SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
Dr. dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG (K) MPH
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSUPN Cipto Mangunkusumo
Definisi
• Kedaruratan Obstetrik adalah suatu keadaan klinik yang
apabila tidak ditangani segera akan menyebabkan kesakitan
atau sampai kematian
• Sehingga rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko
tinggi merupakan komponen yang penting dalam sistem
pelayanan kesehatan maternal dalam mencegah
kedaruratan.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bool SL, et al. William Obstetric. Obstetrical Hemorrhage. McGrawHill Company 23rd Ed. 2010;35:757-803.
Angka Kematian Ibu dan Bayi
AKI per 100.000 kelahiran hidup AKB per 100.000 kelahiran hidup
Kemenkes RI (2021). Jumlah Kematian Ibu per provinsi 2019-2020. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Kematian Maternal dan Neonatal
Penyebab Kematian Neonatal
Preeklampsia kontribusi utama terhadap
utama terhadap asfiksia, BBLR, masalah
pemberian ASI
Angka Kematian Ibu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Profil Kesehatan Indonesia 2018
Estimasi Jumlah Kematian Ibu
Menurut Provinsi di Indonesia, 2010
50% kematian (5.767)
25% kematian (2.884)
25% kematian (2.883)
Reducing delays to emergency obstetric and neonatal care. Abbreviations: BEmOC, Basic Emergency Obstetric Care; CEmOC, Comprehensive Emergency Obstetric
Care. For contents of the papers please refer to Table 4. Image of home birth reprinted with permission granted by the American College of Nurse-Midwives.
• Terlambat satu :
terlambat memutuskan
untuk mencari
pertolongan baik secara
individu, keluarga atau
keduanya.
• Terlambat dua :
terlambat mencapai
fasilitas pelayanan
kesehatan.
• Terlambat tiga :
terlambat
mendapatkan
pelayanan yang
adekuat.
Reducing delays to emergency obstetric and neonatal care. Abbreviations: BEmOC, Basic Emergency Obstetric Care; CEmOC, Comprehensive Emergency Obstetric
Care. For contents of the papers please refer to Table 4. Image of home birth reprinted with permission granted by the American College of Nurse-Midwives.
McCarthy J, Maine D. A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality. Studies in Family Planning. 2006;23.
Determinan Kematian Maternal (McCarthy-Maine 1992)
Determinan Kematian Ibu
Terlambat
Merujuk
Terlambat
Sampai
Terlambat
Pertolongan
Adekuat
KOMPLIKASI
(Penyebab Langsung)
-Perdarahan
-Eklampsi
-Infeksi
-Pertus macet
- Ruptur uteri
MATI
BUMIL
Tenaga
Obat
Manajerial
Sarana
Pendidikan
Ekonomi
Gender Budaya
4 Terlalu
Gizi
Penyakit
Menular
Penyakit
Lain
Geografi
Waktu Kritis Maternal dan Neonatal
Kematian Maternal
• Sebagian besar kematian maternal terjadi pada trimester ketiga dan satu minggu paska
persalinan.
• Dari penelitian di Matlab, Bangladesh didapatkan lebih dari separuh kematian maternal
terjadi dalam minggu pertama setelah persalinan.
Tempat Kematian Maternal di RS
Qomariyah SN, Bell JS, Pambudi ES, Anggondowati T, Latief K, Achadi EL, et al. A practical approach to identifying maternal deaths missed from routine hospital
reports: lessons from Indonesia: Global Health Action2009
RS Rumah FasKes Perjalanan Tempat lain
Kondisi ibu dan
janin tidak baik
Fasilitas kesehatan
tidak adekuat
Tenaga kesehatan
tidak kompeten
Kebutuhan akan
penanganan
lanjutan
Mengapa kita perlu merujuk pasien?
Estimasi waktu sampai dengan kematian ibu pada berbagai kasus
kegawatdaruratan obstetri:
Penyebab Waktu
Perdarahan pascasalin 2 jam
Perdarahan antepartum (HAP) 12 jam
Ruptur uteri 1 hari
Preeklampsia dengan tanda bahaya dan eklampsia 2 hari
Persalinan macet (distosia) 3 hari
Infeksi 6 hari
Briley A, Bewley S. Management of obstetric hemorrhage: obstetric management. In: Briley A, Bewley S, editors. The Obstetric Hematology Manual. Cambridge:
Cambridge University Press; 2010. p. 151-58.
Tanda Bahaya pada Kehamilan
Jika
ditemukan
salah satu
tanda
berikut, maka
ibu hamil
harus segera
dibawa ke
fasilitas
kesehatan
atau dirujuk
Penyulit Medis pada Kehamilan
(Meskipun tidak emergensi, tetap membutuhkan rujukan dan penanganan lanjutan)
Mual muntah
berlebihan
Placenta previa
(plasenta
menutupi jalan
lahir)
Darah tinggi
Kehamilan lewat
waktu (post-term)
Bekas sesar Kehamilan ganda
Makrosomia/Bayi
besar
Masalah pada air
ketuban
Presentasi bokong Letak lintang
Mual Muntah Berlebihan pada Kehamilan
• Umumnya, mual dan muntah terjadi pada awal
kehamilan sampai dengan usia 12 minggu. Mual
muntah yang hebat dikenal sebagai hiperemesis
gravidarum.
Mengapa mual muntah berlebihan pada kehamilan
itu berbahaya?
Dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan),
ketidakseimbangan elektrolit, ketosis/ketonuria,
penurunan berat badan (sampai >5% dibandingkan
sebelum hamil)
Pengosongan lambung
lebih lama
Refluks asam lambung
Gerakan usus menurun
Peningkatan hormon
kehamilan (hCG)
Perdarahan pada Kehamilan Tua
(di atas usia 22 minggu)
• Plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir)
• Solusio plasenta (plasenta terlepas dari tempat
perlekatannya)
• Gangguan pembekuan darah
• Ruptur uteri
• Persalinan preterm
Penyebab
Plasenta Previa vs. Solusio Plasenta: Apa
perbedaannya?
Plasenta Previa
• Perdarahan tidak disertai nyeri
• Darah berwarna merah segar
• Tidak ada kontraksi rahim
Solusio Plasenta
• Perdarahan disertai nyeri
• Warna darah kehitaman dan cair,
dapat disertai bekuan darah
• Dapat menyebabkan shock
(kekurangan cairan tubuh berat)
dan anemia berat
• Gawat janin
• Rahim tegang terus menerus dan
nyeri
Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika
menemukan perdarahan pada kehamilan > 22 minggu?
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
• Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika tidak siap untuk melakukan
persalinan SC → inspekulo masih diperbolehkan, namun lakukan dengan
hati-hati
• Periksa tanda vital ibu → jika didapati tanda-tanda syok maka lakukan
resusitasi cairan
• Pemeriksaan denyut jantung janin→ apakah ada tanda gawat janin (<100
denyut/menit)?
Jika terdapat kecurigaan plasenta previa atau solusio plasenta, maka pasien harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap!
Hipertensi kronik
•Proteinuria (-)
Superimposed
preeclampsia
•Proteinuria (+)
Hipertensi dalam
kehamilan
•Proteinuria (-)
Preeklampsia
•Proteinuria (+)
Eklampsia
•Kejang (+)
Hipertensi pada Kehamilan
• Definisi: Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang diukur pada 2 kali
pemeriksaan berjarak 4-6 jam (30 menit) pada wanita yang
sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
• Pada ibu hamil → lakukan pemeriksaan protein urin (porsi tengah)
• Spektrum hipertensi pada kehamilan:
Di bawah 20 minggu Di atas 20 minggu
Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika
menemukan spektrum hipertensi pada kehamilan?
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
• Kenali tanda-tanda awal eklampsia: nyeri kepala hebat, gangguan
penglihatan, muntah, nyeri ulu hati atau perut bagian kanan atas,
kenaikan tekanan darah yang signifikan (contoh: hipertensi emergensi)
• Lakukan pemeriksaan protein urin dan lab darah (jika tersedia)
• Pada ibu hamil dengan TD baik, lakukan penapisan preeklampsia sesuai
anjuran buku KIA (sejak awal kehamilan)
• Berikan MgSO4 pada preeklampsia dengan tanda bahaya dan eklampsia
Jika terdapat kecurigaan hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, bahkan
eklampsia, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap!
Kehamilan Lewat Waktu
• Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang berusia ≥ 42 minggu
penuh (294 hari), dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
ataupun hasil USG trimester pertama.
Mengapa kehamilan lewat waktu berbahaya?
• Insufisiensi plasenta → fungsi plasenta berkurang
• Air ketuban berkurang
• Aspirasi mekonium
Rujuk pasien agar dapat dilakukan tatalaksana lebih awal → pemeriksaan
kesejahteraan janin dan USG untuk menilai kondisi cairan ketuban
Gawat Janin
• Gawat janin (non-reassuring fetal distress)
adalah kondisi selama kehamilan
(antepartum) atau persalinan
(intrapartum) yang mengindikasikan
bahwa janin tidak mendapatkan oksigen
dengan adekuat.
• Gawat janin pada persalinan dapat
disebabkan oleh persalinan lama, kontraksi
hipertonik akibat induksi, perdarahan atau
infeksi, dan insufisiensi plasenta (contoh:
pada kehamilan lewat waktu)
• DJJ < 100 bpm (di
luar kontraksi)
atau DJJ > 180
bpm (tanpa
takikardia ibu),
DJJ tidak teratur
• Mekonium
kental (terutama
jika menyumbat
saluran napas
atas neonatus)
Diagnosis
Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
di FKTP jika menemukan tanda gawat janin?
• Tegakkan diagnosis gawat janin → lakukan pemeriksaan Doppler atau CTG
(jika tersedia)
• Lakukan resusitasi intra uterin (melalui maternal): berikan oksigen, ibu
berbaring miring ke kiri, tokolitik, hidrasi
• Jika memungkinkan, cari etiologi gawat janin
• Persiapkan untuk terminasi kehamilan
• Persiapkan untuk resusitasi neonatus
Jika ditemukan tanda gawat janin, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap!
Perdarahan Pasca Persalinan (PPP)
• Kehilangan darah ≥ 500 mL pada persalinan pervaginam atau ≥ 1000
mL pada persalinan per abdominam, yang berpotensi mempengaruhi
hemodinamik ibu.
• Perdarahan pasca persalinan dapat terjadi secara:
• Primer: dalam waktu 24 jam pasca persalinan
• Sekunder: dalam waktu 24 jam – 12 minggu pasca persalinan
• Penyebab PPP:
Tonus (70%)
Trauma/Tear
(20%)
Tissue (10%)
Trombus
(1%)
Pembalut Bersalin (Biasa, 17 gram)
GAMBAR A GAMBAR B
No mL Berat (air)→gram Keterangan
A 80 96 Pembalut bersalin 17 gr
B 150 159 Pembalut bersalin 17 gr
Underpad (Biasa, 68 gram)
GAMBAR C GAMBAR D
No mL Berat (air)→gram Keterangan
C 500 495 Underpad 68 gr
D 750 (50 B) 782 Underpad 68 gr
Bekuan Darah
GAMBAR E GAMBAR F
No mL Berat (air)→gram Keterangan
E 100 B 242 Baki ginjal 141 g
F 50 B 192 Baki ginjal 141 g
Baki Ginjal (141 gram)
GAMBAR G GAMBAR H
No mL Berat (air)→gram Keterangan
G 300 439 Baki ginjal 141 g
H 600 755 Baki ginjal 141 g
Jumlah Perdarahan
No mL Berat (air)→gram Keterangan
A 80 96
Pembalut
bersalin 17 gr
B 150 159
Pembalut
bersalin 17 gr
C 500 495 Underpad 68 gr
D 750 (50 B) 782 Underpad 68 gr
E 100 B 242 Baki ginjal 141 g
F 50 B 192 Baki ginjal 141 g
G 300 439 Baki ginjal 141 g
H 600 755 Baki ginjal 141 g
Catatan: Berat Jenis darah bervariasi dari 1,030-1,060 g/cm3 sedangkan berat jenis
plasma bervariasi dari 1,024-1,028 g/cm3
Pictorial Guidelines to facilitate visual estimation of blood loss at
obstetric haemorrhage.
Bose P, Regan F, Paterson-Brown S. Improving the accuracy of estimated blood loss at obstetric haemorrhage using clinical reconstructions. BJOG. 2006;113(8):919-24
Benedetti T. Obstetric haemorrhage. In Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. A Pocket Companion to Obstetrics, 4th edn. New York: Churchill Livingstone, 2002:Ch 17. In: B-Lynch C, Keith LG, Lalonde
AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage-A comprehensive guide to evaluation, management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 35-44.
Klasifikasi Syok Hipovolemik Perdarahan (Hamil 100mL/kgBB)
Stadium Syok
Volume Kehilangan
Darah (%)
Prakiraan Kehilangan
Darah (mL)
Gejala dan Tanda Klinis Tatalaksana
0 (normal
loss)
< 10 < 500 Tidak ada
ALERT LINE
1 < 15 500–1000 Minimal Observasi ketat dan terapi cairan
ACTION LINE
2 20–25 1200–1500
↓ produksi urin
↑ nadi meningkat
↑ frekuensi napas
hipotensi postural
nadi teraba halus
Terapi cairan (2-3 kali prakiraan
kehilangan darah) dan uterotonika
3 30–35 1800–2100
hipotensi
takikardia
akral dingin
takipnea
Manajemen aktif dan pendekatan tim
4 40 (%) > 2400 Syok
Manajemen aktif dan pendekatan tim
terpadu serta Tim Medis Reaksi Cepat
(Tingkat mortalitas 50% mortality bila
tidak agresif dan responsif)
Syok
Perjalanan Keadaan Syok TANPA Terapi
Blood Pressure (mm Hg)
Heart rate (min)
Bleeding
150
100
50
0
Kompensasi Dekompensasi Irreversibility
Shock Phases
Heart Rate
Blood Pressure
(Time)
HEMOSTASIS Mnemonic
Mnemonic
H Help. Ask for Help
Initial Management
A Assess (vital sign, blood loss) and resucitate
E
Establish aetilogy, ensure aviabioity of blood, acbolic (oxytocin,
ergometrine, or syntometrine bolus IV/IM)
M Massage uterus
O Oxytocin infusion, ergometrine bolus IV/IM, prostaglandins per rectal Medical Treatment
S
Shift to the theatre. Exclude retain products and trauma, bimanual
compression, abdominal aorta compression
Conservative Non Surgical
Management
T Tamponade ballon and uterine packing
A Apply compression uterus, B-Lynch technique or modified,
Conservative Surgical
Management
S
Systemic pelvic devascularization : Lasso-Budiman technique, uterine,
ovarian, quadriple, internal iliaca
I Interventional radiologist, if appropriate, uterine artery embolization
S Subtotal/total hysterectomy
Last Effort- Non -
Conservative Surgical
Management
Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP
jika menemukan kasus perdarahan pasca persalinan?
• Primary survey dan tatalaksana syok → lakukan resusitasi cairan
• Jika fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan laboratorium (minimal DPL,
golongan darah, dan pengambilan sampel untuk pencocokan silang jika
diperlukan transfusi darah)
• Observasi tanda vital
• Cari etiologi perdarahan berdasarkan 4T → tatalaksana awal sesuai
etiologi
• Persiapkan rujukan dan transfusi darah
Jika terdapat perdarahan pascasalin, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap dan sesegera mungkin!
Buist MD, Jarmolowski E, Burton PR, et al. Recognising clinical instability in hospital patients before cardiac arrest or unplanned admission to intensive care. A pilot study in a tertiary-care
hospital. Med J Aust. 1999;171:22–25. In: DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer
Science+Business Media; 2006 p. 80-90.
Tanda gawat awal yang mendahului kondisi kritis
Perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik <90 atau >200 mmHg, nadi <50 atau >130 kali/menit;
laju pernapasan >30/menit, saturasi oksigen <85%; hasil laboratorium yang abnormal termasuk pH <7.2, Na+ <125
atau >150 mmol/L, K+ >6 mmol/L, Suhu abnormal <95oF atau >104oF. GCS = Glasgow Coma Score
Risiko Mortalitas: Faktor Prediksi Independen
Buist M, Campbell D. The Challenge of Predicting In-Hospital Iatrogenic Deaths. In: DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency
Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media; 2006 p. 32-48.
Kejadian Odds ratio dan 95% CI
Penurunan kesadaran 6,4 (2,6–15,7)
Hipotensi 2,5 (1,6–4,1)
Kehilangan kesadaran 6,4 (2,9–13,6)
Bradipneu 14,4 (2,6–80,0)
SaO2 < 90% 2,4 (1,6–4,1)
Takipneu 7,2 (3,9–13,2)
Hubungan antara Nilai Ambang Deteksi Dini dan Luaran
(Masuk ICU atau Kematian dalam 48 Jam)
Ambang NEWS Odds Ratio Nilai p
>1 3.23 0.073
>2 7.03 0.003
>3 8.12 <0.001
>4 6.36 0.001
>5 6.02 0.002
>6 11.66 <0.001
>7 15.11 <0.001
Abbott TE, Vaid N, Ip D, Cron N, Wells M, Torrance HD, et al. A single-centre observational cohort study of admission
National Early Warning Score (NEWS). Resuscitation. 2015 Jul;9289-93
Perubahan Fisiologis Hemodinamik selama Kehamilan
Variabel fisiologis Kehamilan Term Persalinan Postpartum
Curah jantung Meningkat 30–50% Meningkat 50%
Meningkat 60–80%
dalam 15–20 menit
Volume darah Meningkat 30–50%
Penambahan 300–500 mL
setiap kali kontraksi
Menurun hingga dasar
Detak jantung
Meningkat 15–20
detak/menit
Meningkat tergantung pada
stress dan peredaan nyeri
Menurun hingga dasar
Tekanan darah
Menurun 5–10 mm Hg pada
tengah kehamilan
Meningkat tergantung pada
stress dan peredaan nyeri
Menurun hingga dasar
Resistensi vascular sistemik Menurun Meningkat Menurun hingga dasar
Konsumsi oksigen Meningkat 20%
Meningkat akibat stres saat
persalinan
Menurun hingga dasar
Massa sel darah merah Meningkat 15–20%
Fujitani S, Baldisseri MR. Hemodynamic assessment in a pregnant and peripartum patient. Crit Care Med. 2005;33:S354-61.
Fujitani S, Baldisseri MR. Hemodynamic assessment in a pregnant and peripartum patient. Crit Care Med. 2005;33:S354-61.
Pengukuran Tidak hamil Hamil
Perubahan dari
kondisi tidak
hamil
Curah jantung, L/menit 4,3 ± 0,9 6,2 ± 10 43%
Detak jantung, detak/menit 71 ± 10 83 ± 10 17%
Resistensi vascular sistemik, dyne . cm . sec-5 1530 ± 520 1210± 266 -21%
Rata-rata tekanan arteri (MAP), mm Hg 86,4 ± 7,5 90,3 ±5,8 NS
Tekanan oklusi arteri pulmonal, mm Hg 6,3 ±2,1 7,5 ±1,8 NS
Tekanan vena sentral, mm Hg 3,7 ± 2,6 3,6 ±2,5 NS
Tekanan onkotik koloid, mm Hg 20,8 ±1,0 18,0 ± 1,5 -14%
Perubahan Fisiologis Hemodinamik selama Kehamilan
Early Warning Score Nasional & Risiko Klinis
Kolic I, Crane S, McCartney S, Perkins Z, Taylor A. Factors affecting response to national early
warning score (NEWS). Resuscitation. 2015 May;9085-90
Skor NEWS Risiko Klinis
0
Rendah
Total skor 1-4
Skor”MERAH” (skor parameter
tunggal 3) Sedang
Total skor 5-6
Total skor  7 Tinggi
Grafik Modified Early
Obstetric Warning Scoring
system (MEOWS) dari the
Liverpool Women's
Hospital.
Risk management and medicolegal issues related to postpartum haemorrhage. Upadhyay, Kalpana, MRCOG, Best Practice
& Research: Clinical Obstetrics & Gynaecology, Volume 22, Issue 6, 1149-1169, 2008
Deskripsi
Kematian ibu
Kejadian hampir
meninggal (near
miss)
N % N %
Pemeriksaan awal 2 16,7 13 7,1
Masalah identifikasi/diagnosis 3 25 23 12,6
Menunda merujuk pasien 0 0 11 6
Penanganan pada tingkat yang tidak sesuai 0 0 1 0,5
Penanganan yang salah (Diagnosis salah) 2 16,7 10 5,5
Penanganan substandard (Diagnosis benar) 4 33,3 24 13,2
Tidak diobservasi/Observasi jarang 5 41,7 3 1,6
Observasi abnormalitas yang diperpanjang tanpa
melakukan tindakan
5 41,7 2 1,1
Resusitasi 6 50 24 13,2
Total 12 182
Tingkat kesalahan 2,25 0,61
Lombaard H, Pattinson RC. Common errors and remedies in managing postpartum haemorrhage. Best Practice & Research
Clinical Obstetrics and Gynaecology. 2009;23:317-26
Kompleks Akademik Pretoria antara tahun 2002 dan 2006 di mana terdapat 2,25 kesalahan
per kematian dibandingkan dengan 0,61 kesalahan per ibu hampir meninggal (near miss)
Analisis Univariat dan Multivariat dari Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Adekuasi Respon Klinis terhadap Skor NEWS
Kolic I, Crane S, McCartney S, Perkins Z, Taylor A. Factors affecting response to national early
warning score (NEWS). Resuscitation. 2015 May;9085-90
Algoritma yang diajukan berdasarkan 2 atau lebih kondisi pencetus maternal
berdasarkan early warning yang bertahan 30 menit atau lebih
Hedriana HL, et al, Baseline assessment of a hospital-specific early warning trigger system for reducing maternal morbidity, Int J Gynecol
Obstet (2015).
Singkatan: FN, frekuensi nadi;; dpm, denyit per menit; MAP, mean arterial pressure; mmHg, milimeter air raksa; PenKes, penurunan kesadaran; FP,
frekuensi pernapasan; SpO2, saturasi oksigen
PEMICU PERINGATAN DINI MATERNAL
FP > 110 dpb, MAP < 65 mmHg, PenKes, Suhu
≥ 38 C, FP > 24/menit, SpO2 < 94%
Jalur Sepsis
Temperatur Abnormal +
Pemicu Lain
Sepsis Sepsis berat atau
shock sepsis
Pengkajian
oleh dokter
segera
Pengkajian
oleh dokter
segera
Pengkajian oleh dokter
segera
Pengkajian oleh dokter
segera
Pengkajian oleh dokter
segera
Jalur Kardiopulmoner
Temperatur Normal +
Pemicu Lain
Jalur Hipertensi
Peningkatan TD + pemicu
lain
Jalur Perdarahan
Penurunan TD + Pemicu Lain
Eskalasi pada Penggunaan Early Warning System
Arora KS, Shields LE, Grobman WA, D'Alton ME, Lappen JR, Mercer BM. Triggers, bundles, protocols, and checklists-what every maternal care
provider needs to know. Am J Obstet Gynecol. 2016;214(4):444-51.
PENCETUS MATERNAL
Suhu ≥ 38 C (100,4 F) atau ≤ 36 C
(96,9 F)
Saturasi oksigen ≤ 93%
Frekuensi nadi > 110 atau < 50
Frekuensi napas > 24 atau < 12
TD sistolik > 155 atau < 80 atau TD diastolic > 105
atau < 45
Perubahan status mental kapan saja
Denyut jantung janin > 160 (pada infeksi saja)
PENGKAJIAN MATERNAL
Suhu, saturasi oksigen, frekuensi
nadi, frekuensi napas, TD
Pengkajian Normal
(tidak ada pencetus abnormal)
Berhenti di sini dan teruskan
pemantauan
1 Kondisi Abnormal
FN > 130, FP > 30, MAP < 55,
Saturasi O2 < 90%, perawat
merasa tidak nyaman dengan
status pasien
Dikonfirmasi:
Meminta evaluasi dokter perawat
Melanjutkan alur pengkajian perawatan
kritis
Pengkajian: 2 atau lebih
kondisi abnormal pada
maternal
Suhu tubuh
maternal abnormal
Infeksi - Sepsis
Kardiopulmoner Hipertensi pada
Kehamilan
Perdarahan
Obstetrik
2 atau lebih
abnormalitas
Notifikasi dokter, DPL,
antibiotic, pertimbangkan
kultur darah
Periksa disfungsi organ:
asam laktat, fungsi liver,
bilirubin total, creatinine,
urine output
Notifikasi TMRC,
transfer ke ICU,
dan/atau konsultasi
ke spesialis lain jika
diperlukan
Resusitasi cairan (dalam waktu 1
jam):
MAP < 65 atau asam laktat > 4
mmol/L
Bolus kristaloid 30 mL/kg dalam
waktu 1 jam
Target MAP > 65 dan FN < 110
FN >
110,
MAP <
65
Sepsis berat/Shock Sepsis
FN > 110, MAP < 65, Saturasi
oksigen < 93%, FP > 24, penurunan
kesadaran
Pertimbangkan
Kardiomiopati atau CHF
Infark miokard
Edema paru
Hipertensi pulmoner
Emboli paru atau DVT
Penyalahgunaan obat
BNP, enzim jantung, EKG,
echo, CTscan spiral
Konsul
(Anestesi, Ilmu Perawatan
Kritikal, Perinatologi)
TD sistolik > 155 dan/atau TD
diastolic > 105, notifikasi
dokter umum
Jika bertahan > 160/110 →
terapi diindikasikan
Protokol Hipertensi pada
Kehamilan
Terapi TD dalam waktu 1
jam
Magnesium sulfat – 4 gram
bolus, 2 gram per jam, lab,
dan powerplan untuk
hipertensi dalam kehamilan
Saturasi oksigen < 93%
atau FP > 24 –
pertimbangkan edema
paru
Pertim-
bangkan
overlap
Protokol Manajemen
Perdarahan Obstetrik
TD > 110, MAP < 65,
perdarahan atau riwayat
pembedahan baru-baru ini
Berlanjut ke stage 3
Terminasi kehamilan,
DPL dan panel DIC, SpOG
dan SpAn dilibatkan
Pertim-
bangkan
overlap
PENCETUS MATERNAL
Suhu ≥ 38 C (100,4 F) atau ≤ 36 C (96,9 F)
Saturasi oksigen ≤ 93%
Frekuensi nadi > 110 atau < 50
Frekuensi napas > 24 atau < 12
TD sistolik > 155 atau < 80 atau TD diastolic > 105 atau < 45
Perubahan status mental kapan saja
Denyut jantung janin > 160 (pada infeksi saja)
PENGKAJIAN MATERNAL
Suhu, saturasi oksigen, frekuensi
nadi, frekuensi napas, TD
Pengkajian Normal
(tidak ada pencetus abnormal)
Berhenti di sini dan teruskan
pemantauan
1 Kondisi Abnormal
FN > 130, FP > 30, MAP < 55,
Saturasi O2 < 90%, perawat
merasa tidak nyaman dengan
status pasien
Dikonfirmasi:
Meminta evaluasi dokter perawat
Melanjutkan alur pengkajian perawatan
kritis
Pengkajian: 2 atau lebih
kondisi abnormal pada
maternal
Suhu tubuh
maternal abnormal
Infeksi - Sepsis
Kardiopulmoner Hipertensi pada
Kehamilan
Perdarahan
Obstetrik
2 atau lebih
abnormalitas
Notifikasi dokter, DPL,
antibiotic, pertimbangkan
kultur darah
Periksa disfungsi organ:
asam laktat, fungsi liver,
bilirubin total, creatinine,
urine output
Notifikasi TMRC,
transfer ke ICU,
dan/atau konsultasi
ke spesialis lain jika
diperlukan
Resusitasi cairan (dalam waktu 1
jam):
MAP < 65 atau asam laktat > 4
mmol/L
Bolus kristaloid 30 mL/kg dalam
waktu 1 jam
Target MAP > 65 dan FN < 110
FN > 110,
MAP < 65
Sepsis berat/Shock Sepsis
FN > 110, MAP < 65, Saturasi
oksigen < 93%, FP > 24, penurunan
kesadaran
Pertimbangkan
Kardiomiopati atau CHF
Infark miokard
Edema paru
Hipertensi pulmoner
Emboli paru atau DVT
Penyalahgunaan obat
BNP, enzim jantung, EKG,
echo, CTscan spiral
Konsul
(Anestesi, Ilmu Perawatan
Kritikal, Perinatologi)
TD sistolik > 155 dan/atau TD
diastolic > 105, notifikasi
dokter umum
Jika bertahan > 160/110 →
terapi diindikasikan
Protokol Hipertensi pada
Kehamilan
Terapi TD dalam waktu 1
jam
Magnesium sulfat – 4 gram
bolus, 2 gram per jam, lab,
dan powerplan untuk
hipertensi dalam kehamilan
Saturasi oksigen < 93%
atau FP > 24 –
pertimbangkan edema
paru
Pertim-
bangkan
overlap
Protokol Manajemen
Perdarahan Obstetrik
TD > 110, MAP < 65,
perdarahan atau riwayat
pembedahan baru-baru ini
Berlanjut ke stage 3
Terminasi kehamilan,
DPL dan panel DIC, SpOG
dan SpAn dilibatkan
Pertim-
bangkan
overlap
1. Aktivasi
Pemantauan
NEWSS Pasien Dewasa
3 2 1 0 1 2 3
Pernapasan/ menit <8 8 9-17 18-20 21-29 >30
Nadi/ menit <40 40-50 51-100 101-110 111-129 >130
Tekanan darah Sistolik <70 71-80 81-100 101-159 160-199 200-220 >220
Tingkat Kesadaran Coma Stupor Somnolen
Compos
Mentis
Apatis Delirium
Suhu Tubuh <35oC 35.05-36oC 36.05-38.oC 38.05-38.5oC >38.5oC
Hijau
0-1
Kuning
2-3
Orange
4-5
Merah
> 6
Rerata NEWS and 95% Interval Kepercayaan
berdasarkan Kelompok Pendaftaran Pasien
Shaw J, Fothergill RT, Clark S, Moore F. Can the prehospital National Early Warning Score identify patients most at risk from subsequent
deterioration? Emergency medicine journal : EMJ. 2017;34(8):533-7.
Analisa Deskriptif atas
Skor NEWS Data Pendaftaran Pasien PraRumah Sakit
Dipulangkan dari IGD
(N=100)
Dirawat inap
(N=100)
Dirawat di Unit Terapi
Intensif (N=57)
Meninggal di IGD
(N=30)
Median (Rentang) 1 (0–8) 3 (0–12) 7 (0–15) 8 (0–17)
Mean/rerata (CI) 1.72 (1.34-2.10) 3.13 (2.61- 3.65) 7.46 (6.39-8.52) 7.20 (5.80-8.60)
Risiko klinis NEWS
rendah (score 0–4)
81 (81%) 65 (65%) 8 (14%) 4 (13%)
Sedang (score 5–6) 16 (16%) 25 (25%) 19 (33%) 7 (24%)
Tinggi (score ≥7) 3 (3%) 10 (10%) 30 (53%) 19 (63%)
Risiko OR (95% CI) p
Dipulangkan dari IGD
Risiko rendah 128.25 (26.47 - 621.48) <0.001
Risiko sedang 14.48 (3.21 - 65.34) 0.001
Dirawat Inap
Risiko rendah 30.88 (8.70 - 109.63) <0.001
Risiko sedang 6.79 (2.18 – 21.12) 0.001
Dirawat di Unit Terapi
Intensif
Risiko rendah 1.27 (0.34 - 4.79) 0.728
Risiko sedang 1.72 (0.61 – 4.86) 0.307
Shaw J, Fothergill RT, Clark S, Moore F. Can the prehospital National Early Warning Score identify patients most at risk from subsequent
deterioration? Emergency medicine journal : EMJ. 2017;34(8):533-7.
Manajemen Aktif dan
Pendekatan Tim
Kapan pasien dengan kegawatdaruratan
obstetri tidak disarankan untuk dirujuk?
1. Ibu hamil datang pada PK 1 aktif atau PK 2 yang sudah tidak
memungkinkan untuk dirujuk karena berpotensi melahirkan di tengah
proses transport
2. Kondisi maternal dan fetal yang sangat tidak stabil sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan transport
3. Tidak ada tenaga kesehatan yang dapat menemani selama proses
perujukan pasien
4. Faktor eksternal dan lingkungan lain yang tidak memungkinkan
transportasi pasien → aspek geografis, cuaca, ketersediaan ambulans
Kondisi lain dipertimbangkan sesuai penilaian klinis tenaga kesehatan yang
merawat pasien.
Apa yang perlu dipersiapkan dalam merujuk pasien?
1. Notifikasi dan edukasi keluarga terkait rencana
merujuk → minta persetujuan untuk dirujuk
2. Hubungi RS rujukan, sampaikan identitas,
diagnosis, kondisi pasien saat ini, indikasi
rujukan, kebutuhan ruangan/fasilitas tertentu,
tatalaksana awal yang sudah diberikan, dan nama
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
selama proses perujukan → kirimkan berkas
yang dibutuhkan
3. Siapkan alat-alat resusitasi selama di perjalanan
4. Nilai kembali kondisi pasien sebelum dirujuk
Bidan
Alat
Keluarga
Surat Rujukan
Obat
Kendaraan
Uang
Kendaraan
• Kendaraan yang dipakai untuk merujuk ibu dalam rujukan tepat waktu harus disesuaikan
dengan medan dan kondisi lingkungan menuju tujuan rujukan.
• Berikut ini adalah contoh tampilan desain ambulans sederhana yang dapat digunakan
untuk merujuk ibu.
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf

More Related Content

Similar to Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf

Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunAisyah N
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
 
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan MasyarakatKesehatan Masyarakat
Kesehatan MasyarakatMega Tambunan
 
Kty benar.doc saja
Kty benar.doc sajaKty benar.doc saja
Kty benar.doc sajaWarnet Raha
 
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaAnalisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaYulia mar'atuzzakiyah
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.pptRisaRisa22
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Eny Dika Lestari
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxgiotamaarrizkyputra
 
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllll
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllllPpt ibu hamilllllllllllllllllllllllll
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllllFia Nikita
 
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptxDr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptxFadil914139
 

Similar to Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf (20)

Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
 
Kehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan mudaKehamilan tua dan muda
Kehamilan tua dan muda
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan MasyarakatKesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
 
PPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptxPPT_MARIA ULFA.pptx
PPT_MARIA ULFA.pptx
 
Kty benar.doc saja
Kty benar.doc sajaKty benar.doc saja
Kty benar.doc saja
 
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaAnalisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptxGawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
Gawat darurat obstetri - Pertemuan I pengertian gadar (1).pptx
 
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllll
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllllPpt ibu hamilllllllllllllllllllllllll
Ppt ibu hamilllllllllllllllllllllllll
 
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptxDr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
Dr dr Soerjo Hadijono, SpOG(K) POGI Semarang Pengisian Buku KIA 2022.pptx
 

Recently uploaded

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (19)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf

  • 1. Dr. dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG (K) MPH Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo
  • 2. Definisi • Kedaruratan Obstetrik adalah suatu keadaan klinik yang apabila tidak ditangani segera akan menyebabkan kesakitan atau sampai kematian • Sehingga rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal dalam mencegah kedaruratan. Cunningham FG, Leveno KJ, Bool SL, et al. William Obstetric. Obstetrical Hemorrhage. McGrawHill Company 23rd Ed. 2010;35:757-803.
  • 3. Angka Kematian Ibu dan Bayi AKI per 100.000 kelahiran hidup AKB per 100.000 kelahiran hidup Kemenkes RI (2021). Jumlah Kematian Ibu per provinsi 2019-2020. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
  • 4.
  • 5. Kematian Maternal dan Neonatal Penyebab Kematian Neonatal Preeklampsia kontribusi utama terhadap utama terhadap asfiksia, BBLR, masalah pemberian ASI
  • 6. Angka Kematian Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Profil Kesehatan Indonesia 2018
  • 7. Estimasi Jumlah Kematian Ibu Menurut Provinsi di Indonesia, 2010 50% kematian (5.767) 25% kematian (2.884) 25% kematian (2.883)
  • 8. Reducing delays to emergency obstetric and neonatal care. Abbreviations: BEmOC, Basic Emergency Obstetric Care; CEmOC, Comprehensive Emergency Obstetric Care. For contents of the papers please refer to Table 4. Image of home birth reprinted with permission granted by the American College of Nurse-Midwives. • Terlambat satu : terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan baik secara individu, keluarga atau keduanya. • Terlambat dua : terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. • Terlambat tiga : terlambat mendapatkan pelayanan yang adekuat.
  • 9. Reducing delays to emergency obstetric and neonatal care. Abbreviations: BEmOC, Basic Emergency Obstetric Care; CEmOC, Comprehensive Emergency Obstetric Care. For contents of the papers please refer to Table 4. Image of home birth reprinted with permission granted by the American College of Nurse-Midwives.
  • 10. McCarthy J, Maine D. A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality. Studies in Family Planning. 2006;23. Determinan Kematian Maternal (McCarthy-Maine 1992)
  • 11. Determinan Kematian Ibu Terlambat Merujuk Terlambat Sampai Terlambat Pertolongan Adekuat KOMPLIKASI (Penyebab Langsung) -Perdarahan -Eklampsi -Infeksi -Pertus macet - Ruptur uteri MATI BUMIL Tenaga Obat Manajerial Sarana Pendidikan Ekonomi Gender Budaya 4 Terlalu Gizi Penyakit Menular Penyakit Lain Geografi
  • 12. Waktu Kritis Maternal dan Neonatal Kematian Maternal • Sebagian besar kematian maternal terjadi pada trimester ketiga dan satu minggu paska persalinan. • Dari penelitian di Matlab, Bangladesh didapatkan lebih dari separuh kematian maternal terjadi dalam minggu pertama setelah persalinan.
  • 13. Tempat Kematian Maternal di RS Qomariyah SN, Bell JS, Pambudi ES, Anggondowati T, Latief K, Achadi EL, et al. A practical approach to identifying maternal deaths missed from routine hospital reports: lessons from Indonesia: Global Health Action2009
  • 14. RS Rumah FasKes Perjalanan Tempat lain
  • 15. Kondisi ibu dan janin tidak baik Fasilitas kesehatan tidak adekuat Tenaga kesehatan tidak kompeten Kebutuhan akan penanganan lanjutan Mengapa kita perlu merujuk pasien? Estimasi waktu sampai dengan kematian ibu pada berbagai kasus kegawatdaruratan obstetri: Penyebab Waktu Perdarahan pascasalin 2 jam Perdarahan antepartum (HAP) 12 jam Ruptur uteri 1 hari Preeklampsia dengan tanda bahaya dan eklampsia 2 hari Persalinan macet (distosia) 3 hari Infeksi 6 hari Briley A, Bewley S. Management of obstetric hemorrhage: obstetric management. In: Briley A, Bewley S, editors. The Obstetric Hematology Manual. Cambridge: Cambridge University Press; 2010. p. 151-58.
  • 16. Tanda Bahaya pada Kehamilan Jika ditemukan salah satu tanda berikut, maka ibu hamil harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan atau dirujuk
  • 17. Penyulit Medis pada Kehamilan (Meskipun tidak emergensi, tetap membutuhkan rujukan dan penanganan lanjutan) Mual muntah berlebihan Placenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) Darah tinggi Kehamilan lewat waktu (post-term) Bekas sesar Kehamilan ganda Makrosomia/Bayi besar Masalah pada air ketuban Presentasi bokong Letak lintang
  • 18. Mual Muntah Berlebihan pada Kehamilan • Umumnya, mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan sampai dengan usia 12 minggu. Mual muntah yang hebat dikenal sebagai hiperemesis gravidarum. Mengapa mual muntah berlebihan pada kehamilan itu berbahaya? Dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan), ketidakseimbangan elektrolit, ketosis/ketonuria, penurunan berat badan (sampai >5% dibandingkan sebelum hamil) Pengosongan lambung lebih lama Refluks asam lambung Gerakan usus menurun Peningkatan hormon kehamilan (hCG)
  • 19. Perdarahan pada Kehamilan Tua (di atas usia 22 minggu) • Plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) • Solusio plasenta (plasenta terlepas dari tempat perlekatannya) • Gangguan pembekuan darah • Ruptur uteri • Persalinan preterm Penyebab
  • 20. Plasenta Previa vs. Solusio Plasenta: Apa perbedaannya? Plasenta Previa • Perdarahan tidak disertai nyeri • Darah berwarna merah segar • Tidak ada kontraksi rahim Solusio Plasenta • Perdarahan disertai nyeri • Warna darah kehitaman dan cair, dapat disertai bekuan darah • Dapat menyebabkan shock (kekurangan cairan tubuh berat) dan anemia berat • Gawat janin • Rahim tegang terus menerus dan nyeri
  • 21. Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika menemukan perdarahan pada kehamilan > 22 minggu? Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik • Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika tidak siap untuk melakukan persalinan SC → inspekulo masih diperbolehkan, namun lakukan dengan hati-hati • Periksa tanda vital ibu → jika didapati tanda-tanda syok maka lakukan resusitasi cairan • Pemeriksaan denyut jantung janin→ apakah ada tanda gawat janin (<100 denyut/menit)? Jika terdapat kecurigaan plasenta previa atau solusio plasenta, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap!
  • 22. Hipertensi kronik •Proteinuria (-) Superimposed preeclampsia •Proteinuria (+) Hipertensi dalam kehamilan •Proteinuria (-) Preeklampsia •Proteinuria (+) Eklampsia •Kejang (+) Hipertensi pada Kehamilan • Definisi: Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang diukur pada 2 kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam (30 menit) pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. • Pada ibu hamil → lakukan pemeriksaan protein urin (porsi tengah) • Spektrum hipertensi pada kehamilan: Di bawah 20 minggu Di atas 20 minggu
  • 23. Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika menemukan spektrum hipertensi pada kehamilan? Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik • Kenali tanda-tanda awal eklampsia: nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, muntah, nyeri ulu hati atau perut bagian kanan atas, kenaikan tekanan darah yang signifikan (contoh: hipertensi emergensi) • Lakukan pemeriksaan protein urin dan lab darah (jika tersedia) • Pada ibu hamil dengan TD baik, lakukan penapisan preeklampsia sesuai anjuran buku KIA (sejak awal kehamilan) • Berikan MgSO4 pada preeklampsia dengan tanda bahaya dan eklampsia Jika terdapat kecurigaan hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia, bahkan eklampsia, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap!
  • 24. Kehamilan Lewat Waktu • Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang berusia ≥ 42 minggu penuh (294 hari), dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) ataupun hasil USG trimester pertama. Mengapa kehamilan lewat waktu berbahaya? • Insufisiensi plasenta → fungsi plasenta berkurang • Air ketuban berkurang • Aspirasi mekonium Rujuk pasien agar dapat dilakukan tatalaksana lebih awal → pemeriksaan kesejahteraan janin dan USG untuk menilai kondisi cairan ketuban
  • 25. Gawat Janin • Gawat janin (non-reassuring fetal distress) adalah kondisi selama kehamilan (antepartum) atau persalinan (intrapartum) yang mengindikasikan bahwa janin tidak mendapatkan oksigen dengan adekuat. • Gawat janin pada persalinan dapat disebabkan oleh persalinan lama, kontraksi hipertonik akibat induksi, perdarahan atau infeksi, dan insufisiensi plasenta (contoh: pada kehamilan lewat waktu) • DJJ < 100 bpm (di luar kontraksi) atau DJJ > 180 bpm (tanpa takikardia ibu), DJJ tidak teratur • Mekonium kental (terutama jika menyumbat saluran napas atas neonatus) Diagnosis
  • 26. Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika menemukan tanda gawat janin? • Tegakkan diagnosis gawat janin → lakukan pemeriksaan Doppler atau CTG (jika tersedia) • Lakukan resusitasi intra uterin (melalui maternal): berikan oksigen, ibu berbaring miring ke kiri, tokolitik, hidrasi • Jika memungkinkan, cari etiologi gawat janin • Persiapkan untuk terminasi kehamilan • Persiapkan untuk resusitasi neonatus Jika ditemukan tanda gawat janin, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap!
  • 27. Perdarahan Pasca Persalinan (PPP) • Kehilangan darah ≥ 500 mL pada persalinan pervaginam atau ≥ 1000 mL pada persalinan per abdominam, yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu. • Perdarahan pasca persalinan dapat terjadi secara: • Primer: dalam waktu 24 jam pasca persalinan • Sekunder: dalam waktu 24 jam – 12 minggu pasca persalinan • Penyebab PPP: Tonus (70%) Trauma/Tear (20%) Tissue (10%) Trombus (1%)
  • 28.
  • 29. Pembalut Bersalin (Biasa, 17 gram) GAMBAR A GAMBAR B No mL Berat (air)→gram Keterangan A 80 96 Pembalut bersalin 17 gr B 150 159 Pembalut bersalin 17 gr
  • 30. Underpad (Biasa, 68 gram) GAMBAR C GAMBAR D No mL Berat (air)→gram Keterangan C 500 495 Underpad 68 gr D 750 (50 B) 782 Underpad 68 gr
  • 31. Bekuan Darah GAMBAR E GAMBAR F No mL Berat (air)→gram Keterangan E 100 B 242 Baki ginjal 141 g F 50 B 192 Baki ginjal 141 g
  • 32. Baki Ginjal (141 gram) GAMBAR G GAMBAR H No mL Berat (air)→gram Keterangan G 300 439 Baki ginjal 141 g H 600 755 Baki ginjal 141 g
  • 33. Jumlah Perdarahan No mL Berat (air)→gram Keterangan A 80 96 Pembalut bersalin 17 gr B 150 159 Pembalut bersalin 17 gr C 500 495 Underpad 68 gr D 750 (50 B) 782 Underpad 68 gr E 100 B 242 Baki ginjal 141 g F 50 B 192 Baki ginjal 141 g G 300 439 Baki ginjal 141 g H 600 755 Baki ginjal 141 g Catatan: Berat Jenis darah bervariasi dari 1,030-1,060 g/cm3 sedangkan berat jenis plasma bervariasi dari 1,024-1,028 g/cm3
  • 34. Pictorial Guidelines to facilitate visual estimation of blood loss at obstetric haemorrhage. Bose P, Regan F, Paterson-Brown S. Improving the accuracy of estimated blood loss at obstetric haemorrhage using clinical reconstructions. BJOG. 2006;113(8):919-24
  • 35. Benedetti T. Obstetric haemorrhage. In Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. A Pocket Companion to Obstetrics, 4th edn. New York: Churchill Livingstone, 2002:Ch 17. In: B-Lynch C, Keith LG, Lalonde AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage-A comprehensive guide to evaluation, management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 35-44. Klasifikasi Syok Hipovolemik Perdarahan (Hamil 100mL/kgBB) Stadium Syok Volume Kehilangan Darah (%) Prakiraan Kehilangan Darah (mL) Gejala dan Tanda Klinis Tatalaksana 0 (normal loss) < 10 < 500 Tidak ada ALERT LINE 1 < 15 500–1000 Minimal Observasi ketat dan terapi cairan ACTION LINE 2 20–25 1200–1500 ↓ produksi urin ↑ nadi meningkat ↑ frekuensi napas hipotensi postural nadi teraba halus Terapi cairan (2-3 kali prakiraan kehilangan darah) dan uterotonika 3 30–35 1800–2100 hipotensi takikardia akral dingin takipnea Manajemen aktif dan pendekatan tim 4 40 (%) > 2400 Syok Manajemen aktif dan pendekatan tim terpadu serta Tim Medis Reaksi Cepat (Tingkat mortalitas 50% mortality bila tidak agresif dan responsif)
  • 36. Syok Perjalanan Keadaan Syok TANPA Terapi Blood Pressure (mm Hg) Heart rate (min) Bleeding 150 100 50 0 Kompensasi Dekompensasi Irreversibility Shock Phases Heart Rate Blood Pressure (Time)
  • 37. HEMOSTASIS Mnemonic Mnemonic H Help. Ask for Help Initial Management A Assess (vital sign, blood loss) and resucitate E Establish aetilogy, ensure aviabioity of blood, acbolic (oxytocin, ergometrine, or syntometrine bolus IV/IM) M Massage uterus O Oxytocin infusion, ergometrine bolus IV/IM, prostaglandins per rectal Medical Treatment S Shift to the theatre. Exclude retain products and trauma, bimanual compression, abdominal aorta compression Conservative Non Surgical Management T Tamponade ballon and uterine packing A Apply compression uterus, B-Lynch technique or modified, Conservative Surgical Management S Systemic pelvic devascularization : Lasso-Budiman technique, uterine, ovarian, quadriple, internal iliaca I Interventional radiologist, if appropriate, uterine artery embolization S Subtotal/total hysterectomy Last Effort- Non - Conservative Surgical Management
  • 38. Apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di FKTP jika menemukan kasus perdarahan pasca persalinan? • Primary survey dan tatalaksana syok → lakukan resusitasi cairan • Jika fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan laboratorium (minimal DPL, golongan darah, dan pengambilan sampel untuk pencocokan silang jika diperlukan transfusi darah) • Observasi tanda vital • Cari etiologi perdarahan berdasarkan 4T → tatalaksana awal sesuai etiologi • Persiapkan rujukan dan transfusi darah Jika terdapat perdarahan pascasalin, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan sesegera mungkin!
  • 39. Buist MD, Jarmolowski E, Burton PR, et al. Recognising clinical instability in hospital patients before cardiac arrest or unplanned admission to intensive care. A pilot study in a tertiary-care hospital. Med J Aust. 1999;171:22–25. In: DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media; 2006 p. 80-90. Tanda gawat awal yang mendahului kondisi kritis Perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik <90 atau >200 mmHg, nadi <50 atau >130 kali/menit; laju pernapasan >30/menit, saturasi oksigen <85%; hasil laboratorium yang abnormal termasuk pH <7.2, Na+ <125 atau >150 mmol/L, K+ >6 mmol/L, Suhu abnormal <95oF atau >104oF. GCS = Glasgow Coma Score
  • 40. Risiko Mortalitas: Faktor Prediksi Independen Buist M, Campbell D. The Challenge of Predicting In-Hospital Iatrogenic Deaths. In: DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer Science+Business Media; 2006 p. 32-48. Kejadian Odds ratio dan 95% CI Penurunan kesadaran 6,4 (2,6–15,7) Hipotensi 2,5 (1,6–4,1) Kehilangan kesadaran 6,4 (2,9–13,6) Bradipneu 14,4 (2,6–80,0) SaO2 < 90% 2,4 (1,6–4,1) Takipneu 7,2 (3,9–13,2)
  • 41. Hubungan antara Nilai Ambang Deteksi Dini dan Luaran (Masuk ICU atau Kematian dalam 48 Jam) Ambang NEWS Odds Ratio Nilai p >1 3.23 0.073 >2 7.03 0.003 >3 8.12 <0.001 >4 6.36 0.001 >5 6.02 0.002 >6 11.66 <0.001 >7 15.11 <0.001 Abbott TE, Vaid N, Ip D, Cron N, Wells M, Torrance HD, et al. A single-centre observational cohort study of admission National Early Warning Score (NEWS). Resuscitation. 2015 Jul;9289-93
  • 42. Perubahan Fisiologis Hemodinamik selama Kehamilan Variabel fisiologis Kehamilan Term Persalinan Postpartum Curah jantung Meningkat 30–50% Meningkat 50% Meningkat 60–80% dalam 15–20 menit Volume darah Meningkat 30–50% Penambahan 300–500 mL setiap kali kontraksi Menurun hingga dasar Detak jantung Meningkat 15–20 detak/menit Meningkat tergantung pada stress dan peredaan nyeri Menurun hingga dasar Tekanan darah Menurun 5–10 mm Hg pada tengah kehamilan Meningkat tergantung pada stress dan peredaan nyeri Menurun hingga dasar Resistensi vascular sistemik Menurun Meningkat Menurun hingga dasar Konsumsi oksigen Meningkat 20% Meningkat akibat stres saat persalinan Menurun hingga dasar Massa sel darah merah Meningkat 15–20% Fujitani S, Baldisseri MR. Hemodynamic assessment in a pregnant and peripartum patient. Crit Care Med. 2005;33:S354-61.
  • 43. Fujitani S, Baldisseri MR. Hemodynamic assessment in a pregnant and peripartum patient. Crit Care Med. 2005;33:S354-61. Pengukuran Tidak hamil Hamil Perubahan dari kondisi tidak hamil Curah jantung, L/menit 4,3 ± 0,9 6,2 ± 10 43% Detak jantung, detak/menit 71 ± 10 83 ± 10 17% Resistensi vascular sistemik, dyne . cm . sec-5 1530 ± 520 1210± 266 -21% Rata-rata tekanan arteri (MAP), mm Hg 86,4 ± 7,5 90,3 ±5,8 NS Tekanan oklusi arteri pulmonal, mm Hg 6,3 ±2,1 7,5 ±1,8 NS Tekanan vena sentral, mm Hg 3,7 ± 2,6 3,6 ±2,5 NS Tekanan onkotik koloid, mm Hg 20,8 ±1,0 18,0 ± 1,5 -14% Perubahan Fisiologis Hemodinamik selama Kehamilan
  • 44. Early Warning Score Nasional & Risiko Klinis Kolic I, Crane S, McCartney S, Perkins Z, Taylor A. Factors affecting response to national early warning score (NEWS). Resuscitation. 2015 May;9085-90 Skor NEWS Risiko Klinis 0 Rendah Total skor 1-4 Skor”MERAH” (skor parameter tunggal 3) Sedang Total skor 5-6 Total skor  7 Tinggi
  • 45. Grafik Modified Early Obstetric Warning Scoring system (MEOWS) dari the Liverpool Women's Hospital. Risk management and medicolegal issues related to postpartum haemorrhage. Upadhyay, Kalpana, MRCOG, Best Practice & Research: Clinical Obstetrics & Gynaecology, Volume 22, Issue 6, 1149-1169, 2008
  • 46. Deskripsi Kematian ibu Kejadian hampir meninggal (near miss) N % N % Pemeriksaan awal 2 16,7 13 7,1 Masalah identifikasi/diagnosis 3 25 23 12,6 Menunda merujuk pasien 0 0 11 6 Penanganan pada tingkat yang tidak sesuai 0 0 1 0,5 Penanganan yang salah (Diagnosis salah) 2 16,7 10 5,5 Penanganan substandard (Diagnosis benar) 4 33,3 24 13,2 Tidak diobservasi/Observasi jarang 5 41,7 3 1,6 Observasi abnormalitas yang diperpanjang tanpa melakukan tindakan 5 41,7 2 1,1 Resusitasi 6 50 24 13,2 Total 12 182 Tingkat kesalahan 2,25 0,61 Lombaard H, Pattinson RC. Common errors and remedies in managing postpartum haemorrhage. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology. 2009;23:317-26 Kompleks Akademik Pretoria antara tahun 2002 dan 2006 di mana terdapat 2,25 kesalahan per kematian dibandingkan dengan 0,61 kesalahan per ibu hampir meninggal (near miss)
  • 47.
  • 48.
  • 49. Analisis Univariat dan Multivariat dari Faktor-Faktor yang Memengaruhi Adekuasi Respon Klinis terhadap Skor NEWS Kolic I, Crane S, McCartney S, Perkins Z, Taylor A. Factors affecting response to national early warning score (NEWS). Resuscitation. 2015 May;9085-90
  • 50. Algoritma yang diajukan berdasarkan 2 atau lebih kondisi pencetus maternal berdasarkan early warning yang bertahan 30 menit atau lebih Hedriana HL, et al, Baseline assessment of a hospital-specific early warning trigger system for reducing maternal morbidity, Int J Gynecol Obstet (2015). Singkatan: FN, frekuensi nadi;; dpm, denyit per menit; MAP, mean arterial pressure; mmHg, milimeter air raksa; PenKes, penurunan kesadaran; FP, frekuensi pernapasan; SpO2, saturasi oksigen PEMICU PERINGATAN DINI MATERNAL FP > 110 dpb, MAP < 65 mmHg, PenKes, Suhu ≥ 38 C, FP > 24/menit, SpO2 < 94% Jalur Sepsis Temperatur Abnormal + Pemicu Lain Sepsis Sepsis berat atau shock sepsis Pengkajian oleh dokter segera Pengkajian oleh dokter segera Pengkajian oleh dokter segera Pengkajian oleh dokter segera Pengkajian oleh dokter segera Jalur Kardiopulmoner Temperatur Normal + Pemicu Lain Jalur Hipertensi Peningkatan TD + pemicu lain Jalur Perdarahan Penurunan TD + Pemicu Lain
  • 51. Eskalasi pada Penggunaan Early Warning System Arora KS, Shields LE, Grobman WA, D'Alton ME, Lappen JR, Mercer BM. Triggers, bundles, protocols, and checklists-what every maternal care provider needs to know. Am J Obstet Gynecol. 2016;214(4):444-51. PENCETUS MATERNAL Suhu ≥ 38 C (100,4 F) atau ≤ 36 C (96,9 F) Saturasi oksigen ≤ 93% Frekuensi nadi > 110 atau < 50 Frekuensi napas > 24 atau < 12 TD sistolik > 155 atau < 80 atau TD diastolic > 105 atau < 45 Perubahan status mental kapan saja Denyut jantung janin > 160 (pada infeksi saja) PENGKAJIAN MATERNAL Suhu, saturasi oksigen, frekuensi nadi, frekuensi napas, TD Pengkajian Normal (tidak ada pencetus abnormal) Berhenti di sini dan teruskan pemantauan 1 Kondisi Abnormal FN > 130, FP > 30, MAP < 55, Saturasi O2 < 90%, perawat merasa tidak nyaman dengan status pasien Dikonfirmasi: Meminta evaluasi dokter perawat Melanjutkan alur pengkajian perawatan kritis Pengkajian: 2 atau lebih kondisi abnormal pada maternal Suhu tubuh maternal abnormal Infeksi - Sepsis Kardiopulmoner Hipertensi pada Kehamilan Perdarahan Obstetrik 2 atau lebih abnormalitas Notifikasi dokter, DPL, antibiotic, pertimbangkan kultur darah Periksa disfungsi organ: asam laktat, fungsi liver, bilirubin total, creatinine, urine output Notifikasi TMRC, transfer ke ICU, dan/atau konsultasi ke spesialis lain jika diperlukan Resusitasi cairan (dalam waktu 1 jam): MAP < 65 atau asam laktat > 4 mmol/L Bolus kristaloid 30 mL/kg dalam waktu 1 jam Target MAP > 65 dan FN < 110 FN > 110, MAP < 65 Sepsis berat/Shock Sepsis FN > 110, MAP < 65, Saturasi oksigen < 93%, FP > 24, penurunan kesadaran Pertimbangkan Kardiomiopati atau CHF Infark miokard Edema paru Hipertensi pulmoner Emboli paru atau DVT Penyalahgunaan obat BNP, enzim jantung, EKG, echo, CTscan spiral Konsul (Anestesi, Ilmu Perawatan Kritikal, Perinatologi) TD sistolik > 155 dan/atau TD diastolic > 105, notifikasi dokter umum Jika bertahan > 160/110 → terapi diindikasikan Protokol Hipertensi pada Kehamilan Terapi TD dalam waktu 1 jam Magnesium sulfat – 4 gram bolus, 2 gram per jam, lab, dan powerplan untuk hipertensi dalam kehamilan Saturasi oksigen < 93% atau FP > 24 – pertimbangkan edema paru Pertim- bangkan overlap Protokol Manajemen Perdarahan Obstetrik TD > 110, MAP < 65, perdarahan atau riwayat pembedahan baru-baru ini Berlanjut ke stage 3 Terminasi kehamilan, DPL dan panel DIC, SpOG dan SpAn dilibatkan Pertim- bangkan overlap PENCETUS MATERNAL Suhu ≥ 38 C (100,4 F) atau ≤ 36 C (96,9 F) Saturasi oksigen ≤ 93% Frekuensi nadi > 110 atau < 50 Frekuensi napas > 24 atau < 12 TD sistolik > 155 atau < 80 atau TD diastolic > 105 atau < 45 Perubahan status mental kapan saja Denyut jantung janin > 160 (pada infeksi saja) PENGKAJIAN MATERNAL Suhu, saturasi oksigen, frekuensi nadi, frekuensi napas, TD Pengkajian Normal (tidak ada pencetus abnormal) Berhenti di sini dan teruskan pemantauan 1 Kondisi Abnormal FN > 130, FP > 30, MAP < 55, Saturasi O2 < 90%, perawat merasa tidak nyaman dengan status pasien Dikonfirmasi: Meminta evaluasi dokter perawat Melanjutkan alur pengkajian perawatan kritis Pengkajian: 2 atau lebih kondisi abnormal pada maternal Suhu tubuh maternal abnormal Infeksi - Sepsis Kardiopulmoner Hipertensi pada Kehamilan Perdarahan Obstetrik 2 atau lebih abnormalitas Notifikasi dokter, DPL, antibiotic, pertimbangkan kultur darah Periksa disfungsi organ: asam laktat, fungsi liver, bilirubin total, creatinine, urine output Notifikasi TMRC, transfer ke ICU, dan/atau konsultasi ke spesialis lain jika diperlukan Resusitasi cairan (dalam waktu 1 jam): MAP < 65 atau asam laktat > 4 mmol/L Bolus kristaloid 30 mL/kg dalam waktu 1 jam Target MAP > 65 dan FN < 110 FN > 110, MAP < 65 Sepsis berat/Shock Sepsis FN > 110, MAP < 65, Saturasi oksigen < 93%, FP > 24, penurunan kesadaran Pertimbangkan Kardiomiopati atau CHF Infark miokard Edema paru Hipertensi pulmoner Emboli paru atau DVT Penyalahgunaan obat BNP, enzim jantung, EKG, echo, CTscan spiral Konsul (Anestesi, Ilmu Perawatan Kritikal, Perinatologi) TD sistolik > 155 dan/atau TD diastolic > 105, notifikasi dokter umum Jika bertahan > 160/110 → terapi diindikasikan Protokol Hipertensi pada Kehamilan Terapi TD dalam waktu 1 jam Magnesium sulfat – 4 gram bolus, 2 gram per jam, lab, dan powerplan untuk hipertensi dalam kehamilan Saturasi oksigen < 93% atau FP > 24 – pertimbangkan edema paru Pertim- bangkan overlap Protokol Manajemen Perdarahan Obstetrik TD > 110, MAP < 65, perdarahan atau riwayat pembedahan baru-baru ini Berlanjut ke stage 3 Terminasi kehamilan, DPL dan panel DIC, SpOG dan SpAn dilibatkan Pertim- bangkan overlap
  • 52. 1. Aktivasi Pemantauan NEWSS Pasien Dewasa 3 2 1 0 1 2 3 Pernapasan/ menit <8 8 9-17 18-20 21-29 >30 Nadi/ menit <40 40-50 51-100 101-110 111-129 >130 Tekanan darah Sistolik <70 71-80 81-100 101-159 160-199 200-220 >220 Tingkat Kesadaran Coma Stupor Somnolen Compos Mentis Apatis Delirium Suhu Tubuh <35oC 35.05-36oC 36.05-38.oC 38.05-38.5oC >38.5oC Hijau 0-1 Kuning 2-3 Orange 4-5 Merah > 6
  • 53. Rerata NEWS and 95% Interval Kepercayaan berdasarkan Kelompok Pendaftaran Pasien Shaw J, Fothergill RT, Clark S, Moore F. Can the prehospital National Early Warning Score identify patients most at risk from subsequent deterioration? Emergency medicine journal : EMJ. 2017;34(8):533-7.
  • 54. Analisa Deskriptif atas Skor NEWS Data Pendaftaran Pasien PraRumah Sakit Dipulangkan dari IGD (N=100) Dirawat inap (N=100) Dirawat di Unit Terapi Intensif (N=57) Meninggal di IGD (N=30) Median (Rentang) 1 (0–8) 3 (0–12) 7 (0–15) 8 (0–17) Mean/rerata (CI) 1.72 (1.34-2.10) 3.13 (2.61- 3.65) 7.46 (6.39-8.52) 7.20 (5.80-8.60) Risiko klinis NEWS rendah (score 0–4) 81 (81%) 65 (65%) 8 (14%) 4 (13%) Sedang (score 5–6) 16 (16%) 25 (25%) 19 (33%) 7 (24%) Tinggi (score ≥7) 3 (3%) 10 (10%) 30 (53%) 19 (63%) Risiko OR (95% CI) p Dipulangkan dari IGD Risiko rendah 128.25 (26.47 - 621.48) <0.001 Risiko sedang 14.48 (3.21 - 65.34) 0.001 Dirawat Inap Risiko rendah 30.88 (8.70 - 109.63) <0.001 Risiko sedang 6.79 (2.18 – 21.12) 0.001 Dirawat di Unit Terapi Intensif Risiko rendah 1.27 (0.34 - 4.79) 0.728 Risiko sedang 1.72 (0.61 – 4.86) 0.307 Shaw J, Fothergill RT, Clark S, Moore F. Can the prehospital National Early Warning Score identify patients most at risk from subsequent deterioration? Emergency medicine journal : EMJ. 2017;34(8):533-7.
  • 56. Kapan pasien dengan kegawatdaruratan obstetri tidak disarankan untuk dirujuk? 1. Ibu hamil datang pada PK 1 aktif atau PK 2 yang sudah tidak memungkinkan untuk dirujuk karena berpotensi melahirkan di tengah proses transport 2. Kondisi maternal dan fetal yang sangat tidak stabil sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan transport 3. Tidak ada tenaga kesehatan yang dapat menemani selama proses perujukan pasien 4. Faktor eksternal dan lingkungan lain yang tidak memungkinkan transportasi pasien → aspek geografis, cuaca, ketersediaan ambulans Kondisi lain dipertimbangkan sesuai penilaian klinis tenaga kesehatan yang merawat pasien.
  • 57. Apa yang perlu dipersiapkan dalam merujuk pasien? 1. Notifikasi dan edukasi keluarga terkait rencana merujuk → minta persetujuan untuk dirujuk 2. Hubungi RS rujukan, sampaikan identitas, diagnosis, kondisi pasien saat ini, indikasi rujukan, kebutuhan ruangan/fasilitas tertentu, tatalaksana awal yang sudah diberikan, dan nama tenaga kesehatan yang bertanggung jawab selama proses perujukan → kirimkan berkas yang dibutuhkan 3. Siapkan alat-alat resusitasi selama di perjalanan 4. Nilai kembali kondisi pasien sebelum dirujuk Bidan Alat Keluarga Surat Rujukan Obat Kendaraan Uang
  • 58. Kendaraan • Kendaraan yang dipakai untuk merujuk ibu dalam rujukan tepat waktu harus disesuaikan dengan medan dan kondisi lingkungan menuju tujuan rujukan. • Berikut ini adalah contoh tampilan desain ambulans sederhana yang dapat digunakan untuk merujuk ibu.