konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
Laporan Kasus Keloid
1. LAPORAN KASUS KELOID
KELOMPOK 2
Nurlita Fianti Mala - 200702110013
Pembimbing:
dr. Riyana Noor Oktaviyanti, M. Ked. Klin, Sp.DV
DEPARTEMEN DERMATOLOGI VENEROLOGI RSU KARSA HUSADA BATU
PROGAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN MALANG
2021
2. Identitas Pasien
Nama : An. R
Usia : 16 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Batu
Tgl Pemeriksaan: 04 Januari 20212
3. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Bekas luka yang membesar
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan bekas luka operasi pada lutut membesar. Awalnya pasien
mengalami cedera pada lutut sebelah kanan 2 bulan yang lalu saat bermain
karate, kemudian dilakukan operasi untuk memperbaiki lutut yang cedera,
setelah 2 minggu operasi, jahitan pada luka bekas operasi diambil, namun
semakin lama bekas luka yang sudah menutup mengalami peninggian dan
melebar. Bekas luka terasa tebal saat diraba dan tidak terasa sensasi sentuhan.
Gatal dan nyeri disangkal. Bekas luka terasa tidak nyaman saat digunakan sujud
atau bertumpu karena terasa mengganjal
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan bahwa setiap terluka,
bekas lukanya selalu tampak menghitam.
Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluhan serupa dalam keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah ke berobat untuk
keluhan saat ini
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi obat, makanan disangkal
Golongan Darah : B+
Riwayat Kebiasaan :
Tidak dievaluasi
5. Status General :
Keadaan Umum Baik
GCS 456
Kesadaran Composmentis
Status Lokalis:
Regio patella dextra:
Tampak Sikatriks eritematous dengan tepi
hiperpigmentasi, dan berbatas tegas dengan
distribusi unilateral, bentuk linier
memanjang secara vertikal ukuran 1,5x10
cm dengan permukaan kasar dan kaku.
Tampak sikatriks hiperpigmentasi dengan
batas tegas bentuk linier ukuran 0,5x1,5 cm
dengan permukaan licin
PEMERIKSAAN FISIK
8. Definisi Faktor Risiko
Keloid salah satu manifestasi
penyembuhan luka abnormal berupa
jaringan parut timbul atau tumbuh
melebihi batas luka akibat terjadi
ketidakseimbangan antara sintesis dan
degradasi kolagen.
Kulit yang gelap
Faktor genetik (ras kulit hitam, ras Asia,
dan ras Hispanik)
Riwayat keluarga
Umur di bawah 30 tahun tingginya
kadar hormon pada puberitas maupun
kehamilan,
Golongan darah A
Hyper-immunoglobulin (IgE) syndrome
Luka bakar
Luka yang membutuhkan waktu untuk
sembuh lebih dari tiga minggu
Luka yang terdapat pada kulit di daerah
sternum, pundak, lengan atas, daun
telinga, dan pipi.
Perdoski. 2017
9. Kriteria Diagnosis
Nodul maupun plak yang keras
Berwarna merah muda,
keunguan, hiperpigmentasi
Memiliki permukaan yang
umumnya halus dan mengkilat
Dapat terjadi ulkus, pinggir yang
tidak rata, dapat disertai
telangiectasia
Menimbulkan nyeri dan gatal.
Perdoski. 2017
10. Kriteria Diagnosis
Awitan terjadinya keloid
biasanya tidak langsung terjadi
setelah perlukaan
Melebihi batas awal luka
Jarang terjadi regresi spontan
Dapat rekurens
Kadang memiliki bentuk yang
terdistorsi.
Perdoski. 2017
11. Diagnosis Banding
Skar hipertrofi
Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi gambaran kumpulan
kolagen I dan kolagen III hiposeluler yang
tebal, eosinophilic, berukuran besar, dan
disorganisasi. Terdapat juga matriks
mukoid yang banyak dan fibroblas pada
dermis
Perdoski. 2017
12.
13. Pencegahan
Mencegah terjadinya luka
Silikon gel
Pressure garment therapy
Calcipotriol topikal
Tatalaksana
Perdoski. 2017
14. Terapi Penggunaan Indikasi dan Esiensi
Profilaksis
Terapi Tekan
Tekanan kontinu (15-40 mmHg)
minimal 23 jam dan/atau 1 hari
hingga 6 bulan.
Profilaksis scar hipertrofik akibat luka
bakar, keloid di area telinga (post-
eksisi). Keberhasilan masih kontroversial
Pasien sering merasa tidak nyaman
Silicone Gel Sheeting
≥12 jam dan/atau 1 hari dimulai
sejak 2 minggu pasca-
penyembuhan luka
Profilaksis scar hipertrofik dan keloid
Kurang bermanfaat pada scar
hipertrofik dan keloid yang sudah matur
Silicone Gel
Dioles 2 x sehari sejak 2 minggu
pasca-penyembuhan luka hingga 2
bulan
Flavonoid
Dioles 2 x sehari sejak 2 minggu
pascapenyembuhan luka hingga 4-
6 bulan
Hanya sebagai terapi profilaksis scar
hipertrofik dan keloid
CDK-260/ vol. 45 no. 1 th. 2018
15. Medikamentosa
1. Triamcinolone acetonide injeksi
Pilihan terapi baik tunggal maupun kombinasi dengan terapi
lainnya.
2. Injeksi intralesi lainnya
Lima-fluorourasil
Bleomycin
Botulinum toxin
Interferon
Krim imiquimod 5%
Tatalaksana
Perdoski. 2017
16. Terapi Penggunaan Indikasi dan Esiensi
Terapi Penyembuhan
Kortikosteroid
Injeksi intralesi triamcinolon
acetonide (10-40 mg/mL),
diulang 1-2x per bulan.
Terapi utama untuk keloid dan pilihan kedua
untuk scar hipertrofi
Kombinasi dengan pembedahan, pulse dye laser,
dan cryotherapy
Efek samping yang sering: atrofi kulit dan
jaringan lemak subkutan, telangiektasis
CDK-260/ vol. 45 no. 1 th. 2018
17. Tindakan:
1. Bedah pisau
Bedah pisau dengan graft dikombinasi dengan injeksi triamcinolone
acetonide.
2. Terapi laser
Pulse dye laser
Merupakan terapi kombinasi dengan lainnya.
Laser CO2
3. Bedah beku
Pilihan terapi kombinasi dengan terapi lainnya.
Tatalaksana
Perdoski. 2017
18. Terapi Penggunaan Indikasi dan Esiensi
Terapi Penyembuhan
Cryotherapy
Pembekuan jaringan dengan menggunakan
nitrogen cair
Efektif untuk scar hipertrofik, sedangkan
untuk keloid dianjurkan kombinasi dengan
injeksi triamcinolone acetonide. Terbatas
hanya untuk scar kecil. Efek samping yang
sering muncul: rasa nyeri dan blister
Revisi Scar
Eksisi dengan linear, tension-free
closure, split or full thickness skin
grafting, z-plasty, w-plasty
Efektif untuk scar hipertrofi. Angka
kejadian berulang 45-100% pada eksisi
keloid bila tidak diberi terapi tambahan
Radioterapi
X-rays superfisial 15-20 Gy hingga 40
Gy 5-6 sesi pada fase awal post-operasi
Efisiensi hasil sangat baik sebagai terapi
tambahan setelah eksisi keloid. Faktor
risiko keganasan jaringan
Terapi Laser
Short pulse dye laser (585 nm) 6,0-7,5
J/ cm2 (7 mm spot) atau 4,5-5,5 J/cm2
(10 mm spot), 2-6 sesi setiap 2-6 minggu.
1064-nm Neodym: YAG Laser, 5-10 kali
dengan interval 1-2 minggu
Terapi pilihan untuk lesi keloid primer dan
scar hipertrofik Terapi pilihan untuk
keloid yang lebih dalam
CDK-260/ vol. 45 no. 1 th. 2018
19. 1. Menjelaskan mengenai penyakit dan penyebabnya.
2. Menjelaskan cara pencegahan.
3. Menjelaskan mengenai pilihan terapi dan kemungkinan efek
samping serta hasilnya.
4. Menjelaskan mengenai prognosis
Edukasi
Perdoski. 2017
20. Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Prognosis
Perdoski. 2017