1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
DEMAM DENGUE
1. Laporan Kasus
Demam
Berdarah Dengue
Oleh:
Rizky Ishak Pridata 04084882124010
Triya Edwin 04084882124017
Brian Randing Boen 04084822225131
Pembimbing:
dr. Mira Mariana Ulfah, Sp.A
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Sekayu
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2022
4. Pendahuluan
● Demam dengue atau dengue fever merupakan
salah satu penyakit infeksi virus pada anak yang
paling luas penyebarannya di Indonesia.
● Penyakit ini dapat mengakibatkan kejadian luar
biasa/KLB pada musim hujan di daerah endemis,
karena tumpukan genangan air hujan yang
menjadi media kembang biak dan habitat nyamuk
Aedes
● Demam dengue memiliki beberapa gejala klasik
yakni: gejala demam tinggi mendadak, nyeri
kepala, nyeri otot, sendi dan tulang belakang,,
mual, muntah dan timbulnya ruam
5. Pendahuluan
Penegakan diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Tujuan utama dari terapi demam dengue adalah
mengembalikan status hidrasi dengan penerapan
cairan
Meski prognosis demam dengue bonam secara
vitam, fungtionam, maupun sanationam,
tatalaksana yang tepat dan segera harus selalu
diterapkan.
7. STATUS PEDIATRIK
Nama ayah : Tn. A
Pekerjaan : Pegawai
Swasta
Nama ibu : Ny. A
Pekerjaan : IRT
Nama: An. RP
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir: 05/02/2013
Umur: 9 tahun 5 bulan
Alamat: Dusun V Keban II
Agama: Islam
MRS: 14 Agustus 2022
No. Rec: 381886
8. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada
nenek kandung pasien pada hari Selasa, 16 Agustus
2022 datang ke IGD RSUD Sekayu.
● Keluhan Utama: Demam.
● Keluhan Tambahan:
○ Sakit kepala
○ Nyeri perut
9. Riwayat Perjalanan Penyakit
Demam terjadi secara mendadak
dan terus menerus
Sakit kepala
Nyeri perut
5 hari SMRS
Nyeri terlokalisir pada bagian
ulu hati
Nyeri pada sendi
2 Hari SMRS
Dilakukan pemeriksaan dengan
Hasil trombosit 51.000/mm^3
Limfosit dan monosit melebihi
normal
Hari H
Berobat ke IGD RSUD
Sudah berobat, keluhan
tidak membaik
Anamnesis,
Pemeriksaan fisik
10. ● Riwayat demam berulang disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Penyakit pada Keluarga:
● Pada lingkungan sekitar terdapat tiga yang terkena
○ Ibu
○ Kedua kakaknya
11. ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan
Disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien merupakan seorang pegawai swasta. Ibu pasien seorang ibu rumah
tangga. Pasien berobat ke RSUD Sekayu secara umum.
Kesan: Sosial ekonomi menengah kebawah.
12. Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan : 39 minggu
Partus : Pervaginam
Tempat : Klinik
Ditolong oleh : Bidan
Tanggal : 05/02/2013
Keadaan bayi saat lahir : Menangis spontan
BB : 2700 kg
PB : 48 cm
13. Riwayat Makanan
Kesan: Pola makan kurang baik
Umur Rute Jenis Makanan
0-3 bulan Oral ASI eksklusif
3-6 bulan Oral ASI eksklusif
9-12 bulan Oral Susu formula + MPASI
13-24
bulan
Oral Susu formula + MPASI + Makanan
keluarga
>24bulan Oral Makanan keluarga (makan sedikit)
14. Riwayat Imunisasi
Kesan: Imunisasi lengkap
BCG 0 bulan
DPT 1 2 bulan DPT 2 3 bulan DPT 3 4 bulan
Hep. B 1 0 bulan Hep. B 2 2 bulan Hep. B 3
Hep. B4
3 bulan
4 bulan
HiB 1 2 bulan HiB 2 3 bulan HiB 3 4 bulan
Polio 1 0 bulan Polio 2 2 bulan Polio 3 3 bulan
Campak 9 bulan Polio 4 4 bulan
15. Riwayat Perkembangan
Kesan: Riwayat perkembangan normal
Gigi pertama : 4 bulan Duduk : 7 bulan
Berbalik : 5 bulan Berdiri : 10 bulan
Tengkurap : 3 bulan Berjalan : 12 bulan
Merangkak : 8 bulan Berbicara : 6 bulan
Riwayat Perkembangan
16. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Tanggal pemeriksaan : 16 Agustus 2022
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Status Kesadaran : Compos mentis
TD : 100 mmHg (P50-90) /70 mmHg (P5-50)
N : 97 x/menit, irama denyut nadi reguler, isi
dan tegangan cukup/menit
RR : 21 x/menit, reguler
T : 37,4°C
SpO2: 99% dengan udara ruangan
17. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Tanggal pemeriksaan : 16 Agustus 2022
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Status Kesadaran : Compos mentis
BB : 17.8 kg
TB : 128 cm
IMT : 10,86 kg/m2
BB/U :
17,8
25
𝑘𝑔 (p<5)
PB/U :
128
137
𝑐𝑚 (P5 – P10)
Kesan: Gizi buruk
BB ideal : 25 kg
Usia Tinggi : 8 tahun
Status Gizi :
𝑏𝑏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝑏𝑏 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
∗ 100% =
17.8
25
∗ 100 = 71.2%
Kesan : Gizi buruk
LK : 51 cm (-2SD < Z < 0SD)
LiLA : 18,1 cm (P5 – P10)
27. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Daftar Masalah
Demam
Nyeri perut
Sakit Kepala
Leukopenia
Trombositopenia
Gizi buruk
Diagnosis Banding
Demam Berdarah Dengue + Gizi buruk
Demam tifoid
Infeksi rotavirus
Gastroenteritis akut
Diagnosis Kerja
Demam Berdarah Dengue + Gizi buruk
28. Laboratorium 27/06/2022
Tatalaksana
Prognosis
Non Farmakologi
Pemberian cairan dan kalori yang cukup, sesuai berat
badan, peningkatan suhu, dan status hidrasi
Farmakologi
IVFD RL 1.5 ml/kg/jam
Parasetamol tab 4 x ½ tab jika perlu
Omeprazole 2 x 10 mg
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
29. Follow Up
15 Agustus 2022
S:
Demam (+) naik turun, nyeri perut (+) berkurang, mual dan muntah
(-), nafsu makan kurang
O:
Suhu: 37,8 oC
HR : 100 x/menit
RR : 22 x/menit
Keadaan Spesifik
Abdomen : BU (+), nyeri tekan (+) epigastrium, hepatosplenomegai
(-)
A: Demam berdarah dengue + gizi buruk
P:
IVFD RL 1.5ml/kg/jam
Parasetamol 4 x ½ tab PO
Inj Omeprazole 2 x 40 mg IV
30. Follow Up
16 Agustus 2022
S:
Demam (-), nyeri perut (+) berkurang, mual dan
muntah (-), nafsu makan membaik
O:
SpO2 : 99%
Suhu: 37,4 oC
HR : 97 x/menit
RR : 25 x/menit
Keadaan Spesifik
Abdomen : Nyeri perut (+) berkurang, pembesaran
hepar (-)
A: DBD + gizi buruk
P:
IVFD RL 2ml/kg/jam
Paracetamol tab 4 x ½ tab PO
Inj Omeprazole 2 x 10 mg IV
32. Definisi
Demam Dengue (DD) adalah penyakit
akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang ditularkan oleh nyamuk.
Dengue ditularkan antara manusia
oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, yang ditemukan di
seluruh dunia.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
adalah infeksi dengue ditandai dengan
munculnya demam (>38ºC) mendadak
selama 2-7 hari disertai dengan nyeri
kepala, nyeri retro-orbital, mialgia,
atralgia, nyeri gastrointestinal, dan
ruam. dan adanya bukti plasma
leakage yang bertendensi
menimbulkan renjatan dan kematian.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pedoman Praktik Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Moh. Hoesin. Palembang; 2020.
33. Epidemiologi
Indonesia merupakan negara ke-2 dengan kasus DBD tertinggi
Pada tahun 2016, di Sumatera Selatan tercatan Incidine rate DBD sebesar
47,19/100.000 penduduk dengan CFR sebesar 0,65
Kementerian Kesehatan RI. Situasi Penyakit Demam Berdarah Di Indonesia 2017 [Internet]. Vol. 31, Journal of Vector Ecology. 2018. p. 71–8.
34. Etiologi
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk.
Virus Dengue (DENV) adalah virus RNA beruntai tunggal kecil yang terdiri atas 4
serotipe berbeda:
DENV-1
DENV-2
DENV-4
DENV-3
Islam MT,et al. Production, Transmission, Pathogenesis, and Control of Dengue Virus: A Literature-Based Undivided Perspective. Biomed Res Int. 2021;2021.a
35. Etiologi
Infeksi virus dengue biasanya menyebar
melalui gigitan nyamuk betina yang
terinfeksi genus Aedes, terutama oleh Aedes
aegypti dan Ae. Albopictus. Namun, dua
vektor lainnya seperti Ae. polynesiensis dan
Ae. niveus telah diidentifikasi sebagai
vektor sekunder di beberapa wilayah di
seluruh dunia.
Islam MT,et al. Production, Transmission, Pathogenesis, and Control of Dengue Virus: A Literature-Based Undivided Perspective. Biomed Res Int. 2021;2021.a
36. Fase Demam Dengue
Lama perjalanan penyakit dengue yang klasik
umumnya berlangsung selama 7 hari dan terdiri
atas 3 fase, yaitu:
• Fase Demam (hari sakit ke 1 – 3)
• Fase Kritis (hari ke 4 – 5 (24-48 jam))
• Fase Penyembuhan (berlangsung 1-2 hari).
Fase demam
• Anak biasanya tidak mau
makan dan minum sehingga
dapat mengalami dehidrasi,
terlihat sakit berat, muka
dapat terlihat kemerahan
(flushing)
• hematokrit masih normal
Fase kritis
• Demam turun (fase
deffervescene).
• Kebocoran plasma menjadi
nyata dan mencapai puncak
pada hari ke-5
• jumlah trombosit terendah
dan nilai hematokrit tertinggi
Fase penyembuhan
• Cairan yang keluar dari
pembuluh darah akan
kembali masuk ke dalam
• Trombosit kembali ke angka
normal
Islam MT,et al. Production, Transmission, Pathogenesis, and Control of Dengue Virus: A Literature-Based Undivided Perspective. Biomed Res Int. 2021;2021.a
37. Fase Demam Dengue
Chen HR, Lai YC, Yeh TM. Dengue virus non-structural protein 1: A pathogenic factor, therapeutic target, and vaccine candidate. J Biomed Sci. 2018;25(1):1–11.
38. Patofisiologi plasma leakage
DENV NS1 PBMC
• TNF-α
• IL-6
• Degradasi
glicocalyx
Peningkatan
permeabilitas
pembuluh darah
Kebocoran plasma/vaskular
Chen HR, Lai YC, Yeh TM. Dengue virus non-structural protein 1: A pathogenic factor, therapeutic target, and vaccine candidate. J Biomed Sci. 2018;25(1):1–11.
39. Klasifikasi
1997 2011 2009
Demam dengue
(tanpa
perembesan
Demam dengue
(tanpa
perembesan
EDS
Dengue tanpa warning signs Tatalaksana
Grup A
DBD derajat I
(tanpa syok)
DBD derajat I
(tanpa syok)
Dengue dengan warning sign Tatalaksana
Grup B
DBD derajat II
(tanpa syok)
DBD derajat II
(tanpa syok)
DBD derajat III
(DSS)
DBD derajat III
(DSS)
Severe dengue (perembesan
plasma hebat, perdarahan
hebat, dan keterlibatan
organ)
Tatalaksana
Grup C
DBD derajat IV
(sindrom syok
dengue dengan
profound shock)
DBD derajat IV
(sindrom syok
dengue dengan
profound shock)
40. Klasifikasi
WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever [Internet]. WHO Regional Publication SEARO. 2011.
159–168 p.
41. Manifestasi Klinis
WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever [Internet]. WHO Regional Publication SEARO. 2009.
159–168 p.
43. Pemeriksaan fisik
1. Suhu tubuh dapat meningkat, normal atau hipotermi
2. Dijumpai facial flush
3. Manifestasi perdarahan
• Uji bendung positif (≥10 petekie/inch2 atau 2.5 cm2) merupakan manifestasi perdarahan yang paling
banyak pada fase demam awal.
• Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk jalur vena (easy bruising).
• Petekie
• Perdarahan mukosa: epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna
• Hematuria (jarang) Menorrhagia (pada remaja dan dewasa)
4. Ruam makulopapular/rubellaform pada fase demam
5. Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan
44. Pemeriksaan fisik
6. Splenomegali (jarang)
7. Terdapat hemostasis yang tidak normal
8. Terdapat perembesan plasma (khususnya pada rongga pleura/efusi pleura dan rongga
peritoneal/ascites)
9. Dapat disertai dengan hipovolemia, dan syok
10. Warning Signs: muntah persisten, nyeri perut, menolak asupan per oral, letargi atau gelisah,
hipotensi postural, oliguria
11. Gejala kegagalan sirkulasi terjadi pada saat suhu turun antara hari ke 3-7 demam berupa: kulit
dingin dan lembab, sianosis sirkumoral, nadi lemah dan cepat. Pasien tampak letargi atau
gelisah kemudian jatuh dalam keadaan syok.
45. Pemeriksaan fisik
Tanda tanda syok
1. Nadi cepat dan lemah
2. Tekanan nadi sempit, diastolik cenderung naik atau hipotensi
3. Capillary refill time> 3 detik
4. Akral dingin
5. Gelisah
6. Pada profound shock (DBD grade IV), nadi tidak teraba dan TD tidak terukur
7. Oliguria hingga anuria
46. Pemeriksaan fisik
Pada prolonged shock dapat terjadi:
• asidosis metabolik
• gagal mutliorgan
• perdarahan masif
• gagal hati dan renal
• Ensefalopati
• perdarahan intrakranial
Fase konvalesen
• sinus bradikardi
• Aritmia
• timbul ruam konvalesen
47. Warning sign DBD
Parameter Deskripsi Penjelasan
Klinis
Muntah persisten
≥3 episode muntah dalam 12 jam dan tidak
dapat mentoleransi cairan oral
Nyeri abdomen
Perut nyeri terus menerus dan intensitas
bertambah sehingga mengganggu aktivitas
Gelisah/letargi Kesadaran menurun dan/atau iritabel
Perdarahan mukosa
- mimisan/epistaksis
- perdarahan gusi
- perdarahan kulit berupa ptekie
- purpura
- perdarahan konjungtiva/subkonjungtiva
Hepatomegali Pembesaran hati teraba >2 cm
Akumulasi cairan Edema palpebra, efusi pleura, asites
Laboratorium Kadar Ht dan trombosit
Peningkatan ht dibandingkan sebelumnya,
disertai penurunan trombosit
49. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah perifer (hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit)
serta hitung jenis saat awal
• Pemeriksaan Hb, Ht, Trombosit, Leukosit secara berkala
• Antigen NS1
• IgG dan IgM Dengue
50. Pemeriksaan Penunjang
Ig M Ig G Interpretasi Keterangan
+ - Infeksi primer -
+ + Infeksi sekunder -
- - Tidak terbukti
adanya infeksi
Diulang pada fase
konvalesens
- + Infeksi pada 2-3
bulan sebelumnya
Diulang pada fase
konvalesens
51. Diagnosis Banding
Fase Demam
Flue like
syndrome
Selesma, influenza, campak, Covid-19
Demam dan
ruam
Rubela, campak, infeksi menigokokus,
erupsi obat
Diare Rotavirus, infeksi usus lainnya
Penyakit dengan
manifestasi
neurologis
Meningioensefalitis, kejang demam
Fase Kritis
Penyakit infeksi Gastroenteritis akut, malaria, demam
tifoid, hepatitis, sepsis bakterial, syok
septik
Keganasan Leukemia akut dan keganasan lainnya
Gejala klinis
lainnya
Akut abdomen
- Apendisitis akut
- Kolesistitis akut
- Perforasi usus
Asidosis aktat
Ketoasidosis diabetikum
52. Tatalaksana
Grup A Grup B Grup C
Pasien dapat
dipulangkan
Rujuk tatalaksana
di RS
Perhatian
khusus
53. Grup A
Anjuran perawatan
di rumah
Segera membawa pasien ke rumah
sakit bila dijumpai warning signs
Meningkatkan asupan cairan dengan
memberi larutan rehidrasi oral
Berikan parasetamol untuk demam
tinggi dengan interval pemberian 4–6
jam
54. Grup B
Komorbid
• Anjurkan minum lebih banyak
• Terapi IV NaCl 0,9 % (bila tidak terpenuhi)
Berikan larutan isotonik
• Dimulai dengan tetesan 5–7 ml/kg/jam selama 1–2 jam
sesuai indikasi klinis
• 3 –5 ml/kg/jam untuk 2–4 jam, dan diturunkan menjadi
2–3 ml/kg/jam atau kurang berdasarkan respons klinis
Periksa kondisi klinis dan ulangi
pemeriksaan hematokrit
Warning sign
Pantau hingga fase
kritis lewat
55. Grup C
Fase kritis
Perembesan plasma hebat yang
menyebabkan syok dan/atau akumulasi cairan
yang disertai distres napas
Perdarahan hebat
Kerusakan organ yang berat (gagal hati,
gangguan fungsi ginjal, kardiomiopati,
ensefalopati atau ensefalitis)
60. An.RP,perempuan,usia9tahundatingkeIGDRSUDSekayudengankeluhan
demam
Demam terjadi secara mendadak dan terus
menerus
Mengeluhkan adanya sakit kepala dan
mata panas
Pasien diberikan obat, namun keluhan
tidak mebaik.
3 hari SMRS IGD
Nyeri perut terlokalisir pada bagian ulu
hati. Pasien tampak lemas dan nafsu
makan menurun namun masih mau
minum.
Anamnesis menggambarkan ada banyak
genangan air di sekitar rumah pasien.
Faktor risiko habitat nyamuk dengue
dan risiko terjangkitnya demam dengue
meningkat.
61. Fisik
6
2
Spesifik
Keadaan tampak lemas
Kesadaran compos mentis
Nadi 97 x/menit, pernapasan 21 x/menit, SpO2 99%, suhu 37,4^C
Tekanan darah 100/70 mmHg
Kesan status gizi buruk
Nyeri tekan epigastrium (+)
Rumple leed test menunjukkan hasil positif.
Pemeriksaan
62. Pemeriksaan Anjuran Fase viremia awal Fase viremia akhir
Dengue IgM, IgG
Dengue NS1 Antigen
6
3 Pemeriksaan anjuran
Dengue IgM (-)
Dengue IgG (-)
Belum terbentuk antibodi
Dengue IgM (+)
Dengue IgG (+)
Meningkat
63. Penatalaksanaan
Awal
6
4
Evaluasi
Bed rest
Pemberian cairan ringer laktat secara intravena
Paracetamol bila suhu anak >38.5oC
Injeksi omeprazole untuk menangani mual dan muntah pada pasien.
Kurva suhu/6 jam dan pemeriksaan laboratorium secara berkala
Anak telah bebas demam pada hari keenam
trombosit >50.000
hematokrit stabil
Keluhan muntah berhenti pada hari kelima
Tidak ada lagi muntah dan nyeri perut
Kemampuan makan oral membaik
64. DAFTAR PUSTAKA
● Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pedoman Praktik Klinis Departemen Ilmu
Kesehatan Anak RSUP Dr. Moh. Hoesin. Palembang; 2020.
● Islam MT, Quispe C, Herrera-Bravo J, Sarkar C, Sharma R, Garg N, et al.
Production, Transmission, Pathogenesis, and Control of Dengue Virus: A
Literature-Based Undivided Perspective. Biomed Res Int. 2021;2021.
● Kementerian Kesehatan RI. Situasi Penyakit Demam Berdarah Di Indonesia
2017 [Internet]. Vol. 31, Journal of Vector Ecology. 2018. p. 71–8. Available
from:
https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/Info
Datin-Situasi-Demam-Berdarah-Dengue.pdf
● World Health Organization. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment,
Prevention and Control. 2009;41(1):29–29.
65
65. DAFTAR PUSTAKA
● Guzman MG, Harris E. Dengue. Lancet. 2015;385(9966):453–65.
● Chen HR, Lai YC, Yeh TM. Dengue virus non-structural protein 1: A pathogenic
factor, therapeutic target, and vaccine candidate. J Biomed Sci. 2018;25(1):1–11.
● Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Tatalaksana infeksi dengue anak dan
remaja. Pedoman Nas pelayanan Kedokt. 2021;1–67.
66
Anamnesis: tinggal di area dengan faktor risiko habitat nyamuk maupun riwayat berkunjung ke daerah endemic
Pemfis: rumple leed test, dan penilaian tanda-tanda perdarahan lain
Pemlab: darah perifer, antigen NS1, IgM, dan IgG Dengue, PCR, dan kultur virus mampu membantu menegakkan diagnosis demam dengue
Nellhaus
Frisancho
-DENV NS1 yang menginfeksi oleh sel mononuklear darah perifer (PBMC) menginduksi sekresi TNF-α dan IL-6 yang dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kapiler menyebabkan kebocoran plasma.
-Selain mengganggu permeabilitas sel endotel pembuluh darah, NS1 juga menyebabkan kebocoran vaskular dengan menginduksi degradasi glicocalyx.
Glicocalyx adalah jaringan tipis bermuatan negatif yang terdiri dari glikoprotein, proteoglikan, dan glikosaminoglikan di sisi luminal sel endotel yang melapisi pembuluh darah di seluruh tubuh. Glicocalyx berperan sebagai barier yang mengatur berbagai proses fisiologis hemostasis seperti mencegah adesi leukosit dan platelet pada dinding kapiler. Kerusakan pada glycocalyx endotel berkolerasi dengan berbagai patologi penyakit vascular, seperti atherosclerosis, ischemia, dan diabetes.
Untuk menegakkan diagnosis kerja DBD dibutuhkan dua kriteria klinis ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan hematokrit). Manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari yang paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), demam dengue, demam berdarah dengue sampai demam berdarah dengue disertai syok (dengue shock syndrome = DSS).
Pasien yang masuk grup A adalah mereka yang masih bisa minum dengan jumlah cukup dan buang air kecil setidaknya 6 jam sekali serta tidak memiliki warning signs terutama ketika demam turun (defervescense).
Nasehati orang tua/pengasuh bahwa pasien harus dibawa ke rumah sakit segera apabila terdapat kondisi klinis yang tidak membaik
-saat suhu turun (defervescense),
-nyeri perut hebat
-muntah terus-menerus
-ekstremitas lembab dan dingin
-letargi atau rewel/gelisah, perdarahan
-serta tidak buang air kecil selama lebih dari 4–6 jam