pendirian yang dikeluarkan oleh instansi tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat Propinsi/DI yang membawahi koperasi, dikirimkan kepada Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk diumumkan dalam Berita Negara RI; pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c berlaku sebagai ijin usaha dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan usaha      
  • 79. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH Secara Bahasa Arab -> at-ta’min (amana): memberi  perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dr rasa takut. QS. Quraisy (106):4, yaitu “Dialah Allah yg mengamankan dari Ensiklopedi Hukum Islam -> at-takaful al-ijtima’i atau solidaritas  yg diartikan sbg sikap anggota masyarakat Islam yg saling memikirkan, memperhatikan, dan membantu mengatasi merasakan kesulitan; anggota masyarakat Islam yg satu penderitaan yg lain sbg penderitaanya sendiri dan Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001: Asurans i Syariah (ta’min,  takaful atau tadhamun) adlh usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah org/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru yg memberikan pola akad pengembalian utk menghadapi risik o tertentu melalui  Secara Bahasa Arab -> at-ta’min (amana): membe perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dr rasa t QS. Quraisy (106):4, yaitu “Dialah Allah yg mengamankan rasa ketakutan.”  Ensiklopedi Hukum Islam -> at-takaful al-ijtima’i atau yg diartikan sbg sikap anggota masyarakat Islam yg s memikirkan, memperhatikan, dan membantu me kesulitan; anggota masyarakat Islam yg satu mer penderitaan yg lain sbg penderitaanya sendiri keberuntungannya adl juga keberuntungan org lain.  Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001: Asuransi Syariah (ta’m takaful atau tadhamun) adlh usaha saling melindungi dan to menolong di antara sejumlah org/pihak melalui investasi bentuk aset dan/atau tabarru yg memberikan pengembalian utk menghadapi risiko tertentu melalui (perikatan) yg sesuai dgn syariah.
  • 80. menghindari resiko (ancaman) bahaya yg beragam yg akan terjadi ekonominya. people living in the same society against a defained risk or castarophe orang, sehingga antara satu dgn yg lainnya menjadi penanggung sejumlah orang utk membayar sejumlah uang sbg ganti rugi kemudaratan”. mewajibkan seseorang membayar sejumlah uang kpd pihak perjanjian apabila peserta asuransi mendapat kecelakaan, ia Asuransi Islam menurut para ahli: 1. Mustafa Ahmad az-Zarqa -> suatu cara utk memelihara manusia dlm dlm hidupnya, dlm perjalanan kegiatan hidupnya atau dlm aktivitas 2. Moh. Ma’sum Billah -> “mutual guarantee provided by a group of befalling one’s life, property or any form of valuable things”. 3. Muhammad Syakir Sula -> saling memikul risiko di antara sesama atas risiko yg lainnya. 4. Wahbah az-Zuhaili mendefinisikan asuransi dalam dua bentuk: a. At-ta’min at-ta’awuni (asuransi tolong menolong): “kesepakatan ketika salah seorang di antara mereka mendapat b. At-ta’min bi qist sabit (asuransi dgn pembagian tetap): “akad yg asuransi yg terdiri atas beberapa pemegang saham dgn diberi ganti rugi”.
  • 81. B. SEJARAH ASURANSI ISLAM Yusuf as. Yaitu pada masa kepemimpinan dari Raja mengalami masa 7 tahun panen yg melimpah dan 7 Nabi menyarankan utk menyisihkan sebagian hasil sehingga masa paceklik dapat ditangani dgn baik. sistem ‘aqilah yaitu cara penutupan dari kel terdapat seseorang terbunuh oleh anggota suku lain, bentuk uang darah.  Dlm Islam, praktik asuransi dilakukan pd masa Nabi Firaun, tafsiran yg ia sampaikan adl bahwa Mesir akan tahun paceklik. Dan utk mengatasi masa paceklik itu panen pada masa tahun pertama, dan saran ini diikuti  Menurut AM. Hasan Ali, Pada masa Arab sendiri tdpt pembunuh thdp kelg korban (yg terbunuh). Ketika maka keluarga pembunuh harus membayar diyat dlm
  • 82. FALSAFAH DASAR ASURANSI ISLAM Falsafah Asuransi Islam: penghayatan terhadap semangat saling bertanggungjawab, kerjasama dan perlindungan dalam kegiatan2 masyarakat, demi tercapainya kesejahteraan umat dan masyarakat pada umumnya. Prinsip-prinsip Asuransi Islam: 1. Saling bertanggung Jawab 2. Saling Bekerja Sama untuk Bantu Membantu 3. Saling Melindungi dari Segala Kesusahan
  • 83. D.PERBANDINGAN ANTARA ASURANS I ISLAM No Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah 1 2 3 mursalah DAN ASURANSI koNvESIoNAL Konsep Perjanjian antara dua pihak atau Sekumpulan orang yang saling membantu, lebih, dimana pihak penanggung saling menjamin, dan bekerja sama, dengan mengikatkan diri kepada cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’ tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung Asal-usul Masyarakat Babilonia 4000-3000 Dari Al Aqilah, kebiasaan suku Arab jauh SM yang dikenal dengan sebelum Islam datang. Kemudian disahkan oleh perjanjian Hamurabi. Dan tahun Rasulullah menjadi hukum Islam, bahkan telah 1668 berdiri Lloyd of London tertuang dalam konstitusi pertama di dunia sebagai cikal bakal asuransi (konstitusi Madina) yang dibuat langsung konvensional Rasulullah Sumber Bersumber dari pikiran manusia Bersumber dari wahyu Ilahi. Sumber hukum hukum dan kebudayaan. Berdasarkan dalam syariah Islam adalah Al Qu’ran, Sunnah hukum positif, hukum alami, atau kebiasaan rasul, ijma’, fatwa Sahabat, dan contoh sebelumnya qiyas, istishan, urf tradisi, dan marshalih
  • 84. gharar, riba gharar, hangus (untuk produk saving peserta, sehingga tidak mengenal istilah 4 “Maghrib” Tidak selaras dengan Syariah Bersih dari praktek maisir, gharar, dan riba (Maisir, Islam karena adanya maisir, riba) 5 Dewan Tidak ada. sehingga banyak Ada, berfungsi mengawasi pelaksanaan Penga prakteknya yang bertentangan operasional sehingga terbebas dari praktek was dengan kaidah syara’ yang bertentangan dengan syara’ Syariah (DPS) 6 Akad Akad jual beli Akad takaful, tabarru’, dan akad ijarah 7 Jaminan/ Transfer of risk (transfer resiko Sharing of risk (saling menanggung antara risk (resiko) dari tertanggung kepada satu peserta dengan peserta lainnya penanggung) (ta’awun)) 8 Penge- Tidak ada pemisahan dana Pada produk saving (life) terjadi pemisahan lolaan dana yang berakibat terjadinya dana dana, yaitu dana tabarru’, derma, dan dana life) dana hangus. Sedangkan untuk term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat tabarru’
  • 85. 9 Investasi Bebas melakukan investasi dalam Dapat melakukan investasi sesuai 10 Kepemilikan Dana yang terkumpul dari premi Dana yang terkumpul dari peserta dalam 11 Unsur premi Unsur premi terdiri dari tabel Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur 12 Loading Loading cukup besar dapat Loading sebagian asuransi syariah tidak kedua. Karena itu, nilai tunai tahun pemegang saham. Namun sebagian lainnya Agen) batas ketentuan perundang- perundang-undangan sepanjang tidak undangan dan tidak terbatasi pada bertentangan dengan prinsip syariah, bebas halal dan haramnya objek atau dari riba, dan tempat-tempat investasi yang sistem investasi yang digunakan terlarang dana peserta seluruhnya menjadi milik bentuk iuran atau kontribusi merupakan perusahaan. Perusahaan bebas milik peserta. Asuransi syariah hanya menggunakan dan menginvestasikan sebagai pemegang amanah dalam kemana saja mengelola dana tersebut mortalita, bunga, dan biaya asuransi tabarru’ dan tabungan (yang tidak mengandung unsur riba). Tabarru’ juga dihitung dari tabel mortalita, tetapi tanpa perhitungan bunga teknik (komisi menyerap premi tahun pertama dan dibebankan pada peserta tapi dari dana pertama dan kedua biasanya belum mengembalikan 20-30% dari premi tahun ada (hangus) pertama. Dengan demikian nilai premi tahun pertama sudah terbentuk
  • 86. 13 Sumber Dari rekening perusahaan, sebagai Dari rekening tabarru’, yaitu peserta pemba- konsekuensi penanggung terhadap saling menanggung. Jika salah satu yaran klaim tertanggung. Bisnis semata peserta mendapat musibah maka peserta lainnya ikut menanggung bersama resiko 14 Sistem Akuntansi accrual basis, yaitu proses Akuntansi cash basis, yaitu mengakui akuntansi akuntansi yang mengakui terjadinya apa yang benar-benar telah ada. peristiwa/keadaan non kas. Dan Sedangkan accrual basis dianggap mengakui pendapatan, peningkatan bertentangan dengan syariah karena aset, expenses, liabilities dalam mengakui adanya pendapatan, harta, jumlah tertentu yang baru akan beban, atau utang yang akan terjadi di diterima dalam waktu yang akan kemudian hari datang 15 Keun- Diperoleh dari surplus underwriting, Diperoleh dari surplus underwriting, tungan komisi reasuransi, dan hasil investasi komisi reasuransi, dan hasil investasi, (profit) seluruhnya adalah keuntungan bukan seluruhnya milik perusahaan perusahaan namun dilakukan dengan bagi hasil dengan peserta 16 Misi Secara garis besar mempunyai misi Misi aqidah, ibadah (ta’awun), ekonomi, ekonomi dan sosial dan pemberdayaan umat (sosial)
  • 87. LANDASAN HUKUM LANDASAN HUKUM SYARIAH LANDASAN HUKUM POSITIF AL QUR’AN KONSTITUSI HADITS UNDANG-UNDANG QIYAS PERATURAN PEMERINTAH IJMA ULAMA PERATURAN MENTERI
  • 88. 1. Al Quran: Landasan Hukum Asuransi Syariah (1)  Mempersiapkan masa depan: Al Hasyr:18 dan Yusuf:47-49  Saling menolong dan bekerja sama: Al Maidah:2 dan Al Baqarah:185  Saling melindungi dalam keadaan susah: Al Quraisy:4 dan Al Baqarah:126  Bertawakal dan optimis berusaha: Al Taghaabun:11 dan Luqman:34  Penghargaan Allah terhadap perbuatan mulia yang dilakukan manusia: Al Baqarah 261 pertemuan 9
  • 89. Pendapat Ulama tentang Asuransi  Pendapat yang mengharamkan:  Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di dalam Islam  Asuransi mengandung unsur ketidakpastian  Asuransi mengandung unsur riba  Asuransi termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak secara tunai  Asuransi objek bisnisnya digantungkan pada hidup matinya seseorang (mendahului takdir Allah)  Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan
  • 90. melarang asuransi kerelaan antara kedua belah pihak premi yang terkumpul dapat diinvestasikan dalam pemegang polis dengan perusahaan asuransi bersama yang didasarkan pada prinsip tolong- Pendapat Ulama tentang Asuransi (2)  Pendapat yang membolehkan:  Tidak terdapat nash Al Quran atau Hadits yang  Dalam asuransi terdapat kesepakatan dan  Asuransi menguntungkan kedua belah pihak  Asuransi mengandung kepentingan umum, sebab kegiatan pembangunan  Asuransi termasuk akad mudharabah antara  Asuransi termasuk syirkah at-ta’awuniyah (usaha menolong
  • 91. Pendapat Ulama tentang Asuransi (3)  Dari kontroversi tersebut dilakukan alternatif, yaitu dengan membentuk asuransi berdasarkan prinsip syariah, yaitu asuransi takaful  Indonesia telah melakukan asuransi takaful sejak tahun 1994
  • 92. Fatwa DSN-MUI tentang Asuransi 1. Fatwa No 21 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah 2. Fatwa No 39 tentang Asuransi Haji 3. Fatwa No 51 tentang Mudharabah Musyarakah pada Asuransi Syari’ah 4. Fatwa No 52 tentang Akad Wakalah bil- Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syari’ah 5. Fatwa No 53 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syari’ah.
  • 93. Peraturan Perundang-undangan Asuransi Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, sebagaimana telah 30 September 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan 30 September 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan 30 September 2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan 30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan 30 September 2003 tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Undang undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang dirubah dengan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 1992 Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 421/KMK.06/2003 tanggal Bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian; Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 422/KMK.06/2003 tanggal Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2003 tanggal Perasuransian Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 424/KMK.06/2003 tanggal Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 426/KMK.06/2003 tanggal
  • 94. Peraturan Baru  Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2008:  Penyesuaian Permodalan  Istilah Unit Syariah  Peraturan Menteri Keuangan No. 124 Tahun 2008:  Asuransi Kredit dan Suretyship untuk usaha asuransi umum syariah dilarang, dan akan diatur tersendiri  Peraturan Menteri Keuangan No. 158 Tahun 2008:  Penilaian surat utang negara;  Dana jaminan (minimum jumlah, perluasan jenis dan penempatan di Kustodian)  Peraturan Ketua Bapepam LK No.Per-02/BL/2009 Tahun 2009:  Pemisahan pencatatan kelompok akun Dana Tabarru’, Investasi Peserta dan Dana Perusahaan;  Perhitungan Solvabilitas Dana Tabarru’
  • 95. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH Pertama : Ketentuan Umum 1. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 2. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. 3. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. 4. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. 5. Premi adalah kewajiban peserta Asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 6. Klaim adalah hak peserta Asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
  • 96. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH Kedua: Akad dalam Asuransi 1. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas akad tijarah dan / atau akad tabarru'. 2. Akad tijarah adalah mudharabah. Sedangkan akad tabarru’ adalah hibah. 3. Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan : a. hak & kewajiban peserta dan perusahaan; b. cara dan waktu pembayaran premi; c. jenis akad tijarah dan / atau akad tabarru’ serta syarat-syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan Ketiga: Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tijarah & Tabarru’ 1. Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis); 2. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.
  • 97. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH Keempat : Ketentuan dalam Akad Tijarah & Tabarru’ 1. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru' bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya. 2. Jenis akad tabarru' tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah. Kelima : Jenis Asuransi dan Akadnya 1. Dipandang dari segi jenis asuransi itu terdiri atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa. 2. Sedangkan akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah dan hibah.
  • 98. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH Keenam : Premi 1. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad tabarru'. 2. Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba dalam penghitungannya. 3. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi-hasilkan kepada peserta. 4. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru' dapat diinvestasikan. Ketujuh : Klaim 1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian. 2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan. 3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. 4. Klaim atas akad tabarru', merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.
  • 99. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH Kedelapan : Investasi 1. Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. 2. Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah. Kesembilan : Reasuransi Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syari'ah. Kesepuluh : Pengelolaan 1. Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah. 2. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah). 3. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru’ (hibah).
  • 100. Prinsip Operasional Asuransi Syariah 1. Menghindari gharar: • Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis, yaitu dengan akad takaful. Dalam asuransi konvensional menjadi gharar karena sudah tahu berapa yang akan diterima tapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (premi) • Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i penerima uang klaim itu sendiri. Pembayaran pada takaful dibagi menjadi dua, masuk ke rekening pemegang polis dan rekening khusus peserta yang diniatkan dengan tabarru’
  • 101. Prinsip Operasional Asuransi Syariah (2) 2. Menghindari maisir (gambling) Jika peserta tidak mengalami musibah maka ia tetap berhak mendapatkan premi yang disetor kecuali dana yang dimasukkan ke dalam dana tabarru’ 3. Menghindari unsur riba dana premi yang terkumpul diinvestasikan dengan prinsip bagi hasil, terutama mudharabah dan musyarakah
  • 102. JENIS TAKAFUL 1. Takaful keluarga • Dapat disebut dengan sistem pengelolaan dana dengan unsur tabungan • Premi takaful akan dimasukkan ke dalam rekening tabungan dan rekening khusus/tabarru’ • Hasil keuntungan akan dibagi menjadi keuntungan perusahaan serta masuk ke rekening tabungan dan rekening takaful • Keuntungan perusahaan akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
  • 103. JENIS TAKAFUL 2. Takaful umum • Premi takaful yang diterima akan dimasukkan ke dalam rekening khusus, yaitu rekening yang diniatkan untuk tabarru’/derma dan digunakan untuk membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah atas harta benda atau peserta itu sendiri • Premi peserta akan dikumpulkan dalam kumpulan dana peserta kemudian diinvestasikan ke dalam pembiayaan. • Keuntungan investasi dimasukkan ke dalam kumpulan dana peserta kemudian dikurangi beban asuransi (klaim, premi asuransi). Jika ada kelebihan sisa akan dibagikan menurut prinsip mudharabah. • Bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak mengalami musibah sesuai dengan penyertaannya. Bagian keuntungan perusahaan akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
  • 104. Asuransi Konvensional Memakai bunga (riba) sebagai Investasi dana pada asuransi syari'ah diambil dari rekening dana perusahaan Pembagian keuntungan pada perusahaan perusahaan dengan peserta sesuai yang telah ditentukan Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional Asuransi Syariah Asuransi Konvensional Memiliki Dewan Pengawas Syariah Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah Akad yang dilaksanakan Berdasarkan jual beli pada asuransi syari'ah berdasarkan tolong menolong syari'ah berdasarkan bagi hasil landasan perhitungan investasinya (mudharabah) Kepemilikan dana pada asuransi Dana yang terkumpul dari nasabah syari'ah merupakan hak peserta (premi) menjadi milik perusahaan Pembayaran klaim pada asuransi Pembayaran klaim diambilkan dari dana tabarru' (dana kebajikan) seluruh peserta asuransi syari'ah dibagi antara Seluruh keuntungan menjadi hak milik prinsip bagi hasil dengan proporsi
  • 106. Selama ini kita lebih mengenal Nama “Koperasi” tanpa  ada umat tambahan Kata “Syariah / Islam”. Sebenarnya , Islam juga ada mempunya i lembaga keuanga n yang namanya “KoperasiSyariah”. KoperasiSyaria h adalah usaha ekonomi yan g otonom  terorganisi r partisipatif secara mantap, demokratis, dan berwatak sosial yan g operasionalny a menggunaka n prinsip- prinsip yan g mengusun g etika moral dengan memperhatikan halal atau haramny a sebuah Islam. usaha yan g dijalankanny a menurut syaria h
  • 107. Berlandaska n U U NO . 25/1992 rev U U No  17/2012, sehingg a antara koperasi syarai h dengan koperasi biasa tidak ada bedanya . Perbedaanny a terletak pada salah satu teknis operasionalnya , mengharamka n dimana koperasi syaria h bunga dan mengusun g etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam melaksanakan usahanya.
  • 108. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 15/DSN-MUI/IX/2000, bahwa pada dasarnya Koperasi syariah boleh menggunakan prinsip bai hasil (revenue  sharing ) maupun bai untung (profit sharing ) dalam pembagian hasil usahanya dengan mitranya (anggota) sesuai kesepakatan rapat anggota. Prinsip revenue sharing yang dibagikan kepasa anggota  adalah pendapatan (revenue) . Pemilik dana (anggota ) menanggung kerugian juga jika usaha dilikuidasi dan jumlah aktiva lebih kecil dari kewajibannya.
  • 109. Prinsip anggot a profit sharing yan g dibagikan kepada Pemilik  adalah keuntungan (profit). dana jika (anggota ) tidak menanggun g kerugian kerugian tersebut disebabka n oleh dan kelalaian pengurus/pengelol a koperasi sebaliknya . Namun, apabila dilihat dari segi kemaslahatan  (kebaikannya ) maka pembagian dengan cara revenue sharing akan lebih baik.
  • 110. Dalam Undang-Undang RI No0 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus melaksanakan prinsip koperasi. Beriku ini prinsip-prinsip koperasi adalah :  Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 1. 2. 3. Pemberia n balas jasa tidak terkait dengan besarny a 4. setoran modal. Memegang teguh prinsip kemandirian. 5.
  • 111. Sebagian ulama menisbatkan koperasi dengan akad mudharabah. Akan tetapi menurut syaltut Menurut Mahmud Syaltut, koperasi merupakan syirkah baru yang tidak bisa dimasukkan ke dalam jenis- jenis syirkah sebagaimana yang ada dalam khazanah fikih.  Sedangka n Khalid Abdurrahma n Ahmad , seoran g enulis Timur  Tengah, berpendapat bahwa haram bagi umat Islam berkoperasi. Dengan alasan tidak sesuai dengan prinsip syariah dan Tujuan utama pembentukan koperasi hanya bermaksud untuk menenteramkan dan membatasi keinginan orang lemah, di samping hanya mempermainkan mereka dengan teori-teori. Namun, di sisi lain hukum Islam mengizinka n kepentinga n masyaraka t dan kesejahteraan bersama melalui prinsip ishtishlah atau al- maslahah dan ini dimiliki oleh koperasi. Melalui pendekatan kaidah ishtishlah dan istihsan ada kecenderungan diperbolehkannya kegiatan koperasi.Di samping itu, jika dilihat dari keberadaan simpanan pokok, wajib, dan suka rela, pada dasarnya koperasi syariah dapat didirikan atas dasar prinsipsyirkah mufawadhah dan syirkatul inan.
  • 112. Sebagaimana yang diungkap di atas koperasi syariah tidak memiliki perbedaan sistem yang mencolok dengan koperasi konvensional.Oleh karena itu payung hukum yang digunakan oleh koperasi syariah secara umum dapat menggunaka n payun g hukum koperasi konvensional Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian . Namun saat ini masalah koperasi syariah diatur khusus melalui Perundang- undanga n tersendiri. BM T yan g berbadan hukum koperasi menggunaka n Peratura n Menteri Negar a Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah
  • 113. Dari segi legalitas, koperasi syaria h belum tercantum dalam U U No 25/1992 tentang Perkoperasian . Untuk sementara , keberadaa n koperasi syariah (Kepmen ) Indonesi a saat ini didasarkan pada Keputusan Menteri Koperas i dan UKM Republik No 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jas a Keuanga n Syaria h (KJKS) . Kemudian, selanjutnya diterbitkan instrumen pedoman standar operasiona l manajeme n kesehatan KJKS/UJK S Koperasi , pedoman penilaian pedoman KJKS/UJK S koperasi, dan pengawasa n KJKS/ UJKS koperasi.
  • 114. Pada prinsipnya koperasi syariah menganut prinsip ekonomi islam pada umunya: 1)Kekayaan adalah amanah Allah 2)Manusia diberi kebebasan bermuamalah 3)Menjunjung tinggi keadilan. Selain itu koperasi syariah perlu memperhatikan beberapa hal seperti: semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib), Dalam menjalankannya harus dalam sertifikais usaha koperasi, usha-usahanya sesuai dengan ketentuan dewan syariah nasional MUI dan tidak bertentangan dengan UU yang berlaku. Dengan demikian, dalam kegiatan usahanya peroduk koperasi syaria berupa: Investasi/ kerjasama, jual beli, sewa menyewa, jasa hiwalah/
  • 115. Koperasi syariah dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan pada prinsip- prinsip syariah islam sebagai berikut 1)Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka 2)Keputusan ditetapkan secara musyawara h dan dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen (istiqomah) 3)Pengelolaan dilakukan secara transparan dan professional 4)Pembagian sisa hasil usah dilakukan secara adil, sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 5)Pemberian balas jasa modal dilakukan secara terbatas dan professional menurut sistem bagi hasil 6)Jujur, amanah dan mandiri 7)Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sumber daya informasi secara optimal 8)Menjalin dan menguatkan kerjasama diantara anggota, antar koperasi serta dengan dan atau lembaga lainnya
  • 116. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha 1. yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib ) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan (ghoror). Untuk menjalankan fungsi perannya , koperasi tersebut syaria h dalam 2. menjalankan usaha sebagaiman a sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus 3. 4. tidak bertentanga n dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku
  • 117. Membangu n dan mengembangka n potensi dan kemampuan a) anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta. b) c) d) Menguatkan kelompok- kelompok anggota , sehingga mampu e) bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota f) g)
  • 118. Sub sistem koperasi syariah adalah badan usaha yang melayan i anggota masyarakat. Contohnya sistem yang sering terjadi di koperasi syariah yaitu koperasi simpan pinjam. Pengertian koperasi simpan pinjam atau koperasi jasa keungan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Seputar koperasi simpan pinjam syariah, pada dasarnya koperasi simpan pinjam syariah di Indonesia sering di sebut BMT atau Baitul Maal Wa At-Tamwil. Selain itu koperai simpan pinjam syariah dalam istilah undang- undang perkoperasian juga di sebut KJKS atau koperasi jasa keuangan syariah. Intinya, koperasi simpan pinjam syariah adalah sebuah bentuk koperasi yang telah mendapat pengesahan oleh dinas koperasi dan usaha kecil menengah yang sistem pengoperasiannya kurang lebih sama dengan koperasi konvensional, hanya saja menggunakan konsep syariah atau bagi hasil. Jika dibandingkan jenis produk antara koperasi syariah dan koperasi
  • 119. Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. Selain itu, mendirikan koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan.Adapun agar diakui keabsahannya, hendaklah koperasi syariah disahkan oleh notaris. (Biaya pengesahan relatif tidak 300 ribu rupiah). Untuk mendirikan koperasi syariah, kita perlu Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha. begitu mahal, berkisar memiliki modal awal. Dana-dana ini dapat Modal bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta didapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga
  • 120. Aspek Pembiayaan: Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap naabah sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya. Aspek Pengawasan: Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional adalah 1. 2. pengawasa n kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah, selain diawasi pada pengawasa n kinerjanya , tetapi juga pengawasa n syariah . Prinsip- prinsip syariah sangat dijunjung tinggi, maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada pengawasan ini, bukan hanya pengurus, tetapi aliran dana serta pembagian hasil tidak luput dari pengawasan
  • 121. Penyaluran Produk: koperasi konvensinal memberlakukan system kredit barang atau uang 3. pada penyaluran produknya, maksudnya adalah koperasi konvensional tidak tahu menahu apakah uang ( barang ) yang digunakan para nasabah untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tida ?, nasabah harus tetap mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga yang telah ditetapkan pada RAT. Aktivitas ini berbeda di koperasi syariah, koperasi ini tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualn secara maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi tunai pada para koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan kepada nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil, artinya jika nasabah mengalami kerugian, koperasipun mendapatkan pengurangan pengembalian uang, dan sebaliknya. Ini merupakan salah satu bagi hasil yang diterapkan pada koperasi syariah. Fungsi sebagai lembaga zakat: Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para 4.
  • 122. RAPAT ANGGOTA TAHU NAN BAD.,AN PENGAWAS ----------·! '----------- PENGURUS MANAGER I TELLER/KASIA I AD,MINI STRAS I &KEUANGAN PEMASARAN