Dokumen tersebut membahas tentang hemopoesis dan anemia pada kehamilan. Volume plasma dan eritrosit meningkat selama kehamilan, meskipun hemoglobin akan menurun pada pertengahan kehamilan. WHO dan CDC menetapkan kriteria diagnosa anemia pada kehamilan. Anemia sering terjadi pada 10-20% ibu hamil di seluruh dunia dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan dan persalinan. Jenis anemia meliputi anemia akibat perdar
2. Hemopoesis pada Kehamilan
• Volume plasma meningkat 20 – 100 %
• Volume eritrosit meningkat (1400 mL
bertambah 240 -400 mL)
• Hemoglobin menurun pada
pertengahan kehamilan dan akan
meningkat lagi pada akhir kehamilan
4. Kejadian Anemia pada Kehamilan
• 10 – 20 % pada wanita hamil di
seluruh dunia
• 58 % di negara berkembang
• SKRT 1995 Persentase ibu hamil
dengan anemia 51,3 %
5. Adaptasi Tubuh terhadap Anemia
• Peningkatan cardiac output, terutama dengan
peningkatan frekuensi denyut jantung
• Vasodilatasi akibat hipoksia dengan penurunan
resistensi vaskuler
• Peningkatan perfusi jaringan
• Redistribusi darah
• Peningkatan volume respirasi
• Peningkatan gradient oksigen arteriovenosa
• Pelepasan eritropoietin
6. Gejala
• Kelelahan, kelemahan
• Simptom kardiovaskular (contohnya
palpitasi)
• Pucat pada kulit dan mukosa
• Takikardia dan hipotensi
• Hipertrofi jantung (pada kasus
kronik)
7. Akibat Anemia pada Kehamilan
• Abortus
• Persalinan preterm
• Partus lama karena inersia uteri
• Perdarahan postpartum karena atonia uteri
• Syok
• Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum
• Dekompensasio kordis (dapat terjadi pada
anemia yang sangat berat dengan Hb kurang
dari 4 g/dl)
• Kematian mudigah
• Kematian perinatal
• Prematuritas
• Cadangan besi kurang pada janin
8. Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiologi
• Anemia akibat perdarahan
• Anemia akibat penurunan atau
inefektivitas eritropoesis
– Anemia defisiensi (besi atau asam folat)
– Penyakit ginjal
– Kelainan sumsum tulang
• Anemia akibat penghancuran eritrosit
dan hemolisis
– Hemoglobinopati
9. Anemia Defisiensi Besi
Patogenesis
• Total besi ↓ penurunan cadangan besi
pada hepatosit dan makrofag hati, limpa
dan sumsum tulang belakang
• Setelah cadangan habis penurunan
kadar besi plasma suplai besi pada
sumsum tulang untuk pembentukan Hb
menurun peningkatan jumlah eritrosit
protoporfirin produksi eritrosit mikrositik
dan penurunan nilai HB
10. Tahapan Defisiensi Besi
• Pertama : cadangan besi berkurang tanpa
disertai penurunan kadar besi dalam serum
nilai feritin rendah
• Kedua : cadangan besi habis dan nilai Hb masih
dalam batas normal, penurunan saturasi
transferin, peningkatan TIBC dan peningkatan
protoporfirin eritrosit bebas
Nilai MCV dbn, ditemukan sel mikrositik pada
blood smear
• Ketiga : penurunan Hb anemia defisiensi besi
11. Diagnosis
• mikrositosis dan hipokromasia
• kadar besi serum rendah
• daya ikat besi serum tinggi
• protoporfirin eritrosit tinggi
• tidak ditemukan hemosiderin dalam
sumsum tulang
13. Anemia Megaloblastik - Diagnosis
• ditemukan megaloblas atau
promegaloblas dalam darah atau sumsum
tulang
• anemia makrositer dan hiperkrom tidak
selalu dijumpai
• pemeriksaan asam formimino-glutamik
dalam air kencing
• percobaan penyerapan dan percobaan
pengeluaran asam folat
14. Terapi
• Tablet asam folat diberikan dalam
dosis 15 – 30 mg sehari
• vitamin B12 dengan dosis 100 –
1000 mikrogram sehari, baik per os
maupun parenteral
15. Anemia Hipoplastik
• Darah tepi menunjukan gambaran
normositer dan normokrom, tidak
ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam
folat, atau vitamin B12.
• Sumsum tulang bersifat normoblastik
dengan hipoplasia erithropoesis yang
nyata. Perbandingan mieloit:eritroit yang
diluar kehamilan 5:1 dan dalam kehamilan
3:1 atau 2:1, berubah menjadi 10:1 atau
20 :1.
• Pengobatan dengan segala macam obat
penambah darah tidak memberi hasil
transfusi darah