SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Konversi Molases menjadi
Alkohol/Etanol sebagai
Sumber Energi Baru dan
Terbarukan
KELOMPOK 1
1. Restu Ari Nugroho (I0515034)
2. Affiano Akbar Nur P. (I0517003)
3. Ahmad Jihad (I0517004)
4. Amaldo Firjarahadi T. (I0517008)
5. Dwi Bagas Ongko W. (I0517022)
6. Evan Gumilar (I0517024)
DASAR MIKROBIOLOGI
INDUSTRI
JENIS JENIS MIKROBA DALAM
PEBUATAN ETANOL DARI MOLASES
1. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang
tergolong dalam khamir (yeast). Masuk kedalam kingdom Fungi, filum
Ascomycota, subfilum Saccharomycotina, kelas Saccharomycetes, ordo
Saccharomycetales, famili Saccharomycetaceae, genus Saccharomyces,
spesies S. cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae merupakan
mikroorganisme yang bersel tunggal (unicellular) dan secara morfologis
umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar.
Saccharomyces cerevisiae memiliki panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan
lebar 1-10 µm.
Gambar Saccharomyces cerevisiae
2. Zymomonas mobilis
Zymomonas mobilis berbentuk batang dengan panjang 2-6 µm dan
lebarnya sekitar 1-1.4µm, tidak berspora, ada yang bersifat motil
bercemeti polar dengan 1 sampai 4 flagel, merupakan bakteri Gram-
negatif. Masuk kedalam kingdom Bacteria, filum Proteobacteria, kelas
Alphaproteobacteria, ordo Sphingomonadales, famili
Sphingomonadaceae, genus Zymomonas, spesies Z. mobilis (Lindner,
1928). Zymomonas mobilis merupakan mikroorganisme yang dapat
merubah molasses menjadi etanol.
Gambar Zymomonas mobilis
3. Pichia stipitis
Pichia stipitis memiliki diameter 3 sampai 5 μm. Pembentukan dari
reproduksi aseksual dapat menyebabkan penyimpangan dari bentuk bola
atau ellipsoidal dengan warna krem. Masuk kedalam kingdom Fungi,
filum Ascomycota, kelas Saccharomycetes, ordo Saccharomycetales,
famili Saccharomycetaceae, genus Pichia, spesies P. stipites (Pignal,
1967). Pichia stipitis memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula
yaitu pada bagian xilosa. Pichia stipitis merupakan mikroorganisme
penghasil etanol dari bahan baku yang mengandung xilosa namun Pichia
stipitis tidak dapat merubah molasses menjadi etanol.
4. Scheffersomyces shehatae (Candida shehatae)
Candida shehatae masuk kedalam kingdom Fungi, filum Ascomycota,
kelas Saccharomycetes, ordo Saccharomycetales, genus Candida, spesies
C. shehatae (Kurtzman, C.P. and Suzuki, M., 2010). Candida shehatae
merupakan mikroorganisme penghasil etanol dari bahan baku yang
mengandung xilosa namun Candida shehatae tidak dapat merubah
molasses menjadi etanol.
Sebagian besar ragi memiliki etanol yield yang rendah dan laju
fermentasi pada xilosa yang lambat, sedangkan Candida shehatae tanpak
menjanjikan untuk fermentasi pentosa. Namun kisaran pH optimum
untuk fermentasi xilosa oleh Pichia stipitis sekitar 0,5 lebih tinggi dari
pada Candida shehatae. Hal ini menghasilkan sedikit pengaruh pada hasil
etanol Candida shehatae.
5. Clostridium thermocellum
Clostridium thermocellum adalah bakteri yang memiliki
bentuk seperti batang untuk tubuh selnya. Ini tergolong bakteri
gram positif yang berarti bahwa tubuh sel hanya dikelilingi oleh
membran lipid bilayer tunggal. Clostridium thermocellum adalah
organisme an-aerob dan thermophilic yang menghasilkan spora.
Masuk kedalam kingdom Bacteria, filum Firmicutes, kelas
Clostridia, ordo Clostridiales, famili Clostridiaceae, genus
Clostridium, spesies C. thermocellum. Clostridium
thermocellum merupakan mikroorganisme yang dapat merubah
molasses menjadi etanol.
KONDISI LINGKUNGAN BAGI
MIKROORGANISME
1. pH
Mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH yang tidak terlalu asam
dan tidak terlalu basa. Hanya beberapa jenis bakteri tertentu yang dapat
bertahan dalam suasana asam ataupun basa. Kebanyakan mikroba dapat
tumbuh pada kisaran sebesar pH 3 – 4 Kebanyakan bakteri mempunyai pH
optimum sekisar pH 6 – 7.5, Berdasarkan daerah ph bagi kehidupannya,
mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan, mikroba asidofil yaitu mikroba
yang dapat tumbuh pada ph antara 2.0-5.0. Mikroba mesofil yaitu mikroba
yang dapat tumbuh pada ph antara 5.5-8.0. mikroba alkalifil yakni mikroba
yang dapat tumbuh pada Ph antara 8.8-9.5
2. Temperatur
Selain pH, temperatur juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan mikroorganisme. Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi
metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasarkan suhu
optimumnya mikroorganisme secara umum dibagi atas :
 Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan
suhu optimum 15 °C. Contoh bakteri psikrofil adalah Pseudomonas, Flavobacterium,
Achromobacter, Alcaligenes.dan Gallionella
 Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan
suhu optimum 25° – 40 °C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di tanah, air dan juga di
dalam tubuh vertebrata terutama alat pencernaan. Beberapa jenis bakteri bahkan
dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Contoh bakteri jenis ini
adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureusdan Escherichia coli.
 Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C. Contoh bakteri termofil
adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius dan Chloroflexus.
 Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C,
dengan suhu optimum 88 °C. Contoh bakteri hipertermofil adalah kelompok
bakteri yang masuk dalam filum Crenarchaeota seperti Thermococcus
gammatolerans.
3. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan
atas 2 kelompok sebagai berikut:
 • Aerob, bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen dalam
proses respirasi yang bertujuan untuk meghasilkan energi. Contohnya adalah
bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus
 • Anaerob, Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
dalam proses respirasi yang bertujuan untuk meghasilkan energi. Contohnya
bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk membuat yoghurt (asam susu) dan
bakteri denitrifikasi yaitu Micrococcus denitrificans, Pseudomonas
denitrificans dan Azotobacter denitrificans.
4. Cahaya
 Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan
bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme
yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang
berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
NUTRISI DAN DAUR HIDUP MIKROORGANISME
Nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme
a. Air
Semua jasad khemosintetik memerlukan suatu sumber energi dalam bentuk
donor H yaitu berupa substrat yang dapat dioksidasi. Air merupakan komponen
utama di dalam sel mikrobia dan medium. Fungsi air sebagai sumber oksigen
untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut
dan alat pengangkut dalam metabolisme. (Moat, dkk, 2002)
b. Sumber karbon
Organisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari
oksidasi senyawa organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling
teroksidasi, CO2, sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan
CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah proses reduktif yang memerlukan
pemasukan bersih energi. (Sumarsih, 2003)
c. Sumber nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur yang diperlukan oleh semua
jasad hidup untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawa–senayawa
lain yang mengandung nitrogen. Sejumlah nitrogen sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut terkandung di dalam
protein dan asam nukleat. Dalam hal memperoleh nitrogen setiap
organisme berbeda-beda, ada yang dengan cara menggunakan gas
nitrogen dari udara dan ada juga yang menggunakan sumber nitrogen
anorganik, seperti garam-garam ammonium. Tapi ada juga yang
menggunakan sumber nitrogen organik, seperti glutamik dan asparagin.
(Linda, 2008)
d. Sumber Belerang
Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang
membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai
samping cisteinil dan merionil protein. (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005)
e. Sumber phospor
Fosfat (PO4
3-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan
sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit,
lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid), beberapa
polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu
diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi). (Jawetz, Melnick, Adelberg,
2005)
f. Sumber oksigen
Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat
dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang
tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul
oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon
digunakan metana atau hidrokarbon aromatik yang berantai panjang. (Sumarsih, 2003)
g. Sumber mineral penting
Mineral merupakan bagian dari sel, unsur penyusun utama sel adalah karbon,
oksigen, nitrogen, hidrogen, fosfor, dan unsur mineral lainnya yang diperlukan oleh
mikrobia adalah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Sedangkan yang diperlukan dalam jumlah yang
sangat sedikit adalah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo dan Al.
Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi sebagai pengatur
tekanan osmose, kadar ion hidrogen, permeabilitas, potensial oksidasi reduksi suatu
medium.(Sumarsih, 2003)
Fase hidup bakteri
1. Fase Lag
Fase lag disebut juga fase persiapan, fase permulaan, fase
adaptasi atau fase penyesuaian yang merupakan fase pengaturan
suatu aktivitas dalam lingkungan baru. Oleh karena itu selama fase
ini pertambahan massa atau pertambahan jumlah sel belum begitu
terjadi, sehingga kurve fase ini umumnya mendatar. Selang waktu
fase lag tergantung kepada kesesuaian pengaturan aktivitas dan
lingkungannya. Semakin sesuai maka selang waktu yang dibutuhkan
semakin cepat.(Sumarsih, 2003)
2. Fase Akselerasi
Fase Akselerasi merupakan fase setelah adaptasi, sehingga sudah mulai aktivitas
perubahan bentuk maupun pertambahan jumlah dengan kecepatan yang masih
rendah.(Purnomo, 2004)
3. Fase Eksponensial
Fase Eksponensial atau logaritmik merupakan fase peningkatan aktivitas perubahan
bentuk maupun pertambahan jumlah mencapai kecepatan maksimum sehingga
kurvenya dalam bentuk eksponensial.
4. Fase Stasioner
Fase Stasioner merupakan fase terjadinya keseimbangan penambahan aktivitas dan
penurunan aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi keseimbangan antara yang
mati dengan penambahan individu. Oleh karena itu fase ini membentuk kurve datar.
Fase ini juga diakibatkan karena sumber hara yang semakin berkurang, terbentuknya
senyawa penghambat, dan faktor lingkungan yang mulai tidak
menguntungkan.(Sumarsih, 2003)
5. Fase Kematian
Fase Kematian merupakan fase mulai terhentinya aktivitas atau dalam
pertumbuhan koloni terjadi kematian yang mulai melebihi bertambahnya
individu.(Lud, 2006)
Gambar 2.1. kurva pertumbuhan bakteri
CARA ISOLASI DAN PENGAWETAN
 Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
Metode Isolasi
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan
gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
1. Hidupkan bunsen.
2. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
3. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
4. Goreskan jarum ose sampai kuadran 1-2.
5. Kemudian panaskan lagi jarum ose dan ambil sampel kembali.
6. Lanjutkan goresan jarum ose ke kuadran 3-4.
7. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
8. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan
waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
3. Metode Teknik Sebar
metode sebar menggunakan cawan petri :
1. Ambil cawan petri yang masih kosong.
2. Tuangkan sampel yang berisi rambut.
3. Panaskan spatula kaca yang telah disterilkan menggunakan alkohol.
4. Ratakan sampel menggunakan spatula kaca tersebut.
5. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
6. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
4. Teknik Pengenceran
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam
spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran
ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari
pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan
tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan
memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan
piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh
tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel
PENGAWETAN BAKTERI
A. Metode Pengering-Bekuan (liofilisasi)
 Metode berteknologi tinggi dan relatif mudah sehingga
menghasilkan ketahanan bakteri dalam jangka waktu yang
lama dan kemampuan daya hidup yang relatif stabil.
 Metode ini cocok untuk bakteri, khamir, kapang, dan
bakteri bioetanol jenis Saccharomyces Cerevisiae.
 Menggunakan metode sentrifugasi dan prapembukan
 Prinsipnya: larutan mikroba dibekukan dan kandungan air
disublimasi, serta penampahan medium pelarut.
B. Metode Tanah Steril
Metode dengan biaya murah, penyimpanan pada suhu
ruang, dan stabilitas genetik mikroba dapat
dipertahankan
Metode ini cocok untuk fungsi, streptomyces spp.,
bakteri Bacillus spp., Clostridium spp.
Prinsip dari metode ini adalah mengeringkan tanah
agak liat dan dimasukkan ke dalam botol tertutup
ditambah akuades pada medium agar, lalu suspensi
mikroba dibuat dalam larutan steril pepton dan diuji
viabilitasnya
C. Metode Minyak Mineral
 Metode yang mempertahankan viabilitas mikroba dengan
mencegah pengeringan medium sehingga mikroba dapat
bertahan lama jika disimpan pada suhu kulkas (4°C). Teknik
ini sederhana, tetapi kurang praktis untuk ditransportasi.
 Mikroba yang cocok adalah jenis Saccharomyces Cerevisiae,
khamir, bakteri, dan jamur
 Prinsipnya: Mikroba ditumbuhkan pada tabung berisi
medium agar miring atau medium cair, kemudian
permukaan ditutup dengan minyak mineral steril, tetapi
keberadaan minyak mineral mengakibatkan peremajaan
menjadi kotor.
F. Metode Pengeringan Cairan
 Metode ini bertujuan agar mikroba bebas dari kelembaban
dalam konsentrasi tinggi dan disimpan dengan cara
pengeringan suspensi mikroba
 Mikroba yang cocok adalah Saccharomyces Cerevisia, Pichia
stipitis, Zymomonas mobilis, Saccharomyces anamenesis, dan
sejenisnya; serta juga untuk bakteri, jamur, dan virus.
 Prinsipnya adalah ampul tempat pertumbuhan bakteri diberi
kapas, lalu suspensi mikroba dibuat dalam cairan pengawet
peptopn 1% dan dimasukkan gas nitrogen murni, lalu dipasang
pada alat pengering-bekuan dan dicelupkan dalam waterbath

More Related Content

What's hot

VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDSofiaNofianti
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaAtik Yuli
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanAlfian Nopara Saifudin
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedanishamidah
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Indra Lasmana
 

What's hot (20)

VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
Antibiotik Penicilin
Antibiotik PenicilinAntibiotik Penicilin
Antibiotik Penicilin
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Karbohidrat part 1 2014
Karbohidrat part 1 2014Karbohidrat part 1 2014
Karbohidrat part 1 2014
 
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoed
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
Powerpoint senyawa heterosiklik dan polisiklik
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 

Similar to Molases ke Etanol

Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakterinadsca
 
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxDendoKasmandri
 
Nutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaNutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaYusuf Ahmad
 
Fisiologi bakteri
Fisiologi  bakteriFisiologi  bakteri
Fisiologi bakteriStHadijah
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Rubby Putra
 
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIAmalia Aldania
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakterinadsca
 
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdfWan Na
 
Archaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaArchaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaMariia Theresia
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdfKINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdfZakirah18
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaEla Afellay
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobayulia windarsih
 

Similar to Molases ke Etanol (20)

Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
 
Nutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikrobaNutrisi dan medium kultur mikroba
Nutrisi dan medium kultur mikroba
 
Makalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah rahaMakalah mikroganisme amanah raha
Makalah mikroganisme amanah raha
 
Fisiologi bakteri
Fisiologi  bakteriFisiologi  bakteri
Fisiologi bakteri
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur.
 
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
Pengamatan teh
Pengamatan tehPengamatan teh
Pengamatan teh
 
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 5 Nutrisi dan Media Pertumbuhan Utk Mikroba.pdf
 
Archaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteriaArchaeobacteria dan eubacteria
Archaeobacteria dan eubacteria
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
Archaebacteria
ArchaebacteriaArchaebacteria
Archaebacteria
 
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdfKINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
KINGDOM MONERA klp 1IPA.pdf
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
 

More from Ahmad Jihad Almuhdhor

More from Ahmad Jihad Almuhdhor (16)

Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
 
Designing Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient EquipmentDesigning Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient Equipment
 
Apa itu LEAN
Apa itu LEANApa itu LEAN
Apa itu LEAN
 
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan BicaraMengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUMEFRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLYFRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
 
Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas BumiMinyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas Bumi
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Produksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPKProduksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPK
 
Metode pengujian korosi
Metode pengujian korosiMetode pengujian korosi
Metode pengujian korosi
 
Komposit
KompositKomposit
Komposit
 
jenis-jenis korosi
jenis-jenis korosijenis-jenis korosi
jenis-jenis korosi
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
Kromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cairKromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cair
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 

Molases ke Etanol

  • 1. Konversi Molases menjadi Alkohol/Etanol sebagai Sumber Energi Baru dan Terbarukan KELOMPOK 1 1. Restu Ari Nugroho (I0515034) 2. Affiano Akbar Nur P. (I0517003) 3. Ahmad Jihad (I0517004) 4. Amaldo Firjarahadi T. (I0517008) 5. Dwi Bagas Ongko W. (I0517022) 6. Evan Gumilar (I0517024) DASAR MIKROBIOLOGI INDUSTRI
  • 2. JENIS JENIS MIKROBA DALAM PEBUATAN ETANOL DARI MOLASES 1. Saccharomyces cerevisiae Saccharomyces cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). Masuk kedalam kingdom Fungi, filum Ascomycota, subfilum Saccharomycotina, kelas Saccharomycetes, ordo Saccharomycetales, famili Saccharomycetaceae, genus Saccharomyces, spesies S. cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroorganisme yang bersel tunggal (unicellular) dan secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar. Saccharomyces cerevisiae memiliki panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm.
  • 4. 2. Zymomonas mobilis Zymomonas mobilis berbentuk batang dengan panjang 2-6 µm dan lebarnya sekitar 1-1.4µm, tidak berspora, ada yang bersifat motil bercemeti polar dengan 1 sampai 4 flagel, merupakan bakteri Gram- negatif. Masuk kedalam kingdom Bacteria, filum Proteobacteria, kelas Alphaproteobacteria, ordo Sphingomonadales, famili Sphingomonadaceae, genus Zymomonas, spesies Z. mobilis (Lindner, 1928). Zymomonas mobilis merupakan mikroorganisme yang dapat merubah molasses menjadi etanol.
  • 6. 3. Pichia stipitis Pichia stipitis memiliki diameter 3 sampai 5 μm. Pembentukan dari reproduksi aseksual dapat menyebabkan penyimpangan dari bentuk bola atau ellipsoidal dengan warna krem. Masuk kedalam kingdom Fungi, filum Ascomycota, kelas Saccharomycetes, ordo Saccharomycetales, famili Saccharomycetaceae, genus Pichia, spesies P. stipites (Pignal, 1967). Pichia stipitis memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula yaitu pada bagian xilosa. Pichia stipitis merupakan mikroorganisme penghasil etanol dari bahan baku yang mengandung xilosa namun Pichia stipitis tidak dapat merubah molasses menjadi etanol.
  • 7. 4. Scheffersomyces shehatae (Candida shehatae) Candida shehatae masuk kedalam kingdom Fungi, filum Ascomycota, kelas Saccharomycetes, ordo Saccharomycetales, genus Candida, spesies C. shehatae (Kurtzman, C.P. and Suzuki, M., 2010). Candida shehatae merupakan mikroorganisme penghasil etanol dari bahan baku yang mengandung xilosa namun Candida shehatae tidak dapat merubah molasses menjadi etanol. Sebagian besar ragi memiliki etanol yield yang rendah dan laju fermentasi pada xilosa yang lambat, sedangkan Candida shehatae tanpak menjanjikan untuk fermentasi pentosa. Namun kisaran pH optimum untuk fermentasi xilosa oleh Pichia stipitis sekitar 0,5 lebih tinggi dari pada Candida shehatae. Hal ini menghasilkan sedikit pengaruh pada hasil etanol Candida shehatae.
  • 8. 5. Clostridium thermocellum Clostridium thermocellum adalah bakteri yang memiliki bentuk seperti batang untuk tubuh selnya. Ini tergolong bakteri gram positif yang berarti bahwa tubuh sel hanya dikelilingi oleh membran lipid bilayer tunggal. Clostridium thermocellum adalah organisme an-aerob dan thermophilic yang menghasilkan spora. Masuk kedalam kingdom Bacteria, filum Firmicutes, kelas Clostridia, ordo Clostridiales, famili Clostridiaceae, genus Clostridium, spesies C. thermocellum. Clostridium thermocellum merupakan mikroorganisme yang dapat merubah molasses menjadi etanol.
  • 9. KONDISI LINGKUNGAN BAGI MIKROORGANISME 1. pH Mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada pH yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa. Hanya beberapa jenis bakteri tertentu yang dapat bertahan dalam suasana asam ataupun basa. Kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada kisaran sebesar pH 3 – 4 Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum sekisar pH 6 – 7.5, Berdasarkan daerah ph bagi kehidupannya, mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan, mikroba asidofil yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada ph antara 2.0-5.0. Mikroba mesofil yaitu mikroba yang dapat tumbuh pada ph antara 5.5-8.0. mikroba alkalifil yakni mikroba yang dapat tumbuh pada Ph antara 8.8-9.5
  • 10. 2. Temperatur Selain pH, temperatur juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasarkan suhu optimumnya mikroorganisme secara umum dibagi atas :  Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. Contoh bakteri psikrofil adalah Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter, Alcaligenes.dan Gallionella  Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di tanah, air dan juga di dalam tubuh vertebrata terutama alat pencernaan. Beberapa jenis bakteri bahkan dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Contoh bakteri jenis ini adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureusdan Escherichia coli.
  • 11.  Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius dan Chloroflexus.  Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C. Contoh bakteri hipertermofil adalah kelompok bakteri yang masuk dalam filum Crenarchaeota seperti Thermococcus gammatolerans.
  • 12. 3. Oksigen Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 2 kelompok sebagai berikut:  • Aerob, bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen dalam proses respirasi yang bertujuan untuk meghasilkan energi. Contohnya adalah bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus  • Anaerob, Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam proses respirasi yang bertujuan untuk meghasilkan energi. Contohnya bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk membuat yoghurt (asam susu) dan bakteri denitrifikasi yaitu Micrococcus denitrificans, Pseudomonas denitrificans dan Azotobacter denitrificans.
  • 13. 4. Cahaya  Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
  • 14. NUTRISI DAN DAUR HIDUP MIKROORGANISME Nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme a. Air Semua jasad khemosintetik memerlukan suatu sumber energi dalam bentuk donor H yaitu berupa substrat yang dapat dioksidasi. Air merupakan komponen utama di dalam sel mikrobia dan medium. Fungsi air sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme. (Moat, dkk, 2002) b. Sumber karbon Organisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling teroksidasi, CO2, sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah proses reduktif yang memerlukan pemasukan bersih energi. (Sumarsih, 2003)
  • 15. c. Sumber nitrogen Nitrogen adalah salah satu unsur yang diperlukan oleh semua jasad hidup untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawa–senayawa lain yang mengandung nitrogen. Sejumlah nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut terkandung di dalam protein dan asam nukleat. Dalam hal memperoleh nitrogen setiap organisme berbeda-beda, ada yang dengan cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga yang menggunakan sumber nitrogen anorganik, seperti garam-garam ammonium. Tapi ada juga yang menggunakan sumber nitrogen organik, seperti glutamik dan asparagin. (Linda, 2008)
  • 16. d. Sumber Belerang Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan merionil protein. (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005) e. Sumber phospor Fosfat (PO4 3-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid), beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi). (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005)
  • 17. f. Sumber oksigen Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatik yang berantai panjang. (Sumarsih, 2003) g. Sumber mineral penting Mineral merupakan bagian dari sel, unsur penyusun utama sel adalah karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, fosfor, dan unsur mineral lainnya yang diperlukan oleh mikrobia adalah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Sedangkan yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit adalah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo dan Al. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmose, kadar ion hidrogen, permeabilitas, potensial oksidasi reduksi suatu medium.(Sumarsih, 2003)
  • 18. Fase hidup bakteri 1. Fase Lag Fase lag disebut juga fase persiapan, fase permulaan, fase adaptasi atau fase penyesuaian yang merupakan fase pengaturan suatu aktivitas dalam lingkungan baru. Oleh karena itu selama fase ini pertambahan massa atau pertambahan jumlah sel belum begitu terjadi, sehingga kurve fase ini umumnya mendatar. Selang waktu fase lag tergantung kepada kesesuaian pengaturan aktivitas dan lingkungannya. Semakin sesuai maka selang waktu yang dibutuhkan semakin cepat.(Sumarsih, 2003)
  • 19. 2. Fase Akselerasi Fase Akselerasi merupakan fase setelah adaptasi, sehingga sudah mulai aktivitas perubahan bentuk maupun pertambahan jumlah dengan kecepatan yang masih rendah.(Purnomo, 2004) 3. Fase Eksponensial Fase Eksponensial atau logaritmik merupakan fase peningkatan aktivitas perubahan bentuk maupun pertambahan jumlah mencapai kecepatan maksimum sehingga kurvenya dalam bentuk eksponensial. 4. Fase Stasioner Fase Stasioner merupakan fase terjadinya keseimbangan penambahan aktivitas dan penurunan aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi keseimbangan antara yang mati dengan penambahan individu. Oleh karena itu fase ini membentuk kurve datar. Fase ini juga diakibatkan karena sumber hara yang semakin berkurang, terbentuknya senyawa penghambat, dan faktor lingkungan yang mulai tidak menguntungkan.(Sumarsih, 2003)
  • 20. 5. Fase Kematian Fase Kematian merupakan fase mulai terhentinya aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi kematian yang mulai melebihi bertambahnya individu.(Lud, 2006) Gambar 2.1. kurva pertumbuhan bakteri
  • 21. CARA ISOLASI DAN PENGAWETAN  Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)
  • 22. Metode Isolasi 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. 1. Hidupkan bunsen. 2. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen. 3. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ). 4. Goreskan jarum ose sampai kuadran 1-2. 5. Kemudian panaskan lagi jarum ose dan ambil sampel kembali. 6. Lanjutkan goresan jarum ose ke kuadran 3-4. 7. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting. 8. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
  • 23. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
  • 24. 3. Metode Teknik Sebar metode sebar menggunakan cawan petri : 1. Ambil cawan petri yang masih kosong. 2. Tuangkan sampel yang berisi rambut. 3. Panaskan spatula kaca yang telah disterilkan menggunakan alkohol. 4. Ratakan sampel menggunakan spatula kaca tersebut. 5. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting. 6. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
  • 25. 4. Teknik Pengenceran Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel
  • 26. PENGAWETAN BAKTERI A. Metode Pengering-Bekuan (liofilisasi)  Metode berteknologi tinggi dan relatif mudah sehingga menghasilkan ketahanan bakteri dalam jangka waktu yang lama dan kemampuan daya hidup yang relatif stabil.  Metode ini cocok untuk bakteri, khamir, kapang, dan bakteri bioetanol jenis Saccharomyces Cerevisiae.  Menggunakan metode sentrifugasi dan prapembukan  Prinsipnya: larutan mikroba dibekukan dan kandungan air disublimasi, serta penampahan medium pelarut.
  • 27. B. Metode Tanah Steril Metode dengan biaya murah, penyimpanan pada suhu ruang, dan stabilitas genetik mikroba dapat dipertahankan Metode ini cocok untuk fungsi, streptomyces spp., bakteri Bacillus spp., Clostridium spp. Prinsip dari metode ini adalah mengeringkan tanah agak liat dan dimasukkan ke dalam botol tertutup ditambah akuades pada medium agar, lalu suspensi mikroba dibuat dalam larutan steril pepton dan diuji viabilitasnya
  • 28. C. Metode Minyak Mineral  Metode yang mempertahankan viabilitas mikroba dengan mencegah pengeringan medium sehingga mikroba dapat bertahan lama jika disimpan pada suhu kulkas (4°C). Teknik ini sederhana, tetapi kurang praktis untuk ditransportasi.  Mikroba yang cocok adalah jenis Saccharomyces Cerevisiae, khamir, bakteri, dan jamur  Prinsipnya: Mikroba ditumbuhkan pada tabung berisi medium agar miring atau medium cair, kemudian permukaan ditutup dengan minyak mineral steril, tetapi keberadaan minyak mineral mengakibatkan peremajaan menjadi kotor.
  • 29. F. Metode Pengeringan Cairan  Metode ini bertujuan agar mikroba bebas dari kelembaban dalam konsentrasi tinggi dan disimpan dengan cara pengeringan suspensi mikroba  Mikroba yang cocok adalah Saccharomyces Cerevisia, Pichia stipitis, Zymomonas mobilis, Saccharomyces anamenesis, dan sejenisnya; serta juga untuk bakteri, jamur, dan virus.  Prinsipnya adalah ampul tempat pertumbuhan bakteri diberi kapas, lalu suspensi mikroba dibuat dalam cairan pengawet peptopn 1% dan dimasukkan gas nitrogen murni, lalu dipasang pada alat pengering-bekuan dan dicelupkan dalam waterbath