Dokumen tersebut membahas teori-teori asal mula negara, baik teori spekulatif maupun teori historis. Teori-teori spekulatif meliputi teori perjanjian masyarakat, teori teokratis, teori kekuasaan, dan teori-teori lainnya. Sedangkan teori historis berfokus pada perkembangan masyarakat menjadi negara secara primer dan sekunder melalui berbagai tahapan. Dokumen ini juga membahas teori
2. ASAL MULA NEGARA
Terjadinya suatu negara :
– Kenyataan sejarah seperti
Liberia, ketika tahun 1847,
budak-budak negro
dibebaskan, mereka
menempati suatu wilayah,
yang kini disebut Liberia,
atau karena memerdekakan
diri seperti Indonesia pada
tahun 1945, atau juga
karena fusi yang membentuk
negara, seperti malaysia,
jerman
– Teori pembentukan negara
3. TEORI ASAL MULA NEGARA
– Teori Spekulatif :
berdasarkan
renungan dan
pemikiran teoreis
deduktif, dan abstrak
– Teori yang Historis :
bersifat empiris
induktif
4. TEORI SPEKULATIF 1. Teori Perjanjian Masyarakat
2. Teori Teokratis (Ketuhanan)
3. Teori Kekuatan
4. Teori Patriakhal dan
Matriakhal
5. Teori Organis
6. Teori Daluwarsa
7. Teori Idealistis (alamiah)
5. TEORI YANG HISTORIS
• Teori ini berpangkal dari
kenyataan bahwa masyarakat
manusia di dunia ini terbagi
dalam banyak masyarakat
bangsa (rakyat) dan tiap-tiap
masyarakat itu mempunyai
volkgeisy (jiwa rakyat)
• Volkgeist berbeda menurut
tempat dan zaman
• Teori ini didukung oleh Friedrich
Carl Von Savigny (1779-1861)
6. Terjadinya Negara
• Secara Primer
– Tahap gemeinschaft
– Tahap reich/rijk
– Tahap Staat
– Tahap Democratische
Natie dan Dictatuur
• Secara Sekunder
– De facto
– De Jure
7. SECARA PRIMER (1)
Tahap Gemeinschaft
– Kelompok yang didasari
persamaan kepentingan
dan kebudayaan.
Pemimpinnya dipilih
berdasarkan prinsip primus
inter pares
– Unsur yang terpenting
yaitu unsur rakyat
8. SECARA PRIMER (2)
• Tahap Reich/Rijk
– Kelompok pada geminschaft
mengadakan kepemilikan atas
benda (tanah dan kekayaan)
bahkan anggapan bahwa
negara mutlak dengan
kepemilikan tanah.
– Unsur terpentingnya wilayah
– Penguasanya menggunakan
sistem feodal
– Belum dapat dikatakan negara
karena kekuasaannya belum
terpusat
9. SECARA PRIMER (3)
Tahap Staat
– Sudah terdapat kekuasaan
bahkan unsur kewibawaan
– Unsur negara sudah
terpenuhi semua dan aspek
kekayaan.material (tanah)
sudah tidak penting
– Berkembang menjadi suatu
yang lebih ideal yaitu
kebangsaan yang sadar
bernegara
10. Tahap Democratische Natie dan Dictatuur
– Tumbuh setelah PD I dan PD II
– Tipe negara nasional yang rakyatnya
sudah sadar bernegara dan rakyat
merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi
– Tahap dictatuur diperkenalkan oleh
sarjana Jerman yang menekankan
kekuasaan pada satu pimpinan atau
sekelompok penguasa. Contohnya
Jerman dengan Hitler dan Italia
dengan Mussolini. Sekelompok
penguasa dikenal dengan dictatuur
proletariat.
SECARA PRIMER (4)
11. SECARA SEKUNDER (1)
• Lebih pada adanya unsur
pengakuan dari negara-
negara lain, sehingga dalam
negara yang bersangkutan
diperlukan adanya
proklamasi atau pernyataan
kemerdekaan
• Dalam prakrik kenegaraan
secara sekunder negara
dapat terjadi karena faktor
penaklukan, penggabungan,
atau pemberontakan
12. SECARA SEKUNDER (2)
De Facto
– Pengakuannya bersifat
sementara dan belum perlu
mengadakan hubungan
diplomatik. Perwakilan
negara lain umumnya
berbentuk konsulat
– Pengakuan de facto
bersikap menunggu
perkembangan negara
yang bersangkutan
13. Secara Sekunder (3)
De Jure
– Pengakuannya diberikan
setelah pengakuan de
facto, sifatnya lebih kuat
dan tetap. Perwakilan
diplomatik dijalin dalam
berbagai macam
bidang
14. TEORI PENGAKUAN FRANCOIS
– Muncul setelah PD II untuk mengakui bekas
negara jajahan
– Berdasarkan Hukum Perdata dengan
konstruksi penguasa atas benda (bezitter)
dan pemilik atas benda (eugenaar).
– Dengan konstruksi demikian, mengambil
contoh Indonesia, maka Pemerintah
Indonesia sebagai penguasa atas benda
(untuk hubungan ke dalam) dan Pemerintah
Hindia Belanda (Belanda) sebagai pemilik
atas benda (untuk hubungan ke luar)
15. Teori Organis – Negara dipandang sebagai
organisme. Jika sel-selnya (warga
negara) kuat maka negaranya
akan menjadi kuat sebaliknya sel-
selnya lemah maka negara akan
menjadi lemah.
– Dengan demikian tugas negara
memberikan kebebasan bagi
warga negaranya agar menjadi
sehat sebaliknya warga negara
harus selalu menjaga pilar
penyangga negara agar
organisme negara dapat berdiri
kokoh