Pasien didiagnosis dengan preeklamsi berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan proteinuria tingkat berat. Tatalaksana yang diberikan seperti MgSO4 dan terapi antihipertensi sudah sesuai untuk mencegah komplikasi preeklamsi berat seperti kejang dan edema paru.
2. BAB I
LAPORAN
KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 35Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu RumahTangga
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jagapura kulon
Tanggal masuk RS : 16 Mei 2017
3. II.Anamnesis
Keluhan utama: Pasien datang dirujuk dari Puskesmas dengan
keluhan tekanan darah tinggi saat hamil.
Riwayat penyakit sekarang: Pasien G6P2A3 merasa hamil 9 bulan,
mengaku belum merasakan mulas, keluar air-air dan lendir
campur darah (-). Gerak janin masih dirasakan aktif, Ibu
mengatakan tekanan darah meningkat sejak hamil anak ke 5.
Pasien mengeluh kaki bengkak sejak usia kehamilan 1 minggu .
Keluhan pusing dan pandangan mata kabur dirasakan ada ketika
umur kehamilan 7bulan, terutama pada mata sebelah kiri
4. Riwayat menstruasi:
Menarkhe : 12 tahun
Siklus :Teratur
Lama haid : 5-7 hari
Keluhan saat haid : Nyeri ketika haid hari 1-3, 3 kali ganti
pembalut
HPHT : 04/10/2016
HTP : 11/07/2017
Riwayat KB:Tidak ada
Riwayat Pernikahan: 2 kali, I tahun 1994-2007 (cerai)
II tahun 2007- sekarang
5. Riwayat Penyakit dahulu: HT (-), DM (-),Asma (-),Alergi (-), Peny.
Jantung (-), Peny. Paru (-).
Riwayat penyakit keluarga: HT (-), DM (-),Asma (-),Alergi (-), Peny.
Jantung (-), Peny. Paru (-).
RiwayatObstetri :
Anak 1 tahun 1994 perempuan lahir normal dibidan BB 3000g
Anak 2 tahun 2002 perempuan lahir normal dibidan BB 3000g
Anak 3 tahun 2007 perempuan lahir normal dibidan BB 3200g
Anak 4 tahun 2013 perempuan lahir normal dibidan BB 3000g
Anak 5 tahun 2013 laki-laki lahir normal dibidan BB 1300g
Anak 6 tahun 2013 gugur ketika usia kehamilan 2 bulan
6. Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum :Tampak Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 200/150 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 60 kg
7. Pemeriksaan
Fisik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Thorax : Jantung dalam batas normal, Paru dalam batas
normal
Abdomen : Status Obstetrikus
Genitalia : Status Obstetrikus
Ekstremitas : Edema ekstremitas bawah +/+, akral hangat +/+
Jantung : BJ 1 & 2 Reguler, Murmur (-),Gallop (-)
Paru :VBS kanan=kiri, Rhonki (-),Wheezing (-)
8. Status
Obstretikus
Pemeriksaan luar
Fundus uteri : 29cm
Tafsiran berat janin (TBJ) : (TFU – 12) x 155
(29 - 12) x 155 = 1831gr
HIS : (-)
Letak anak : Memanjang, punggung kanan
Bunyi jantung anak : 158x/menit, regular
Pemeriksaan dalam : v/v tida ada kelainan
porsio tebal lunak
VT : Ø kuncup
Ketuban (+)
12. FollowUp
Waktu Follow Up
29/10/16 S : Mules (-), keluar air-air (-), pandangan kabur (-), pusing (-),
mual (-), muntah (-), mengeluh tekanan darah tinggi sejak
umur kehamilan 4 bulan, kaki edema dari umur kehamilan 8
bulan
O :TD: 160/100mmHg P: 94x/menit RR: 21x/menit S:36,5oC
DJJ: 144x/menit, pembukaan kuncup, edema (+)
A : G1P0A0 gravida aterm dengan Preeklamsi Berat
P : Kontrol KU,VS, DJJ, tanda-tanda inpartu, His
Mgso4 4 mg bolus pelan
Mgso4 6 mg drip dalam RL 500 cc 20 tpm
Dopamet 2x1 tab
Nifedipin 2x1 tab
Injeksi cefotaxim
Injeksi kalnex
Jawaban konsul dokter SpOG
Rencana SC bila sampai dengan senin tidak lahir
Terapi lanjut
13. FollowUp
Waktu Follow Up
30/10/16
05:00
S : OS masih merasakan gerakan janin
O :TD: 150/100mmHg P: 80x/menit RR: 22x/menit S:36,90C
DJJ: 138x/menit, His: (-),TFU: 35cm, Proteinuria +3,
edema (+)
A : G1P0A0 gravida aterm dengan PEB
P : Obs DJJ, ObsTPRS, melanjutkan advice dokter
16:00 S : Gerakan janin (+)
O :TD: 150/90mmHg P: 84x/menit RR: 22x/menit S:36,20C
DJJ: 140x/menit, His: (-),TFU: 35cm, Proteinuria +3,
edema (+)
A : G1P0A0 gravida aterm dengan PEB
P : Obs DJJ, ObsTPRS, melanjutkan advice dokter
19:00 Konsul dokter SpOG : Rencana SC besok, transfusi PRC 2 labu
sebelum SC
31/10/16
05:00
06:15
S : gerak janin (+) his (-)
O :TD :150/100 mmHg P: 84x/menit RR: 20x/menit S: 36,60C
DJJ: 136x/menit, His: (-)
A : G1P0A0 gravida aterm dengan PEB
P : Melanjutkan adv dokter
Telfon dokter anestesi → acc operasi
14. FollowUp
Waktu Follow Up
31/10/16
09:00
17:00
S: Mules (-)
O:TD :150/100 mmHg P: 85x/menit RR: 23x/menit S: 36,30C
A: G1P0A0 gravida aterm dengan PEB
P: Rencana SC
S: OS masih lemas
O:TD :130/90 mmHg P: 80x/menit RR: 22x/menit S: 36,90C
A: P1A0 post sc hari 0 a/i PEB
P: OBSTTV
Melanjutkan advice dokter
15. FollowUp
Waktu Follow Up
01/11/16 S : MOB (+)
O :TD :130/90 mmHg, P: 85x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,70C
DJJ: 138x/menit, His: (-)
A : P1A0 post sc hari 1 a/i PEB
P : ObservasiTTV
02/11/16 S : MOB (+)
O :TD :130/90 mmHg, P: 80x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,90C
DJJ: 138x/menit, His: (-)
A : P1A0 post sc hari II a/i PEB
P : ObservasiTTV
17. Pre-eklampsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehmailan disertai dengan protein urin.
Kriteria diagnosis pada preeklamsi terdiri dari :
Preeklamsi
ringan
TD 140/90-
160/110
mmHg pada
kehamilan >
20 minggu
Proteinuria
300 mg/24
jam atau 1+
dipstick
Preeklamsi
berat
TD >160/110
mmHg. Proteinuria 2.0
g/24 jam atau
2+ dipstick
Kreatinin
serum > 1.2
mg/dL disertai
oliguria
Trombosit
<100.000/mm3
Angiolisis
mikroangiopati
(peningkatan
LDH).
Peninggian
kadar enzim
hati
Sakit kepala
yang menetap
atau gangguan
visus dan
serebral
Nyeri
epigastrium
yang menetap
Pertumbuhan
janin
terhambat
Edema paru
disertai
sianosis
Adanya the
HELLP
Syndrome
19. PEMBAHASAN
Pada pasien diatas didiagnosis dengan
preeklamsi berat karena dari
anamnesis didapatkan bahwa pasien
datang dengan primigravida dan
tekanan darah baru tinggi sejak usia
kehamilan 4 bulan. Setelah dilakukan
pemeriksaan tanda vital, didapatkan
tekanan darahnya 160/100 mmHg, dan
pada pemeriksaan urine lengkap
ditemukan adanya proteinuria 3+.
Pembahasan
21. Tujuan dasar tatalaksana untuk setiap kehamilan yang
disertai komplikasi preeklamsia adalah :
Terminasi kehamilan dengan trauma seminimal mungkin bagi
ibu dan janin
Kelahiran bayi yang dapat bertahan hidup
Pulihnya kesehatan ibu secara sempurna
22. Penanganan
Umum
Pasien preeklamsia berat
harus segera masuk rumah
sakit untuk rawat inap dan
dianjurkan tirah baring miring
ke satu sisi (kiri)
Pasang infus Ringer Laktat
atau Ringer Dekstrose 5%
Monitoring input cairan
Kateterisasi urin untuk
pengukuran volume dan
pemeriksaan proteinuria
Jangan tinggalkan pasien
sendirian. Kejang disertai
aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin
Observasi tanda vital, refleks
patella dan denyut jantung
janin setiap 1 jam
Auskultasi paru untuk mencari
tanda edema paru. Jika ada
edema paru, hentikan
pemberian cairan dan berikan
diuretik (mis. Furosemide 40
mg IV)
Nilai pembekuan darah
dengan uji pembekuan. Jika
pembekuan tidak terjadi
setelah 7 menit, kemungkinan
terdapat koagulopati
Anti Konvulsan (MgSO4)
sebagai pencegahan dan
terapi kejang.
Anti Hipertensi
Obat pilihan adalah Nifedipin,
yang diberikan 5-10 mg oral
yang dapat diulang sampai 8
kali/24 jam
Jika respons tidak membaik
setelah 10 menit, berikan
tambahan 5 mg sublingual
Nifedipin 10 mg sublingual.
23. • Bila umur kehamilan < 37 minggu, artinya : kehamilan
dipertahankan selama mungkin sambil memberikan terapi
medikamentosa
Ekspektatif, konservatif
• Bila umur kehamilan ≥ 37 minggu, artinya kehamilan
dikahiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk
stabilisasi ibu.
Aktif, Agresif
Sikap terhadap kehamilannya dibagi 2, yaitu :
24. PEMBAHASAN
Tatalaksana pada pasien ini sudah benar, yang diberikan
adalah drip MgSO4 4mg bolus pelan, dan Mgso4 6 mg
drip dalam RL 500 cc 20 tpm, perawatan yang penting
pada preeklampsia berat adalah pengelolaan cairan
karena penderita preeklamsia mempunyai risiko tinggi
untuk terjadinya udem paru. Bila terjadi tanda-tanda
udem paru segera dilakukan tindakan koreksi. Cairan
yang dapat diberikan berupa (a) 5% Ringer-dekstrose
atau cairan garam faali jumlah tetesan < 125cc/jam atau
(b) infus Dekstrose 5% yang tiap 1 liter. Pemberian
MgSO4 sebagai regimen penatalaksanaan preeklampsia
berat. Pada pasien ini, juga diberikan dopamet 2x1 tab,
Nifedipin 2x1 tab. Dan sikap terhadap kehamilannya juga
sudah benar, yaitu mengakhiri kehamilannya setelah
mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
Pembahasan
25. Kesimpulan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis preeklamsia berat dimana tekanan darah
pasien 160/100mmHg dengan adanya proteinuria +3 dan pada pasien ini
merupakan primigravida yang mana merupakan salah satu faktor resiko pada
preeklamsia berat.
Penatalaksanaan preeklamsia diberikan langsung setelah dilakukan
penegakan diagnosis dan melakukan terminasi kehamilan jika usia kehamilan
sudah mencukupi atau aterm.
26. SARAN
Penyuluhan bagi para ibu dengan kehamilan
untuk melakukan Ante NatalCare secara teratur
di RS atau Bidan.
Pemeriksaan USG minimal 3x selama kehamilan,
1x pada setiap trimester untuk mendeteksi dini
adanya kelainan pada kehamilannya dan untuk
pemantauan kesejahteraan janin.