Teks tersebut membahas tentang nutrisi dan media yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh di laboratorium. Nutrisi penting untuk mikroba meliputi air, sumber energi, karbon, aseptor elektron, mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Berdasarkan sumber nutrisi, mikroba dapat dikelompokkan menjadi ototrof, heterotrof, litotrof, dan organotrof. Teks tersebut juga menjelaskan jenis media yang ser
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
1. 61
BAB 5. NUTRISI DAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
Kompetensi
Dasar
: Dapat menjelaskan kebutuhan nutrisi dan media bagi
penumbuhan mikroba di laboratorium
Indikator : Mhs dapat menjelaskan
1. Kebutuhan nutrient bagi mikroba;
2. Penggolongan mikroba berdasarkan nutrisinya
3. Sifat dan fungsi nutrien
4. Jenis media pertumbuhan mikroba
Sub Pokok
Bahasan
1. Peranan dan kebutuhan nutrient bagi mikroba
2. Penggolongan mikroba berdasarkan sumber nutrisinya
3. Sifat dan fungsi nutrien
4. Media pertumbuhan mikroba
Sumber Bahan
Bacaan
: 1. Timotius, H. 1982. Mikrobiologi dasar: 26-36
2. Suriawiria, U. 1976. Pengantar mikrobiologi umum: 54-65
3. Berbagai sumber/situs internet
PENGANTAR
Untuk tetap hidup, tumbuh dan berkembangbiak jasad hidup termasuk
mikroba harus mendapatkan suplai ‘makanan’ yang cukup, yang diekstrak
atau diperoleh dari lingkungannya. Zat atau bahan penyusun makanan
tersebut baik berupa senyawa organic maupun anorganik disebut sebagai
nutrient atau substrat, sedangkan proses menda-patkan atau penyerapan-
nya dikenal dengan isitilah nutrisi.
Mengapa nutrient atau makanan penting bagi jasad hidup dan mikroba?
Pada intinya dalam kehidupannya jasad hidup mempunyai kegiatan hidup
yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga aktivitas utama, yaitu:
1. Steady state control, yang meliputi pengaturan terhadap suplai
makanan, pengaturan aktivitas organ internal tubuh, pergerakan,
proteksi diri dan reparasi atau pemulihan kondisi tubuh;
2. Reproduksi, berkaitan dengan tumbuh dan berkembang biak;
3. Adaptasi, yang meliputi penyesuaian diri dan evolusi.
Untuk menunjang segenap aktivitas tersebut diperlukan dua hal, yaitu
ENERGI dan bahan atau komponen pembangun sel (-sel) tubuh mereka.
Kedua hal tersebut dapat diekstrak atau diperoleh dari zat makanan
(nutrient) melalui aktivitas seluler, prosesnya dikenal sebagai META-
BOLISME, yang terdiri dua rangkaian proses sinambung, yaitu
1. KATABOLISME yang merupakan perombakan (dissimilasi) makro-
molekul dengan menghasilkan energi; dan
2. ANABOLISME yaitu proses sintesis (assimilasi) bahan-bahan
penyusun atau pembangun sel dan makromolekul lainnya dari
senyawa-senyawa sederhana (hasil perombakan – dissimilasi sebe-
lumnya) dan senyawa anorganik, yang menggunakan energy hasil
katabolisme.
SIFAT DAN FUNGSI NUTRIEN DALAM KEHIDUPAN MIKROBA:
Peran utama nutrisi adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel,
dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan
terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,
sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
Jasad hidup ada yang dapat menggunakan sumber nutrient didalam bentuk
padat, ada pula yang hanya dapat menggunakan dalam bentuk cairan
(larutan).
Jasad hidup yang dapat menggunakan sumber nutrient dalam bentuk padat
tergolong dalam tipe holozoik, sedang yang menggunakan nutrient
didalam bentuk cairan tergolong ke dalam tipe holofitik. Jasad holofitik
dapat pula menggunakan sumber nutrient dalam bentuk padat, tetapi
bahan tersebut harus diencerkan terlebih dahulu diluar sel dengan
pertolongan enzim ekstraseluler.
Sumber nutrien yang sangat diperlukan mikroba adalah dalam bentuk:
1. Air
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi.
Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam
metabolisme.
2. 62
2. Sumber energy
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3. Sumber karbon
Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam
amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya.
Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan
sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
4. Sumber aseptor electron
Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan
elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk
bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut.
Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron.
Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat
berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2
, senyawa organik, NO3
-
, NO2
-
,
N2O, SO4
2-
, CO2, dan Fe3+
.
5. Sumber mineral
Mineral merupakan bagian dari sel.
Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P. unsur mineral
lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang
digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo,
Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad.
Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam
jumlah sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro.
Unsur mikro sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam
unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas
tempatnya atau lewat partikel debu.
Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi
untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+
(kemasaman, pH), dan
potensial oksidasireduksi (redox potential) medium.
6. Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini
tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana.
Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan
dalam jumlah sangat sedikit.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh
digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat, dan vitamin sebagai gugus
prostetis atau bagian aktif dari enzim.
7. Sumber nitrogen
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam
amino, protein, dan sebagainya.
Jenis senyawa nitrogen yang digunakan tergantung pada jenis jasadnya.
Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat
lemas) udara. Mikroba ini disebut mikroba penambat nitrogen.
ELEMEN PENYUSUN SEL MIKROBA
Analisis kimia terhadap sel mikroba menunjukkan bahwa sel tersusun atas
berbagai elemen, yang tergolong sebagai makronutrien, mikonutrien dan trace
elemen, tergantung pada kadar atau jumlah masing-masing.
Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,
fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam
nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh
mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut
makronutrien.
Elemen lainnya yang lebih sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyu-
sun komponen selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat
sedikit (bahkan tidak terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen
seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya disebut trace elemen. (Tabel 1)
Bahan-Ajar/ Bab-5/Mikrobiologi Pertanian/Arohyadi
3. 63
Tabel 1. Komposisi, fungsi dan sumber elemen ‘esensial’ penyusun sel
mikroba
Elemen % dari
berat
kering
Fungsi Sumber
Karbon 50 Penyusun utama bahan selular Kompleks organic,
CO2
Oksigen 20 Konstituen dari sel dan sel bahan air; O2
adalah menerima elektron dalam
respirasi aerobik
H2O, Kompleks
organik, CO2, dan
O2
Nitrogen +14 Konstituen dari asam amino, asam
nukleat nucleotides, dan coenzymes
NH3, NO3,
Kompleks organik,
N2
Hidrogen 8 Penyusun utama dari bahan organik dan
air
H2O, Kompleks
organik, H2
Fosfor 3 Konstituen dari asam nukleat,
nucleotides, phospholipids, LPS, teichoic
asam
anorganik Fosfat
(PO4)
Belerang 1 Konstituen dari cysteine, methionine,
glutathione, beberapa coenzymes
SO4, H2S,
S,
belerang organik
Kalium 1 Kation anorganik utama selular dan
cofactor untuk enzim tertentu
Kalium
GARAM dapur
Magnesium 0.5 Kation anorganik selular, cofactor
tertentu untuk reaksi enzimatis
Magnesium
GARAM dapur
Kalsium 0.5 Kation anorganik selular, cofactor untuk
enzim tertentu dan komponen
endospores
Kalsium
GARAM dapur
Besi 0.2 Komponen cytochromes dan nonheme-
besi dan protein yang cofactor untuk
beberapa reaksi enzimatis
GARAM dapur
besi
PENGELOMPOKAN MIKROBA
Secara ringkas, peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik yang
menghasilkan energi. Oleh karenanya substrat yang diperlukan harus mengan-
dungi air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen, selain harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru.
Berdasarkan sumber berbagai kebutuhan untuk menunjang aktivitas kehi-
dupannya tersebut, mikroba dibedakan menjadi berbagai kelompok.
1. Berdasarkan sumber karbon
Berdasarkan atas kebutuhan karbon mikroba dibedakan menjadi:
1) Mikroba ototrof ialah mikroba yang memerlukan sumber karbon dalam
bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat.
2) Mikroba heterotrof ialah mikroba yang memerlukan sumber karbon
dalam bentuk senyawa organik. Mikroba heterotrof dibedakan lagi
menjadi:
a. Mikroba saprofit ialah mikroba yang dapat menggunakan bahan
organik yang berasal dari sisa mikroba hidup yang telah mati.
b. Mikroba parasit ialah mikroba yang hidup pada atau di dalam
mikroba hidup lain dan menggunakan bahan dari mikroba inang
(hospes)-nya. Mikroba parasit yang dapat menyebabkan penyakit
pada inangnya disebut mikroba patogen.
2. Berdasarkan sumber energi
Berdasarkan atas sumber energi mikroba dibedakan menjadi mikroba foto-
ototrof, jika menggunakan energi cahaya; dan khemootrof, jika menggunakan
energi dari reaksi kimia.
Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal mikroba
fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari
keempat mikroba tersebut sbb:
Mikroba Sumber Karbon Sumber Energi
Fotoototrof
Fotoheterotrof
Khemootrof
khemoheterotrof
Zat anorganik
Zat organik
Zat anorganik
Zat organik
Cahaya matahari
Cahaya matahari
Oksidasi zat anorganik
Oksidasi zat organik
4. 64
3. Berdasarkan sumber donor elektron
Berdasarkan atas sumber donor elektron mikroba digolongkan manjadi
mikroba litotrof dan organotrof.
Mikroba litotrof ialah mikroba yang dapat mengguna-kan donor elektron
dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. Mikroba
organotrof ialah mikroba yang menggu-nakan donor elektron dalam bentuk
senyawa organik.
4. Berdasarkan sumber energi dan donor elektron
Berdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron mikroba dapat
digolongkan menjadi mikroba fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan
khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan mikroba tersebut sbb:
Mikroba Sumber
Energi
Sumber Donor
Elektron
Contoh
Fotolitotrof
Fotoorganotrof
Khemolitotrof
Khemoorganotrof
Cahaya
Cahaya
Oksidasi-
zat anorganik
Oksidasi
zat organik
Zat anorganik
Zat organik
Zat anorganik
Zat organik
Alga
Bakteri belerang
fotosintetik
Bakteri besi,
bakteri nitrifikasi
Mikroba heterotrof
5. Berdasarkan kebutuhan oksigen
Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, mikroba dapat digolongkan dalam:
a. Mikroba aerob ialah mikroba yang menggunakan oksigen bebas (O2)
sebagai satu-satunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses
respirasinya.
a. Mikroba anaerob, sering disebut anaerob obligat ialah mikroba yang tidak
dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir
dalam proses respirasinya.
b. Mikroba mikroaerob ialah mikroba yang hanya memerlukan oksigen
dalam jumlah yang sangat sedikit.
c. Mikroba aerob fakultatif ialah mikroba yang dapat hidup dalam keadaan
anaerob maupun aerob. Mikroba ini juga bersifat anaerob toleran.
d. Mikroba kapnofil ialah mikroba yang memerlukan kadar oksigen rendah
dan kadar CO2 tinggi.
MEDIA PERTUMBUHAN
Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrien) yang di perlukan mikroba untuk
pertumbuhan.
Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroba tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroba yang bersangkutan.
Untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan, yang pertama harus
dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya, kemudian memfor-
mulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan.
SYARAT MEDIA
Untuk dapat digunakan menumbuhkan mikroba, maka media harus:
1) Mengandung semua komponen atau elemen ‘esensial’ yang
dibutuhkan mikroba untuk pertumbuhannya,
2) Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan,
3) Dalam keadaan steril, tidak terkontaminasi
BAHAN-BAHAN PENYUSUN MEDIA MIKROBA
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi sebagai pemadat media. Agar
sulit di degradasi oleh mikroba pada umunya dan mencair pada suhu
450
C.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam aminio yang diproduksi dari kologen.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya
juga sebagai pemadat media. Silica gel khususnya digunakan untuk
memadatkan media bagi mikroba autotrof abligat.
2. Nutrien atau zat makanan
a. Media harus mengandung unsur-unsur esensial yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P;
unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelekat/trace element.
b. Sumber karbon dan energy, berupa senyawa organic atau anorganik
sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
5. 65
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam
organic.
c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lain. Sejumalah mikroba dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.
d. Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan (suplemen)
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke dalam medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indicator asam basa)
ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat produksi asam organic
hasil metabolisme.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
a. Agar, sebagai pemadat
b. Peptone, adalah hasil hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
liver, darah, susu, kasein, laktobumin, gelatin, dan kedelai.
c. Meat extract, mengandung basa organic terbuat dari otak, limpa, plasenta,
dan daging sapi.
d. Yeast extract, terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin (B
complex).
e. Karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan adalah amilum,
glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Kadar yang
ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
MACAM-MACAM MEDIA PERTUMBUHAN:
A. Berdasarkan konsistensi ataupun kepadatannya, medium terbagi
menjadi:
1. Medium cair/broth/liquid yaitu media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak
padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan
supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi
tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya
bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol
Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah
permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan
mudah hancur.
Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,
misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit
oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
3. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar
15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Contoh: endo agar,
PDA, Nutrient agar
B. Medium berdasarkan komposisi
a) Medium sintetik yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui
jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac
Conkey Agar.
b) Medium semi sintetik yaitu media yang sebagian komposisinya
diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan
ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya.
c) Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
C. Media berdasarkan tujuan
a) Medium umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai jenis
mikroba. Contoh: NA (nutrient agar) umum untuk bakteri, PDA
(potato dextrose agar) dan toge agar umum untuk jamur.
b) Medium diferensial, yaitu medium yang hanya ditumbuhi berbagai
jenis mikroba, salah satu jenis memberikan cirri yang khas sehingga
dapat segera diketahui berbeda dari yang lain. Contoh: Blood Agar,
EMB agar, dll.
c) Medium pengaya, yaitu medium yang kaya akan nutrient tertentu
sehingga dapat menumbuhkan dan memperbanyak sel dengan cepat.
Contoh: medium Tetrathionat Broth, dll.
6. 66
d) Media diperkaya (Enrichment media), merupakan media yang
mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan
ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kunuing telur.
Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.
Bakteri yang ditambah dalam media initidak hanya membutuhkan
nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Blle Agar,
Serum Agar, dll.
e) Media Selektif / penghambat merupakan media yang selain
mengandung nutrisi, juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Misalnya Luria Bertani Medium, ditambahi Amphisilin untuk
merangsang E. coli yang resisten terhadap antibiotik dan
menghambat kontaminan yang peka. Ampicilline.Salt Broth yang
ditambah NaCl 4% digunakan untuk membunuh Streptococcus
agalactioe yang toleran terhadap garam.
Adapun beberapa definisi tentang media diperkaya/selektif di antaranya:
a. Media diperkaya (Enrichment media) merupakan media yang diperlu-kan
untuk oganisme yang memerlukan makanan tambahan.
b. Media diperkaya digunakan untuk memperbanyak bakteri baik di dalam
Specimen maupun koloni-koloni yang kecil.
c. Media diperkaya Eksklusif digunakan segolongan bakteri yang lain
termasuk dalam media ini antara lain Azide Broth, Selenite Broth.
d. Media Selektif merupakan media yang digunakan untuk membedakan
golongan sehingga dapat dipilih, koloni bakteri yang ada. Contoh: Endo
Plate.
CONTOH MEDIA PERTUMBUHAN YANG SERING DIGUNAKAN
Nutrien Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak
selektif, dalam artian mikroba heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk
pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton supaya mikroba
cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Agar yang digunakan
dalam proses ini untuk mengentalkan medium dan disterilisasi dengan
autoklaf pada 121°C selama 15 menit.
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel
atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari
20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di
atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein
enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk
suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu
121°C).
Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba)
karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta
ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk metabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi
untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
presumptive test untuk koliform.
7. 67
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan
0,5% laktosa.
Nutrient Broth (NB)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroba yang berbentuk cair. Intinya
sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1. Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2. Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah
pertama.
3. Atur pH sampai 7,0.
4. Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5. Sterilisasi dengan autoklaf
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa
dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti
S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella.
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti
berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut.
MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan
Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis
Lactobacillus dari seluruh jenis bahan.
MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang
diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi
Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan
jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh.
MRS agar mengandung:
1. Protein dari kasein 10 g/L
2. Ekstrak daging 8,0 g/L
3. Ekstrak ragi 4,0 g/L
4. D (+) glukosa 20 g/L
5. Magnesium sulfat 0,2 g/L
6. Agar-agar 14 g/L
7. dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8. Tween 80 1,0 g/L
9. Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10. Natrium asetat 5 g/L
11. Mangan sulfat 0,04 g/L
MRSB
Medium ini merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk
cair/broth.
SOAL-SOAL TUGAS LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi dan nutrien! Mengapa sangat
dibutuhkan oleh mikroba?
2. Terangkan tentang tiga aktivitas utama mikroba yang membutuhkan
banyak energy!
3. Sebutkan unsure hara penyusun sel mikroba!
4. Ada mikroba tergolong tipe holozoik dan tipe holofitik, terangkan apa
perbedaannya!
5. Ada tujuh bentuk sumber nutrient yang penting bagi mikroba, sebut-kan
dan terangkan!
6. Mikroba dapat digolongkan berdasarkan antara lain: sumber karbon,
sumber energy, sumber donor electron, sumber energy dan donor electron
dan kebutuhan oksigen. Sebut dan terangkan masing-masing!
7. Apa yang dimaksud dengan media pertumbuahn mikroba dan sebut-kan
syarat-syaratnya!
8. Apa saja bahan-bahan penyusun media mikroba?
9. Mengapa agar banyak digunakan dalam pembuatan media pertumbuh-an,
mengapa dan apa fungsi agar tersebut?
10. Terdapat berjenis-jenis media mikroba dan dikelompokkan berdasarkan
aspek-aspek tertentu. Sebutkan dan terangkan.
11. Sebutkan dan cirikan macam media mikroba yang banyak digunakan
dalam kegiatan mikrobiologi umumnya!
12. Terangkan bagaimana cara membuat medium NA dan PDA!