Dokumen tersebut membahas produk olahan ikan untuk bahan pangan dan farmasi kelautan. Terdapat dua jenis pengolahan ikan, yaitu tanpa merubah bentuk seperti ikan asap, pindang, dan asin, serta dengan merubah bentuk menjadi produk seperti bakso ikan, abon ikan, kerupuk ikan, dan sosis ikan. Produk-produk tersebut diolah untuk meningkatkan daya simpan serta memberikan cita rasa.
1. PRODUK BAHAN
LAUT UNTUK
BAHAN PANGAN
FARMASI KELAUTAN
Pengolahan ikan dapat dilakukan dengan memproses ikan dalam keadaan utuh
tanpa merubah bentuknya, dan dapat juga diolah menjadi bentuk lain seperti
tepung ikan, keripik ikan. Pengolahan ikan tanpa merubah bentuk untuk
mendapatkan produk yang memiliki masa simpan yang lebih panjang dan dan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan asap untuk mendapatkan ikan asap,
ataupun dengan memanfaatkan perebusan dengan garam yang dapat dikombinasi
dengan pengeringan (ikan asin kering) atau tanpa pengeringan yang dikenal
sebagai ikan pindang.
Berbagai produk ikan asap dapat dijumpai dipasaran
antara lain : ikan salem asap, ikan tongkol asap, ikan lele
asap dan ikan bandeng asap. Pada dasarnya semua jenis
ikan dapat di asap, tetapi ikan yang berlemak mudah
mengalami oksidasi selama pengasapan. pembuatan ikan
asap bertujuan untuk pengawetan dan memberi cita rasa
yang khas.
Efek pengawetan dihasilkan oleh pemberian garam,
pengeringan dan pengasapan, sedangkan efek cita rasa
yang khas berasal dari pengurai protein ikan oleh enzim
catepsin menghasilkan senyawa organik, dan hasil reaksi
komplek terutama daging dengan bahan organik yang
terdapat di dalam asap.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989), pemindangan adalah
proses pengawetan ikan dengan cara mengukus ikan dalam
lingkungan bergaram dengan tujuan untuk menghambat aktivitas
enzim.
Jenis ikan yang biasa digunakan sebagai bahan baku pemindangan
adalah ikan air laut seperti tongkol (Euthynnus spp.), tengiri
(Scomberomorus spp.), kembung (Scomber spp.), layang (Decapterus
spp.) dan ikan air tawar misalnya mas (Cyprinus carpio) dan nila
(Tilapia nilotica) serta ikan air payau seperti bandeng (Chanos chanos)
(Purnomo, 2002).Menurut Himawati (2010), ditinjau dari gizinya
ternyata ikan pindang memiliki kandungan protein sebesar 27 %.
Ikan pindang kaya akan vitamin A dan D dan setelah diasinkan itu
tidak hilang
Ikan Asin merupakan ikan yang menjadi asin dan kering
melalui proses penggaraman dan penjemuran, ikan asin
mempunyai kadar air rendah karena penguapan oleh panas
dan penyerapan oleh garam. Ikan asin dapat bermanfaat
sebagai bahan makanan yang tahan lama dan tidak mudah busuk
atau mengalami kerusakan sehingga hasilnya diharapkan dapat
memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga
nelayan.Disamping itu ikan asin juga mengandung berbagai
macam vitamin antara lain Vitamin A, Vitamin E, Vitamin B1,
Vitamin B2 dan Vitamin B6.
PENGOLAHAN IKAN
A. Produk Olahan Ikan Tanpa Merubah Bentuk
Ikan Asap
1.
2. Ikan Pindang
3. Ikan Asin
SALNI NINDITA 1843057022
2. Top Traits of the Greats
Abon merupakan salah satu jenis produk olahan makanan
kering berbentuk khas yang dibuat dari daging yang direbus
dan disayat-sayat dan diberi bumbu, digoreng kemudian
dipres. Pada prinsipnya abonmerupakan suatu proses
pengawetan yaitu kombinasi antara perebusan dan
penggorengan dengan menambahkan bumbu-bumbu. Produk
yang dihasilkan mempunya tekstur, aroma dan rasa yang
khas. Selain itu proses pembuatan abon merupakan proses
pengurangan kadar air dalam bahan daging untuk
memperpanjang proses penyimpanan.
Abon ikan yang bermutu baik adalah abon ikan yang
terbuat dari ikan yang baik. Ikan yang baik adalah ikan yang
masih segar. Ikan segar adalah ikan yang memiliki sifat sama
dengan ikan yang masih hidup baik rupa, bau, aroma, rasa dan
tekstur.
Dari segi gizi kerupuk dapat merupakan sumber kalori
yang berasal dari pati (dan lemak apabila telah
digoreng), serta sumber protein (apabila ikan benar-benar
ditambahkan). Dari hasil analisis peneletian yang telah ada
ditemukan bahwa kadar protein kerupuk mentah bervariasi
dari 0.97 sampai 11.04 %berat basah (dengan kadar air yang
bervariasi dari 9.91 sampai 14 %). Sedangkan kadar
patinya bervariasi dari 10.27 sampai 26.37 % berat basah.
Akan tetapi, bila diperhatikan bahwa fungsi kerupuk hanya
sebagai makanan tambahan lauk pauk atau sebagai
makanan kecil, maka jumlah yang dikonsumsinya pun
hanya sedikit saja.Sehingga dalam hal ini kerupuk tidak
dapat dikategorikan sebagai sumber protein maupun
kalori.Artinya walaupun ada, peranannya kecil sekali dalam
mensuplai baik kalori maupun protein (Koswara, 2009).
Bakso ikan merupakanproduk olahan hasil
perikananyang menggunakan lumatan daging ikan
atau surimi minimum 40% dan dicampurtepung, dan
bahan-bahan lainnya bila diperlukan, yang
mengalami pembentukandan pemasakan (Badan
Standarisasi Nasional, 2014).
Tujuan penambahan karbohidrat pada bahan pangan
adalah memperbaiki warna dan tekstur fisik bahan
pangan sertamenambah nilai gizi dan memberikan
citra rasagurih pada bahan pangan itu sendiri.
Bakso ikan memiliki kandungan nutrisi dan kadar air
yang tergolong tinggisehingga mempengaruhi daya
simpan bakso. Daya simpan bakso
rendah,maksimal hanya
mampu bertahan satu hari pada suhu kamar
(Cahyono, 2013).
Sosis merupakan produk daging giling yang
bersifat kenyal dan berbetuk silinder, dengan
pembungkus khusus (casing).Produk ini sangat
populer di Jepang dan dipasarkan dalam kemasan
plastik atau kaleng. Di Indonesia sosis ikan
belum begitu banyak dikenal masyarakat.Semua
jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk
membuat sosis ikan. Untuk membuat sosis ikan
harus menggunakan bahan baku ikan segar, tidak
cacat fisik dan berkualitas baik. Mutu protein
pada ikan segar masih baik karena mengandung
protein yang larut dalam air (watersoluble protein)
dan protein yang larut dalam garam (salt soluble
protein) yang berfungsi sebagai emulsifer
dalam pembuatan adonan sosis ikan.
B. Produk Olahan Ikan Dengan Merubah Bentuk
Melakukan proses pengolahan dengan merubah bentuk ikan menjadi suatu bahan
makanan atau bentuk yang lain
Ex:Bakso ikan, Abon ikan, dll.
Bakso Ikan
1.
2. Kerupuk Ikan
3. Abon Ikan
4.Sosis Ikan
SALNI NINDITA 1843057022