SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
OBAT&TERAPI
PADAPERSALINAN
Dosen Pengampu:
Astri Yulia Sari Lubis, SST., M.Kes.
Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL
TOKOLITIK
• Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam
pencegahan persalinan .
• Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32
minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari
kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks
belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk
berhasil.
Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis.
Bekerja dengan cara menghambat
calcium ke dalam membrane sel,
masuknya
mencegah
lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan
mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap
interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi
otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi
yang potensial.
Mekanisme kerja Nifedipin sebagai tokolitik
• Pada pemberian per oral nifedipin 90 %
akan diabsorpsi traktus gastrointestinal.
Pemberian bersama simetidin atau
ranitidine meningkatkan bioavaibilitas
nifedipin.
• Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan
eksresi melalui ginjal. Onset tercapai < 20 menit
pada pemberian per oral. Waktu paruh
tercapai dalam 2-3 jam & lama kerjanya sekali
pemberian 6 jam.
Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting)
1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
Agen Uterotonika
(Oksitosik)
Definisi :
Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek
seperti oksitosin
(efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus)
Oksitosik adalah obat yang merangsang
kontraksi uterus
Istilah Lain adalah Uterotonik
(obat yang memperkuat kontraksi uterus)
Mekanisme pengeluaran oksitosin pada
proses Persalinan sbb :
Pada usia kehamilan aterm  terjadi
tekanan terhadap servix uteri 
menimbulkan rangsangan terhadap
hipothalamus  rangsangan thd
Hyphofise  sekresi oksitosin 
pacuan/kontraksi uterus (terutama pada
fundus uteri)  persalinan
Tiga Jenis Oksitosik yang Sering
Sering Digunakan di Obsgyn
1. Oksitosin dan derivatnya
2. Alkaloid Ergot dan derivatnya
3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
OKSITOSIN
Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok:
oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk
berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan, saat
persalinan, dan pada masa nifas (reseptor oksitosin di
miometrium meningkat). Bekerja cepat dengan masa
laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit
setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu
memberikan respon cepat terhadap uterus secara
perlahan dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40
menit.
• Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im  uterotonik
profilaksis
rekomendasi WHO.
Oksitosin
Oksitosin (1)
• Disimpan dan dilepaskan
(menyebabkan pengeluaran susu pada
oleh Hipofise posterior
wanita
menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial
sekeliling alveoli mammae)
• Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus
(biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin
dan plasenta)
• Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak
• Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin
seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah
umur kehamilan semakin sensitive
Oksitosin (2)
• Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel
otot polos miometrium sehingga menyebabkan
kontraksi uterus terus menerus.
• Tidak sensitive pada kehamilan muda  Tidak dapat
digunakan sebagai abortivum
• Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh
kimotripsin
• Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
Oksitosin (3)
Dosis :
• Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U
dalam 1 L dextrose 5%)
• Diberikan per infuse secara bertahap
• 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi
kontraksi uterusnya dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan
ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2 ml/mnt
• Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata
4.000 mU
Oksitosin (4)
• Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam
hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah
membuka
• Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta
(diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas)
• Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik
(Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
Oksitosin (5)
• INDIKASI
o Induksi Partus Aterm
o Partus lama dan partus tak maju
o Mengontrol perdarahan
penggunaannya tergeser
post partum, sekarang
oleh ergonovin atau metil
ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta
rendah toksisitasnya
o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya
diberikan intranasal
Oksitosin (6)
• Kontra Indikasi
o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung
walaupun lambat
o Uterus abnormal
o Plasenta Previa
o Disproporsi kepala panggul
No.I
No. I
Oxytocin 10 U amp
Spuit disposible 3cc
S imm
ALKALOID ERGOT &
DERIVATNYA
• Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine)
im atau iv  ESO peningkatan tekanan darah, nyeri.
Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2 mg im.
• Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan
meningkatkan kalsium intraselular sehingga
memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik
PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral,
sediaan 200 µg.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (1)
• Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices
Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi-
padian
• Dibagi 3 kelompok :
– Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin
– Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip
derivate
dihidro ergotamine
– Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (2)
Farmakodinamik pada Uterus :
• Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus
• Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding
ergot lainnya
• Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi
pada uterus yang belum matur juga mampu
memberikan reaksi, meskipun tidak efektif
• Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (3)
• Pada dosis rendah  meningkatkan amplitude dan
frekwensi, diikuti relaksasi sempurna
• Pada dosis besar  terjadi kontraksi tetanik dan
tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat
• Pada dosis sangat besar  terjadi kontraktur yang
berlangsung lama.
• Dosis dan sediaan :
– Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg
3x/hari selama 7-10 hari (untuk control
perdarahan post partum)
– Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet
– Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (4)
Farmakokinetik:
 Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak
sempurna melalui saluran cerna.
 Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar
dalam darah sangat rendah
 Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberianbersama
kafein akan meningkatkan absorpsi
 Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi
lambat, sekitar 20 menit
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (5)
 Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5
menit.
dimetabolisme
 Ekskresi 90 % melalui empedu.
 Sebagian kecil obat yg tidak
diekskresikan melalui urine dan feses
 Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih
cepat dari pada ergotamin.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (6)
Indikasi :
• Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post
partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling
banyak)
• Untuk membantu involusi uterus lambat
• Untuk migren :
– Untuk migren memakai ergotamin
– Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat
– Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh
lebih dari 1mg/24 jam
– Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt
tapi tidak boleh lebih dari 10 mg/minggu.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (7)
• Kontra Indikasi
oKehamilan
oPenderita sepsis
oPenyakit pembuluh darah : arteritis,
arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
Catatan :
Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah
digunakan untuk membantu persalinan, tapi
sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan
kontraksi yang kuat dan lama 
menyebabkan distress pada janin
PROSTAGLANDIN
Prostaglandin (1)
• Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik
adalah PGE dan PGF
• Efek non konsisten (terutama pada PGE2)
• Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua
umur kehamilan  dapat digunakan untuk obortivum
(diberikan per injeksi intra amniotic)
• Jika diberikan local pada servix  servix bisa matang
tanpa mempengaruhi motilitas uterus
Prostaglandin (2)
• Dosis dan sediaan
o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250
ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 –
3,5 jam.
o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan
tidak boleh lebih dari 12 mg.
o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk
vaginal supp.
Prostaglandin (3)
Indikasi :
• Induksi partus aterm, banyak efek samping samping
(muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai
• Mengontrol perdarahan post partum
• Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian
intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa
parenteral atau vaginal supp.
Antihipertensi (1)
• Obat antihipertensi yang relatif aman :
o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol
o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin
o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
• Metildopa
Obat ini termasuk golongan α2-agonis
sentral yang mempunyai mekanisme kerja
dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di
otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran
simpatik dari pusat vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan
perubahan parasimpatik akan
menurunkan denyut jantung, cardiac
output, resistensi perifer, aktivitasrenin
plasma, dan refleks baroreseptor.
Antihipertensi (2)
• Obat yang tidak dianjurkan :
– Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem,
menyebabkan hipoksia fetal
– Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton 
menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi
utero plasenta berkurang
– Reserpin  menyebabkan hilangnya termoregulasi
– Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
 menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental
– ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril  meningkatkan
angka mortalitas janin.
• Obat antihipertensi yang harus dihindari
pada kehamilan adalah obat
antihipertensi golongan ACE inhibitor
(misalnya captopril, lisinopril).
• penggunaan ACE inhibitor pada trimester
pertama akan meningkatkan risiko malformasi
sistem saraf pusat dan kardiovaskuler pada
janin.
• obat antihipertensi golongan diuretika seperti
HCT tidak menyebabkan malformasi janin
akan tetapi dapat menghalangi ekspansi
volume fisiologis normal sehingga tidak
direkomendasikan untuk digunakan pada
kehamilan.
Magnesium Sulfat
• MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada
penderita
preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik
• MgSO4 mempunyai mekanisme kerja
• MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium
dengan cara menutup ion kanal kalsium atau
mencegah masuknya ion kalsium sehingga
mencegah eksositosis asetilkolin sehingga tidak
berikatan dengan reseptor asetilkolin pada
neuromuscular junction
• Peningkatan kadar magnesium
menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan
sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan
pembuangan kalsium oleh ginjal.
• Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang
pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade
reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
MgSO440%vial No.I
Aquabidestilata steril 25ccNo.I
No.I
No.I
Spuit disposible25cc
Needledisposible23G
S imm
IRON AND FOLIC
ACID THERAPY
IN PREGNANCY
IRON REPLACEMENT THERAPY
• Zat besi paling baik diserap dari usus kecil
• Kekurangan zat besi adalah penyebab paling
umum dari anemia (misalnya malabsorpsi,
kehilangan darah menstruasi, tersembunyi atau
gastrointestinal – selalu tentukan penyebabnya)
• Untuk defisiensi zat besi, 100–200 mg
unsur besi diberikan secara oral setiap hari
dan dilanjutkan sampai simpanan zat besi
penuh, biasanya dalam waktu tiga sampai
enam bulan.
FOLIC ACID
• Asam folat diberikan untuk memperbaiki atau
mencegah keadaan defisiensi dan sebagai
profilaksis selama kehamilan.
• Defisiensi folat mungkin disebabkan oleh:
gizi buruk – pada anak-anak, orang tua atau
mereka yang kecanduan alkohol;
malabsorpsi; pemanfaatan yang berlebihan –
pada kehamilan, anemia hemolitik kronis
(misalnya penyakit sel sabit) dan leukemia;
obat antiepilepsi (misalnya fenitoin).
• Kebutuhan normal asam folat adalah sekitar 200
mcg setiap hari
VITAMIN B12
• Vitamin B12 diperlukan untuk eritropoiesis normal &
untuk integritas neuron. Vitamin B12 juga terlibat dlm
pengendalian metabolisme folat, B12 & folat
diperlukan utk sintesis nukleosida intraseluler.
• Kekurangan vitamin B12 'memerangkap' folat sbg
metilen tetrahidrofolat, menghasilkan anemia
makrositik dgn eritropoiesis megaloblastik di
sumsum tulang, & kemungkinan disfungsi
neurologis, yaitu neuropati perifer, degenerasi
gabungan subakut dari sumsum tulang belakang,
demensia, & neuritis optik.
VITAMIN B12 AND
FOLATE THERAPY
• Dalam keadaan sehat tubuh membutuhkan 3–5 μg
vitamin B12 dan 200 μg Folat setiap hari.
• Vitamin B12 dan folat diserap dari usus kecil, dan vitamin B12
secara khusus diserap dari ileum terminal.
• Penyebab paling umum dari kekurangan B12 atau folat
adalah pola makan atau malabsorpsi, atau karena operasi
lambung.
• Obat dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12
(misalnya metformin) atau folat (misalnya fenitoin,
obat antiepilepsi lainnya).
No. XIV
Folic acid 400µg tab
S 1 dd 1
R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV
S 1 dd 1
R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV
S 3 dd 1
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum.
• Penatalaksanaan :
Isolasi :kamar yang tenang
T
erapi psikologik
Cairan parenteral
Obat –obatan :tidak memberikan obat yang
teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1
dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg.
Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas :
metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.
No. X
AnvomerB6 tab
S 1 dd 1 prn
ATAU
R/ Vit aminB6 10mgtab No. XX
S 3 dd 1 prn
No. I
No. I
No. I
No. I
No. I
Ondancetron4mgamp
Ringerlactateinf
fla
b Spuit disposible3cc
Abbocathno. 20
Cuminfus set
S imm
Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Asfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalAsfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalharry christama
 
Format partograf
Format partografFormat partograf
Format partografdevi Narti
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanHetty Astri
 
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinanModul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinanpjj_kemenkes
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaNova Ci Necis
 
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaDistosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaYunita Dipra
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
perubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasperubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasLudse Intan
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasFebrian Dini
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaWarnet Raha
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLChiyapuri
 
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Aftina Eka R
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifaspjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Asfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir finalAsfiksia Bayi Baru Lahir final
Asfiksia Bayi Baru Lahir final
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Format partograf
Format partografFormat partograf
Format partograf
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinanModul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
 
preeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsiapreeklamsia & eklamsia
preeklamsia & eklamsia
 
9 uterotonika
9 uterotonika9 uterotonika
9 uterotonika
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaDistosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
Perubahan fisiologis pada masa nifas
Perubahan fisiologis pada masa nifasPerubahan fisiologis pada masa nifas
Perubahan fisiologis pada masa nifas
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
perubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasperubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifas
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
Kesehatan Reproduksi ( pemantauan tumbuh kembang wanita sepanjang daur kehidu...
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
 

Similar to OBAT&TERAPI PERSALINAN (20)

OBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptxOBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptx
 
Obat obat uterotonika
Obat obat uterotonikaObat obat uterotonika
Obat obat uterotonika
 
Hormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiranHormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiran
 
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
 
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva HormonalHormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
 
Wb tocolytics
Wb tocolyticsWb tocolytics
Wb tocolytics
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
 
Oksitosik
OksitosikOksitosik
Oksitosik
 
Terapi insulin
Terapi insulinTerapi insulin
Terapi insulin
 
Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Vetty mariandra d r
Vetty mariandra d rVetty mariandra d r
Vetty mariandra d r
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
KB MODERN.pptx
KB MODERN.pptxKB MODERN.pptx
KB MODERN.pptx
 
Hormon sintetik dalam kelahiran
Hormon sintetik dalam kelahiran Hormon sintetik dalam kelahiran
Hormon sintetik dalam kelahiran
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 

More from AstriYuliaSariLubis1

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananAstriYuliaSariLubis1
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGTPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGTAstriYuliaSariLubis1
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANANAstriYuliaSariLubis1
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANAstriYuliaSariLubis1
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAstriYuliaSariLubis1
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...AstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...AstriYuliaSariLubis1
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...AstriYuliaSariLubis1
 
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBLPeran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBLAstriYuliaSariLubis1
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...AstriYuliaSariLubis1
 

More from AstriYuliaSariLubis1 (20)

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGTPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
 
Konsep Video Pembelajaran
Konsep Video PembelajaranKonsep Video Pembelajaran
Konsep Video Pembelajaran
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Perawatan Luka Perineum
Perawatan Luka PerineumPerawatan Luka Perineum
Perawatan Luka Perineum
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Kebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & TidurKebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & Tidur
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
 
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi MelahirkanPosisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
Soal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptxSoal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptx
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
 
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBLPeran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (19)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

OBAT&TERAPI PERSALINAN

  • 1. OBAT&TERAPI PADAPERSALINAN Dosen Pengampu: Astri Yulia Sari Lubis, SST., M.Kes. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL
  • 2. TOKOLITIK • Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam pencegahan persalinan . • Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32 minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk berhasil.
  • 3.
  • 4. Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis. Bekerja dengan cara menghambat calcium ke dalam membrane sel, masuknya mencegah lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi yang potensial. Mekanisme kerja Nifedipin sebagai tokolitik
  • 5.
  • 6. • Pada pemberian per oral nifedipin 90 % akan diabsorpsi traktus gastrointestinal. Pemberian bersama simetidin atau ranitidine meningkatkan bioavaibilitas nifedipin. • Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi melalui ginjal. Onset tercapai < 20 menit pada pemberian per oral. Waktu paruh tercapai dalam 2-3 jam & lama kerjanya sekali pemberian 6 jam. Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting) 1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
  • 8. Definisi : Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek seperti oksitosin (efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus) Oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi uterus Istilah Lain adalah Uterotonik (obat yang memperkuat kontraksi uterus)
  • 9. Mekanisme pengeluaran oksitosin pada proses Persalinan sbb : Pada usia kehamilan aterm  terjadi tekanan terhadap servix uteri  menimbulkan rangsangan terhadap hipothalamus  rangsangan thd Hyphofise  sekresi oksitosin  pacuan/kontraksi uterus (terutama pada fundus uteri)  persalinan
  • 10. Tiga Jenis Oksitosik yang Sering Sering Digunakan di Obsgyn 1. Oksitosin dan derivatnya 2. Alkaloid Ergot dan derivatnya 3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
  • 12. Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok: oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin. • Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan, saat persalinan, dan pada masa nifas (reseptor oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja cepat dengan masa laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu memberikan respon cepat terhadap uterus secara perlahan dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40 menit. • Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im  uterotonik profilaksis rekomendasi WHO.
  • 14. Oksitosin (1) • Disimpan dan dilepaskan (menyebabkan pengeluaran susu pada oleh Hipofise posterior wanita menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial sekeliling alveoli mammae) • Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus (biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin dan plasenta) • Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak • Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah umur kehamilan semakin sensitive
  • 15. Oksitosin (2) • Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel otot polos miometrium sehingga menyebabkan kontraksi uterus terus menerus. • Tidak sensitive pada kehamilan muda  Tidak dapat digunakan sebagai abortivum • Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh kimotripsin • Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
  • 16. Oksitosin (3) Dosis : • Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U dalam 1 L dextrose 5%) • Diberikan per infuse secara bertahap • 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi kontraksi uterusnya dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2 ml/mnt • Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata 4.000 mU
  • 17. Oksitosin (4) • Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah membuka • Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta (diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas) • Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik (Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
  • 18. Oksitosin (5) • INDIKASI o Induksi Partus Aterm o Partus lama dan partus tak maju o Mengontrol perdarahan penggunaannya tergeser post partum, sekarang oleh ergonovin atau metil ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta rendah toksisitasnya o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya diberikan intranasal
  • 19. Oksitosin (6) • Kontra Indikasi o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung walaupun lambat o Uterus abnormal o Plasenta Previa o Disproporsi kepala panggul
  • 20. No.I No. I Oxytocin 10 U amp Spuit disposible 3cc S imm
  • 22. • Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine) im atau iv  ESO peningkatan tekanan darah, nyeri. Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2 mg im. • Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan meningkatkan kalsium intraselular sehingga memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral, sediaan 200 µg.
  • 23. Alkaloid Ergot & Derivatnya (1) • Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi- padian • Dibagi 3 kelompok : – Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin – Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip derivate dihidro ergotamine – Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
  • 24. Alkaloid Ergot & Derivatnya (2) Farmakodinamik pada Uterus : • Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus • Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding ergot lainnya • Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi pada uterus yang belum matur juga mampu memberikan reaksi, meskipun tidak efektif • Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
  • 25. Alkaloid Ergot & Derivatnya (3) • Pada dosis rendah  meningkatkan amplitude dan frekwensi, diikuti relaksasi sempurna • Pada dosis besar  terjadi kontraksi tetanik dan tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat • Pada dosis sangat besar  terjadi kontraktur yang berlangsung lama. • Dosis dan sediaan : – Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg 3x/hari selama 7-10 hari (untuk control perdarahan post partum) – Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet – Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
  • 26. Alkaloid Ergot & Derivatnya (4) Farmakokinetik:  Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna.  Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar dalam darah sangat rendah  Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberianbersama kafein akan meningkatkan absorpsi  Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi lambat, sekitar 20 menit
  • 27. Alkaloid Ergot & Derivatnya (5)  Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5 menit. dimetabolisme  Ekskresi 90 % melalui empedu.  Sebagian kecil obat yg tidak diekskresikan melalui urine dan feses  Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih cepat dari pada ergotamin.
  • 28. Alkaloid Ergot & Derivatnya (6) Indikasi : • Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling banyak) • Untuk membantu involusi uterus lambat • Untuk migren : – Untuk migren memakai ergotamin – Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat – Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh lebih dari 1mg/24 jam – Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt tapi tidak boleh lebih dari 10 mg/minggu.
  • 29. Alkaloid Ergot & Derivatnya (7) • Kontra Indikasi oKehamilan oPenderita sepsis oPenyakit pembuluh darah : arteritis, arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
  • 30. Catatan : Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah digunakan untuk membantu persalinan, tapi sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan kontraksi yang kuat dan lama  menyebabkan distress pada janin
  • 32. Prostaglandin (1) • Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik adalah PGE dan PGF • Efek non konsisten (terutama pada PGE2) • Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua umur kehamilan  dapat digunakan untuk obortivum (diberikan per injeksi intra amniotic) • Jika diberikan local pada servix  servix bisa matang tanpa mempengaruhi motilitas uterus
  • 33. Prostaglandin (2) • Dosis dan sediaan o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250 ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 – 3,5 jam. o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan tidak boleh lebih dari 12 mg. o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk vaginal supp.
  • 34. Prostaglandin (3) Indikasi : • Induksi partus aterm, banyak efek samping samping (muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai • Mengontrol perdarahan post partum • Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa parenteral atau vaginal supp.
  • 35. Antihipertensi (1) • Obat antihipertensi yang relatif aman : o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
  • 36. • Metildopa Obat ini termasuk golongan α2-agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitasrenin plasma, dan refleks baroreseptor.
  • 37. Antihipertensi (2) • Obat yang tidak dianjurkan : – Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem, menyebabkan hipoksia fetal – Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton  menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi utero plasenta berkurang – Reserpin  menyebabkan hilangnya termoregulasi – Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin  menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental – ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril  meningkatkan angka mortalitas janin.
  • 38. • Obat antihipertensi yang harus dihindari pada kehamilan adalah obat antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril). • penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama akan meningkatkan risiko malformasi sistem saraf pusat dan kardiovaskuler pada janin. • obat antihipertensi golongan diuretika seperti HCT tidak menyebabkan malformasi janin akan tetapi dapat menghalangi ekspansi volume fisiologis normal sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan pada kehamilan.
  • 40. • MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada penderita preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik • MgSO4 mempunyai mekanisme kerja • MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium dengan cara menutup ion kanal kalsium atau mencegah masuknya ion kalsium sehingga mencegah eksositosis asetilkolin sehingga tidak berikatan dengan reseptor asetilkolin pada neuromuscular junction
  • 41. • Peningkatan kadar magnesium menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan pembuangan kalsium oleh ginjal. • Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
  • 42.
  • 43.
  • 44. MgSO440%vial No.I Aquabidestilata steril 25ccNo.I No.I No.I Spuit disposible25cc Needledisposible23G S imm
  • 45. IRON AND FOLIC ACID THERAPY IN PREGNANCY
  • 46. IRON REPLACEMENT THERAPY • Zat besi paling baik diserap dari usus kecil • Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia (misalnya malabsorpsi, kehilangan darah menstruasi, tersembunyi atau gastrointestinal – selalu tentukan penyebabnya) • Untuk defisiensi zat besi, 100–200 mg unsur besi diberikan secara oral setiap hari dan dilanjutkan sampai simpanan zat besi penuh, biasanya dalam waktu tiga sampai enam bulan.
  • 47. FOLIC ACID • Asam folat diberikan untuk memperbaiki atau mencegah keadaan defisiensi dan sebagai profilaksis selama kehamilan. • Defisiensi folat mungkin disebabkan oleh: gizi buruk – pada anak-anak, orang tua atau mereka yang kecanduan alkohol; malabsorpsi; pemanfaatan yang berlebihan – pada kehamilan, anemia hemolitik kronis (misalnya penyakit sel sabit) dan leukemia; obat antiepilepsi (misalnya fenitoin). • Kebutuhan normal asam folat adalah sekitar 200 mcg setiap hari
  • 48. VITAMIN B12 • Vitamin B12 diperlukan untuk eritropoiesis normal & untuk integritas neuron. Vitamin B12 juga terlibat dlm pengendalian metabolisme folat, B12 & folat diperlukan utk sintesis nukleosida intraseluler. • Kekurangan vitamin B12 'memerangkap' folat sbg metilen tetrahidrofolat, menghasilkan anemia makrositik dgn eritropoiesis megaloblastik di sumsum tulang, & kemungkinan disfungsi neurologis, yaitu neuropati perifer, degenerasi gabungan subakut dari sumsum tulang belakang, demensia, & neuritis optik.
  • 49. VITAMIN B12 AND FOLATE THERAPY • Dalam keadaan sehat tubuh membutuhkan 3–5 μg vitamin B12 dan 200 μg Folat setiap hari. • Vitamin B12 dan folat diserap dari usus kecil, dan vitamin B12 secara khusus diserap dari ileum terminal. • Penyebab paling umum dari kekurangan B12 atau folat adalah pola makan atau malabsorpsi, atau karena operasi lambung. • Obat dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12 (misalnya metformin) atau folat (misalnya fenitoin, obat antiepilepsi lainnya).
  • 50.
  • 51.
  • 52. No. XIV Folic acid 400µg tab S 1 dd 1 R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV S 1 dd 1 R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV S 3 dd 1
  • 53. HIPEREMESIS GRAVIDARUM • Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. • Penatalaksanaan : Isolasi :kamar yang tenang T erapi psikologik Cairan parenteral Obat –obatan :tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1 dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg. Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas : metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.
  • 54. No. X AnvomerB6 tab S 1 dd 1 prn ATAU R/ Vit aminB6 10mgtab No. XX S 3 dd 1 prn
  • 55.
  • 56. No. I No. I No. I No. I No. I Ondancetron4mgamp Ringerlactateinf fla b Spuit disposible3cc Abbocathno. 20 Cuminfus set S imm
  • 57. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL TERIMA KASIH