Model-model pembelajaran yang dijelaskan dalam dokumen ini meliputi Explicit Instruction, Berkirim Salam dan Soal, Talking Stick, Two Stay Two Stray, Kancing Gemerincing, dan Everyone is Teacher Here. Keenam model tersebut memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling berinteraksi dan berbagi pengetahuan satu sama lain dalam proses pembelajaran. Model-model tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa secara aktif.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Model blajaran
1. i
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Disusun oleh
Ari Sutono : B2C015004
Muhamad Gufron : B2C015009
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
2. ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................ii
I. Pendahuluan..........................................................................
II. Pembahasan
A. Model pembelajaran Explicit Instruction
B. Model pembelajaran Berkirim Salam dan Soal
C. Model pembelajaran Talking Stick
D. Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
E. Model pembelajaran Kancing Gemerincing
F. Model pembelajaran Everyone is Teacher Here
III. Penutupan
A. Kesimpulan..............................................................
B. Saran..........................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................
3. 1
I. Pendahuluan
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain. Model pembelajran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajarannya.
Model pembelajaran yang baik memiliki karakteristik yaitu memiliki prosedur ilmiah,
hasil belajar spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses
pembelajaran yang jelas. Suatu model pembelajaran dapat memberikan beberapa
manfaat, yaitu:
a. Memberikan pedoman bagi guru dan mahasiswa bagaimana proses pencapaian tujuan
pembelajaran;
b. Membantu dalam mengembangkan kurikulum di sekolah;
c. Membantu dalam memilih media dan sumber belajar;
d. Menentukan prosedur evaluasi.
Dasar penggunaan dan pertimbangan model pembelajaran biasanya
tergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran, dan media
4. 2
yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Pertimbangan ini terletak pada
kemampuan dan pengalaman guru.
II. Pembahasan
A. Model pembelajaran Mencari Explicit Instruction
1. Apa itu mencari Explicit Instruction?
Merupakan model pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Model ini dikembangkan oleh
Rosenshina & Stevens tahun 1986. “model pembelajaran explicit instruction adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah”.
2. Bagaimana caranya?
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa.
Guru menjelaskan informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan
keterampilan.
Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar, atau menyajikan informasi
tahap demi tahap.
Fase 3
Guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal.
5. 3
Membimbing pelatihan
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik.
Mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan
untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Model pembelajaran Berkirim Salam dan Soal
1. Apa itu Berkirim Salam dan Soal?
Teknik belajar-mengajar Berkirim Salam dan Soal memberi siswa kesempatan untuk
melatih pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri,
sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang
dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Kegiatan Berkirim Salam dan Soal cocok untuk
persiapan menjelang tes dan ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.
2. Bagaimana caranya?
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan
untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok yang lain.
Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
6. 4
b. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan
menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya. (Salam kelompok bisa berupa sorak
kelompok.
c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban
kelompok yang membuat soal.
C. Model pembelajaran Talking Stick
1. Apa itu Kepala Talking Stick?
Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitian belajar kooperatif oleh
Slavin Pada tahun 1995. Model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk
melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Dalam model
pembelajaran ini siswa dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang
lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan siswa
juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan masalah.
2. Bagaimana caranya?
a. Guru menyiapkan tongkat.
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
c. Setelah selesai, guru menyuruh siswa membuka materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, kemudian siswa menutup bukunya.
7. 5
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
e. Guru memberikan kesimpulan.
f. Evaluasi
g. Penutup.
D. Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
1. Apa itu Dua Tinggal Dua Tamu?
Teknik belajar-mengajar Dua Tinggal Dua Tamu dikembangkan oleh Spencer Kagan
(1992) dan bisa digunakan bersama dengan Teknik Bernomor. Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa. Stuktur
Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang
diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak
diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di
luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Christophorus Columbus tidak akan menemukan benua Amerika jika tidak bergarak oleh
penemuan Galileo-Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. Enstein pun
mendasarkan teori-teorinya pada teori Newton.
2. Bagaimana caranya?
8. 6
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
b. Setelah selesai, biasa dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan masing- masing bertamu ke dua kelompok yang lain
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil belajar dan
informasi mereka ke tamumereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
E. Model pembelajaran Kancing Gemerincing
1. Apa itu Kancing Gemerincing?
Teknik belajar-mengajar Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spencer
Kagan (1992). Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia siswa. Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota
kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Keunggulan lain dari teknik ini
adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja
kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak
bicara. Sebaliknya, juga ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih
dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak
tercapai karena anak yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang
9. 7
dominan,. Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing memastikan bahwa setiap siswa
mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
2. Bagaimana caranya?
a. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing- kancing (bisa juga benda-
benda kecil lainnya, seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-
batang lidi, sendok es krim, dan sebagainya).
b. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing
kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing. (jumlah kancing tergantung
pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
c. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah.
d. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
e. Jika semua kancing sudah habis, sedangakan tugas belum selesai, kelompok boleh
kembali.
F. Model pembelajaran Everyone is Teacher Here
1. Apa itu Everyone is Teacher Here?
Dalam hal metode every one is a teacher here, dikemukakan oleh Asy Syaibany yang
dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111), menjelasakan bahwa :
terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode
pengajaran, yaitu mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya; mengetahui
10. 8
tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan; mengetahui tahap
kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik; mengetahui perbedaan-
perbedaan individu anak didik; memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-
hubungan, dan kebebasan berfikir; menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi anak didik; dan menegakkan contoh yang baik.
2. Bagaimana Caranya?
Metode ini merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan maupun individual dan member kesempatan kepada siswa untuk berperan
sebagai guru bagi teman – temannya. Langkah – langkahnya :
a. Bagikan kertas/ kartu indeks kepada seluruh peserta didik.
b. Setiap peserta didik diminta menuliskan satu pertanyaan mengenai meteri pelajaran
yang sedang dipelajari di kelas.
c. Kumpulkan kertas dan acak kemudian bagikan kepada setiap peserta didik dan
pastikan tidak ada yang mendapatkan soalnya sendiri.
d. Minta kepada peserta didik untuk membaca pertanyaan tersebut dalam hati dan minta
untuk memikirkan jawabannya.
e. Minta kepada peserta didik untuk membaca pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
f. Setelah dijawab, minta kepada peserta didik lainnya untuk menambahkan
jawabannya.
11. 9
III. Penutupan
A. Kesimpulan
Keuntungan dari model pembelajaran diatasadalah siswa bekerja dan saling
memperoleh pengetahuan di antara mereka. Hal tersebut memberi kesempatan kepada
siswa untuk memberi dan memperoleh informasi ketika mereka belajar bersama-sama.
Keuntungan lainnya yaitu terdapat sumber informasi lebih banyak daripada yang didapatkan
dari penerapan pembelajaran konvensional. Hampir seluruh pekerjaan pada pembelajaran
diatas melibatkan beberapa keterampilan. Tujuan pembelajaran diatas adalah untuk
membangkitkan interaksi yang efektif di antara anggota kelompok melalui diskusi. Aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua
anggota kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar
B. Saran
Dalam penggunaan dan pertimbangan model pembelajaran harus mengacu pada
tujuan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran, dan media yang relevan dengan tujuan
pembelajaran. Pertimbangkan kemampuan dan pengalaman guru.