Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan vagina. Pemeriksaan menemukan pembukaan serviks 2 cm dan pelepasan darah dan lendir. Diagnosisnya adalah kehamilan 12-13 minggu dengan abortus inkomplit. Pasien diberi terapi oksitosin dan asam traneksamat. Karena perdarahan berlanjut, dilakukan kuretase untuk mengeluarkan sisa jaringan. Terapi selanjutnya adalah antibiotik dan metilergometr
1. I gusti rai sutrawan
11 17 777 14 193
Pembimbing
dr. Nimade Asti Jani Giri, Sp.OG
2. Definisi
Abortus adalah suatu proses berakhirnya
suatu kehamilan, dimana janin belum mampu
hidup di luar rahim ( belum viable ) dengan
criteria usia kehamilan kurang 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
3. 1. Abortus spontan
Abortus imminens (keguguran mengancam)
- perdarahan melalui ostium uteri
eksternum,
- disertai mules sedikit atau tidak sama
sekali,
- uterus membesar sebesar tuanya
kehamilan,
- serviks belum membuka,
- tes kehamilan positif.
4. Abortus insipiens (keguguran berlangsung)
- penipisan serviks,
- dilatasi serviks,
- pecah selaput ketuban,
- perdarahan,
- kram menetap
Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap)
- Nyeri perut bagian bawah
- Perdarahan pervagina
- pemeriksaan dalam servik membuka
- Terdapat pengeluaran sebagian konsepsi
5. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
- ditemukan perdarahan sedikit,
- ostium uteri telah menutup,
- dan uterus sudah mengecil.
Abortus infeksiosa dan Abortus septik
- tanda infeksi genitalia,
- takikardi,
- perdarahan pervaginam berbau,
- uterus yang membesar, lembek, serta nyeri
tekan,
- dan leukositosis.
6. Missed abortion (retensi janin mati)
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu,
tetapi janin yang telah mati itu tidak
dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi berturut-turut
tiga kali
7. 2. Abortus provokatus
a. Abortus therapeutic (Abortus medisinalis)
b. Abortus provocatus kriminalis
c. Unsafe Abortion
8. Patofisiologi abortus pada awalnya terjadi
karena perdarahan dalam desidua basalis,
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya,
kemudian sebagian atau seluruh hasil
konsepsi terlepas. Karena dianggap benda
asing uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkannya.
9. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian
tertinggal di dalam uterus, akan
menimbulkan perdarahan yang terjadi
seketika ataupun kemudian. hasil konsepsi
terlepas, hal ini memicu kontraksi uterus
yang menyebabkan ekspulasi.
11. Abortus Imminens
Tirah baring
Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual .
Bila reaksi kehamilan 2x berturut-turut negative, maka sebaiknya uterus
dikosongkan (kuret).
Abortus Insipien
Berikan ergometrin 0,2 mg I.M yang diulangi 15 menit kemudian jika
perlu ATAU Misoprostol 400 mg per oral dan bila masih diperlukan
dapat diulang setelah 4 jam jika perlu
Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus.
Bila kehamilan > 16 minggu tunggu ekspulsi spontan kemudian
dilakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM).
Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera lakukan :
Induksi oksitosin 20 unit dalam 500 ml RL mulai 8 tetes sampai 40
tetes/ menit, sesuai kondisi kontraksi uterus sampai terjadi
pengeluaran hasil konsepsi
Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus.
12. Abortus komplitus
Tidak perlu evakuasi lagi
Observasi untuk melihat perdarahan banyak/tidak.
Lakukan Pemantauan Pasca Abortus
Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus
600mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan tranfusi
darah.
Abortu inkomplitus
Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yg disertai
perdarahan, dapat dikeluarkan secara digital, atau cunam
ovum kemudian dievakuasi
Bila perdarahan berhenti diberi ergometrine 0,2 mg I.M atau
misoprostol 400 mg per oral
Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa konsepsi
dengan kuret vakum (KV)
Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, antibiotika prophilaksis
Bila terjadi infeksi beri Ampicillin 1 gr dan Metronidazol 500
mg setiap 8 jam
Bila anemia terapi dengan Fe kalau perlu transfusi darah
13. Missed abortus
ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20
minggu, namun keseluruhan hasil konsepsi
tertahan dalam uterus 8 minggu atau lebih
Abortus Habitualis
Pada serviks inkompeten terapinya operatif
SHIRODKAR atau MC DONALD (cervical cerlage).
Merokok dan minum alkohol sebaiknya dikurangi
atau dihentikan.
Pengobatan pada kelainan endometrium pada
abortus habitualis lebih besar hasilnya jika
dilakukan sebelum ada konsepsi daripada
sesudahnya.
14. Tanggal Pemeriksaan : 01 September 2020
Jam : 18.50 wita
Ruangan : Merak RSU Anutapura
15. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 25 tahun
Alamat : jl. labu
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Kaili
Tanggal Pemeriksaan : 01 September 2020
Ruangan : Merak RSU Anutapura
16. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
perdarahan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk IGD kebidanan rumah sakit
Anutapura diantar oleh keluarga dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah (+), pasien
mengeluhkan terdapat keluar darah darah
dari vagina, sejak dari tadi pagi,Untuk BAB
dan BAK biasa lancar.
17. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi di
kehamilan sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Hipertensi (+), Diabetes Mellitus (-),
Penyakit Jantung (-).
Riwayat Haid:
Haid pertama usia 14 tahun, sikluas haid teratur,
dengan lama haid 5-6 hari, dalam 1 hari dapat 3 kali
ganti pembalut.
HPHT : 03 – 06 -2020
TP : 09 – 03 - 2021
18. Riwayat Pernikahan :
Pasien menikah 1 kali dengan lama pernikahan
kurang lebih 1 tahun.
Riwayat KB :
Pasien tidak menggunakan KB.
Riwayat Obstetrik :
Pasien belum mempunyai anak.
Riwayat Antenatal Care :
Pasien pernah 1 kali memeriksakan
kehamilannya pada bidan.
19. PEMERIKSAAN FISIK
KU : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah :130/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,8 °C
Respirasi : 20 kali/menit
BB : 67 kg
TB : 158 cm
Kepala – Leher : Eksophtalmus (-/-) Konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema palpebra
(-/-), pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-/-).
20. Thorax : Pergerakan simetris bilateral, vokal
fremitus kanan= kiri, bunyi napas vesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-). Bunyi jantung I, II
murni reguler, murmur (-)
21. Abdomen :
Pemeriksaan Obstetri :
TFU : tidak ditemukan
Leopold I : tidak ditemukan
Leopold II : tidak ditemukan
Leopold III : tidak ditemukan
Leopold IV : tidak ditemukan
DJJ :
TBJ : gr
Pergerakan Janin : tidak dirasakan
Janin Tunggal : tunggal
22. Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Vulva : dalam batas nornal
Vagina : dalam batas nornal
Portio : Ttipis lunak
Pembukaan : 2 cm
Ketuban :
Bagian terendah : tidak dirasakan
Ubun – ubun kecil :
Penurunan kepala :
Panggul :
Pelepasan : lendir (+), darah (+).
Ekstremitas :
Edema ekstremitas atas -/-
Edema ekstremitas bawah -/-
23. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin:
WBC : 8,4 / ul
PLT : 532 /ul
HCT : 36,8 %
RBC: 4,2 /ul
HGB: 9,6 gr/dl
GDS : 80 mg/dl
HbSAg : Non Reaktif
HCV : Non Reaktif
24. RESUME
Pasien masuk IGD kebidanan rumah sakit
Anutapura diantar oleh keluarga dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah (+), pasien
mengeluhkan terdapat keluar darah darah
dari vagina, sejak dari tadi pagi,Untuk BAB
dan BAK biasa lancar.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 84
kali/menit, Respirasi : 20 kali/menit, Suhu :
36,8 °C, pada pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 2 cm, dan terdapat pelepasan
darah (+) pelepasan lendir (+).
25. DIAGNOSIS
G1P0A0, UK 12-13 minggu + abortus
inkomplit
PENATALAKSANAAN
Ringer laktat 20 tpm
Drips oxytocin 1amp dalam 500 cc
ringerlaktat
Inj asam traneksamat 1 amp/iv
Pronalges supp
26. FOLLOW UP
2 september 2020
S :pusing(-) , mual (-), nyeri perut bagian bawah (+), perdarahan
vagina (+),BAB dan BAK biasa
O : Ku : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg
N: 82 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 °C
A : P0A1, UK 12-13 minggu + abortus inkomplit
P :
ringer laktat 20 tpm
Drips oxytocin
Metilergometrin 3x0,125 mg
Asam traneksamat 3x500 mg
Cefadroxyl 2x500 mg
27. 3 september 2020
S :pusing(-) , mual (-), nyeri perut bagian bawah (+), perdarahan vagina
(+),sedikit flek, BAB dan BAK biasa
O : Ku : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N: 80 x/m
P: 21 x/m
S : 36,7 °C
A : P0A1, post kuretase atas indikasi abortus inkomplit
P :
ringer laktat 20 tpm
Metilergometrin 3x0,125 mg
Asam traneksamat 3x500 mg
Cefadroxyl 2x500 mg
28. 4 september 2020
S :pusing(-) , mual (-), nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan
vagina (-), BAB dan BAK biasa
O : Ku : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHg
N: 86 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 °C
A : P0A1, post kuretase atas indikasi abortus inkomplit
P :
ringer laktat 20 tpm
Metilergometrin 3x 0, 125 mg
Asam traneksamat 3x500 mg
Cefadroxyl 2x500 mg
29. Pasien masuk dengan diagnosis G1P0A0 gravid 12-
13 minggu dengan nyeri perut bagian bawah dan
terdapat keluar darah darah dari vagina, setelah
beberapa saat di tangani di UGD kebidanan dan
pasien mengalami perdarahan dan terdapat
pengeluaran sebagian jaringan atau hasil konsepsi.
30. Dan pada pemeriksaan fisik jaringan teraba pada
vagina, serviknya yang membuka dan besarnya uterus
semakin mengecil dan banyaknya perdarahan sekitar
200 cc. Untuk tanda vital Tekanan Darah : 130/80
mmHg, Nadi : 84 kali/menit, Respirasi : 20
kali/menit, Suhu : 36,8 °C, Tindakan selanjut nya
dilakukan pemberian Ringer laktat 20 tpm Drips
oxytocin 1amp dalam 500 cc ringerlaktat, Inj asam
traneksamat 1 amp/iv, Pronalges supp.
31. Pasien di diagnosis dengan P0A1 dengan abortus
inkomplit karena perdarahan pada pasien dan terjadi
pengeluaran sebagian hasil konsepsi. Dan penangan
yang diberikan pada pasien tersebut adalah
dilakukannya kuretase untuk mengeluarkan hasil
konsepsi sepenuhya, dan terapi diberikan setelah itu
adalah ringer laktat 20 tpm, Drips oxytocin ,
Metilergometrin 3x0,125 mg, Asam traneksamat 3x500
mg, Cefadroxyl 2x500 mg.