SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Apa yang terjadi pada 
ibu nifas? Perubahan fisik apa 
saja yang terjadi secara alamiah 
pada seorang ibu nifas? Berb-agai 
pertanyaan tentunya tel-ah 
berkecamuk dalam pikiran 
Anda. Sebagai seorang bidan, 
untuk dapat memberikan asu-han 
yang sesuai dengan kebu-tuhan 
klien, tentunya kita harus 
dapat memahami perubahan – 
perubahan fisik yang terjadi, se-hingga 
asuhan yang diberikan 
tepat sasaran. Baiklah, selamat 
membaca. 
Selama hamil, terja-di 
perubahan pada sistem tu-buh 
wanita, diantaranya ter-jadi 
perubahan pada sistem 
reproduksi, sistem pencernaan, 
sistem perkemihan, sistem mu-skuloskeletal, 
sistem endokrin, 
sistem kardiovaskuler, sistem 
hematologi dan perubahan 
tanda – tanda vital. Pada masa 
postpartum perubahan – pe-rubahan 
tersebut akan kembali 
menjadi seperti saat sebelum 
hamil. Sebagai seorang bidan, 
sebelum memberikan asuhan 
kita harus fahami, perubahan 
apa yang sedang berlangsung 
pada diri seorang ibu yang baru 
melahirkan, sehingga kita bisa 
mengetahui kebutuhan ibu dan 
menyesuaikan dengan asuhan 
yang akan kita berikan. Baiklah, 
pertama – tama kita akan mem-bahas 
tentang sistem reproduk-si. 
A. SISTEM REPRODUKSI 
Perubahan fisiologi yang dialami 
oleh seorang ibu nifas berfokus 
pada perubahan yang terjadi 
pada sistem reproduksinya. In-volusi 
yang terjadi dikaitkan den-gan 
perubahan semua organ dan 
struktur dari sistem reproduksi 
wanita. Bagaimana perubahan 
yang terjadi pada sistem repro-duksi 
?, Silakan Anda baca uraian 
berikut ini. 
1. Involusi Uterus 
Defi 
nisi 
Involusi uterus atau pengerutan 
uterus merupakan suatu proses 
dimana uterus kembali ke kondisi 
sebelum hamil dengan bobot hanya 
60 -70 gram 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Proses involusi uter-us 
dimulai segera setelah 
plasenta lahir akibat kon-traksi 
otot-otot polos uterus. 
Pada akhir kala III persalinan, 
uterus berada di garis tengah, 
kira 2 cm di bawah umbilikus 
dengan bagian fundus ber-sandar 
pada promontorium 
sakralis. Pada saat ini besar 
uterus kira-kira sama dengan 
berat uterus sewaktu usia ke-hamilan 
16 minggu dengan 
berat 1000 gram. 
Proses involusi uterus 
yang terjadi dalam tubuh seo-rang 
ibu nifas dimulai dengan 
proses Autolysis yang mer-upakan 
proses penghancuran 
diri sendiri yang terjadi dida-lam 
otot uterus. Selain itu, en-zim 
proteolitik yang ada akan 
memendekkan jaringan otot 
yang telah mengendur hingga 
panjangnya 10 kali panjang 
sebelum hamil dan lebarnya 5 
kali lebar sebelum hamil yang 
terjadi selama kehamilan. Di 
dalam sistem peredaran dar-ah 
dan kelenjar limfe terdapat 
polymorph phagolitik dan 
macrophages yang akan me-makan 
sel sel yang telah ru-sak. 
Kemudian pada jaringan 
yang telah berpoliferasi aki-bat 
jumlah hormon estrogen 
yang tinggi selama kehamilan 
akan mengalami atrofi jarin-gan, 
sebagai reaksi terhadap 
penghentian produksi estro-gen 
yang menyertai pelepas-an 
plasenta. 
Selain itu hormon Oksi-tosin 
yang dikeluarkan oleh 
kelenjar hipofisis memperkuat 
dan mengatur kontraksi ute-rus, 
mengkompresi pembuluh 
darah dan membantu proses 
hemostatis. Kontraksi dan ret-raksi 
otot uterus akan mengu-rangi 
suplai darah ke uterus. 
Proses ini akan membantu 
mengurangi bekas luka tem-pat 
implantasi plasenta serta 
mengurangi perdarahan pada 
ibu postpartum. 
Berikut ini adalah tabel 
yang menggambarkan peru-bahan 
– perubahan normal 
didalam uterus selama masa 
postpartum : 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Tabel 1. Perubahan Tinggi Fundus Uteri 
Tinggi Fundus 
Bobot 
Uterus 
Pada akhir 
persalinan 
2 jr di bawah 
pusat 
9 0 0 
-1000 gr 
Akhir ming-gu 
ke-1 
Pertengahan 
simpisis dan 
pusat 
450 - 500 
gr 
Akhir ming-gu 
ke-2 
Tidak teraba 
(dalam 10 hari 
PP) 
200-350 
gr 
Akhir ming-gu 
ke-6 
60-70 gr 2,5 cm Menyempit 
Sumber: Pusdiknakes (2003) dan Varney (2004) 
Rata-rata involusi bisa dini-lai 
dengan penurunan rata-rata 
fundus uteri. Pada hari pertama 
tinggi diatas simphysis pubis se-kitar 
lebih dari 12 cm. Terdapat 
penurunan yang stabil pada ting-gi 
fundus yaitu sekitar 1 cm/hari, 
sehingga pada hari ketujuh tinggi 
fundus sekitar 5 cm dan pada hari 
ke sepuluh fundus hampir dapat 
dipalpasi pada tingkat simphysis 
pubis. 
Perubahan uterus ini ber-hubungan 
erat dengan peru-bahan- 
perubahan pada mio-metrium. 
Pada miometrium 
terjadi perubahan-perubahan 
yang bersifat proteolisis. Hasil 
dari proses ini dialirkan melalui 
pembuluh getah bening. De-sidua 
Diameter 
Uterus 
Palpasi Servik 
12,5 cm Lembut/ lunak 
7,5 cm 2 cm 
5,0 cm 1 cm 
tertinggal dalam uterus 
setelah separasi dan ekpulsi 
plasenta dan membran yang 
terdiri dari lapisan zona spongio-sa 
pada decidua basalis (tempat 
implantasi) dan desidua parieta-lis 
(lapisan sisa uterus). Desidua 
yang tersisa menyusun kembali 
menjadi dua lapisan sebagai ha-sil 
invasi leukosit yaitu : 
1) Suatu degenerasi nekrosis 
lapisan superficial yang ter-pakai 
lagi sebagai bagian 
dari pembuangan lokea 
dan lapisan dalam dekat 
miometrium. 
2) Lapisan yang terdiri dari si-sa- 
sisa endometrium di lapisan 
basalis. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Gambar 1. Perubahan tinggi Fundus Uterus 
Sumber : Varney’s (2004) 
Endometrium akan diperba-harui 
oleh proliferasi epitheli-um 
endometrium. Regenera-si 
endometrium diselesaikan 
selama pertengahan atau 
akhir dari postpartum ming-gu 
ketiga kecuali di tempat 
implantasi plasenta. 
2. Lokea 
Dengan adanya involusi 
uterus, maka lapisan luar dari 
desidua yang mengelilingi 
situs plasenta akan menjadi 
nekrotik (layu/mati). Desidua 
yang mati akan keluar bersa-ma 
dengan sisa cairan. 
Pengeluaran lokea ini bi-asanya 
berakhir dalam wak-tu 
3 sampai 6 minggu. Lokea 
adalah sekresi cairan rahim se-lama 
masa nifas dan mempu-nyai 
reaksi basa / álkalis yang 
dapat membuat organisme 
berkembang lebih cepat dar-ipada 
kondisi asam yang ada 
pada vagina normal. Lokea 
mempunyai bau yang amis 
(anyir) meskipun tidak terlalu 
menyengat dan volumenya 
berbeda – beda pada setiap 
wanita. Lokea mengalami pe-rubahan 
karena proses involu-si. 
Pengeluaran lokea dapat 
dibagi berdasarkan waktu dan 
warnanya yaitu lokea rubra, 
serosa dan alba. Lokea rubra 
berwarna merah. Lokea ini ter-jadi 
segera setelah persalinan 
sampai dengan hari ke -3 post 
partum. Lokea rubra men- 
Campuran antara darah dan 
desidua tersebut dinamakan 
Lokea, yang mengalami 
perubahan warna dari merah 
segar, merah kehitaman, merah 
muda, merah kekuningan 
sampai dengan putih. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
gandung darah dan jaringan 
desidua. Lokea serosa men-galami 
perubahan warna yang 
diawali dengan warna mer-ah 
muda pucat, pink, kuning 
sampai dengan putih. Lokea 
serosa terjadi selama 7-8 hari. 
Lokea ini mengandung se-rum, 
jaringan desidua, lekosit, 
dan eritrosit. . Bau lokea sero-sa 
paling kuat diantara lokea 
lainnya. Lokea serosa akan 
berubah menjadi lokea alba 
pada hari ke 10 postpartum, 
yang berwarna putih. Lokea 
alba akan berlangsung selama 
2 sampai 4 minggu post par-tum. 
Lokea alba mengandung 
lekosit dan sel desidua. (Var-ney, 
2004) 
1. Vagina 
Setelah persalinan, vagi-na 
kembali seperti sebelum 
hamil tapi tidak sampai sep-erti 
nullipara. Biasanya ter-bentuk 
rugae yang berbentuk 
seperti lipatan lipatan kulit di 
dinding vagina. Sisa dari jar-ingan 
hymen yang rusak dise-but 
karunkula hymenalis. Pada 
waktu segera setelah plasenta 
lahir, serviks berbentuk corong 
dan seolah olah antara serviks 
dan uterus terbentuk cincin, 
hal disebabkan karena uterus 
berkontraksi sedangkan ser-viks 
tidak berkontraksi. Serviks 
akan teraba tipis, lemas dan 
kalaupun berkontraksi hanya 
ringan saja. Laserasi lateral bi-asa 
terjadi pada serviks bagian 
luar. Setelah persalinan 2 – 3 
jam, hanya dapat dimasukkan 
2 – 3 jari sedangkan setelah 1 
minggu, hanya dapat dima-sukkan 
1 jari. Pengecilan ser-viks 
juga berkaitan dengan 
proses involusi uterus. Laser-asi 
yang terjadi pada serviks, 
vagina bahkan sampai dengan 
perineum membutuhkan per-awatan 
yang baik. Penggu-naan 
kompres betadine tidak 
lagi dianjurkan, tetapi menja-ga 
agar luka tetap bersih dan 
kering merupakan hal penting 
untuk diinformasikan pada 
ibu nifas. 
2. Laktasi 
Laktasi dapat diartikan 
dengan pembentukan dan 
pengeluaran air susu ibu. 
Air susu ibu ini merupakan 
makanan pokok yang terbaik 
bagi bayi yang bersifat alami-ah. 
Bagi setiap ibu yang mela-hirkan 
akan tersedia makanan 
bagi bayinya, dan bagi si anak 
akan merasa puas dalam pe-lukan 
ibunya, merasa aman, 
tenteram, hangat akan kasih 
sayang ibunya. Hal ini mer- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
upakan faktor penting bagi 
perkembangan anak selanjut-nya. 
Kolostrum adalah cairan berwar-na 
kuning tua seperti jeruk nipis 
yang disekresi oleh payudara 
pada awal masa nifas 
Cairan kolostrum biasanya 
keluar dari puting susu pada 
hari kedua post partum. 
Dibanding dengan ASI matur, 
kolostrum mengandung lebih 
banyak mineral dan protein-yang 
sebagian besar terdiri 
dari globulin- tetapi lebih se-dikit 
gula dan lemak. Sekresi 
kolostrum berlangsung sela-ma 
5 hari, dan mengalami pe-rubahan 
bertahap menjadi ASI 
matur 4 minggu setelahnya. 
Antibodi terdapat pada kolos-trum, 
dan kandungan imuno-globulin 
A-nbya dapat mem-berikan 
perlindungan kepada 
neonatus untuk melawan pa-togen 
enterik. (Cunningham, 
2004) 
Produksi ASI masih sangat 
dipengaruhi oleh faktor keji-waan, 
ibu yang selalu dalam 
keadaan tertekan, sedih, ku-rang 
percaya diri dan berb-agai 
ketegangan emosional 
akan menurunkan volume ASI 
bahkan tidak terjadi produksi 
ASI. Ibu yang sedang menyu-sui 
juga jangan terlalu banyak 
dibebani urusan pekerjaan 
rumah tangga, urusan kantor 
dan lainnya karena hal inipun 
dapat mempengaruhi ASI. 
Untuk memproduksi ASI yang 
baik harus dalam keadaan 
tenang. 
Gb. 2 Skema Reflek pada Lakta-si 
Sumber : http://jurnalbidan-diah. 
blogspot.com/2012/04/ 
anatomi-payudara-dan-fisiologis. 
html 
Ada 2 refleks yang sangat 
dipengaruhi oleh keadaan 
jiwa ibu, yaitu : 
1) Refleks Prolaktin 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Pada waktu bayi menghis-ap 
payudara ibu, ibu me-nerima 
rangsangan neu-rohormonal 
pada puting 
dan areola, rangsangan 
ini melalui nervus vagus 
diteruskan ke hipofisis lalu 
ke lobus anterior, lobus an-terior 
akan mengeluarkan 
hormon prolaktin yang 
masuk melalui peredaran 
darah sampai pada kelen-jar 
– kelenjar pembuat ASI 
dan merangsang untuk 
memproduksi ASI. 
2) Refleks Let Down 
Refleks ini mengakibatkan 
memancarnya ASI kelu-ar, 
isapan bayi akan mer-angsang 
puting susu dan 
areola yang dikirim lobus 
posterior melalui nervus 
vagus, dari glandula pitu-itary 
posterior dikeluarkan 
hormon oksitosin ke da-lam 
peredaran darah yang 
menyebabkan adanya 
kontraksi otot – otot myo-epitel 
dari saluran air susu, 
karena adanya menimbul-kan 
kontraksi ini maka ASI 
akan terperas ke arah am-pula. 
B. SISTEM PENCERNAAN 
Apakah Anda tahu, selain 
sistem reproduksi, perubahan 
juga terjadi pada sistem per-cernaan. 
Sebagai bidan, kita 
tentunya sudah tahu bahwa 
proses persalinan membutuh-kan 
energi yang banyak untuk 
kontraksi uterus. Oleh karena 
itu, ibu mungkin merasa lapar 
dan mulai makan satu atau 
dua jam setelah persalinan. 
Kecuali ada komplikasi per-salinan, 
tidak ada alasan bagi 
bidan untuk menunda pem-berian 
makan pada ibu nifas. 
Biasanya ibu mengalami ob-stipasi 
setelah persalinan. Hal 
ini disebabkan karena pada 
waktu melahirkan alat pencer-naan 
mendapat tekanan yang 
menyebabkan kolon menjadi 
kosong, pengeluaran cairan 
yang berlebihan pada wak-tu 
persalinan ( dehidrasi ), 
kurang makan, haemoroid, 
laserasi jalan lahir. Ibu mun-gkin 
menahan defekasi karena 
perineumnya mengalami per-lukaan 
atau karena ia kurang 
pengetahuan dan takut akan 
merobek atau merusak jahitan 
jika melakukan defekasi. Oleh 
karena itu, perlu diberikan 
pendidikan kesehatan tentang 
cara merawat luka perine-um, 
agar ibu tidak menahan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
defekasi. Supaya buang air 
besar kembali teratur, ibu nifas 
dapat diberikan diet/makanan 
yang mengandung serat dan 
pemberian cairan yang cuk-up. 
Bila usaha ini tidak berha-sil 
dalam waktu 2 atau 3 hari 
dapat ditolong dengan pem-berian 
obat yang lain dengan 
dikonsultasikan ke dokter ter-lebih 
dahulu. Sudah menja-di 
tugas bidan, untuk dapat 
memberikan pendidikan kese-hatan 
pada ibu terkait dengan 
pola makan dan pola defekasi 
setelah persalinan, sehingga 
ibu mendapatkan nutrisi yang 
cukup dan terhindar dari ob-stipasi. 
C. SISTEM PERKEMIHAN 
Pada saat hamil, kita 
tahu bahwa proses kehamilan 
normal biasanya disertai pen-ingkatan 
cairan ekstraseluler 
yang cukup bermakna (ter-jadinya 
hemodilusi), dan di-uresis 
masa nifas merupakan 
pembalikan fisiologis dari 
proses ini. Diuresis biasanya 
terjadi antara hari kedua dan 
kelima, bahkan bila wanita 
tersebut tidak mendapat infus 
cairan intravena yang berlebi-han 
selama persalinan. Hal ini 
disebabkan karena kelebihan 
cairan sebagai akibat retensi 
air dalam kehamilan dan se-karang 
dikeluarkan. Kadang 
– kadang hematuri akibat 
proses katalitik involusi. Ase-tonuria 
terutama setelah par-tus 
yang sulit dan lama yang 
disebabkan pemecahan kar-bohidrat 
yang banyak, karena 
kegiatan otot – otot rahim dan 
karena kelaparan. Proteinurine 
terjadi akibat dari autolisis sel 
– sel otot. 
Dinding kandung kenc-ing 
pada ibu nifas memperli-hatkan 
oedem dan hyperemia. 
Kadang – kadang oedem 
trigonum, menimbulkan ab-straksi 
dari uterus sehingga 
terjadi retensio urine. Kand-ung 
kencing dalam puerperi-um 
kurang sensitif dan kapa-sitasnya 
bertambah, sehingga 
kandung kencing penuh atau 
sesudah kencing masih tert-inggal 
urine residual ( normal 
± 15 cc). Sisa urine dan trauma 
pada kandung kencing wak-tu 
persalinan memudahkan 
terjadinya infeksi. Ureter dan 
pelvis renalis yang mengala-mi 
dilatasi akan kembali ke 
keadaan sebelum hamil mulai 
dari minggu ke 2 -8 setelah 
kelahiran. 
Untuk mencegah over- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
distensi diperlukan pen-gamatan 
yang ketat oleh 
bidan setelah kelahiran untuk 
menjamin kandung kemih ti-dak 
terisi secara berlebihan 
dan setiap kandung kemih 
dapat teraba sebagai suatu 
masa kistik suprapubik. Bila 
seorang ibu belum berkemih 
dalam 4 jam setelah kelahi-ran, 
ada kemungkinan ia tidak 
dapat melakukannya. Ibu yang 
pada awalnya sudah mengala-mi 
gangguan berkemih kemu-ngkinan 
akan mengalami ma-salah 
yang lebih lanjut. 
Beberapa faktor ibu dan 
janin mempengaruhi sistem 
perkemihan, faktor-faktor ob-stetris 
seperti kala dua me-manjang, 
lingkar kepala bayi, 
berat lahir dan episiotomi 
mempengaruhi terjadinya 
inkontinensia akibat stress 
setelah melahirkan. Gang-guan 
fungsi otot uretra dan 
sekitarnya selama persalinan 
pervaginam dianggap sebagai 
patofisiologi yang mendasa-ri 
inkontinensia masa nifas. 
Hampir semua wanita akan 
kembali ke pola miksi normal 
3 bulan setelah melahirkan. 
D. SISTEM MUSKULOSKELETAL 
Pernahkah Anda band-ingkan 
perut ibu sebelum 
hamil dan setelah melahirkan? 
Apa yang terjadi pada otot pe-rut 
ibu dan bagaimana men-gatasinya? 
Baiklah, silakan 
Anda baca uraian berikut ini. 
Pada saat hamil, otot perut ibu 
mengalami peregangan kare-na 
terdorong oleh pembesa-ran 
uterus. Ligamen, fasia, dan 
diafragma pelvis yang mere-gang 
pada waktu persalinan, 
setelah bayi lahir secara be-rangsur 
– angsur menjadi ciut 
dan pulih kembali sehingga ti-dak 
jarang uterus jatuh ke be-lakang 
dan menjadi retroflek-si, 
karena ligamen rotundum 
menjadi kendor. Stabilisasi se-cara 
sempurna terjadi pada 6 
– 8 minggu setelah persalinan. 
Gambar 3. Diastasis Rekti 
Sumber : Healthy Moms® Fitness 
dalam http://www.flexhk.com/flexlikes/ 
post-natal-diastasis-recti-specific-ex-ercises- 
for-women-and-its-benefits/ 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Sebagai akibat putusnya 
serat – serat elastik kulit dan 
distensi yang berlangsung 
lama akibat besarnya uter-us 
pada saat hamil, dinding 
abdomen masih lunak dan 
kendur untuk sementara wak-tu. 
Pemulihan dapat dibantu 
dengan latihan. Selain tim-bulnya 
striae yang berwar-na 
keperakan, dinding ab-domen 
biasanya kembali ke 
keadaan sebelum hamil. Na-mun, 
jika otot-ototnya tetap 
atonik, dinding abdomen 
akan tetap kendur. Mungkin 
terdapat pemisahan atau di-astasis 
muskulus rektus yang 
jelas. Pada keadaan ini, dind-ing 
abdomen di sekitar garis 
tengah hanya dibentuk oleh 
peritoneum, fasia tipis, le-mak 
subkutan dan kulit. 
Semua wanita yang per-nah 
hamil akan mengalami be-berapa 
derajat diastasis rekti 
(pemisahan otot rektus abdo-men). 
Seberapa berat diastasi 
bergantung pada sejumlah 
faktor termasuk kondisi umum 
dan tonus otot. Pengembalian 
tonus otot dari diastasis yang 
lebarnya lima jari membutuh-kan 
waktu lebih lama diband-ingkan 
diastasis yang lebarnya 
dua jari (penutupan diastasis 
dua jari bisa terjadi pada akhir 
puerperium). Jika tonus otot 
dinding abdomen tidak kem-bali, 
ruang antara otot rektus 
akan diisi dengan peritone-um, 
fasia dan lemak sehingga 
wanita tidak memiliki dukun-gan 
otot untuk kehamilan 
berikutnya. Hal ini menimbul-kan 
abdomen pendulus yang 
sering ditemui pada wanita 
multipara. Kondisi ini dapat 
menyebabkan nyeri pung-gung 
ekstrem dan kesulitan 
masuknya bagian presentasi 
janin ke panggul persalinan 
pada kehamilan berikutnya. 
(Cunningham, 2004) 
Untuk itu, sebagai bidan 
perlu memberikan pendidikan 
kesehatan pada ibu nifas ber-kaitan 
dengan perubahan 
yang terjadi pada otot perut-nya. 
Pada beberapa tempat, 
terdapat budaya untuk mem-bebat 
perut setelah melahir-kan 
yang berguna untuk men-gurangi 
atau memperbaiki 
diastasis rekti yang ada. Selain 
itu, senam nifas atau latihan 
fisik yang dilakukan oleh ibu 
juga dapat membantu pemu-lihan 
otot perut, sehingga 
pada kehamilan berikutnya 
ibu tidak mengalami masalah 
perut gantung. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
E. SISTEM ENDOKRIN 
Sebagaimana yang tel-ah 
kita ketahui bersama, hor-mon 
dalam tubuh ibu bekerja 
dengan sistem feed back, seh-ingga 
jika salah satu hormon 
meningkat, maka yang lainn-ya 
akan menurun. Perubahan 
hormon yang terjadi selama 
kehamilan akan kembali ke 
keadaan sebelum hamil se-cara 
berangsur–angsur dan 
membutuhkan waktu. Setelah 
persalinan, terjadi penurunan 
kadar progesteron dan estro-gen 
dalam jumlah besar dan 
mendadak, yang menggan-tikan 
pengaruh inhibisi pro-gesteron 
terhadap produksi 
α-laktalbumin oleh retikulum 
endoplasma kasar. Peningka-tan 
α-laktalbumin berfung-si 
untuk merangsang sintase 
laktosa yang pada akhirnya 
meningkatkan jumlah laktosa 
ASI. Penurunan progesteron 
juga menyebabkan prolak-tin 
bekerja tanpa hambatan 
dalam merangsang produksi 
α-laktalbumin. Intensitas dan 
durasi laktasi berikutnya seba-gian 
besar dikendalikan oleh 
perangsangan berulang pros-es 
menyusui. Meskipun kadar 
prolaktin plasma turun setelah 
persalinan hingga mencapai 
kadar yang jauh lebih rendah 
dibanding waktu hamil, seti-ap 
tindakan mengisap puting 
mencetuskan peningkatan 
kadar prolaktin. Rangsangan 
dari payudara mengurangi 
pelepasan faktor penghambat 
prolaktin dari hipotalamus, 
yang pada akhirnya mengin-duksi 
peningkatan sekresi 
prolaktin sementara oleh 
hipofisis. 
Beberapa hormon lain 
yang mengalami perubah-an 
adalah Hormon plasen-ta 
menurun dengan cepat 
setelah persalinan. Human 
Chorionic Gonadothropin 
(HCG) menurun dengan cepat 
dan menetap sampai 100 % 
dalam 3 jam hingga hari ke-7 
postpartum dan sebagai om-set 
pemenuhan mamae pada 
hari ke-3 postpartum. Hor-mon 
Pituitary; Prolaktin dar-ah 
meningkat dengan cepat, 
pada wanita yang tidak meny-usui 
menurun dalam waktu 2 
minggu. Folikel Stimulating 
Hormon (FSH) dan Luteiniz-ing 
Hormon (LH) meningkat 
pada fase konsentrasi foli-kuler 
pada minggu ke-3 dan 
tetap rendah hingga ovulasi 
terjadi.Hipothalamik Pituitary 
Ovarium; Untuk wanita yang 
menyusui dan tidak menyusui 
akan mempengaruhi lamanya 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
ia mendapatkan menstruasi. 
Seringkali menstruasi perta-ma 
itu bersifat anovulasi yang 
dikarenakan rendahnya kadar 
estrogen dan progesteron. Di-antara 
wanita laktasi sekitar 
15 % memperoleh menstrua-si 
setelah 6 minggu dan 45 % 
setelah 12 minggu. Diantara 
wanita yang tidak laktasi 40 % 
menstruasi setelah 6 minggu, 
65 % setelah 12 minggu dan 
90 % setelah 24 minggu. Un-tuk 
wanita laktasi 80 % men-struasi 
pertama ovulasi dan 
untuk wanita yang tidak lakta-si 
50 % siklus pertama anovu-lasi. 
F. PERUBAHAN TANDA – TAN-DA 
VITAL 
Perubahan yang terjadi 
pada semua sistem tubuh ibu 
akan berdampak pada peru-bahan 
tanda tanda vital. Hal 
ini penting untuk diketahui 
agar bidan dapat mengiden-tifikasi 
kelainan yang terja-di 
dan mencegah terjadinya 
komplikasi masa nifas. Seh-ingga 
dalam 2 jam perawatan 
post partum, seorang bidan 
harus memeriksa tanda tanda 
vital ibu setiap 15 menit dalam 
1 jam pertama dan setiap 30 
menit pada 1 jam kedua. 
Perubahan tanda – tanda vital 
tersebut meliputi : 
a. Suhu Badan 
Satu hari (24 jam) pospar-tum 
suhu badan akan naik 
sedikit (37,5°C-38°C) se-bagai 
akibat kerja keras 
waktu melahirkan, kehil-angan 
cairan dan kelelah-an. 
Apabila keadaan nor-mal 
suhu badan menjadi 
biasa, biasanya pada hari 
ketiga suhu badan akan 
naik lagi karena adanya 
pembentukkan ASI, buah 
dada menjadi bengkak, 
berwarna merah karena 
banyaknya ASI. Bila suhu 
tidak turun kemungkinan 
adanya infeksi pada endo-metrium, 
mastitis, traktus 
genitalis atau sistem yang 
lain 
b. Nadi 
Denyut nadi normal pada 
orang dewasa 60 – 80 kali/ 
menit, sehabis melahirkan 
biasanya denyut nadi itu 
akan lebih cepat. Perdara-han, 
demam selama proses 
persalinan dan rasa nyeri 
dapat meningkatkan de-nyut 
nadi. Nadi diatas 100 
setelah persalinan adalah 
tidak normal dan merupa- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
kan indikasi adanya infeksi 
atau perdarahan post par-tum 
sekunder. 
c. Tekanan Darah 
Tekanan darah biasanya 
tidak berubah, kemungk-inan 
tekanan darah akan 
rendah setelah ibu mela-hirkan 
karena ada perdar-ahan. 
Tekanan darah tinggi 
pada postpartum dapat 
menandakan terjadinya 
preeklamsi postpartum 
d. Pernafasan 
Keadaan pernafasan sela-lu 
berhubungan dengan 
keadaan suhu dan denyut 
nadi. Bila denyut nadi tidak 
normal, pernafasan juga 
akan mengikutinya kecua-li 
apabila ada gangguan 
khusus pada saluran nafas. 
G. SISTEM CARDIOVASKULER 
Selama masa kehamilan 
volume darah normal ibu di-gunakan 
untuk menampung 
aliran darah yang meningkat 
yang diperlukan oleh plasenta 
dan pembuluh darah uterus. 
Penarikan kembali estrogen 
menyebabkan diuresis terja-di, 
yang secara cepat mengu-rangi 
volume plasma kembali 
pada proporsi normal. Aliran 
ini terjadi dalam 2 – 4 jam per-tama 
setelah kelahiran bayi. 
Selama masa ini ibu menge-luarkan 
banyak sekali jumlah 
urin. Hilangnya progester-on 
membantu mengurangi 
retensi cairan yang melekat 
dengan meningkatnya vaskul-er 
pada jaringan tersebut sela-ma 
kehamilan bersama- sama 
dengan trauma setelah persa-linan. 
Pada persalinan pervagi-nam 
kehilangan darah sekitar 
300 – 400 cc. Bila kelahiran 
melalui seksio sesaria, maka 
kehilangan darah dapat dua 
kali lipat. Perubahan terdiri 
dari volume darah ( blood vol-ume) 
dan hematokrit (haemo-concentration). 
Bila persalinan 
pervaginam, hematokrit akan 
naik dan pada seksio sesaria, 
hematokrit cenderung stabil 
dan kembali normal setelah 4 
– 6 minggu. 
Setelah persalinan vo-lume 
darah ibu relatif akan 
bertambah. Keadaan ini akan 
menimbulkan beban pada 
jantung, dapat menimbulkan 
decompensatio cordia pada 
penderita vitum cordia. Kea-daan 
ini dapat diatasi dengan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
mekanisme kompensasi den-gan 
timbulnya haemokon-sentrasi 
sehingga volume da-rah 
kembali seperti sediakala, 
umumnya ini terjadi pada hari 
ke 3-5 postpartum. 
H. SISTEM HEMATOLOGI 
Apakah Anda tahu, peru-bahan 
juga pada sistem pere-daran 
darah ibu nifas? Proses 
persalinan akan menyebabkan 
banyaknya pembuluh darah 
yang terbuka sehingga mem-butuhkan 
konsentrasi Hb yang 
tinggi dan faktor pembekuan 
darah yang berjalan baik. Sela-ma 
berminggu – minggu tera-khir 
kehamilan, kadar fibrino-gen 
dan plasma serta faktor 
– faktor pembekuan darah 
meningkat. Pada hari pertama 
postpartum, kadar fibrinogen 
dan plasma sedikit menurun 
tetapi darah lebih mengental 
dengan peningkatan viskos-itas 
sehingga meningkatkan 
faktor pembekuan darah. Leu-kositosis 
yang meningkat di-mana 
jumlah sel darah putih 
dapat mencapai 15000 selama 
persalinan akan tetap tinggi 
dalam beberapa hari pertama 
dari masa postpartum. Jumlah 
sel darah putih tersebut masih 
bisa naik lagi sampai 25.000 
atau 30.000 tanpa adanya 
kondisi patologis jika wanita 
tersebut mengalami persali-nan 
lama. Jumlah hemoglobin, 
hematokrit, dan eritrosit akan 
sangat bervariasi pada awal – 
awal masa pospartum sebagai 
akibat dari volume darah yang 
berubah – ubah. Semua ting-katan 
ini akan dipengaruhi 
oleh status gizi dan hidra-si 
wanita tersebut. Kira – kira 
selama kelahiran dan masa 
pospartum terjadi kehilangan 
darah sekitar 200 – 500 ml. 
Penurunan volume dan pen-ingkatan 
sel darah pada ke-hamilan 
diasosiasikan dengan 
peningkatan hematokrit dan 
hemoglobin pada hari ke 3-7 
pospartum dan akan kembali 
normal dalam 4 – 5 minggu 
postpartum 
Satu minggu setelah 
persalinan, volume darah tel-ah 
hampir kembali ke nilainya 
ketika tidak hamil. Curah jan-tung 
tetap meningkat sela-ma 
kurang lebih 48 jam post 
partum. Hal ini disebabkan 
karena peningkatan isi sekun-cup 
dari aliran balik vana,kare-na 
frekuensi denyut jantung 
menurun pada saat yang 
sama. Setelah 2 minggu pe-rubahan 
– perubahan ini kem-bali 
ke kadarnya ketika tidak 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
hamil. 
Perubahan pada faktor 
– faktor pembekuan darah 
yang diinduksi oleh kehamilan 
menetap untuk waktu yang 
bervariasi selama masa nifas. 
Peningkatan fibrinogen plas-ma 
yang juga mengakibatkan 
peningkatan laju endap dar-ah 
menetap selama 1 minggu 
pertama. 
Baiklah kita sudah sele-sai 
pada kegiatan belajar 1. 
Setelah mempelajari KB 1 ini, 
apakah Anda sudah paham 
tentang perubahan yang ter-jadi 
pada ibu nifas? Bila masih 
ada keraguan, silahkan Anda 
ulangi lagi untuk mempela-jarinya 
kembali. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Rangkuman 
Perubahan yang terjadi selama ke-hamilan 
akan kembali normal seperti 
sebelum hamil dalam waktu 6 ming-gu, 
namun secara keseluruhan akan 
pulih dalam 3 bulan.Involusi uterus 
atau pengerutan uterus merupakan 
suatu proses dimana uterus kemba-li 
ke kondisi sebelum hamil dengan 
bobot hanya 60 - 70 gram. Proses in-volusi 
uterus yang terjadi dimulai den-gan 
Autolysis, peningkatan hormon 
Oksitosin yang mengatur kontraksi 
uterus yang pada akhirnya menciut-kan 
rahim. 
Lokea adalah sekresi cairan rahim 
selama masa nifas dan mempunyai 
reaksi basa / álkalis yang dapat mem-buat 
organisme berkembang lebih 
cepat daripada kondisi asam yang 
ada pada vagina normal. Pengeluaran 
lokea dapat dibagi berdasarkan waktu 
dan warnanya yaitu lokea rubra, sero-sa 
dan alba. 
Ada 2 refleks pada proses meny-usui 
yang sangat dipengaruhi oleh 
keadaan jiwa ibu, yaitu :Refleks Pro-laktin 
dan Refleks Let Down. Perubah-an 
yang berhubungan dengan proses 
eliminasi ibu adalah sering terjadi ob-stipasi 
dan retensi urin. Ligamen, fasia, 
dan diafragma pelvis yang meregang 
pada waktu persalinan, setelah bayi 
lahir secara berangsur – angsur men-jadi 
ciut dan pulih kembali sehingga 
tidak jarang uterus jatuh ke belakang 
dan menjadi retrofleksi, karena liga-men 
rotundum menjadi kendor 
Setelah persalinan volume darah 
ibu relatif akan bertambah. Keadaan 
ini dapat diatasi dengan mekanis-me 
kompensasi dengan timbulnya 
haemokonsentrasi sehingga volu-me 
darah kembali seperti sediakala, 
umumnya ini terjadi pada hari ke 3-5 
postpartum. Peningkatan suhu tubuh, 
nadi, pernafasan dan tekanan darah 
mengindikasikan terjadinya infeksi 
atau perdarahan pada masa nifas 
Seorang bidan harus memahami 
perubahan fisiologis yang terjadi pada 
masa nifas agar dapat memberikan 
asuhan yang tepat pada ibu nifas 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 18

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin pjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasyessipriskila
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Operator Warnet Vast Raha
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIpjj_kemenkes
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,pjj_kemenkes
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatalJoni Iswanto
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiihesti kusdianingrum
 
Ppt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasPpt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasyessipriskila
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin
 
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitas
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
Modul 1 2 masalah kebidanan komunitas,
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
askeb anemia ringan
askeb anemia ringanaskeb anemia ringan
askeb anemia ringan
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
Ppt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasPpt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitas
 

Viewers also liked

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASpjj_kemenkes
 
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologiPerubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologiMuhammad Kurniawan
 
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifasSistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifaspowerpoint2910
 
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifas
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifasSenam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifas
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifasHenggar Pratama
 
Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi pjj_kemenkes
 
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahir
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahirKb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahir
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahirUwes Chaeruman
 
Hubungan Antar Manusia
Hubungan Antar ManusiaHubungan Antar Manusia
Hubungan Antar Manusiapjj_kemenkes
 
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan NifasKB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan NifasUwes Chaeruman
 
Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K pjj_kemenkes
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Uwes Chaeruman
 

Viewers also liked (20)

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
 
Anfis laktasi
Anfis laktasiAnfis laktasi
Anfis laktasi
 
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologiPerubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
 
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifasSistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
 
Kb 4
Kb 4Kb 4
Kb 4
 
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifas
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifasSenam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifas
Senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu nifas
 
Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1
 
Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi
 
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahir
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahirKb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahir
Kb 2 respon orangtua terhadap bayi baru lahir
 
Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1
 
Kb 2 modul 3 kdm ii
Kb 2 modul 3 kdm iiKb 2 modul 3 kdm ii
Kb 2 modul 3 kdm ii
 
Hubungan Antar Manusia
Hubungan Antar ManusiaHubungan Antar Manusia
Hubungan Antar Manusia
 
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan NifasKB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas
KB 1 - Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K Konsep Dasar KIP/K
Konsep Dasar KIP/K
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
 

Similar to PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BMeilina18
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP meilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1Bmeilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B meilina17
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxNursyahlaNazwabillah
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxRikobmse
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifasandlye
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidananpjj_kemenkes
 
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Ichal Ichal
 

Similar to PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS (20)

Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP Tugas TIK Meilina Tri WP
Tugas TIK Meilina Tri WP
 
Tugas TIK B
Tugas TIK BTugas TIK B
Tugas TIK B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
 
MASA NIFAS
MASA NIFASMASA NIFAS
MASA NIFAS
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifas
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 
KB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup KebidananKB 1 Lingkup Kebidanan
KB 1 Lingkup Kebidanan
 
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
 
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Apa yang terjadi pada ibu nifas? Perubahan fisik apa saja yang terjadi secara alamiah pada seorang ibu nifas? Berb-agai pertanyaan tentunya tel-ah berkecamuk dalam pikiran Anda. Sebagai seorang bidan, untuk dapat memberikan asu-han yang sesuai dengan kebu-tuhan klien, tentunya kita harus dapat memahami perubahan – perubahan fisik yang terjadi, se-hingga asuhan yang diberikan tepat sasaran. Baiklah, selamat membaca. Selama hamil, terja-di perubahan pada sistem tu-buh wanita, diantaranya ter-jadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem mu-skuloskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi dan perubahan tanda – tanda vital. Pada masa postpartum perubahan – pe-rubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Sebagai seorang bidan, sebelum memberikan asuhan kita harus fahami, perubahan apa yang sedang berlangsung pada diri seorang ibu yang baru melahirkan, sehingga kita bisa mengetahui kebutuhan ibu dan menyesuaikan dengan asuhan yang akan kita berikan. Baiklah, pertama – tama kita akan mem-bahas tentang sistem reproduk-si. A. SISTEM REPRODUKSI Perubahan fisiologi yang dialami oleh seorang ibu nifas berfokus pada perubahan yang terjadi pada sistem reproduksinya. In-volusi yang terjadi dikaitkan den-gan perubahan semua organ dan struktur dari sistem reproduksi wanita. Bagaimana perubahan yang terjadi pada sistem repro-duksi ?, Silakan Anda baca uraian berikut ini. 1. Involusi Uterus Defi nisi Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 -70 gram Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Proses involusi uter-us dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kon-traksi otot-otot polos uterus. Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus ber-sandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan berat uterus sewaktu usia ke-hamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram. Proses involusi uterus yang terjadi dalam tubuh seo-rang ibu nifas dimulai dengan proses Autolysis yang mer-upakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dida-lam otot uterus. Selain itu, en-zim proteolitik yang ada akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Di dalam sistem peredaran dar-ah dan kelenjar limfe terdapat polymorph phagolitik dan macrophages yang akan me-makan sel sel yang telah ru-sak. Kemudian pada jaringan yang telah berpoliferasi aki-bat jumlah hormon estrogen yang tinggi selama kehamilan akan mengalami atrofi jarin-gan, sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estro-gen yang menyertai pelepas-an plasenta. Selain itu hormon Oksi-tosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi ute-rus, mengkompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostatis. Kontraksi dan ret-raksi otot uterus akan mengu-rangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tem-pat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan pada ibu postpartum. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan peru-bahan – perubahan normal didalam uterus selama masa postpartum : Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Tabel 1. Perubahan Tinggi Fundus Uteri Tinggi Fundus Bobot Uterus Pada akhir persalinan 2 jr di bawah pusat 9 0 0 -1000 gr Akhir ming-gu ke-1 Pertengahan simpisis dan pusat 450 - 500 gr Akhir ming-gu ke-2 Tidak teraba (dalam 10 hari PP) 200-350 gr Akhir ming-gu ke-6 60-70 gr 2,5 cm Menyempit Sumber: Pusdiknakes (2003) dan Varney (2004) Rata-rata involusi bisa dini-lai dengan penurunan rata-rata fundus uteri. Pada hari pertama tinggi diatas simphysis pubis se-kitar lebih dari 12 cm. Terdapat penurunan yang stabil pada ting-gi fundus yaitu sekitar 1 cm/hari, sehingga pada hari ketujuh tinggi fundus sekitar 5 cm dan pada hari ke sepuluh fundus hampir dapat dipalpasi pada tingkat simphysis pubis. Perubahan uterus ini ber-hubungan erat dengan peru-bahan- perubahan pada mio-metrium. Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening. De-sidua Diameter Uterus Palpasi Servik 12,5 cm Lembut/ lunak 7,5 cm 2 cm 5,0 cm 1 cm tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekpulsi plasenta dan membran yang terdiri dari lapisan zona spongio-sa pada decidua basalis (tempat implantasi) dan desidua parieta-lis (lapisan sisa uterus). Desidua yang tersisa menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai ha-sil invasi leukosit yaitu : 1) Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang ter-pakai lagi sebagai bagian dari pembuangan lokea dan lapisan dalam dekat miometrium. 2) Lapisan yang terdiri dari si-sa- sisa endometrium di lapisan basalis. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Gambar 1. Perubahan tinggi Fundus Uterus Sumber : Varney’s (2004) Endometrium akan diperba-harui oleh proliferasi epitheli-um endometrium. Regenera-si endometrium diselesaikan selama pertengahan atau akhir dari postpartum ming-gu ketiga kecuali di tempat implantasi plasenta. 2. Lokea Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar bersa-ma dengan sisa cairan. Pengeluaran lokea ini bi-asanya berakhir dalam wak-tu 3 sampai 6 minggu. Lokea adalah sekresi cairan rahim se-lama masa nifas dan mempu-nyai reaksi basa / álkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dar-ipada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda – beda pada setiap wanita. Lokea mengalami pe-rubahan karena proses involu-si. Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya yaitu lokea rubra, serosa dan alba. Lokea rubra berwarna merah. Lokea ini ter-jadi segera setelah persalinan sampai dengan hari ke -3 post partum. Lokea rubra men- Campuran antara darah dan desidua tersebut dinamakan Lokea, yang mengalami perubahan warna dari merah segar, merah kehitaman, merah muda, merah kekuningan sampai dengan putih. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan gandung darah dan jaringan desidua. Lokea serosa men-galami perubahan warna yang diawali dengan warna mer-ah muda pucat, pink, kuning sampai dengan putih. Lokea serosa terjadi selama 7-8 hari. Lokea ini mengandung se-rum, jaringan desidua, lekosit, dan eritrosit. . Bau lokea sero-sa paling kuat diantara lokea lainnya. Lokea serosa akan berubah menjadi lokea alba pada hari ke 10 postpartum, yang berwarna putih. Lokea alba akan berlangsung selama 2 sampai 4 minggu post par-tum. Lokea alba mengandung lekosit dan sel desidua. (Var-ney, 2004) 1. Vagina Setelah persalinan, vagi-na kembali seperti sebelum hamil tapi tidak sampai sep-erti nullipara. Biasanya ter-bentuk rugae yang berbentuk seperti lipatan lipatan kulit di dinding vagina. Sisa dari jar-ingan hymen yang rusak dise-but karunkula hymenalis. Pada waktu segera setelah plasenta lahir, serviks berbentuk corong dan seolah olah antara serviks dan uterus terbentuk cincin, hal disebabkan karena uterus berkontraksi sedangkan ser-viks tidak berkontraksi. Serviks akan teraba tipis, lemas dan kalaupun berkontraksi hanya ringan saja. Laserasi lateral bi-asa terjadi pada serviks bagian luar. Setelah persalinan 2 – 3 jam, hanya dapat dimasukkan 2 – 3 jari sedangkan setelah 1 minggu, hanya dapat dima-sukkan 1 jari. Pengecilan ser-viks juga berkaitan dengan proses involusi uterus. Laser-asi yang terjadi pada serviks, vagina bahkan sampai dengan perineum membutuhkan per-awatan yang baik. Penggu-naan kompres betadine tidak lagi dianjurkan, tetapi menja-ga agar luka tetap bersih dan kering merupakan hal penting untuk diinformasikan pada ibu nifas. 2. Laktasi Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok yang terbaik bagi bayi yang bersifat alami-ah. Bagi setiap ibu yang mela-hirkan akan tersedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam pe-lukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini mer- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 7
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan upakan faktor penting bagi perkembangan anak selanjut-nya. Kolostrum adalah cairan berwar-na kuning tua seperti jeruk nipis yang disekresi oleh payudara pada awal masa nifas Cairan kolostrum biasanya keluar dari puting susu pada hari kedua post partum. Dibanding dengan ASI matur, kolostrum mengandung lebih banyak mineral dan protein-yang sebagian besar terdiri dari globulin- tetapi lebih se-dikit gula dan lemak. Sekresi kolostrum berlangsung sela-ma 5 hari, dan mengalami pe-rubahan bertahap menjadi ASI matur 4 minggu setelahnya. Antibodi terdapat pada kolos-trum, dan kandungan imuno-globulin A-nbya dapat mem-berikan perlindungan kepada neonatus untuk melawan pa-togen enterik. (Cunningham, 2004) Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor keji-waan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, ku-rang percaya diri dan berb-agai ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu yang sedang menyu-sui juga jangan terlalu banyak dibebani urusan pekerjaan rumah tangga, urusan kantor dan lainnya karena hal inipun dapat mempengaruhi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang. Gb. 2 Skema Reflek pada Lakta-si Sumber : http://jurnalbidan-diah. blogspot.com/2012/04/ anatomi-payudara-dan-fisiologis. html Ada 2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu : 1) Refleks Prolaktin Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Pada waktu bayi menghis-ap payudara ibu, ibu me-nerima rangsangan neu-rohormonal pada puting dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hipofisis lalu ke lobus anterior, lobus an-terior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada kelen-jar – kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI. 2) Refleks Let Down Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI kelu-ar, isapan bayi akan mer-angsang puting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pitu-itary posterior dikeluarkan hormon oksitosin ke da-lam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot – otot myo-epitel dari saluran air susu, karena adanya menimbul-kan kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah am-pula. B. SISTEM PENCERNAAN Apakah Anda tahu, selain sistem reproduksi, perubahan juga terjadi pada sistem per-cernaan. Sebagai bidan, kita tentunya sudah tahu bahwa proses persalinan membutuh-kan energi yang banyak untuk kontraksi uterus. Oleh karena itu, ibu mungkin merasa lapar dan mulai makan satu atau dua jam setelah persalinan. Kecuali ada komplikasi per-salinan, tidak ada alasan bagi bidan untuk menunda pem-berian makan pada ibu nifas. Biasanya ibu mengalami ob-stipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencer-naan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada wak-tu persalinan ( dehidrasi ), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Ibu mun-gkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami per-lukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan defekasi. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat luka perine-um, agar ibu tidak menahan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan defekasi. Supaya buang air besar kembali teratur, ibu nifas dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cuk-up. Bila usaha ini tidak berha-sil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pem-berian obat yang lain dengan dikonsultasikan ke dokter ter-lebih dahulu. Sudah menja-di tugas bidan, untuk dapat memberikan pendidikan kese-hatan pada ibu terkait dengan pola makan dan pola defekasi setelah persalinan, sehingga ibu mendapatkan nutrisi yang cukup dan terhindar dari ob-stipasi. C. SISTEM PERKEMIHAN Pada saat hamil, kita tahu bahwa proses kehamilan normal biasanya disertai pen-ingkatan cairan ekstraseluler yang cukup bermakna (ter-jadinya hemodilusi), dan di-uresis masa nifas merupakan pembalikan fisiologis dari proses ini. Diuresis biasanya terjadi antara hari kedua dan kelima, bahkan bila wanita tersebut tidak mendapat infus cairan intravena yang berlebi-han selama persalinan. Hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan se-karang dikeluarkan. Kadang – kadang hematuri akibat proses katalitik involusi. Ase-tonuria terutama setelah par-tus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan kar-bohidrat yang banyak, karena kegiatan otot – otot rahim dan karena kelaparan. Proteinurine terjadi akibat dari autolisis sel – sel otot. Dinding kandung kenc-ing pada ibu nifas memperli-hatkan oedem dan hyperemia. Kadang – kadang oedem trigonum, menimbulkan ab-straksi dari uterus sehingga terjadi retensio urine. Kand-ung kencing dalam puerperi-um kurang sensitif dan kapa-sitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tert-inggal urine residual ( normal ± 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kencing wak-tu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Ureter dan pelvis renalis yang mengala-mi dilatasi akan kembali ke keadaan sebelum hamil mulai dari minggu ke 2 -8 setelah kelahiran. Untuk mencegah over- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan distensi diperlukan pen-gamatan yang ketat oleh bidan setelah kelahiran untuk menjamin kandung kemih ti-dak terisi secara berlebihan dan setiap kandung kemih dapat teraba sebagai suatu masa kistik suprapubik. Bila seorang ibu belum berkemih dalam 4 jam setelah kelahi-ran, ada kemungkinan ia tidak dapat melakukannya. Ibu yang pada awalnya sudah mengala-mi gangguan berkemih kemu-ngkinan akan mengalami ma-salah yang lebih lanjut. Beberapa faktor ibu dan janin mempengaruhi sistem perkemihan, faktor-faktor ob-stetris seperti kala dua me-manjang, lingkar kepala bayi, berat lahir dan episiotomi mempengaruhi terjadinya inkontinensia akibat stress setelah melahirkan. Gang-guan fungsi otot uretra dan sekitarnya selama persalinan pervaginam dianggap sebagai patofisiologi yang mendasa-ri inkontinensia masa nifas. Hampir semua wanita akan kembali ke pola miksi normal 3 bulan setelah melahirkan. D. SISTEM MUSKULOSKELETAL Pernahkah Anda band-ingkan perut ibu sebelum hamil dan setelah melahirkan? Apa yang terjadi pada otot pe-rut ibu dan bagaimana men-gatasinya? Baiklah, silakan Anda baca uraian berikut ini. Pada saat hamil, otot perut ibu mengalami peregangan kare-na terdorong oleh pembesa-ran uterus. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang mere-gang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara be-rangsur – angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga ti-dak jarang uterus jatuh ke be-lakang dan menjadi retroflek-si, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi se-cara sempurna terjadi pada 6 – 8 minggu setelah persalinan. Gambar 3. Diastasis Rekti Sumber : Healthy Moms® Fitness dalam http://www.flexhk.com/flexlikes/ post-natal-diastasis-recti-specific-ex-ercises- for-women-and-its-benefits/ Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 11
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Sebagai akibat putusnya serat – serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uter-us pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara wak-tu. Pemulihan dapat dibantu dengan latihan. Selain tim-bulnya striae yang berwar-na keperakan, dinding ab-domen biasanya kembali ke keadaan sebelum hamil. Na-mun, jika otot-ototnya tetap atonik, dinding abdomen akan tetap kendur. Mungkin terdapat pemisahan atau di-astasis muskulus rektus yang jelas. Pada keadaan ini, dind-ing abdomen di sekitar garis tengah hanya dibentuk oleh peritoneum, fasia tipis, le-mak subkutan dan kulit. Semua wanita yang per-nah hamil akan mengalami be-berapa derajat diastasis rekti (pemisahan otot rektus abdo-men). Seberapa berat diastasi bergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot. Pengembalian tonus otot dari diastasis yang lebarnya lima jari membutuh-kan waktu lebih lama diband-ingkan diastasis yang lebarnya dua jari (penutupan diastasis dua jari bisa terjadi pada akhir puerperium). Jika tonus otot dinding abdomen tidak kem-bali, ruang antara otot rektus akan diisi dengan peritone-um, fasia dan lemak sehingga wanita tidak memiliki dukun-gan otot untuk kehamilan berikutnya. Hal ini menimbul-kan abdomen pendulus yang sering ditemui pada wanita multipara. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pung-gung ekstrem dan kesulitan masuknya bagian presentasi janin ke panggul persalinan pada kehamilan berikutnya. (Cunningham, 2004) Untuk itu, sebagai bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada ibu nifas ber-kaitan dengan perubahan yang terjadi pada otot perut-nya. Pada beberapa tempat, terdapat budaya untuk mem-bebat perut setelah melahir-kan yang berguna untuk men-gurangi atau memperbaiki diastasis rekti yang ada. Selain itu, senam nifas atau latihan fisik yang dilakukan oleh ibu juga dapat membantu pemu-lihan otot perut, sehingga pada kehamilan berikutnya ibu tidak mengalami masalah perut gantung. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan E. SISTEM ENDOKRIN Sebagaimana yang tel-ah kita ketahui bersama, hor-mon dalam tubuh ibu bekerja dengan sistem feed back, seh-ingga jika salah satu hormon meningkat, maka yang lainn-ya akan menurun. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan akan kembali ke keadaan sebelum hamil se-cara berangsur–angsur dan membutuhkan waktu. Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar progesteron dan estro-gen dalam jumlah besar dan mendadak, yang menggan-tikan pengaruh inhibisi pro-gesteron terhadap produksi α-laktalbumin oleh retikulum endoplasma kasar. Peningka-tan α-laktalbumin berfung-si untuk merangsang sintase laktosa yang pada akhirnya meningkatkan jumlah laktosa ASI. Penurunan progesteron juga menyebabkan prolak-tin bekerja tanpa hambatan dalam merangsang produksi α-laktalbumin. Intensitas dan durasi laktasi berikutnya seba-gian besar dikendalikan oleh perangsangan berulang pros-es menyusui. Meskipun kadar prolaktin plasma turun setelah persalinan hingga mencapai kadar yang jauh lebih rendah dibanding waktu hamil, seti-ap tindakan mengisap puting mencetuskan peningkatan kadar prolaktin. Rangsangan dari payudara mengurangi pelepasan faktor penghambat prolaktin dari hipotalamus, yang pada akhirnya mengin-duksi peningkatan sekresi prolaktin sementara oleh hipofisis. Beberapa hormon lain yang mengalami perubah-an adalah Hormon plasen-ta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic Gonadothropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 100 % dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai om-set pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum. Hor-mon Pituitary; Prolaktin dar-ah meningkat dengan cepat, pada wanita yang tidak meny-usui menurun dalam waktu 2 minggu. Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luteiniz-ing Hormon (LH) meningkat pada fase konsentrasi foli-kuler pada minggu ke-3 dan tetap rendah hingga ovulasi terjadi.Hipothalamik Pituitary Ovarium; Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi perta-ma itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di-antara wanita laktasi sekitar 15 % memperoleh menstrua-si setelah 6 minggu dan 45 % setelah 12 minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40 % menstruasi setelah 6 minggu, 65 % setelah 12 minggu dan 90 % setelah 24 minggu. Un-tuk wanita laktasi 80 % men-struasi pertama ovulasi dan untuk wanita yang tidak lakta-si 50 % siklus pertama anovu-lasi. F. PERUBAHAN TANDA – TAN-DA VITAL Perubahan yang terjadi pada semua sistem tubuh ibu akan berdampak pada peru-bahan tanda tanda vital. Hal ini penting untuk diketahui agar bidan dapat mengiden-tifikasi kelainan yang terja-di dan mencegah terjadinya komplikasi masa nifas. Seh-ingga dalam 2 jam perawatan post partum, seorang bidan harus memeriksa tanda tanda vital ibu setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Perubahan tanda – tanda vital tersebut meliputi : a. Suhu Badan Satu hari (24 jam) pospar-tum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C-38°C) se-bagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehil-angan cairan dan kelelah-an. Apabila keadaan nor-mal suhu badan menjadi biasa, biasanya pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena adanya pembentukkan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endo-metrium, mastitis, traktus genitalis atau sistem yang lain b. Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 kali/ menit, sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Perdara-han, demam selama proses persalinan dan rasa nyeri dapat meningkatkan de-nyut nadi. Nadi diatas 100 setelah persalinan adalah tidak normal dan merupa- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan kan indikasi adanya infeksi atau perdarahan post par-tum sekunder. c. Tekanan Darah Tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungk-inan tekanan darah akan rendah setelah ibu mela-hirkan karena ada perdar-ahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum d. Pernafasan Keadaan pernafasan sela-lu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila denyut nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya kecua-li apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. G. SISTEM CARDIOVASKULER Selama masa kehamilan volume darah normal ibu di-gunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterus. Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis terja-di, yang secara cepat mengu-rangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2 – 4 jam per-tama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu menge-luarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progester-on membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskul-er pada jaringan tersebut sela-ma kehamilan bersama- sama dengan trauma setelah persa-linan. Pada persalinan pervagi-nam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui seksio sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah ( blood vol-ume) dan hematokrit (haemo-concentration). Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4 – 6 minggu. Setelah persalinan vo-lume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensatio cordia pada penderita vitum cordia. Kea-daan ini dapat diatasi dengan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 15
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan mekanisme kompensasi den-gan timbulnya haemokon-sentrasi sehingga volume da-rah kembali seperti sediakala, umumnya ini terjadi pada hari ke 3-5 postpartum. H. SISTEM HEMATOLOGI Apakah Anda tahu, peru-bahan juga pada sistem pere-daran darah ibu nifas? Proses persalinan akan menyebabkan banyaknya pembuluh darah yang terbuka sehingga mem-butuhkan konsentrasi Hb yang tinggi dan faktor pembekuan darah yang berjalan baik. Sela-ma berminggu – minggu tera-khir kehamilan, kadar fibrino-gen dan plasma serta faktor – faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskos-itas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Leu-kositosis yang meningkat di-mana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000 atau 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persali-nan lama. Jumlah hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit akan sangat bervariasi pada awal – awal masa pospartum sebagai akibat dari volume darah yang berubah – ubah. Semua ting-katan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidra-si wanita tersebut. Kira – kira selama kelahiran dan masa pospartum terjadi kehilangan darah sekitar 200 – 500 ml. Penurunan volume dan pen-ingkatan sel darah pada ke-hamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 pospartum dan akan kembali normal dalam 4 – 5 minggu postpartum Satu minggu setelah persalinan, volume darah tel-ah hampir kembali ke nilainya ketika tidak hamil. Curah jan-tung tetap meningkat sela-ma kurang lebih 48 jam post partum. Hal ini disebabkan karena peningkatan isi sekun-cup dari aliran balik vana,kare-na frekuensi denyut jantung menurun pada saat yang sama. Setelah 2 minggu pe-rubahan – perubahan ini kem-bali ke kadarnya ketika tidak Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 16
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan hamil. Perubahan pada faktor – faktor pembekuan darah yang diinduksi oleh kehamilan menetap untuk waktu yang bervariasi selama masa nifas. Peningkatan fibrinogen plas-ma yang juga mengakibatkan peningkatan laju endap dar-ah menetap selama 1 minggu pertama. Baiklah kita sudah sele-sai pada kegiatan belajar 1. Setelah mempelajari KB 1 ini, apakah Anda sudah paham tentang perubahan yang ter-jadi pada ibu nifas? Bila masih ada keraguan, silahkan Anda ulangi lagi untuk mempela-jarinya kembali. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Rangkuman Perubahan yang terjadi selama ke-hamilan akan kembali normal seperti sebelum hamil dalam waktu 6 ming-gu, namun secara keseluruhan akan pulih dalam 3 bulan.Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kemba-li ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 - 70 gram. Proses in-volusi uterus yang terjadi dimulai den-gan Autolysis, peningkatan hormon Oksitosin yang mengatur kontraksi uterus yang pada akhirnya menciut-kan rahim. Lokea adalah sekresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa / álkalis yang dapat mem-buat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya yaitu lokea rubra, sero-sa dan alba. Ada 2 refleks pada proses meny-usui yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu :Refleks Pro-laktin dan Refleks Let Down. Perubah-an yang berhubungan dengan proses eliminasi ibu adalah sering terjadi ob-stipasi dan retensi urin. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur men-jadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena liga-men rotundum menjadi kendor Setelah persalinan volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanis-me kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volu-me darah kembali seperti sediakala, umumnya ini terjadi pada hari ke 3-5 postpartum. Peningkatan suhu tubuh, nadi, pernafasan dan tekanan darah mengindikasikan terjadinya infeksi atau perdarahan pada masa nifas Seorang bidan harus memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas agar dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu nifas Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 18