3. I. Perawatan Pada Acute Necrotizing
Ulcerative Gingivitis
• Penyebab: gangguan respon host terhadap mikroflora
patogen
• NUG bisa terjadi tanpa adanya penyakit gingiva lainnya
atau mungkin saja bisa tumpang-tindih dengan adanya
penyakit gingiva kronis lainnya
4. • Perawatan NUG terdiri dari;
1) Meredakan keradangan akut dengan menurunkan
jumlah mikroflora pathogen dan penghilangan jaringan
nekrotik,
2) perawatan penyakit kronis baik yang tertutupi kondisi
akut yang lain atau sesuatu yang lain di rongga mulut,
3) meredakan gejala umum, seperti demam dan lemas,
4) koreksi kondisi sistemik atau faktor yang berkontribusi
pada terjadinya atau adanya peningkatan perubahan
gingiva.
5. •
Tahapan perawatan ANUG dengan 3 kunjungan
klinis;
Kunjungan Pertama
1. Anamnesa, meliputi; evaluasi riwayat keehatan dan
pertanyaan yang biasa diajukan pada pasien pada
kunjungan pertama berkaitan dengan riwayat kondisi
akut dan waktu keluhan muncul (akut) dan lama
keluhan berlangsung
6. Pertanyaan;
• Apakah penyakit ini sering kambuh?
• Apakah kekambuhan penyakit ini berkaitan dengan faktor
spesifik seperti menstruasi, jenis makanan tertentu,
kelelahan, atau stress mental?
• Apakah pernah menjalani perawatan penyakit ini
sebelumnya/kapan dan untuk berapa lama?
→ jenis perawatan apa yang diterima dan
apakah ada pengaruh dari perawatan yang telah
dilakukan tersebut.
7. 2. Pemeriksaan Klinis
• adanya halitosis,
• adanya lesi kulit,
• tanda vital termasuk suhu tubuh,
• palpasi akan adanya pembesaran kelnjar getah bening,
khususnya kelenjar submaxilaris dan submental,
• pemeriksaan dengan lesi berkarakteristik NUG,
distribusinya, dan kemungkinan keterlibatan regio orofaring,
• evaluasi kebersihan rongga mulut, disertai penampakan khas
adanya flap pericoronal, poket periodontal, dan faktor lokal
(seperti, restorasi yang tidak tepat, banyaknya calculus).
Probing periodontal pada lesi NUG biasanya sangat nyeri dan
mungkin bisa reda setelah lesi akut teratasi.
8. • Tujuan Kunjungan Pertama, yaitu;
mengurangi kapasitas / jumlah microbial dan
menghilangkan jaringan nekrotik sehingga tercapai repair,
regenerasi jaringan normal tercapai.
9. 3. Perawatan selama kunjungan pertama tertuju
pada area yang akut, sbb;
• Isolasi area/ lesi akut menggunakan cotton roll dan
dikeringkan
• Aplikasikan topikal anesthetic, tunggu sekitar 2 atau 3
menit
• Swab area akut tersebut menggunakan cotton pellet
lembab untuk menghilangkan pseudomembran dan
nonattached surface debris..
• Setelah area ini dibersihkan dengan air hangat, scaling
superficial calculus menggunakan ultrasonics scalers.
10. • Pasien dengan NUG moderate atau severe, atau dan
disertai limfadenopati atau gejala sistemik lainnya
diberikan obat secara oral.
→R/ Amoxycilin 500mg setiap 6 jam selama 10 hari
→Jika px alergi Amoxycilin, bisa digantikan dengan;
R/ Eritromisin 500mg tiap 6 jam atau metronidazole 500mg 2
kali sehari selama 7 hari.
Pemberian antibiotik tidak dianjurkan pada pasien NUG
yang tidak memiliki komplikasi sistemik.
11. 4. Instruksi pada pasien pada kunjungan pertama,
sbb;
• Hindari merokok, alcohol, dan sambal.
• Kumur segelas campuran hydrogen peroksida 3% dengan air
hangat tiap 2 jam dan/atau dua hari sekali 0.12% larutan
Chlorhexidine.
• Istirahat yang cukup. Melakukan kegiatan seperti bisa, tetapi
hindari kegiatan fisik secara berlebihan ataupun yang terpapar
matahari, seperti golf, tenis, renang, atau berjemur di bawah
sinar matahari.
• Menyikat gigi untuk menghilangkan debris menggunakan bulu
sikat gigi yang ultrasoft dan pasta gigi yang lunak. Menyikat
gigi dengan kuat dan terlalu bersemangat dan penggunaan
dental floss atau pembersih interdental kan menyakitkan. Obat
kumur Chlorhexidine sangat membantu untk mengontrol plak
gigi.
12. • R/ analgesik nonsteroidal inflammatory drug
(NSAID), seperti ibuprofen.
• Saran untuk istirahat yang cukup dan minum air
putih sesuai aturan terutama pada pasien yang
menderita komplikasi sistemik, seperti demam
tinggi, lemas, anoreksia, dan keluhan yang umum
dan yang sedang diberi antibiotik.
• Terapi obat topikal, hanya sebagai ukuran
tambahan, bukan obat.
• Kontrol kembali 1 sampai 2 hari kemudian.
13. Kunjungan Kedua
• 1 atau 2 hari setelah kunjungan pertama,
• Evaluasi tanda dan gejala,
• Kondisi pasien biasanya membaik, rasa nyeri
berkurang atau tidak ada lagi,
• Ada eritema pada area margin gingiva yang
terlibat tetapi tanpa pseudomembran superfisial.
• Scaling jika diperlukan dan sensitive. Shrinkage
pada gingiva mungkin tampak pada area yang
tertutupi calculus yang telah dibersihkan,
• Instruksi yang diberikan ke pasien sama dengan
instruksi kunjungan pertama.
14. Kunjungan Ketiga
• Sekitar 5 hari setelah kunjungan kedua.
• Evaluasi adanya perbaikan gejala dan penentuan
rencana perawatan periodontal. Pasien seharusnya
sudah terbebas dari gejala-gejala akut.
• Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan
gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba .
15. • Terdapat eritema di beberapa area yang terlibat, dan
gingiva mungkin sedikit terasa nyeri saat diraba .
Gambar A, Gambaran awal jaringan gingiva anterior pada perokok wanita kulit
putih 22 tahun dengan acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG). B,
Gambaran palatal pada pasien yang sama. C, Gambaran fasial pada pasien
yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok. D, Gambaran palatal
pada pasien yang sama, 2 hari setelah scaling dan berhenti merokok (dari Rose
LF, Mesley BL, Genco RJ, Cohen DW. Periodontics’ medicine, surgery, and implants, Mosby, St.
Louis, 2005)
16. • Penekanan pada pasien mengenai prosedur kontrol plak
penting untuk keberhasilan perawatan kesehatan
periodontal.
• Konseling nutrisi, penghentian merokok, dan kondisi yang
memicu potensi kekambuhan.
• Kumur dengan larutan hydrogen peroksida dihentikan,
tetapi kumur dengan larutan Chlorhexidine dilanjutkan
hingga 2 atau 3 minggu.
• Scaling dan root planing diperlukan.
17. • Pertemuan selanjutnya direncanakan perawatan
gingivitis kronis, poket periodontal, dan flap periodontal,
dan mengeliminasi semua bentuk iritasi lokal.
• Pasien seharusnya dievaluasi ulang 1 bulan kemudian
untuk menentukan keluhan yang berhubungan dengan
kebersihan rongga mulut, faktor psikososial, kebutuhan
yang penting untuk bedah rekonstruksi dan estetik, dan
jarak waktu kontrol/kunjungan.
18. Perubahan Gingiva dan Penyembuhannya
• Menghilangkan surface pseudomembrane yang tampak
dibawah garis merah, hemoragik, craterlike depressions
pada gingiva yang mengindikasikan adanya inflamasi
yang disebabkan jaringan nekrosis dan infiltrasi microbial
dapat menghilangkan fungsi dari barrier normal epitelium
• Pada tahap berikutnya, bulk dan kemerahan pada crater
margin berkurang (indikasi adanya penurunan inflamasi
dan re-epitelisasi), tetapi permukaan gingiva tetap
mengkilat.
• Selanjutnya, tampak tanda awal warna dan kontur gingiva
yang normal, mengindikasikan re-establish fungsi barrier
epitelium yang normal, termasuk keratinisasi, dan
pengurangan inflamasi.
19. 5. Pertimbangan Perawatan Tambahan
• Pada kasus nekrosis gingiva yang parah,
penyembuhan sering mengarah ke pemulihan
kontur gingiva yang normal, meskipun bentukan
gingiva yang normal bisa tercapai hanya setelah
beberapa minggu atau bulan.
• Jika ada kehilangan tulang interdental, dan gigi-
geligi tersusun tidak teratur di dalam lengkung
rahang, atau jika papilla sepenuhnya hilang,
penyembuhan kadang menyebabkan
pembentukan shelflike gingival margin, dimana
retensi plak dan kekambuhan inflamasi gingiva
menjadi masalah estetik→ tx. Gingivoplasty
20. • Pada tahap akhir, warna gingiva normal, konsistensi,
tekstur permukaan, dan kontur gingiva mungkin kembali
pulih. Bagian permukaan akar yang terkena penyakit akut
mungkin telah dikelilingi gingiva sehat.
21. A. Sebelum perawatan, tampak bulbous
gingiva dan nekrosis interdental area
anterior mandibular
B. Setelah perawatan, kontur gingiva tidak
sesuai harapan
C. Pasca Gingivoplasty
22. II. Perawatan Pada Pericoronitis Akut
terdiri dari;
1) Irigasi area tersebut menggunakan air hangat
untuk menyingkirkan debris dan eksudat.
2) Mengangkat flap dari gigi menggunakan
scaler sehingga debris yang berada di bawah
flap dapat disingkirkan dan irigasi dengan air
hangat.
23. Gambar A, Flap pericoronal yang radang (ujung tanda panah) pada molar
ketiga rahang bawah. B, Gambaran anterior dari molar ketiga dan flap. C,
Gambaran lateral, posisi scaler mebersihkan debris dibawah flap. D,
Gambaran anterior, posisi scaler. E, Pemotongan flap yang tidak tepat,
menyebabkan terbentuknya poket yang dalam pada bagian distal molar. F,
Pemotongan bagian distal molar ketiga, setelah gejala akut berkurang. Garis
insisi ditunjukan dengan garis putus-putus. G, Tampilan area yang sembuh.
24. 3) Aplikasi antiseptik di area tersebut.
4) Cek dan koreksi oklusi pada gigi yang kontak dengan
flap dari gigi. Bisa dengan memotong jaringan lunak dari
flap atau menggrinding gigi antagonisnya untuk
menghilangkan rasa nyeri.
5) Pemberian antibiotik hanya pada kasus yang parah dan
untuk pasien yang memiliki bukti klinis adanya infiltrasi difus
microbial ke jaringan.
6) Jika flap gingiva membengkak dan fluktuasi, mungkin
diperlukan insisi untuk drainase dan meredakan tekanan.
25. 3. Perawatan Pada Acute Herpetic
Gingivostomatitis
• Perawatan terhadap acute herpetic gingivostomatitis,
meliputi penentuan diagnosis awal dan terapi antivirus.
• Namun baru-baru ini, terapi pada penyakit ini hanya
paliatif.
• Jenis terapi yang tergantung dari kapan lesi ini diketahui.
26. • Jika diagnosis didapat dalam waktu 3 hari pertama→
Acyclovir 15 mg/kg; 5 kali sehari selama 7 hari.
• Jika diagnosis didapat setelah 3 hari
→ pada pasien yang immunocompetent, Tx. Acyclovir
kemungkinan memiliki nilai yang terbatas.
27. • NSAID (seperti, ibuprofen) →tx analgesik
• R/ suplemen nutrisi lain atau anastesi topikal (seperti,
viscous lidocaine) sebelum makan untuk membuat
nyaman saat makan selama fase awal acute herpetic
gingivostomatitis
• Terapi periodontal sebaiknya ditunda hingga gejala akut
berkurang untuk mencegah kemungkinan eksaserbasi