SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
BUKU AJAR MIKROBIOLOGI Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Disusun Oleh: Nita Ella Demelia, S.Pd
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM i
Puji dan syukur dilimpahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan salawat serta salam
untuk Rasulullah Saw. Alhamdulillah buku ajar yang berjudul “Mikrobiologi Berbasis Sains
Teknologi Masyarakat (STM)” akhirnya dapat penulis selesaikan. Penulis menyusun buku
ajar ini dengan berpatokan pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan
harapan buku ajar ini bisa membantu mahasiswa di perguruan tinggi mencapai kompetensi
lulusan yang sesuai. Buku ajar mikrobiologi yang dibuat pada materi nutrisi, pertumbuhan
dan fisiologi mikroba. Buku ajar ini bukan sekedar memberikan informasi terkait
mikrobiologi saja, tetapi penulis berusaha memasukkan unsur permasalahan nyata yang
terjadi di lingkungan masyarakat. Penyajian materi dengan pendekatan STM bertujuan untuk
menimbulkan motivasi mahasiswa membaca tentang mikrobiologi. Hal ini diarahkan dengan
mengkemukakan kasus konstekstual sehingga jelas bentuk penerapannya.
Demi kualitas bahan ajar, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan edisi revisi bahan ajar berikutnya.
Padang, Januari 2019
Penulis
KATA PENGANTAR
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM ii
KOMPONEN BAHAN AJAR
Sampul buku,
menggambarkan
materi yang ada
di bahan ajar ini.
1) Pendahuluan:
Inisiasi/Apersepsi/Eksplorasi terhadap
mahasiswa
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM iii
3) Aplikasi konsep dalam kehidupan:
Penyelesaian masalah dan Pemantapan
Konsep
2) Pengembangan konsep
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM iv
4) Penilaian (Berupa soal)
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM v
Memberikan pengetahuan berupa proses dengan memberikan printscreen video
Memberikan pengetahuan tentang manfaat dari mempelajari mikrobiologi
Memberikan pengetahuan mahasiswa untuk dapat mengemban kemampuan berfikir dan
bertindak mahasiswa dengan masalah-masalah perkembangan riset mikrobiologi.
Memberikan pengetahuan bahwa suatu masalah harus dilihat dari berbagai sudut pandang
untuk mencapai penyelesaianya.
Memberikan pengetahuan sehingga menimbulkan ide bagi mahasiswa untuk melakukan
penelitian terkait.
TUJUAN PENULISAN BUKU AJAR
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM vi
PETUNJUK UNTUK DOSEN
Mempersiapkan mahasiswa untuk memulai perkuliahan.
Menjelaskan teknis pelaksanaan perkuliahan menggunakan buku ajar mikrobiologi kepada
mahasiswa.
Menyampaikan Capaian Pembelajaran/Learning outcomes dan indikator yang akan dicapai.
Membantu/mengklarifikasi pertanyaan atau salah konsep yang ditemui mahasiswa selama
perkuliahan.
Membimbing mahasiswa mengisi lembar refleksi dan menjawab evaluasi di akhir tiap
pertemuan.
Melaksanakan penilaian hasil belajar.
PETUNJUK UNTUK MAHASISWA
Bacalah setiap petunjuk penggunaan bahan ajar ini!
Lakukanlah kegiatan pembelajaran secara berkelompok!
Baca dan pahamilah indikator Capaian Pembelajaran/Learning Outcomes yang terdapat
pada halaman awal tiap bab.
Pahamilah hasil jurnal penelitian yang mendukung pemahaman tentang materi
mikrobiologi pada tulisan berwarna biru.
Kerjakanlah latihan-latihan yang terdapat pada lembaran evaluasi.
Apabila Anda mengalami kesulitan dalam bekerja, mintalah bantuan kepada dosen.
Petunjuk Penggunaan Buku Ajar
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM vii
Kata Pengantar i
Komponen Bahan Ajar ii
Tujuan Penulisan Bahan ajar v
Petunjuk Penggunaan Bahan ajar vi
Daftar Isi vii
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
BAB 1 NUTRISI MIKROBA 1
Kebutuhan C, H, O, N, S, P dan Tipe Nutrisi Mikroorganisme 2
Faktor Pertumbuhan 6
Cara Pengambilan Nutrien dari Lingkungan 8
Medium Pertumbuhan ………………………………………………………….. 15
Isolasi untuk Biakan Murni …………………………………………………….. 20
Ringkasan 23
Evaluasi 24
DAFTAR ISI
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM viii
Bakteri Fotorotrof 5
Difusi Pasif dan Difusi Terfasilitasi 9
Model Difusi yang di fasilitasi 10
Fungsi Pengangkut ABC 11
Transport Aktif Menggunakan Proton dan Gradient Sodium 13
Translokasi Group 15
Media yang di biakkan 19
Teknik Spread-plate 21
Teknik Streak-plate 21
Teknik Pour-plate 22
DAFTAR GAMBAR
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM ix
Sumber Karbon, Energi dan Elektron 4
Jenis Media 16
Contoh Media yang digunakan 17
Beberapa Media Kompleks Umum 18
DAFTAR TABEL
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 1
Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes):
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan untuk:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe nutrisi mikroba.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengambilan nutrien dari lingkungan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam medium pertumbuhan
mikroba.
Indikator:
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan untuk:
Mahasiswa mampu menjelaskan tipe nutrisi mikroorganisme.
Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengambilan nutrien dari lingkungan
Mahasiswa mampu menjelaskan medium pertumbuhan mikroba
Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam medium mikroba.
Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan
makanan (organik dan anorganik) yang diambil dari lingkungannya. . Bahan
makanan tersebut bisa berasal dari unsur” karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen,
sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Bahan makanan
tersebut dinamakan nutrien. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan
sel dan untuk mendapatkan energi. Nutrien adalah substansi organik dan
anorganik yang dalam larutan melintasi membrane sitoplasma. Agar dapat
mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mencerna makanan itu, yaitu
mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipida yang kompleks dan
besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga
dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut
nutrisi.
Sel mikroba secara struktural kompleks dan menjalankan banyak fungsi.
Untuk membangun komponen seluler baru dan kerja seluler, organisme harus
memiliki persediaan bahan baku atau nutrisi dan sumber energi. Nutrisi adalah
zat yang digunakan dalam biosintesis dan pelepasan energi dan diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba. Dalam bab ini kami menjelaskan kebutuhan nutrisi
mikroorganisme, bagaimana mereka diperoleh, dan budidaya mikroorganisme
tersebut.
NUTRISI MIKROBA
BAB
1
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 2
Nutrisi Mikroba
Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh dan pertumbuhan. Nutrisi didapatkan dari
makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk
keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan.
Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk
kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi),
sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi.
Nutrient memiliki peran utama antara lain adalah sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi
bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karena itu bahan
makanan yang diperlukan oleh mikroba terdiri dari “air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen“. Selain itu, secara umum nutrient dalam
media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik oranisme baru.
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur
dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian,
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 3
Nutrisi bagi mikroba adalah Sebuah Esensi Dasar untuk Kehidupan Mikroba
Tabel 1. Elemen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
Elemen Proporsi sel prokariotik
Berat Kering Fungsi Karbon
50% Komponen struktural
dasar senyawa organik
Oksigen 20% Kompnen dari
banyak senyawa organik dan
senyawa anorganik; O2 adalah
akseptor elektron terakhir
dalam respirasi aerob Nitrogen
14% Unsur asam amino dan
nukleotida Hidrogen 8% Unsur-
unsur senyawa anorganik;
elektron atom hidrogen
digunakan dalam reaksi
redoks. Fosfor 3% Sebagai
konstituen fosfat (PO42-) dari
asam nukleat, fosfolipid, dan
beberapa koenzim dan ATP
Sodium 1% Kation digunakan
untuk menjaga keseimbangan
listrik sel Sulfur 1% Konstituen
asam amino sistein dan
metionin; ikatan disulfida
penting untuk struktur tersier
protein Kalium 1% Kation
anorganik yang terlibat dalam
menjaga keseimbangan listrik
di dalam sel; kofaktor untuk
beberapa enzim, termasuk
beberapa yang terlibat dalam
sintesis protein. Klorin 0,5%
Anion anorganik utama terlibat
dalam menjaga keseimbangan
listrik sel Magnesium 0,5%
Komponen klorofil; kofaktor
untuk beberapa enzim Kalsium
0,5% Sebagian bertanggung
jawab atas resistansi
endospora bakteri; kofaktor
untuk beberapa enzim;
konstituen dari beberapa
dinding sel alga dan kulit
protozoa. Besi 0,25%
Konstituen sitokrom dalam
Sumber: Bauman, 2004
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 4
Nutrisi Mikroba
B. Tipe-tipe Nutrisi Mikroba 1. Makronutrien Mayoritas komponen seluler adalah karbon,
oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein,
asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk
menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut makronutrien (Tabel 2). Tabel 2. Unsur
Makronutrien Karbon Organisme dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar berdasarkan
sumber karbonnya. Organisme yang memanfaatkan sumber karbon anorganik (yaitu karbon dioksida)
sebagai satu-satunya sumber karbon mereka disebut autotrof. Dinamakan demikian karena mereka
memberi makan diri mereka sendiri, lebih tepatnya autotrof membuat senyawa organik dari CO2 dan
oleh karena itu mereka tidak perlu senyawa organik dari organisme lain untuk memperoleh karbon.
Elemen Bentuk yang biasa
disediakan Terjadinya dalam
sistem biologi Karbon (C) CO2,
senyawa organik Komponen
semua molekul organik, CO2
Hidrogen (H) H2O, senyawa
organik Komponen molekul
biologis, H + dilepaskan oleh
asam Oksigen (O) O2, H2O,
senyawa organik Komponen
molekul biologis; diperlukan
untuk metabolisme aerob
Nitrogen (N) NH3, NO 3−, N2,
senyawa N organik Komponen
protein, asam nukleat Sulfur (S)
H2S, SO42−, senyawa S
organik Komponen protein;
sumber energi untuk beberapa
bakteri Fosfor (P) PO43−
Ditemukan dalam asam nukleat,
ATP, fosfolipid Kalium (K) Dalam
solusi sebagai K + Ion
intraseluler
Sumber: Hogg, 2005
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 5
Sebaliknya, organisme heterotrof mengkatabolisasi molekul organik tereduksi (seperti protein,
karbohidrat, asam amino, dan asam lemak) yang mereka peroleh dari organisme lain. Organisme
juga dapat dikategorikan menurut bahan kimia atau cahaya yang dipakainya sebagai sumber energi
untuk proses seluler seperti anabolisme, transportasi intraseluler dan motilitas. Organisme yang
memperoleh energi dari reaksi redoks yang melibatkan bahan kimia anorganik dan organik disebut
kemotrof. Sedangkan organisme yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya
disebut Fototrof. Berdasarkan karbon dan sumber energi maka sebagian besar organisme
dapat dikategorikan ke dalam satu dari empat kelompok dasar: photoautotroph, chemoautotrophs.
Photoheterotrophs dan chemoheterotrophs (Tabel 3). Tumbuhan, beberapa protozoa dan alga adalah
photoautotrophs dan hewan, jamur dan protozoa lainnya adalah chemoheterotrophs. Tabel 3. 4
Kelompok Dasar Organisme berdasarkan Karbon dan Sumber Energi
Sumber Energi
Cahaya Senyawa Kimia
Sumber carbon Karbon
dioksida Fotoautotrof
Tumbuhan, ganggang,
dan cyanobacteria
menggunakan H20
untuk mengurangi CO2,
menghasilkan 02
sebagai produk
sampingan. Bakteri
sulfur ungu tidak
menggunakan H20 atau
menghasilkan O2
Kemoautotrof Hidrogen,
sulfur dan bakteri
nitrifikasi. Senyawa
organik Fotoheterotrof
Bakteri nonsulfur hijau
dan bakteri nonsulfur
ungu Kemoheterotrof
Respirasi Aerobik:
sebagian besar hewan,
jamur, dan protozoa.
Respirasi Anaerob:
beberapa hewan,
Sumber: Bauman, 2004
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM
6
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 16
(b)
(c)
Sumber: Prescott, 2008
Gambar 1. Bakteri fototrof. Bakteri fototrof memegang peranan penting
dalam ekosistem perairan karena bisa menyebabkan bloom. (a).
Cyanobacteria dan ganggang mekar (bloom) di kolam eutrofik,
(b) bakteri belerang ungu tumbuh di rawa, (c ) bakteri belerang
ungu di laguna limbah.
Nutrisi Mikroba
7
Berdasarkan jurnal dari Advinda Linda (2018) dengan judul “Pengaruh Sumber Karbon
terhadap Produksi Sidefor dari Bakteri Pseudomonad Fluoresen” dengan hasil penelitian bahwa
dengan hasil penambahan sumber karbon yang berbeda pada media tumbuh pseudomonad
fluoresen mempengaruhi tingkat produksi siderofor isolat PfCas3 dan PfLAHp2. Terdapat interaksi
antara sumber karbon yang diberikan terhadap produksi siderofor dari isolat PfCas3 dan PfLAHp2.
Untuk lebih jelasnya, silahkan dibaca jurnal tersebut di link berikut ini: 2. Hidrogen Digunakan
oleh beberapa spesies bakteri sebagaisumber energi (misalnya hydrogemonas). Organisme ini dapat
tumbuh dalam larutan yang seluruhnya mengandung mineral dengan menggunakan CO2 dari udara
sebagai sumber karbon dan mengoksidasi H2 menjadi H20 sebagai sumber energi.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bioscience/article/view/10406
Berpikir Kritis Bakteri Filamen Beggiota memperoleh Karbon dari karbon dioksida dan
electron serta energi dari hydrogen sulfide. Apa klasifikasi nutrisinya? Tidak semua
organisme mudah diklasifikasikan. Misalnya, Euglena granulate biasanya menggunakan
energi cahaya dan mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida. Namun, ketika
dibiakkan pada media yang cocok dalam gelap, mikroba ini menggunakan energi dan
karbon hanya dari senyawa organik. Apa klasifikasi nutrisi Euglena?
https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/cr9500601
8
3. Oksigen Peranannya sangat penting terutama pada mekanisme memperoleh energi pada sel
dan mempunyai hubungan terhadap kehidupan sel. Sumber dan pemakaian oksigen berbeda pada
setiap species. Kelompok organisme sehubungan dengan penggunaan oksigen molekuler. a) Obligat
Aerob Membutuhkan oksigen yang sangat banyak sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis
atau respirasi aerob. b) Obligat Anaerob Mikroorganisme yang termasuk kelompok ini tidak
membutuhkan oksigen bebas, bahkan jika kontak dengan oksigen akan mengakibatkan
penghambatan atau mematikan organisme tersebut. c) Fakultatif Anaerob Dapat menggunakan
oksigen sebagai akseptor electron dan sebagai gantinya diambil oksigen dari garam-garam seperti
NaNO3 , Na2SO4 atau karbonat. d) Mikroaerofil Organisme dalam golongan ini mati atau
terhambat pertumbuhannya oleh tegangan oksigen penuh. Pertumbuhan terbaiknya pada konsentrasi
oksigen terbatas. e) Anaerob aerotolerant Anaerob aerotolerant tidak menggunakan metabolisme
aerob, tetapi mereka menoleransi oksigen dengan memiliki beberapa enzim yang mendetoksifikasi
bentuk beracun oksigen (Gambar 2). Species Oksigen reaktif selama interaksi awal mikroorganisme
tumbuhan Untuk lebih jelasnya silahkan dilihat pada jurnal dengan link berikut ini. Nitrogen
Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam
bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan membutuhkan
senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-produk hasil peruraiannya yaitu peptida dan
asam-asam amino tertentu.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1744-7909.2010.00933.x
9
Gambar 2. Penggunaan Oksigen Molekuler oleh Mikroorganisme (rumus kimia) 4. Nitrogen
Unsur penting lainnya adalah nitrogen, yang terkandung dalam banyak senyawa organik, termasuk
gugus amina dari asam amino dan sebagai bagian dari basa nukleotida. Nitrogen membentuk sekitar
14% dari berat kering sel mikroba. Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen.
Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat
(KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-
produk hasil peruraiannya yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.
Konsentrasi
Oksigen Tinggi
Penutup
Longgar
Rendah
a
b
c
d
Aerob Obligat: Tidak dapat bertahan hidup di bawah kedalaman oksigen yang menembus
medium
Anaerob Obligat: Tidak dapat mentolerir oksigen
anaerob fakultatif: dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, tetapi kemampuan mereka
untuk menggunakan jalur pernapasan aerobik meningkatkan pertumbuhan mereka di dekat
permukaan
aerotolerant aerob: dapat tumbuh sama baiknya dengan atau tanpa oksigen:
pertumbuhannya relatif merata di seluruh medium
https://sci-hub.tw/10.1126/science.218.4570.371
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM
Nutrisi Mikroba
10
Nitrogen juga diperlukan oleh semua mikroba untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawa-
senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sejumlah nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan,
karena nitrogen tersebut terkandung di dalam protein dan asam nukleat. Nitrogen juga dapat
berperan dalam prosen pengomposan. Berdasarkan jurnal oleh Fatin Nur dengan judul “Composting
Of Mixed Yard and Food Wastes With Effective Microbe” menunjukkan bahwa Penggunaan mikroba
efektif (EM) yang parameternya meliputi nitrogen, fosfor dan kalium akan mempercepat proses
pengomposan tersebut. Untuk lebih jelasnya, silahkan kalian baca jurnal tersebut pada link berikut: 5.
Fosfor Fosfat (PO43- ) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim
seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A) , komponen
dinding sel, beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adaga bergugus fosfat. Fosfat selalu
diasimilasi sebagai fosfat anoraganik bebas (Pi ). Diketahui juga bahwa Fosfor adalah nutrisi
langka di banyak ekosistem tropis, namun bagaimana komunitas mikroba tanah mengatasi defisiensi
fosfor yang membatasi pertumbuhan pada tingkat gen dan protein masih belum diketahui.
Nutrisi Mikroba
https://jurnalteknologi.utm.my/index.php/jurnalteknologi/article/view/2196
https://www.nature.com/articles/s41559-017-0463-5
3
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 11
2. Mikronutrien Mikronutrien adalah unsur yang diperlukan oleh mikroba dalam jumlah yang relatif
sedikit. Unsur-unsur yang termasuk mikronutrien dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 4. Unsur
Mikronutrien Unsur-unsur di atas adalah beberapa yang diperlukan untuk kelangsungan aktifitas sel
yang efisien. Aktivitas sel tersebut, diantaranya adalah pengaturan penyerapan hara, pengaturan
aktivitas enzim, dan transfortasi electron selama biooksidasi. 4on-ion ini termasuk unsure hara mikro
yang diperlukan dalam jumlah sedikit saja. Unsur-unsur ini berasal dari garam-garam. 3. Faktor
Pertumbuhan (Growth factors). Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis
dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme,
faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin,
sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim
(Tabel 5).
Elemen Bentuk yang biasa
disediakan Terjadinya dalam
system biologi Tembaga (Cu)
Dalam larutan seperti Cu +, Cu
2+ Koenzim; penghambat
pertumbuhan mikroba Mangan
(Mn) Dalam Larutan sebagai
Mn2 + Koenzim Kobal (Co)
Dalam Larutan sebagai Co2 +
Vitamin B12 Seng (Zn) Dalam
Larutan sebagai Zn2 +
Koenzim; penghambat
pertumbuhan mikroba
Molybdenum (Mo) Dalam
Larutan sebagai Mo2 +
Koenzim Nikel (Ni Dalam
Larutan seperti Ni2 + Koenzim
Sumber: Hogg, 2005
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 12
Nutrisi Mikroba
Tabel 5. Faktor Pertumbuhan Mikroba. Banyak mikroorganisme yang tidak dapat
mensintesis senyawa organik tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan oleh karena itu harus
diberikan bersama dalam medium pertumbuhannya. Tiga kelompok utama seperti: asam amino,
purin, dan pirimidin (diperlukan untuk sintesis asam nukleat) dan vitamin. Senyawa organik esensial
yang tidak dapat disintesis organisme dikenal sebagai faktor pertumbuhan organik; mereka harus
diperoleh langsung dari lingkungan. Satu kelompok faktor pertumbuhan organik untuk manusia
adalah vitamin. Sebagian besar vitamin berfungsi sebagai koenzim, kofaktor organik yang dibutuhkan
oleh enzim tertentu untuk berfungsi. Banyak bakteri dapat mensintesis semua vitamin mereka sendiri
dan tidak bergantung pada sumber luar. Namun, beberapa bakteri kekurangan enzim yang
dibutuhkan untuk sintesis vitamin tertentu, dan bagi mereka vitamin tersebut merupakan faktor
pertumbuhan organik. Faktor pertumbuhan organik lain yang dibutuhkan oleh beberapa bakteri
adalah asam amino, purin, dan pirimidin
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 13
Growth Factor Fungsi Asam Amino Komponen
protein Asam p-Aminobenzoic Prekursor asam
folat, terlibat dalam sintesis asam nukleat Niacin
(Asam Nikotinat) Prekursor NAD + dan NADP +
Purin dan Pirimidin Komponen asam nukleat
Pyridoxine (vitamin B6) Sintesis asam amino
Riboflavin (vitamin B2) Prekursor FAD
Sumber: Hogg, 2005
Sebuah kofaktor adalah komponen
nonprotein dari suatu enzim
(seringkali ion logam) yang penting
untuk fungsi normalnya
4. Trace Element (Elemen Lainnya) Mikroba membutuhkan sejumlah kecil unsur mineral lainnya,
seperti besi, tembaga, molibdenum, dan seng; ini disebut sebagai elemen jejak. Kebanyakan sangat
penting untuk fungsi enzim tertentu, biasanya sebagai kofaktor. Meskipun unsur-unsur ini kadang-
kadang ditambahkan ke media laboratorium, mereka biasanya diasumsikan secara alami hadir dalam
air keran dan komponen media lainnya. Bahkan sebagian besar air suling mengandung jumlah yang
memadai, tetapi air keran kadang-kadang ditentukan untuk memastikan bahwa mineral ini akan hadir
di media kultur. Berdasarkan Jurnal oleh Advinda, Linda (2018) dengan judul “ The Addition of
Several Mineral Sources on Growing Media of Fluorescent Pseudomonad for the Biosynthesis of
Hydrogen Cyanide ” menyatakan bahwa Penambahan Beberapa Sumber Mineral pada Media
Tumbuh Fluorescent Pseudomonad untuk Biosintesis Hidrogen Sianida”. Untuk lebih jelasnya,
silahkan dibaca pada jurnal dengan link berikut ini:
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 14
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/335/1/012016/meta
https://www.youtube.com/watch?v=H0qPVxRCI5o
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1552526016326619
Berpikir Kritis Mengingat bahwa Haemophilus ducreyi adalah patogen kemoheterotrofik
yang membutuhkan heme sebagai faktor pertumbuhan. Simpulkan bagaimana bakteri ini
memfosforilasi sebagian besar ADP-nya untuk membentuk ATP. Pertahankan jawaban
Anda.
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 15
Langkah pertama dalam penggunaan nutrisi adalah penyerapan nutrisi
yang dibutuhkan oleh sel mikroba. Peyerapan nutrisi ini harus melalui
mekanisme yang sesifik agar nutrisi yang diperlukan dapat diperoleh oleh
mikroba tersebut. Mikroorganisme sering hidup di habitat yang kurang
tersediannya nutrisi, mereka harus dapat mengangkut nutrisi dari larutan encer
ke dalam sel terhadap gradien konsentrasi. Jadi, molekul nutrisi harus melewati
membran plasma selektif permeabel yang mencegah jalan bebas sebagian
besar zat sehingga mikroorganisme harus memanfaatkan beberapa mekanisme
transportasi yang berbeda. Cara pengambilan nutrien dari lingkungan antara
lain difusi yang difasilitasi, transportasi aktif, dan translokasi kelompok.
Mikroorganisme eukariotik tidak menggunakan translokasi kelompok tetapi
mengambil nutrisi dengan proses endositosis.
A
.
D
i
f
u
s
i
P
a
s
i
f
B
e
b
e
r
a
p
a
C. Cara Pengambilan Nutrien dari Lingkungan
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 16
Perhatikan bahwa tingkat difusi turun atau mencapai dataran tinggi di
atas nilai gradien spesifik karena pembawa jenuh yaitu, protein pembawa
mengikat dan mengangkut molekul terlarut sebanyak mungkin. Kurva yang
dihasilkan menyerupai kurva enzim-substrat dan berbeda dari respons linear
yang terlihat dengan difusi pasif. Protein pembawa juga menyerupai enzim
dalam spesifisitasnya untuk zat yang diangkut; setiap pembawa selektif dan
hanya akan mengangkut zat terlarut yang terkait erat. Meskipun protein
pembawa terlibat, difusi yang difasilitasi benar-benar difusi. Gradien konsentrasi
yang menjangkau membran mendorong pergerakan molekul, dan tidak
diperlukan input energi metabolik. Gradien dapat dipertahankan dengan
mengubah nutrisi yang diangkut ke senyawa lain. Setelah nutrisi berada di
dalam sel eukariotik, gradien dapat dipertahankan dengan memindahkan nutrisi
ke kompartemen membran lainnya. Beberapa perme terkait dengan keluarga
Protein Intrinsik Utama (MIP). MIP memfasilitasi difusi molekul polar kecil.
Mereka diamati di hampir semua organisme. Dua saluran MIP yang paling luas
pada bakteri adalah aquaporin yang mengangkut air. MIP penting lainnya adalah
fasilitator gliserol, yang membantu difusi gliserol.
Meskipun banyak pekerjaan telah dilakukan pada mekanisme difusi yang
difasilitasi, prosesnya belum dipahami sepenuhnya. Tampaknya kompleks
protein pembawa meliputi membran (gambar 4).
Gambar 3.Difusi Pasif dan Difusi Terfasilitasi. Ketergantungan tingkat
difusi pada ukuran gradient kosentrasi zat terlarut (rasio konsentrasi
ektraseluler dengan konsentrasi intraseluler). Perhatikan efek saturasi
tinggi diatas nilai gradient spesifik ketika pembawa difusi terfasilitasi
berkerja. Efek saturasi ini terlihat setiap kali protein pembawa terlibat
dalam transportasi.
Sumber : Prescott, 2008
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 17
Setelah molekul terlarut berikatan dengan luar, pembawa dapat mengubah
konformasi dan melepaskan molekul pada interior sel. Pembawa kemudian
berubah kembali ke bentuk aslinya dan siap untuk mengambil molekul lain. Efek
bersihnya adalah bahwa molekul hidrofilik dapat memasuki sel sebagai respons
terhadap gradien konsentrasinya. Ingatlah bahwa mekanisme ini didorong oleh
gradien konsentrasi dan oleh karena itu dapat dibalik. Jika konsentrasi zat
terlarut lebih besar di dalam sel, itu akan bergerak ke luar. Karena sel
memetabolisme nutrisi pada saat masuk, masuknya disukai. Meskipun gliserol
diangkut oleh difusi yang difasilitasi pada banyak bakteri, difusi yang difasilitasi
tampaknya bukan mekanisme pengambilan yang utama. Ini karena konsentrasi
nutrisi seringkali lebih rendah di luar sel. Difusi yang difasilitasi jauh lebih
menonjol dalam sel eukariotik di mana ia digunakan untuk mengangkut
berbagai gula dan asam amino.
C. Transpor Aktif
Karena difusi yang difasilitasi dapat secara efisien memindahkan molekul
ke interior hanya ketika konsentrasi zat terlarut lebih tinggi di bagian luar sel,
mikroba harus memiliki mekanisme transportasi yang dapat memindahkan zat
terlarut terhadap gradien konsentrasi. Ini penting karena mikroorganisme sering
hidup di habitat yang ditandai dengan sumber nutrisi yang sangat encer.
Mikroba menggunakan dua proses transportasi penting dalam situasi seperti itu:
transportasi aktif dan translokasi kelompok. Keduanya adalah proses yang
bergantung pada energi.
Gambar 4. Model Difusi yang Difasilitasi. Pembawa membran (a) dapat mengubah
konformasi setelah mengikat molekul eksternal dan kemudian melepaskan molekul
pada interior sel. (b) Kemudian kembali ke posisi berorientasi luar dan siap untuk
mengikat molekul terlarut lainnya, molekul akan terus masuk hanya selama
konsentrasi mereka lebih besar di luar.
Sumber : Prescott, 2008
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM
18
Transpor aktif adalah transpor molekul terlarut ke konsentrasi yang lebih
tinggi, atau terhadap gradien konsentrasi, dengan input energi metabolisme.
Karena transpor aktif melibatkan perme, ini menyerupai difusi yang difasilitasi
dalam beberapa hal. Permeind mengikat zat terlarut tertentu dengan
kekhususan besar untuk molekul yang diangkut. Molekul terlarut yang serupa
dapat bersaing untuk protein pembawa yang sama dalam difusi yang difasilitasi
dan transpor aktif. Transport aktif juga ditandai oleh efek saturasi pembawa
pada konsentrasi zat terlarut tinggi (gambar 3). Namun demikian, transpor aktif
berbeda dari difusi yang difasilitasi dalam penggunaan energi metaboliknya dan
dalam kemampuannya untuk memekatkan zat. Inhibitor metabolik yang
menghambat produksi energi akan menghambat transpor aktif tetapi tidak akan
segera mempengaruhi difusi yang difasilitasi
Pengangkut kaset pengikat ATP (pengangkut ABC) adalah contoh penting
dari sistem transportasi aktif. Mereka diamati di Bakteri, Archaea, dan eucariota.
Biasanya transporter ini terdiri dari dua domain rentang hidrofobik yang terkait
pada permukaan sitoplasmiknya dengan domain pengikat duaATP (gambar 5).
Domain-spanning domain membentuk pori-pori di membran dan domain yang
mengikat -ATP mengikat dan menghidrolisisATP untuk mendorong pengambilan.
Pengangkut ABC menggunakan protein pengikat substrat khusus, yang terletak
di ruang periplasmic bakteri gram negatif atau melekat pada lipid membran
pada permukaan eksternal membran plasma gram positif. Protein pengikat ini
mengikat molekul yang akan diangkut dan kemudian berinteraksi dengan
protein pengangkut membran untuk memindahkan molekul terlarut di dalam
sel. E. coli mengangkut berbagai gula (arabinosa, maltosa, galaktosa, ribosa)
dan asam amino (glutamat, histidin, leusin) melalui mekanisme ini. Mereka juga
dapat memompa antibiotik menggunakan transporter ABC yang resistan
terhadap beberapa obat.
Gambar 5. Fungsi pengangkut ABC
Sumber : Prescott, 2008
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 19
Zat yang memasuki bakteri gram negatif harus melewati membran luar
sebelum transporter ABC dan sistem transportasi aktif lainnya dapat mengambil
tindakan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal ini.
Ketika zat ini kecil, protein porin umum seperti OmpF (outermembraneprotein)
dapat digunakan. Contoh pergerakan molekul kecil melintasi membran luar
disediakan oleh sistem serapan fosfat E. coli. Fosfat anorganik melintasi
membran luar dengan menggunakan saluran protein porin. Kemudian, salah
satu dari dua sistem transportasi memindahkan fosfat melintasi membran
plasma. Sistem mana yang digunakan tergantung pada konsentrasi fosfat.
Sistem PIT berfungsi pada konsentrasi fosfat yang tinggi. Ketika konsentrasi
fosfat rendah, sistem transporter ABC yang disebut PST (transport spesifik-
fosfat) membawa fosfat ke dalam sel, menggunakan protein pengikat
periplasma. Berbeda dengan molekul kecil seperti fosfat, pengangkutan molekul
yang lebih besar, seperti vitamin B12, membutuhkan penggunaan reseptor
membran luar afinitas tinggi khusus yang berfungsi dalam hubungan dengan
transporter spesifik dalam membran plasma.
Gradien proton juga dapat menggerakkan transpor aktif secara tidak
langsung, seringkali melalui pembentukan gradien ion natrium. Sebagai contoh,
sistem transportasi natrium E.coli memompa natrium ke luar sebagai respons
terhadap pergerakan ke dalam proton (gambar 6). Transportasi yang saling
terkait di mana zat-zat yang diangkut bergerak ke arah yang berlawanan disebut
antiport. Gradien natrium yang dihasilkan oleh sistem antiport proton ini
kemudian menggerakkan pengambilan gula dan asam amino. Meskipun tidak
dipahami dengan baik, diperkirakan bahwa ion natrium menempel pada protein
pembawa, menyebabkannya berubah bentuk. Pembawa kemudian mengikat
gula atau asam amino dengan erat dan mengarahkan situs pengikatannya ke
bagian dalam sel. Karena konsentrasi natrium intraseluler yang rendah, ion
natrium terdisosiasi dari pembawa, dan molekul lainnya mengikuti. Protein
pengangkut E. coli membawa gula melibiosa dan asam amino glutamat ketika
natrium secara bersamaan bergerak ke dalam. Sodium symport atau
cotransport juga merupakan proses penting dalam sel eucaryotic di mana ia
digunakan dalam pengambilan gula dan asam amino. Namun, ATP, daripada
kekuatan motif proton, biasanya mendorong transportasi natrium dalam sel
eukariotik.
Untuk lebih jelasnya, silahkan di baca jurnal dengan link berikut:
http://reader.elsevier.com
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 20
D. Translokasi Grup
Dalam transpor aktif, molekul terlarut bergerak melintasi membran
tanpa modifikasi. Jenis transportasi lain, yang disebut translokasi
kelompok, secara kimia mengubah molekul ketika dibawa ke dalam sel.
Translokasi kelompok adalah jenis transpor aktif karena energi metabolik
digunakan selama pengambilan molekul. Ini jelas ditunjukkan oleh sistem
translokasi kelompok yang paling terkenal, phosphoenolpyruvate: sugar
phosphotransferase system (PTS), yang diamati pada banyak bakteri. PTS
mengangkut berbagai gula sambil memfosforasinya, menggunakan
fosfoenolpiruvat (PEP) sebagai donor fosfat.
Gambar 6. Transpor Aktif menggunakan
proton dan gradient sodium
Sumber : Prescott, 2008
Seringkali mikroorganisme memiliki
lebih dari satu sistem transportasi
untuk setiap nutrisi, seperti yang
dapat dilihat dengan E. coli. Bakteri
ini memiliki setidaknya lima sistem
transportasi untuk gula galaktosa,
tiga sistem masing-masing untuk
asam amino glutamat dan leusin,
dan dua kompleks transportasi
kalium. Ketika ada beberapa sistem
transportasi untuk zat yang sama,
sistem tersebut berbeda dalam
sifat-sifat seperti sumber energi
mereka, afinitasnya terhadap zat
terlarut yang diangkut, dan sifat
regulasi mereka. Keragaman ini
memberi mikroba keunggulan
kompetitif tambahan dalam
lingkungan variabel
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 21
PEP + gula (luar) → piruvat + gula-fosfat (di dalam)
PEP adalah perantara penting dari jalur biokimia yang digunakan
oleh banyak chemoorganoheterotrophs untuk mengekstraksi energi dari
sumber energi organik. PEP adalah molekul berenergi tinggi yang dapat
digunakan untuk mensintesis ATP, mata uang energi sel. Namun, ketika
digunakan dalam reaksi PTS, energi yang ada dalam PEP digunakan untuk
memberi energi penyerapan daripada sintesis ATP.
Pemindahan fosfat dari PEP ke molekul yang masuk melibatkan
beberapa protein dan merupakan contoh sistem fosforelay. Dalam E. coli
dan Salmonella, PTS terdiri dari dua enzim dan protein stabil panas berat
molekul rendah (HPr). HPr dan enzim I (EI) adalah sitoplasma. Enzim II
(EII) lebih bervariasi dalam struktur dan sering terdiri dari tiga subunit
atau domain. EIIA adalah sitoplasma dan larut. EIIB juga bersifat hidrofilik
dan sering melekat pada EIIC, protein hidrofobik yang tertanam dalam
membran. Aphosphate ditransfer dari PEP ke enzim II dengan bantuan
enzim I dan HPr (gambar 6). Kemudian, molekul gula difosforilasi karena
dibawa melintasi membran oleh enzim II. Enzim II mengangkut hanya
gula spesifik dan bervariasi dengan PTS, sedangkan enzim I dan HPr
adalah umum untuk semua PTS.
PTS tersebar luas di bakteri. Sebagian besar anggota genera
Escherichia, Salmonella, Staphylococcus, serta banyak bakteri anaerob
fakultatif lainnya (bakteri yang tumbuh baik dengan ada atau tidak
adanya O2) memiliki sistem fosfotransferase; beberapa bakteri anaerob
yang diwajibkan (mis., Clostridium) juga memiliki PTS. Namun, sebagian
besar bakteri aerob, kecuali beberapa spesies Bacillus, tampaknya
kekurangan PTS. Banyak karbohidrat yang diangkut oleh PTS. E. coli
mengambil glukosa, fruktosa, manitol, sukrosa, N-asetilglukosamin,
selobiosa, dan karbohidrat lain dengan translokasi kelompok. Selain
perannya dalam transportasi, protein PTS dapat mengikat zat kimia, ke
arah mana bakteri bergerak melalui proses kemotaksis.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 22
Media adalah suatu substansi yang komposisinya terdiri dari nutrisi
tertentu yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
bakteri. Komposisi nutrisi media yang komplit mengandung somber karbon,
nitrogen, belerang, fosfat, logam mikro, vitamin, penyubur, NaCl dan air. Kristal
violet, Selain bahan-bahan nutrisi yang disyaratkan bagi pertumbuhan bakteri
ada pula kedalam media tertentu ditambahkan bahan-bahan kimia/ antibiotic
tertentu, dengan maksud untuk menghambat/membunuh bakteri.jamur yang
tak diinginkan, terutama pada waktu isolasi, serta penambahan zat penunjuk
(indikator), untuk mempelajari/mendeteksi misainya fermentasi karbohidrat
yang ada dalam media. Bahan-bahan pengbambat yang biasa dipakai antara
lain :kristal violet, brilian gren, bile sale, natrium selenit, berbagai macam
antibiotic dan anti jamur (fungizon) sedangkan zat penunjuk yang sering dipakai
adalah : fenol red, neutral red dan bromthimol blue. Selain persyaratan nutrisi
dan penambahan bahan penghambat ada pula beberapa kondisi fisik yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, seperti suhu,keadaan udara dan
derajat keasaman/pH. (Tabel 6)
Gambar 6. Translokasi Grup: Transportasi PTS Bakteri. Dua contoh fosfoenolpiruvat:
sistem gula fosfotransferase (PTS) diilustrasikan. Komponen berikut ini terlibat dalam
sistem: fosfoenolpiruvat (PEP), enzim I (EI), protein heatstable berat molekul rendah
(HPr), dan enzim II (EII) ). Fosfat berenergi tinggi ditransfer dari HPr ke EIIA yang
larut. Eeiia melekat pada EIIB dalam sistem transportasi manitol dan terpisah dari
EIIB dalam sistem glukosa. Dalam kedua kasus tersebut fosfat bergerak dari EIIA ke
EIIB, dan kemudian dipindahkan ke gula selama transportasi melalui membran.
Hubungan lain antara komponen EII adalah mungkin. Misalnya, IIA dan IIB dapat
membentuk protein larut terpisah dari kompleks membran; fosfat masih bergerak
dari IIA ke IIB dan kemudian ke domain membran (s ).
Sumber : Prescott, 2008
D. Medium Pertumbuhan
Nutrisi Mikroba
Tabel 6. Kondisi Fisik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Berdasarkan komposisi kimianya,
media dapat dibedakan menjadi media sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti, medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non
sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti. Media ini
digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya
media dapat dibedakan menjadi : media cair, media padat, dan media padat yang dapat dicairkan.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 23
Kondisi Fisik Tipe Bakteri
Kondisi Biakan/ Inkubasi Suhu
Oksigen pH Cahaya Psikrofil
Mesofil Termofil Obligat
Fakultatif Aerob Anaerob
Fakultatif Anaerob Mikroaerofilik
Bakteri pada hewan atau
tumbuhan Fotosintetik
(Fotoautotrof) 00-300 C 250-
470 C 450-750 C 250-550C O2
bebas mutlak perlu Mati bila
ada O2 bebas Tumbuh baik ada
O2 / tidak Tumbuh baik dengan
sedikit O2 bebas Ph optimum
6,5-7,5 Harus ada sumber
cahaya
Sumber : Prescott, 2008
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 24
Dalam kasus seperti itu, fungsi medium juga akan menentukan komposisinya.
Media kultur dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter: konstituen
kimia dari mana mereka dibuat, sifat fisiknya, dan fungsinya (tabel 6). Jenis
media yang ditentukan oleh parameter ini dijelaskan di sini.
Tabel 7. Jenis Media
Media di mana semua komponen kimia dikenal adalah media sintetis atau
didefinisikan. Ini dapat dalam bentuk cair (kaldu) atau dipadatkan oleh agen
seperti agar, seperti yang dijelaskan dalam bagian berikut. Media yang sudah
didefinisikan lebih sering digunakan sebagai biakan-biakan autotrof polototrofik
seperti cyanobacteria dan prototosintesis fotosintesis. Mereka dapat tumbuh
pada media yang relatif sederhana yang mengandung CO2 sebagai sumber
karbon (sering ditambahkan sebagai natrium karbonat atau bikarbonat), nitrat
atau amonia sebagai sumber nitrogen, sulfat, fosfat, dan berbagai mineral
(tabel 7). Banyak heterotrof chemoorganotrophic juga dapat tumbuh di media
yang didefinisikan dengan glukosa sebagai sumber karbon dan garam amonium
sebagai sumber nitrogen. Tidak semua media yang didefinisikan sesederhana
contoh pada tabel 7 tetapi dapat dibangun dari puluhan komponen. Media yang
didefinisikan digunakan secara luas dalam penelitian, karena sering diinginkan
untuk mengetahui apa yang dimetabolisme oleh mikroorganisme
eksperimental. Media yang mengandung beberapa komposisi bahan kimia yang
tidak diketahui adalah media yang kompleks. Media seperti ini sangat berguna,
karena media kompleks tunggal mungkin cukup kaya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi banyak mikroorganisme yang berbeda. Selain itu, media
kompleks sering diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikroorganisme tertentu
tidak diketahui, dan dengan demikian media yang ditentukan tidak dapat
dibangun
Sifat Fisik Komposisi Kimia Jenis Fungsional
Cair Sintetis Mendukung (tujuan
umum)
Semi solid Kompleks Selektif
Padat Diferensial
Jenis Fisik dan Kimia Media Pertumbuhan
Nutrisi Mikroba
Sumber : Prescott, 2008
Kategori Umum Media Budaya
Mengingat keragaman prokariota, tidak mengherankan bahwa ratusan jenis media berbeda
tersedia. meskipun demikian, beberapa organisme yang secara medis penting dan sebagian besar
yang belum hidup di laboratorium belum berkembang. Tabel 8 merangkum karakteristik contoh media
yang representatif. Tabel 8. Karakteristik media representatif yang digunakan untuk membudidayakan
bakteri
Medium Karakteristik Blood Agar Chocolate Agar
Glucose– Salts Agar MacConkey Agar Medium
kompleks digunakan secara rutin di laboratorium
klinis. diferensial karena koloni organisme
hemolitik dikelilingi oleh zona pembersihan sel
darah merah. tidak selektif Medium kompleks yang
digunakan untuk membiakkan bakteri rewel,
khususnya yang ditemukan dalam spesimen klinis.
Tidak selektif atau diferensial Medium yang
ditentukan secara kimia. digunakan dalam
percobaan laboratorium untuk mempelajari
kebutuhan nutrisi bakteri. tidak selektif atau
diferensial. Media kompleks yang digunakan untuk
mengisolasi batang gram negatif yang biasanya
berada di usus. Selektif karena garam empedu
dan pewarna menghambat organisme Gram-
positif dan kokus gram-negatif. Berbeda karena
indikator pH berubah menjadi merah muda-merah
ketika gula dalam medium, laktosa, difermentasi.
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 25
Nutrisi Mikroba
Media yang kompleks Media kompleks mengandung berbagai bahan seperti kaldu daging dan
protein yang dicerna yang diperlukan oleh mikroba. Media jenis ini mudah dibuat. Meskipun jumlah
spesifik setiap bahan dalam medium, Komposisi kimiawi yang tepat dari zat-zat tersebut bisa sangat
bervariasi. Salah satu bahan umum adalah pepton, campuran asam amino dan peptida pendek yang
diproduksi dengan mencerna berbagai protein yang berbeda. Zat lain, seperti ekstrak (komponen
yang larut dalam air dari suatu zat seperti daging sapi tanpa lemak), sering ditambahkan untuk
menyediakan vitamin dan mineral. Kompleks umum, medium-nutrisi-kaldu-terdiri dari pepton dan
ekstrak daging sapi dalam air suling. jika agar ditambahkan, maka hasil nutrien. Untuk lebih jelasnya,
silahkan lihat video di link berikut ini:
Medium Karakteristik Nutrient Agar Thayer–
Martin Agar Media kompleks digunakan untuk
pekerjaan laboratorium rutin. mendukung
pertumbuhan berbagai bakteri yang tidak rewel.
Tidak selektif atau diferensial Media kompleks
yang digunakan untuk mengisolasi spesies
Neisseria, yang rewel. Selektif karena
mengandung antibiotik yang menghambat
sebagian besar organisme kecuali spesies
Neisseria. Bukan diferensial
Sumber : Nester, 2012
https://www.youtube.com/watch?v=LC4BYhOJH5Q
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 26
Nutrisi Mikroba
Tabel 9. Beberapa Media Kompleks Umum
Kaldu Nutrisi Jumlah (g / liter)
Peptone (gelatin hidrolisat) 5
Ekstrak daging sapi 3 Tryptic Soy
Broth Tryptone (intisari pankreas
dari casein) 17 Peptone (kecap
kedelai) 3 Glukosa 2.5 Sodium
klorida 5 Dipotassium phosphate
2.5 Agar MacConkey Intisari
pankreas gelatin 17 Intisari
pankreas kasein 1.5 Intisari peptik
jaringan hewan 1.5 Laktosa 10.0
Garam empedu 1.5 Sodium klorida
5.0 Neutral red 0.03 Kristal ungu
0.001 Agar 13.5
Sumber : Prescott, 2008
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 27
Media yang Didefinisikan Secara Kimia Media yang didefinisikan secara kimia terdiri dari jumlah
yang tepat dari bahan kimia murni. jenis media ini umumnya hanya digunakan untuk eksperimen
penelitian tertentu ketika jenis dan jumlah nutrisi harus dikontrol dengan tepat. Media yang
didefinisikan secara kimiawi yang disebut glukosa-Salts Agar mendukung pertumbuhan E.coli dan
hanya mengandung bahan-bahan kimia yang tercantum dalam tabel 10. Sel-sel tumbuh lebih lambat
dalam media ini daripada dalam kaldu nutrisi karena mereka harus mensintesis semua komponen sel
mereka dari glukosa. Resep yang lebih rumit yang mengandung sebanyak 46 bahan yang berbeda
harus digunakan untuk membuat media yang didefinisikan secara kimiawi yang mendukung
pertumbuhan bakteri cepat Neisseria gonorrhoeae (penyebab gonore). Tabel 10. Bahan dalam Dua
Jenis Media yang Mendukung Pertumbuhan E.Coli
Nutrient Broth (Kaldu Nutrisi) Glucose– Salts
Broth (Medium yang ditentukan secara kimia)
Pepton Ekstrak Daging Air Glukosa Dipotassium
fosfat Monopotassium Fosfat Magnesium Sulfat
Ammonium Sulfat Kalsium Klorida Besi Sulfat
Air
Sumber : Nester, 2012
https://www.youtube.com/watch?v=q6ovHPJEM0s
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 28
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 29
Jenis Khusus Media Kultur
Untuk mendeteksi atau mengisolasi suatu spesies dari populasi
campuran, seringkali perlu untuk membuat spesies itu lebih umum atau
jelas. Untuk keperluan ini digunakan media selektif dan diferensial.
Mereka dapat menjadi kompleks atau didefinisikan secara kimia,
tergantung pada kebutuhan ahli mikrobiologi.
1. Media selektif
Media selektif menghambat pertumbuhan spesies tertentu,
membuatnya lebih mudah untuk mengisolasi spesies yang dicari.
Misalnya, Thayer-Martin Agar digunakan untuk mengisolasi Neisseria
gonorrhoeae dari spesimen klinis. Thayer-Martin adalah agar coklat yang
telah ditambahkan tiga atau lebih obat antimikroba. Antimikroba
menghambat jamur, bakteri Gram-positif dan batang gram negatif, tetapi
tidak semua strain N. gonorrhoeae. Karena itu, patogen dapat tumbuh
pada medium dengan sedikit kompetisi (Gambar 8).
Agar MacConkey digunakan untuk mengisolasi. Batang gram negatif
dari berbagai spesimen klinis seperti urin. Selain mengandung pepton dan
nutrisi lain, media ini mencakup dua senyawa penghambat-kristal violet
(pewarna yang menghambat bakteri Gram-positif) dan garam empedu
(senyawa yang menghambat sebagian besar bakteri non-usus.
Gambar 8. Media Selektif
Nutrisi Mikroba
Sumber : Nester, 2012
https://www.youtube.com/watch?v=-iH0WA_cWFc
Differensial Media Media diferensial mengandung zat yang diubah mikroba tertentu dengan
cara yang mudah dikenali. Agar darah berbeda karena bakteri yang menghasilkan hemolysin-protein
yang menyebabkan sel darah merah pecah-dikelilingi oleh zona pembersihan yang disebut hemolysis
(gambar 9). (a) Gambar 9. Blood Agar. Media kompleks ini adalah diferensial untuk
hemolisis.media kompleks ini adalah diferensial untuk hemolisis. (a) zona pembersihan menyeluruh di
sekitar koloni yang tumbuh pada agar darah disebut beta hemolisis.B) Zona kliring kehijauan disebut
alfa hemolysis. Karakteristik yang mudah diamati ini penting secara medis karena beberapa
patogen dapat dibedakan berdasarkan jenis hemolisisnya. Sebagai contoh, koloni Streptococcus
pyogenes (penyebab strep throut) menghasilkan zona hemolisis yang jelas yang disebut beta
hemolisis. Ini membuat mereka menonjol dari spesies Streptococcus yang hidup tanpa bahaya di
tenggorokan. Banyak dari ini menunjukkan alfa hemolisis, yang berarti koloni mereka dikelilingi oleh
zona pembukaan parsial kehijauan; streptokokus lain tidak berpengaruh pada sel darah merah.
Koloni
Zona Bersih
(b)
Sumber : Nester, 2012
https://www.youtube.com/watch?v=kFQ8RujNT98
https://jcm.asm.org/content/17/1/16.short
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 30
Nutrisi Mikroba
Agar MacConkey adalah diferensial dan selektif. Selain bahan-bahannya sudah disebutkan,
mengandung laktosa dan indikator pH. Bakteri yang memfermentasi gula menghasilkan asam, yang
mengubah indikator pH menjadi merah muda. Koloni bakteri yang memfermentasi laktosa berwarna
merah muda pada agar MacConkey, sedangkan koloni bakteri negatif laktosa tidak berwarna
(Gambar 10). Gambar 10. MacConkey Agar. Media kompleks ini adalah diferensial untuk fermentasi
laktosa dan selektif untuk batang Gram-Negatif. Untuk lebih jelasnya, silahkan dilihat pada video di
link berikut ini: Berdasarkan penelitian oleh Kaskar (2018) dengan judul “Evaluasi komparatif kinerja
dan efektivitas biaya HiCrome UTI Agar dalam mendeteksi patogen saluran kemih” menunjukkan
bahwa HiCrome UTI agar menawarkan metode yang sangat baik dan menghemat waktu untuk
identifikasi andal dari sebagian besar uropatogen dan diferensiasi kultur bakteri campuran dalam
lempeng kultur primer dibandingkan dengan sistem kultur konvensional (macConkey Agar dan Blood
Agar). Untuk lebih lengkapnya, silahkan dibaca dilink berikut ini:
Sumber : Nester, 2012
https://www.youtube.com/watch?v=lbaow5X-GTE
www.allresearchjournal.com/archives/2018/vol4issue7/PartF/4-7-62-
541.pdf
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 31
Nutrisi Mikroba
Penggolongan media berdasarkan Bentuknya Bentuk media ada tiga macam yang dapat
dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut adalah: 1. Media Padat Media padat merupakan media yang
mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15%. Media padat umumnya dipergunakan
untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalga. Misalnya agar Nutrient (nutrient agar=
NA), agar kentang dekstrosa (Potato dextrose agar = PDA) dan sebagainya. Media padat berupa
media padat datar (di cawan petri), padat miring (di tabung reaksi) maupun padat tegak (di tabung
reaksi). Gambar 11. Medium NA dan PDA a. Nutrient Agar( NA)
b. PDA Nutrien Agar (NA) adalah medium umum untuk uji air. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari
air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Sumber : Atlas, 2011
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 32
Nutrisi Mikroba
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok
untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir
tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 2. Media Cair Media cair adalah media yang tidak
mengandung agar. Umumya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Contohnya adalah
NB(Nutrient Broth) dan LB (Lactose Broth) (Gambar 12). Gambar 12. Perbedaan Nutrient Broth dan
Lactose Broth a.Nutrient Broth b. Lactose Broth Nutrient Broth Nutrient
broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient
agar. B. Lactose Broth Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth)
untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan
sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.
 B. Media Semi Padat Media semi padat atau semi cair merupakan media yang
mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3%- 0,4% sehingga media menjadi
kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang
banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Kalau
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau
"fakultatif"
Sumber : Atlas, 2011
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 33
(a) (b)
3. Media Semi padat (semi solid) Media semi padat dibuat dengan menambahkan agar sebanyak
0,3-0,8% (3-8 g/l) pada media cair, agar yang ditambahkan lebih sedikit dibandingkan dengan agar
untuk media padat. Umumnya digunakan untuk menguji motilitas/pergerakan sel. B. Berdasarkan
Komposisi/ Susunannya Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak
dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice
agar (Gambar 13). Gambar 13. Tomato Juice Agar 2. Media semi sintesis merupakan media yang
disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Misalnya PDA (Potato Dextrose Agar)
yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. 3. Media sintesis, yaitu media yang disusun
dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar
(Gambar 14). Gambar 14. MacConkey Agar C. Perbedaan Pertumbuhan Media diferensial
memiliki konstituen yang menyebabkan perubahan yang dapat diamati (perubahan warna atau
perubahan pH) dalam medium ketika reaksi kimia tertentu terjadi.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 34
Sumber : Atlas, 2011
Sumber : Atlas, 2011
Penemuan Agar sebagai Zat Pemadat dan Isolasi Kultur Murni
Media kultur awal adalah cairan yang membuat isolasi bakteri untuk
mempersiapkan kultur murni. Dalam praktiknya, campuran bakteri
d
i
encerk
a
n berturut-
t
u
r
u
t sampai
h
a
n
y
a satu
o
r
ganism yang ada dalam wadah kultur.
Jika semuanya berjalan dengan baik, bakteri yang diisolasi akan bereproduksi
untuk menghasilkan kultur murni. Pendekatan ini membosankan, memberikan hasil variabel,
dan terganggu oleh masalah kontaminasi. Kemajuan dalam mengisol
a
s
i
bakte
r
i pato
g
en dapa
t
dipah
a
mi
lam
b
at. Pengembangan teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme di media padat
dan secara efisien mendapatkan kultur murni adalah karena upaya ahli
bakteriologi Jerman Robert Koch dan rekan-rekannya. Pada tahun 1881 Koch menerbitkan sebuah artikel
yang menggambarkan penggunaan kentang rebus, diiris dengan pisau yang disterilkan dengan api, pada
kultur bakteri. Permukaan irisan kentang steril diinokulasi dengan bakteri dari ujung jarum, dan kemudian
bakteri tercoreng di permukaan sehingga beberapa sel individu akan dipisahkan dari sisanya. Irisan
diinkubasi di bawah guci lonceng untuk mencegah kontaminasi udara, dan sel-sel yang terisolasi
berkembang menjadi koloni murni. Sayangnya banyak bakteri tidak tumbuh dengan baik pada irisan
kentang. Pada waktu yang hampir bersamaan, Frederick Loeffler, rekan Koch,
mengembangkan media pepton ekstrak daging untuk membudidayakan bakteri patogen. Koch
memutuskan untuk mencoba memperkuat media ini. Koch adalah seorang fotografer amatir — ia
adalah orang pertama yang mengambil fotomikrograf bakteri — dan berpengalaman dalam
menyiapkan pelat fotografinya sendiri dari garam perak dan gelatin. Justru pendekatan yang sama
digunakan untuk menyiapkan media yang solid. Dia menyebarkan campuran medium dan gelatin
Loeffler di atas piring kaca, membiarkannya mengeras, dan menginokulasi permukaan dengan cara
yang sama seperti dia menginokulasi kentang irisnya. Media padat baru bekerja dengan baik, tetapi
tidak bisa diinkubasi pada suhu 37 ° C (suhu terbaik untuk kebanyakan bakteri patogen manusia)
karena gelatin akan meleleh. Selanjutnya, beberapa bakteri mencerna gelatin.
Nutrisi Mikroba
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 35
untuk kebanyakan bakteri patogen manusia) karena gelatin akan meleleh. Selanjutnya, beberapa
bakteri mencerna gelatin. Sekitar setahun kemudian, pada tahun 1882, agar pertama kali
digunakan sebagai agen pemadat. Itu telah ditemukan oleh pemilik penginapan Jepang, Minora
Tarazaemon. Ceritanya dia membuang sup rumput laut tambahan dan menemukan keesokan
harinya bahwa itu telah mengental selama malam musim dingin. Agar telah digunakan oleh Hindia
Belanda Timur untuk membuat jeli dan selai. Fannie Eilshemius Hesse (lihat gambar 1.7), istri
Walther Hesse New Jerseyborn, salah satu asisten Koch, telah belajar agar-agar dari seorang
kenalan Belanda dan menyarankan penggunaannya ketika dia mendengar kesulitan dengan gelatin.
Media agar-dipadatkan adalah sukses instan dan terus menjadi penting dalam semua bidang
mikrobiologi.
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 36
Nutrisi Mikroba
RINGKASAN
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 37
Mikroorganisme membutuhkan nutrisi, bahan yang digunakan dalam biosintesis dan
membuat energi tersedia.
1. Persyaratan Nutrisi Umum
a.Unsur makro atau unsur makro (C, O, H, N, S, P, K, Ca, Mg, dan Fe) dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif besar.
b. unsur mikro (misalnya Mn, Zn, Co, Mo, Ni, dan Cu) digunakan dalam jumlah yang
sangat kecil.
2 Persyaratan untuk Karbon, Hidrogen, Oksigen, dan Elektron
a. Semua organisme membutuhkan sumber karbon, hidrogen, oksigen, dan elektron.
b. Heterotrof menggunakan molekul organik sebagai sumber karbonnya. Molekul-
molekul ini seringkali memasok hidrogen, oksigen, dan elektron juga. Beberapa
heterotrof juga memperoleh energi dari sumber karbon organiknya.
c. Autotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbon primer atau satu-satunya; mereka
harus mendapatkan hidrogen dan elektron dari sumber lain.
3. Jenis Nutrisi Mikroorganisme
a. Mikroorganisme dapat diklasifikasikan berdasarkan energi dan sumber elektronnya.
Phototroph. menggunakan energi cahaya, dan chemotroph memperoleh energi dari
oksidasi senyawa kimia.
b. Elektron diekstraksi dari zat anorganik tereduksi oleh lithotrophs dan dari senyawa
organik oleh organotrophs
4. Ahli mikrobiologi membiakkan mikroorganisme dengan memindahkan inokulum dari
spesimen klinis atau lingkungan ke dalam media seperti kaldu atau media padat.
mikrorganisme tumbuh menjadi suatu budaya. pada permukaan padat, kultur dilihat
sebagai koloni.
Nutrisi Mikroba
Pilihan Ganda
Manakah dari berikut ini yang dapat tumbuh
dalam cawan petri?
a. Anaerob.
b. Sebuah koloni di permukaan agar-agar
c. Virus pada permukaan agar-agar
d. Barofil
2. Manakah dari berikut ini yang bukan
merupakan faktor pertumbuhan untuk
berbagai mikroba?
a. kolesterol
b. air
c. Vitamin
d. Besi
3. Bentuk oksigen yang paling reaktif adalah…
a. Radikal hidroksil
b. Anion peroksida
c. Radikal superoksida
d. Oksigen tunggal
4. Dalam media yang ditentukan,
a. Komposisi kimia yang tepat dari
medium
b. Agar tersedia untuk nutrisi mikroba
c. Darah yang dimasukkan
d. Bahan kimia organik tidak termasuk
5. Organisme yang dapat ditemukan tumbuh
subur di perairan es digambarkan sebagai…
a. Barofil
b. Termofil
c. Mesofil
d. Psikrofil
B. Jawaban Singkat
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi mikroorganisme?
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 38
EVALUASI
Nutrisi Mikroba
C. Critical Thinking 1. Jumlah pelat yang layak digunakan untuk memperkirakan ukuran populasi
ketika kepadatan mikroorganisme tinggi, sedangkan filtrasi membran digunakan ketika kepadatan
rendah. mengapa plat layak dihitung ketika kepadatan tinggi, tetapi tidak ketika kepadatan rendah?
Seorang ahli mikrobiologi menggambarkan suatu organisme sebagai basil kemoheterotrofik,
aerotolerant, mesofilik, fakultatif halofilik. Jelaskan fitur metabolisme dan struktural organisme
tersebut Bakteri Beggiatoa berserabut mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida dan elektron
dan energi dari hidrogen sulfida. apa klasifikasi nutrisinya? Tidak semua organisme mudah
diklasifikasikan. misalnya, euglena granulata biasanya menggunakan energi cahaya dan
mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida. namun, ketika dibiakkan pada media yang cocok
dalam gelap, mikroba ini menggunakan energi dan karbon hanya dari senyawa organik. apa
klasifikasi nutrisi euglena? 4. Menurut Anda mengapa asam amino, purin, dan pirimidin sering kali
merupakan faktor pertumbuhan, sedangkan glukosa tidak? 5.
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 39
Nutrisi Mikroba
NILAI
Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 40



DAFTAR PUSTAKA
Bauman, W. Robert. 2004. Microbiology. San Francisco: Pearson Education.
Black, Jacquelyn G. 2008. Microbiology Priciples and Explorations. Amerika: John Wiley
& Sons, Ltd.
De Man, J. C., Rogosa, D., & Sharpe, M. E. (1960). A medium for the cultivation of lactoba
cilli. Journal of applied Bacteriology, 23(1), 130-135.
Hogg, Struart. 2005. Essential Microbiology. England: John Wiley & Sons, Ltd.
Leboffe, Michael J dan Burton E. Pierce. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology
Laboratory. Amerika: Morton Publishing.
Pelczar, J. Michael dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Pommervile, Jeffrey C. 2011. Alcamo’s Fundamental of Microbiology, 9th ed, Jones and
Barlett Publisher, Sudbury, Massachusetts.
Tortora, Gerard J., Berdell R. Funke, Christine L. Case. 2010. Microbiology in Introduction.
10th edition USA: Benjamin Cummings, an Imprint of Addison Wesley Longman,
Inc.
Willey, J. M., Sherwood, L.M , Woolverton C.J. 2008. Prescoot Harley dan Klein’s
Microbiology Seventh Edition. Mc. Graw Hill: Singapore

More Related Content

Similar to pdf_nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba.pdf

nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxDendoKasmandri
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Rubby Putra
 
biokimia pertanian materi belajar kuliah
biokimia pertanian materi belajar kuliahbiokimia pertanian materi belajar kuliah
biokimia pertanian materi belajar kuliahAwaliaFitri2
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2almansyahnis .
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevPPGhybrid3
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobayulia windarsih
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Muh Qomari
 
Pleno Pemicu 1 modul selgen
Pleno Pemicu 1 modul selgenPleno Pemicu 1 modul selgen
Pleno Pemicu 1 modul selgenjuwitavalen
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemFatikah Rahma Dewi
 
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptxKuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptxsyatruliman41
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfWan Na
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGIIvho Mamonto
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFppghybrid4
 

Similar to pdf_nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba.pdf (20)

nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
 
LKM KLP 6.pdf
LKM KLP 6.pdfLKM KLP 6.pdf
LKM KLP 6.pdf
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur.
 
biokimia pertanian materi belajar kuliah
biokimia pertanian materi belajar kuliahbiokimia pertanian materi belajar kuliah
biokimia pertanian materi belajar kuliah
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 4.2
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
Makalah I
Makalah  IMakalah  I
Makalah I
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 Rev
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)
 
Pleno Pemicu 1 modul selgen
Pleno Pemicu 1 modul selgenPleno Pemicu 1 modul selgen
Pleno Pemicu 1 modul selgen
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptxKuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
 
RUANG LINGKUP BIOLOGI
RUANG LINGKUP  BIOLOGIRUANG LINGKUP  BIOLOGI
RUANG LINGKUP BIOLOGI
 
BAKTERI
BAKTERIBAKTERI
BAKTERI
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
BIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDFBIOLOGI_M6KB1 PDF
BIOLOGI_M6KB1 PDF
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxAgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxAgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxAgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxAgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxAgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxAgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxAgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxAgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxAgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxAgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxAgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptAgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

pdf_nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba-nutrisi_mikroba.pdf

  • 1. BUKU AJAR MIKROBIOLOGI Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Disusun Oleh: Nita Ella Demelia, S.Pd
  • 2. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM i Puji dan syukur dilimpahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan salawat serta salam untuk Rasulullah Saw. Alhamdulillah buku ajar yang berjudul “Mikrobiologi Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)” akhirnya dapat penulis selesaikan. Penulis menyusun buku ajar ini dengan berpatokan pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan harapan buku ajar ini bisa membantu mahasiswa di perguruan tinggi mencapai kompetensi lulusan yang sesuai. Buku ajar mikrobiologi yang dibuat pada materi nutrisi, pertumbuhan dan fisiologi mikroba. Buku ajar ini bukan sekedar memberikan informasi terkait mikrobiologi saja, tetapi penulis berusaha memasukkan unsur permasalahan nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Penyajian materi dengan pendekatan STM bertujuan untuk menimbulkan motivasi mahasiswa membaca tentang mikrobiologi. Hal ini diarahkan dengan mengkemukakan kasus konstekstual sehingga jelas bentuk penerapannya. Demi kualitas bahan ajar, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan edisi revisi bahan ajar berikutnya. Padang, Januari 2019 Penulis KATA PENGANTAR
  • 3. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM ii KOMPONEN BAHAN AJAR Sampul buku, menggambarkan materi yang ada di bahan ajar ini. 1) Pendahuluan: Inisiasi/Apersepsi/Eksplorasi terhadap mahasiswa
  • 4. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM iii 3) Aplikasi konsep dalam kehidupan: Penyelesaian masalah dan Pemantapan Konsep 2) Pengembangan konsep
  • 5. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM iv 4) Penilaian (Berupa soal)
  • 6. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM v Memberikan pengetahuan berupa proses dengan memberikan printscreen video Memberikan pengetahuan tentang manfaat dari mempelajari mikrobiologi Memberikan pengetahuan mahasiswa untuk dapat mengemban kemampuan berfikir dan bertindak mahasiswa dengan masalah-masalah perkembangan riset mikrobiologi. Memberikan pengetahuan bahwa suatu masalah harus dilihat dari berbagai sudut pandang untuk mencapai penyelesaianya. Memberikan pengetahuan sehingga menimbulkan ide bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian terkait. TUJUAN PENULISAN BUKU AJAR
  • 7. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM vi PETUNJUK UNTUK DOSEN Mempersiapkan mahasiswa untuk memulai perkuliahan. Menjelaskan teknis pelaksanaan perkuliahan menggunakan buku ajar mikrobiologi kepada mahasiswa. Menyampaikan Capaian Pembelajaran/Learning outcomes dan indikator yang akan dicapai. Membantu/mengklarifikasi pertanyaan atau salah konsep yang ditemui mahasiswa selama perkuliahan. Membimbing mahasiswa mengisi lembar refleksi dan menjawab evaluasi di akhir tiap pertemuan. Melaksanakan penilaian hasil belajar. PETUNJUK UNTUK MAHASISWA Bacalah setiap petunjuk penggunaan bahan ajar ini! Lakukanlah kegiatan pembelajaran secara berkelompok! Baca dan pahamilah indikator Capaian Pembelajaran/Learning Outcomes yang terdapat pada halaman awal tiap bab. Pahamilah hasil jurnal penelitian yang mendukung pemahaman tentang materi mikrobiologi pada tulisan berwarna biru. Kerjakanlah latihan-latihan yang terdapat pada lembaran evaluasi. Apabila Anda mengalami kesulitan dalam bekerja, mintalah bantuan kepada dosen. Petunjuk Penggunaan Buku Ajar
  • 8. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM vii Kata Pengantar i Komponen Bahan Ajar ii Tujuan Penulisan Bahan ajar v Petunjuk Penggunaan Bahan ajar vi Daftar Isi vii Daftar Gambar viii Daftar Tabel ix BAB 1 NUTRISI MIKROBA 1 Kebutuhan C, H, O, N, S, P dan Tipe Nutrisi Mikroorganisme 2 Faktor Pertumbuhan 6 Cara Pengambilan Nutrien dari Lingkungan 8 Medium Pertumbuhan ………………………………………………………….. 15 Isolasi untuk Biakan Murni …………………………………………………….. 20 Ringkasan 23 Evaluasi 24 DAFTAR ISI
  • 9. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM viii Bakteri Fotorotrof 5 Difusi Pasif dan Difusi Terfasilitasi 9 Model Difusi yang di fasilitasi 10 Fungsi Pengangkut ABC 11 Transport Aktif Menggunakan Proton dan Gradient Sodium 13 Translokasi Group 15 Media yang di biakkan 19 Teknik Spread-plate 21 Teknik Streak-plate 21 Teknik Pour-plate 22 DAFTAR GAMBAR
  • 10. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM ix Sumber Karbon, Energi dan Elektron 4 Jenis Media 16 Contoh Media yang digunakan 17 Beberapa Media Kompleks Umum 18 DAFTAR TABEL
  • 11. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 1 Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes): Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan untuk: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe nutrisi mikroba. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengambilan nutrien dari lingkungan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam medium pertumbuhan mikroba. Indikator: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan untuk: Mahasiswa mampu menjelaskan tipe nutrisi mikroorganisme. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengambilan nutrien dari lingkungan Mahasiswa mampu menjelaskan medium pertumbuhan mikroba Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam medium mikroba. Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan makanan (organik dan anorganik) yang diambil dari lingkungannya. . Bahan makanan tersebut bisa berasal dari unsur” karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Nutrien adalah substansi organik dan anorganik yang dalam larutan melintasi membrane sitoplasma. Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipida yang kompleks dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi. Sel mikroba secara struktural kompleks dan menjalankan banyak fungsi. Untuk membangun komponen seluler baru dan kerja seluler, organisme harus memiliki persediaan bahan baku atau nutrisi dan sumber energi. Nutrisi adalah zat yang digunakan dalam biosintesis dan pelepasan energi dan diperlukan untuk pertumbuhan mikroba. Dalam bab ini kami menjelaskan kebutuhan nutrisi mikroorganisme, bagaimana mereka diperoleh, dan budidaya mikroorganisme tersebut. NUTRISI MIKROBA BAB 1
  • 12. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 2 Nutrisi Mikroba
  • 13. Pengertian Nutrisi Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh dan pertumbuhan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi. Nutrient memiliki peran utama antara lain adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karena itu bahan makanan yang diperlukan oleh mikroba terdiri dari “air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen“. Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian, Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 3 Nutrisi bagi mikroba adalah Sebuah Esensi Dasar untuk Kehidupan Mikroba
  • 14. Tabel 1. Elemen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme Elemen Proporsi sel prokariotik Berat Kering Fungsi Karbon 50% Komponen struktural dasar senyawa organik Oksigen 20% Kompnen dari banyak senyawa organik dan senyawa anorganik; O2 adalah akseptor elektron terakhir dalam respirasi aerob Nitrogen 14% Unsur asam amino dan nukleotida Hidrogen 8% Unsur- unsur senyawa anorganik; elektron atom hidrogen digunakan dalam reaksi redoks. Fosfor 3% Sebagai konstituen fosfat (PO42-) dari asam nukleat, fosfolipid, dan beberapa koenzim dan ATP Sodium 1% Kation digunakan untuk menjaga keseimbangan listrik sel Sulfur 1% Konstituen asam amino sistein dan metionin; ikatan disulfida penting untuk struktur tersier protein Kalium 1% Kation anorganik yang terlibat dalam menjaga keseimbangan listrik di dalam sel; kofaktor untuk beberapa enzim, termasuk beberapa yang terlibat dalam sintesis protein. Klorin 0,5% Anion anorganik utama terlibat dalam menjaga keseimbangan listrik sel Magnesium 0,5% Komponen klorofil; kofaktor untuk beberapa enzim Kalsium 0,5% Sebagian bertanggung jawab atas resistansi endospora bakteri; kofaktor untuk beberapa enzim; konstituen dari beberapa dinding sel alga dan kulit protozoa. Besi 0,25% Konstituen sitokrom dalam Sumber: Bauman, 2004 Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 4 Nutrisi Mikroba
  • 15. B. Tipe-tipe Nutrisi Mikroba 1. Makronutrien Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu disebut makronutrien (Tabel 2). Tabel 2. Unsur Makronutrien Karbon Organisme dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar berdasarkan sumber karbonnya. Organisme yang memanfaatkan sumber karbon anorganik (yaitu karbon dioksida) sebagai satu-satunya sumber karbon mereka disebut autotrof. Dinamakan demikian karena mereka memberi makan diri mereka sendiri, lebih tepatnya autotrof membuat senyawa organik dari CO2 dan oleh karena itu mereka tidak perlu senyawa organik dari organisme lain untuk memperoleh karbon. Elemen Bentuk yang biasa disediakan Terjadinya dalam sistem biologi Karbon (C) CO2, senyawa organik Komponen semua molekul organik, CO2 Hidrogen (H) H2O, senyawa organik Komponen molekul biologis, H + dilepaskan oleh asam Oksigen (O) O2, H2O, senyawa organik Komponen molekul biologis; diperlukan untuk metabolisme aerob Nitrogen (N) NH3, NO 3−, N2, senyawa N organik Komponen protein, asam nukleat Sulfur (S) H2S, SO42−, senyawa S organik Komponen protein; sumber energi untuk beberapa bakteri Fosfor (P) PO43− Ditemukan dalam asam nukleat, ATP, fosfolipid Kalium (K) Dalam solusi sebagai K + Ion intraseluler Sumber: Hogg, 2005 Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 5
  • 16. Sebaliknya, organisme heterotrof mengkatabolisasi molekul organik tereduksi (seperti protein, karbohidrat, asam amino, dan asam lemak) yang mereka peroleh dari organisme lain. Organisme juga dapat dikategorikan menurut bahan kimia atau cahaya yang dipakainya sebagai sumber energi untuk proses seluler seperti anabolisme, transportasi intraseluler dan motilitas. Organisme yang memperoleh energi dari reaksi redoks yang melibatkan bahan kimia anorganik dan organik disebut kemotrof. Sedangkan organisme yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya disebut Fototrof. Berdasarkan karbon dan sumber energi maka sebagian besar organisme dapat dikategorikan ke dalam satu dari empat kelompok dasar: photoautotroph, chemoautotrophs. Photoheterotrophs dan chemoheterotrophs (Tabel 3). Tumbuhan, beberapa protozoa dan alga adalah photoautotrophs dan hewan, jamur dan protozoa lainnya adalah chemoheterotrophs. Tabel 3. 4 Kelompok Dasar Organisme berdasarkan Karbon dan Sumber Energi Sumber Energi Cahaya Senyawa Kimia Sumber carbon Karbon dioksida Fotoautotrof Tumbuhan, ganggang, dan cyanobacteria menggunakan H20 untuk mengurangi CO2, menghasilkan 02 sebagai produk sampingan. Bakteri sulfur ungu tidak menggunakan H20 atau menghasilkan O2 Kemoautotrof Hidrogen, sulfur dan bakteri nitrifikasi. Senyawa organik Fotoheterotrof Bakteri nonsulfur hijau dan bakteri nonsulfur ungu Kemoheterotrof Respirasi Aerobik: sebagian besar hewan, jamur, dan protozoa. Respirasi Anaerob: beberapa hewan, Sumber: Bauman, 2004 Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 6
  • 17. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 16 (b) (c) Sumber: Prescott, 2008 Gambar 1. Bakteri fototrof. Bakteri fototrof memegang peranan penting dalam ekosistem perairan karena bisa menyebabkan bloom. (a). Cyanobacteria dan ganggang mekar (bloom) di kolam eutrofik, (b) bakteri belerang ungu tumbuh di rawa, (c ) bakteri belerang ungu di laguna limbah. Nutrisi Mikroba 7
  • 18. Berdasarkan jurnal dari Advinda Linda (2018) dengan judul “Pengaruh Sumber Karbon terhadap Produksi Sidefor dari Bakteri Pseudomonad Fluoresen” dengan hasil penelitian bahwa dengan hasil penambahan sumber karbon yang berbeda pada media tumbuh pseudomonad fluoresen mempengaruhi tingkat produksi siderofor isolat PfCas3 dan PfLAHp2. Terdapat interaksi antara sumber karbon yang diberikan terhadap produksi siderofor dari isolat PfCas3 dan PfLAHp2. Untuk lebih jelasnya, silahkan dibaca jurnal tersebut di link berikut ini: 2. Hidrogen Digunakan oleh beberapa spesies bakteri sebagaisumber energi (misalnya hydrogemonas). Organisme ini dapat tumbuh dalam larutan yang seluruhnya mengandung mineral dengan menggunakan CO2 dari udara sebagai sumber karbon dan mengoksidasi H2 menjadi H20 sebagai sumber energi. Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bioscience/article/view/10406 Berpikir Kritis Bakteri Filamen Beggiota memperoleh Karbon dari karbon dioksida dan electron serta energi dari hydrogen sulfide. Apa klasifikasi nutrisinya? Tidak semua organisme mudah diklasifikasikan. Misalnya, Euglena granulate biasanya menggunakan energi cahaya dan mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida. Namun, ketika dibiakkan pada media yang cocok dalam gelap, mikroba ini menggunakan energi dan karbon hanya dari senyawa organik. Apa klasifikasi nutrisi Euglena? https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/cr9500601 8
  • 19. 3. Oksigen Peranannya sangat penting terutama pada mekanisme memperoleh energi pada sel dan mempunyai hubungan terhadap kehidupan sel. Sumber dan pemakaian oksigen berbeda pada setiap species. Kelompok organisme sehubungan dengan penggunaan oksigen molekuler. a) Obligat Aerob Membutuhkan oksigen yang sangat banyak sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob. b) Obligat Anaerob Mikroorganisme yang termasuk kelompok ini tidak membutuhkan oksigen bebas, bahkan jika kontak dengan oksigen akan mengakibatkan penghambatan atau mematikan organisme tersebut. c) Fakultatif Anaerob Dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor electron dan sebagai gantinya diambil oksigen dari garam-garam seperti NaNO3 , Na2SO4 atau karbonat. d) Mikroaerofil Organisme dalam golongan ini mati atau terhambat pertumbuhannya oleh tegangan oksigen penuh. Pertumbuhan terbaiknya pada konsentrasi oksigen terbatas. e) Anaerob aerotolerant Anaerob aerotolerant tidak menggunakan metabolisme aerob, tetapi mereka menoleransi oksigen dengan memiliki beberapa enzim yang mendetoksifikasi bentuk beracun oksigen (Gambar 2). Species Oksigen reaktif selama interaksi awal mikroorganisme tumbuhan Untuk lebih jelasnya silahkan dilihat pada jurnal dengan link berikut ini. Nitrogen Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-produk hasil peruraiannya yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu. Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1744-7909.2010.00933.x 9
  • 20. Gambar 2. Penggunaan Oksigen Molekuler oleh Mikroorganisme (rumus kimia) 4. Nitrogen Unsur penting lainnya adalah nitrogen, yang terkandung dalam banyak senyawa organik, termasuk gugus amina dari asam amino dan sebagai bagian dari basa nukleotida. Nitrogen membentuk sekitar 14% dari berat kering sel mikroba. Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk- produk hasil peruraiannya yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu. Konsentrasi Oksigen Tinggi Penutup Longgar Rendah a b c d Aerob Obligat: Tidak dapat bertahan hidup di bawah kedalaman oksigen yang menembus medium Anaerob Obligat: Tidak dapat mentolerir oksigen anaerob fakultatif: dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, tetapi kemampuan mereka untuk menggunakan jalur pernapasan aerobik meningkatkan pertumbuhan mereka di dekat permukaan aerotolerant aerob: dapat tumbuh sama baiknya dengan atau tanpa oksigen: pertumbuhannya relatif merata di seluruh medium https://sci-hub.tw/10.1126/science.218.4570.371 Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM Nutrisi Mikroba 10
  • 21. Nitrogen juga diperlukan oleh semua mikroba untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawa- senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sejumlah nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan, karena nitrogen tersebut terkandung di dalam protein dan asam nukleat. Nitrogen juga dapat berperan dalam prosen pengomposan. Berdasarkan jurnal oleh Fatin Nur dengan judul “Composting Of Mixed Yard and Food Wastes With Effective Microbe” menunjukkan bahwa Penggunaan mikroba efektif (EM) yang parameternya meliputi nitrogen, fosfor dan kalium akan mempercepat proses pengomposan tersebut. Untuk lebih jelasnya, silahkan kalian baca jurnal tersebut pada link berikut: 5. Fosfor Fosfat (PO43- ) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A) , komponen dinding sel, beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adaga bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anoraganik bebas (Pi ). Diketahui juga bahwa Fosfor adalah nutrisi langka di banyak ekosistem tropis, namun bagaimana komunitas mikroba tanah mengatasi defisiensi fosfor yang membatasi pertumbuhan pada tingkat gen dan protein masih belum diketahui. Nutrisi Mikroba https://jurnalteknologi.utm.my/index.php/jurnalteknologi/article/view/2196 https://www.nature.com/articles/s41559-017-0463-5 3 Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 11
  • 22. 2. Mikronutrien Mikronutrien adalah unsur yang diperlukan oleh mikroba dalam jumlah yang relatif sedikit. Unsur-unsur yang termasuk mikronutrien dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 4. Unsur Mikronutrien Unsur-unsur di atas adalah beberapa yang diperlukan untuk kelangsungan aktifitas sel yang efisien. Aktivitas sel tersebut, diantaranya adalah pengaturan penyerapan hara, pengaturan aktivitas enzim, dan transfortasi electron selama biooksidasi. 4on-ion ini termasuk unsure hara mikro yang diperlukan dalam jumlah sedikit saja. Unsur-unsur ini berasal dari garam-garam. 3. Faktor Pertumbuhan (Growth factors). Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim (Tabel 5). Elemen Bentuk yang biasa disediakan Terjadinya dalam system biologi Tembaga (Cu) Dalam larutan seperti Cu +, Cu 2+ Koenzim; penghambat pertumbuhan mikroba Mangan (Mn) Dalam Larutan sebagai Mn2 + Koenzim Kobal (Co) Dalam Larutan sebagai Co2 + Vitamin B12 Seng (Zn) Dalam Larutan sebagai Zn2 + Koenzim; penghambat pertumbuhan mikroba Molybdenum (Mo) Dalam Larutan sebagai Mo2 + Koenzim Nikel (Ni Dalam Larutan seperti Ni2 + Koenzim Sumber: Hogg, 2005 Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 12 Nutrisi Mikroba
  • 23. Tabel 5. Faktor Pertumbuhan Mikroba. Banyak mikroorganisme yang tidak dapat mensintesis senyawa organik tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan oleh karena itu harus diberikan bersama dalam medium pertumbuhannya. Tiga kelompok utama seperti: asam amino, purin, dan pirimidin (diperlukan untuk sintesis asam nukleat) dan vitamin. Senyawa organik esensial yang tidak dapat disintesis organisme dikenal sebagai faktor pertumbuhan organik; mereka harus diperoleh langsung dari lingkungan. Satu kelompok faktor pertumbuhan organik untuk manusia adalah vitamin. Sebagian besar vitamin berfungsi sebagai koenzim, kofaktor organik yang dibutuhkan oleh enzim tertentu untuk berfungsi. Banyak bakteri dapat mensintesis semua vitamin mereka sendiri dan tidak bergantung pada sumber luar. Namun, beberapa bakteri kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk sintesis vitamin tertentu, dan bagi mereka vitamin tersebut merupakan faktor pertumbuhan organik. Faktor pertumbuhan organik lain yang dibutuhkan oleh beberapa bakteri adalah asam amino, purin, dan pirimidin Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 13 Growth Factor Fungsi Asam Amino Komponen protein Asam p-Aminobenzoic Prekursor asam folat, terlibat dalam sintesis asam nukleat Niacin (Asam Nikotinat) Prekursor NAD + dan NADP + Purin dan Pirimidin Komponen asam nukleat Pyridoxine (vitamin B6) Sintesis asam amino Riboflavin (vitamin B2) Prekursor FAD Sumber: Hogg, 2005 Sebuah kofaktor adalah komponen nonprotein dari suatu enzim (seringkali ion logam) yang penting untuk fungsi normalnya
  • 24. 4. Trace Element (Elemen Lainnya) Mikroba membutuhkan sejumlah kecil unsur mineral lainnya, seperti besi, tembaga, molibdenum, dan seng; ini disebut sebagai elemen jejak. Kebanyakan sangat penting untuk fungsi enzim tertentu, biasanya sebagai kofaktor. Meskipun unsur-unsur ini kadang- kadang ditambahkan ke media laboratorium, mereka biasanya diasumsikan secara alami hadir dalam air keran dan komponen media lainnya. Bahkan sebagian besar air suling mengandung jumlah yang memadai, tetapi air keran kadang-kadang ditentukan untuk memastikan bahwa mineral ini akan hadir di media kultur. Berdasarkan Jurnal oleh Advinda, Linda (2018) dengan judul “ The Addition of Several Mineral Sources on Growing Media of Fluorescent Pseudomonad for the Biosynthesis of Hydrogen Cyanide ” menyatakan bahwa Penambahan Beberapa Sumber Mineral pada Media Tumbuh Fluorescent Pseudomonad untuk Biosintesis Hidrogen Sianida”. Untuk lebih jelasnya, silahkan dibaca pada jurnal dengan link berikut ini: Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 14 https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/335/1/012016/meta https://www.youtube.com/watch?v=H0qPVxRCI5o https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1552526016326619 Berpikir Kritis Mengingat bahwa Haemophilus ducreyi adalah patogen kemoheterotrofik yang membutuhkan heme sebagai faktor pertumbuhan. Simpulkan bagaimana bakteri ini memfosforilasi sebagian besar ADP-nya untuk membentuk ATP. Pertahankan jawaban Anda.
  • 25. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 15 Langkah pertama dalam penggunaan nutrisi adalah penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel mikroba. Peyerapan nutrisi ini harus melalui mekanisme yang sesifik agar nutrisi yang diperlukan dapat diperoleh oleh mikroba tersebut. Mikroorganisme sering hidup di habitat yang kurang tersediannya nutrisi, mereka harus dapat mengangkut nutrisi dari larutan encer ke dalam sel terhadap gradien konsentrasi. Jadi, molekul nutrisi harus melewati membran plasma selektif permeabel yang mencegah jalan bebas sebagian besar zat sehingga mikroorganisme harus memanfaatkan beberapa mekanisme transportasi yang berbeda. Cara pengambilan nutrien dari lingkungan antara lain difusi yang difasilitasi, transportasi aktif, dan translokasi kelompok. Mikroorganisme eukariotik tidak menggunakan translokasi kelompok tetapi mengambil nutrisi dengan proses endositosis. A . D i f u s i P a s i f B e b e r a p a C. Cara Pengambilan Nutrien dari Lingkungan Nutrisi Mikroba
  • 26. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 16 Perhatikan bahwa tingkat difusi turun atau mencapai dataran tinggi di atas nilai gradien spesifik karena pembawa jenuh yaitu, protein pembawa mengikat dan mengangkut molekul terlarut sebanyak mungkin. Kurva yang dihasilkan menyerupai kurva enzim-substrat dan berbeda dari respons linear yang terlihat dengan difusi pasif. Protein pembawa juga menyerupai enzim dalam spesifisitasnya untuk zat yang diangkut; setiap pembawa selektif dan hanya akan mengangkut zat terlarut yang terkait erat. Meskipun protein pembawa terlibat, difusi yang difasilitasi benar-benar difusi. Gradien konsentrasi yang menjangkau membran mendorong pergerakan molekul, dan tidak diperlukan input energi metabolik. Gradien dapat dipertahankan dengan mengubah nutrisi yang diangkut ke senyawa lain. Setelah nutrisi berada di dalam sel eukariotik, gradien dapat dipertahankan dengan memindahkan nutrisi ke kompartemen membran lainnya. Beberapa perme terkait dengan keluarga Protein Intrinsik Utama (MIP). MIP memfasilitasi difusi molekul polar kecil. Mereka diamati di hampir semua organisme. Dua saluran MIP yang paling luas pada bakteri adalah aquaporin yang mengangkut air. MIP penting lainnya adalah fasilitator gliserol, yang membantu difusi gliserol. Meskipun banyak pekerjaan telah dilakukan pada mekanisme difusi yang difasilitasi, prosesnya belum dipahami sepenuhnya. Tampaknya kompleks protein pembawa meliputi membran (gambar 4). Gambar 3.Difusi Pasif dan Difusi Terfasilitasi. Ketergantungan tingkat difusi pada ukuran gradient kosentrasi zat terlarut (rasio konsentrasi ektraseluler dengan konsentrasi intraseluler). Perhatikan efek saturasi tinggi diatas nilai gradient spesifik ketika pembawa difusi terfasilitasi berkerja. Efek saturasi ini terlihat setiap kali protein pembawa terlibat dalam transportasi. Sumber : Prescott, 2008 Nutrisi Mikroba
  • 27. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 17 Setelah molekul terlarut berikatan dengan luar, pembawa dapat mengubah konformasi dan melepaskan molekul pada interior sel. Pembawa kemudian berubah kembali ke bentuk aslinya dan siap untuk mengambil molekul lain. Efek bersihnya adalah bahwa molekul hidrofilik dapat memasuki sel sebagai respons terhadap gradien konsentrasinya. Ingatlah bahwa mekanisme ini didorong oleh gradien konsentrasi dan oleh karena itu dapat dibalik. Jika konsentrasi zat terlarut lebih besar di dalam sel, itu akan bergerak ke luar. Karena sel memetabolisme nutrisi pada saat masuk, masuknya disukai. Meskipun gliserol diangkut oleh difusi yang difasilitasi pada banyak bakteri, difusi yang difasilitasi tampaknya bukan mekanisme pengambilan yang utama. Ini karena konsentrasi nutrisi seringkali lebih rendah di luar sel. Difusi yang difasilitasi jauh lebih menonjol dalam sel eukariotik di mana ia digunakan untuk mengangkut berbagai gula dan asam amino. C. Transpor Aktif Karena difusi yang difasilitasi dapat secara efisien memindahkan molekul ke interior hanya ketika konsentrasi zat terlarut lebih tinggi di bagian luar sel, mikroba harus memiliki mekanisme transportasi yang dapat memindahkan zat terlarut terhadap gradien konsentrasi. Ini penting karena mikroorganisme sering hidup di habitat yang ditandai dengan sumber nutrisi yang sangat encer. Mikroba menggunakan dua proses transportasi penting dalam situasi seperti itu: transportasi aktif dan translokasi kelompok. Keduanya adalah proses yang bergantung pada energi. Gambar 4. Model Difusi yang Difasilitasi. Pembawa membran (a) dapat mengubah konformasi setelah mengikat molekul eksternal dan kemudian melepaskan molekul pada interior sel. (b) Kemudian kembali ke posisi berorientasi luar dan siap untuk mengikat molekul terlarut lainnya, molekul akan terus masuk hanya selama konsentrasi mereka lebih besar di luar. Sumber : Prescott, 2008 Nutrisi Mikroba
  • 28. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 18 Transpor aktif adalah transpor molekul terlarut ke konsentrasi yang lebih tinggi, atau terhadap gradien konsentrasi, dengan input energi metabolisme. Karena transpor aktif melibatkan perme, ini menyerupai difusi yang difasilitasi dalam beberapa hal. Permeind mengikat zat terlarut tertentu dengan kekhususan besar untuk molekul yang diangkut. Molekul terlarut yang serupa dapat bersaing untuk protein pembawa yang sama dalam difusi yang difasilitasi dan transpor aktif. Transport aktif juga ditandai oleh efek saturasi pembawa pada konsentrasi zat terlarut tinggi (gambar 3). Namun demikian, transpor aktif berbeda dari difusi yang difasilitasi dalam penggunaan energi metaboliknya dan dalam kemampuannya untuk memekatkan zat. Inhibitor metabolik yang menghambat produksi energi akan menghambat transpor aktif tetapi tidak akan segera mempengaruhi difusi yang difasilitasi Pengangkut kaset pengikat ATP (pengangkut ABC) adalah contoh penting dari sistem transportasi aktif. Mereka diamati di Bakteri, Archaea, dan eucariota. Biasanya transporter ini terdiri dari dua domain rentang hidrofobik yang terkait pada permukaan sitoplasmiknya dengan domain pengikat duaATP (gambar 5). Domain-spanning domain membentuk pori-pori di membran dan domain yang mengikat -ATP mengikat dan menghidrolisisATP untuk mendorong pengambilan. Pengangkut ABC menggunakan protein pengikat substrat khusus, yang terletak di ruang periplasmic bakteri gram negatif atau melekat pada lipid membran pada permukaan eksternal membran plasma gram positif. Protein pengikat ini mengikat molekul yang akan diangkut dan kemudian berinteraksi dengan protein pengangkut membran untuk memindahkan molekul terlarut di dalam sel. E. coli mengangkut berbagai gula (arabinosa, maltosa, galaktosa, ribosa) dan asam amino (glutamat, histidin, leusin) melalui mekanisme ini. Mereka juga dapat memompa antibiotik menggunakan transporter ABC yang resistan terhadap beberapa obat. Gambar 5. Fungsi pengangkut ABC Sumber : Prescott, 2008 Nutrisi Mikroba
  • 29. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 19 Zat yang memasuki bakteri gram negatif harus melewati membran luar sebelum transporter ABC dan sistem transportasi aktif lainnya dapat mengambil tindakan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal ini. Ketika zat ini kecil, protein porin umum seperti OmpF (outermembraneprotein) dapat digunakan. Contoh pergerakan molekul kecil melintasi membran luar disediakan oleh sistem serapan fosfat E. coli. Fosfat anorganik melintasi membran luar dengan menggunakan saluran protein porin. Kemudian, salah satu dari dua sistem transportasi memindahkan fosfat melintasi membran plasma. Sistem mana yang digunakan tergantung pada konsentrasi fosfat. Sistem PIT berfungsi pada konsentrasi fosfat yang tinggi. Ketika konsentrasi fosfat rendah, sistem transporter ABC yang disebut PST (transport spesifik- fosfat) membawa fosfat ke dalam sel, menggunakan protein pengikat periplasma. Berbeda dengan molekul kecil seperti fosfat, pengangkutan molekul yang lebih besar, seperti vitamin B12, membutuhkan penggunaan reseptor membran luar afinitas tinggi khusus yang berfungsi dalam hubungan dengan transporter spesifik dalam membran plasma. Gradien proton juga dapat menggerakkan transpor aktif secara tidak langsung, seringkali melalui pembentukan gradien ion natrium. Sebagai contoh, sistem transportasi natrium E.coli memompa natrium ke luar sebagai respons terhadap pergerakan ke dalam proton (gambar 6). Transportasi yang saling terkait di mana zat-zat yang diangkut bergerak ke arah yang berlawanan disebut antiport. Gradien natrium yang dihasilkan oleh sistem antiport proton ini kemudian menggerakkan pengambilan gula dan asam amino. Meskipun tidak dipahami dengan baik, diperkirakan bahwa ion natrium menempel pada protein pembawa, menyebabkannya berubah bentuk. Pembawa kemudian mengikat gula atau asam amino dengan erat dan mengarahkan situs pengikatannya ke bagian dalam sel. Karena konsentrasi natrium intraseluler yang rendah, ion natrium terdisosiasi dari pembawa, dan molekul lainnya mengikuti. Protein pengangkut E. coli membawa gula melibiosa dan asam amino glutamat ketika natrium secara bersamaan bergerak ke dalam. Sodium symport atau cotransport juga merupakan proses penting dalam sel eucaryotic di mana ia digunakan dalam pengambilan gula dan asam amino. Namun, ATP, daripada kekuatan motif proton, biasanya mendorong transportasi natrium dalam sel eukariotik. Untuk lebih jelasnya, silahkan di baca jurnal dengan link berikut: http://reader.elsevier.com Nutrisi Mikroba
  • 30. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 20 D. Translokasi Grup Dalam transpor aktif, molekul terlarut bergerak melintasi membran tanpa modifikasi. Jenis transportasi lain, yang disebut translokasi kelompok, secara kimia mengubah molekul ketika dibawa ke dalam sel. Translokasi kelompok adalah jenis transpor aktif karena energi metabolik digunakan selama pengambilan molekul. Ini jelas ditunjukkan oleh sistem translokasi kelompok yang paling terkenal, phosphoenolpyruvate: sugar phosphotransferase system (PTS), yang diamati pada banyak bakteri. PTS mengangkut berbagai gula sambil memfosforasinya, menggunakan fosfoenolpiruvat (PEP) sebagai donor fosfat. Gambar 6. Transpor Aktif menggunakan proton dan gradient sodium Sumber : Prescott, 2008 Seringkali mikroorganisme memiliki lebih dari satu sistem transportasi untuk setiap nutrisi, seperti yang dapat dilihat dengan E. coli. Bakteri ini memiliki setidaknya lima sistem transportasi untuk gula galaktosa, tiga sistem masing-masing untuk asam amino glutamat dan leusin, dan dua kompleks transportasi kalium. Ketika ada beberapa sistem transportasi untuk zat yang sama, sistem tersebut berbeda dalam sifat-sifat seperti sumber energi mereka, afinitasnya terhadap zat terlarut yang diangkut, dan sifat regulasi mereka. Keragaman ini memberi mikroba keunggulan kompetitif tambahan dalam lingkungan variabel Nutrisi Mikroba
  • 31. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 21 PEP + gula (luar) → piruvat + gula-fosfat (di dalam) PEP adalah perantara penting dari jalur biokimia yang digunakan oleh banyak chemoorganoheterotrophs untuk mengekstraksi energi dari sumber energi organik. PEP adalah molekul berenergi tinggi yang dapat digunakan untuk mensintesis ATP, mata uang energi sel. Namun, ketika digunakan dalam reaksi PTS, energi yang ada dalam PEP digunakan untuk memberi energi penyerapan daripada sintesis ATP. Pemindahan fosfat dari PEP ke molekul yang masuk melibatkan beberapa protein dan merupakan contoh sistem fosforelay. Dalam E. coli dan Salmonella, PTS terdiri dari dua enzim dan protein stabil panas berat molekul rendah (HPr). HPr dan enzim I (EI) adalah sitoplasma. Enzim II (EII) lebih bervariasi dalam struktur dan sering terdiri dari tiga subunit atau domain. EIIA adalah sitoplasma dan larut. EIIB juga bersifat hidrofilik dan sering melekat pada EIIC, protein hidrofobik yang tertanam dalam membran. Aphosphate ditransfer dari PEP ke enzim II dengan bantuan enzim I dan HPr (gambar 6). Kemudian, molekul gula difosforilasi karena dibawa melintasi membran oleh enzim II. Enzim II mengangkut hanya gula spesifik dan bervariasi dengan PTS, sedangkan enzim I dan HPr adalah umum untuk semua PTS. PTS tersebar luas di bakteri. Sebagian besar anggota genera Escherichia, Salmonella, Staphylococcus, serta banyak bakteri anaerob fakultatif lainnya (bakteri yang tumbuh baik dengan ada atau tidak adanya O2) memiliki sistem fosfotransferase; beberapa bakteri anaerob yang diwajibkan (mis., Clostridium) juga memiliki PTS. Namun, sebagian besar bakteri aerob, kecuali beberapa spesies Bacillus, tampaknya kekurangan PTS. Banyak karbohidrat yang diangkut oleh PTS. E. coli mengambil glukosa, fruktosa, manitol, sukrosa, N-asetilglukosamin, selobiosa, dan karbohidrat lain dengan translokasi kelompok. Selain perannya dalam transportasi, protein PTS dapat mengikat zat kimia, ke arah mana bakteri bergerak melalui proses kemotaksis. Nutrisi Mikroba
  • 32. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 22 Media adalah suatu substansi yang komposisinya terdiri dari nutrisi tertentu yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat bakteri. Komposisi nutrisi media yang komplit mengandung somber karbon, nitrogen, belerang, fosfat, logam mikro, vitamin, penyubur, NaCl dan air. Kristal violet, Selain bahan-bahan nutrisi yang disyaratkan bagi pertumbuhan bakteri ada pula kedalam media tertentu ditambahkan bahan-bahan kimia/ antibiotic tertentu, dengan maksud untuk menghambat/membunuh bakteri.jamur yang tak diinginkan, terutama pada waktu isolasi, serta penambahan zat penunjuk (indikator), untuk mempelajari/mendeteksi misainya fermentasi karbohidrat yang ada dalam media. Bahan-bahan pengbambat yang biasa dipakai antara lain :kristal violet, brilian gren, bile sale, natrium selenit, berbagai macam antibiotic dan anti jamur (fungizon) sedangkan zat penunjuk yang sering dipakai adalah : fenol red, neutral red dan bromthimol blue. Selain persyaratan nutrisi dan penambahan bahan penghambat ada pula beberapa kondisi fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, seperti suhu,keadaan udara dan derajat keasaman/pH. (Tabel 6) Gambar 6. Translokasi Grup: Transportasi PTS Bakteri. Dua contoh fosfoenolpiruvat: sistem gula fosfotransferase (PTS) diilustrasikan. Komponen berikut ini terlibat dalam sistem: fosfoenolpiruvat (PEP), enzim I (EI), protein heatstable berat molekul rendah (HPr), dan enzim II (EII) ). Fosfat berenergi tinggi ditransfer dari HPr ke EIIA yang larut. Eeiia melekat pada EIIB dalam sistem transportasi manitol dan terpisah dari EIIB dalam sistem glukosa. Dalam kedua kasus tersebut fosfat bergerak dari EIIA ke EIIB, dan kemudian dipindahkan ke gula selama transportasi melalui membran. Hubungan lain antara komponen EII adalah mungkin. Misalnya, IIA dan IIB dapat membentuk protein larut terpisah dari kompleks membran; fosfat masih bergerak dari IIA ke IIB dan kemudian ke domain membran (s ). Sumber : Prescott, 2008 D. Medium Pertumbuhan Nutrisi Mikroba
  • 33. Tabel 6. Kondisi Fisik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi media sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti. Media ini digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan menjadi : media cair, media padat, dan media padat yang dapat dicairkan. Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 23 Kondisi Fisik Tipe Bakteri Kondisi Biakan/ Inkubasi Suhu Oksigen pH Cahaya Psikrofil Mesofil Termofil Obligat Fakultatif Aerob Anaerob Fakultatif Anaerob Mikroaerofilik Bakteri pada hewan atau tumbuhan Fotosintetik (Fotoautotrof) 00-300 C 250- 470 C 450-750 C 250-550C O2 bebas mutlak perlu Mati bila ada O2 bebas Tumbuh baik ada O2 / tidak Tumbuh baik dengan sedikit O2 bebas Ph optimum 6,5-7,5 Harus ada sumber cahaya Sumber : Prescott, 2008
  • 34. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 24 Dalam kasus seperti itu, fungsi medium juga akan menentukan komposisinya. Media kultur dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter: konstituen kimia dari mana mereka dibuat, sifat fisiknya, dan fungsinya (tabel 6). Jenis media yang ditentukan oleh parameter ini dijelaskan di sini. Tabel 7. Jenis Media Media di mana semua komponen kimia dikenal adalah media sintetis atau didefinisikan. Ini dapat dalam bentuk cair (kaldu) atau dipadatkan oleh agen seperti agar, seperti yang dijelaskan dalam bagian berikut. Media yang sudah didefinisikan lebih sering digunakan sebagai biakan-biakan autotrof polototrofik seperti cyanobacteria dan prototosintesis fotosintesis. Mereka dapat tumbuh pada media yang relatif sederhana yang mengandung CO2 sebagai sumber karbon (sering ditambahkan sebagai natrium karbonat atau bikarbonat), nitrat atau amonia sebagai sumber nitrogen, sulfat, fosfat, dan berbagai mineral (tabel 7). Banyak heterotrof chemoorganotrophic juga dapat tumbuh di media yang didefinisikan dengan glukosa sebagai sumber karbon dan garam amonium sebagai sumber nitrogen. Tidak semua media yang didefinisikan sesederhana contoh pada tabel 7 tetapi dapat dibangun dari puluhan komponen. Media yang didefinisikan digunakan secara luas dalam penelitian, karena sering diinginkan untuk mengetahui apa yang dimetabolisme oleh mikroorganisme eksperimental. Media yang mengandung beberapa komposisi bahan kimia yang tidak diketahui adalah media yang kompleks. Media seperti ini sangat berguna, karena media kompleks tunggal mungkin cukup kaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi banyak mikroorganisme yang berbeda. Selain itu, media kompleks sering diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikroorganisme tertentu tidak diketahui, dan dengan demikian media yang ditentukan tidak dapat dibangun Sifat Fisik Komposisi Kimia Jenis Fungsional Cair Sintetis Mendukung (tujuan umum) Semi solid Kompleks Selektif Padat Diferensial Jenis Fisik dan Kimia Media Pertumbuhan Nutrisi Mikroba Sumber : Prescott, 2008
  • 35. Kategori Umum Media Budaya Mengingat keragaman prokariota, tidak mengherankan bahwa ratusan jenis media berbeda tersedia. meskipun demikian, beberapa organisme yang secara medis penting dan sebagian besar yang belum hidup di laboratorium belum berkembang. Tabel 8 merangkum karakteristik contoh media yang representatif. Tabel 8. Karakteristik media representatif yang digunakan untuk membudidayakan bakteri Medium Karakteristik Blood Agar Chocolate Agar Glucose– Salts Agar MacConkey Agar Medium kompleks digunakan secara rutin di laboratorium klinis. diferensial karena koloni organisme hemolitik dikelilingi oleh zona pembersihan sel darah merah. tidak selektif Medium kompleks yang digunakan untuk membiakkan bakteri rewel, khususnya yang ditemukan dalam spesimen klinis. Tidak selektif atau diferensial Medium yang ditentukan secara kimia. digunakan dalam percobaan laboratorium untuk mempelajari kebutuhan nutrisi bakteri. tidak selektif atau diferensial. Media kompleks yang digunakan untuk mengisolasi batang gram negatif yang biasanya berada di usus. Selektif karena garam empedu dan pewarna menghambat organisme Gram- positif dan kokus gram-negatif. Berbeda karena indikator pH berubah menjadi merah muda-merah ketika gula dalam medium, laktosa, difermentasi. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 25 Nutrisi Mikroba
  • 36. Media yang kompleks Media kompleks mengandung berbagai bahan seperti kaldu daging dan protein yang dicerna yang diperlukan oleh mikroba. Media jenis ini mudah dibuat. Meskipun jumlah spesifik setiap bahan dalam medium, Komposisi kimiawi yang tepat dari zat-zat tersebut bisa sangat bervariasi. Salah satu bahan umum adalah pepton, campuran asam amino dan peptida pendek yang diproduksi dengan mencerna berbagai protein yang berbeda. Zat lain, seperti ekstrak (komponen yang larut dalam air dari suatu zat seperti daging sapi tanpa lemak), sering ditambahkan untuk menyediakan vitamin dan mineral. Kompleks umum, medium-nutrisi-kaldu-terdiri dari pepton dan ekstrak daging sapi dalam air suling. jika agar ditambahkan, maka hasil nutrien. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video di link berikut ini: Medium Karakteristik Nutrient Agar Thayer– Martin Agar Media kompleks digunakan untuk pekerjaan laboratorium rutin. mendukung pertumbuhan berbagai bakteri yang tidak rewel. Tidak selektif atau diferensial Media kompleks yang digunakan untuk mengisolasi spesies Neisseria, yang rewel. Selektif karena mengandung antibiotik yang menghambat sebagian besar organisme kecuali spesies Neisseria. Bukan diferensial Sumber : Nester, 2012 https://www.youtube.com/watch?v=LC4BYhOJH5Q Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 26 Nutrisi Mikroba
  • 37. Tabel 9. Beberapa Media Kompleks Umum Kaldu Nutrisi Jumlah (g / liter) Peptone (gelatin hidrolisat) 5 Ekstrak daging sapi 3 Tryptic Soy Broth Tryptone (intisari pankreas dari casein) 17 Peptone (kecap kedelai) 3 Glukosa 2.5 Sodium klorida 5 Dipotassium phosphate 2.5 Agar MacConkey Intisari pankreas gelatin 17 Intisari pankreas kasein 1.5 Intisari peptik jaringan hewan 1.5 Laktosa 10.0 Garam empedu 1.5 Sodium klorida 5.0 Neutral red 0.03 Kristal ungu 0.001 Agar 13.5 Sumber : Prescott, 2008 Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 27
  • 38. Media yang Didefinisikan Secara Kimia Media yang didefinisikan secara kimia terdiri dari jumlah yang tepat dari bahan kimia murni. jenis media ini umumnya hanya digunakan untuk eksperimen penelitian tertentu ketika jenis dan jumlah nutrisi harus dikontrol dengan tepat. Media yang didefinisikan secara kimiawi yang disebut glukosa-Salts Agar mendukung pertumbuhan E.coli dan hanya mengandung bahan-bahan kimia yang tercantum dalam tabel 10. Sel-sel tumbuh lebih lambat dalam media ini daripada dalam kaldu nutrisi karena mereka harus mensintesis semua komponen sel mereka dari glukosa. Resep yang lebih rumit yang mengandung sebanyak 46 bahan yang berbeda harus digunakan untuk membuat media yang didefinisikan secara kimiawi yang mendukung pertumbuhan bakteri cepat Neisseria gonorrhoeae (penyebab gonore). Tabel 10. Bahan dalam Dua Jenis Media yang Mendukung Pertumbuhan E.Coli Nutrient Broth (Kaldu Nutrisi) Glucose– Salts Broth (Medium yang ditentukan secara kimia) Pepton Ekstrak Daging Air Glukosa Dipotassium fosfat Monopotassium Fosfat Magnesium Sulfat Ammonium Sulfat Kalsium Klorida Besi Sulfat Air Sumber : Nester, 2012 https://www.youtube.com/watch?v=q6ovHPJEM0s Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 28 Nutrisi Mikroba
  • 39. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 29 Jenis Khusus Media Kultur Untuk mendeteksi atau mengisolasi suatu spesies dari populasi campuran, seringkali perlu untuk membuat spesies itu lebih umum atau jelas. Untuk keperluan ini digunakan media selektif dan diferensial. Mereka dapat menjadi kompleks atau didefinisikan secara kimia, tergantung pada kebutuhan ahli mikrobiologi. 1. Media selektif Media selektif menghambat pertumbuhan spesies tertentu, membuatnya lebih mudah untuk mengisolasi spesies yang dicari. Misalnya, Thayer-Martin Agar digunakan untuk mengisolasi Neisseria gonorrhoeae dari spesimen klinis. Thayer-Martin adalah agar coklat yang telah ditambahkan tiga atau lebih obat antimikroba. Antimikroba menghambat jamur, bakteri Gram-positif dan batang gram negatif, tetapi tidak semua strain N. gonorrhoeae. Karena itu, patogen dapat tumbuh pada medium dengan sedikit kompetisi (Gambar 8). Agar MacConkey digunakan untuk mengisolasi. Batang gram negatif dari berbagai spesimen klinis seperti urin. Selain mengandung pepton dan nutrisi lain, media ini mencakup dua senyawa penghambat-kristal violet (pewarna yang menghambat bakteri Gram-positif) dan garam empedu (senyawa yang menghambat sebagian besar bakteri non-usus. Gambar 8. Media Selektif Nutrisi Mikroba Sumber : Nester, 2012 https://www.youtube.com/watch?v=-iH0WA_cWFc
  • 40. Differensial Media Media diferensial mengandung zat yang diubah mikroba tertentu dengan cara yang mudah dikenali. Agar darah berbeda karena bakteri yang menghasilkan hemolysin-protein yang menyebabkan sel darah merah pecah-dikelilingi oleh zona pembersihan yang disebut hemolysis (gambar 9). (a) Gambar 9. Blood Agar. Media kompleks ini adalah diferensial untuk hemolisis.media kompleks ini adalah diferensial untuk hemolisis. (a) zona pembersihan menyeluruh di sekitar koloni yang tumbuh pada agar darah disebut beta hemolisis.B) Zona kliring kehijauan disebut alfa hemolysis. Karakteristik yang mudah diamati ini penting secara medis karena beberapa patogen dapat dibedakan berdasarkan jenis hemolisisnya. Sebagai contoh, koloni Streptococcus pyogenes (penyebab strep throut) menghasilkan zona hemolisis yang jelas yang disebut beta hemolisis. Ini membuat mereka menonjol dari spesies Streptococcus yang hidup tanpa bahaya di tenggorokan. Banyak dari ini menunjukkan alfa hemolisis, yang berarti koloni mereka dikelilingi oleh zona pembukaan parsial kehijauan; streptokokus lain tidak berpengaruh pada sel darah merah. Koloni Zona Bersih (b) Sumber : Nester, 2012 https://www.youtube.com/watch?v=kFQ8RujNT98 https://jcm.asm.org/content/17/1/16.short Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 30 Nutrisi Mikroba
  • 41. Agar MacConkey adalah diferensial dan selektif. Selain bahan-bahannya sudah disebutkan, mengandung laktosa dan indikator pH. Bakteri yang memfermentasi gula menghasilkan asam, yang mengubah indikator pH menjadi merah muda. Koloni bakteri yang memfermentasi laktosa berwarna merah muda pada agar MacConkey, sedangkan koloni bakteri negatif laktosa tidak berwarna (Gambar 10). Gambar 10. MacConkey Agar. Media kompleks ini adalah diferensial untuk fermentasi laktosa dan selektif untuk batang Gram-Negatif. Untuk lebih jelasnya, silahkan dilihat pada video di link berikut ini: Berdasarkan penelitian oleh Kaskar (2018) dengan judul “Evaluasi komparatif kinerja dan efektivitas biaya HiCrome UTI Agar dalam mendeteksi patogen saluran kemih” menunjukkan bahwa HiCrome UTI agar menawarkan metode yang sangat baik dan menghemat waktu untuk identifikasi andal dari sebagian besar uropatogen dan diferensiasi kultur bakteri campuran dalam lempeng kultur primer dibandingkan dengan sistem kultur konvensional (macConkey Agar dan Blood Agar). Untuk lebih lengkapnya, silahkan dibaca dilink berikut ini: Sumber : Nester, 2012 https://www.youtube.com/watch?v=lbaow5X-GTE www.allresearchjournal.com/archives/2018/vol4issue7/PartF/4-7-62- 541.pdf Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 31 Nutrisi Mikroba
  • 42. Penggolongan media berdasarkan Bentuknya Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media tersebut adalah: 1. Media Padat Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih 15%. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalga. Misalnya agar Nutrient (nutrient agar= NA), agar kentang dekstrosa (Potato dextrose agar = PDA) dan sebagainya. Media padat berupa media padat datar (di cawan petri), padat miring (di tabung reaksi) maupun padat tegak (di tabung reaksi). Gambar 11. Medium NA dan PDA a. Nutrient Agar( NA) b. PDA Nutrien Agar (NA) adalah medium umum untuk uji air. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Sumber : Atlas, 2011 Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 32 Nutrisi Mikroba
  • 43. PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 2. Media Cair Media cair adalah media yang tidak mengandung agar. Umumya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Contohnya adalah NB(Nutrient Broth) dan LB (Lactose Broth) (Gambar 12). Gambar 12. Perbedaan Nutrient Broth dan Lactose Broth a.Nutrient Broth b. Lactose Broth Nutrient Broth Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. B. Lactose Broth Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.  B. Media Semi Padat Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3%- 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau "fakultatif" Sumber : Atlas, 2011 Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 33 (a) (b)
  • 44. 3. Media Semi padat (semi solid) Media semi padat dibuat dengan menambahkan agar sebanyak 0,3-0,8% (3-8 g/l) pada media cair, agar yang ditambahkan lebih sedikit dibandingkan dengan agar untuk media padat. Umumnya digunakan untuk menguji motilitas/pergerakan sel. B. Berdasarkan Komposisi/ Susunannya Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar (Gambar 13). Gambar 13. Tomato Juice Agar 2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. 3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar (Gambar 14). Gambar 14. MacConkey Agar C. Perbedaan Pertumbuhan Media diferensial memiliki konstituen yang menyebabkan perubahan yang dapat diamati (perubahan warna atau perubahan pH) dalam medium ketika reaksi kimia tertentu terjadi. Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 34 Sumber : Atlas, 2011 Sumber : Atlas, 2011
  • 45. Penemuan Agar sebagai Zat Pemadat dan Isolasi Kultur Murni Media kultur awal adalah cairan yang membuat isolasi bakteri untuk mempersiapkan kultur murni. Dalam praktiknya, campuran bakteri d i encerk a n berturut- t u r u t sampai h a n y a satu o r ganism yang ada dalam wadah kultur. Jika semuanya berjalan dengan baik, bakteri yang diisolasi akan bereproduksi untuk menghasilkan kultur murni. Pendekatan ini membosankan, memberikan hasil variabel, dan terganggu oleh masalah kontaminasi. Kemajuan dalam mengisol a s i bakte r i pato g en dapa t dipah a mi lam b at. Pengembangan teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme di media padat dan secara efisien mendapatkan kultur murni adalah karena upaya ahli bakteriologi Jerman Robert Koch dan rekan-rekannya. Pada tahun 1881 Koch menerbitkan sebuah artikel yang menggambarkan penggunaan kentang rebus, diiris dengan pisau yang disterilkan dengan api, pada kultur bakteri. Permukaan irisan kentang steril diinokulasi dengan bakteri dari ujung jarum, dan kemudian bakteri tercoreng di permukaan sehingga beberapa sel individu akan dipisahkan dari sisanya. Irisan diinkubasi di bawah guci lonceng untuk mencegah kontaminasi udara, dan sel-sel yang terisolasi berkembang menjadi koloni murni. Sayangnya banyak bakteri tidak tumbuh dengan baik pada irisan kentang. Pada waktu yang hampir bersamaan, Frederick Loeffler, rekan Koch, mengembangkan media pepton ekstrak daging untuk membudidayakan bakteri patogen. Koch memutuskan untuk mencoba memperkuat media ini. Koch adalah seorang fotografer amatir — ia adalah orang pertama yang mengambil fotomikrograf bakteri — dan berpengalaman dalam menyiapkan pelat fotografinya sendiri dari garam perak dan gelatin. Justru pendekatan yang sama digunakan untuk menyiapkan media yang solid. Dia menyebarkan campuran medium dan gelatin Loeffler di atas piring kaca, membiarkannya mengeras, dan menginokulasi permukaan dengan cara yang sama seperti dia menginokulasi kentang irisnya. Media padat baru bekerja dengan baik, tetapi tidak bisa diinkubasi pada suhu 37 ° C (suhu terbaik untuk kebanyakan bakteri patogen manusia) karena gelatin akan meleleh. Selanjutnya, beberapa bakteri mencerna gelatin. Nutrisi Mikroba Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 35
  • 46. untuk kebanyakan bakteri patogen manusia) karena gelatin akan meleleh. Selanjutnya, beberapa bakteri mencerna gelatin. Sekitar setahun kemudian, pada tahun 1882, agar pertama kali digunakan sebagai agen pemadat. Itu telah ditemukan oleh pemilik penginapan Jepang, Minora Tarazaemon. Ceritanya dia membuang sup rumput laut tambahan dan menemukan keesokan harinya bahwa itu telah mengental selama malam musim dingin. Agar telah digunakan oleh Hindia Belanda Timur untuk membuat jeli dan selai. Fannie Eilshemius Hesse (lihat gambar 1.7), istri Walther Hesse New Jerseyborn, salah satu asisten Koch, telah belajar agar-agar dari seorang kenalan Belanda dan menyarankan penggunaannya ketika dia mendengar kesulitan dengan gelatin. Media agar-dipadatkan adalah sukses instan dan terus menjadi penting dalam semua bidang mikrobiologi. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 36 Nutrisi Mikroba
  • 47. RINGKASAN Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 37 Mikroorganisme membutuhkan nutrisi, bahan yang digunakan dalam biosintesis dan membuat energi tersedia. 1. Persyaratan Nutrisi Umum a.Unsur makro atau unsur makro (C, O, H, N, S, P, K, Ca, Mg, dan Fe) dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar. b. unsur mikro (misalnya Mn, Zn, Co, Mo, Ni, dan Cu) digunakan dalam jumlah yang sangat kecil. 2 Persyaratan untuk Karbon, Hidrogen, Oksigen, dan Elektron a. Semua organisme membutuhkan sumber karbon, hidrogen, oksigen, dan elektron. b. Heterotrof menggunakan molekul organik sebagai sumber karbonnya. Molekul- molekul ini seringkali memasok hidrogen, oksigen, dan elektron juga. Beberapa heterotrof juga memperoleh energi dari sumber karbon organiknya. c. Autotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbon primer atau satu-satunya; mereka harus mendapatkan hidrogen dan elektron dari sumber lain. 3. Jenis Nutrisi Mikroorganisme a. Mikroorganisme dapat diklasifikasikan berdasarkan energi dan sumber elektronnya. Phototroph. menggunakan energi cahaya, dan chemotroph memperoleh energi dari oksidasi senyawa kimia. b. Elektron diekstraksi dari zat anorganik tereduksi oleh lithotrophs dan dari senyawa organik oleh organotrophs 4. Ahli mikrobiologi membiakkan mikroorganisme dengan memindahkan inokulum dari spesimen klinis atau lingkungan ke dalam media seperti kaldu atau media padat. mikrorganisme tumbuh menjadi suatu budaya. pada permukaan padat, kultur dilihat sebagai koloni. Nutrisi Mikroba
  • 48. Pilihan Ganda Manakah dari berikut ini yang dapat tumbuh dalam cawan petri? a. Anaerob. b. Sebuah koloni di permukaan agar-agar c. Virus pada permukaan agar-agar d. Barofil 2. Manakah dari berikut ini yang bukan merupakan faktor pertumbuhan untuk berbagai mikroba? a. kolesterol b. air c. Vitamin d. Besi 3. Bentuk oksigen yang paling reaktif adalah… a. Radikal hidroksil b. Anion peroksida c. Radikal superoksida d. Oksigen tunggal 4. Dalam media yang ditentukan, a. Komposisi kimia yang tepat dari medium b. Agar tersedia untuk nutrisi mikroba c. Darah yang dimasukkan d. Bahan kimia organik tidak termasuk 5. Organisme yang dapat ditemukan tumbuh subur di perairan es digambarkan sebagai… a. Barofil b. Termofil c. Mesofil d. Psikrofil B. Jawaban Singkat 1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi mikroorganisme? Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 38 EVALUASI Nutrisi Mikroba
  • 49. C. Critical Thinking 1. Jumlah pelat yang layak digunakan untuk memperkirakan ukuran populasi ketika kepadatan mikroorganisme tinggi, sedangkan filtrasi membran digunakan ketika kepadatan rendah. mengapa plat layak dihitung ketika kepadatan tinggi, tetapi tidak ketika kepadatan rendah? Seorang ahli mikrobiologi menggambarkan suatu organisme sebagai basil kemoheterotrofik, aerotolerant, mesofilik, fakultatif halofilik. Jelaskan fitur metabolisme dan struktural organisme tersebut Bakteri Beggiatoa berserabut mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida dan elektron dan energi dari hidrogen sulfida. apa klasifikasi nutrisinya? Tidak semua organisme mudah diklasifikasikan. misalnya, euglena granulata biasanya menggunakan energi cahaya dan mendapatkan karbonnya dari karbon dioksida. namun, ketika dibiakkan pada media yang cocok dalam gelap, mikroba ini menggunakan energi dan karbon hanya dari senyawa organik. apa klasifikasi nutrisi euglena? 4. Menurut Anda mengapa asam amino, purin, dan pirimidin sering kali merupakan faktor pertumbuhan, sedangkan glukosa tidak? 5. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 39 Nutrisi Mikroba NILAI
  • 50. Buku Ajar Mikrobiologi Berbasis STM 40 DAFTAR PUSTAKA Bauman, W. Robert. 2004. Microbiology. San Francisco: Pearson Education. Black, Jacquelyn G. 2008. Microbiology Priciples and Explorations. Amerika: John Wiley & Sons, Ltd. De Man, J. C., Rogosa, D., & Sharpe, M. E. (1960). A medium for the cultivation of lactoba cilli. Journal of applied Bacteriology, 23(1), 130-135. Hogg, Struart. 2005. Essential Microbiology. England: John Wiley & Sons, Ltd. Leboffe, Michael J dan Burton E. Pierce. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory. Amerika: Morton Publishing. Pelczar, J. Michael dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. Pommervile, Jeffrey C. 2011. Alcamo’s Fundamental of Microbiology, 9th ed, Jones and Barlett Publisher, Sudbury, Massachusetts. Tortora, Gerard J., Berdell R. Funke, Christine L. Case. 2010. Microbiology in Introduction. 10th edition USA: Benjamin Cummings, an Imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Willey, J. M., Sherwood, L.M , Woolverton C.J. 2008. Prescoot Harley dan Klein’s Microbiology Seventh Edition. Mc. Graw Hill: Singapore