Berikut ini beberapa penyebab defisiensi asam folat:1. Diet kurang seimbang dan kurang makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan.2. Malabsorpsi yang disebabkan oleh penyakit usus seperti sindroma malabsorpsi, penyakit Crohn, kolitis ulseratif.3. Peningkatan kebutuhan asam folat seperti pada masa kehamilan dan menyusui.4. Obat-ob
Similar to Berikut ini beberapa penyebab defisiensi asam folat:1. Diet kurang seimbang dan kurang makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan.2. Malabsorpsi yang disebabkan oleh penyakit usus seperti sindroma malabsorpsi, penyakit Crohn, kolitis ulseratif.3. Peningkatan kebutuhan asam folat seperti pada masa kehamilan dan menyusui.4. Obat-ob
Similar to Berikut ini beberapa penyebab defisiensi asam folat:1. Diet kurang seimbang dan kurang makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan.2. Malabsorpsi yang disebabkan oleh penyakit usus seperti sindroma malabsorpsi, penyakit Crohn, kolitis ulseratif.3. Peningkatan kebutuhan asam folat seperti pada masa kehamilan dan menyusui.4. Obat-ob (20)
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Berikut ini beberapa penyebab defisiensi asam folat:1. Diet kurang seimbang dan kurang makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan.2. Malabsorpsi yang disebabkan oleh penyakit usus seperti sindroma malabsorpsi, penyakit Crohn, kolitis ulseratif.3. Peningkatan kebutuhan asam folat seperti pada masa kehamilan dan menyusui.4. Obat-ob
2. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan
atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunankadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan
hematokrit dibawah normal.
4. ANEMIA (WHO)
TABLE 3
Definition of Anemia by Hemoglobin Value
Hemoglobin level
World Health Organization
Infants 0.5 to 4.9 years
Children 5.0 to 11.9 years
Menstruating women
Pregnant women in first or third trimester
Pregnant women m second trimester
Men
< 12 g per dL (120 g per L)
< 11 g per dL
< 11 g per dL
< 13 g per dL (130 g per L)
Information from reference
15.
• Gejala anemia secara umum
• lemah, lesu, letih, lelah, lunglai (5L), pucat, penglihatan berkunang-kunang,
pusing, telinga berdenging dan, penurunan konsentrasi.
Mild Moderate Severe
(Gravis)
Men 11-12,9 8-10,9 <8
Non-pregnant 11-11,9 8-10,9 <8
woman
Pregnant 10-10,9 7-9,9 <7
women
6. Anemia : MCV
Mean Corpuscular volume
Pendekatan Diagnostik
Perdarahan
akut
Thalassemia
N
Sideroblastik
MIKROSITIK
HIPOKROMIK
MCV
Besi Serum
Defisiensi
Besi
Penyakit
Kronik
Anemia
hemolitik
Anemia NORMOSITIK
NORMOKROMIK
Retikulosit
MCV Normal
Aplastik
Defisiensi
folat Anemia
Renal
N/
MAKROSITIK
(MEGALOBLASTIK)
Defisiensi
B12 Leukemia,
etc
MCV
Nilai normal MCV = 80-100 fL
Nilai normal Retikulosit = 0.5-1.5%
7. Pengujian Laboratorium Diagnosis Anemia :
• Hitung darah lengkap atau Complete blood count (CBC) dengan
menghitung jumlah sel darah merah (hemoglobin, hematokrit, jumlah
retikulosit),
• Hitung indeks sel darah merah (MCV, MHC, MCHC, RDW).
• Hitung sel darah putih dan jumlah besi dalam tubuh (RBC, Retikulosit,
hapusan darah periferal, serum feritinin) (Harrison, 2008).
8. Anemia Mikrositik Hipokromik
• Anemia mikrositik hipokrom
adalah suatu keadaan
kekurangan besi (Fe) dalam
tubuh yang mengakibatkan
pembentukan eritrosit atau sel
darah merah mengalami
ketidakmatangan (imatur).
• Sel darah merah yang terbentuk
ukurannya lebih kecil dari
normal dan hemoglobin dalam
sel darah merah berjumlah
sangat sedikit.
9. Anemia Makrositik
• Makrositik berarti ukuran
eritrositnya besar. Biasanya karena
proses pematangan eritrositnya tidak
sempurna di sumsum tulang. Bila
eritrosit matang, ukurannya semakin
kecil, tapi karena tidak matang,
ukurannya lebih besar.
• Penyebab: defisiensi asam folat dan
vitamin B12, gangguan hepar,
hormonal atau gangguan sumsum
tulang dalam homopoiesis.
• Akibat gangguan ini eritrositmenjadi
besar /makrositik (MCV > 100fl)
yang mudah pecah.
• Contoh: anemia megaloblastik .
10. Anemia Normositik
Normokrom
• Anemia Normositik Normokrom
merupakan jenis anemia dimana
ukuran dan bentuk sel-sel darah merah
normal serta mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang normal tetapi
individu menderita anemia.
• Penyebab anemia normokrom
normositer (MCV' didalam batasan
normal, 80-100), antara lain:
o Pasca perdarahan akut
o Anemia aplastic-hipoplastik
o Anemia hemolitik yang didapat
o Akibat penyakit kronis
o Anemia mieloplastik
o Gagal ginjal kronis
o Mielofibrosis
o Sindroma mielodisplastik
o Leukemia akut
11. ANEMIA HEMOLITIK
ANEMIA HEMOLITIK adalah kadar hemoglobin
kurang dari nilai normal akibat kerusakan sel eritrosit yang
lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang untuk
menggantikannya
12. Curiga anemia hemolitik bila :
Klinis: Anemia, Jaundice / Ikterik, Splenomegali / Hepatosplenomegali
Lab: Retikulosit , Bilirubin total dengan dominasi bilirubin indirek (Ikterik pre-hepatal)
Sklera ikterik
Splenomegali
13. ETIOLOGI
Defek molecular: hemoglobinopati atau enzimopati
Abnormalitas struktur dan fungsi membrane-membran
Faktor lingkungan seperti trauma mekanik atau autoantibodi
16. PATOFISIOLOGI
• HEMOLISIS INTRAVASCULAR, destruksi eritrosit terjadi langsung di
sirkulasi darah. Misalnya pada trauma mekanik, fiksasi komplemen dan
aktivasi sel permukaan atau infeksi yang langsung mendegradasi dan
mendestruksi membrane sel eritrosit
• HEMOLISIS EKSTRAVASKULAR, destruksi sel eritrosit dilakukan oleh
system retikuloendotelial karena sel eritrosit yang telah mengalami
perubahan membrane tidak dapat melintasi system retikuloendotelial
sehingga difagositosis dan dihancurkan oleh makrofag
17. DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Lemah
• Pusing
• Cepat capek
• Sesak
• Mengeluh urin kecoklatan
• Riwayat menggunakan obat-
obatan
• Riwayat terpajan toxin
• Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisis:
• Kulit dan mukosa kuning
• Splenomegali
• Takikardia
Pemeriksaan Labolatorium:
• Retikulositosis
• Normositik
• Peningkatan Laktat Dehidrogenase
• Peningkatan kadar bilirubin tidak
terkonjugasi
18. 1. Intrinsik (intrakorpuskuler)
a. Kelainan membran sel:
Sferositosis, Ovalositosis, Eliptositosis
b. Hemoglobinopati:
- hemoglobin patologis/abnormal
- Thalassemia
c. Defisiensi enzim :
Defisiensi G6PD, Defisiensi Pyruvate kinase
1. Intrinsik (intrakorpuskuler)
19. 2. Ekstrinsik (ekstrakorpuskuler)
a. Anemia hemolitik non-Imun:
Obat, bahan kimia, toksin/racun:
Infeksi: virus, bakteri (sepsis), parasit (malaria)
Hipersplenisme
Combustio
b. Anemia hemolitik Imun:
Isoimun: reaksi transfusi darah (mismathced)
peny. Hemolitik bayi baru lahir (antagonisme ABO / Rh)
Autoimun: (AIHA)
20. Thalassemia
Gangguan yang diwariskan (inherited)
Defek sintesis rantai globin
2 tipe :
•
•
•
•
•
Alfa
Beta → lebih berat
• Baku Emas = Hb Elektroforesis → HbA2 &
HbF Facies Cooley (Facies Rodent)
Teardrop cell
Sel target Extramedullary hematopoiesis → deformitas tulang,
pelebaran sumsum tulang, penipisan cortex tulang
Curiga thalasemia bila :
• Riwayat keluarga (+)
• Hemolisis (anemia, jaundice,
splenomegali) pada USIA DINI
• Anemia MIKROSITIK HIPOKROMIK
• Deformitas tulang
• Index Mentzer (MCV/eritrosit) <13
• MDT → Sel target (+), teardrop cell (+)
21. Terapi
Pengobatan anemia hemolitik tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, usia
dan kondisi kesehatan pasien, serta respons pasien terhadap obat. Beberapa metode
pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:
• Suplemen asam folat dan suplemen zat besi.
• Obat imunosupresan, untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar sel darah merah
tidak mudah hancur
• Suntik imunoglobulin (IVIG), untuk memperkuat kekebalan tubuh pasien.
• Transfusi darah, untuk menambah jumlah sel darah merah (Hb) yang rendah pada
tubuh pasien.
Pada kasus anemia hemolitik yang parah, dokter akan melakukan splenektomi atau
bedah pengangkatan limpa. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika pasien tidak
merespons metode pengobatan di atas.
22. Komplikasi
Anemia hemolitik yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu komplikasi
berbahaya, antara lain:
• Gangguan irama jantung
• Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
• Gagal jantung
23. 85% 35% 65% 45%
Anemia yang terjadi akibat berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoiesis karena cadangan besi kosong . Hal tersebut
mengakibatkan berkurangnya pembentukan hemoglobin
Jenis anemia yang paling sering dijumpai, terutama
di negara berkembang yang berhubungan dengan
tingkat soisal ekonomi masyarakat.
Di Indonesia, anemia defisiensi besi terjadi pada
16-50% laki-laki dan 25-48% perempuan, 46-92%
ibu hamil dan 55,5% balita
EPIDEMIOLOGI
ANEMIA DEFESIENSI BESI
24. ETIOLOGI
1. Kebutuhan zat besi meningkat
2. Kehilangan zat besi karena perdarahan
3. Konsumsi zat besi yang kurang (faktor nutrisi), yaitu kurangnya jumlah konsumsi zat
besi dalam makanan sehari-hari
4. Gangguan absorbsi zat besi
27. DIAGNOSIS
Anemia defisiensi besi ditegakkan apabila ditemukan penurunan kadar Hb dan penurunan
kadar Fe serum.
Profil hematologik pada anemia defisiensi besi adalah:
1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit: Hb ↓, MCV ↓, MCH ↓, MHCH ↓
2. Apusan darah tepi. Ditemukan gamaran anemia mikrositik hipokrom, anisositosis,
poikilositosis, sel cincin dan sel pensil
3. Besi (Fe) serum menurun hingga < 50 mg/dl
4. Total iron-biding capacity (TIBC) meningkat >350 µg/dl
5. Saturasi transferin <15%
6. Penurunan kadar feritin serum
28. TATALAKSANA
1. TERAPI KAUSAL
Mengatasi penyebab perdarahan yang terjadi
2. PEMBERIAN PREPARAT BESI (Fe)
Ferrous sulfat per oral 3x200 mg selama 3-6 bulan
Pemberian dilakukan 1 jam sebelum makan
Pemberian vitamin C untuk meningkat absorbsi besi
3. TERAPI BESI PARENTERAL
Iron dextran complex 50 mg/mL
4. PENGATURAN DIET
Mengonsumsi makanan tinggi protein hewani
29. KOMPLIKASI
Anemia defisiensi berat jarang menimbulkan komplikasi berat
Perdarahan hebat dapat menyebabkan kematian; akibat hipoksia
Pada anak: anemia defisiensi besi berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif,
tumbuh kembang, dan imunitas tubuh
Tanda respon pengobatan yang baik → retikulosit naik pada minggu pertama,
kenaikan Hb 0,15 g/dL per hari atau 2 g/dL setelah 3-4 minggu
PROGNOSIS
31. DEFISIENSI ASAM FOLAT
• Folic acid = pteryl-mono glutamic acid.
di reduksi dari Tetra-Hydro-Folate
Diabsorbasi di yeyenum
merupakan mediator penting dlm reaksi
1. Konversi homosistein metionin
2. Konversi deoxyuridilate thymidylate
(langkah penting dlm sintesis DNA)
32. Asam Folat
• Nilai normal asam folat intrasel sel darah merah dn serum
• Anak -16 tahun >160ng/mL
• Remaja >16 tahun 140-628ng/Ml kadar asam folat ≤ 140ng/mL (`Defisiensi
Asam folat)
• Dewasa 150-450ng/mL
• Terdapat dalam hampir semua buah & sayuran
(terutama gol.jeruk/citrus & sayuran hijau, bayam, brokoli,lobak,kacang
kacangan,gandum,biji bunga matahari, )
. Hewani. Telur, kerang,hati,daging
• Kebutuhan : > 5 mg/hr. IBU HAMIL: 600 800 mcg/Hari
• Cadangan tubuh : 5.000 mg ( cukup untuk. kebutuhan 2 – 3 bln)
34. Gambaran Klinik Defisiensi As.
Folat
• Sesuai anemia pada umumnya
• Cepat lelah, sesak nafas, jantung berdebar
• Diare
• Stomatitis
• Kelainan konginetal neural tube defect (pada ibu hamil)
• Hiperhomosisteinemia menyebabkan arterosklerosis
35. Diagnosis
• 1. Anemia makrositik
• 2. Pd hapusan darah tepi ditemukan:
- makro-ovalosit
- hipersegmentasi netrofil
• 3. Kadar as folat dalam serum atau
dalam eritrosit rendah
• 4. Kadar vit B 12 serum normal
36. Kel Laboratorik
• 1. Anemia megaloblastik
• 2. As Folat serum rendah ( </ sama 3 ng / mL )
normal : > 6 ng /m L
Hasil bisa normal bila pasien baru saja makan bahan
mengandung as folat.
• 3. As folat eritrosit < /sama 100-130 mg/ml
37. Kel Laboratorik
• Kadar vit B 12 normal
• Pd alkoholik dengan defisiensi asam folat,
mungkin juga
ditemukan anemia akibat penyakit hati.
Pada kasus ini terdapat Anemia makrositik
tanpa
disertai perubahan morfologi megaloblastik
tetapi pada hapusan darah tepi ditemukan
banyak sel target.
38. Terapi
• Asam Folat 1 mg / hari – per oral
• Umumnya respons terapi cepat terlihat
• Klinis cepat membaik
• Koreksi abnormalitas hematologik tercapai
sekitar 2 bln setelah terapi dimulai.
39. • Cacat pada bayi neural tube
defect (NTD)(anensefalus,spina
bifida) pada fetus.,
• -Suplemen Asam folat 0,4ng/hari
• Makanan mengandung Asam folat:
• Bayam
• Asparagus
• Lobak hijau
• Kacang-kacangan
• Kuning telur,hati,ginjal (hewani)
Komplikasi Pencegahan
40. Anemia Perniciosa
• Penyebab tersering defisiensi vit B12
• Abnormal Auto-Imun herediter
• Jarang muncul sebelum usia 35 tahun
• Scandinavia / Eropa Utara
• Remaja berkulit hitam, wanita hispanic
41. Anemia Perniciosa
• Gambaran Klinik :
Clinic sy akibat defs vit B12, disertai
- Gastritis atrophic
- Kelainan Auto-Imun ( rheumatoid arthritis
Grave’s disease, defs IgA )
- Setelah beberapa thn sebagn pasien
Gastritis Atrophic => Carcinoma Gaster
42. Gejala dan tanda
Gejala umum anemia
o Lesu, lemah, cepat capek
o Pucat terutama pada konjungtiva
o Takikardi, murmur ejeksi sistolik,
gallop keempat (perisistolik)
o Dispneu. Takipneu
o Konsentrasi menurun, pingsan
o Telinga berdering
o Edema papil
Gejala khusus berkaitan penyebab :
o Neuropati perifer
o Gangguan kognitif
o Gangguan memori
o Gangguan tidur
o Depresi
o Mania
o Psikosis
o Perubh sel-sel mukosa : glossitis, anorexia,
diare.
43. Diagnosis
• Pemeriksaan pada faktor intrinsik
• Kadar vit B12 serum rendah (normal : 150 -350 pg / mL)
• Melakukan tes Schilling (untuk diagnosis A Perniciosa /
menurunnya absorpsi vit B12 oral)
44. Pengujian Tes Schilling
• Pasien tidak boleh makan selama 8 jam sebelum tes. Boleh minum air.
• Tidak diperkenankan melakukan injeksi vitamin B12 intramuskular dalam waktu 3
hari sebelum pengujian.
• Tahap 1: pemberian vitamin B 12 oral dan vitamin B 12 intramuskular
-Hasil normal menunjukkan minimal 5% radiolabeled vitamin B 12 dalam urin selama 24 jam
pertama.
-Pada pasien dengan anemia pernisiosa atau dengan kekurangan karena gangguan
penyerapan, radiolabeled vitamin B 12 yang terdeteksi kurang dari 5%.
45. tatalaksana
Non-farmakologi
• Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 seperti daging,
unggas, ikan, kerang, telur, sereal, keju, dan susu terutama untuk
vegetarian.
• Menghindari minuman beralkoholol karena dapat mengganggu kemampuan
tubuh untuk menyerap vitamin B12.
• Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
• Istirahat yang cukup (bed rest) hingga kadar hemoglobin meningkat
46. Farmakologi
• Inj. Vit B12 intra-muscular ( IM )
• Dosis : 200 ug tiap kali pemberian
• Minggu I : tiap hari (replacement – tx)
• Minggu II – IV : tiap minggu
• Tiap bulan sekali ( seumur hidup )