SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
EFEKTIVITAS METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA KELAS III SDN 69 TALLO TUA KOTA MAKASSAR
PROPOSAL
ASMIATY ABBAS
4516103003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2020
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................................. 5
D. Rumusan Masalah...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
II. TUJUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI ........................................................................ 7
1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran ................................... 7
2. Pengertian Metode Outdoor Study....................................... 7
A. Tujuan Outdoor Study.................................................... 10
B. Manfaat Outdoor Study.................................................. 12
C. Kelebihan Dan Kelemahan Outdoor Study.................... 15
3. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 18
A. Hasil Belajar.................................................................. 18
B. Fungsi Hasil Belajar...................................................... 20
C. Tujuan Hasil Belajar ..................................................... 21
D. Macam-Macam Hasil Belajar ....................................... 22
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 23
4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam .................................... 23
A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA......................... 25
B. PENELITIAN RELAVAN........................................................ 25
C. KERANGKA PIKIR.................................................................. 27
ii
D. HIPOTESIS ............................................................................... 28
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 29
A. Jenis dan Desain Penelitian....................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 30
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional........................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 33
G. Jadwal Penelitian ...................................................................... 35
H. Anggaran Penelitian.................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 37
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar ( pembelajaran ) adalah upaya secara sistematis yang
dilakukan oleh guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang
dimulai dari perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola pembelajaran
merupakan syarat mutlak bagi guru agar terwujud kompetensi profesionalnya.
Konsekuensinya, guru harus memiliki pemahaman pemahaman yang utuh dan tepat terhadap
konsepsi belajar dan mengajar.
Belajar menurut teori Behavioristik adalah proses perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon menurut teori behavioristik inti
belajar adalah kemampuan an-nissa seorang untuk merespons stimulus yang datang kepada
dirinya.
Belajar menurut pandangan teori kognitif adalah proses membangun persepsi
seseorang atas sebuah objek yang dilihat titik oleh sebab itu belajar menurut teori ini lebih
mementingkan proses daripada hasil. Menurut undang-undang nomor 2 tahun 1989
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta melalui kegiatan bimbingan
pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan guru harus bisa mengaitkan materi dengan pengalaman kehidupan siswa. Siswa
juga harus diberi kesempatan untuk bisa memecahkan masalah yang dihadapi sementara guru
membimbing siswa yang membutuhkan bantuan titik guru tidak sekadar menyampaikan
materi secara lisan tanpa suatu aplikasi tetapi mengoptimalkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dengan demikian proses belajar mengajar bukan
verbalisme melainkan realisme ( Alipandie,1984: 159).
2
Kegiatan di lapangan, masalah kontekstual sering diterapkan dalam soal cerita yang
disampaikan di dalam kelas titik belajar tidak harus di dalam kelas belajar juga dapat
dilakukan di alam bebas, tatkala siswa merasa jenuh di dalam kelas titik kegiatan
pembelajaran di kelas seringkali membosankan serta membuat jenuh siswa yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA juga berpengaruh pada hasil belajar siswa karena hasil belajar
merupakan interaksi antara tindakan belajar dan mengajar yang diwujudkan dengan nilai jika
motivasi siswa tinggi maka hasil belajar siswa baik.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan terpenting dalam proses pendidikan salah satu
masalah yang dihadapi yaitu masalah lemahnya proses pembelajaran titik kegiatan
pembelajaran di kelas masih mengarah pada kemampuan peserta didik untuk menghafal
informasi. Pada pembelajaran IPA khususnya, proses belajar mengajar hanya sekedar
menghafal fakta prinsip dan teori saja. padahal materi dalam IPA sangat luas IPA tidak hanya
mempelajari tentang kehidupan alam saja namun juga mempelajari tentang manfaat dan
bagaimana kehidupan manusia kedepannya. Tujuan dari pembelajaran IPA di SD agar peserta
didik dapat mengembangkan rasa ingin tahu, pengetahuan dan keterampilan tentang alam
sekitar, selain itu siswa juga dapat menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar.
Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar tergantung pada penyajian materi
pelajaran media pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan sistematis dan menarik agar peserta
didik tertarik pada pembelajaran tersebut . salah satu kegiatan pembelajaran yang menarik
adalah dengan menggunakan dengan metode pembelajaran outdoor outdoor study. melalui
metode outdoor study ini guru dapat mengajak peserta didik untuk belajar diluar kelas
3
sehingga pembelajaran akan menjadi menyenangkan serta memberikan kesempatan peserta
didik untuk lebih mengenal dan dekat dengan lingkungan sekitarnya.
Aktivitas luar sekolah yang mengandung kegiatan di luar kelas atau sekolah dan alam
bebas lainnya pada metode ini guru merancang penyelenggaraan pembelajaran diluar kelas,
memberi salam, membagi peserta didik dalam beberapa regu, memberi penjelasan cara kerja
regu,memberi kesempatan untuk tiap-tiap Garu berpencar di tempat untuk melaksanakan
observasi dan diberikan durasi,guru memandu peserta didik selama observasi di lapangan,
selesai observasi peserta didik diarahkan bergabung kembali membahas hasil observasinya,
guru membimbing diskusidan peserta didik diberi keleluasaan untuk menyampaikan hasil
diskusinya tiap-tiap regu dan diberi waktu untuk berkomentar. Pembelajaran outdoor study
dapat memicu peserta didik agar lebih memahami alam sekitar sebagai sarana untuk belajar.
Kegiatan di luar ruangan memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif
belajar. kegiatan ini, yang memberikan pengalaman utama membantu peserta didik
mengubah pengetahuan teoritis menjadi praktek merekam memori jangka panjang dan
menciptakan solusi untuk masalah mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
apa yang telah mereka pelajari. Dengan kata lain, di luar kelas tidak hanya dituntut
memahami materi pelajaran, tetapi juga mempraktekkan materi pembelajaran tersebut.
Seperti mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati hewan atau tumbuhan yang ada di
sekitar, kemudian siswa diminta menuliskan atau menjelaskan bagian tumbuh-tumbuhan dan
fungsinya dan apa yang mereka lihat di sekitar lingkungan guru menjelaskan cara merawat
hewan tumbuhan yang baik dan benar, membedakan hewan dan tumbuhan yang terawat dan
tidak terawat atau mengajak siswa melestarikan alam dengan cara menanam tumbuh-
tumbuhan di di lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. Dengan demikian kita mengajarkan
untuk melestarikan alam dan menjaga alam dengan baik.
4
Area di luar kelas bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak dan dapat
menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anak. kegiatan-kegiatan di kelas dapat dibawa dan
dikerjakan anak di halaman atau di kebun sekolah hal ini akan dirasakan dan dialami secara
berbeda oleh anak, sehingga dapat memperkaya pengalamannya. Lingkungan di luar ruangan
juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah menikmati udara segar yang
baik dan menyehatkan bagi anak-anak. di luar mereka dapat merasakan udara menikmati
kebebasan ruangan terbuka dan meningkatkan keterampilan penggunaan otot dengan cara
yang baru titik perubahan dan pergerakan situasi dan keadaan pembelajaran juga dapat
mengurangi stress.
Kegiatan di luar kelas memiliki peluang kebebasan yang lebih banyak untuk bergerak
dan juga tidak memiliki batasan jumlah anak yang diperbolehkan belajar di setiap area. media
lingkungan sekitar tentunya lebih menghemat biaya, kegiatan juga lebih menarik dan tidak
membosankan bagi siswa serta pembelajaran lebih bermakna karena siswa dihadapkan
langsung pada situasi yang sebenarnya yang bersifat alami.
Metode outdoor study yang telah dicontohkan juga memiliki kelebihan yaitu materi
pembelajaran lebih mudah dipahami oleh setiap siswa karena materi disajikan dalam bentuk
konkrit. Tetapi juga terdapat kekurangannya yaitu ketika adanya pergantian musim yang
menyebabkan perubahan kondisi setiap saat media dilingkungan terkadang salah sasaran atau
tujuan tidak tercapai karena Siswa lebih berkesan main-main ketika dalam proses
pembelajaran sehingga guru harus bisa mengatasi dengan cara membuat perencanaan yang
jauh lebih matang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas bahwa dapat
dikemukakan beberapa masalah sebagai berikut:
5
1. Kurangnya peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru
2. Siswa merasa jenuh atau bosan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
3. Efektivitas metode outdoor study kelas 3 SDN 69Tallo Tua kota Makassar.
4. Hasil belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh maka adapun pembatasan masalah
meliputi:
1. Efektivitas metode outdoor study kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar
2. Hasil belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan
perumusan masalah yaitu “ Bagaimana efektivitas metode outdoor study terhadap hasil
belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo tua kota Makassar”?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni :
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar
IPA kelas 3 SDN Tallo Tua kota Makassar.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil dan manfaat bagi semua pihak
diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. untuk menambah referensi terhadap kajian ilmiah terkait dengan efektivitas metode
outdoor study terhadap hasil belajar IPA.
6
b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan yang yang
akan datang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi SDN 69 Tallo Tua kota Makassar : Diharapkan penelitian ini dapat
memberikan keuntungan bagi pihak sekolah dan menjadi bahan evaluasi dalam
upaya menambah keterampilan mengajar dan kemampuan guru supaya lebih kreatif
dalam pembelajaran.
b. Bagi guru SDN 69 Tallo Tua kota Makassar : Memberikan informasi kepada guru
mengenai mengenai metode outdoor study terhadap hasil pembelajaran IPA.
c. Bagi peserta didik SDN 69 Tallo Tua kota Makassar
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dalam usaha
meningkatkan motivasi membuat peserta didik lebih semangat, tertarik dalam
mengikuti setiap pembelajaran dan mampu menghilangkan kejenuhan dalam proses
pembelajaran berlangsung.
d. Bagi pembaca : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi guna
menambah pengetahuan tentang outdoor padi dan hasil belajar IPA
e. Bagi peneliti : Manfaat dari dilakukan penelitian ini adalah untuk menambah
wawasan penelitian tentang efektivitas metode outdoor study terhadap hasil
pembelajaran IPA.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran mencerminkan keberatan kebermaknaan proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ( Undang –
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SIKDIKNAS, pasal 1,ayat 9 ).
Efektivitas sebagai upaya meningkatkan kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran
tercermin dari perilaku peserta didik dalam belajar antara lain : kemampuan dan kemauan
yang lebih kuat, merasa betah belajar karena mendapatkan layanan atau bimbingan sesuai
dengan kebutuhan, dan secara per standar didukung oleh sumber belajar yang memadai titik
efektivitas harus menjadi upaya setiap guru atau instruktur dalam melaksanakan tugasnya
sebagai fasilitator pembelajaran.
Efektivitas pembelajaran tercermin dari kontribusi masing-masing pihak yang terlibat,
yaitu pendidik sebagai fasilitator pembelajaran kemampuan dan motivasi peserta didik dalam
belajar, serta penggunaan fasilitas yang bisa memperlancar proses pembelajaran
mencerminkan kerjasama yang sinergis antara pendidik dan peserta didik dan sumber belajar
sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing, mencerminkan peran masing-masing
komponen yang terintegrasikan dalam suatu sistem sehingga secara nyata menunjuk
menunjukkan keberagaman kebermaknaan .
Efektivitas pembelajaran bisa terlihat dari keberhasilan atau prestasi yang diraih
peserta didik sebagai indikator dimiliknya kemampuan ( ability ) yang menunjukkan
kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan keterampilan ( Gibson, Ivancevich, Donney
dalam Ahim Surachmin 2016:3 ). pembelajaran yang efektif merupakan upaya
8
menghantarkan peserta didik pada penggunaan kemampuan tertentu sebagai tujuan
pembelajaran peningkatan kebermaknaan pembelajaran yang diukur oleh prestasi atau nilai
sekaligus menggambarkan tingkat ketercapaian suatu tujuan pembelajaran.
Hamalik ( 2001:171 ) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-
luasnya kepada siswa untuk belajar.
Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Sutikno ( 2005 ) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah,menyenangkan,
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan titik Dengan
demikian pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai.
Veithzal ( 1999 ) mengemukakan bahwa “ efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi
produktivitas, tetapi juga dilihat dari sisi persepsi seseorang “ demikian juga dalam
pembelajaran, efektivitas bukan semata-mata dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam
menguasai suatu konsep yang ditunjukkan dengan nilai hasil belajar tetapi juga dilihat dari
respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diikutinya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian efektivitas
pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dari suatu proses komunikasi antara siswa maupun
guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan respon siswa terhadap pembelajaran dari penguasaan konsep tersebut.
2. Pengertian Metode Outdoor Study.
A. Pengertian Metode outdoor study
9
Pembelajarann diluar kelas ( outdoor study ) merupakan upaya untuk mengarahkan
siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa mereka mengamati lingkungan
sekitar, sesuai dengan materi yang diajarkan titik diajarkan titik sehingga, pendidikan di luar
kelas lebih mengarahkan terhadap pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat
berpengaruh pada kecerdasan siswa. sejalan dengan pemikiran Smith dalam Sumarni yang
menyatakan bahwa “ studi lapangan mempunyai kekuatan untuk mengaplikasikan ide secara
umum yang ada di kelas dalam dunia nyata”.
Menurut Komarudin dalam husamah ( 2013 : ) menyatakan bahwa outdoor study
merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan diluar kelas atau sekolah dan alam
bebas lainnya seperti bermain lingkungan sekolah, taman, perkampungan, pertanian atau
nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat ke petualangan serta pengembangan aspek
pengetahuan yang relevan. Outdoor study dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti
outdoor activeties, outdoor learning,pembelajaran lapangan atau pembelajaran diluar kelas.
Menurut John. M. Echols dalam kamus inggris-indonesia, outdoor activeties berasal
dari kata outdoor yang berarti di luar dan activity yang berarti kegiatan . Dengan demikian
outdoor activities dalam konteks ini adalah kegiatan pembelajaran diluar kelas kegiatan
outdoor activities diyakini mampu memberi wacana baru dalam pembelajara.
Outdoor study adalah metode di mana guru mengajak Siswa belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkansiswa dengan
lingkungannya. Outdoor study dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar titik peran guru disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu
agar siswa belajar aktif.
Outdoor activities adalah kegiatan di alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan
mempunyai sifat menyenangkan karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar
mengenai ciptaan tuhan yang maha esa yang terbentang di alam yang dapat disajikan dalam
10
bentuk permainan, observasi atau pengamatan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai
media penyampaian materi ( Indramunawar : 2009).
Pendidikan diluar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran keluar kelas, tetapi
dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas
yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku terhadap lingkungan melalui tahap-
tahap penyadaran pengertian perhatian tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku titik
tentang aktivitas luar kelas, Vencencia ( 2006 ), menyatakan bahwa bentuknya dapat berupa
permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di
sekitarnya dan diskusi panggilan solusi aksi lingkungan dan jelajah lingkungan.
Dari penjelasan di atas, outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran diluar
kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagai layaknya
seorang anak yang sedang bermain di alam bebas dan outdoor activities juga dapat
menumbuhkan rasa cinta akan lingkungankarena dengan mengamati sendiri siswa akan
mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus
dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa mengenai ciptaan tuhan yang maha kuasa.
Anggani S dalam Hari Yuliarto, 2010 peranan lingkungan sebagai sumber belajar
sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh di mana-mana termasuk di
lingkungan sekitar anak. Sedangkan Abdurrahman ( 2007: 100) mengungkapkan bahwa saat
ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna bahwa selama mengikuti
pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan yang berorientasi pada
alam sekitar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (outdoor study)
adalah cara cara penyajian pembelajaran dengan memanfaatkan alam terbuka sebagai sarana
pembelajaran peserta didik untuk tidak merasa bosan selama berada di dalam kelas.
B. Tujuan Outdoor Study
11
Pada dasarnya,pembelajaran yang dilakukan diluar kelas bukan karena agar
mendapatkan pengalaman yang berbeda bagi siswa adapun bukan sekedar karena bosan
belajar di dalam kelas ataupun karena merasa jenuh belajar di ruangan tertutup. Akan tetapi
lebih dari itu kegiatan belajar mengajar di luar di luar kelas memiliki tujuan tujuan pokok
yang ingin dicapai sesuai dengan cita-cita pendidikan. Secara umum, tujuan pendidikan yang
ingin dicapai melalui aktivitas belajar diluar kelas (outdoor study) atau di luar lingkungan
sekolah ialah sebagai berikut:
1. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dengan
seluas-luasnya di alam terbuka.
2. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas bertujuan untuk menyampaikan latar ( setting )
yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik dengan kata lain, mereka
diarahkan tidak “gugup” ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi
3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan
sekitarnya, secara serta cara mereka bisa membangun hubungan baik dengan alam
4. Memberikan konteks dalam proses pengenalan kehidupan sosial dalam tataran praktik
(kenyataan di lapangan). Dalam hal ini mereka akan mendapatkan kesempatan luas untuk
merasakan secara langsung yang telah dipahami dalam teori ( mata pembelajaran)
5. Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia
sempurna yaitu memiliki perkembangan jiwa raga dan spirit yang sempurna
Untuk mencapai tujuan-tujuan pokok kegiatan belajar diluar kelas (outdoor study) ,
seseorang guru tetap memegang peran yang sangat penting dalam mengontrol reaksi atau
respon anak didik, sebagaimana ia mengajar anak didiknya di kelas. Artinya walaupun
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas guru tetap bertanggung jawab membaca
situasi dan kondisi anak didiknya. Sehingga, manakala kegiatan belajar diluar kelas tidak
12
terkontrol maka guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Dengan demikian, tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan
atau membangun motivasi pelajaran terhadap hal yang akan dipelajari oleh siswa di luar
kelas, serta menggerakkan tingkah laku, mengarahkan dan memperkuat tingkah laku para
siswa di luar kelas jika jika guru mampu bersikap demikian maka peserta didik bisa
mendapatkan motivasi penuh dalam pembelajaran diluar kelas menunjukkan minat semangat
dan kekuatan yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang diberikan diluar tanpa mengurangi
keseriusanmu belajar karena faktor alam.
C. Manfaat Outdoor Study
Dalam dunia pendidikan, metode pembelajaranyang berlangsung di kelas turut
mempengaruhi efektivitas pembelajaran yang pada akhirnya turut pula menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran titik setiap program materi maupun metode hendaknya
didasarkan pada Manfaat apa saja yang didapatkan oleh guru apabila memakai suatu metode
tertentu titik oleh karena itu seorang guru harus memperhatikan setiap komponen
pembelajaran dalam kelas agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
Outdoor study memberikan solusi kepada guru bagaimana memanfaatkan lingkungan
sekitar untuk dapat ikut memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik agar
mereka mendapatkan pengalaman lebih biasanya dalam sistem pembelajaran. dengan
demikian, manfaat yang akan diperoleh oleh guru dan siswa dengan menggunakan metode ini
sangat banyak sekali.
Ada beberapa manfaat umum belajar diluar kelas dan di dalam area kurikulum:
1. Koneksi dibuat berdasarkan pengalaman dengan dunia nyata di luar kelas, membantu
untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman dalam kondisi teks
yang bermakna.
13
2. Lingkungan diluar kelas dan lingkungan sekitar bertindak sebagai stimulus yang kaya
untuk berfikir kreatif dan belajar. Hal ini memberi peluang untuk diberikannya tantangan,
penyelidikan pemikiran kritis dan refleksi.
3. Peserta didik dan remaja menemukan bahwa tidak semua yang ada di luar cocok dengan
model atau buku teks. Hal ini dapat berarti bahwa apa yang mereka temukan adalah
'salah'.
Sebagai gantinya, pembelajaran diluar kelas mengembangkan kesadaran akan
kompleksitas dunia nyata dan dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir
kritis.
4. Peserta didik dan remaja dapat memahami relevansi pembelajaran yang diajarkan di
sekolah untuk kehidupan sehari-hari.
5. Peserta didik dan remaja terkadang berperilaku berbeda di luar kelas. Murid yang tenang
mungkin berbicara lebih banyak, orang lain menjadi lebih tenang dan lebih fokus ketika
berada di luar, terutama di ruang alami.
Berbeda dengan model-model tradisional yang mementingkan kecepatan pencapaian
target kurikulum yang menghasilkan pembelajaran yang singkat pada tataran kulit, model
pembelajaran outdoor study memberikan pengalaman belajar yang detail, rinci, dan
menyenangkan dengan waktu yang relatif lebih lama dengan target terselesaikannya dan
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya oleh seorang guru. Maka
dengan demikian outdoor study tadi cenderung memfokuskan kepada terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan di
luar kelas.
Manfaat dari outdoor study pada diri peserta didik antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran dan pengembangan kognitif
14
Mendukung perkembangan kognitif. “kekayaan dan kebaruan” berada di luar rumah
merangsang perkembangan otak.
2. Kesehatan mental, pengaturan mandiri dan perilaku yang lebih baik.
Mempromosikan permainan yang konstruktif ,imajinatif,dan kolaboratif. Lingkungan
diluar kelas memiliki kualitas yang rendah jika permainan yang digunakan sama bahkan
selalu diulang-ulang dan memicu perilaku negatif. Sedangkan lingkungan diluar kelas
yang berkualitas jika permainan yang yang digunakan lebih konstruktif dan memicu
perilaku positif peserta didik. Selain itu bahan-bahan alami yang digunakan lingkungan
luar kelas dapat meningkatkan kesadaran spasial-kognitif peserta didik, kompetensi dan
keterampilan fisik serta sosialisasi.
3. Aktivitas fisik, nutrisi dan pengembangan motorik
a) Kemajuan kebugaran fisik dan pengembangan motorik.
Fjortoft mengemukakan peserta didik yang bermain di luar biasanya lebih bugar daripada
mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu di dalam kelas titik peserta didik yang
bermain di luar area alami yang menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan secara
statistik dalam kebugaran meteorik terkait koordinasi Oma keseimbangan dan ketangkasan
yang lebih baik. Dan aktivitas fisik peserta didik juga dimotivasi oleh beragam lingkungan
diluar kelas.
b) Meningkatkan nutrisi titik peserta didik yang mau makan dan menanam buah dan
sayuran menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang nutrisi. Mereka
memiliki kebiasaan untuk selalu mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah
baik di sekolah maupun di rumah.
c) Meningkatkan penglihatan. lebih banyak waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat
menurunkan penyakit ( rabun jauh) pada diri peserta didik dan remaja.
15
d) Dengan menerapkan model pembelajaran outdoor study diharapkan adanya perubahan
suasana di dalam kelas pembelajaran, membuatguru lebih kreatif di dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya model outdoor study juga
dapat menciptakan proses pembelajaran lebih bermakna, menarik, mudah dipahami, dan
dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan realita/kenyataan yang ada ada.
Model ini lebih melibatkan siswa secara langsung dan membuat siswa mengalami
langsung gaya. Model pembelajaran outdoor study dilakukan dengan cara cara membawa
siswa diluar kelas dengan memperhatikan keadaan lingkungan dan memanfaatkannya
sebagai bahan pendidikan, sehingga membuat siswa menjadi tidak kesulitan dalam
memahami pembelajaran.
D. Kelebihan Dan Kelemahan Outdoor Study
Setiap metode pembelajaran titik yang ada tidak akan luput dari kelebihan dan
kelemahan. Seseorang seseorang guru seharusnya benar-benar mengerti dan menyadari
bahwa metode yang hendak akan digunakan didasarkan pada kebutuhan dan kesesuaian
dengan materi dan karakter karakteristik peserta didik dengan demikian, guru dapat
mempertimbangkan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada sehingga dapat mencari
alternatif jika sewaktu-waktu memang diperlukan.
Sebagai seorang guru yang profesional, pemahaman terhadap metode yang akan
digunakan sudah menjadi keniscayaan, seseorang guru harus sudah menyadari apa yang
sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan
anak didik mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari sinilah tentu mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari setiap metode pembelajaran menjadi sangat penting karena menjadi
acuan relevan tidaknya dengan materi dan karakter peserta didik yang akan diajari.
Menurut Yuliarto yang dalam Husamah (2013) menyatakan bahwa terhadap elemen-elemen
penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan outdoor study diantaranya:
16
1. Alam terbuka sebagai sarana kelas.
2. Berkunjung ke objek langsung
3. Unsur bermain sebagai pendekatan
4. Guru harus mempunyai komitmen.
Di samping elemen di atas, ada alasan mengapa metode pendekatan outdoor study
dipakai sebagai pengembangan karakter anak, yaitu:
1. Metode adalah sebagai simulasi kehidupan kompleks menjadi sederhana .
2. Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman.
Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan titik selain itu
juga terdapat beberapa kelebihan dalam metode pembelajaran outdoor study di antaranya
ialah:
1. Pembelajaran dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat.
2. Pembelajaran dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah dengan
melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung.
3. Pembelajaran dapat mempelajari suatu secara integral dan kInformasi
4. Informasi bahan pembelajaran lebih luas dan aktual
5. Pembelajaran terbiasa mencari dan mengelola materi sendiri.
6. Pembelajar pembelajar dan siswa bisa merasa lebih senang.
7. Memperbesar minat keaktifan.
8. Menghilangkan rasa bosan.
Berdasarkan banyak permasalahan yang terjadi di dalam kelas, jelas terlihat bahwa
proses pembelajaran yang kurang berhasil tersebut disebabkan oleh kinerja guru yang kurang
memperhatikan penggunaan metode model pendekatan, media pembelajaran, pengelolaan
kelas yang kurang baik. Pada proses pembelajaran tersebut kualitasnya rendah dan
17
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa outdoor study sebagai sebuah metode
pembelajaran juga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan dan oleh sebab itu kekurangan
yang ada hendaknya disikapi dengan baik melalui perbaikan sistem yang lebih baik.
Menurut Suryadi dalam Husamah ( 2013), pembelajaran diluar kelas memiliki kekuatan
antara lain sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran yang variatif siswa akan segar berpikir karena suasana yang
berganti.
2. Inkuiri lebih berproduksi
3. Akselerasi lebih terpadu dan spontan.
4. Kemampuan eksplorasi lebih runtut.
5. Menumbuhkan penguat konsep.
Adapun beberapa kelemahan dalam metode pembelajaran outdoor study di antaranya
ialah:
1. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan pengelolaan secara prima mulai
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sehingga guru harus berkoordinasi dengan
berbagai pihak antara lain sekitar sekolah.
2. Metode pembelajaran outdoor study tidak hanya dipimpin oleh salah satu guru akan
tetapi melibatkan guru lain sebagai pembimbing.
3. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan pengawasan yang ketat dari unsur guru
kepala sekolah dan orang tua siswa.
4. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan sumber belajar yang berasal dari
lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah harus menyediakan fasilitas belajar yang
kompeten.
5. Metode pembelajaran outdoor study cenderung hanya berorientasi pada kegiatan rekreatif
tidak menekan pada aspek keterampilan motorik belaka.
18
Menurut Suyadi, guru perlu memperhatikan beberapa hal yang mungkin menjadi
kendala atau hambatan pembelajaran diluar kelas yaitu :
1. Siswa akan kurang konsentrasi
2. pengelolaan siswa akan lebih sulit kondisi.
3. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).
4. penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain kelompok lain.
5. Guru kurang insentif dalam membimbing.
6. Akan muncul minat yang semu.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan guru adalah belajar diluar kelas akan menjadi
daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang lebih datang melihat/menyaksikan titik
tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran titik pusat perhatian siswa tertuju ke
mana-mana karena di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan
kiat-kiat .
Dengan demikian, model pembelajaran outdoor study memang memiliki banyak
kelebihan, namun disisi lain pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki
kelemahan. Kelemahan dalam outdoor study antara lain : memiliki banyak waktu untuk
menyesuaikan masalah, membutuhkan biaya yang cukup banyak. banyak pendidik merasa
nyaman dengan kelas tradisional sehingga mereka enggan menggunakan model pembelajaran
semacam ini di mana pendidik memang peran utama di dalam kelas. di sisi lain, guru
memerlukan banyak peralatan yang harus disediakan.
3. Pengertian Hasil Belajar
A. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif
19
dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Hamalik (2008),hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Djamarah
Dan Zain (2006),hasil belajar ialah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas
belajar.sedangkan menurut suprijono ( 2009 ),hasil belajar ialah pola-pola perbuatan, niali-
niali, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Berdasarkan pengertian yang dikemumkaan para ahli diatas dapat disimpulkan hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasikepada guru tentang kemajuan peserta
didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Sedangkan dari informasi
tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan – kegiatan peserta didik lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun kelas individu.
Proses pembelajaran dinyatakan berhasil jika tujuan intruksionalnya tercapai.
Keberhasilan diistilahkan dengan ketuntasan belajar setiap peserta didik dengan cara
mengintifikasi perolehan skor setiap mengikuti tes maupun hasil belajar setiap semester di
buktikan dengan buku raport. Buku tersebut merupakan dikumen penting guna mengetahui
perkebangan peserta didik. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila setiap
guru memiliki pandangan masing – masing sejalan dengan kurikulum yang berlaku, dengan
istilah lain bahwa apabila peserta didik dapat menyerap atau menguasai bahan pengajaran.
20
Lebih tinggi serapan seseorang peserta didik terhadap materi maka dapat dikatakan
berprestasi baik.
B. Fungsi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (2001), mengemukakan beberapa fungsi penilaian dalam proses
pendidikan yaitu :
1. Dasar Psikologis
Secara psikologis seseorang butuh mengetahui sudah sampai sejauh mana ia berhasil
mencapai tujuannya, masalah kebutuhan psikologis akan pengetahuannya mengenai hasil
usaha yang telah dilakukannya dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari segi anak didik dan dari
segi pendidik.
a. Dari Segi Anak Didik
Seorang anak dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya seringkali berpedoman pada
orang dewasa, dengan adanya pendapat guru mengenai hasil belajar telah diperoleh maka
anak merasa mempunyai pegangan, pedoman dan hidup dalam kepastian. Selain itu seoranga
anak juga butuh mengetahui statusnya di hadapan teman-temannya, tergolong apakah dia
“apakah anak yang pintar sedang dan sebagainya” juga terkadang dia membutuhkan
membandingkan dengan teman-temannya dan alat paling baik untuk melihat ini ialah
pendapat pendidik “khususnya guru” terhadap kemajuan mereka.
b. Dari Segi Pendidik
Seorang pendidik yang profesional butuh mengetahui hasil-hasil usahanya sebagai pedoman
dalam menjalankan usaha-usaha lebih lanjut.
2. Dasar Didaktis
Adapun dasar didaktis diantaranya yaitu:
21
a. Dari segi anak dididk
Pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya
berpengaruh baik terhadap prestasi selanjutnya, selain itu dengan adanya tes hasil belajar,
siswa dapat juga mengetahui kelebihan kelemahan yang dimilinya sehingga siswa dapat
mempergunakan pengetahuannya untuk memajukan prestasinya.
b. Dari segi pendidik
Dengan adanya tes hasil belajar, maka seorang guru juga dapat mengetahuai sejauh
mana kelemahan dan kelebihan dalam pengajarannya. Mengetahui kelebihan dan kekurang
dalam pengajarannya akan menjadi modal bagi guru untuk menentukan usaha-usaha
selanjutnya. Selain itu tes hasil belajar juga berfungsi membantu guru dalam menilai kesiapan
anak didik, mengetahui status anak dalam kelasnya, membantu guru menentukan siswa dalam
pembentukan kelompok, membantu guru dalam memperbaiki metode mengajarnya dan
membantu guru dalam memberikan materi pelajaran tambahan.
c. Dasar administratif
Memberikan data untuk dapat menentukan status siswa di kelasnya. Memberikan
iktisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan.
C. Tujuan Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2005), mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya.
Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lainnya.
22
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban accountability dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
D. Macam-Macam Hasil Belajar :
Ditinjau dari fungsinya, menurut Sudjana (2005), membagi penilaian ke dalam tiga
jenis yang diantaranya yaitu:
1. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir program belajar mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
2. Penilaian sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit program yaitu akhir
caturwulan, akhir semester dan akhir tahun, penilaian ini berorientasi pada produk bukan
pada proses.
3. Penilaian diagnostik ialah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan
siswa serta faktor penyebabnya.
4. Penilaian selektif ialah penialian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian
saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
5. Penilaian penempatan ialah penialian yang dilakukan untuk mengetahui keterampilan
prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti
yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.
23
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran dikela tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono
dkk (2007: 76-77,)menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai
berikut:
a. Faktor Internal ialah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor
internal meliputi, faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal ialah faktor yang ada diluar individu, faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris , yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia
(Samatowa, 2006: 2).
Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip saja. (Depdiknas, 2006d: 409). Pendidikan
sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu Peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas,
2003c: 6).
24
lmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Menurut Fowler dalam (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut
Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam.
Belajar IPA yang sebenarnya bukan merupakan penghafalan kata-kata yang
bermakna, melainkan merupakan hasil asosiasi dari pengalaman-pengalaman (Patta Bundu,
2006: 14). Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
hanya mengetahuinya. Dari pengalamannya diharapkan siswa dapat memahami IPA secara
lebih mendalam dan dapat diingat dalam waktu yang relatif lama. Untuk itu, guru perlu
menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan
belajar mengajar. Menurut Jerome Brunner, belajar adalah proses yang bersifat aktif, yaitu
siswa berinteraksi dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi obyek, membuat
pertanyaan dan menyelenggarakan eksperimen (Sugihartono, dkk., 2007:111).
Kelemahan pembelajaran IPA disebabkan teknik atau model pembelajaran yang
dipakai guru lebih menekankan pada faktor ingatan (Patta Bundu, 2006 : 3). Pembelajaran
IPA yang saat ini berlangsung di lapangan umumnya verbalisme, artinya guru cenderung
untuk menjelaskan materi–materi IPA dan konsep–konsep IPA dengan menggunakan metode
ceramah yang notabene merupakan metode termudah dan termurah (Mohamad Juri, 2008 : 2).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, model pengajaran IPA yang diterapkan sejak awal
hingga sekarang masih bersifat konvensional atau teacher centered, dimana sistem
penyampaiannya lebih banyak didominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah.
Guru yang memegang kendali memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima
25
secara pasif informasi pengetahuan dan keterampilan. Siswa-siswa cenderung diam dan
kurang berani menyatakan gagasannya. Kreativitas dan kemandirian mengalami hambatan
dan bahkan tidak berkembang.
A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA
Pendidikan IPA dapat mempersiapkan individu untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Hal ini dimungkinkan karena dengan pendidikan IPA, siswa dibimbing untuk
berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan-keputusan yang dapat
meningkatkan kualitas hidupnya menuju masyarakat yang terpelajar secara keilmuan.
Sedangkan dalam UUSPN, 2003 disebutkan bahwa pendidikan IPA dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap
lingkungan alam dan sekitarnya. Selanjutnya ditekankan bahwa dalam kurikulum IPA
Sekolah Dasar, pembelajaran IPA sebaiknya memuat tiga komponen yaitu sebagai berikut:
a. Pengajaran IPA harus merangsang pertumbuhan intelektual dan perkembangan siswa.
b. Pengajaran IPA harus melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan praktikum/ percobaan
tentang hakikat IPA.
c. IPA pada Sekolah Dasar seharusnya mendorong dan merangsang terbentuknya sikap
ilmiah, mengembangkan kemampuan penggunaan keterampilan IPA, menguasai pola
dasar pengetahuan IPA, dan merangsang tumbuhnya sikap berpikir kritis dan rasional.
B. PENELITIAN YANG RELAVAN
Hasil penelitian yang relevan atau yang hampir sama dengan penelitian ini adalah
“Pembelajaran Inovatif Pemanfaatan Outbond Sains Sebagai Sarana dalam Mewujudkan
Meaningfull Learning” oleh Agus Rosmanto, tahun 2009. Dalam penelitian “Pembelajaran
Inovatif Pemanfaatan Outbond Sains Sebagai Sarana dalam Mewujudkan Meaningfull
26
Learning” ini penulis menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered) yang berorientasi pada pendidikan luar ruang (outbound education), yang sarat
dengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai pendidikan, dan mendekatkan
siswa dengan alam dalam mata pelajaran Sains/ IPA, dapat mengembangkan kemampuan
spiritual siswa. Dan di dalam penelitian ini peneliti mengharapkan pembelajaran dengan
pemanfaataan Outbond Sains dapat mewujudkan Meaningfull Learning atau mewujudkan
nilai-nilai spiritual siswa karena pembelajaran dilakukan di luar ruang.
Penelitian Ciptadi, 2009. Dengan judul penelitian: Efektivitas Penerapan Metode
Outdoor Activities Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Geografi Pada Siswa
Kelas VII SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penerapan Metode Outdoor activities dengan
hasil belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri I Kedungbanteng
Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009/2010; (2) pengaruh Motivasi Berprestasi dengan hasil
belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri I Kedungbanteng Kabupaten
Tegal tahun pelajaran 2009 / 2010; dan (3) penerapan Metode Outdoor activities dan
Motivasi Berprestasi dengan hasil belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP
Negeri I Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009/2010. Lina Kurniawati.2010.
Dengan judul penelitian: Komparasi Hasil Belajar Penerapan Model Pembelajaran
OutdoorActivitiy dan Problem Solving pada Siswa SMP Kelas VIII Pokok Bahasan Cahaya.
Penelitian ini bertujuan membandingkan dan menganalisisi model pembelajaran manakah
diantara outdoor activity dan problem solving yang tepat untuk diterapkan pada siswa kelas
VIII SMP N 6 Pati pada pokok bahasan cahaya. Populasi penelitian ini adalah semua siswa
kelas VIII SMP N 6 Pati. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random
sampling, sehingga terpilih kelas yang menjadi eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIIIB
27
dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity dan VIIIE
adalah kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving.
Sudadi, M.Pd, 2003. Penelitian yang dilakukan dengan judul OutbondActivities
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS SMP Muhamamadiyah
Semin Tahun Pelajaran 2009/2010 “Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa karena
disamping belajar siswa juga bermain dialam bebas, hasil penelitian ini prestasi siswa
menjadi lebih baik dari sebelumnya, terbukti banyak siswa yang mendapat nilai diatas KKM
yang ditentukan dari pihak sekolah tersebut.
C. Kerangka Pikir
Peneliti akan meneliti proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran di
luar kelas (outdoor study) terhadap siswa kelas III SDN 69 Tallo Tua Makassar sebagai kelas
eksperimen . Peneliti akan membuat dua soal yang akan digunakan untuk penelitian. Soal
pretest adalah soal untuk menguji homogenitas sebelum kelas diberi perlakuan yaitu
pembelajaran di luar kelas (outdoorstudy). Soal posttest akan diberikan setelah kelas diberi
perlakuan.
Penelitian akan dilakukan di kelas eksperimen dengan soal tes homogenitas. Soal pretest
bertujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Setelah mengetahui tingkat homogenitas
SDN 69 Tallo Tua Makassar, treatment diberikan pada kelas eksperimen. Yaitu dengan
menerapkan pembelajaran di luar kelas (outdoor study).
Dalam bentuk bagan, kerangka berfikir penelitian ini tampak sebagai berikut:
28
Kelas Experimen
( Bagan Kerangka Pikir )
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian sudah dijelaskan ke dalam wujud kalimat pertanyaan. Disebut
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum di
dasarkan pada bukti-bukti empiris yang didapat melalui pengumpulan data. Oleh karena itu,
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak adanya pengaruh efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA
kelas III SDN. 69 Tallo Tua Makassar .
H1 : Adanya pengaruh evektifitas merode outdoor study terhadap hasil belajar IPA kelas III
SDN. 69 Tallo Tua Makassar.
Pre test Post test
Treatment
Mengetahui
tingkat efektivitas
belajar siswa
sekolah dasar
dalam
pembelajaran IPA
Menggunakan
metode
pembelajaran
outdoor study
Efektivitas
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode outdoor
study
Hasil belajar IPA dengan menggunakan
metode outdoor study
29
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan sistem
pretest, treatment, dan post test. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN 69 Tallo Tua
Makassar.
Desain peneliti ini menggunakan penelitian dalam metode outdoor study experimen,
dalam penelitian ini kelas experimen terdiri dari tiga tahapan yaitu pretest, treatment, dan post
test.
Menurut sugiyono,2010:107 dalam ( Asdar 2018 ) bentuk bentuk dari design
exprimental (non design) terdapat satu grup pre test, post test. Model ini terdapat satu grup
exprimental yang akan memberikan sebuat pre test untuk mendapatkan situasi awal dari grup
exprimental kemudian berikan treatmen dan post test. Design ini dapat digambarakan sebagai
berikut :
Dimana :
O1 : Pre test
X : Treatment
O2 : Post test
O1 : Sebelum melakukan treatment, siswa siswa akan diberikan pre-test untuk mengetahui
pengetahuan yang diperoleh.
01 x 02
30
X : Peneliti memberikan treatment dengan mengunakan outdoor study, pembelajaran
(diluar kelas) untuk meningkatkan ektivitas metode belajar siswa SD dalam pebelajaran
IPA.
O2 : Peniliti memberikan post-test untuk mendapatkan peningkatan terhadap pembelajaran
proses belajar siswa dalam efektivitas metode outdoor study terhadapt hasil belajar IPA
setelah melakukan treatment.
Dari hasil design peniliti ini, akan mendapatkan satu kemampuan belajar IPA terhadap
hasil belajar siswa kelas III SDN 69 Tallo Tua Makassar . Untuk mendapatkan pembelajaran
yang sempurna dapat mengunakan proses efektivitas metode outdor study, ini dapat dilihat
dari pre test dan post test.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 69 Tallo Tua Makassar , di jalan Sultan Abdullah 1
kecamatan Tallo, kota Makassar, Sulawesi Selatan, peneliti memilih sekolah
dikarenakan dekat dengan lokasi tempat tinggal.
b. Waktu penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2020.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III terdapat dua kelas yaitu
kelas A dan kelas B peneliti mengambil kelas III A , total keseluruhan siswa kelas III adalah
76 siswa. Peneliti akan mengambil satu kelas yang terdiri dari 44 siswa yaitu kelas III A.
Sampel dalam penelitian ini, Peneliti mengunakan purposive sampling, dimana
peneliti menagangap bahwa siswa kelas III A di SD N 69 Tallo Tua Makassar adalah 44
siswa yang akan diteliti.
31
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu efektivitas metode outdoor
study dan hasil belajar IPA. Pada penelitian ini terdapat variabel yg mempengaruhi dan
variabel dipengaruhi, jadi pada penelitian ini variabel yang menjadi objek yaitu variabel
bebas dan terikat.
Menurut Moh. Zaiful Rosyid dkk ( 2019 : 3 ) pembelajaran diluar kelas ( outdoor
learning ) merupakan upaya untuk mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat
membawa mereka mengamati lingkungan sekitar, deduai dengan materi yang diajarkan.
Sehingga, pendidikan diluar kelas lebih mengacu pada pengalaman pendidikan lingkungan
yang sangat berpengaruh pada kecerdasaan siswa. Hal itu diciptkan agar sistem prndidikan
yang menyenangkan dan lebih mempengaruhi mental peserta didik sehingga pembelajaran
yang mereka alami melekat dan tidak mudah dilupakan.
Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”.
Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris
dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Adapun definisi operasional dari variabel yang ada pada penilitian ini adalah :
Outdoor study adalah teknik pelajaran yang memanfaatkan lingungan alam terbuka
Sarana belajar siwa agar tidak merasa jenuh maupun bosan berada didalam kelas.
32
Hasil belajar adalah suatu hasil yang didapkan setelah siswa melakukan kegiatan
pembelajaran serta bukti yang dicapai dinyatakan dengan huruf, symbol, maupun kalimat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga prosedur dalam pengumpulan teknik data:
1. Pre-test
Sebelum melakukan treatment, siswa akan diberikan soal untuk mengetahui
kemampuan belajar IPA siswa. Peniliti memberikan sebuah penjelasan terhadapt efektivitas
metode outdoor study. Soal pertama membahas tentang pembelajaran. Prosedur prosedur dari
pre test yaitu :
a. Peneliti memperkenalakan tujuan penelitian
b. Peneliti memberikan pre test kepada siswa dalam bentuk pilahan ganda.
c. Peneliti mengkontrol siswa kemudian siswa mengerjakan soal test
d. Peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan soal sampai selesai.
2. Treatment
Treatment diberikan setelah pretest, peneliti akan mengajarkan treatment. Aktivitas
eksprimental kelas akan mengunakan metode outdoor study. Prosedur ini terdiri dari :
a. Peneliti menampilkan kepada siswa tentang efektivitas metode outdoor study terhadap
hasil pembelajaran IPA
b. Peneliti akan meninjau ulang apakah siswa benar benar paham atau menegerti tentang
pembelajaran IPA
c. Peneliti mengajarkan tentang efektivitas metode belajar diberikan pembelajaran IPA.
3. Post test
33
Post test akan diberikan kepada siswa setelah peneliti mengajarakan semua materi
yang telah diberikan dengan mengunakan efektivitas metode outdoor study terhadap hasil
belajar IPA . Serupa dengan pretest, peneliti memberikan soal kepada siswa untuk dijawab
dalam bentuk pilihan ganda
4. Kuisioner
Peneliti akan memberikan siswa kuisioner setelah treatment, penelitian ini akan
memberikan persepsi kepada siswa tentang hasil belajar IPA. Peneliti mengunakan kuisioner,
kuisioner meliputi 2 bagian. Bagian pertama untuk mengetahui efektivitas metode outdoor,
peneliti akan mengunakan Test sebagai instrument dan untuk mengetahui peningkatan siswa
terhadap hasil belajar siswa.
Bagian kedua memberikan 10 soal pertanyaan kepada siswa untuk memilih salah satu
bagian dari respond sebagai appresiasi penelitian meliputi : sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk mengetahui apakah siswa memiliki efektivitas metode
outdoor study terhdapat hasil belajar.Sebelum dan sesudah memberikan treatment, peneliti
mengunakan test sebagai instrument untuk meningkatkan kemampuan efektfittas belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan instrument yang akan meningkatakan kemampuan hasil
belajar siswa dengan mengunakan metode outdoor study.
F. Teknik Analisis Data
1. Peneliti akan menggunaka SPSS 21 untuk menganalisa data. Data yang akan dianalisa
yaitu satu tipe kuantitatif.
a. Bagian Kuantitaif data, respon akan dianalisasi, menginventigasi berbagai efek dari hasil
efektifitas metode outdoor terhadap belajar siswa. Respon akan dianalisa dan ditabulasi
kemudian di presentasikan dan dikalkulasi hasil data.
2. Test
34
Ada dua bagian dari tes dalam penelitian ini, Pre-test dan post-test meliputi bentuk score
siswa yaitu :
Skor = jumlah siswa
X 100
Jumlh soal
Kualitas dari kemapuan siswa terhadap efektivitas metode outdoor hasil belajar IPA.
Dari hasil skor yang telah dijawab. berikut ada 5 klasifikasi perhitungan dalam skor.
No Internal skor Klasifikasi
1 81-100 Sangat baik
2 61-80 Baik
3 41-60 Sedang
4 21-40 Kurang
5 0-20 Sangat kurang
3. Kuisioner
Instrument ini akan diberikan kepada siswa untuk mendapatkan persepsi terhadap
efektivitas metode outdoor study hasil belajar IPA Kuisioner ini meliputi 5 item . Setelah
semua tabulasi dijawab, peneliti akan menghitung dan mempresentasikan hasil dari skor, skor
tersebut sebgai berikut :
No Interval Klasifikasi
1 0%-19,99% Sangat tidak setuju Sangat lemah
2 20%-39,99% Tidak setuju lemah
3 41-60 Ragu ragu netral
4 21-40 Setuju Kuat
35
5 0-20 Sangat setuju Sangat kuat
Data ini dianalisa menggunakan SPSS 21. Teknik data analisa adalah teknik yang
mengunakan data yang kokrit (real) untuk mengetahui hasil dari penelitian. Seblum peneliti
memberikan hasil skor terhadap siswa, peneliti memeriksa hasil jawaban siswa meliputi Pre
test dan Post test.
G. Jadwal Penelitian
Bulan I Bulan II Bulan III
No
.
Aktivitas Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
Penelitian:
a. Perijinan
Penelitian
b. Pengantaran
Surat penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Observasi
b. Teknik
Pengumpulan
Data
c. Analisis Data
3. Tahap Penyusunan
proposal
36
H. Anggaran Penelitian
No. Material Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Harga (Rp)
Peralatan Penunjang
1. Printer 1 1.700.000 1.700.000
2. Flash Disk 1 300.000 300.000
Bahan Habis Pakai
1. Tinta Print 4 400.000 400.000
2. Kertas 2 Rim 44.000 88.000
Perjalanan
1. Tranportasi 40 10.400 416.000
Biaya Lain-Lain 1.000.000
Taksiran Anggaran Secara Keseluruhan 3.904.000
37
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2006b. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan Teori dan Aplikasi
PAIKEM Yogyakarta : Kepel Press.
Husama. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Otdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Ibrahim, M. & Nur, M. 2005 . Pengajaran Berdasarkan Masalah. Edisi 2. Surabaya: Unesa-
University Press.
Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif .Malang : Universitas Negeri Malang.
Juri, M. 2008. Belajar di Alam Lebih Meningkatkan Gairah Belajar IPA Siswa.
http://enewsletterdisdik.wordpress. com [Diunduh tanggal 25 November 2009].
Mariyanti, A. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar.
Semarang ; Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Konstekstual (CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang :
UM Press.
Omar, Hamalik.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Patta, Bundu.2006.Model keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains
SD. Jakarta: Depdiknas.
Rosyid,Moh dkk.2019 Outdoor Learning Belajar Diluar Kelas. Malang: Literasi Nusantara.
Samatowa,Usman.2011. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
38
Sugihartono,dkk 2007. Psikologi Pendididkan. Yogyakarta: UNY Press.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:
Aruzz Media.
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi
dan Kualitas Guru Di Era Global. Jakarta: Esensi.
Suryabrata,S.2001.Psikologi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana,Nana.2005. Dasar-Dasar Proses/ Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensido.
Surachim,Ahim. 2016. Efektivitas Pembelajaran Pola Pendidikan Sistem Ganda. Bandung:
Alfabeta
Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Trianto.2010.Model Pembelajaran Terpadu . Jakarta: PT. Bumi Aksara
Vera,Adelia.2019. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Learning) Jogyakarta:
Diva Press ( Anggota IKAPI ).
Widiasworo,Erwin.2017.Stategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas ( Outdoor
Learning ) Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

More Related Content

Similar to Asmiaty Abbas ( Proposal ) 8.pdf

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfHIDAYANTIHIDAYANTI3
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxHasanHasan245487
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdfnoviaayu27
 
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdfLAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdfOroOpoopo
 
BAB I DAN BAB II.docx
BAB I DAN BAB II.docxBAB I DAN BAB II.docx
BAB I DAN BAB II.docxzuryatiarmi1
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarHafidzotul Millah
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Andi Patria
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Tjoetnyak Izzatie
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VEman Syukur
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 

Similar to Asmiaty Abbas ( Proposal ) 8.pdf (20)

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
54d277876feef.ppt
54d277876feef.ppt54d277876feef.ppt
54d277876feef.ppt
 
Presentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptxPresentation BU AISYAH-1.pptx
Presentation BU AISYAH-1.pptx
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
 
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdfLAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE bu maria revisi.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BAB I DAN BAB II.docx
BAB I DAN BAB II.docxBAB I DAN BAB II.docx
BAB I DAN BAB II.docx
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajar
 
Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013Laporan best practice andi patria 201903013
Laporan best practice andi patria 201903013
 
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
Upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa akan tumbuhan hijau melalui...
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 

More from BOSOWA EDUCATION CENTRE

More from BOSOWA EDUCATION CENTRE (7)

BA.Proposal bahasa pgsd Iin Muthiah K ok.pdf
BA.Proposal bahasa pgsd Iin Muthiah K ok.pdfBA.Proposal bahasa pgsd Iin Muthiah K ok.pdf
BA.Proposal bahasa pgsd Iin Muthiah K ok.pdf
 
Asmiaty Abbas ( SKRIPSI).pdf
Asmiaty Abbas ( SKRIPSI).pdfAsmiaty Abbas ( SKRIPSI).pdf
Asmiaty Abbas ( SKRIPSI).pdf
 
annisa.pdf
annisa.pdfannisa.pdf
annisa.pdf
 
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docxIDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
 
PRSENTASI SUTRISNO MUSLIMIN RSPI 14 SEP 2019 (2).pptx
PRSENTASI SUTRISNO MUSLIMIN RSPI 14 SEP 2019 (2).pptxPRSENTASI SUTRISNO MUSLIMIN RSPI 14 SEP 2019 (2).pptx
PRSENTASI SUTRISNO MUSLIMIN RSPI 14 SEP 2019 (2).pptx
 
bahan buku pak tris.doc
bahan buku pak tris.docbahan buku pak tris.doc
bahan buku pak tris.doc
 
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docxIDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISA DAN SOLUSI.docx
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

Asmiaty Abbas ( Proposal ) 8.pdf

  • 1. EFEKTIVITAS METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS III SDN 69 TALLO TUA KOTA MAKASSAR PROPOSAL ASMIATY ABBAS 4516103003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BOSOWA 2020
  • 2. ii DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah.................................................................. 5 D. Rumusan Masalah...................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian..................................................................... 5 II. TUJUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI ........................................................................ 7 1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran ................................... 7 2. Pengertian Metode Outdoor Study....................................... 7 A. Tujuan Outdoor Study.................................................... 10 B. Manfaat Outdoor Study.................................................. 12 C. Kelebihan Dan Kelemahan Outdoor Study.................... 15 3. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 18 A. Hasil Belajar.................................................................. 18 B. Fungsi Hasil Belajar...................................................... 20 C. Tujuan Hasil Belajar ..................................................... 21 D. Macam-Macam Hasil Belajar ....................................... 22 E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 23 4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam .................................... 23 A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA......................... 25 B. PENELITIAN RELAVAN........................................................ 25 C. KERANGKA PIKIR.................................................................. 27
  • 3. ii D. HIPOTESIS ............................................................................... 28 III. METODE PENELITIAN ................................................................ 29 A. Jenis dan Desain Penelitian....................................................... 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 30 C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 30 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional........................... 31 E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 32 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 33 G. Jadwal Penelitian ...................................................................... 35 H. Anggaran Penelitian.................................................................. 36 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 37
  • 4. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar ( pembelajaran ) adalah upaya secara sistematis yang dilakukan oleh guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru agar terwujud kompetensi profesionalnya. Konsekuensinya, guru harus memiliki pemahaman pemahaman yang utuh dan tepat terhadap konsepsi belajar dan mengajar. Belajar menurut teori Behavioristik adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon menurut teori behavioristik inti belajar adalah kemampuan an-nissa seorang untuk merespons stimulus yang datang kepada dirinya. Belajar menurut pandangan teori kognitif adalah proses membangun persepsi seseorang atas sebuah objek yang dilihat titik oleh sebab itu belajar menurut teori ini lebih mementingkan proses daripada hasil. Menurut undang-undang nomor 2 tahun 1989 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta melalui kegiatan bimbingan pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. untuk mengajarkan ilmu pengetahuan guru harus bisa mengaitkan materi dengan pengalaman kehidupan siswa. Siswa juga harus diberi kesempatan untuk bisa memecahkan masalah yang dihadapi sementara guru membimbing siswa yang membutuhkan bantuan titik guru tidak sekadar menyampaikan materi secara lisan tanpa suatu aplikasi tetapi mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan demikian proses belajar mengajar bukan verbalisme melainkan realisme ( Alipandie,1984: 159).
  • 5. 2 Kegiatan di lapangan, masalah kontekstual sering diterapkan dalam soal cerita yang disampaikan di dalam kelas titik belajar tidak harus di dalam kelas belajar juga dapat dilakukan di alam bebas, tatkala siswa merasa jenuh di dalam kelas titik kegiatan pembelajaran di kelas seringkali membosankan serta membuat jenuh siswa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA juga berpengaruh pada hasil belajar siswa karena hasil belajar merupakan interaksi antara tindakan belajar dan mengajar yang diwujudkan dengan nilai jika motivasi siswa tinggi maka hasil belajar siswa baik. Kegiatan belajar merupakan kegiatan terpenting dalam proses pendidikan salah satu masalah yang dihadapi yaitu masalah lemahnya proses pembelajaran titik kegiatan pembelajaran di kelas masih mengarah pada kemampuan peserta didik untuk menghafal informasi. Pada pembelajaran IPA khususnya, proses belajar mengajar hanya sekedar menghafal fakta prinsip dan teori saja. padahal materi dalam IPA sangat luas IPA tidak hanya mempelajari tentang kehidupan alam saja namun juga mempelajari tentang manfaat dan bagaimana kehidupan manusia kedepannya. Tujuan dari pembelajaran IPA di SD agar peserta didik dapat mengembangkan rasa ingin tahu, pengetahuan dan keterampilan tentang alam sekitar, selain itu siswa juga dapat menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar tergantung pada penyajian materi pelajaran media pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan sistematis dan menarik agar peserta didik tertarik pada pembelajaran tersebut . salah satu kegiatan pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan dengan metode pembelajaran outdoor outdoor study. melalui metode outdoor study ini guru dapat mengajak peserta didik untuk belajar diluar kelas
  • 6. 3 sehingga pembelajaran akan menjadi menyenangkan serta memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih mengenal dan dekat dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas luar sekolah yang mengandung kegiatan di luar kelas atau sekolah dan alam bebas lainnya pada metode ini guru merancang penyelenggaraan pembelajaran diluar kelas, memberi salam, membagi peserta didik dalam beberapa regu, memberi penjelasan cara kerja regu,memberi kesempatan untuk tiap-tiap Garu berpencar di tempat untuk melaksanakan observasi dan diberikan durasi,guru memandu peserta didik selama observasi di lapangan, selesai observasi peserta didik diarahkan bergabung kembali membahas hasil observasinya, guru membimbing diskusidan peserta didik diberi keleluasaan untuk menyampaikan hasil diskusinya tiap-tiap regu dan diberi waktu untuk berkomentar. Pembelajaran outdoor study dapat memicu peserta didik agar lebih memahami alam sekitar sebagai sarana untuk belajar. Kegiatan di luar ruangan memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif belajar. kegiatan ini, yang memberikan pengalaman utama membantu peserta didik mengubah pengetahuan teoritis menjadi praktek merekam memori jangka panjang dan menciptakan solusi untuk masalah mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan apa yang telah mereka pelajari. Dengan kata lain, di luar kelas tidak hanya dituntut memahami materi pelajaran, tetapi juga mempraktekkan materi pembelajaran tersebut. Seperti mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati hewan atau tumbuhan yang ada di sekitar, kemudian siswa diminta menuliskan atau menjelaskan bagian tumbuh-tumbuhan dan fungsinya dan apa yang mereka lihat di sekitar lingkungan guru menjelaskan cara merawat hewan tumbuhan yang baik dan benar, membedakan hewan dan tumbuhan yang terawat dan tidak terawat atau mengajak siswa melestarikan alam dengan cara menanam tumbuh- tumbuhan di di lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. Dengan demikian kita mengajarkan untuk melestarikan alam dan menjaga alam dengan baik.
  • 7. 4 Area di luar kelas bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak dan dapat menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anak. kegiatan-kegiatan di kelas dapat dibawa dan dikerjakan anak di halaman atau di kebun sekolah hal ini akan dirasakan dan dialami secara berbeda oleh anak, sehingga dapat memperkaya pengalamannya. Lingkungan di luar ruangan juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah menikmati udara segar yang baik dan menyehatkan bagi anak-anak. di luar mereka dapat merasakan udara menikmati kebebasan ruangan terbuka dan meningkatkan keterampilan penggunaan otot dengan cara yang baru titik perubahan dan pergerakan situasi dan keadaan pembelajaran juga dapat mengurangi stress. Kegiatan di luar kelas memiliki peluang kebebasan yang lebih banyak untuk bergerak dan juga tidak memiliki batasan jumlah anak yang diperbolehkan belajar di setiap area. media lingkungan sekitar tentunya lebih menghemat biaya, kegiatan juga lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa serta pembelajaran lebih bermakna karena siswa dihadapkan langsung pada situasi yang sebenarnya yang bersifat alami. Metode outdoor study yang telah dicontohkan juga memiliki kelebihan yaitu materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh setiap siswa karena materi disajikan dalam bentuk konkrit. Tetapi juga terdapat kekurangannya yaitu ketika adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi setiap saat media dilingkungan terkadang salah sasaran atau tujuan tidak tercapai karena Siswa lebih berkesan main-main ketika dalam proses pembelajaran sehingga guru harus bisa mengatasi dengan cara membuat perencanaan yang jauh lebih matang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas bahwa dapat dikemukakan beberapa masalah sebagai berikut:
  • 8. 5 1. Kurangnya peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru 2. Siswa merasa jenuh atau bosan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung 3. Efektivitas metode outdoor study kelas 3 SDN 69Tallo Tua kota Makassar. 4. Hasil belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh maka adapun pembatasan masalah meliputi: 1. Efektivitas metode outdoor study kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar 2. Hasil belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo Tua kota Makassar D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan perumusan masalah yaitu “ Bagaimana efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA kelas 3 SDN 69 Tallo tua kota Makassar”? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni : Untuk mengetahui bagaimana efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA kelas 3 SDN Tallo Tua kota Makassar. F. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil dan manfaat bagi semua pihak diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a. untuk menambah referensi terhadap kajian ilmiah terkait dengan efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA.
  • 9. 6 b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan yang yang akan datang. 2. Manfaat praktis a. Bagi SDN 69 Tallo Tua kota Makassar : Diharapkan penelitian ini dapat memberikan keuntungan bagi pihak sekolah dan menjadi bahan evaluasi dalam upaya menambah keterampilan mengajar dan kemampuan guru supaya lebih kreatif dalam pembelajaran. b. Bagi guru SDN 69 Tallo Tua kota Makassar : Memberikan informasi kepada guru mengenai mengenai metode outdoor study terhadap hasil pembelajaran IPA. c. Bagi peserta didik SDN 69 Tallo Tua kota Makassar Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dalam usaha meningkatkan motivasi membuat peserta didik lebih semangat, tertarik dalam mengikuti setiap pembelajaran dan mampu menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran berlangsung. d. Bagi pembaca : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi guna menambah pengetahuan tentang outdoor padi dan hasil belajar IPA e. Bagi peneliti : Manfaat dari dilakukan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penelitian tentang efektivitas metode outdoor study terhadap hasil pembelajaran IPA.
  • 10. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran mencerminkan keberatan kebermaknaan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ( Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SIKDIKNAS, pasal 1,ayat 9 ). Efektivitas sebagai upaya meningkatkan kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran tercermin dari perilaku peserta didik dalam belajar antara lain : kemampuan dan kemauan yang lebih kuat, merasa betah belajar karena mendapatkan layanan atau bimbingan sesuai dengan kebutuhan, dan secara per standar didukung oleh sumber belajar yang memadai titik efektivitas harus menjadi upaya setiap guru atau instruktur dalam melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator pembelajaran. Efektivitas pembelajaran tercermin dari kontribusi masing-masing pihak yang terlibat, yaitu pendidik sebagai fasilitator pembelajaran kemampuan dan motivasi peserta didik dalam belajar, serta penggunaan fasilitas yang bisa memperlancar proses pembelajaran mencerminkan kerjasama yang sinergis antara pendidik dan peserta didik dan sumber belajar sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing, mencerminkan peran masing-masing komponen yang terintegrasikan dalam suatu sistem sehingga secara nyata menunjuk menunjukkan keberagaman kebermaknaan . Efektivitas pembelajaran bisa terlihat dari keberhasilan atau prestasi yang diraih peserta didik sebagai indikator dimiliknya kemampuan ( ability ) yang menunjukkan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan keterampilan ( Gibson, Ivancevich, Donney dalam Ahim Surachmin 2016:3 ). pembelajaran yang efektif merupakan upaya
  • 11. 8 menghantarkan peserta didik pada penggunaan kemampuan tertentu sebagai tujuan pembelajaran peningkatan kebermaknaan pembelajaran yang diukur oleh prestasi atau nilai sekaligus menggambarkan tingkat ketercapaian suatu tujuan pembelajaran. Hamalik ( 2001:171 ) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas- luasnya kepada siswa untuk belajar. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno ( 2005 ) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah,menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan titik Dengan demikian pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Veithzal ( 1999 ) mengemukakan bahwa “ efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dilihat dari sisi persepsi seseorang “ demikian juga dalam pembelajaran, efektivitas bukan semata-mata dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu konsep yang ditunjukkan dengan nilai hasil belajar tetapi juga dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diikutinya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dari suatu proses komunikasi antara siswa maupun guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan respon siswa terhadap pembelajaran dari penguasaan konsep tersebut. 2. Pengertian Metode Outdoor Study. A. Pengertian Metode outdoor study
  • 12. 9 Pembelajarann diluar kelas ( outdoor study ) merupakan upaya untuk mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa mereka mengamati lingkungan sekitar, sesuai dengan materi yang diajarkan titik diajarkan titik sehingga, pendidikan di luar kelas lebih mengarahkan terhadap pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan siswa. sejalan dengan pemikiran Smith dalam Sumarni yang menyatakan bahwa “ studi lapangan mempunyai kekuatan untuk mengaplikasikan ide secara umum yang ada di kelas dalam dunia nyata”. Menurut Komarudin dalam husamah ( 2013 : ) menyatakan bahwa outdoor study merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan diluar kelas atau sekolah dan alam bebas lainnya seperti bermain lingkungan sekolah, taman, perkampungan, pertanian atau nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat ke petualangan serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Outdoor study dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti outdoor activeties, outdoor learning,pembelajaran lapangan atau pembelajaran diluar kelas. Menurut John. M. Echols dalam kamus inggris-indonesia, outdoor activeties berasal dari kata outdoor yang berarti di luar dan activity yang berarti kegiatan . Dengan demikian outdoor activities dalam konteks ini adalah kegiatan pembelajaran diluar kelas kegiatan outdoor activities diyakini mampu memberi wacana baru dalam pembelajara. Outdoor study adalah metode di mana guru mengajak Siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkansiswa dengan lingkungannya. Outdoor study dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar titik peran guru disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar aktif. Outdoor activities adalah kegiatan di alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat menyenangkan karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan tuhan yang maha esa yang terbentang di alam yang dapat disajikan dalam
  • 13. 10 bentuk permainan, observasi atau pengamatan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media penyampaian materi ( Indramunawar : 2009). Pendidikan diluar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran keluar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku terhadap lingkungan melalui tahap- tahap penyadaran pengertian perhatian tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku titik tentang aktivitas luar kelas, Vencencia ( 2006 ), menyatakan bahwa bentuknya dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi panggilan solusi aksi lingkungan dan jelajah lingkungan. Dari penjelasan di atas, outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran diluar kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagai layaknya seorang anak yang sedang bermain di alam bebas dan outdoor activities juga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungankarena dengan mengamati sendiri siswa akan mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa mengenai ciptaan tuhan yang maha kuasa. Anggani S dalam Hari Yuliarto, 2010 peranan lingkungan sebagai sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh di mana-mana termasuk di lingkungan sekitar anak. Sedangkan Abdurrahman ( 2007: 100) mengungkapkan bahwa saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna bahwa selama mengikuti pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan yang berorientasi pada alam sekitar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (outdoor study) adalah cara cara penyajian pembelajaran dengan memanfaatkan alam terbuka sebagai sarana pembelajaran peserta didik untuk tidak merasa bosan selama berada di dalam kelas. B. Tujuan Outdoor Study
  • 14. 11 Pada dasarnya,pembelajaran yang dilakukan diluar kelas bukan karena agar mendapatkan pengalaman yang berbeda bagi siswa adapun bukan sekedar karena bosan belajar di dalam kelas ataupun karena merasa jenuh belajar di ruangan tertutup. Akan tetapi lebih dari itu kegiatan belajar mengajar di luar di luar kelas memiliki tujuan tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai dengan cita-cita pendidikan. Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar diluar kelas (outdoor study) atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut: 1. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka. 2. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas bertujuan untuk menyampaikan latar ( setting ) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik dengan kata lain, mereka diarahkan tidak “gugup” ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi 3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, secara serta cara mereka bisa membangun hubungan baik dengan alam 4. Memberikan konteks dalam proses pengenalan kehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan). Dalam hal ini mereka akan mendapatkan kesempatan luas untuk merasakan secara langsung yang telah dipahami dalam teori ( mata pembelajaran) 5. Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna yaitu memiliki perkembangan jiwa raga dan spirit yang sempurna Untuk mencapai tujuan-tujuan pokok kegiatan belajar diluar kelas (outdoor study) , seseorang guru tetap memegang peran yang sangat penting dalam mengontrol reaksi atau respon anak didik, sebagaimana ia mengajar anak didiknya di kelas. Artinya walaupun kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas guru tetap bertanggung jawab membaca situasi dan kondisi anak didiknya. Sehingga, manakala kegiatan belajar diluar kelas tidak
  • 15. 12 terkontrol maka guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi pelajaran terhadap hal yang akan dipelajari oleh siswa di luar kelas, serta menggerakkan tingkah laku, mengarahkan dan memperkuat tingkah laku para siswa di luar kelas jika jika guru mampu bersikap demikian maka peserta didik bisa mendapatkan motivasi penuh dalam pembelajaran diluar kelas menunjukkan minat semangat dan kekuatan yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang diberikan diluar tanpa mengurangi keseriusanmu belajar karena faktor alam. C. Manfaat Outdoor Study Dalam dunia pendidikan, metode pembelajaranyang berlangsung di kelas turut mempengaruhi efektivitas pembelajaran yang pada akhirnya turut pula menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran titik setiap program materi maupun metode hendaknya didasarkan pada Manfaat apa saja yang didapatkan oleh guru apabila memakai suatu metode tertentu titik oleh karena itu seorang guru harus memperhatikan setiap komponen pembelajaran dalam kelas agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Outdoor study memberikan solusi kepada guru bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dapat ikut memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik agar mereka mendapatkan pengalaman lebih biasanya dalam sistem pembelajaran. dengan demikian, manfaat yang akan diperoleh oleh guru dan siswa dengan menggunakan metode ini sangat banyak sekali. Ada beberapa manfaat umum belajar diluar kelas dan di dalam area kurikulum: 1. Koneksi dibuat berdasarkan pengalaman dengan dunia nyata di luar kelas, membantu untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman dalam kondisi teks yang bermakna.
  • 16. 13 2. Lingkungan diluar kelas dan lingkungan sekitar bertindak sebagai stimulus yang kaya untuk berfikir kreatif dan belajar. Hal ini memberi peluang untuk diberikannya tantangan, penyelidikan pemikiran kritis dan refleksi. 3. Peserta didik dan remaja menemukan bahwa tidak semua yang ada di luar cocok dengan model atau buku teks. Hal ini dapat berarti bahwa apa yang mereka temukan adalah 'salah'. Sebagai gantinya, pembelajaran diluar kelas mengembangkan kesadaran akan kompleksitas dunia nyata dan dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. 4. Peserta didik dan remaja dapat memahami relevansi pembelajaran yang diajarkan di sekolah untuk kehidupan sehari-hari. 5. Peserta didik dan remaja terkadang berperilaku berbeda di luar kelas. Murid yang tenang mungkin berbicara lebih banyak, orang lain menjadi lebih tenang dan lebih fokus ketika berada di luar, terutama di ruang alami. Berbeda dengan model-model tradisional yang mementingkan kecepatan pencapaian target kurikulum yang menghasilkan pembelajaran yang singkat pada tataran kulit, model pembelajaran outdoor study memberikan pengalaman belajar yang detail, rinci, dan menyenangkan dengan waktu yang relatif lebih lama dengan target terselesaikannya dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya oleh seorang guru. Maka dengan demikian outdoor study tadi cenderung memfokuskan kepada terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. Manfaat dari outdoor study pada diri peserta didik antara lain sebagai berikut: 1. Pembelajaran dan pengembangan kognitif
  • 17. 14 Mendukung perkembangan kognitif. “kekayaan dan kebaruan” berada di luar rumah merangsang perkembangan otak. 2. Kesehatan mental, pengaturan mandiri dan perilaku yang lebih baik. Mempromosikan permainan yang konstruktif ,imajinatif,dan kolaboratif. Lingkungan diluar kelas memiliki kualitas yang rendah jika permainan yang digunakan sama bahkan selalu diulang-ulang dan memicu perilaku negatif. Sedangkan lingkungan diluar kelas yang berkualitas jika permainan yang yang digunakan lebih konstruktif dan memicu perilaku positif peserta didik. Selain itu bahan-bahan alami yang digunakan lingkungan luar kelas dapat meningkatkan kesadaran spasial-kognitif peserta didik, kompetensi dan keterampilan fisik serta sosialisasi. 3. Aktivitas fisik, nutrisi dan pengembangan motorik a) Kemajuan kebugaran fisik dan pengembangan motorik. Fjortoft mengemukakan peserta didik yang bermain di luar biasanya lebih bugar daripada mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu di dalam kelas titik peserta didik yang bermain di luar area alami yang menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan secara statistik dalam kebugaran meteorik terkait koordinasi Oma keseimbangan dan ketangkasan yang lebih baik. Dan aktivitas fisik peserta didik juga dimotivasi oleh beragam lingkungan diluar kelas. b) Meningkatkan nutrisi titik peserta didik yang mau makan dan menanam buah dan sayuran menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang nutrisi. Mereka memiliki kebiasaan untuk selalu mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah baik di sekolah maupun di rumah. c) Meningkatkan penglihatan. lebih banyak waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat menurunkan penyakit ( rabun jauh) pada diri peserta didik dan remaja.
  • 18. 15 d) Dengan menerapkan model pembelajaran outdoor study diharapkan adanya perubahan suasana di dalam kelas pembelajaran, membuatguru lebih kreatif di dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya model outdoor study juga dapat menciptakan proses pembelajaran lebih bermakna, menarik, mudah dipahami, dan dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan realita/kenyataan yang ada ada. Model ini lebih melibatkan siswa secara langsung dan membuat siswa mengalami langsung gaya. Model pembelajaran outdoor study dilakukan dengan cara cara membawa siswa diluar kelas dengan memperhatikan keadaan lingkungan dan memanfaatkannya sebagai bahan pendidikan, sehingga membuat siswa menjadi tidak kesulitan dalam memahami pembelajaran. D. Kelebihan Dan Kelemahan Outdoor Study Setiap metode pembelajaran titik yang ada tidak akan luput dari kelebihan dan kelemahan. Seseorang seseorang guru seharusnya benar-benar mengerti dan menyadari bahwa metode yang hendak akan digunakan didasarkan pada kebutuhan dan kesesuaian dengan materi dan karakter karakteristik peserta didik dengan demikian, guru dapat mempertimbangkan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada sehingga dapat mencari alternatif jika sewaktu-waktu memang diperlukan. Sebagai seorang guru yang profesional, pemahaman terhadap metode yang akan digunakan sudah menjadi keniscayaan, seseorang guru harus sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari sinilah tentu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pembelajaran menjadi sangat penting karena menjadi acuan relevan tidaknya dengan materi dan karakter peserta didik yang akan diajari. Menurut Yuliarto yang dalam Husamah (2013) menyatakan bahwa terhadap elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pendekatan outdoor study diantaranya:
  • 19. 16 1. Alam terbuka sebagai sarana kelas. 2. Berkunjung ke objek langsung 3. Unsur bermain sebagai pendekatan 4. Guru harus mempunyai komitmen. Di samping elemen di atas, ada alasan mengapa metode pendekatan outdoor study dipakai sebagai pengembangan karakter anak, yaitu: 1. Metode adalah sebagai simulasi kehidupan kompleks menjadi sederhana . 2. Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman. Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan titik selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dalam metode pembelajaran outdoor study di antaranya ialah: 1. Pembelajaran dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat. 2. Pembelajaran dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung. 3. Pembelajaran dapat mempelajari suatu secara integral dan kInformasi 4. Informasi bahan pembelajaran lebih luas dan aktual 5. Pembelajaran terbiasa mencari dan mengelola materi sendiri. 6. Pembelajar pembelajar dan siswa bisa merasa lebih senang. 7. Memperbesar minat keaktifan. 8. Menghilangkan rasa bosan. Berdasarkan banyak permasalahan yang terjadi di dalam kelas, jelas terlihat bahwa proses pembelajaran yang kurang berhasil tersebut disebabkan oleh kinerja guru yang kurang memperhatikan penggunaan metode model pendekatan, media pembelajaran, pengelolaan kelas yang kurang baik. Pada proses pembelajaran tersebut kualitasnya rendah dan
  • 20. 17 mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa outdoor study sebagai sebuah metode pembelajaran juga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan dan oleh sebab itu kekurangan yang ada hendaknya disikapi dengan baik melalui perbaikan sistem yang lebih baik. Menurut Suryadi dalam Husamah ( 2013), pembelajaran diluar kelas memiliki kekuatan antara lain sebagai berikut: 1. Dengan pembelajaran yang variatif siswa akan segar berpikir karena suasana yang berganti. 2. Inkuiri lebih berproduksi 3. Akselerasi lebih terpadu dan spontan. 4. Kemampuan eksplorasi lebih runtut. 5. Menumbuhkan penguat konsep. Adapun beberapa kelemahan dalam metode pembelajaran outdoor study di antaranya ialah: 1. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan pengelolaan secara prima mulai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sehingga guru harus berkoordinasi dengan berbagai pihak antara lain sekitar sekolah. 2. Metode pembelajaran outdoor study tidak hanya dipimpin oleh salah satu guru akan tetapi melibatkan guru lain sebagai pembimbing. 3. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan pengawasan yang ketat dari unsur guru kepala sekolah dan orang tua siswa. 4. Metode pembelajaran outdoor study memerlukan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah harus menyediakan fasilitas belajar yang kompeten. 5. Metode pembelajaran outdoor study cenderung hanya berorientasi pada kegiatan rekreatif tidak menekan pada aspek keterampilan motorik belaka.
  • 21. 18 Menurut Suyadi, guru perlu memperhatikan beberapa hal yang mungkin menjadi kendala atau hambatan pembelajaran diluar kelas yaitu : 1. Siswa akan kurang konsentrasi 2. pengelolaan siswa akan lebih sulit kondisi. 3. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu). 4. penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain kelompok lain. 5. Guru kurang insentif dalam membimbing. 6. Akan muncul minat yang semu. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan guru adalah belajar diluar kelas akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang lebih datang melihat/menyaksikan titik tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran titik pusat perhatian siswa tertuju ke mana-mana karena di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan kiat-kiat . Dengan demikian, model pembelajaran outdoor study memang memiliki banyak kelebihan, namun disisi lain pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan dalam outdoor study antara lain : memiliki banyak waktu untuk menyesuaikan masalah, membutuhkan biaya yang cukup banyak. banyak pendidik merasa nyaman dengan kelas tradisional sehingga mereka enggan menggunakan model pembelajaran semacam ini di mana pendidik memang peran utama di dalam kelas. di sisi lain, guru memerlukan banyak peralatan yang harus disediakan. 3. Pengertian Hasil Belajar A. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif
  • 22. 19 dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hamalik (2008),hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Djamarah Dan Zain (2006),hasil belajar ialah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.sedangkan menurut suprijono ( 2009 ),hasil belajar ialah pola-pola perbuatan, niali- niali, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan pengertian yang dikemumkaan para ahli diatas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasikepada guru tentang kemajuan peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Sedangkan dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan – kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun kelas individu. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil jika tujuan intruksionalnya tercapai. Keberhasilan diistilahkan dengan ketuntasan belajar setiap peserta didik dengan cara mengintifikasi perolehan skor setiap mengikuti tes maupun hasil belajar setiap semester di buktikan dengan buku raport. Buku tersebut merupakan dikumen penting guna mengetahui perkebangan peserta didik. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila setiap guru memiliki pandangan masing – masing sejalan dengan kurikulum yang berlaku, dengan istilah lain bahwa apabila peserta didik dapat menyerap atau menguasai bahan pengajaran.
  • 23. 20 Lebih tinggi serapan seseorang peserta didik terhadap materi maka dapat dikatakan berprestasi baik. B. Fungsi Hasil Belajar Menurut Suryabrata (2001), mengemukakan beberapa fungsi penilaian dalam proses pendidikan yaitu : 1. Dasar Psikologis Secara psikologis seseorang butuh mengetahui sudah sampai sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, masalah kebutuhan psikologis akan pengetahuannya mengenai hasil usaha yang telah dilakukannya dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari segi anak didik dan dari segi pendidik. a. Dari Segi Anak Didik Seorang anak dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya seringkali berpedoman pada orang dewasa, dengan adanya pendapat guru mengenai hasil belajar telah diperoleh maka anak merasa mempunyai pegangan, pedoman dan hidup dalam kepastian. Selain itu seoranga anak juga butuh mengetahui statusnya di hadapan teman-temannya, tergolong apakah dia “apakah anak yang pintar sedang dan sebagainya” juga terkadang dia membutuhkan membandingkan dengan teman-temannya dan alat paling baik untuk melihat ini ialah pendapat pendidik “khususnya guru” terhadap kemajuan mereka. b. Dari Segi Pendidik Seorang pendidik yang profesional butuh mengetahui hasil-hasil usahanya sebagai pedoman dalam menjalankan usaha-usaha lebih lanjut. 2. Dasar Didaktis Adapun dasar didaktis diantaranya yaitu:
  • 24. 21 a. Dari segi anak dididk Pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya berpengaruh baik terhadap prestasi selanjutnya, selain itu dengan adanya tes hasil belajar, siswa dapat juga mengetahui kelebihan kelemahan yang dimilinya sehingga siswa dapat mempergunakan pengetahuannya untuk memajukan prestasinya. b. Dari segi pendidik Dengan adanya tes hasil belajar, maka seorang guru juga dapat mengetahuai sejauh mana kelemahan dan kelebihan dalam pengajarannya. Mengetahui kelebihan dan kekurang dalam pengajarannya akan menjadi modal bagi guru untuk menentukan usaha-usaha selanjutnya. Selain itu tes hasil belajar juga berfungsi membantu guru dalam menilai kesiapan anak didik, mengetahui status anak dalam kelasnya, membantu guru menentukan siswa dalam pembentukan kelompok, membantu guru dalam memperbaiki metode mengajarnya dan membantu guru dalam memberikan materi pelajaran tambahan. c. Dasar administratif Memberikan data untuk dapat menentukan status siswa di kelasnya. Memberikan iktisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan. C. Tujuan Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005), mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut: a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
  • 25. 22 b. Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya. d. Memberikan pertanggungjawaban accountability dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. D. Macam-Macam Hasil Belajar : Ditinjau dari fungsinya, menurut Sudjana (2005), membagi penilaian ke dalam tiga jenis yang diantaranya yaitu: 1. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. 2. Penilaian sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit program yaitu akhir caturwulan, akhir semester dan akhir tahun, penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses. 3. Penilaian diagnostik ialah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. 4. Penilaian selektif ialah penialian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. 5. Penilaian penempatan ialah penialian yang dilakukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.
  • 26. 23 E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran dikela tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk (2007: 76-77,)menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut: a. Faktor Internal ialah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor internal meliputi, faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b. Faktor eksternal ialah faktor yang ada diluar individu, faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris , yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam. Jadi IPA atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2006: 2). Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip saja. (Depdiknas, 2006d: 409). Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu Peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2003c: 6).
  • 27. 24 lmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler dalam (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam. Belajar IPA yang sebenarnya bukan merupakan penghafalan kata-kata yang bermakna, melainkan merupakan hasil asosiasi dari pengalaman-pengalaman (Patta Bundu, 2006: 14). Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Dari pengalamannya diharapkan siswa dapat memahami IPA secara lebih mendalam dan dapat diingat dalam waktu yang relatif lama. Untuk itu, guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Jerome Brunner, belajar adalah proses yang bersifat aktif, yaitu siswa berinteraksi dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi obyek, membuat pertanyaan dan menyelenggarakan eksperimen (Sugihartono, dkk., 2007:111). Kelemahan pembelajaran IPA disebabkan teknik atau model pembelajaran yang dipakai guru lebih menekankan pada faktor ingatan (Patta Bundu, 2006 : 3). Pembelajaran IPA yang saat ini berlangsung di lapangan umumnya verbalisme, artinya guru cenderung untuk menjelaskan materi–materi IPA dan konsep–konsep IPA dengan menggunakan metode ceramah yang notabene merupakan metode termudah dan termurah (Mohamad Juri, 2008 : 2). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, model pengajaran IPA yang diterapkan sejak awal hingga sekarang masih bersifat konvensional atau teacher centered, dimana sistem penyampaiannya lebih banyak didominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah. Guru yang memegang kendali memainkan peran aktif, sementara siswa duduk menerima
  • 28. 25 secara pasif informasi pengetahuan dan keterampilan. Siswa-siswa cenderung diam dan kurang berani menyatakan gagasannya. Kreativitas dan kemandirian mengalami hambatan dan bahkan tidak berkembang. A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA Pendidikan IPA dapat mempersiapkan individu untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini dimungkinkan karena dengan pendidikan IPA, siswa dibimbing untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan-keputusan yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju masyarakat yang terpelajar secara keilmuan. Sedangkan dalam UUSPN, 2003 disebutkan bahwa pendidikan IPA dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya. Selanjutnya ditekankan bahwa dalam kurikulum IPA Sekolah Dasar, pembelajaran IPA sebaiknya memuat tiga komponen yaitu sebagai berikut: a. Pengajaran IPA harus merangsang pertumbuhan intelektual dan perkembangan siswa. b. Pengajaran IPA harus melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan praktikum/ percobaan tentang hakikat IPA. c. IPA pada Sekolah Dasar seharusnya mendorong dan merangsang terbentuknya sikap ilmiah, mengembangkan kemampuan penggunaan keterampilan IPA, menguasai pola dasar pengetahuan IPA, dan merangsang tumbuhnya sikap berpikir kritis dan rasional. B. PENELITIAN YANG RELAVAN Hasil penelitian yang relevan atau yang hampir sama dengan penelitian ini adalah “Pembelajaran Inovatif Pemanfaatan Outbond Sains Sebagai Sarana dalam Mewujudkan Meaningfull Learning” oleh Agus Rosmanto, tahun 2009. Dalam penelitian “Pembelajaran Inovatif Pemanfaatan Outbond Sains Sebagai Sarana dalam Mewujudkan Meaningfull
  • 29. 26 Learning” ini penulis menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang berorientasi pada pendidikan luar ruang (outbound education), yang sarat dengan permainan yang menantang, mengandung nilai-nilai pendidikan, dan mendekatkan siswa dengan alam dalam mata pelajaran Sains/ IPA, dapat mengembangkan kemampuan spiritual siswa. Dan di dalam penelitian ini peneliti mengharapkan pembelajaran dengan pemanfaataan Outbond Sains dapat mewujudkan Meaningfull Learning atau mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa karena pembelajaran dilakukan di luar ruang. Penelitian Ciptadi, 2009. Dengan judul penelitian: Efektivitas Penerapan Metode Outdoor Activities Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas VII SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penerapan Metode Outdoor activities dengan hasil belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri I Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009/2010; (2) pengaruh Motivasi Berprestasi dengan hasil belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri I Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009 / 2010; dan (3) penerapan Metode Outdoor activities dan Motivasi Berprestasi dengan hasil belajar geografi pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri I Kedungbanteng Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009/2010. Lina Kurniawati.2010. Dengan judul penelitian: Komparasi Hasil Belajar Penerapan Model Pembelajaran OutdoorActivitiy dan Problem Solving pada Siswa SMP Kelas VIII Pokok Bahasan Cahaya. Penelitian ini bertujuan membandingkan dan menganalisisi model pembelajaran manakah diantara outdoor activity dan problem solving yang tepat untuk diterapkan pada siswa kelas VIII SMP N 6 Pati pada pokok bahasan cahaya. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP N 6 Pati. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, sehingga terpilih kelas yang menjadi eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIIIB
  • 30. 27 dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity dan VIIIE adalah kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving. Sudadi, M.Pd, 2003. Penelitian yang dilakukan dengan judul OutbondActivities Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS SMP Muhamamadiyah Semin Tahun Pelajaran 2009/2010 “Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa karena disamping belajar siswa juga bermain dialam bebas, hasil penelitian ini prestasi siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya, terbukti banyak siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang ditentukan dari pihak sekolah tersebut. C. Kerangka Pikir Peneliti akan meneliti proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran di luar kelas (outdoor study) terhadap siswa kelas III SDN 69 Tallo Tua Makassar sebagai kelas eksperimen . Peneliti akan membuat dua soal yang akan digunakan untuk penelitian. Soal pretest adalah soal untuk menguji homogenitas sebelum kelas diberi perlakuan yaitu pembelajaran di luar kelas (outdoorstudy). Soal posttest akan diberikan setelah kelas diberi perlakuan. Penelitian akan dilakukan di kelas eksperimen dengan soal tes homogenitas. Soal pretest bertujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Setelah mengetahui tingkat homogenitas SDN 69 Tallo Tua Makassar, treatment diberikan pada kelas eksperimen. Yaitu dengan menerapkan pembelajaran di luar kelas (outdoor study). Dalam bentuk bagan, kerangka berfikir penelitian ini tampak sebagai berikut:
  • 31. 28 Kelas Experimen ( Bagan Kerangka Pikir ) D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian sudah dijelaskan ke dalam wujud kalimat pertanyaan. Disebut sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada bukti-bukti empiris yang didapat melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak adanya pengaruh efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA kelas III SDN. 69 Tallo Tua Makassar . H1 : Adanya pengaruh evektifitas merode outdoor study terhadap hasil belajar IPA kelas III SDN. 69 Tallo Tua Makassar. Pre test Post test Treatment Mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa sekolah dasar dalam pembelajaran IPA Menggunakan metode pembelajaran outdoor study Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study Hasil belajar IPA dengan menggunakan metode outdoor study
  • 32. 29 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan sistem pretest, treatment, dan post test. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN 69 Tallo Tua Makassar. Desain peneliti ini menggunakan penelitian dalam metode outdoor study experimen, dalam penelitian ini kelas experimen terdiri dari tiga tahapan yaitu pretest, treatment, dan post test. Menurut sugiyono,2010:107 dalam ( Asdar 2018 ) bentuk bentuk dari design exprimental (non design) terdapat satu grup pre test, post test. Model ini terdapat satu grup exprimental yang akan memberikan sebuat pre test untuk mendapatkan situasi awal dari grup exprimental kemudian berikan treatmen dan post test. Design ini dapat digambarakan sebagai berikut : Dimana : O1 : Pre test X : Treatment O2 : Post test O1 : Sebelum melakukan treatment, siswa siswa akan diberikan pre-test untuk mengetahui pengetahuan yang diperoleh. 01 x 02
  • 33. 30 X : Peneliti memberikan treatment dengan mengunakan outdoor study, pembelajaran (diluar kelas) untuk meningkatkan ektivitas metode belajar siswa SD dalam pebelajaran IPA. O2 : Peniliti memberikan post-test untuk mendapatkan peningkatan terhadap pembelajaran proses belajar siswa dalam efektivitas metode outdoor study terhadapt hasil belajar IPA setelah melakukan treatment. Dari hasil design peniliti ini, akan mendapatkan satu kemampuan belajar IPA terhadap hasil belajar siswa kelas III SDN 69 Tallo Tua Makassar . Untuk mendapatkan pembelajaran yang sempurna dapat mengunakan proses efektivitas metode outdor study, ini dapat dilihat dari pre test dan post test. B. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 69 Tallo Tua Makassar , di jalan Sultan Abdullah 1 kecamatan Tallo, kota Makassar, Sulawesi Selatan, peneliti memilih sekolah dikarenakan dekat dengan lokasi tempat tinggal. b. Waktu penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2020. C. Populasi dan Sampel Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III terdapat dua kelas yaitu kelas A dan kelas B peneliti mengambil kelas III A , total keseluruhan siswa kelas III adalah 76 siswa. Peneliti akan mengambil satu kelas yang terdiri dari 44 siswa yaitu kelas III A. Sampel dalam penelitian ini, Peneliti mengunakan purposive sampling, dimana peneliti menagangap bahwa siswa kelas III A di SD N 69 Tallo Tua Makassar adalah 44 siswa yang akan diteliti.
  • 34. 31 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu efektivitas metode outdoor study dan hasil belajar IPA. Pada penelitian ini terdapat variabel yg mempengaruhi dan variabel dipengaruhi, jadi pada penelitian ini variabel yang menjadi objek yaitu variabel bebas dan terikat. Menurut Moh. Zaiful Rosyid dkk ( 2019 : 3 ) pembelajaran diluar kelas ( outdoor learning ) merupakan upaya untuk mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa mereka mengamati lingkungan sekitar, deduai dengan materi yang diajarkan. Sehingga, pendidikan diluar kelas lebih mengacu pada pengalaman pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasaan siswa. Hal itu diciptkan agar sistem prndidikan yang menyenangkan dan lebih mempengaruhi mental peserta didik sehingga pembelajaran yang mereka alami melekat dan tidak mudah dilupakan. Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”. Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Adapun definisi operasional dari variabel yang ada pada penilitian ini adalah : Outdoor study adalah teknik pelajaran yang memanfaatkan lingungan alam terbuka Sarana belajar siwa agar tidak merasa jenuh maupun bosan berada didalam kelas.
  • 35. 32 Hasil belajar adalah suatu hasil yang didapkan setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran serta bukti yang dicapai dinyatakan dengan huruf, symbol, maupun kalimat. E. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga prosedur dalam pengumpulan teknik data: 1. Pre-test Sebelum melakukan treatment, siswa akan diberikan soal untuk mengetahui kemampuan belajar IPA siswa. Peniliti memberikan sebuah penjelasan terhadapt efektivitas metode outdoor study. Soal pertama membahas tentang pembelajaran. Prosedur prosedur dari pre test yaitu : a. Peneliti memperkenalakan tujuan penelitian b. Peneliti memberikan pre test kepada siswa dalam bentuk pilahan ganda. c. Peneliti mengkontrol siswa kemudian siswa mengerjakan soal test d. Peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan soal sampai selesai. 2. Treatment Treatment diberikan setelah pretest, peneliti akan mengajarkan treatment. Aktivitas eksprimental kelas akan mengunakan metode outdoor study. Prosedur ini terdiri dari : a. Peneliti menampilkan kepada siswa tentang efektivitas metode outdoor study terhadap hasil pembelajaran IPA b. Peneliti akan meninjau ulang apakah siswa benar benar paham atau menegerti tentang pembelajaran IPA c. Peneliti mengajarkan tentang efektivitas metode belajar diberikan pembelajaran IPA. 3. Post test
  • 36. 33 Post test akan diberikan kepada siswa setelah peneliti mengajarakan semua materi yang telah diberikan dengan mengunakan efektivitas metode outdoor study terhadap hasil belajar IPA . Serupa dengan pretest, peneliti memberikan soal kepada siswa untuk dijawab dalam bentuk pilihan ganda 4. Kuisioner Peneliti akan memberikan siswa kuisioner setelah treatment, penelitian ini akan memberikan persepsi kepada siswa tentang hasil belajar IPA. Peneliti mengunakan kuisioner, kuisioner meliputi 2 bagian. Bagian pertama untuk mengetahui efektivitas metode outdoor, peneliti akan mengunakan Test sebagai instrument dan untuk mengetahui peningkatan siswa terhadap hasil belajar siswa. Bagian kedua memberikan 10 soal pertanyaan kepada siswa untuk memilih salah satu bagian dari respond sebagai appresiasi penelitian meliputi : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk mengetahui apakah siswa memiliki efektivitas metode outdoor study terhdapat hasil belajar.Sebelum dan sesudah memberikan treatment, peneliti mengunakan test sebagai instrument untuk meningkatkan kemampuan efektfittas belajar siswa. Penelitian ini menggunakan instrument yang akan meningkatakan kemampuan hasil belajar siswa dengan mengunakan metode outdoor study. F. Teknik Analisis Data 1. Peneliti akan menggunaka SPSS 21 untuk menganalisa data. Data yang akan dianalisa yaitu satu tipe kuantitatif. a. Bagian Kuantitaif data, respon akan dianalisasi, menginventigasi berbagai efek dari hasil efektifitas metode outdoor terhadap belajar siswa. Respon akan dianalisa dan ditabulasi kemudian di presentasikan dan dikalkulasi hasil data. 2. Test
  • 37. 34 Ada dua bagian dari tes dalam penelitian ini, Pre-test dan post-test meliputi bentuk score siswa yaitu : Skor = jumlah siswa X 100 Jumlh soal Kualitas dari kemapuan siswa terhadap efektivitas metode outdoor hasil belajar IPA. Dari hasil skor yang telah dijawab. berikut ada 5 klasifikasi perhitungan dalam skor. No Internal skor Klasifikasi 1 81-100 Sangat baik 2 61-80 Baik 3 41-60 Sedang 4 21-40 Kurang 5 0-20 Sangat kurang 3. Kuisioner Instrument ini akan diberikan kepada siswa untuk mendapatkan persepsi terhadap efektivitas metode outdoor study hasil belajar IPA Kuisioner ini meliputi 5 item . Setelah semua tabulasi dijawab, peneliti akan menghitung dan mempresentasikan hasil dari skor, skor tersebut sebgai berikut : No Interval Klasifikasi 1 0%-19,99% Sangat tidak setuju Sangat lemah 2 20%-39,99% Tidak setuju lemah 3 41-60 Ragu ragu netral 4 21-40 Setuju Kuat
  • 38. 35 5 0-20 Sangat setuju Sangat kuat Data ini dianalisa menggunakan SPSS 21. Teknik data analisa adalah teknik yang mengunakan data yang kokrit (real) untuk mengetahui hasil dari penelitian. Seblum peneliti memberikan hasil skor terhadap siswa, peneliti memeriksa hasil jawaban siswa meliputi Pre test dan Post test. G. Jadwal Penelitian Bulan I Bulan II Bulan III No . Aktivitas Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahap Persiapan Penelitian: a. Perijinan Penelitian b. Pengantaran Surat penelitian 2. Tahap Pelaksanaan a. Observasi b. Teknik Pengumpulan Data c. Analisis Data 3. Tahap Penyusunan proposal
  • 39. 36 H. Anggaran Penelitian No. Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Peralatan Penunjang 1. Printer 1 1.700.000 1.700.000 2. Flash Disk 1 300.000 300.000 Bahan Habis Pakai 1. Tinta Print 4 400.000 400.000 2. Kertas 2 Rim 44.000 88.000 Perjalanan 1. Tranportasi 40 10.400 416.000 Biaya Lain-Lain 1.000.000 Taksiran Anggaran Secara Keseluruhan 3.904.000
  • 40. 37 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2006b. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan Teori dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta : Kepel Press. Husama. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Otdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Ibrahim, M. & Nur, M. 2005 . Pengajaran Berdasarkan Masalah. Edisi 2. Surabaya: Unesa- University Press. Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif .Malang : Universitas Negeri Malang. Juri, M. 2008. Belajar di Alam Lebih Meningkatkan Gairah Belajar IPA Siswa. http://enewsletterdisdik.wordpress. com [Diunduh tanggal 25 November 2009]. Mariyanti, A. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar. Semarang ; Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Nurhadi. 2003. Pembelajaran Konstekstual (CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang : UM Press. Omar, Hamalik.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Patta, Bundu.2006.Model keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains SD. Jakarta: Depdiknas. Rosyid,Moh dkk.2019 Outdoor Learning Belajar Diluar Kelas. Malang: Literasi Nusantara. Samatowa,Usman.2011. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
  • 41. 38 Sugihartono,dkk 2007. Psikologi Pendididkan. Yogyakarta: UNY Press. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Aruzz Media. Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global. Jakarta: Esensi. Suryabrata,S.2001.Psikologi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana,Nana.2005. Dasar-Dasar Proses/ Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido. Surachim,Ahim. 2016. Efektivitas Pembelajaran Pola Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Alfabeta Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto.2010.Model Pembelajaran Terpadu . Jakarta: PT. Bumi Aksara Vera,Adelia.2019. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Learning) Jogyakarta: Diva Press ( Anggota IKAPI ). Widiasworo,Erwin.2017.Stategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas ( Outdoor Learning ) Yogyakarta: AR-Ruzz Media.