SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
PERAWATAN PENYAKIT
GINGIVA AKUT
Aulia Damayanti, drg
Pembimbing :
Dr. Shafira Kurnia, drg., Sp.Perio (K)
POKOK BAHASAN
• Klasifikasi penyakit gingiva akut
• Perawatan pada penyakit gingiva akut
I. Perawatan Pada Acute Necrotizing
Ulcerative Gingivitis
• Penyebab: gangguan respon host terhadap mikroflora
patogen
• NUG bisa terjadi tanpa adanya penyakit gingiva lainnya
atau mungkin saja bisa tumpang-tindih dengan adanya
penyakit gingiva kronis lainnya
• Perawatan NUG terdiri dari;
1) Meredakan keradangan akut dengan menurunkan
jumlah mikroflora pathogen dan penghilangan jaringan
nekrotik,
2) perawatan penyakit kronis baik yang tertutupi kondisi
akut yang lain atau sesuatu yang lain di rongga mulut,
3) meredakan gejala umum, seperti demam dan lemas,
4) koreksi kondisi sistemik atau faktor yang berkontribusi
pada terjadinya atau adanya peningkatan perubahan
gingiva.
•
Tahapan perawatan ANUG dengan 3 kunjungan
klinis;
Kunjungan Pertama
1. Anamnesa, meliputi; evaluasi riwayat keehatan dan
pertanyaan yang biasa diajukan pada pasien pada
kunjungan pertama berkaitan dengan riwayat kondisi
akut dan waktu keluhan muncul (akut) dan lama
keluhan berlangsung
Pertanyaan;
• Apakah penyakit ini sering kambuh?
• Apakah kekambuhan penyakit ini berkaitan dengan faktor
spesifik seperti menstruasi, jenis makanan tertentu,
kelelahan, atau stress mental?
• Apakah pernah menjalani perawatan penyakit ini
sebelumnya/kapan dan untuk berapa lama?
→ jenis perawatan apa yang diterima dan
apakah ada pengaruh dari perawatan yang telah
dilakukan tersebut.
2. Pemeriksaan Klinis
• adanya halitosis,
• adanya lesi kulit,
• tanda vital termasuk suhu tubuh,
• palpasi akan adanya pembesaran kelnjar getah bening,
khususnya kelenjar submaxilaris dan submental,
• pemeriksaan dengan lesi berkarakteristik NUG,
distribusinya, dan kemungkinan keterlibatan regio orofaring,
• evaluasi kebersihan rongga mulut, disertai penampakan khas
adanya flap pericoronal, poket periodontal, dan faktor lokal
(seperti, restorasi yang tidak tepat, banyaknya calculus).
Probing periodontal pada lesi NUG biasanya sangat nyeri dan
mungkin bisa reda setelah lesi akut teratasi.
• Tujuan Kunjungan Pertama, yaitu;
mengurangi kapasitas / jumlah microbial dan
menghilangkan jaringan nekrotik sehingga tercapai repair,
regenerasi jaringan normal tercapai.
3. Perawatan selama kunjungan pertama tertuju
pada area yang akut, sbb;
• Isolasi area/ lesi akut menggunakan cotton roll dan
dikeringkan
• Aplikasikan topikal anesthetic, tunggu sekitar 2 atau 3
menit
• Swab area akut tersebut menggunakan cotton pellet
lembab untuk menghilangkan pseudomembran dan
nonattached surface debris..
• Setelah area ini dibersihkan dengan air hangat, scaling
superficial calculus menggunakan ultrasonics scalers.
• Pasien dengan NUG moderate atau severe, atau dan
disertai limfadenopati atau gejala sistemik lainnya
diberikan obat secara oral.
→R/ Amoxycilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari
→Jika px alergi Amoxycilin, bisa digantikan dengan;
R/ Eritromisin 500mg tiap 6 jam atau metronidazole 500mg 2
kali sehari selama 7 hari.
Pemberian antibiotik tidak dianjurkan pada pasien NUG
yang tidak memiliki komplikasi sistemik.
4. Instruksi pada pasien pada kunjungan pertama,
sbb;
• Hindari merokok, alcohol, dan sambal.
• Kumur segelas campuran hydrogen peroksida 3% dengan air
hangat tiap 2 jam dan/atau dua hari sekali 0.12% larutan
Chlorhexidine.
• Istirahat yang cukup. Melakukan kegiatan seperti bisa, tetapi
hindari kegiatan fisik secara berlebihan ataupun yang terpapar
matahari, seperti golf, tenis, renang, atau berjemur di bawah
sinar matahari.
• Menyikat gigi untuk menghilangkan debris menggunakan bulu
sikat gigi yang ultrasoft dan pasta gigi yang lunak. Menyikat
gigi dengan kuat dan terlalu bersemangat dan penggunaan
dental floss atau pembersih interdental kan menyakitkan. Obat
kumur Chlorhexidine sangat membantu untk mengontrol plak
gigi.
• R/ analgesik nonsteroidal inflammatory drug
(NSAID), seperti ibuprofen.
• Saran untuk istirahat yang cukup dan minum air
putih sesuai aturan terutama pada pasien yang
menderita komplikasi sistemik, seperti demam
tinggi, lemas, anoreksia, dan keluhan yang umum
dan yang sedang diberi antibiotik.
• Terapi obat topikal, hanya sebagai ukuran
tambahan, bukan obat.
• Kontrol kembali 1 sampai 2 hari kemudian.
Kunjungan Kedua
• 1 atau 2 hari setelah kunjungan pertama,
• Evaluasi tanda dan gejala,
• Kondisi pasien biasanya membaik, rasa nyeri
berkurang atau tidak ada lagi,
• Ada eritema pada area margin gingiva yang
terlibat tetapi tanpa pseudomembran superfisial.
• Scaling jika diperlukan dan sensitive. Shrinkage
pada gingiva mungkin tampak pada area yang
tertutupi calculus yang telah dibersihkan,
• Instruksi yang diberikan ke pasien sama dengan
instruksi kunjungan pertama.
Kunjungan Ketiga
• Sekitar 5 hari setelah kunjungan kedua.
• Evaluasi adanya perbaikan gejala dan penentuan
rencana perawatan periodontal. Pasien seharusnya
sudah terbebas dari gejala-gejala akut.
• Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan
gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba .
• Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan
gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba .
Gambar A, Gambaran awal jaringan gingiva anterior pada perokok wanita kulit
putih 22 tahun dengan acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG). B,
Gambaran palatal pada pasien yang sama. C, Gambaran fasial pada pasien
yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok. D, Gambaran palatal
pada pasien yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok (dari Rose
LF, Mesley BL, Genco RJ, Cohen DW. Periodontics’ medicine, surgery, and implants, Mosby, St.
Louis, 2005)
• Penekanan pada pasien mengenai prosedur kontrol plak
penting untuk keberhasilan perawatan kesehatan
periodontal.
• Konseling nutrisi, penghentian merokok, dan kondisi yang
memicu potensi kekambuhan.
• Kumur dengan larutan hydrogen peroksida dihentikan,
tetapi kumur dengan larutan Chlorhexidine dilanjutkan
hingga 2 atau 3 minggu.
• Scaling dan root planing diperlukan.
• Pertemuan selanjutnya direncanakan perawatan
gingivitis kronis, poket periodontal, dan flap periodontal,
dan mengeliminasi semua bentuk iritasi lokal.
• Pasien seharusnya dievaluasi ulang 1 bulan kemudian
untuk menentukan keluhan yang berhubungan dengan
kebersihan rongga mulut, faktor psikososial, kebutuhan
yang penting untuk bedah rekonstruksi dan estetik, dan
jarak waktu kontrol/kunjungan.
Perubahan Gingiva dan Penyembuhannya
• Menghilangkan surface pseudomembrane yang tampak
dibawah garis merah, hemoragik, craterlike depressions
pada gingiva yang mengindikasikan adanya inflamasi
yang disebabkan jaringan nekrosis dan infiltrasi microbial
dapat menghilangkan fungsi dari barrier normal epitelium
• Pada tahap berikutnya, bulk dan kemerahan pada crater
margin berkurang (indikasi adanya penurunan inflamasi
dan re-epitelisasi), tetapi permukaan gingiva tetap
mengkilat.
• Selanjutnya, tampak tanda awal warna dan kontur gingiva
yang normal, mengindikasikan re-establish fungsi barrier
epitelium yang normal, termasuk keratinisasi, dan
pengurangan inflamasi.
5. Pertimbangan Perawatan Tambahan
• Pada kasus nekrosis gingiva yang parah,
penyembuhan sering mengarah ke pemulihan
kontur gingiva yang normal, meskipun bentukan
gingiva yang normal bisa tercapai hanya setelah
beberapa minggu atau bulan.
• Jika ada kehilangan tulang interdental, dan gigi-
geligi tersusun tidak teratur di dalam lengkung
rahang, atau jika papilla sepenuhnya hilang,
penyembuhan kadang menyebabkan
pembentukan shelflike gingival margin, dimana
retensi plak dan kekambuhan inflamasi gingiva
menjadi masalah estetik→ tx. Gingivoplasty
• Pada tahap akhir, warna gingiva normal, konsistensi,
tekstur permukaan, dan kontur gingiva mungkin kembali
pulih. Bagian permukaan akar yang terkena penyakit akut
mungkin telah dikelilingi gingiva sehat.
A. Sebelum perawatan, tampak bulbous
gingiva dan nekrosis interdental area
anterior mandibular
B. Setelah perawatan, kontur gingiva tidak
sesuai harapan
C. Pasca Gingivoplasty
II. Perawatan Pada Pericoronitis Akut
terdiri dari;
1) Irigasi area tersebut menggunakan air hangat
untuk menyingkirkan debris dan eksudat.
2) Mengangkat flap dari gigi menggunakan
scaler sehingga debris yang berada di bawah
flap dapat disingkirkan dan irigasi dengan air
hangat.
Gambar A, Flap pericoronal yang radang (ujung tanda panah) pada molar
ketiga rahang bawah. B, Gambaran anterior dari molar ketiga dan flap. C,
Gambaran lateral, posisi scaler mebersihkan debris dibawah flap. D,
Gambaran anterior, posisi scaler. E, Pemotongan flap yang tidak tepat,
menyebabkan terbentuknya poket yang dalam pada bagian distal molar. F,
Pemotongan bagian distal molar ketiga, setelah gejala akut berkurang. Garis
insisi ditunjukan dengan garis putus-putus. G, Tampilan area yang sembuh.
3) Aplikasi antiseptik di area tersebut.
4) Cek dan koreksi oklusi pada gigi yang kontak dengan
flap dari gigi. Bisa dengan memotong jaringan lunak dari
flap atau menggrinding gigi antagonisnya untuk
menghilangkan rasa nyeri.
5) Pemberian antibiotik hanya pada kasus yang parah dan
untuk pasien yang memiliki bukti klinis adanya infiltrasi difus
microbial ke jaringan.
6) Jika flap gingiva membengkak dan fluktuasi, mungkin
diperlukan insisi untuk drainase dan meredakan tekanan.
3. Perawatan Pada Acute Herpetic
Gingivostomatitis
• Perawatan terhadap acute herpetic gingivostomatitis,
meliputi penentuan diagnosis awal dan terapi antivirus.
• Namun baru-baru ini, terapi pada penyakit ini hanya
paliatif.
• Jenis terapi yang tergantung dari kapan lesi ini diketahui.
• Jika diagnosis didapat dalam waktu 3 hari pertama→
Acyclovir 15 mg/kg; 5 kali sehari selama 7 hari.
• Jika diagnosis didapat setelah 3 hari
→ pada pasien yang immunocompetent, Tx. Acyclovir
kemungkinan memiliki nilai yang terbatas.
• NSAID (seperti, ibuprofen) →tx analgesik
• R/ suplemen nutrisi lain atau anastesi topikal (seperti,
viscous lidocaine) sebelum makan untuk membuat
nyaman saat makan selama fase awal acute herpetic
gingivostomatitis
• Terapi periodontal sebaiknya ditunda hingga gejala akut
berkurang untuk mencegah kemungkinan eksaserbasi
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulutpremaysari
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)wahyuni majid
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Veronica Silvie
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaVina Widya Putri
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalAmalia Virgita
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigiindikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigiwahyuni majid
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslVinaAdinda
 

What's hot (20)

Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulut
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)Atraumatic restorative treatment (art)
Atraumatic restorative treatment (art)
 
prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Dk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgkDk 2 sk 9 ikgk
Dk 2 sk 9 ikgk
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigiindikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
 

Similar to perawatan penyakit gingiva akut

Similar to perawatan penyakit gingiva akut (20)

Periodontitis kronis
Periodontitis kronisPeriodontitis kronis
Periodontitis kronis
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine Dekubitus
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
LAPSUS KELOID.pptx
LAPSUS KELOID.pptxLAPSUS KELOID.pptx
LAPSUS KELOID.pptx
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
Nic noc 2007
Nic noc 2007Nic noc 2007
Nic noc 2007
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Managemen Luka .pdf
Managemen Luka .pdfManagemen Luka .pdf
Managemen Luka .pdf
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
 
Management pasca operasi
Management pasca operasiManagement pasca operasi
Management pasca operasi
 
Perawatan Dekubitus
Perawatan DekubitusPerawatan Dekubitus
Perawatan Dekubitus
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
Agung Cahyo Fitriyono (KIA).pptx
Agung Cahyo Fitriyono (KIA).pptxAgung Cahyo Fitriyono (KIA).pptx
Agung Cahyo Fitriyono (KIA).pptx
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

perawatan penyakit gingiva akut

  • 1. PERAWATAN PENYAKIT GINGIVA AKUT Aulia Damayanti, drg Pembimbing : Dr. Shafira Kurnia, drg., Sp.Perio (K)
  • 2. POKOK BAHASAN • Klasifikasi penyakit gingiva akut • Perawatan pada penyakit gingiva akut
  • 3. I. Perawatan Pada Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis • Penyebab: gangguan respon host terhadap mikroflora patogen • NUG bisa terjadi tanpa adanya penyakit gingiva lainnya atau mungkin saja bisa tumpang-tindih dengan adanya penyakit gingiva kronis lainnya
  • 4. • Perawatan NUG terdiri dari; 1) Meredakan keradangan akut dengan menurunkan jumlah mikroflora pathogen dan penghilangan jaringan nekrotik, 2) perawatan penyakit kronis baik yang tertutupi kondisi akut yang lain atau sesuatu yang lain di rongga mulut, 3) meredakan gejala umum, seperti demam dan lemas, 4) koreksi kondisi sistemik atau faktor yang berkontribusi pada terjadinya atau adanya peningkatan perubahan gingiva.
  • 5. • Tahapan perawatan ANUG dengan 3 kunjungan klinis; Kunjungan Pertama 1. Anamnesa, meliputi; evaluasi riwayat keehatan dan pertanyaan yang biasa diajukan pada pasien pada kunjungan pertama berkaitan dengan riwayat kondisi akut dan waktu keluhan muncul (akut) dan lama keluhan berlangsung
  • 6. Pertanyaan; • Apakah penyakit ini sering kambuh? • Apakah kekambuhan penyakit ini berkaitan dengan faktor spesifik seperti menstruasi, jenis makanan tertentu, kelelahan, atau stress mental? • Apakah pernah menjalani perawatan penyakit ini sebelumnya/kapan dan untuk berapa lama? → jenis perawatan apa yang diterima dan apakah ada pengaruh dari perawatan yang telah dilakukan tersebut.
  • 7. 2. Pemeriksaan Klinis • adanya halitosis, • adanya lesi kulit, • tanda vital termasuk suhu tubuh, • palpasi akan adanya pembesaran kelnjar getah bening, khususnya kelenjar submaxilaris dan submental, • pemeriksaan dengan lesi berkarakteristik NUG, distribusinya, dan kemungkinan keterlibatan regio orofaring, • evaluasi kebersihan rongga mulut, disertai penampakan khas adanya flap pericoronal, poket periodontal, dan faktor lokal (seperti, restorasi yang tidak tepat, banyaknya calculus). Probing periodontal pada lesi NUG biasanya sangat nyeri dan mungkin bisa reda setelah lesi akut teratasi.
  • 8. • Tujuan Kunjungan Pertama, yaitu; mengurangi kapasitas / jumlah microbial dan menghilangkan jaringan nekrotik sehingga tercapai repair, regenerasi jaringan normal tercapai.
  • 9. 3. Perawatan selama kunjungan pertama tertuju pada area yang akut, sbb; • Isolasi area/ lesi akut menggunakan cotton roll dan dikeringkan • Aplikasikan topikal anesthetic, tunggu sekitar 2 atau 3 menit • Swab area akut tersebut menggunakan cotton pellet lembab untuk menghilangkan pseudomembran dan nonattached surface debris.. • Setelah area ini dibersihkan dengan air hangat, scaling superficial calculus menggunakan ultrasonics scalers.
  • 10. • Pasien dengan NUG moderate atau severe, atau dan disertai limfadenopati atau gejala sistemik lainnya diberikan obat secara oral. →R/ Amoxycilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari →Jika px alergi Amoxycilin, bisa digantikan dengan; R/ Eritromisin 500mg tiap 6 jam atau metronidazole 500mg 2 kali sehari selama 7 hari. Pemberian antibiotik tidak dianjurkan pada pasien NUG yang tidak memiliki komplikasi sistemik.
  • 11. 4. Instruksi pada pasien pada kunjungan pertama, sbb; • Hindari merokok, alcohol, dan sambal. • Kumur segelas campuran hydrogen peroksida 3% dengan air hangat tiap 2 jam dan/atau dua hari sekali 0.12% larutan Chlorhexidine. • Istirahat yang cukup. Melakukan kegiatan seperti bisa, tetapi hindari kegiatan fisik secara berlebihan ataupun yang terpapar matahari, seperti golf, tenis, renang, atau berjemur di bawah sinar matahari. • Menyikat gigi untuk menghilangkan debris menggunakan bulu sikat gigi yang ultrasoft dan pasta gigi yang lunak. Menyikat gigi dengan kuat dan terlalu bersemangat dan penggunaan dental floss atau pembersih interdental kan menyakitkan. Obat kumur Chlorhexidine sangat membantu untk mengontrol plak gigi.
  • 12. • R/ analgesik nonsteroidal inflammatory drug (NSAID), seperti ibuprofen. • Saran untuk istirahat yang cukup dan minum air putih sesuai aturan terutama pada pasien yang menderita komplikasi sistemik, seperti demam tinggi, lemas, anoreksia, dan keluhan yang umum dan yang sedang diberi antibiotik. • Terapi obat topikal, hanya sebagai ukuran tambahan, bukan obat. • Kontrol kembali 1 sampai 2 hari kemudian.
  • 13. Kunjungan Kedua • 1 atau 2 hari setelah kunjungan pertama, • Evaluasi tanda dan gejala, • Kondisi pasien biasanya membaik, rasa nyeri berkurang atau tidak ada lagi, • Ada eritema pada area margin gingiva yang terlibat tetapi tanpa pseudomembran superfisial. • Scaling jika diperlukan dan sensitive. Shrinkage pada gingiva mungkin tampak pada area yang tertutupi calculus yang telah dibersihkan, • Instruksi yang diberikan ke pasien sama dengan instruksi kunjungan pertama.
  • 14. Kunjungan Ketiga • Sekitar 5 hari setelah kunjungan kedua. • Evaluasi adanya perbaikan gejala dan penentuan rencana perawatan periodontal. Pasien seharusnya sudah terbebas dari gejala-gejala akut. • Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba .
  • 15. • Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba . Gambar A, Gambaran awal jaringan gingiva anterior pada perokok wanita kulit putih 22 tahun dengan acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG). B, Gambaran palatal pada pasien yang sama. C, Gambaran fasial pada pasien yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok. D, Gambaran palatal pada pasien yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok (dari Rose LF, Mesley BL, Genco RJ, Cohen DW. Periodontics’ medicine, surgery, and implants, Mosby, St. Louis, 2005)
  • 16. • Penekanan pada pasien mengenai prosedur kontrol plak penting untuk keberhasilan perawatan kesehatan periodontal. • Konseling nutrisi, penghentian merokok, dan kondisi yang memicu potensi kekambuhan. • Kumur dengan larutan hydrogen peroksida dihentikan, tetapi kumur dengan larutan Chlorhexidine dilanjutkan hingga 2 atau 3 minggu. • Scaling dan root planing diperlukan.
  • 17. • Pertemuan selanjutnya direncanakan perawatan gingivitis kronis, poket periodontal, dan flap periodontal, dan mengeliminasi semua bentuk iritasi lokal. • Pasien seharusnya dievaluasi ulang 1 bulan kemudian untuk menentukan keluhan yang berhubungan dengan kebersihan rongga mulut, faktor psikososial, kebutuhan yang penting untuk bedah rekonstruksi dan estetik, dan jarak waktu kontrol/kunjungan.
  • 18. Perubahan Gingiva dan Penyembuhannya • Menghilangkan surface pseudomembrane yang tampak dibawah garis merah, hemoragik, craterlike depressions pada gingiva yang mengindikasikan adanya inflamasi yang disebabkan jaringan nekrosis dan infiltrasi microbial dapat menghilangkan fungsi dari barrier normal epitelium • Pada tahap berikutnya, bulk dan kemerahan pada crater margin berkurang (indikasi adanya penurunan inflamasi dan re-epitelisasi), tetapi permukaan gingiva tetap mengkilat. • Selanjutnya, tampak tanda awal warna dan kontur gingiva yang normal, mengindikasikan re-establish fungsi barrier epitelium yang normal, termasuk keratinisasi, dan pengurangan inflamasi.
  • 19. 5. Pertimbangan Perawatan Tambahan • Pada kasus nekrosis gingiva yang parah, penyembuhan sering mengarah ke pemulihan kontur gingiva yang normal, meskipun bentukan gingiva yang normal bisa tercapai hanya setelah beberapa minggu atau bulan. • Jika ada kehilangan tulang interdental, dan gigi- geligi tersusun tidak teratur di dalam lengkung rahang, atau jika papilla sepenuhnya hilang, penyembuhan kadang menyebabkan pembentukan shelflike gingival margin, dimana retensi plak dan kekambuhan inflamasi gingiva menjadi masalah estetik→ tx. Gingivoplasty
  • 20. • Pada tahap akhir, warna gingiva normal, konsistensi, tekstur permukaan, dan kontur gingiva mungkin kembali pulih. Bagian permukaan akar yang terkena penyakit akut mungkin telah dikelilingi gingiva sehat.
  • 21. A. Sebelum perawatan, tampak bulbous gingiva dan nekrosis interdental area anterior mandibular B. Setelah perawatan, kontur gingiva tidak sesuai harapan C. Pasca Gingivoplasty
  • 22. II. Perawatan Pada Pericoronitis Akut terdiri dari; 1) Irigasi area tersebut menggunakan air hangat untuk menyingkirkan debris dan eksudat. 2) Mengangkat flap dari gigi menggunakan scaler sehingga debris yang berada di bawah flap dapat disingkirkan dan irigasi dengan air hangat.
  • 23. Gambar A, Flap pericoronal yang radang (ujung tanda panah) pada molar ketiga rahang bawah. B, Gambaran anterior dari molar ketiga dan flap. C, Gambaran lateral, posisi scaler mebersihkan debris dibawah flap. D, Gambaran anterior, posisi scaler. E, Pemotongan flap yang tidak tepat, menyebabkan terbentuknya poket yang dalam pada bagian distal molar. F, Pemotongan bagian distal molar ketiga, setelah gejala akut berkurang. Garis insisi ditunjukan dengan garis putus-putus. G, Tampilan area yang sembuh.
  • 24. 3) Aplikasi antiseptik di area tersebut. 4) Cek dan koreksi oklusi pada gigi yang kontak dengan flap dari gigi. Bisa dengan memotong jaringan lunak dari flap atau menggrinding gigi antagonisnya untuk menghilangkan rasa nyeri. 5) Pemberian antibiotik hanya pada kasus yang parah dan untuk pasien yang memiliki bukti klinis adanya infiltrasi difus microbial ke jaringan. 6) Jika flap gingiva membengkak dan fluktuasi, mungkin diperlukan insisi untuk drainase dan meredakan tekanan.
  • 25. 3. Perawatan Pada Acute Herpetic Gingivostomatitis • Perawatan terhadap acute herpetic gingivostomatitis, meliputi penentuan diagnosis awal dan terapi antivirus. • Namun baru-baru ini, terapi pada penyakit ini hanya paliatif. • Jenis terapi yang tergantung dari kapan lesi ini diketahui.
  • 26. • Jika diagnosis didapat dalam waktu 3 hari pertama→ Acyclovir 15 mg/kg; 5 kali sehari selama 7 hari. • Jika diagnosis didapat setelah 3 hari → pada pasien yang immunocompetent, Tx. Acyclovir kemungkinan memiliki nilai yang terbatas.
  • 27. • NSAID (seperti, ibuprofen) →tx analgesik • R/ suplemen nutrisi lain atau anastesi topikal (seperti, viscous lidocaine) sebelum makan untuk membuat nyaman saat makan selama fase awal acute herpetic gingivostomatitis • Terapi periodontal sebaiknya ditunda hingga gejala akut berkurang untuk mencegah kemungkinan eksaserbasi