3. Saat kita berpikir dengan pola
yang baik dan benar, maka bahasa
yang kita gunakan akan semakin
mudah dipahami oleh audiens.
Sebaliknya, bila pola pikir kita
tidak baik dan benar, maka bahasa
yang kita hasilkan akan sulit
dipahami.
4. Berbahasa dengan baik dan benar
berkait dengan proses pemilihan
kata, ketepatan pemilihan
kata, kemampuan mengambil
keputusan, dan keberanian
mengambil simpulan yang
benar, baik dari aspek luas dan
sifat pengertiannya.
5. Dapat berbicara dengan benar jika:
1. Memiliki ilmu dan pengetahuan
2. Terbiasa berpikir logis
3. Memiliki banyak referensi
4. Terbiasa berbahasa tepat dan cermat
5. Memiliki rasa percaya diri
6. Berani menghadapi tantangan
7. Memiliki banyak pengalaman
7. HAKIKAT DISKURSUS
Diskursus (diskusi) adalah suatu
proses berpikir bersama untuk
memahami suatu
masalah, menemukan sebabmusababnya, dan mencari
pemecahannya.
8. PROSES BERDISKURSUS
Dalam berdiskursus mengandaikan
interkomunikasi, hubungan timbalbalik, kemufakatan, dan kebersamaan. Dalam
proses diskursus ada
pengakuan, penghargaan, dan penerimaan
akan keunikan yang lain. Berdiskursus pun
mengandaikan kepekaan dan kepedulian
untuk bersama-sama mengakui suatu realitas
benar atau mengingkarinya. Di sinilah akan
terjadi adanya sebuah dinamika dalam
berpikir.
9. HASIL BERDISKURSUS
Berdiskursus akan membawa
manusia menuju ke pengetahuan
baru dari dan berdasar pengetahuan
yang sudah dimilikinya. Adanya
perkembangan pemikiran dan
pembaharuan sehingga lahir
pengetahuan, pemikiran, keputusan,
dan simpulan baru.
10. ASAS (PRINSIP) DISKURSUS
Prinsip Identitas
Asas identitas menunjuk sifat khas atau sifat
pokok suatu realitas atau masalah. Dalam asas
ini kita behwa dalam setiap realitas atau
masalah mempunyai hakikat yang khas. Setiap
realitas atau masalah memiliki sifat
tertentu, referensi tertentu, dan identitas
tertentu pula.
Oleh karena itu, kita harus memahami apa yang
akan kita bicarakan dengan baik dan benar.
11. Asas Kontradiktoris
Asas kontradiktoris menunjuk pada isi
dan luas pengertian yang berbeda dari
suatu realitas atau masalah yang sama.
Oleh karena itu, dalam proses diskusi
pasti ada persamaan dan perbedaan
pandangan dan pemikiran. Hal ini
adalah hal yang wajar.
12. Asas Kemungkinan Ketiga
Asas ini menunjuk bahwa dalam setiap
penyimpulan kita harus mengenyampingkan
sikap kompromis. Jika ada keputusan yang
saling bertentangan maka hanya ada satu
kemungkinan yang benar. Implikasinya, jika
suatu realitas yang sama menunjuk isi dan
luas pengertian yang berbeda kita hanya
dapat memilih salah satu yang fakta dan
obyektivitasnya benar.
13. Asas Kasualitas
Asas ini menunjuk bahwa setiap realiatas
atau masalah selalu mempunyai alasan
terjadinya atau alasan keberadaannya.
Setiap realitas atau masalah pasti ada
penyebabnya. Di sinilah kita akan melihat
adanya sebab-akibat dari suatu realitas
atau masalah yang muncul.
14. TUJUAN BERDISKURSUS
1. Menumbuhkembangkan Tradisi Intelektual
Berdiskursus dapat membuka peluang untuk saling
bertukar
pikiran, pandangan, pendapat, informasi, argum
en, data, fakta, dan referensi. Berpikir bersama
dapat membuka dan menambah cakrawala
berpikir, wawasan bertambah luas, dan selalu
melihat realitas atau masalah secara
proporsional.
15. 2. Menyamakan Apresiasi, Visi dan Persepsi
Dalam keseharian kegiatan manusia pasti
adanya peluang keanekaragaman, baik yang
sederhana maupun yang pragmatis. Di sinilah
adanya peluang ‘mengerti’ dan ‘mau’. Aspek
mengerti dan mau mengimplementasikan
pemahaman (apresiasi), cara pandang
(persepsi), dan wawasan visi.
16. 3. Menghidupkan Kepedulian dan
Kepekaan
Berdiskursus dapat menghidupkan
kepedulian dan kepekaan dengan
sesama. Berpikir bersama kita dapat
mengakui, menghargai, dan
menerima pandangan dan pemikiran
orang lain.
17. 4. Sarana Komunikasi dan Konsultasi
Dalam proses diskusi pasti terjadi
komunikasi dan konsultasi yang intens
dan efektif dengan para peserta
diskusi sehingga terjadi proses berpikir
yang sama dalam menghadapi
persoalan yang dibicarakan.
18. 5. Mengambil Keputusan dan Simpulan
Keputusan adalah kegiatan intelektual yang
mengakui atau mengingkari suatu realitas
atau masalah. Keputusan diartikan sebagai
hasil pemutusan setelah
ditetapkan, dipertimbangkan, dan dipikirkan.
Di sinilah kita akan melihat adanya suatu
yang benar atau yang salah. Melalui
keputusan inilah kita akan membuat
simpulan sebagai pijakan yang akan dilakukan
kemudian.
20. PERANGKAT KERAS DISKURSUS
Perangkat keras diskursus menyangkut sarana
dan
prasarana
yang
menunjang
dan
memperlancar terlaksananya proses diskursus.
Perangkat keras diskursus meliputi:
1. Tempat
2. Alat Audio – Visual
3. Diktat Materi
4. Papan Nama
5. Alat Tulis Diskursus
21. PERSYARATAN DISKURSUS
Agar diskusi dapat berlangsung dengan
baik, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Pemilihan Pokok Masalah
Pokok masalah, persoalan, atau topik
merupakan persyaratan yang paling utama.
Diskusi
dapat
dilakukan
kalau
ada
permasalahan yang akan dibicarakan atau
dibahas.
Pokok
maslah
harus:
aktual,
menyangkut
kepentingan
bersama, prinsipal dan substansial, dan
mendesak.
22. 2.Pemilihan Waktu
Pemilihan waktu akan berkaitan dengan
hari, tanggal, dan jam pelaksanaan
diskursus. Penentuan waktu sering
menimbulkan kendala mengingat setiap
orang pasti memilki kesibukan yang
beragam. Oleh karena itu, jika pemilihan
waktu diambil secara bersama-sama akan
meminimalkan beberapa kendala yang
mungkin muncul.
23. 3. Pemilihan Tempat/Ruangan
Pemilihan
tempat
atau
ruangan
disesuaikan dengan jumlah peserta dan
pentingnya pembahasan masalah karena
akan menyangkut kenyamanan para
peserta dalam mengikuti kegiiatan
diskursus. Hal ini juga akan berkaitan
dengan
pengaturan
meja
kursi, tataruang, dan dekorasi.
25. SYARAT DAN TUGAS PERANGKAT DISKURSUS
1. KETUA/PEMIMPIN DISKURSUS
* Memiliki wawasan yang luas
* Menguasai materi diskursus
* Memahami aturan dan tatatertib
* Rendah hati
* Sabar dan bijaksana
* Tegas dan disiplin
* Menyusun dan menentukan tujuan arah diskursus
* Menyiapkan sarana dan prasarana diskursus
* Menyususn langkah-langkah dan tahapan
pembahasan
26. 2. Moderator
* Memahami aturan diskursus
* Tegas dan tidak memihak
* Memediasi antarpeserta
* Cermat dalam memahami
uraian, sanggahan, pertanyaan, dan
argumentasi peserta diskursus
* Teliti dalam menuliskan uraian dan
argumentasi peserta diskursus.
27. 3. Notulis
* Tanggap dalam memahami inti pembicaraan
dari setiap peserta
* Tangkas dalam menjalankan tugas-tugasnya dan
menentukan inti pembicaraan para peserta
* Teliti dalam mencatat segala hal dari proses
jalannya pelaksanaan diskursus
* Menyiapkan segala bentuk administrasi
* Membuatkan resume hasil pelaksanaan
diskursus.