Dokumen tersebut membahas tentang model pembelajaran kuantum, yang merupakan pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Model ini menerapkan prinsip membawa dunia siswa ke dunia guru dan sebaliknya. Langkah-langkahnya meliputi pengkondisian awal, perencanaan, pelaksanaan dengan tahapan tumbuhkan minat, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan, s
Efektivitas Pembelajaran Kuantum Meningkatkan Hasil Belajar
1. http://digilib.unimed.ac.id/efektivitas-pembelajaran-dengan-metode-talking-stick-untuk-meningkatkan-
hasil-belajar-siswa-pada-materi-hidrosfer-kelas-x-sman-1-peureulak-kabupaten-
aceh-timur-24719.html
Pengertian dan Konsep Pembelajaran Quantum
Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan
keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada
akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui
penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses
pembelajaran kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga
guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling
bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal
Model pembelajaran quantum teaching adalah model yang digunakan dalam rancangan
penyajian dalam belajar yang dirangkai menjadi sebuah paket yang multisensori,
multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan
proses belajar (Deporter, 2008:4). Pembelajaran kuantum bersandar pada konsep ini : Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka (Deporter, 2008:6).
Inilah asas utama quantum teaching. Maksud dari asas di atas adalah guru harus membangun
jembatan autentik untuk memasuki kehidupan siswa. Dengan memasuki dunia siswa berarti guru
mempunyai hak mengajar, sehingga siswa dengan sukarela, antusias dan semangat untuk
mengikuti pelajaran.
Adapun tujuan dari pembelajaran quantum adalah untuk menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menciptakan proses belajar yang menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak
dengan apa yang dibutuhkan oleh otak, untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan
karir dan untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran quantum
berpangkal pada psikologi kognitif, dan bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan
konsep kuantum dipakai, pembelajaran kuantum juga bersifat humanistis dan lebih
konstruktivistis.
B. Ciri dan Prinsip Dasar dari Pembelajaran Kuantum
1. Membawa dunia siswa ke dalam dunia guru dan mengantarkan dunia guru ke dalam
dunia siswa.
2. Proses pembelajaran diumpamakan seperti orkestra simfoni, yang secara spesifik
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Segalanya berbicara; Segalanya dari lingkungn kelas hingga bahasa tubuh seorang
guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran seorang guru, semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
b) Segalanya bertujuan; semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai
tujuan.
c) Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika siswa
telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama
2. untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika a danya
rangsangan yang kompleks selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
d) Mengakui setiap usaha. Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langka ini, maka mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercaaan diri mereka.
e) Merayakan/memberi penghargaan terhadap hasil belajar siswa.
3. Pembelajaran berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada delapan kunci
keunggulan dalam pembelajaran kuantum yaitu:
a) menerapkan hidup dalam integritas; artinya dalam pembelajaran baik guru maupun
siswa sebaiknya bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh, sehingga akan meningkatkan
motivasi belajar.
b) mengakui bahwa kegagalan dapat membawa kesuksesan; saat siswa mengalami
kegagalan, hendaknya guru memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
c) berbicara dengan niat baik. Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan
keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan
langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
d) tegas dalam komitmen; dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti
visi-misi tanpa ragu-ragu.
e) menjadi pemilik, mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung
jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
f) tetap lentur; seorang guru terutama harus pandai mengubah lingkungan dan suasana
bilamana diperlukan.
g) mempertahankan keseimbangan. Dalam pembelajaran, guru dan siswa hendaknya
mempertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar
proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.
C. Langkah-Langkah dari Pembelajaran Kuantum
1. Pengkondisian awal
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa mengenai model pembelajaran
kuantum yang menuntut keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal akan
memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik.Kegiatan yang dilakukan
dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin
hubungan, dan ketrampilan belajar.
2. Penyusunan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya,
penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3. Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam
tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum, (3)
penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh
siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.
(1). Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat)
Dalam tahap ini, guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta
didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu
meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. Penumbuhan minat siswa untuk belajar
3. dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan
suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Dapat dilakukan dengan cara rolling tempat duduk setiap
pertemuan, penempelan gambar-gambar, penampilan video (baik yang sesuai dengan materi
maupun video lain untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa), dsb.
(2). Pemberian pengalaman umum (A= Alami)
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman
yang telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada motivasi dari
siswa yang pernah mengenal materi tsb untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi
yang sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk
mempelajarinya. Selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang materi yang
akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti
pelajaran.
(3). Penamaan atau penyajian materi (N= Namai)
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap
setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa
telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih maksimal. Untuk menghindari
kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan
metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator
(4). Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi)
Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada
teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya
diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan “hasil karyanya” (hasil
tugas mandiri).
(5). Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi)
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada
teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak
memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi
maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah
diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktekan langsung.
(6). Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan)
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan
memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab
pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu
perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran
berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada
yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat
dan lebih giat lagi berlatih.
4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model
pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah
bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap:
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan
4. 2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode
ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang
penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil
kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kuantum
Kelebihan
Siswa lebih memahami materi karena suatu materi dibahas 3 kali yaitu saat : “Namai”,
“Demonstrasi”, “Ulangi” dan sebelumnya telah mendapat pengalaman dari sintak “Alami”.
Mengajarkan siswa untuk lebih percaya diri dan lebih aktif; memotivasi siswa untuk
mengembangkan potensinya.
Setiap yang dimiliki siswa dihargai (pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari -hari juga
dapat digunakan dalam pembelajaran).
Kekurangan
o Materi yang dapat disampaikan tidak terlalu banyak dalam satu pertemuan, karena terbatas
masalah waktu. Suatu materi diulas berulang-ulang pada sintaks N, D, U.
o Tidak semua materi dapat menggunakan model ini, karena ada tahap “Alami” dan “Demonstrasi”
memerlukan waktu yg lama.
o Guru harus sekreativ mungkin mengembangkan model ini karena sintaks pada model ini belum
detail.
5. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model Pembelajaran Kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi
dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang
pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar
melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah.
Pembelajaran kuantum bersandar pada konsep ini : Bawalah Dunia Mereka ke Dunia
Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka
Langkah-langkah umum yang harus dilakukan Guru dalam menggunakan model
pembelajaran Kuantum meliputi Pengkondisian awal, Penyusunan rancangan pembelajaran,
Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum, dan Evaluasi.
Quantum Teaching (Strategi Pembelajaran)
REP | 13 April 2014 | 11:59 Dibaca: 457 Komentar: 2 0
Menjadi Guru Profesional memang keinginan semua Guru tetapi untuk meraihnya tidaklah
mudah. Butuh pembelajaran dan usaha yang serius.
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhny
a, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Guru
tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas tetapi dituntut
untuk
meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai den
gan kebutuhan profesinya.
Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga
usaha menciptakan system lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar
tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini
memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada
pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan
kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan
kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan
“Strategi Pembelajaran” yang kaya dengan variasi.
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Istilah
strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani,
sebagai kata benda,strategos, merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dan
“ago” (memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti merencanakan (to
plan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.Sedangkan secara umum
strategi mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
6. dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkanyang kita
pahami kata strategi sebagai suatu cara yang dianggap mampu untuk mencapai
suatu tujuan yang telah terprogram secara sistematis.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di mana
mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau siswa. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses
di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran menurut Dimyati dan
Mudjiono adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan penyediaan sumber belajar.
Jadi, menurut saya, pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya
yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu peserta didik (siswa) aktif
dalam kegiatan belajar yang telah dirancang oleh guru.
2. Guru Dalam Strategi Pembelajaran
Peran guru dalam strategi pembelajaran, dimana guru harus menempatkan diri sebagai:
a. Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi, pelaksana dan
pengontrol kegiatan belajar peserta didik.
b. Fasilitator belajar, dalam arti guru sebagai pemberi kemudahan kepada peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam berbagai bentuk.
c. Moderator belajar, dalam arti guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar peserta didik.
Guru sebagai moderator tidak hanya mengatur arus kegiatan belajar, tetapi juga bersama
peserta didik harus menarik kesimpulan atau jawaban masalah sebagai hasil belajar peserta
didik, atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan peserta didik.
d. Evaluator belajar, dalam arti guru sebagai penilai yang objektif dan komprehensif.
Sebagai evaluator, guru berkewajiban mengawasi, memantau proses pembelajaran peserta
didik dan hasil belajar yang dicapainya. Guru juga berkewajiban untuk melakukan upaya
perbaikan proses belajar peserta didik, menunjukkan kelemahan dan cara memperbaikinya,
baik secara individual, kelompok, maupun secara klasikal.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa posisi dan peran guru dalam proses
pembelajaran sangat penting dan mempunyai tanggung jawab yang besar sebagi pemimpin
belajar, fasilitator, moderator dan evaluator belajar bagi peserta didiknya.
3. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching merupakan salah satu proses pembelajaran dengan tujuan untuk
meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Pembelajaran Quantum
Teaching mencakup petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang
pengajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.
7. Banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam membuat strategi belajar baru yang
lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan menghafal fakta-fakta, tetapi strategi
yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan dibenak siswa itu sendiri, salah satu
diantaranya dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching.
Porter (2000:3) menyatakan bahwa, “Quantum Teaching menunjukan kepada anda menjadi
guru yang baik. Quantum Teaching cara-cara yang baru yang memudahkan proses belajar
lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran
yang anda ajarkan. Dan dengan menggunakan metode Quantum Teaching anda akan dapat
menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran
yang akan melejitkan prestasi siswa”.
Quantum Teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan menyediakan latar
belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan membuat proses
tersebut menjadi lebih menyenangkan. Cara ini memberikan sebuah gaya mengajar yang
memberdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari yang dianggap mungkin. Juga membantu
guru memperluas keterampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru akan memperoleh
kepuasan yang lebih besar dari pekerjaannya.
Kerangka pembelajaran Quantum Teaching dikenal sebagai TANDUR dengan kata
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kerangka ini dapat
membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada suatu pelajaran dan dapat juga
memastikan siswa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi
siswa itu sendiri, dan mencapai sukses.
Kerangka pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan
Guru membuat pertanyaan tentang kemampuan siswa dengan memanfaatkan pengalaman
siswa dan mencari tanggapan, manfaat serta komitmen siswa. Guru membuat strategi dengan
melakukan aplikasi ataupun cerita tentang pelajaran yang bersangkutan.
2. Alami
Guru memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan siswa berdasarkan pengalaman siswa
dan mampu mengasah otak siswa agar dapat menyelesaikan masalah. Siswa dapat memahami
informasi ataupun kegiatan serta memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan
siswa.
3. Namai
Pemberian nama (simbol-simbol) ataupun identitas dan mendefinisikan suatu
pertanyaan. Guru mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar
dengan menggunakan gambar, warna, alat bantu, kertas atau alat yang lainnya.
Siswa dapat mengetahui informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan
sebagainya berdasarkan pengalaman agar pengetahuan tersebut berarti.
4. Demonstrasikan
8. Guru memberi peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan siswa
ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupannya. Siswa dapat
memperagakan atau mengaplikasikan tingkat kecakapannya dengan pelajaran.
5. Ulangi
Guru mengulangi hal-hal yang kurang jelas bagi siswa. Siswa dapat dengan mudah
memahami dan mengetahui pelajaran tersebut. Guru memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengajarkan pengetahuan kepada siswa yang lain.
6. Rayakan
Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong siswa memperkuat rasa
tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri. Perayaan tersebut akan
mengajarkan siswa mengenai motivasi belajar, kesuksesan, langkah menuju
kemenangan. Pujian yang didapatkan akan mendorong siswa agar tetap dalam
keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar.
Biasanya pada saat siswa mencapai sesuatu, siswa hanya melanjutkan kegiatan
selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong untuk mengulangi keberhasilan
itu. Sebagai guru, kiranya menanamkan bibit kesuksesan, dan selalu
menghubungkan belajar dengan pera