SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 1
PENANGANAN DAN PENGOLAHAN DAGING
Oleh :
Lutfia Hanim Mufida, S.Pt, MP*
Daging merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi disamping telur, susu
dan ikan. Daging mengandung protein, lemak, mineral, air serta vitamin dalam susunan
yang beerbeda tergantung jenis makanan dan jenis ternak. Ternak yang berbeda
mempunyai komposisi daging yang berbeda. Sebagai bahan pangan, daging merupakan
sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang cukup lengkap. Daging bersifat mudah
rusak akibat proses mikrobiologis, kimia dan fisik bila tidak ditangani dengan baik.
Kualitas daging ditentukan oleh faktor sebelum pemotongan (antemortem) dan
faktor setelah pemotongan (postmortem), termasuk kondisi sebelum pemotongan, abatoir
dan teknik pemotongan, serta teknologi prosesing yang diaplikasikan. Untuk itu, regulasi
higienis daging, termasuk standar higienis abatoir dan pemotongan harus mampu menjamin
kondisi higienis industri daging. Sistem pemotongan tradisional harus memperhitungkan
standar higienis untuk menjamin prosesing daging di abatoir dan kualitas daging yang
optimal. Sistem abatoir modern dengan teknik pemotongan serta standar grading karkas dan
daging penting untuk dipromosikan dan diaplikasikan. Demikian pula sistem HACCP perlu
diperhitungkan dan diaplikasikan mulai dari produsen hingga produk-produk daging untuk
menjamin standar kualitas daging yang berkualitas baik, higienis dan aman bagi konsumen.
Pemotongan ternak sapi/kerbau/kambing/domba harus terpisah dari babi, dengan
syarat pemotongan adalah : ternak sehat, cukup istirahat, betina tidak produktif dan dalam
keadaan darurat. Cara pelaksanaan pemotongan yang benar adalah sebagai berikut: a.
Ternak tidak diperlakukan kasar; b. Ternak tidak mengalami stress; c. Penyembelihan dan
pengeluaran darah harus cepat dan sempurna; d. Kerusakan karkas minimal; e. Higienis; f.
Ekonomis; Aman bagi pekerja
Pelayuan disebut juga aging, conditioning atau hanging, yaitu dengan
menggantungkan karkas selama waktu tertentu di dalam ruangan dengan temperatur diatas
titik beku karkas (-1,5° C). Pelayuan biasanya dilakukan pada ruangan pendingin dengan
temperatur pada kisaran 15° - 16° C selama 24 jam, atau dapat pula dilakukan pada kisaran
temperatur 0° - 3° C dengan waktu yang lebih lama. Selama proses pelayuan terjadi proses
autolisis, yaitu perombakan tenunan daging oleh enzim yang terdapat di dalam daging,
sehingga daging menjadi lebih empuk dan berkembangnya flavor daging yang lebih baik.
Daging biasanya dilayukan dalam bentuk karkas atau setengah karkas. Pelayuan dengan
cara menggantung karkas akan mengurangi pemendekan otot akibat rigor mortis karena
secara fisik, penggantungan menyebabkan gaya berat karkas menahan proses kontraksi
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 2
otot. Selain itu dengan adanya pelayuan maka memberikan kesempatan enzim proteolitik
untuk mendegradasi protein-protein serat sehingga menjadikan daging terasa lebih empuk.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi luas permukaan yang dapat diinfeksi oleh mikroba.
Tujuan dari pelayuan daging adalah: (1) agar proses pembentukan asam laktat dari
glikogen otot berlangsung sempurna sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat, (2)
pengeluaran darah menjadi lebih sempurna, (3) lapisan luar daging menjadi kering, sehingga
kontaminasi mikroba pembusuk dari luar dapat ditahan, (4) untuk memperoleh daging yang
memiliki tingkat keempukan optimum serta cita rasa khas.
Rigor mortis merupakan proses yang harus diperhatikan karena kesalahan
penanganan bisa berpengaruh pada kualitas daging. Karkas yang pre rigor atau sedang rigor
disimpan beku maka bila karkas/daging dicairkan (thawing) akan terjadi pengkerutan yang
hebat hingga bisa mencapai 50% karena terjadi rigor mortis kembali (thaw rigor). Hal ini
menyebabkan ukuran karkas atau daging menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Oleh
karena itu pembekuan karkas atau daging biasanya dilakukan pada keadaan posrigor.
Berkenaan dengan sifat rigor mortis ini maka dalam pelayuan biasanya dilakukan
pada temperatur antara 15-16 °C. Pada temperatur ini rigor mortis masih bisa berlangsung
sehingga tidak menimbulkan pengkerutan. Pelayuan pada temperatur rendah akan
menyebabkan pengkerutan dingin (cold shortening). Temperatur di bawah 15 o
C
menyebabkan karkas yang belum rigor atau sedang rigor menjadi tidak bisa melangsungkan
rigor mortis dan bila dikembalikan ke temperatur ruang maka rigor mortis yang tertunda tadi
berlangsung kembali tetapi diikuti dengan pengkerutan karkas/daging.
Daging merupakan sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang cukup
lengkap. Daging bersifat mudah rusak akibat proses mikrobilogis, kimia dan fisik bila tidak
ditangani dengan baik, daging yang tidak sehat bila dikonsumsi dapat menyebabkan sumber
penyakit akibat keracunan makanan bagi manusia, untuk itu perlu diketahui berbagai jenis
dan kriteria daging yang sehat dan baik.
Daging Asuh (aman, sehat, utuh dan halal) adalah daging yang diperoleh dengan
beberapa persyaratan yaitu bagian yang diperoleh dari pemotongan ternak, baik ternak
besar seperti sapi, kerbau dan kuda, ternak kecil kambing, domba maupun ternak unggas di
RPH/RPA, disembelih menurut syariat agama Islam, pemeriksaan ante mortem/post mortem,
karkas/daging diberi cap/stempel, tidak ditambah bahan/zatyang mengubah warna daging,
kecuali dengan pendinginan, diangkut dengan kendaraan tertutup, khusus suhu (4–10 o
C).
Hal yang harus diperhatikan dari penyediaan daging adalah : 1. Kesehatan Ternak,
jika ternak sehat maka daging sehat dan jika ternak sakit maka daging sakit; 2. Kebersihan
Ternak, jika sebelum penyembelihan dilakukan penyiraman ternak maka mikroorganisme
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 3
dalam daging bisa diminimalisir; dan 3. Kebersihan Ruang Pemotongan, Peralatan dan
Petugas, hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi daging.
Daging adalah bagian otot skeletal dari karkas sapi yang aman, layak dan lazim
dikonsumsi oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin atau daging beku.
Daging dapat didefinisikan juga sebagai jaringan otot hewan yang telah dipotong, dapat
digunakan sebagai bahan pangan yang aman dikonsumsi, sebagai bahan pangan daging
mempunyai nilai nutrisi yang tinggi yang mengandung asam-asam amino esensial yang
lengkap dan seimbang, disamping mengandung komponen lainnya seperti air, lemak,
karbohidrat dan komponen anorganik sehingga sangat baik untuk kebutuhan hidup manusia.
Organ-organ misalnya hati, ginjal, otak, paru-paru, jantung, limpa, pancreas, dan jaringan
otot termasuk dalam definisi ini (Soeparno, 2005).
Daging yang umum dikonsumsi dapat diperoleh dari ternak ruminansia besar dan
kecil (sapi, kerbau, domba, kambing), ternak unggas (ayam, itik), dan aneka ternak (kelinci,
rusa, kuda, babi). Daging juga dapat dibedakan atas daging merah dan daging putih
tergantung perbedaan histologi, biokimia, dan asal ternak. Daging merah adalah daging
yang memiliki serat yang sempit, kaya akan pigmen daging (mioglobin), mitokondria dan
enzim respirasi berhubungan dengan tingginya aktivitas otot serta kandungan glikogen yang
rendah. Daging putih merupakan daging yang berserat lebih besar dan lebar, sedikit
mioglobin, mitokondria dan enzim respirasi berhubungan dengan aktivitas otot yang
singkat/cepat serta kandungan glikogen yang tinggi. Daging putih mempunyai kadar protein
lebih tinggi dibanding daging merah namun daging merah memiliki kadar lemak jenuh dan
kolesterol lebih tinggi dibanding daging putih. Beberapa macam warna daging dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Beberapa Macam Jenis Daging
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 4
Daging sapi berwarna merah terang/cerah, mengkilap, dan tidak pucat. Secara fisik
daging elastis, sedikit kaku dan tidak lembek. Jika dipegang masih terasa basah dan tidak
lengket di tangan. Dari segi aroma, daging sapi sangat khas (gurih). Daging domba dan
kambing Ciri-ciri daging domba dan kambing hampir sama dengan daging sapi. Namun
daging domba dan kambing memiliki serat lebih kecil dibandingkan serat daging sapi, serta
aroma daging kambing yang khas goaty. Daging ayam Daging ayam berwarna putih
keabuan dan cerah. Kulit ayam berwarna putih kekuningan dan bersih. Jika disentuh daging
terasa lembab tidak lengket. Serat daging ayam halus, mudah dikunyah/digiling, mudah
dicerna, berflavor lembut, aroma tidak menyengat, dan tidak berbau amis. Daging kelinci
Daging kelinci tidak berbau, berwarna putih hampir sama dengan daging ayam, seratnya
halus. Kandungan kolesterol daging kelinci rendah sehingga baik dikonsumsi oleh penderita
jantung, manula, dan obesitas, dipercaya dapat mengobati asma karena mengandung
kitotefin serta asam lemak omega-3 dan omega-9.
Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari
bahan pangan nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam
amino esensialnya yang lengkap dan seimbang. Daging juga mengandung kolesterol,
walaupun dalam jumlah yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan bagian jeroan
maupun otak. Kadar kolesterol daging sekitar 500 mg/100 gram lebih rendah dari kolesterol
otak (1.800-2.000 mg/100 g) atau kolesterol kuning telur (1.500 mg/100 g).
Komposisi tersebut tidak selalu tetap karena dipengaruhi oleh faktor genetik,
fisiologis, nutrisi, umur, jenis kelamin dan berat hidup. Kualitas produk akhir yang optimal
dapat dicapai dengan memilih daging yang baik. Daging sapi yang baik adalah yang memiliki
penampakan yang mengkilat dengan warna merah segar, seratnya halus, lemaknya
berwarna kuning, elastis dan tidak berbau busuk.
Beberapa kandungan nutrisi ternak yang ada di beberapa jenis daging dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan nutrisi beberapa jenis daging (%)
No Jenis Daging Kalori Protein Lemak
1 Daging sapi 207 18,8 14
2 Daging kerbau 85 18,7 0,5
3 Daging kambing 154 16,6 9,2
4 Daging domba 206 17,1 14,8
5 Daging ayam 302 18,2 25
6 Daging itik 326 16,0 28,6
7 Daging Kelinci 160 21,0 8,0
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 5
Daging segar mudah busuk atau rusak karena perubahan kimiawi dan kontaminasi
mikroba. Oleh karena itu berbagai cara pengolahan dan pengawetan daging perlu
dikembangkan. Tujuan dari pengolahan dan pengawetan daging ialah untuk memperpanjang
daya simpan dan untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen serta
dapat mempertahankan nilai gizinya sehingga diharapkan dapat memperluas rantai
pemasaran daging olahan tersebut. Pada Gambar 2 dapat dilihat gambar daging segar yang
layak dan aman dikonsumsi oleh manusia.
Pemilihan bagian-bagian daging untuk suatu produk adalah penting, karena
jaringan atau organ ternak mengandung air, protein, lemak, vitamin, mineral dan pigmentasi
yang bervariasi. Potongan daging merupakan pemetaan daging hasil dari potongan karkas
yang bertujuan untuk mengklasifikasikan daging berdasarkan golongan atau kelasnya
sehingga potongan daging tersebut bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan produk yang
akan dibuat.
Proses Pengolahan Daging
Pengolahan daging merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan
bahan pangan ternak dari keadaan segar menjadi berbagai macam produk olahan yang bisa
meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk. Tingginya tingkat konsumsi produk
olahan peternakan (terutama daging) merupakan suatu peluang usaha tersendiri untuk
dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan
peternakan, terutama daging, sehingga mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam
hal pengolahan daging.
Pengolahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi merupakan metoda
pengolahan yang telah lama digunakan orang dan merupakan metoda pengolahan pangan
yang paling populer digunakan di industri. Aplikasi panas pada proses pengolahan pangan
tentunya dimulai pada saat manusia menemukan api, yaitu ketika manusia mulai memasak
makanannya. Namun secara industri hal tersebut menjadi sangat berkembang dengan
ditemukannya proses pengalengan makanan yang dapat memperpanjang masa simpan
produk pangan beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Beberapa keuntungan dari proses pemanasan atau pemasakan ini adalah
terbentuknya tekstur dan cita rasa khas dan disukai; rusaknya atau hilangnya beberapa
komponen anti gizi (misalnya protein terdenaturasi); terbunuhnya mikroorganisme sehingga
meningkatkan keamanan dan keawetan pangan; menyebabkan inaktifnya enzim-enzim
perusak, sehingga mutu produk lebih stabil selama penyimpanan. Dua faktor yang harus
diperhatikan dalam pengolahan dengan panas yaitu : (1) jumlah panas yang diberikan harus
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 6
cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen dan (2) jumlah panas
yang digunakan tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan.
Jumlah panas yang diberikan dalam proses pengolahan pangan tidak boleh lebih
dari jumlah minimal panas yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba yang dimaksud.
Dalam proses pemanasan ada hubungan antara panas dan waktu, yaitu jika suhu yang
digunakan rendah maka waktu pemanasan harus lebih lama, sedangkan jika suhu tinggi
waktu pemanasan singkat. Sebagai contoh misalnya jumlah panas yang diterima bahan jika
kita memanaskan selama 10 jam di dalam air mendidih (100 ºC) kira-kira sama dengan
memanaskan bahan tersebut selama 20 menit pada suhu 121 ºC.
Beberapa produk olahan daging menggunakan bahan selain daging sebagai
tambahan yang akan menentukan kualitas produk. Produk-produk yang menggunakan
bahan lain adalah sosis, bakso, meatloaf, nugget dan lain-lain. Berikut ini adalah jenis dan
fungsi bahan-bahan non daging pada produk olahan daging.
a. Garam, sebagaimana telah disebutkan di atas, garam berperan sebagai pembangkit flavor
dan mengawetkan. Hampir semua produk olahan daging menggunakan garam.
b. Pemanis, biasanya gula. Berperan sebagai pembentuk flavor khas dan menetralisir efek
pengerasan garam serta mengawetkan. Beberapa produk olahan menggunakan gula.
c. Bumbu-bumbu. Digunakan sebagai flavoring dan bersifat mengawetkan, terutama
bawang putih. Hampir semua produk olahan daging menggunakan bumbu-bumbu.
d. Fosfat dalam bentuk sodium tripolifosfat (STPP), berfungsi untuk meningkatkan
kekenyalan produk dan mengurangi pengkerutan daging selama proses pengolahan serta
menghambat oksidasi produk. Beberapa olahan tidak menggunakan fosfat, jadi bersifat
pilihan saja. Tetapi sosis dan bakso menggunakan STPP.
e. Garam sendawa/salpeter, digunakan bila pada produk curing.
f. Bahan extender, pengikat (binder) atau pengisi (filler). Bahan-bahan ini biasanya
digunakan pada pembuatan sosis, meatloaf, bakso dan lain-lainnya. Fungsi ketiga bahan
tersebut adalah untuk meningkatkan stabilitas emulsi, meningkatkan daya ikat air produk,
meningkatkan flavor, mengurangi pengkerutan selama pemasakan, meningkatkan
karakteristik irisan produk dan mengurangi biaya formulasi. Bahan extender biasanya
adalah adalah tepung sereal dari gandum, barley, jagung atau padi; ekstrak pati dari
tepung sereal atau dari kentang; dan sirup jagung. Penambahan bahan extender ini akan
memperbesar volume dan berat serta komposisi produk olahan. Bahan binder adalah
bahan bukan daging yang mampu meningkatkan daya mengikat air dan emulsifikasi
lemak. Bahan-bahan ini adalah bahan yang mengandung protein tinggi, bisa berupa
produk susu kering maupun tepung kedelai. Bahan filler biasanya adalah bahan yang
Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 7
mampu meningkatkan daya mengikat air produk tetapi kecil pengaruhnya terhadap
emulsifikasi lemak. Bahan-bahan ini adalah bahan-bahan yang mengandung karbohidrat.
Bahan extender dan filler seringkali sama saja. Bahkan ketiga istilah tersebut juga sering
dicampur baurkan karena semua bahan tersebut juga memiliki fungsi ketiga-tiganya.
Daftar Pustaka
Anonim, 1993. Karkas dan Bagian-bagiannya. Lembar Informasi Pertanian Vol. 1, Balai
Informasi Pertanian DKI Jakarta
Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI 3932. Mutu Karkas dan Daging Sapi. Jakarta
Belitz H.D and W. Grosch, 1987, Food Chemistry. Translation from The 2nd German Edition
by D. Hadziyef, Springer Verlag, Berlin
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari
Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta
Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging, Penerjemah A. Parakkasi, Penerbit UI-Press, Jakarta.
Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT Grasindo. Jakarta.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrPertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrEmi Suhaemi
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan LaukPertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan LaukRatnawati Sigamma
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanYusuf Ahmad
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)Muhammad Eko
 
KB pohon industri-19
KB pohon industri-19KB pohon industri-19
KB pohon industri-19PUPUK
 
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat Daya
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat DayaTugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat Daya
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat DayaAmeliaLuzain
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakDewi Purwati
 
pohon-industri
pohon-industripohon-industri
pohon-industricahut
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryEmi Suhaemi
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 

What's hot (20)

Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrPertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
 
Panelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensoriPanelis dalam evaluasi sensori
Panelis dalam evaluasi sensori
 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
 
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan LaukPertemuan 3   Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
Pertemuan 3 Gizi Kulinari : Makanan Pokok dan Lauk
 
Analisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan PakanAnalisis proksimat Bahan Pakan
Analisis proksimat Bahan Pakan
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
 
KB pohon industri-19
KB pohon industri-19KB pohon industri-19
KB pohon industri-19
 
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat Daya
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat DayaTugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat Daya
Tugas Artikel Mata Kuliah Pengelolaan Makanan Oriental Asia Barat Daya
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
 
pohon-industri
pohon-industripohon-industri
pohon-industri
 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggas
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for Poultry
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 

Similar to Daging Sehat

Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanbabarock
 
presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxNeelaIshak
 
Up 2 higiene_daging
Up 2 higiene_dagingUp 2 higiene_daging
Up 2 higiene_dagingNidaul Sira
 
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Sutyawan
 
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxPowerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxwisriyul
 
Leaflet seri bahaya ayam putih
Leaflet seri bahaya ayam putihLeaflet seri bahaya ayam putih
Leaflet seri bahaya ayam putihAmelia Dwitiya
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongsujononasa
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdfSetiawan Putra Syah
 
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )syahidah shabuddin
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingzahrohm
 
Hewan Qurban di tinjau dari segi Kimia
Hewan Qurban di tinjau dari segi KimiaHewan Qurban di tinjau dari segi Kimia
Hewan Qurban di tinjau dari segi KimiaMuhammad Taufik
 
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfP3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfbagasrizkiprioutomo1
 
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman Babi
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman BabiMenyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman Babi
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman BabiNuTreSari Annisa Tresnasari
 
Preparing meat and poultry dishes
Preparing meat and poultry dishesPreparing meat and poultry dishes
Preparing meat and poultry dishesCahyo Hadi-saputro
 

Similar to Daging Sehat (20)

Pengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahanPengawetan daging segar olahan
Pengawetan daging segar olahan
 
presentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptxpresentation-daging2.pptx
presentation-daging2.pptx
 
Up 2 higiene_daging
Up 2 higiene_dagingUp 2 higiene_daging
Up 2 higiene_daging
 
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
 
Makalah kolesterol 1
Makalah kolesterol 1Makalah kolesterol 1
Makalah kolesterol 1
 
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptxPowerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
Powerpoint-Daging-Dan-Hasil-Olahannya.pptx
 
Leaflet seri bahaya ayam putih
Leaflet seri bahaya ayam putihLeaflet seri bahaya ayam putih
Leaflet seri bahaya ayam putih
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potong
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
__Minggu VI_Komponen, Struktur, dan Kualitas daging__Setiawan Putra Syah.pdf
 
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )
FIQH HALAL HARAM ( AYAM ORGANIK )
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
 
Hewan Qurban di tinjau dari segi Kimia
Hewan Qurban di tinjau dari segi KimiaHewan Qurban di tinjau dari segi Kimia
Hewan Qurban di tinjau dari segi Kimia
 
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdfP3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
P3_Dasar_Gizi_Protein _ K3 _ Pekerja pdf
 
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman Babi
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman BabiMenyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman Babi
Menyingkap Hikmah di Balik Rahasia Pengharaman Babi
 
Preparing meat and poultry dishes
Preparing meat and poultry dishesPreparing meat and poultry dishes
Preparing meat and poultry dishes
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

Daging Sehat

  • 1. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 1 PENANGANAN DAN PENGOLAHAN DAGING Oleh : Lutfia Hanim Mufida, S.Pt, MP* Daging merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi disamping telur, susu dan ikan. Daging mengandung protein, lemak, mineral, air serta vitamin dalam susunan yang beerbeda tergantung jenis makanan dan jenis ternak. Ternak yang berbeda mempunyai komposisi daging yang berbeda. Sebagai bahan pangan, daging merupakan sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang cukup lengkap. Daging bersifat mudah rusak akibat proses mikrobiologis, kimia dan fisik bila tidak ditangani dengan baik. Kualitas daging ditentukan oleh faktor sebelum pemotongan (antemortem) dan faktor setelah pemotongan (postmortem), termasuk kondisi sebelum pemotongan, abatoir dan teknik pemotongan, serta teknologi prosesing yang diaplikasikan. Untuk itu, regulasi higienis daging, termasuk standar higienis abatoir dan pemotongan harus mampu menjamin kondisi higienis industri daging. Sistem pemotongan tradisional harus memperhitungkan standar higienis untuk menjamin prosesing daging di abatoir dan kualitas daging yang optimal. Sistem abatoir modern dengan teknik pemotongan serta standar grading karkas dan daging penting untuk dipromosikan dan diaplikasikan. Demikian pula sistem HACCP perlu diperhitungkan dan diaplikasikan mulai dari produsen hingga produk-produk daging untuk menjamin standar kualitas daging yang berkualitas baik, higienis dan aman bagi konsumen. Pemotongan ternak sapi/kerbau/kambing/domba harus terpisah dari babi, dengan syarat pemotongan adalah : ternak sehat, cukup istirahat, betina tidak produktif dan dalam keadaan darurat. Cara pelaksanaan pemotongan yang benar adalah sebagai berikut: a. Ternak tidak diperlakukan kasar; b. Ternak tidak mengalami stress; c. Penyembelihan dan pengeluaran darah harus cepat dan sempurna; d. Kerusakan karkas minimal; e. Higienis; f. Ekonomis; Aman bagi pekerja Pelayuan disebut juga aging, conditioning atau hanging, yaitu dengan menggantungkan karkas selama waktu tertentu di dalam ruangan dengan temperatur diatas titik beku karkas (-1,5° C). Pelayuan biasanya dilakukan pada ruangan pendingin dengan temperatur pada kisaran 15° - 16° C selama 24 jam, atau dapat pula dilakukan pada kisaran temperatur 0° - 3° C dengan waktu yang lebih lama. Selama proses pelayuan terjadi proses autolisis, yaitu perombakan tenunan daging oleh enzim yang terdapat di dalam daging, sehingga daging menjadi lebih empuk dan berkembangnya flavor daging yang lebih baik. Daging biasanya dilayukan dalam bentuk karkas atau setengah karkas. Pelayuan dengan cara menggantung karkas akan mengurangi pemendekan otot akibat rigor mortis karena secara fisik, penggantungan menyebabkan gaya berat karkas menahan proses kontraksi
  • 2. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 2 otot. Selain itu dengan adanya pelayuan maka memberikan kesempatan enzim proteolitik untuk mendegradasi protein-protein serat sehingga menjadikan daging terasa lebih empuk. Hal ini dilakukan untuk mengurangi luas permukaan yang dapat diinfeksi oleh mikroba. Tujuan dari pelayuan daging adalah: (1) agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen otot berlangsung sempurna sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat, (2) pengeluaran darah menjadi lebih sempurna, (3) lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi mikroba pembusuk dari luar dapat ditahan, (4) untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimum serta cita rasa khas. Rigor mortis merupakan proses yang harus diperhatikan karena kesalahan penanganan bisa berpengaruh pada kualitas daging. Karkas yang pre rigor atau sedang rigor disimpan beku maka bila karkas/daging dicairkan (thawing) akan terjadi pengkerutan yang hebat hingga bisa mencapai 50% karena terjadi rigor mortis kembali (thaw rigor). Hal ini menyebabkan ukuran karkas atau daging menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Oleh karena itu pembekuan karkas atau daging biasanya dilakukan pada keadaan posrigor. Berkenaan dengan sifat rigor mortis ini maka dalam pelayuan biasanya dilakukan pada temperatur antara 15-16 °C. Pada temperatur ini rigor mortis masih bisa berlangsung sehingga tidak menimbulkan pengkerutan. Pelayuan pada temperatur rendah akan menyebabkan pengkerutan dingin (cold shortening). Temperatur di bawah 15 o C menyebabkan karkas yang belum rigor atau sedang rigor menjadi tidak bisa melangsungkan rigor mortis dan bila dikembalikan ke temperatur ruang maka rigor mortis yang tertunda tadi berlangsung kembali tetapi diikuti dengan pengkerutan karkas/daging. Daging merupakan sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang cukup lengkap. Daging bersifat mudah rusak akibat proses mikrobilogis, kimia dan fisik bila tidak ditangani dengan baik, daging yang tidak sehat bila dikonsumsi dapat menyebabkan sumber penyakit akibat keracunan makanan bagi manusia, untuk itu perlu diketahui berbagai jenis dan kriteria daging yang sehat dan baik. Daging Asuh (aman, sehat, utuh dan halal) adalah daging yang diperoleh dengan beberapa persyaratan yaitu bagian yang diperoleh dari pemotongan ternak, baik ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda, ternak kecil kambing, domba maupun ternak unggas di RPH/RPA, disembelih menurut syariat agama Islam, pemeriksaan ante mortem/post mortem, karkas/daging diberi cap/stempel, tidak ditambah bahan/zatyang mengubah warna daging, kecuali dengan pendinginan, diangkut dengan kendaraan tertutup, khusus suhu (4–10 o C). Hal yang harus diperhatikan dari penyediaan daging adalah : 1. Kesehatan Ternak, jika ternak sehat maka daging sehat dan jika ternak sakit maka daging sakit; 2. Kebersihan Ternak, jika sebelum penyembelihan dilakukan penyiraman ternak maka mikroorganisme
  • 3. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 3 dalam daging bisa diminimalisir; dan 3. Kebersihan Ruang Pemotongan, Peralatan dan Petugas, hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi daging. Daging adalah bagian otot skeletal dari karkas sapi yang aman, layak dan lazim dikonsumsi oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin atau daging beku. Daging dapat didefinisikan juga sebagai jaringan otot hewan yang telah dipotong, dapat digunakan sebagai bahan pangan yang aman dikonsumsi, sebagai bahan pangan daging mempunyai nilai nutrisi yang tinggi yang mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap dan seimbang, disamping mengandung komponen lainnya seperti air, lemak, karbohidrat dan komponen anorganik sehingga sangat baik untuk kebutuhan hidup manusia. Organ-organ misalnya hati, ginjal, otak, paru-paru, jantung, limpa, pancreas, dan jaringan otot termasuk dalam definisi ini (Soeparno, 2005). Daging yang umum dikonsumsi dapat diperoleh dari ternak ruminansia besar dan kecil (sapi, kerbau, domba, kambing), ternak unggas (ayam, itik), dan aneka ternak (kelinci, rusa, kuda, babi). Daging juga dapat dibedakan atas daging merah dan daging putih tergantung perbedaan histologi, biokimia, dan asal ternak. Daging merah adalah daging yang memiliki serat yang sempit, kaya akan pigmen daging (mioglobin), mitokondria dan enzim respirasi berhubungan dengan tingginya aktivitas otot serta kandungan glikogen yang rendah. Daging putih merupakan daging yang berserat lebih besar dan lebar, sedikit mioglobin, mitokondria dan enzim respirasi berhubungan dengan aktivitas otot yang singkat/cepat serta kandungan glikogen yang tinggi. Daging putih mempunyai kadar protein lebih tinggi dibanding daging merah namun daging merah memiliki kadar lemak jenuh dan kolesterol lebih tinggi dibanding daging putih. Beberapa macam warna daging dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Beberapa Macam Jenis Daging
  • 4. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 4 Daging sapi berwarna merah terang/cerah, mengkilap, dan tidak pucat. Secara fisik daging elastis, sedikit kaku dan tidak lembek. Jika dipegang masih terasa basah dan tidak lengket di tangan. Dari segi aroma, daging sapi sangat khas (gurih). Daging domba dan kambing Ciri-ciri daging domba dan kambing hampir sama dengan daging sapi. Namun daging domba dan kambing memiliki serat lebih kecil dibandingkan serat daging sapi, serta aroma daging kambing yang khas goaty. Daging ayam Daging ayam berwarna putih keabuan dan cerah. Kulit ayam berwarna putih kekuningan dan bersih. Jika disentuh daging terasa lembab tidak lengket. Serat daging ayam halus, mudah dikunyah/digiling, mudah dicerna, berflavor lembut, aroma tidak menyengat, dan tidak berbau amis. Daging kelinci Daging kelinci tidak berbau, berwarna putih hampir sama dengan daging ayam, seratnya halus. Kandungan kolesterol daging kelinci rendah sehingga baik dikonsumsi oleh penderita jantung, manula, dan obesitas, dipercaya dapat mengobati asma karena mengandung kitotefin serta asam lemak omega-3 dan omega-9. Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang. Daging juga mengandung kolesterol, walaupun dalam jumlah yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan bagian jeroan maupun otak. Kadar kolesterol daging sekitar 500 mg/100 gram lebih rendah dari kolesterol otak (1.800-2.000 mg/100 g) atau kolesterol kuning telur (1.500 mg/100 g). Komposisi tersebut tidak selalu tetap karena dipengaruhi oleh faktor genetik, fisiologis, nutrisi, umur, jenis kelamin dan berat hidup. Kualitas produk akhir yang optimal dapat dicapai dengan memilih daging yang baik. Daging sapi yang baik adalah yang memiliki penampakan yang mengkilat dengan warna merah segar, seratnya halus, lemaknya berwarna kuning, elastis dan tidak berbau busuk. Beberapa kandungan nutrisi ternak yang ada di beberapa jenis daging dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan nutrisi beberapa jenis daging (%) No Jenis Daging Kalori Protein Lemak 1 Daging sapi 207 18,8 14 2 Daging kerbau 85 18,7 0,5 3 Daging kambing 154 16,6 9,2 4 Daging domba 206 17,1 14,8 5 Daging ayam 302 18,2 25 6 Daging itik 326 16,0 28,6 7 Daging Kelinci 160 21,0 8,0
  • 5. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 5 Daging segar mudah busuk atau rusak karena perubahan kimiawi dan kontaminasi mikroba. Oleh karena itu berbagai cara pengolahan dan pengawetan daging perlu dikembangkan. Tujuan dari pengolahan dan pengawetan daging ialah untuk memperpanjang daya simpan dan untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen serta dapat mempertahankan nilai gizinya sehingga diharapkan dapat memperluas rantai pemasaran daging olahan tersebut. Pada Gambar 2 dapat dilihat gambar daging segar yang layak dan aman dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bagian-bagian daging untuk suatu produk adalah penting, karena jaringan atau organ ternak mengandung air, protein, lemak, vitamin, mineral dan pigmentasi yang bervariasi. Potongan daging merupakan pemetaan daging hasil dari potongan karkas yang bertujuan untuk mengklasifikasikan daging berdasarkan golongan atau kelasnya sehingga potongan daging tersebut bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan produk yang akan dibuat. Proses Pengolahan Daging Pengolahan daging merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan ternak dari keadaan segar menjadi berbagai macam produk olahan yang bisa meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk. Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan (terutama daging) merupakan suatu peluang usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan peternakan, terutama daging, sehingga mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan daging. Pengolahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi merupakan metoda pengolahan yang telah lama digunakan orang dan merupakan metoda pengolahan pangan yang paling populer digunakan di industri. Aplikasi panas pada proses pengolahan pangan tentunya dimulai pada saat manusia menemukan api, yaitu ketika manusia mulai memasak makanannya. Namun secara industri hal tersebut menjadi sangat berkembang dengan ditemukannya proses pengalengan makanan yang dapat memperpanjang masa simpan produk pangan beberapa bulan sampai beberapa tahun. Beberapa keuntungan dari proses pemanasan atau pemasakan ini adalah terbentuknya tekstur dan cita rasa khas dan disukai; rusaknya atau hilangnya beberapa komponen anti gizi (misalnya protein terdenaturasi); terbunuhnya mikroorganisme sehingga meningkatkan keamanan dan keawetan pangan; menyebabkan inaktifnya enzim-enzim perusak, sehingga mutu produk lebih stabil selama penyimpanan. Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pengolahan dengan panas yaitu : (1) jumlah panas yang diberikan harus
  • 6. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 6 cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen dan (2) jumlah panas yang digunakan tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jumlah panas yang diberikan dalam proses pengolahan pangan tidak boleh lebih dari jumlah minimal panas yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba yang dimaksud. Dalam proses pemanasan ada hubungan antara panas dan waktu, yaitu jika suhu yang digunakan rendah maka waktu pemanasan harus lebih lama, sedangkan jika suhu tinggi waktu pemanasan singkat. Sebagai contoh misalnya jumlah panas yang diterima bahan jika kita memanaskan selama 10 jam di dalam air mendidih (100 ºC) kira-kira sama dengan memanaskan bahan tersebut selama 20 menit pada suhu 121 ºC. Beberapa produk olahan daging menggunakan bahan selain daging sebagai tambahan yang akan menentukan kualitas produk. Produk-produk yang menggunakan bahan lain adalah sosis, bakso, meatloaf, nugget dan lain-lain. Berikut ini adalah jenis dan fungsi bahan-bahan non daging pada produk olahan daging. a. Garam, sebagaimana telah disebutkan di atas, garam berperan sebagai pembangkit flavor dan mengawetkan. Hampir semua produk olahan daging menggunakan garam. b. Pemanis, biasanya gula. Berperan sebagai pembentuk flavor khas dan menetralisir efek pengerasan garam serta mengawetkan. Beberapa produk olahan menggunakan gula. c. Bumbu-bumbu. Digunakan sebagai flavoring dan bersifat mengawetkan, terutama bawang putih. Hampir semua produk olahan daging menggunakan bumbu-bumbu. d. Fosfat dalam bentuk sodium tripolifosfat (STPP), berfungsi untuk meningkatkan kekenyalan produk dan mengurangi pengkerutan daging selama proses pengolahan serta menghambat oksidasi produk. Beberapa olahan tidak menggunakan fosfat, jadi bersifat pilihan saja. Tetapi sosis dan bakso menggunakan STPP. e. Garam sendawa/salpeter, digunakan bila pada produk curing. f. Bahan extender, pengikat (binder) atau pengisi (filler). Bahan-bahan ini biasanya digunakan pada pembuatan sosis, meatloaf, bakso dan lain-lainnya. Fungsi ketiga bahan tersebut adalah untuk meningkatkan stabilitas emulsi, meningkatkan daya ikat air produk, meningkatkan flavor, mengurangi pengkerutan selama pemasakan, meningkatkan karakteristik irisan produk dan mengurangi biaya formulasi. Bahan extender biasanya adalah adalah tepung sereal dari gandum, barley, jagung atau padi; ekstrak pati dari tepung sereal atau dari kentang; dan sirup jagung. Penambahan bahan extender ini akan memperbesar volume dan berat serta komposisi produk olahan. Bahan binder adalah bahan bukan daging yang mampu meningkatkan daya mengikat air dan emulsifikasi lemak. Bahan-bahan ini adalah bahan yang mengandung protein tinggi, bisa berupa produk susu kering maupun tepung kedelai. Bahan filler biasanya adalah bahan yang
  • 7. Widyaiswara Muda Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 7 mampu meningkatkan daya mengikat air produk tetapi kecil pengaruhnya terhadap emulsifikasi lemak. Bahan-bahan ini adalah bahan-bahan yang mengandung karbohidrat. Bahan extender dan filler seringkali sama saja. Bahkan ketiga istilah tersebut juga sering dicampur baurkan karena semua bahan tersebut juga memiliki fungsi ketiga-tiganya. Daftar Pustaka Anonim, 1993. Karkas dan Bagian-bagiannya. Lembar Informasi Pertanian Vol. 1, Balai Informasi Pertanian DKI Jakarta Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI 3932. Mutu Karkas dan Daging Sapi. Jakarta Belitz H.D and W. Grosch, 1987, Food Chemistry. Translation from The 2nd German Edition by D. Hadziyef, Springer Verlag, Berlin Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wotton. 1986. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono, U.I. Press. Jakarta Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging, Penerjemah A. Parakkasi, Penerbit UI-Press, Jakarta. Purnomo, H., 1996. Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT Grasindo. Jakarta. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.