1. LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE
1.1 Definisi
Antenatalcare atauprenatalcare merupakanpengawasansebelumanak lahir(prakelahiran) terutama
di tujukan pada anak.
1.2 Tujuan
o Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu maupun janin sesuai dengan kebutuhan kehamilan
berjalan dan melahirkan bayi yang sehat.
o Tujuan Khusus
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang janin
- Mendeteksi dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi
- Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
- Mempersiapkan masa nifas normal dan pemberian ASI eksklusif
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi selamat dengan trauma seminimal mungkin
1.3 Standart Asuhan Antenatal
Berdasarkan sistem legistasi ada 6 standar pelayanan antenatal, yaitu :
Identifikasi ibu
Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada ibu hamil
Satu kali pada trimester I : Sebelum UK 14 minggu
Satu kali pada trimester II : sebelum UK 28 minggu
Dua kali pada trimester III : sebelum UK 28 – 36 minggu
Palpasi abdomen
Pengelolaan anemia pada kehamilan
Pengelolaan dini hipetensi dalam kehamilan
Persiapan persalinan
Penjelasan 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1. Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan
dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. Hasil yang diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini
adalah
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan,
b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan
teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
2. Pemeriksaandanpemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada ibu hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
– Mencegah masalah, misal: tetanusneonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang berbahaya)
– Membangun hubungan saling percaya
2. – Memulai persiapankelahiran& kesiapanmenghadapi
komplikasi.
– Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya
kepala janin ke dalamrongga pangguluntuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Pemberiantabletzatbesipadaibuhamil (Fe) adalahmencegahdefisiensi zatbesipadaibuhamil, bukan
menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet
mengandungFeSO4 320 mg= zat besi 60 mg dan asamfolat 500 µg), kebutuhannyameningkatsecara
signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera
mungkin stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
Tablet zat sebaiknyatidak diminumbersama teh atau kopikarena akan mengganggupenyerapan. Jika
ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya
dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan2 kali selama
masa kehamilanyaitu padasaat kunjunganawal dan pada usia kehamilan28 mingguatau lebih sering
jika ada tanda-tanda anemia.
Selain anemia, seorangbidanjugadapatmemberiobat-obatanbagiibuhamilsepertimedikasiberbagai
jenis obatsecara rutin(zat besi, calcium, multivitamindanmineral)danobatkhusus(antiparasitcacing
dan malaria)
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenali tanda dan
gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saranpadaibu hamil, suamidankeluarga untuk memastikanpersiapanpersalinanbersihdan
aman, persiapantransportasi, biaya. Bidansebaiknyamelakukankunjunganrumahuntukhalini. Dalam
memberikan asuhan/pelayanan standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi
fundusuteri, TT, tablet besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temuwicara dalam rangkapersiapan
rujukan. Namun standar ini sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14 T.
1.4 Pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan di lakukan selambat-lambatnya satu bulan setelah haid
terakhiruntuk mengetahui apakah hamil atautidak. Olehkarenaitu perlu di ketahui tentangtanda-tanda
kehamilan yakni :
a. Tanda presumptive/tidak pasti :
- Amenorea
- Nausea dan vomiting
3. - Mengidam
- Pingsan
- Anoreksia
- Fatigue
- Sering miksi
- Pembesaran perut dan payudara.
b. Tanda mungkin :
- Tanda Hegar
- Tanda Chadwick
- Tanda Piscaseck
- Tanda Goodel’s
- Braxton Hiks
c. Tanda pasti :
- Gerakan janin
- DJJ
- USG/roentgen.
1.5 Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III
yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan kenaikanberat badan setiap minggu yangtergolong normal adalah
0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai
adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan
berdasarkanminggudanhasilnyabisadibandingkandenganhasilanamnesisharipertamahaidterakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai
minggu
Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )
5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
4. ImunisasiTetanusToxoidharussegeradiberikanpadasaatseorangwanitahamilmelakukankunjungan
yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT Selang Waktu minimal
pemberian Imunisasi TT
Lama Perlindungan
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
PemeriksaanHb padaBumil harusdilakukanpadakunjunganpertamadanmingguke28. bila kadarHb
< 11 gr% Bumil dinyatakanAnemia, makaharusdiberi suplemen60 mg Fe dan0,5 mg As. Folat hingga
Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
PemeriksaandilakukanpadasaatBumildatangpertamakalidaambilspesimendarahvenakuranglebih
2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan..
8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi
gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk
memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 )
Senampayudaraatauperawatanpayudarauntuk Bumil, dilakukan2 kalisehari sebelummandi dimulai
pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepadaBumil pendatangdari daerahmalaria juga kepadabumil dengangejala malaria yakni
panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
DiberikanpadakasusgangguanakibatkekuranganYodiumdidaerah endemisyangdapatberefek buruk
terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )
DAFTAR PUSTAKA
- Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
- Saifudin, Abdul Bari. 2002. BukuPanduanPraktis PelayananKesehatanMaternal&Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
- Triagustin, Endah. 2006. Diagnosis Kehamilan
- Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridarsa Printer.
- Asuhan kebidanan I, 2010,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)
5. Laporan Pendahuluan ANC
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE
A. Pengertian
Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu selama masa kehamilan
(DepKes RI, 2005 : 26). Menurut Prawiroharjo S. (2000 : 72) antenatal care adalah : pengawasan terhadap
ibu hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan, persalinan dan
nifas sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.
B. Tujuan
Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan
dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. (Dep Kes RI, 2005 : 48). Menurut
Reeder S.J. (2001 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi dan menjaga kesehatan serta kehidupan
ibu dan janin selama kehamilan dengan mempertimbangkan sosio kultural keluarga (meliputi status
ekonomi, tingkat pendidikan dan support system). Sedangkan tujuan utama pelayanan antenatal care di
Indonesia adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, laktasi dan keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
C. Pelaksana
Sebagai pelaksana pelayanan antenatal care terdiri atas :
1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis Obstretik Gineokologi.
2. Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan antenatal care. (Dep Kes RI,
2005 : 16).
D. Lokasi Pelayanan
Menurut Dep Kes RI (2005 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat bersifat statis
dan aktif meliputi :
1. Puskesmas/ puskesmas pembantu
2. Pondok bersalin desa.
3. Posyandu.
4. Rumah Penduduk (pada kunjungan rumah.
5. Rumah sakit pemerintah/ swasta
6. Rumah sakit bersalin
7. Tempat praktek swasta (bidan dan dokter).
E. Pelaksanaan Pelayanan
6. Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar dan intervensi khusus sesuai dengan tingkat
resiko. Dengan penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”5T” untuk pelayanan antenatal yang
terdiri atas :
1. Timbang berat badan
2. Ukuran tekanan darah, diukur setiap kunjungan
3. Ukur tinggi fundus uteri, dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri mulai teraba setelah usia
kehamilan > 12 minggu.
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap, mulai diberikan usia kehamilan 16 minggu
dengan interval pemberian selanjutnya 4 minggu.
5. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan pada usia kehamilan 20
minggu diminum 1 hari 1 tablet.
Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standar
minimal ”5T” tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal care (Dep Kes RI, 2005 : 18).
F. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti
bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil
yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi penyimpangan dari
keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu
hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya.
Menurut Manuaba (2000 : 129), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
- Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
- Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
- Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu dengan
pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :
- Minimal satu kali pada trimester I
- Minimal satu kali pada trimester II
- Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2005 : 24)
Menurut Jumiarni (2004 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9 kali) sehingga
pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut
dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :
Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu
Pada kunjungan ini dilakukan:
1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.
2. Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan,
reflek patella, edema dan lain-lain.
7. 3. Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih dari 12 minggu),
pengukuran panggul luar.
4. Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff, Golongan darah,
Rhesus, sitologi, dan gula darah).
5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
6. Penilaian resiko kehamilan.
7. KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
8. Pemberian imunisasi TT 1.
Kunjungan III, 28 – 32 Minggu
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin, kelainan atau cacat
bawaan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.
2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi).
3. Pemerksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas janin, kelainan, cairan
ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. KIE tentang perawatan payudara.
6. Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.
Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatannya
adalah
1. Anamnese keluhan dan gerakan janin.
2. Pengamatan gerak janin
3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggl dalam bagi kehamilan pertama)
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
6. Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII (40 minggu) (2 minggu 1 kali)
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan janin secara klinis.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
4. Penilaian resiko kehamilan.
8. 5. USG ulang pada kunjungan 4.
6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan persalinan.
7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III.
8. Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.
Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta
persiapan persalinan.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
2. Pengamatan gerak janin.
3. Pemeriksaan fisik dan obstetric.
4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan dengan
timbulnya kontraksi.
5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk melahirkan.
6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan harus semakin sering
memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk
memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/frekuensi antenatal care sebagai
berikut :
Tabel Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek
TriwulanI
TriwulanII
TriwulanIII
1
1
2
- Kehamilan1– 12
minggu
- Kehamilan12– 28
minggu
- Kehamilan28– 32
minggu
- Kehamilan34– 40
minggu
- Kehamilan41– 42
minggu
1
2
1
3
2
- Sejakhaidterlambat1
bulan
- Sampai kehamilan28
mg (1 bulan1x)
- Kehamilan28-36 mg (2
mg 1x)
- Kehamilan7/ 37
(1 mg 1x)
1
5
4
5
Total 4 9 15
Sumber : Dep Kes RI, 2005 : 24, Jumiarni, 2001 : 34, Manuaba, 2000 : 130
Dari tabel diatas dapat disampaikan hal – hal sebagai berikut :
9. 1. Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal (4 kali, Depkes, 2005) Frekuensi pemeriksaan kehamilan
dilakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I,II,III. Frekuensi ini dapat terjadi bila segalanya normal tanpa
adanya resiko dan frekuensi lebih sering dilakukan pada triwulan III untuk deteksi dini terhadap kelainan.
2. Frekuensi pemeriksaan kehamilan optimal ( 9 kali, Jumiarni l994)
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak haid terlambat sampai dengan usia kehamilan 12 minggu l kali.
Pemeriksaan tiap l bulan sekali dilakukan sampai dengan usia kehamilan 36 minggu, sedangkan
pemeriksaan kehamilan 36 – 40 minggu dilakukan setiap 2 minggu sekali.dan sampai dengan melahirkan
pemeriksaan dilakukan l minggu sekali. Dengan frekuensi demikian adanya penyulit kehamilan dapat
dideteksi dan diatasi sedini mungkin.
3. Frekuensi pemeriksaan kehamilan ideal (Manuaba, 2000).
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak terlambat haid satu bulan sampai dengan usia kehamilan 28
minggu dilakukan satu bulan satu kali. Pada usia kehamilan 28 – 36 minggu pemeriksaan dilakukan setiap
2 minggu sekali dan usia 37 minggu sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1 minggu sekali.
Pemeriksaan kehamilan ini yang paling ideal sehingga diharapkan dengan frekuensi seperti ini penyulit
kehamilan dapat terdeteksi dan diatasi sedini mungkin.
Menurut Manuaba (2000 : 130), jadwal melakukan ANC sebaiknya 12 – 13 kali selama hamil. Dinegara
berkembang ANC dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup (tercatat).
Menurut Puji Rochyati Penentuan frekuensi ANC antara lain didasarkan atas resiko kehamilan yang
dihadapi oleh ibu hamil, adapun resiko itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pedoman penyuluhan menuju persalinan aman :
Jumlah
skor
Kelompok
resiko
Periksa
kehamilan
Rujukan
kehamilan
Tempat
persalinan
Penolong
2 – 4 Resiko
ringan
Bidan Tidak
dirujuk
Rumah
pasien
Bidan
Dukun
6 – 8 Resikotinggi Bidan Bidan Rumah
Polindes
Bidan
> 10 Resikotinggi Dokter Dokter Puskesmas
Rumahsakit
Dokter
Menurut Dep Kes RI (2005), faktor resiko ibu hamil seperti yang tercantum dalam KMS ibu hamil
adalah sebagai berikut :
1. Anemia berat (Hb < 8 gr %)
2. Tekanan darah diastole > 90 mmHg
3. Perdarahan selama kehamilan
4. Kelainan pada persalinan terdahulu
5. Jarak kehamilan terakhir kurang dari 2 tahun
6. Tinggi badan kurang dari 140 cm
10. 7. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun
8. Pernah sakit kronis
Tabel Penilaian resiko kehamilan (Depkes RI, 2005 : 85)
No. Kriteria Jumlah Nilai
1. Kematian neonatal
Riwayat preterm
Riwayat preeklamsi
Penyakit paru
Anemi 8-10 gr%
Tinggi badan < 145 cm
BB < 40 atau > 70 kg
Premipara < 20 tahun dan > 35
tahun
Multi para > 40 tahun
Paritas > 3
Tanpa antenatal
1
2. Abortus > 3
Riwayat SC
Placenta previa
Diabetes mellitus
Gemelli
Sungsang
Partus percobaan
Hiperteoridism
2
3. Riwayat lahir mati
Penyakit ginjal
Partus 32 – 36 minggu
Posterum > 42 minggu
Penyakit hepar
Preeklamsi berat
Sungsang (premipara)
Ketuban pecah > 6 jam
Mekonium (kepala)
Partus > 24 jam
Plasenta previa
SC
3
4. Diabetes mellitus
Fitiumcordis
KMK
DJJ ireguler < 120 atau > 180
kali / menit
4
5. Eklamsi
Hedramnion
Infeksi intra partum
KPD > 24 jam
Incomtabilitas RH
Solutio pacenta
Letak lintang
Prolapsus tali pusat
5
Keterangan :
1. Bila jumlah nilai resikonya > 3 ibu hamil perlu dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan pemriksaan
dan penanganan yang lebih teliti dari dokter.
2. Bila jumlah nilai resiko > 5 ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit. Ibu hamil yang boleh ditolong
perawat/ bidan hanya pasien dengan resiko rendah dengan nilai < 3.
G. Keluhan Pada Masa Kehamilan
11. Keluhan ada masa hamil menurut Dep.Kes.RI. (2005: 84) adalah suatu kondisi bersifat subyektif
dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Keluhan pada Triwulan I usia kehamilan 1 – 3 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang timbul adalah :
1. Mual dan Muntah
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari. (Morning Sicknes)
2. Perasaan neg atau mual
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya : Bawang goreng, minyak rambut.
3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya gangguan keseimbangan,
perut kosong.
4. Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada kandung kencing.
5. Keputihan (leukorhoe)
Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa servix
dan vagina.
6. Pengeluaran darah pervaginam
Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.
7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan diwaspadai kemungkinan terjadi molla
hidatidosa.
Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi penerimaan ibu terhadap
kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbul konflik
karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
Keluhan pada triwulan II, usia 4 – 6 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu hamil
masih mendapatkan keluhan seperti pada triwulan I yang menyangkut faktor-faktor subyektif, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu
cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan
pengalaman baru, mulai merasakan gerakan bayi, terdengarnya detak jantung janin (DJJ) melalui alat
doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk
kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan yang berarti.
Pada triwulan III, usia kehamilan 7 – 9 bulan
Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan prognose kehamilan. Keluhan
yang bersifat subyektif perlu mendapatkan perhatian karena hal ini menunjukkan kepada kondisi patologis.
Kejadian yang sering timbul antara lain :
1. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang
Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan HB kurang dari 10 %.
12. 2. Pandangan mata kaburdisertai pusing
Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
3. Kaki odem
Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias klasik ekslamsi, yakni
hipertensi, odem pada kaki dan protein uri. Sesak nafas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan
adanya kelainan adanya kelainan letak (sungsang) kelainan posisi bayi.
4. Perdarahan
Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solutio
plasenta.
5. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan jernih bukan pada saat kencing perlu
dicurigai adanya ketuban pecah dini (KPD).
6. Sering kencing
Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas panggul (PAP) pada usia kehamilan 36
minggu. Sering kencing disebabkan tekanan kepala bayi pada kandung kemih.
Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke fasilitas kesehatan, untuk itu
penyuluhan pada triwulan III diarahkan kepada hal-halyang berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di
atas. Selain keluhan di atas pada truwulan III ditandai dengan adanya kegembiraan emosi karena akan
lahirnya seorang bayi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan
persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu kerjasama dan komunikasi yang baik selama ANC perlu
dibina sehingga ibu dapat melalui masa kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira (Hamiton,
2007: 163).
13. KONSEP ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110)
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
3. Kebijakan program
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
- Timbang berat badan
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Imunisasi TT
- Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia kehamilan 20
minggu)
- Test terhadap PMS
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi
dalam 3 trimester, yaitu sbb:
- 1 kali pada trimester I
- 1 kali pada trimester II
- 2 kali pada trimester III
c. Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan Waktu Informasi Penting
Trimester
Pertama
Sebelum
minggu ke 14
Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
14. Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemis kekurangan zat
besi, penggunaan praktik tradisional yang
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
Mendorong perilakuk yang sehat (giat,
latihan dan kebersihan, dsb)
Trimester
kedua
Sebelum
minggu ke 28
Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu
tentang gejala – gejala preeklapmsia, pantau
TD, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester
ketiga
Antara minggu
28 – 36
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Trimester
ketiga
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.
(Marjati dkk, 2010 ;9-13)
4. Penapisan Ibu Hamil
Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko
Kemungkinan besar: persalinan normal,tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi
baru lahir Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar menyebabkan komplikasi
persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau janinnya yang dapat
menyebabkan
- lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
15. - lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi
SKOR POEDJI ROCHJATI
I II III IV
Kelompok
Faktor
Resiko
No
Masalah/Faktor Resiko SKOR TRIBULAN
Skor Awal Ibu Hamil 2
I II III.1 III.2
1 Terlalu Muda Hamil I < 16
tahun
4
2 Terlalu Tua Hamil I >35 tahun
Terlalu Lambat Hamil I,
kawin > 4 tahun
4
3 Terlalu lama hamil lagi (>10
tahun)
4
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2
tahun)
4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau
lebih
4
6 Terlalu tua umur > 35 tahun 4
7 Terlalu pendek < 145 cm 4
8 Pernah gagal hamil 4
9 Pernah melahirkan dengan
a. Tarikan tang/vakum
b. Uri dirogoh
c. Diberi Infus/tranfusi
4
4
4
10 Pernah Sectio caesarea 4
11 Penyakit pada ibu hamil
a. Kurang darah
b. Malaria
c. TBC paru
d. Payah jantung
e. Kencing manis
f. PMS
4
4
4
12 Bengkak pada muka/tungkai dan
tekanan darah tinggi
4
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air (hydramnion) 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
19 Pendarahan dalam kehamilan ini 8
17. C. KONSEP MANAJEMEN IBU HAMIL
I. Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
A. Data Subyektif
1. Biodata.
a suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan (marjati dkk,2010;87)
: kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
ma : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat hamil dan bersalin
dikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai pendidikannya. Tingkat
pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S,
2009;104)
rjaan : Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105)
at : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang kehamilan serta untuk
kunjungan rumah jika diperlukan. (marjati,dkk:2010:87)
hasilan : Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu – waktu ibu dirujuk. Juga
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
2. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan ulang ataupun
ada keluhan.(Ari S,2009;167)
3. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil adalah
sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III),
Sembelit (TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri
ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I),
sakit punggung (II dan III)
(Ari S, 2009; 123 - 127)
4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat
dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya embolisme
paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat
18. menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung
memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada kehamilan
antara lain:
- Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam kandungan,
persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
- TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan kondisi ibu
hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan
lama dan perdarahan postpartum
- Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/ lahir mati
- Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature, hydraamnion, kelainan
bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.
- HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu mudah
terinfeksi.
(Salmah,2006;134))
5. Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung, DM, Asma akan
berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155)
6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
- Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan
pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
- Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa.
Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika
insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk
dikeluarkan pervaginam.
- Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus
diperhatikan
(Wheeler,2004; 37)
7. Riwayat haid.
19. Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan, meliputi hal – hal
seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun) (Ari
S,2009;157), lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau
lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu penetapan tanggal
perkiraan kelahiran) (Wheeler, 2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat
menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang
banyak)(Ari S, 2009;157)
8. Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan berapa lama
menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak
diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101)
9. Riwayat kehamilan sekarang.
Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa
merasakan gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18
minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat. (marjati dkk,2010;
81)
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi,
serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126)
10. Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KBjenis apa, sudah
berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11. Pola kebiasaan sehari-hari.
a. Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 –
40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh
dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong
daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah. (Ari S,2009; 63)
b. Pola Istirahat
20. Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk menjaga kondisi
kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
c. Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh
uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan
yaitu sering kencing.
d. Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan berat karena
dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan
bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam
beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan
dan abortus.
e. Pola seksual
Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan
persalinan prematur.(Bobak,2004;135)
12. Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi tentang hamil,
apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana dukungan
keluarga.(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S,1009;173)
13. Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian meningkat pada trimester
kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen
Varney,2006;37)
B. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara keseluruhan (Ari
S,2009;174)
Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)
21. D : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan diastole maksimal 140
mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil tekanan darah
menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg
sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen Varney,2007;499)
Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari S,2009:61)
hu : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh hamil > 37,5 C dikatakan
demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
RR : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama
kehamilan berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 –
25 % dari biasanya (manuaba,1998:109)
B : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
B : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan panggul)
(manuaba,1998;134)
Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan.
Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan
vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae tanda kehamilan,
puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan
menyusui. Adakah striae gravidarum
Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
22. b. Palpasi.
Tujuan: - untuk mengetahui umur kehamilan
- Untuk mengetahui bagian bagian janin
- Untuk mengetahui letak janin
- Janin tunggal atau tidak
- Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
- Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
- Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala : adakah benjolan abnormal
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat persalinan
terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran prematur, lahir
mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit
misal TBC, radang akut dikepala
Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan menghambat laktasi.
Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.
Abdomen : Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di
fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
Tanda kepala : keras, bundar, melenting
23. Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II : Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan
letak kepala pada ketak lintang
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah
masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c. Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak
Anak hidup atau mati
Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/ kembar
yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang dapat memperberat
kehamilan.
Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d. Perkusi.
lek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1
(Marjati dkk, 2010; 12-13)
3. Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah
untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak
Normal
Diagnosis Masalah
Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif
Bening/negatif
Protein urine
24. Glukosa dalam
urin
Warna hijau Kuning,
orange, coklat
Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk
ova/telur cacing
dan parasit
Negatif Positif Anemia akibat
cacing
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka janin
belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.
x : G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu dan janin baik dengan
kehamilan normal
s : ibu mengatakn ini kehamilan ke....Usia kehamilan....HPHT....
o : kesadaran : composmentis/letargis/koma
25. TD : 90/60-120/80 mmHg
Nadi : 60-96x/menit
RR : 12-20x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 C
TB : ...
BB hamil : ...
TP : ...
LILA : cm
Leopold I : ...
Leopold II : ...
Leopold III : ...
Leopold IV : ...
Masalah
1. Keputihan
Ds: ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih dari alat kelamin sangat banyak
Do: - Pada pemeriksaan genitalia tampak keputihan yang banyak
- Celana dalam ibu basah karena keputihan tersebut
2. Konstipasi (sembelit)
Ds: ibu mengatakan sulit BAB
Do: pada palpasi teraba skibala
rvensi
x : G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu dan janin baik dengan
kehamilan normal
ujuan : - Kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi
- Keadaa nibu dan janin baik
o : kesadaran : baik
TD : 90/60-120/80 mmHg
Nadi : 80-90x/menit
RR : 16-24x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 C
Lila : ...
TFU : Sesuai usia kehamilan
26. DJJ : 120 – 160x/menit
Intevensi.
1. Beri informasi pada ibu tentang kondisi ibu dan janin
R: mengidentifikasi kebutuhan atau masalah ibu hamil tentang kondisinya dan janin sehingga
lebih kooperatif dalam menerima asuhan
2. Berikan konseling tentang perubahan fisiologis pada trimester II
R : adanya respon positif dari ibu terhadap perubahan – perubahan yang terjadi dapat
mengurangi kecemasan dan dapat beradaptasi dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang
R : sebagai sumber tenaga, pembangun, pengatur, dan pelindung tubuh yang sangat penting
bagi kesehatan ibu dan janin
4. Jelaskan pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada trimester II seperti perdarahan, sakit
kepala yang hebat dan nyeri abdomen yang akut
R: dengan mengetahui tanda – tanda bahaya, maka ibu dapat mencari pertolongan segera jika
hal itu terjadi
5. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara
R: perawatan payudara membantu dalam masa laktasi, seta puting susu menonjol
6. Beritahu ibu untuk periksa kehamilan secara teratur
R: sebagai upaya dini untuk mendeteksi adanya kelainan – kelainan kehamilan
Masalah
1. Keputihan
Tujuan : ibu tidak merasa terganggu dengan adanya keputihan ini
KH : keputihan berkurang dan kembalinya rasa nyaman
Intervensi:
1.Jelaskan pada ibu bahwa keputihan adalah hal yang fisiologis dan sering terjadi pada ibu hamil
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan pada ibu
2.Anjurkan ibu untuk sering mansi, minimal 2 x sehari
R: dengan sering mandi, kebersihan genitalia ibu tetap terjaga
3.Anjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam dari bahan katun
R: penggunaan celana dalam dari bahan katun akan menyerap keringat sehingga daerah
genitalia tak lembab
4.Sarankan ibu untuk sering mengganti celana dalam
27. R: penggunaan celana dalam dengan adanya cairan dari alat kelamin terlalu lama, sebagau
tempat berkembangnya bakteri
2. Konstipasi
Tujuan : Ibu dapat mengatasi konstipasi
KH : Tidak mengalami konstipasi
Intervensi
1.Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu mengalami
konstipasi
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan ibu
2.Anjurkan ibu untuk mengonsumsimakanan tinggi serat dengan menu seimbang
R: makanan yang tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat sehingga mempermudah
penegaluaran feses
3.Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi dan menambah konsumsi air
minum menjadi 2liter / hari (8-10 gelas/ hari)
R: minum air hangat akan merangsang peristaltik usus sehingga dapat merangsang
pengosongan kolon lebih cepat. Mengkonsumsi air yang cukup dapat mencegah timbulnya
reabsorbsi yang berlebihan. (Ari S,2009; 123-127)
IV. Implementasi.
Implementasi mengacu intervensi.
V. Evaluasi.
Evaluasi mengacu pada implementasi
28. DAFTAR PUSTAKA
Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses,
dan Praktik.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Salmah,dkk.2006.AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
29. LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
( ANC )
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
Dewasa ini ANC adalah pokok yang sangat di perhatikan mengingat pentingnya
pengetahuan masyarakat terutama minoritas mengenai kesehatan
kandungannya,banyaknya angka kehamilan disetiap tahunnya dan banyaknya
abortus dan kurang sehat angka kandungan yang menjadi momok bagi dunia
kesehatan maka begitu perlunya berkonstribusi dalam penyelamatan sejak dini
melalui program pengecekan kesehatan ibu hamil mulai dari sejak berhentinya haid
sampai melahirkan, pemerintahpun berkonstribusi dalam hal pelayanan kesehatan
ibu hamil tapi keberhasilan suatu program bukan hanya ditentukan menejemen tiap
instansi atau pelayanannya tapi bagaimana masyarakan berpartisipasi ikut dalam
pensuksesan program yang di berikan.
Adapun standar pelayanan yang di canangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
Berdasarkan sistem legistasi ada 6 standar pelayanan antenatal, yaitu:
1. Identifikasi ibu
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal
pada ibu hamil
Satu kali pada trimester I : Sebelum UK 14 minggu
Satu kali pada trimester II : sebelum UK 28 minggu
Dua kali pada trimester III : sebelum UK 28 – 36 minggu
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini hipetensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan
Penjelasan 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1. Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. Hasil yang
diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan,
30. b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan
secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada
ibu hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14
minggu
– Mendeteksi masalah yang dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
– Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
– Membangun hubungan saling percaya
– Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
– Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan
, olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28
minggu
– Sama dengan trimester I ditambah:
kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36
minggu
– Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36
minggu
– Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau
kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari
kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
31. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap
zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320 mg = zat besi 60 mg
dan asam folat 500 µg), kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II
karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
Tablet zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan
mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi
per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin
untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan2 kali selama masa kehamilan yaitu pada
saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada
tanda-tanda anemia.
Selain anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil
seperti medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin dan
mineral) dan obat khusus (anti parasit cacing dan malaria)
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat,
dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan
standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, TT,
tablet besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan. Namun standar ini sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14 T.
Program yang tertera adalah bentuk aktualisasi untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan bagi setiap individu yang membutuhkan pelayaan baik di indonesia
secara umum dan di kecamatan desa secara kusus.
B. PEMBAHASAN
1. Konsep medis ANC
2. Fisiologi Kehamilan
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konsep Keperawatan ANC
33. 2. PEMBAHASAN
1. KONSEP MEDIS ANC
A. Defenisi
ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
B. Tujuan pelayanan antenatal care (ANC), antara lain :
Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
C. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM
I sampai TM III yang berkisar anatar 7 – 12 kg dan kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal adalah 0,4 – 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.
Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
34. Usia Kehamilan sesuai
minggu
Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )
5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil
melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT Selang Waktu minimal
pemberian
Imunisasi TT
Lama Perlindungan
TT1 – Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu
ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi
suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen
darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan
dan rujukan..
35. 8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak
untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan
gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan
gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang
positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang
dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )
D. Pemeriksaan kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
5) Quickening 20 mgg
Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
1) Hari + 7
2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan Taksiran Berat Janin
1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
36. 2. FISIOLOGOI KEHAMILAN
1. Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
2. Proses kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44
autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY
untuk laki – laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk
morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur –
angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel
sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan
sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast
bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam
dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus
uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang
37. berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar
rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung
banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap
dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya.
Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai
tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah nyata,
telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton
terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa
akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18,
traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24
jam.
Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan.
Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik,
rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan menyebabkan
kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena
lemak disimpan disana, testis terus turun.
38. Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36
ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki
sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan
ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang
terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan tambahan BB
hampir 1 kg pada minggu tersebut.
(Marjati,dkk, 2010; 39)
4. Tanda dan gejala kehamilan
1. Tanda presumtif kehamilan
Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan
ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir
untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
Anoreksia nervousa
39. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul.
Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen.
Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
o Pipi : – Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
o Perut : – Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
o Payudara : – hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
Tanda Goodel. Pelunakan serviks
Tanda Chadwiks.Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
40. Tanda Piskacek. Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
Kontraksi Braxton Hicks. Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
Teraba Ballotement. Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif. Pemeriksaan ini adaah untuk
mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan.
Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi
pada urine ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
Gerakan janin dalam rahim. Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
Denyut jantung janin. Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
Bagian bagian janin. Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil
janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua
(trimester akhir)
Kerangka janin. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)
5. Perubahan fisiologi ibu hamil
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
41. Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea
alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu
biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua
warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
6. Ketidak nyamanan selama hamil
a. Nausea
Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari.
Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara pasti puncak nausea dan
muntah pada wanita hamil adalah pada usia kandungan 11 minggu dan menghilang
antara umur kehamilan 14 – 22 minggu.
Cara meringankan:
Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari
Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari stimulasi refleks
gag.
Istirahat
Gunakan obat – obatan
42. Tanda bahaya : hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan, tanda – tanda
kurang gizi
b. Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)
Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat
pada fundus uterus sehingga membuat isthmus menjadi lunak (tanda hegar)
menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar akibat adanya
tekananlangsung pada uterus yang membesar. Frekuensi kemih meningkat pada
trimester ketiga sering dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek
lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan:
Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing
Banyak minum di siang hari
Kurangi minum di malam hari.
Tanda – tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria
c. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran payudara yang
semakin bertambah atau keletihan. Sebagian besar disebabkan karena perubahan
sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan
disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan
dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal, gunakan mekanisme
tubuh yang baik untuk mengangkat benda.
d. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida.
Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan.
Cara penanganan :
43. Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman
pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas kepalanya secara
berkala dan mengambil nafas dalam
Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat
sedang berdiri.
e. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
Hindari menggunakan pakaian ketat
Elevasi kaki secara teratur setiap hari
Posisi menghadap kesamping saat berbaring
Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan vena-vena
panggul
f. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga
trimester III.
Penyebab :
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang
kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus
Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu
penuh
44. Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung
untuk menjalankan fungsinya
Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi
asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan
pencernaan.
g. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus besar
ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
Asupan cairan yang adekuat
Istirahat cukup
Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi
peristaltik
Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh yang
bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara
teratur
h. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembulu darah panggul
sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator
dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya ( dorsofleksikan
kakinya )
Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan mekanisme
tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah
Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
i. Kesemutan dan baal pada jari
45. Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi
bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median
dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari
Cara penanganan :
Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak
Normal
Diagnosis Masalah
Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif
Bening/negatif
Protein urine
Glukosa
dalam urin
Warna hijau Kuning,
orange,
coklat
Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor
rhesus
Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan
Darah
A B O AB – Ketidakcocokan
ABO
HIV – + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk
ova/telur
cacing dan
parasit
Negatif Positif Anemia akibat
cacing
b. Pemeriksaan Rontgen
46. Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010;95-97)
47. 4. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian ANC
1) Anamnesa
– Anamnesa identitas istri dan suami
– Anamnesa umum :
keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur,
miksi, defekasi, perkawinan
– Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak
normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
– Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik
15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
48. – Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
– Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada
infeksi dalam kehamilan.
– Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
– Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
– Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
– Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
– Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
– Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak
simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
– Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
– Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
– Retraksi akibat adanya lesi
– Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
– Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
– Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
– Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
– Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
– Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
– Konsistensi uterus
49. Leopold II :
– Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
– Menentukan letak punggung janin
– Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
– Menentukan bagian terbawah janin
– Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
– Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
– Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk
PAP
(9) Tangan dan kaki
– Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
– Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
– Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10) Pemeriksaan panggul
a. Panggul : genital luar
– Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk
melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah, bau)
– Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
b. Panggul : menggunakan spekulum
– Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks
sudah membuka atau belum
– Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul : pemeriksaan bimanual
– Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan
rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
– Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina
untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya
masa.
3) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
Dari Janin :
50. – Djj pada bulan ke 4-5
– Bising tali pusat
– Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
– Bising rahim
– Bising aorta
– Peristaltik usus
4) Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
– Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
– Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
– Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )
Intervensi :
(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
51. R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang
dianut oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal
meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
2 Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan
muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi & keparahan
mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
Intervensi :
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang kering,
penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi
52. 3 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2) Kriteria Hasil :
(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak
(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
Intervensi :
(1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah rendah, aliran darah
ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan sehingga dapat
menyebabkan ibu merasa sesak
(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu mengatur
pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
4 Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan
ketidaknyamanan
(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
Intervensi :
(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian korset uterus
53. R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang akan menambah
keparahan hemoroid
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga menyebabkan
kelelahan pada ibu
(8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
5 Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
1) Tujuan
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
2) Kriteria Hasil :
(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
Intervensi :
(1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
(2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
(3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam hamil yang
tidak mengganggu kehamilan
(4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting
susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan abortus
6 Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
54. 1) Tujuan :
Konstipasi tidak terjadi
2) Kriteria Hasil :
(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal
(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko
(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi
Intervensi :
(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan membantu
merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
3. EVALUASI
1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6) BAB lancar
55. DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Asuhan kebidanan I, 2010,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.
Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/