SlideShare a Scribd company logo
1 of 23




Adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Secara umum persalinan adalah serangkaian
kajadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir
spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
MENURUT TUANYA KEHAMILAN :
1. Abortus
: Pengeluaran hasil konsepsi
sebelum kehamilan 22 minggu / janin
dengan BB 500 gr.
2. Partus
immaturus : Pengeluaran hasil
konsepsi antara 22-28 minggu / bayi
dengan BB antara 500 gr-999 gr.
3. Partus
prematurus : Pengeluaran hasil
konsepsi antara 28-37 minggu bayi dengan
BB antara 1000 gr-2499 gr.
MENURUT TUANYA KEHAMILAN :
4. Partus
matur
atau
partus
aterm
:
Pengeluaran hasil konsepsi antara 37-42
minggu / bayi dengan BB ≥ 2500 gr.
5. Partus postmaturus atau partus serotinus :
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kehamilan > 42 minggu.
MENURUT CARA PERSALINAN :
1. Partus
spontan /Biasa : Persalinan yang
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Partus buatan : Persalinan yang dibantu dengan
tenaga dari luar, misalnya ekstraksi vakum dan
sectio caesarea (SC)
3. Partus anjuran : Persalinan bila bayi sudah
cukup besar untuk hidup diluar, tetapi
menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan
tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitocin atau prostaglandin
1.

2.

3.

4.

Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan

estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari
plasenta berkurang.
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus
Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi
kontraksi otot polos uterus.
Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal
dan beban, semakin merangsang terjadinya
kontraksi.
Peningkatan beban / stress pada maternal maupun
fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan
peningkatan
aktifitas
kortison, prostaglandin, oksitosin, yang menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
Ditentukan oleh 3 faktor “P” utama :
1.

Power

2.

Passage

3.

Passanger

His (kontraksi ritmis otot polos uterus),
kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
dan respirasi metabolik ibu.
Keadaan jalan lahir

Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat
janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
Ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya :
Psikologi, Penolong dan Posisi







Kala I : Pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap (Kala Pembukaan)
Kala II : Pengeluaran bayi (Kala Pengeluaran)
Kala III : Pengeluaran plasenta (Kala Uri)
Kala IV : Masa sampai dengan 2 jam setelah
partus, terutama untuk observasi.






Dimulai pada waktu serviks membuka karena
his : kontraksi uterus yang teratur, makin
lama, makin kuat, makin sering, makin terasa
nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang
tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah
lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi).
Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.


Terdapat 2 fase pada Kala 1, yaitu :

1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap
(+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam, terbagi
atas :

 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm
sampai 4 cm.
 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4
cm sampai 9 cm.
 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+ 10 cm).


Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks
(cervical effacement) pada primigravida dan multipara :

◦ Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks
telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung
terjadi proses penipisan dan pembukaan.
◦ Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu
daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara,
ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
◦ Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam)
dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
 Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40
mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka
sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat.
 Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
 Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo
makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4
kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
 Keluar lendir / darah (bloody show) akibat
terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama
kehamilan
menumpuk
di
kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
 Ostium uteri internum dan eksternum terbuka
sehingga serviks menipis dan mendatar.
 Selaput
ketuban pecah spontan (beberapa
kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini
jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).








Dimulai pada saat pembukaan serviks telah
lengkap dan berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap.
Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih
sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/
baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini.
Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses
Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan
multipara ± 0,5 jam.
Sifat His Kala II :
 Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10
menit.
 Refleks mengejan terjadi akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin (pada
persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum.
 Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan
kontraksi otot-otot dinding abdomen dan
diafragma, berusaha untuk mengeluarkan
bayi.
Peristiwa penting pada Kala II :
1.
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal :
kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang
semakin kuat.
3.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid
fisiologis)
4.
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di
bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar/
hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.
5.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan
perineum
untuk
memperbesar
jalan
lahir
(episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala II (persentase belakang
kepala) :
1.
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin
dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan
pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat :
◦ tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah
bokong,
◦ tekanan dari cairan amnion,
◦ kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan
◦ badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

3.

Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks,
posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis
(puncak
kepala)
menjadi
diameter
suboksipitobregmatikus (belakang kepala).
Proses pengeluaran janin pada kala II (persentase belakang kepala)
4.
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya
kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah
simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi
setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior.
Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali
sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas
panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan
dengan
mudah.
Selanjutnya
lahir
badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Indikasi Episiotomi
 Gawat janin
 Persalinan
per vaginam dengan penyulit
(sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
 Jaringan parut (perineum dan vagina) yang
menghalangi kemajuan persalinan.








Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari
insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari
sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan
baru, atau dari tepi / marginal (MatthewsDuncan) jika tidak disertai perdarahan, atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
Penanganan kala III :
1.
Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin : dengan
menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai
pelepasan plasenta
2.
Memberi oksitosin : Oksitosin merangsang uterus
berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta.
◦ Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan
bayi jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal
◦ Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika
hanya satu orang petugas dan hanya ada bayi tunggal
◦ Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum
lahir
◦ Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting
payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah.
Penanganan kala III :
3.
Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT
(Controlled Cord Traction). PTT mempercepat kelahiran
plasenta, begitu sudah terlepas.
◦
◦
◦
◦
4.

◦
◦

Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis pubis.
Selama kontraksi, tangan mendorong uteri dengan gerakan
dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu
Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan
melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang
sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.

Massase fundus :

Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, lakukan massase
fundus agar terjadi kontraksi.
Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan
post partum




Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap,
sampai dengan 2 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat
genital lain
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap
4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma
6. Resume keadaan umum ibu dan bayi.

More Related Content

What's hot

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarRiska Ramadhana
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apnarfadin
 
Presentasi dahi
Presentasi dahiPresentasi dahi
Presentasi dahipie-pien
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Pertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan SungsangPertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan Sungsangpjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin pjj_kemenkes
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan
Tanda  tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilanTanda  tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilaniiesti
 

What's hot (20)

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
 
Presentasi dahi
Presentasi dahiPresentasi dahi
Presentasi dahi
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Leaflet menyusui yang baik
Leaflet menyusui yang baikLeaflet menyusui yang baik
Leaflet menyusui yang baik
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
 
Pertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan SungsangPertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan Sungsang
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Birth plan
Birth planBirth plan
Birth plan
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan
Tanda  tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilanTanda  tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 

Similar to Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA

Fisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalFisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalarif hidayat
 
Persalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptPersalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptsusan71664
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptxopricelxofficial
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptAdriansyahDS
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREDiandr
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxDiandr
 
Proses persalinan
Proses persalinanProses persalinan
Proses persalinanDani Virsal
 
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfMATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfpitadewii
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Muhammad Amin
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptGandySudirgouw
 

Similar to Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA (20)

Fisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalFisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normal
 
Persalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptPersalinan normal.ppt
Persalinan normal.ppt
 
Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1
 
Kelompok seminar askeb inc fisiologi
Kelompok seminar askeb inc fisiologiKelompok seminar askeb inc fisiologi
Kelompok seminar askeb inc fisiologi
 
Tugas biokimia
Tugas biokimiaTugas biokimia
Tugas biokimia
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptx
 
Partus normal
Partus normalPartus normal
Partus normal
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docxBAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptx
 
Kelompok askeb inc akbid paramata
Kelompok askeb inc akbid paramata Kelompok askeb inc akbid paramata
Kelompok askeb inc akbid paramata
 
Proses persalinan
Proses persalinanProses persalinan
Proses persalinan
 
256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin
 
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfMATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA

  • 1.
  • 2.   Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
  • 3. MENURUT TUANYA KEHAMILAN : 1. Abortus : Pengeluaran hasil konsepsi sebelum kehamilan 22 minggu / janin dengan BB 500 gr. 2. Partus immaturus : Pengeluaran hasil konsepsi antara 22-28 minggu / bayi dengan BB antara 500 gr-999 gr. 3. Partus prematurus : Pengeluaran hasil konsepsi antara 28-37 minggu bayi dengan BB antara 1000 gr-2499 gr.
  • 4. MENURUT TUANYA KEHAMILAN : 4. Partus matur atau partus aterm : Pengeluaran hasil konsepsi antara 37-42 minggu / bayi dengan BB ≥ 2500 gr. 5. Partus postmaturus atau partus serotinus : Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kehamilan > 42 minggu.
  • 5. MENURUT CARA PERSALINAN : 1. Partus spontan /Biasa : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. 2. Partus buatan : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi vakum dan sectio caesarea (SC) 3. Partus anjuran : Persalinan bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin
  • 6. 1. 2. 3. 4. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, yang menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
  • 7. Ditentukan oleh 3 faktor “P” utama : 1. Power 2. Passage 3. Passanger His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular dan respirasi metabolik ibu. Keadaan jalan lahir Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) Ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi
  • 8.     Kala I : Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (Kala Pembukaan) Kala II : Pengeluaran bayi (Kala Pengeluaran) Kala III : Pengeluaran plasenta (Kala Uri) Kala IV : Masa sampai dengan 2 jam setelah partus, terutama untuk observasi.
  • 9.    Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
  • 10.  Terdapat 2 fase pada Kala 1, yaitu : 1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam. 2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam, terbagi atas :  Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.  Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.  Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
  • 11.  Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida dan multipara : ◦ Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan. ◦ Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar). ◦ Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
  • 12. Sifat His pada Kala 1 :  Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.  Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir  Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
  • 13. Peristiwa penting Kala 1 :  Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.  Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.  Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
  • 14.     Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
  • 15. Sifat His Kala II :  Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit.  Refleks mengejan terjadi akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.  Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
  • 16. Peristiwa penting pada Kala II : 1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul. 2. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat. 3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis) 4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan. 5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
  • 17. Proses pengeluaran janin pada kala II (persentase belakang kepala) : 1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior). 2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : ◦ tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, ◦ tekanan dari cairan amnion, ◦ kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan ◦ badan janin terjadi ekstensi dan menegang. 3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipitobregmatikus (belakang kepala).
  • 18. Proses pengeluaran janin pada kala II (persentase belakang kepala) 4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis. 5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu. 6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang. 7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
  • 19. Indikasi Episiotomi  Gawat janin  Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).  Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.
  • 20.     Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (MatthewsDuncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
  • 21. Penanganan kala III : 1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin : dengan menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai pelepasan plasenta 2. Memberi oksitosin : Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta. ◦ Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal ◦ Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika hanya satu orang petugas dan hanya ada bayi tunggal ◦ Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum lahir ◦ Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
  • 22. Penanganan kala III : 3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT (Controlled Cord Traction). PTT mempercepat kelahiran plasenta, begitu sudah terlepas. ◦ ◦ ◦ ◦ 4. ◦ ◦ Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama kontraksi, tangan mendorong uteri dengan gerakan dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Massase fundus : Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, lakukan massase fundus agar terjadi kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum
  • 23.   Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 2 jam setelahnya. Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV 1. Kontraksi uterus harus baik. 2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain 3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap 4. Kandung kencing harus kosong 5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma 6. Resume keadaan umum ibu dan bayi.