SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran tersebut dalam 
kehidupannya dapat dilihat oleh mata telanjang dan ada yang tidak dapat langsung dilihat 
oleh mata telanjang. Oleh karena itu untuk melihat makhluk tersebut yaitu dengan 
menggunakan alat pembesar seperti mikroskop ataupun loop. Karena itulah makhluk 
yang dilihat dengan mikroskop tersebut disebut sebagai mikroorganisme dikarenakan 
ukurannya yang terlalu kecil. 
Tetapi biarpun ukurannya kecil, mikroorganisme juga memiliki kebutuhan layaknya 
makhluk hidup yang lain. Kebutuhan tersebut dapat berupa fisik maupun kimia. Selain 
itu, mikroorganisme juga melakukan proses perkembangbiakkan. Proses 
perkembangbiakkan dilakukan oleh mikroorganisme agar mereka tidak punah. Dalam 
pertumbuhan mikroorganisme, mereka memiliki beberapa fase pertumbuhan sel dan 
pertumbuhan mikroorganisme dapat dikendalikan oleh beberapa cara. 
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kebutuhan kimia mikroorganisme khususnya 
tentang kebutuhan nutrient mikroorganisme. Selain itu, akan dibahas pula tentang proses 
pertumbuhan mikroba dan metode pengendalian pertumbuhan mikroba. 
1.2 Tujuan 
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu: 
1. Mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme dan fungsinya. 
2. Mengetahui proses pertumbuhan mikroba. 
3. Mengetahui metode pengendalian mikroba.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 KEBUTUHAN NUTRISI MIKROORGANISME 
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup berukuran kecil. Walaupun mikoorganisme 
tersebut kecil tetapi mikroorganisme juga memiliki kebutuhan dan pertumbuhan 
hidupnya. Adapun kebutuhannya berupa kebutuhan fisik maupun kimia. 
Kebutuhan fisik berupa kebutuhan: suhu, Ph dan tekanan osmotik. 
Kebutuhan kimia berupa kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan hidupnya. 
Adapun kebutuhan kimianya, yaitu : 
a. Carbon (C) 
b. Nitrogen (N), Sulfur (S) dan Fosfor (P). 
1. Kebutuhan Carbon (C) 
Berdasarkan kebutuhan carbon, mikroorganisme dikelompokkan menjadi 2 
kelompok, yaitu: 
a. Heterotrof, yaitu mikroorganisme yang dapat menghasilkan makanannya sendiri 
yang diperoleh dari udara (memerlukan C organik) 
b. Autotrof, yaitu mikroorganisme yang tidak dapat menghasilkan makanannya 
sendiri (memerlukan C anorganik) 
Sumber karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun 
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam 
organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik 
misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama 
untuk tumbuhan tingkat tinggi.
2. Nitrogen (N), Sulfur (S) , dan Fosfor (P) 
Nitrogen (N) dibutuhkan karena protein tersusun dari asam amino. Ketiga unsur 
nutrisi ini berfungsi untuk mensintesis protein, mensintesis DNA dan RNA, dan 
untuk mensintesis ATP. 
Fosfor berfungsi untuk mensintesis untuk mensintesis asam-asam nukleat, fosfolipida 
pada membran sel dan ditemukan dalam ikatan energi pada ATP. 
Bakteri juga membutuhkan potasium, magnesium, dan kalsium sebagai kofaktor bagi 
enzim. Kofaktor berfungsi untuk mengaktifkan enzim. 
Adapun fungsi-fungsi nutrisi bagi mikroorganisme, antara lain: 
H : Penyusun air sel, bahan organik sel 
O : Penyusun air sel, bahan organik sel, sebagai O2, aseptor elektron dalam respirasi 
aerob. 
C : Penyusun bahan organik sel 
N : Penyusun protein, asam nuklein, koensim 
S : Penyusun protein, beberapa koensim. 
P : Penyusun as.nuklein, fosfolipid, koensim 
K : Kofaktor beberapa ensim 
Mg : Kation seluler, kofaktor anorganik untuk reaksi ensimatik (termasuk 
pembentukan ATP), pengikatan ensim pada substrat, penyusun khlorofil. 
Mn : Kofaktor anorganik untuk beberapa ensim, kadang sebagai pengganti Mg. 
Ca : Kation seluler, kofaktor untuk beberapa ensim (ex. Ensim proteinase) 
Fe : Penyusun sitokhrom dan protein, kofaktor untuk sejumlah ensim. 
Co, Cu, Zn dan Mo: Penyusun Vit.B12 dan derivatnya. Unsur anorganik penyusun 
ensim. 
Berdasarkan kebutuhan O2, maka mikrooganisme dikelompokkan menjadi 3 
kelompok, yaitu: 
a. Aerobik obligat: mikroorganisme yang menggunakan O2 bebas sebagai satu-satunya 
aseptor hidrogen dalam proses respirasi. 
Contohnya: Bacillus anthraxis dan mikro bakterium tubercolosis 
b. Aerob fakultatif: mikroorganisme yang hidup pada daerah aerob ataupun anaerob. 
Contohnya: E. Coli 
c. Anaerob Obligat: mikrorganisme yang tidak dapat menggunakan O2 bebas 
sebagai aseptor hidrogen dalam proses respirasi. 
Contohnya: Clostridum Botulilum
2.2 PROSES atau FASE-FASE PERTUMBUHAN SEL MIKROBA 
Pertumbuhan mikroba merupakan pertambahan jumlah sel bukan ukuran dari mikroba 
tersebut. Pertumbuhan mikroba secara koloni (berkelompok). 
BAKTERI 
BEREPRDUKSI 
PEMBELAHAN BINER (BINARY FISSION) 
(MEMBELAH MENJADI 2 BAGIAN) 
Ada 3 tahap pertumbuhan sel mikroba, yaitu: 
PEMANJANGAN & DUPLIKASI KROMOSM DNA 
DINDING & MEMBRAN SEL BERTUMBUH KE DALAM 
(DIMULAI DARI 1 TITIK DIANTARA 2 DAERAH DALAM KROMOSOM DNA) 
KEDUA DINDING SEL MENCEKUNG BERTEMU 
SEHINGGA TERBENTUKLAH 2 INDIVIDU SEL 
Adapun fase-fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu: 
a. Fase tenggang (lag fase) adalah periode penyesuaian pada lingkungan, lamanya fase 
ini tergantung pada macam bakteri, umur biakan dan nutrien yang terdapat dalam 
medium. Sel mulai mensintesis enzim yang dapat dirangsang dan menggunakan 
cadangan makanan. 
Pada fase ini sedikit sekali perubahan jumlah sel. 
b. Fase esponensial adalah sel mulai membelah dan memasuki periode pertumbuhan. 
Merupakan fase paling aktif diantara fase-fase lainnya.
c. Fase kematian adalah jumlah bakteri yang mati lebih tinggi daripada jumlah bakteri 
yang dihasilkan. 
2.3 METODE PENGENDALIAN PERTUMBUHAN MIKROBA 
Pengendalian mikroba dilakukan untuk: 
1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi. 
2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi. 
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. 
Kondisi yang mempengaruhi pengendalian mikroba adalah: 
 Temperature 
 Jenis mikroba 
 Struktur fisiologis, dan 
 Lingkungan. 
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara: 
a. Sterilisasi 
Proses pembinasaan seluruh bentuk kehidupan dari mikroba pada sebuah objek atau 
didalam suatu material. 
b. Disinfeksi 
Proses pembinasaan patogen vegetatif namun tidak termasuk endospora dan virus. 
Bakteri yang menghasilkan endospora contohnya Bacillus anthraxis. 
c. Bakteriostatis 
Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun bakteri 
tersebut tidak mati. 
d. Asepsis 
Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik dirancang 
dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Filtrasi udara, 
sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi peralatan merupakan 
keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai asepsis.
e. Sanitasi 
Mengurangi patogen pada peralatan makan untuk mengamankan kesehatan 
masyarakat dengan cara pencucian secara mekanik/kimia. 
f. Status fisiologis 
Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel belum tumbuh secara 
sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora tersebut bersifat 
lebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora clostridiumbotulinom 
tahan dalam air mendidih selama berjam-jam. Umumnya Endospora 
clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah. 
g. Lingkungan 
Dengan menggunakan tingkat keasaaman Ph. 
h. Kinerja dari agen-agen pembunuh mikroba target utamanya membran sel. 
Targetnya membran sel karena membran sebagai pelindung dan sebagai alat transpor. 
Agen-agen ini merusak protein dan asam-asam nukleat sehingga bakteri baru tidak 
dapat berkembang. Kerusakan ikatan tersebut mengakibatkan denaturasi protein dan 
dapat terjadi kerusakan pada DNA dan RNA (DNA dan RNA merupakan pebawa 
pesan genetik). 
i. Metode-metode fisik dalam kontrol mikroba 
- Panas 
Panas dibagi atas 2, yaitu:  Bentuk panas basah (bersentuhan langsung dengan 
cair). 
 Panas kering (terhadap uap air) 
- Konsep titik mati panas 
Thermal Death Point: temperature terendah yang diperlukan untuk membunuh 
mikroorganisme di dalam suatu supensi cair dalam 10 menit. 
Thermal Death Time: waktu minimum yang dibutuhkan untuk membunuh semua 
bakteri di dalam suatu medium cair pada suhu tertentu. 
- Panas uap (1000C) 
j. Pasteurisasi 
Dengan menggunakan suhu rendah yaitu 63OC 
Louis pasteur dengan melakukan percobaan yaitu pencegahan kerusakan bir dan 
anggur dengan menggunaka pemanasan yang cukup untuk mikroba. Dengan 
menggunakan suhu yang rendah saja karena jika dengan menggunakan suhu yang 
tinggi maka akan dapat merusak warna.
k. HTST (High Temperature Short Time) 
Dengan menggunakan suhu 72˚ C dengan waktu 15 detik. 
l. LTLT (Long Temperature Long Time) 
Dengan menggunakan suhu 61˚ C dengan waktu 30 menit. 
m. UHT (Ultra High Temperature) 
Dengan menggunakan suhu 131˚ C dengan waktu 0,5 detik. Biasanya UHT ini 
digunakan pada produsen susu kemasan). 
n. Sterilisasi panas kering 
- Pembakaran langsung (direct flaming) 
- Pekerjaan di laboratorium mikrobiologi ketika mensterilkan loop inokulasi. 
o. Sterilisasi udara panas: bahan-bahan yang akan disterilkan di tempatkan di dalam 
sebuah oven. Dengan menggunakan suhu 170˚C dengan waktu 2 jam. 
p. Autolavisasi 
Digunakan untuk sterilisasi alat-alat filtrasi atau penyinaran mikroba. 
Temperatur yang digunakan rendah tergantung pada jenis mikroba dan intesitas 
aplikaisnya. 
q. Tekanan osmosis 
Penggunaan larutan garam dan gula berkonsentrasi tinggi dalam pengawetan 
makanan didasarkan pada efek tekanan osmosis. 
r. Radiasi ionisasi, contohnya sinar gamma 
Metode ini dilakukan untuk menyeleksi disinfektan. 
Jenis-jenis disinfektan: 
- Fenol dan fenolik 
Fenol (asam karbol) dengan konentrasi 1% fenol memiliki efek anti bakterial. 
- Hologen 
Memiliki efektivitas antimikroba baik sendiri-sendiri ataupun dalam kombinasi: 
Clorine (C2) & Iodine (I2) 
- Alohol untuk merusak protein. Contohnya etanol dan isopropanol. 
Kosentrasi optimum yang direkomendasikan untuk ethanol yaitu 70%. Ethanol 
bersifat kurang efektif dibanding larutan ethanol. 
- Senyawa logam berat 
Contohnya: perak, merkuri, dan koper dapat bersifat germisidas atau antisptik. 
- Silver digunakan sebagai antiseptik pada (1%) siver nitrate. 
Larutan ini bersifat baktericidal bagi sebagian besar organisme.
- Aldehida 
- Formaldehida 
- Formalin 
- Agen oksidasi 
Agen-agen oksidatif, contohnya ozone (O3) 
- Hidrogen peroksida digunakan pada industri makanan untuk pangepakan yang 
aseptik.
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan: 
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran kecil. Dalam 
pertumbuhannya meikroorganisme membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. 
Nutrisi tersebutlah yang berguna untuk memberikan energi dan membantu mikroba untuk 
melaksanakan aktivitasnya. Dengan nutrisi yang terpenuhi maka mikroba akan bereproduksi 
agar generasi mereka tidak punah. Ada 4 fase pertumbuhan mikroba, yaitu fase lag, fase 
esponensial, fase stasioner, da fase kematian. 
Mikroba umumnya ada yang bersifat baik maupun buruk. Mikroba yang membawa 
dampak buruk tersebut harus dikendalikan perkembangannya. Sehingga tidak dapat 
menganggu makhluk hidup lainnya. Pengendalian pertumbuhan mikroba dilakukan dengan 
berbagai cara. Pengendalian tersebut memiliki 3 tujuan khusus, yaitu mencegah penyebaran 
penyakit dan infeksi, membasmi mikrorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah 
pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. Dengan demikian, maka 
mikroorganisme tidak dapat mengganggu kelangsungan makhluk hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA 
Anonymous.2008.faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. http://rachdie.blogsome.com. 
diakses tanggal 25 desember 2008. 
Anonymous.2008.mikroorganisme.http://www.wikipedia.com. diakses tanggal 25 desember 2008. 
Anonymous.2008.nutrisi mikroorganisme.http.//www.google.com diakses tanggal 25 desember 2008. 
Budiyanto, agus. K.2008.hand out-3.nutrisi mikroorganisme.umm press.Malang. 
Waluyo, lud.2008.Buku petunjuk praktikum mikrobiologi umum.umm press.Malang

More Related Content

What's hot

Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Tri Suwandi
 
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenKlasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenfantasykomp
 
Archaebacteria dan Eubacteria
Archaebacteria dan EubacteriaArchaebacteria dan Eubacteria
Archaebacteria dan Eubacteriaekachalid
 
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)fitriwirnamasari
 
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismafaktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismanevile86
 
Archaebacteria n-eubacteria
Archaebacteria n-eubacteriaArchaebacteria n-eubacteria
Archaebacteria n-eubacteriaMeriani Hartono
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAZona Bebas
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1reissay
 
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria Bab 3 archaeobacteria & eubacteria
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria lukmanvliverpuldlian
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanWidyalestarinurpratama
 
F 5 bab 1.1 n 1.2
F 5 bab 1.1 n 1.2F 5 bab 1.1 n 1.2
F 5 bab 1.1 n 1.2cikgu aini
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaLusi Padma
 

What's hot (20)

Klasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteriKlasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteri
 
Microorganism
MicroorganismMicroorganism
Microorganism
 
Bakteri kelas X
Bakteri kelas XBakteri kelas X
Bakteri kelas X
 
Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)
 
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigenKlasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Archaebacteria dan Eubacteria
Archaebacteria dan EubacteriaArchaebacteria dan Eubacteria
Archaebacteria dan Eubacteria
 
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
 
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismafaktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Archaebacteria n-eubacteria
Archaebacteria n-eubacteriaArchaebacteria n-eubacteria
Archaebacteria n-eubacteria
 
Ekologi mikroba
Ekologi mikrobaEkologi mikroba
Ekologi mikroba
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria Bab 3 archaeobacteria & eubacteria
Bab 3 archaeobacteria & eubacteria
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
 
Metabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobialMetabolisme mikrobial
Metabolisme mikrobial
 
F 5 bab 1.1 n 1.2
F 5 bab 1.1 n 1.2F 5 bab 1.1 n 1.2
F 5 bab 1.1 n 1.2
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteria
 

Similar to Mikroorganisme Nutrisi

Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobayulia windarsih
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"Nur Djufry
 
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxDendoKasmandri
 
Mikrobiologi.ppt
Mikrobiologi.pptMikrobiologi.ppt
Mikrobiologi.pptEstherFebri
 
Lima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidupLima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidupnenkrozz
 
archaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaarchaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaBertha Evania
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaMURDJOKO
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaMURDJOKO
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAZona Bebas
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakterinadsca
 
Bab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologiBab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologirinitosha
 
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxBab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxDELLABLATAMA1
 

Similar to Mikroorganisme Nutrisi (20)

makalah mikroorganisme
makalah mikroorganismemakalah mikroorganisme
makalah mikroorganisme
 
Monera.pptx
Monera.pptxMonera.pptx
Monera.pptx
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
PPT MONERA
PPT MONERAPPT MONERA
PPT MONERA
 
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikrobaMakalah midas 8 metabolisme mikroba
Makalah midas 8 metabolisme mikroba
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
 
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptxnutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
nutrisi dan kultivasi mikroba.pptx
 
Mikrobiologi.ppt
Mikrobiologi.pptMikrobiologi.ppt
Mikrobiologi.ppt
 
Lima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidupLima kerajaan makhluk hidup
Lima kerajaan makhluk hidup
 
archaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaarchaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteria
 
Monera 3
Monera 3Monera 3
Monera 3
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Biologi - monera
Biologi - moneraBiologi - monera
Biologi - monera
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPABab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
 
Archeabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan BakteriArcheabacteria dan Bakteri
Archeabacteria dan Bakteri
 
Bab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologiBab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologi
 
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxBab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Mikroorganisme Nutrisi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran tersebut dalam kehidupannya dapat dilihat oleh mata telanjang dan ada yang tidak dapat langsung dilihat oleh mata telanjang. Oleh karena itu untuk melihat makhluk tersebut yaitu dengan menggunakan alat pembesar seperti mikroskop ataupun loop. Karena itulah makhluk yang dilihat dengan mikroskop tersebut disebut sebagai mikroorganisme dikarenakan ukurannya yang terlalu kecil. Tetapi biarpun ukurannya kecil, mikroorganisme juga memiliki kebutuhan layaknya makhluk hidup yang lain. Kebutuhan tersebut dapat berupa fisik maupun kimia. Selain itu, mikroorganisme juga melakukan proses perkembangbiakkan. Proses perkembangbiakkan dilakukan oleh mikroorganisme agar mereka tidak punah. Dalam pertumbuhan mikroorganisme, mereka memiliki beberapa fase pertumbuhan sel dan pertumbuhan mikroorganisme dapat dikendalikan oleh beberapa cara. Dalam makalah ini akan dibahas tentang kebutuhan kimia mikroorganisme khususnya tentang kebutuhan nutrient mikroorganisme. Selain itu, akan dibahas pula tentang proses pertumbuhan mikroba dan metode pengendalian pertumbuhan mikroba. 1.2 Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme dan fungsinya. 2. Mengetahui proses pertumbuhan mikroba. 3. Mengetahui metode pengendalian mikroba.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 KEBUTUHAN NUTRISI MIKROORGANISME Mikroorganisme merupakan makhluk hidup berukuran kecil. Walaupun mikoorganisme tersebut kecil tetapi mikroorganisme juga memiliki kebutuhan dan pertumbuhan hidupnya. Adapun kebutuhannya berupa kebutuhan fisik maupun kimia. Kebutuhan fisik berupa kebutuhan: suhu, Ph dan tekanan osmotik. Kebutuhan kimia berupa kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan hidupnya. Adapun kebutuhan kimianya, yaitu : a. Carbon (C) b. Nitrogen (N), Sulfur (S) dan Fosfor (P). 1. Kebutuhan Carbon (C) Berdasarkan kebutuhan carbon, mikroorganisme dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Heterotrof, yaitu mikroorganisme yang dapat menghasilkan makanannya sendiri yang diperoleh dari udara (memerlukan C organik) b. Autotrof, yaitu mikroorganisme yang tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri (memerlukan C anorganik) Sumber karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
  • 3. 2. Nitrogen (N), Sulfur (S) , dan Fosfor (P) Nitrogen (N) dibutuhkan karena protein tersusun dari asam amino. Ketiga unsur nutrisi ini berfungsi untuk mensintesis protein, mensintesis DNA dan RNA, dan untuk mensintesis ATP. Fosfor berfungsi untuk mensintesis untuk mensintesis asam-asam nukleat, fosfolipida pada membran sel dan ditemukan dalam ikatan energi pada ATP. Bakteri juga membutuhkan potasium, magnesium, dan kalsium sebagai kofaktor bagi enzim. Kofaktor berfungsi untuk mengaktifkan enzim. Adapun fungsi-fungsi nutrisi bagi mikroorganisme, antara lain: H : Penyusun air sel, bahan organik sel O : Penyusun air sel, bahan organik sel, sebagai O2, aseptor elektron dalam respirasi aerob. C : Penyusun bahan organik sel N : Penyusun protein, asam nuklein, koensim S : Penyusun protein, beberapa koensim. P : Penyusun as.nuklein, fosfolipid, koensim K : Kofaktor beberapa ensim Mg : Kation seluler, kofaktor anorganik untuk reaksi ensimatik (termasuk pembentukan ATP), pengikatan ensim pada substrat, penyusun khlorofil. Mn : Kofaktor anorganik untuk beberapa ensim, kadang sebagai pengganti Mg. Ca : Kation seluler, kofaktor untuk beberapa ensim (ex. Ensim proteinase) Fe : Penyusun sitokhrom dan protein, kofaktor untuk sejumlah ensim. Co, Cu, Zn dan Mo: Penyusun Vit.B12 dan derivatnya. Unsur anorganik penyusun ensim. Berdasarkan kebutuhan O2, maka mikrooganisme dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Aerobik obligat: mikroorganisme yang menggunakan O2 bebas sebagai satu-satunya aseptor hidrogen dalam proses respirasi. Contohnya: Bacillus anthraxis dan mikro bakterium tubercolosis b. Aerob fakultatif: mikroorganisme yang hidup pada daerah aerob ataupun anaerob. Contohnya: E. Coli c. Anaerob Obligat: mikrorganisme yang tidak dapat menggunakan O2 bebas sebagai aseptor hidrogen dalam proses respirasi. Contohnya: Clostridum Botulilum
  • 4. 2.2 PROSES atau FASE-FASE PERTUMBUHAN SEL MIKROBA Pertumbuhan mikroba merupakan pertambahan jumlah sel bukan ukuran dari mikroba tersebut. Pertumbuhan mikroba secara koloni (berkelompok). BAKTERI BEREPRDUKSI PEMBELAHAN BINER (BINARY FISSION) (MEMBELAH MENJADI 2 BAGIAN) Ada 3 tahap pertumbuhan sel mikroba, yaitu: PEMANJANGAN & DUPLIKASI KROMOSM DNA DINDING & MEMBRAN SEL BERTUMBUH KE DALAM (DIMULAI DARI 1 TITIK DIANTARA 2 DAERAH DALAM KROMOSOM DNA) KEDUA DINDING SEL MENCEKUNG BERTEMU SEHINGGA TERBENTUKLAH 2 INDIVIDU SEL Adapun fase-fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu: a. Fase tenggang (lag fase) adalah periode penyesuaian pada lingkungan, lamanya fase ini tergantung pada macam bakteri, umur biakan dan nutrien yang terdapat dalam medium. Sel mulai mensintesis enzim yang dapat dirangsang dan menggunakan cadangan makanan. Pada fase ini sedikit sekali perubahan jumlah sel. b. Fase esponensial adalah sel mulai membelah dan memasuki periode pertumbuhan. Merupakan fase paling aktif diantara fase-fase lainnya.
  • 5. c. Fase kematian adalah jumlah bakteri yang mati lebih tinggi daripada jumlah bakteri yang dihasilkan. 2.3 METODE PENGENDALIAN PERTUMBUHAN MIKROBA Pengendalian mikroba dilakukan untuk: 1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi. 2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi. 3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. Kondisi yang mempengaruhi pengendalian mikroba adalah:  Temperature  Jenis mikroba  Struktur fisiologis, dan  Lingkungan. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara: a. Sterilisasi Proses pembinasaan seluruh bentuk kehidupan dari mikroba pada sebuah objek atau didalam suatu material. b. Disinfeksi Proses pembinasaan patogen vegetatif namun tidak termasuk endospora dan virus. Bakteri yang menghasilkan endospora contohnya Bacillus anthraxis. c. Bakteriostatis Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun bakteri tersebut tidak mati. d. Asepsis Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Filtrasi udara, sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai asepsis.
  • 6. e. Sanitasi Mengurangi patogen pada peralatan makan untuk mengamankan kesehatan masyarakat dengan cara pencucian secara mekanik/kimia. f. Status fisiologis Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel belum tumbuh secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora tersebut bersifat lebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora clostridiumbotulinom tahan dalam air mendidih selama berjam-jam. Umumnya Endospora clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah. g. Lingkungan Dengan menggunakan tingkat keasaaman Ph. h. Kinerja dari agen-agen pembunuh mikroba target utamanya membran sel. Targetnya membran sel karena membran sebagai pelindung dan sebagai alat transpor. Agen-agen ini merusak protein dan asam-asam nukleat sehingga bakteri baru tidak dapat berkembang. Kerusakan ikatan tersebut mengakibatkan denaturasi protein dan dapat terjadi kerusakan pada DNA dan RNA (DNA dan RNA merupakan pebawa pesan genetik). i. Metode-metode fisik dalam kontrol mikroba - Panas Panas dibagi atas 2, yaitu:  Bentuk panas basah (bersentuhan langsung dengan cair).  Panas kering (terhadap uap air) - Konsep titik mati panas Thermal Death Point: temperature terendah yang diperlukan untuk membunuh mikroorganisme di dalam suatu supensi cair dalam 10 menit. Thermal Death Time: waktu minimum yang dibutuhkan untuk membunuh semua bakteri di dalam suatu medium cair pada suhu tertentu. - Panas uap (1000C) j. Pasteurisasi Dengan menggunakan suhu rendah yaitu 63OC Louis pasteur dengan melakukan percobaan yaitu pencegahan kerusakan bir dan anggur dengan menggunaka pemanasan yang cukup untuk mikroba. Dengan menggunakan suhu yang rendah saja karena jika dengan menggunakan suhu yang tinggi maka akan dapat merusak warna.
  • 7. k. HTST (High Temperature Short Time) Dengan menggunakan suhu 72˚ C dengan waktu 15 detik. l. LTLT (Long Temperature Long Time) Dengan menggunakan suhu 61˚ C dengan waktu 30 menit. m. UHT (Ultra High Temperature) Dengan menggunakan suhu 131˚ C dengan waktu 0,5 detik. Biasanya UHT ini digunakan pada produsen susu kemasan). n. Sterilisasi panas kering - Pembakaran langsung (direct flaming) - Pekerjaan di laboratorium mikrobiologi ketika mensterilkan loop inokulasi. o. Sterilisasi udara panas: bahan-bahan yang akan disterilkan di tempatkan di dalam sebuah oven. Dengan menggunakan suhu 170˚C dengan waktu 2 jam. p. Autolavisasi Digunakan untuk sterilisasi alat-alat filtrasi atau penyinaran mikroba. Temperatur yang digunakan rendah tergantung pada jenis mikroba dan intesitas aplikaisnya. q. Tekanan osmosis Penggunaan larutan garam dan gula berkonsentrasi tinggi dalam pengawetan makanan didasarkan pada efek tekanan osmosis. r. Radiasi ionisasi, contohnya sinar gamma Metode ini dilakukan untuk menyeleksi disinfektan. Jenis-jenis disinfektan: - Fenol dan fenolik Fenol (asam karbol) dengan konentrasi 1% fenol memiliki efek anti bakterial. - Hologen Memiliki efektivitas antimikroba baik sendiri-sendiri ataupun dalam kombinasi: Clorine (C2) & Iodine (I2) - Alohol untuk merusak protein. Contohnya etanol dan isopropanol. Kosentrasi optimum yang direkomendasikan untuk ethanol yaitu 70%. Ethanol bersifat kurang efektif dibanding larutan ethanol. - Senyawa logam berat Contohnya: perak, merkuri, dan koper dapat bersifat germisidas atau antisptik. - Silver digunakan sebagai antiseptik pada (1%) siver nitrate. Larutan ini bersifat baktericidal bagi sebagian besar organisme.
  • 8. - Aldehida - Formaldehida - Formalin - Agen oksidasi Agen-agen oksidatif, contohnya ozone (O3) - Hidrogen peroksida digunakan pada industri makanan untuk pangepakan yang aseptik.
  • 9. BAB III PENUTUP Kesimpulan: Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran kecil. Dalam pertumbuhannya meikroorganisme membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi tersebutlah yang berguna untuk memberikan energi dan membantu mikroba untuk melaksanakan aktivitasnya. Dengan nutrisi yang terpenuhi maka mikroba akan bereproduksi agar generasi mereka tidak punah. Ada 4 fase pertumbuhan mikroba, yaitu fase lag, fase esponensial, fase stasioner, da fase kematian. Mikroba umumnya ada yang bersifat baik maupun buruk. Mikroba yang membawa dampak buruk tersebut harus dikendalikan perkembangannya. Sehingga tidak dapat menganggu makhluk hidup lainnya. Pengendalian pertumbuhan mikroba dilakukan dengan berbagai cara. Pengendalian tersebut memiliki 3 tujuan khusus, yaitu mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikrorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. Dengan demikian, maka mikroorganisme tidak dapat mengganggu kelangsungan makhluk hidup lainnya.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Anonymous.2008.faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. http://rachdie.blogsome.com. diakses tanggal 25 desember 2008. Anonymous.2008.mikroorganisme.http://www.wikipedia.com. diakses tanggal 25 desember 2008. Anonymous.2008.nutrisi mikroorganisme.http.//www.google.com diakses tanggal 25 desember 2008. Budiyanto, agus. K.2008.hand out-3.nutrisi mikroorganisme.umm press.Malang. Waluyo, lud.2008.Buku petunjuk praktikum mikrobiologi umum.umm press.Malang