2. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 28 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Janda (bercerai
2x)
Alamat : Karangpapak
Tanggal Masuk : 14 Januari 2016
3. Ny.S, 28 Tahun, G3P1A1 H 36+ Minggu
Bengkak kedua kaki sejak + 1bulan
terakhir, tiba-tiba, semakin membesar,
nyeri (-).
Hipertensi saat kehamilan (-), nyeri
kepala (-), pandangan kabur (-), mual
muntah (-), keluar air-air (-), keluar lendir
darah (-).
Riw. ANC di posyandu setempat 5x,
trimester kedua 2x, trimester ketiga 3x dan
dikatakan janin dalam kondisi baik.
Riw. HT(-), DM(-), Asma(-), Alergi(-), Riw.
Operasi(-), Riw. Pernah dirawat di RS(-).
HPHT 25 Mei 2015
TTP 23 Februari 2016
4. Riwayat ANC
Tanggal KELUHAN TD BB
UMUR
KEHAMILAN
(MINGGU)
TINGGI
FUNDUS
(CM)
LETAK
JANIN
Kep/Su/Li
DJJ
permenit
12/10/2015 TAK 100/60 50 20 - Let Kep -
12/11/2015 TAK 120/80 51 28 19 Let Kep -
12/12/2015 TAK 100/60 52 32 23 Let Kep +
12/01/2016 Edema 100/60 56 36 27 Let Kep +
14/01/2016 Edema 130/90 54 36 27 Let Kep 138
5. Riwayat Persalinan
Pertama : pr, 7 tahun, hamil aterm, BBL
3000 gram, lahir spontan, bidan, sehat.
Kedua : Keguguran saat usia kehamilan 4
bulan, paraji.
Ketiga : Hamil ini
Riwayat Kontrasepsi
belum pernah menggunakan kontrasepsi.
Riwayat Sosial Ekonomi
tingkat ekonomi rendah, jaminan
kesehatan (-).
6. Status Presens
KU/Kes : Tidak tampak
sakit/ Compos
Mentis
TD : 130/90 mmHg
Frek. nadi : 88x/menit, reg, isi
cukup
Frek. napas : 20x/menit, reg
Temperatur : 36,70C
Status Gizi : Cukup
Anemis : -
Ikterik : -
Dispnoe : -
Sianosis : -
Oedema : +/+
7. Status Lokalis
Kepala
Mata : Konj. Anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : Pemb. KGB (-), Pemb. Tiroid (-)
T/H/M : dalam batas normal
Toraks
Payudara : Simetris, aerola dalam
batas normal
Suara Pernapasan : Vesikuler +/+
Suara Tambahan : Rh -/- Wh -/-
Cor : BJ I = BJ II, murmur (-),
gallop (-)
8. Abdomen
Membesar sesuai usia kehamilan, luka bekas
operasi (-)
Leopold I : TFU 27cm, bokong berada di fundus
Leopold II: teraba punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk pintu panggul
(konvergen)
DJJ : (+) 138x/menit, reguler, His (-)
Gerak : (+)
Taksiran BBJ : 2170gram
14. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Depkes RI,1996).
Antenatal Care
15. Antenatal care merupakan program
terencana oleh tenaga kesehatan yang
meliputi:
• - observasi
• - edukasi
• - penanganan medik
22. Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan dengan faktor resiko yang bila
tidak dideteksi dini dan diatasi dengan
cepat dan tepat dapat membahayakan
jiwa ibu maupun anak yang dikandung.
Ibu hamil dengan faktor resiko harus
mendapat pemeriksaan dokter dan
mempersiapkan persalinan di RS.
24. Waspada bila :
• Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebir dari 35 tahun
• Jumlah anak lebih dari 4 orang
• Jarak kehamilan dengan kelahiran anak sebelumnya
kurang dari 2 tahun
• Tinggi badan ibu kurang dari 145cm atau lingkar lengan
atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
• Ibu pernah mengalami salah satu dari hal-hal berikut:
– pendarahan
– kejang-kejang
– demam tinggi
– persalinan lama (lebih dari 24 jam)
– melahirkan dengan cara operasi
– bayi yang dilahirkan meninggal
28. 85%
15%
Kasus HDK
di RS Pelabuhan Ratu
bulan Januari s.d Juni 2015
Hamil normal
Hamil + HDK
Total : 897
29. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 -
15 % penyulit kehamilan.
1
HDK merupakan salah satu dari tiga
penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas
ibu bersalin.
2
HDK
31. Hipertensi
Gestasion
al
TD ≥ 140/90
mmHg onset
baru,
proteinuria (-)
> 20 minggu
TD kembali
normal < 12
minggu
postpartum
Hipertensi
Kronik
TD ≥ 140/90
mmHg sebelum
kehamilan atau
sebelum 20
minggu
kehamilan yg tdk
terkait dg peny.
trofoblastik
gestasional
Persisten
setelah 12
minggu
postpartum
Superimp
osed
preeclam
psia
Riwayat
hipertensi
kronik
proteinuria >1
, atau trombosit
<100.000 sel/ul
kehamilan > 20
minggu
32. Definisi
Preeklampsia Hipertensi yang timbul setelah 20 m
disertai dengan proteinuria
Eklampsia Preeklampsia yang disertai dengan ke
dan atau koma
33. FAKTOR RISIKO
• Primigravida, primipaternity
• Hyperplacentosis :
Mola hydatidosa
Kehamilan multiple
Diabetes mellitus
Hydrops fetalis
Bayi besar
• Umur yang ekstrim
• Penyakit ginjal dan
hipertensi sebelum hamil
• Obesitas
37. PREEKLAMPSIA BERAT
Tekanan Darah sistolik/diastolik≥ 160/≥ 110 mmHg
Proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam atau 4 + dipstick
Oliguria : urine < 500 cc/ 24 jam.
Gangguan visus dan cerebral
Nyeri epigastrium /kuadrant kanan abdomen
Edema paru-paru dan cyanosis.
Thrombocytopenia berat
Gangguan fungsi hepar
Sindroma HELLP
39. Impending Eklampsia
Bila Preeclampsia berat disertai gejala-gejala
dibawah ini, yang merupakan gejala2:
• Nyeri kepala hebat
• Gangguan visus
• Muntah-muntah
• Nyeri epigastrium
• Kenaikan progresif dari desakan darah
40. penanganan preeklampsia adalah mencegah
terjadinya eklampsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia
dengan skor APGAR baik, dan mencegah mortalitas
maternal dan perinatal
Preeklampsia ringan
- Bedrest
- Berbaring pada sisi tubuh menyebabkan aliran darah ke
plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat
- Dengan istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan
volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan
tekanan darah.
- Bila tidak membaik dengan penanganan konservatif, dalam
hal ini kehamilan harus diterminasi jika mengancam nyawa
maternal
Penatalaksanaan
41. Tatalaksana
Terhadap penyakitnya : obat2an (antihipertensi)
Terhadap kehamilannya:
Preterm : PEB perawatan konservatif (rawat inap)
Terminasi kehamilan :
•PER : usia kehamilan > 37 minggu
•PEB : usia kehamilan >34 minggu / TBJ >2000g
•HELLP Syndrome + Impending eklampsia (terminasi tanpa
memandang usia kehamilan)
43. Tatalaksana
Magnesium sulfat
(Pritchard 1955, Sibai 1984)
“Loading dose” :
4 gram MgSO4 iv
MgSO4 40% 10 cc dalam 100 cc NaCl 0,9% bolus iv
“Maintenance dose” :
Dilanjutkan MgSO4 40% 5 gram di bokong kiri dan kanan 5 gram
i.m setelah 6 jam pemberian
loading dose setiap 6 jam
Atau
Diberikan MgSO4 40% 6 gram dalam RL 500cc habis dalam 6 jam
44. 1. Harus tersedia antidotum
MgSO4 Harus tersedia
antidotum MgSO4, yaitu
Calcium gluconas 10% = 1 gram.
(10% dalam 10 cc) diberikan I,V,
3 menit.
2. Refleks patella (+) kuat.
3. Frekuensi pernafasan > 16 x/
menit, dan tidak ada tanda2
distress nafas.
4. Produksi urine > 100 cc dalam 4
jam sebelumnya. (0,5
Syarat Pemberian MgSO4
45. •ANTIHIPERTENSI
•NIFEDIPINE
•Dosis awal : 10 -20 mg, ulangi 30 menit bila perlu.
Dosis maksimum 120 mg per 24 jam
•Nifedipine tidak boleh diberikan sub lingual,
karena efek vasodilatasi sangat cepat, hanya boleh
diberikan per oral.
•METILDOPA
•Dosis : 3 x 250-500 mg.
•Dosis Maksimum 2000mg per 24 jam
46. Keuntungan pemberian MgSO4 per injeksi
ialah :
Penderita tetap sadar, kecil kemungkinan terjadi
gangguan pernafasan dan aspirasi asam lambung.
1
Tidak berakibat buruk bagi janin
2
MgSO4 mudah pemberiannya dan bila
keracunan mudah diatasi.
3
MgSO4 menambah aliran darah ke rahim dan
konsumsi oksigen ke dalam otak.
4
47. Pemakaian Diazepam (Valium) sebagai obat anti
kejang mulai ditinggalkan, sebab Diazepam:
Menurunkan kesadaran penderita resiko
aspirasi asam lambung lebih besar
1
Obat anti kejang dibutuhkan dosis lebih tinggi
2
Melewati placenta dan berada dalam janin
relatif lama janin hypotonia dan depresi
3
Harga relatif mahal
4