Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan materi pelatihan tentang komunikasi efektif dan menjadi fasilitator yang baik yang disampaikan oleh Dra. Yani Aryani Setiawati. Materi tersebut membahas tentang prinsip-prinsip komunikasi efektif, asertivitas, dan tips menjadi fasilitator yang efektif seperti mendengarkan dengan baik, mengelola waktu dengan baik, serta melibatkan semu
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
1. YANI ARYANI SETIAWATI
KOMPLEKS MARGAHAYU RAYA
JL.YUPITER TENGAH V NO.7 BANDUNG
HP. 08129332141
0FFICE (022) - 2786179
BOGOR, 6 NOPEMBER 1958
ISLAM
S1 - KOMUNIKASI UNPAD 1982
S2 - ILMU KESOS STISIP WIDURI 2007
Hidup ini indah, tapi tidak mudah
5. KOMUNIKASI EFEKTIF
WILBUR SCHRAMM – COMMUNICATION RESEARCH
IN THE UNITED STATES
• KOMUNIKASI AKAN BERHASIL (EFEKTIF).
• APABILA PESAN YANG DISAMPAIKAN OLEH-
KOMUNIKATOR COCOK DENGAN ( FRAME
OF REFERNCE ) YAKNI PENGE TAHUAN
DAN FRAME OF EXPERIENCES
PENGALAMAN -
KOMUNIKAN.
• MAKA KOMUNIKASI AKAN BERLANGSUNG
DENGAN LANCAR.
6. PENGEMBANGAN
KOMUNIKASI EFEKTIF
• KOMUNIKASI EFEKTIF ADALAH KOMUNIKASI
YANG MAMPU MENGHASILKAN PERUBAHAN
SIKAP (ATTITUDE CHANGE) PADA ORANG YANG
TERLIBAT KOMUNIKASI.
• TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF; MEMBERI -
KEMUDAHAN DALAM MEMAHAMI PESAN YANG
DI SAMPAIKAN ANTARA PEMBERI DAN
PENERIMA, SEHINGGA BAHASA LEBIH JELAS,
LENGKAP, PENGIRIMAN DAN UMPAN BALIK
SEIMBANG, SERTA MELATIH PENGGUNAAN
BAHASA VERBAL/NON-VERBAL - SECARA BAIK.
8. A. BERBICARA DENGAN EFFEKTIF
TEKNIK-TEKNIK BERBICARA:
1.MENARIK NAFAS DALAM-DALAM SEBELUM
MEMULAI BERBICARA
2.MENGATUR VOLUME BERBICARA AGAR LEBIH
KERAS DARI BIASANYA
3.MENGGUNAKAN KATA-KATA SEHARI-HARI
YANG DIKENAL OLEH PENDENGAR
4.LAYANGKAN PANDANGAN (KEKIRI, KEKANAN,
KETENGAH UNTUK MENEMUKAN
PENDENGAR YANG PALING BERMINAT DAN
BERSIMPATI TERHADAP PEMBICARAAN KITA
9. B. MENDENGARKAN DENGAN AKTIF
1. MENDENGAR DALAM ARTI SEMPIT
2. MENDENGAR DALAM ARTI LEBIH
LUAS:
CARA MENDENGARKAN YANG EFFEKTIF
(EMPATI) :
1. MENDENGARKAN SECARA EVALUATIF
2. MENDENGARKAN SECARA PROYEKTIF
10. KOMUNIKASI DAPAT DIKATAKAN
EFEKTIF APABILA
1. PESAN DITERIMA DAN DIMENGERTI SEBAGAIMANA
YANG DIMAKSUD SI PENGIRIM PESAN (KOMUNIKA-
TOR)
2. PESAN DISETUJUI OLEH PENERIMA DAN DITINDAK-
LANJUTI DENGAN PERBUATAN YANG DIKEHENDAKI
OLEH PENGIRIM (KOMUNIKATOR)
3. TIDAK ADA HAMBATAN UNTUK MELAKUKAN APA
YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN UNTUK MENINDAK
LANJUTI PESAN YANG DIKIRIM
11. ASERTIF
• Asertif adalah bentuk komuni
kasi dimana individu meng -
ekspresikan pikiran,perasaan
dan keyakinan secara jujur
langsung,namun tetap memper
timbangkan pikiran,perasaan
dan keyakinan lawan bicara.
12. KONSEP DASAR
• Dariuszky (2004) mengatakan bahwa orang yang
memiliki sikap asertif adalah orang yang meng -
gunakan gaya komunikasi yang tegas, jelas tepat
dan tidak agresif, tidak mengalihkan topik
pembicaraan dan tidak mengorbankan diri sendiri.
• Ferroni,PA (1990) menguraikan lima ciri perilaku
asertif sebagai berikut :
1. Memahami hak-haknya dan menghargai hak-hak orang lain.
2. Merencanakan tindakan-tindakan yang akan diambil
3. Menyadari bahwa ia tidak akan mampu memuaskan satiap –
orang walaupun ia berusaha keras
4. Belajar dari kesalahan
5. Menguasai emosinya dan mampu memilih kapan, dimana dan
bagaimana -harus bersikap asertif
13. CIRI-CIRI PERILAKU ASERTIF
• Ferroni,P.A (1990) mengatakan bahwa orang yang
berperilaku asertif adalah orang yang memahami
hak-haknya dan juga respek terhadap hak-hak orang
lain,sehingga orang yang berperilaku asertif akan :
a. Merencanakan tindakan-tindakan yang akan
diambil
b. Menyadari bahwa ia tidak akan mampu memuas
kan setiap orang walaupun ia berusaha keras
c. Belajar dari kesalahan
d. Menguasai emosinya dan mampu memilih kapan,
dan dimana serta bagaimana ia harus bersikap
asertif.
14. PRINSIP-PRINSIP PERILAKU ASERTIF
Ferroni,P.A – Pada Prinsipnya perilaku asertif mengandung
nilai - nilai :
1. Memahami diri sendiri dan komunikasi ; prinsip yang
terpenting dalam hal ini keasadaran diri dalam meng
hargai hak diri sendiri dan hak orang lain.
2. Menyadari bahwa kita secara serentak hidup di dunia,
yaitu dunia kita sendiri dan dunia orang bersama orang -
lain; karena itu secara pribadi setiap orang memiliki pen
napsiran, pengertian,perasaan dan evaluasi yang berbeda
dari orang lain. Sementara itu kita juga perlu memfokus -
kan komunikasi pada kejadian-kejadian disekitar kita,
seperti gosip-gosip,kritikan-kritikan,opini,dsb.
3. Komunikasikan pemahaman diri sendiri kepada orang lain
4. Komunikasikan secara menyeluruh aspek-aspek sosial
( budaya,nilai norma,dsb) yang dapat mempengaruhi minat
dan proses pemahaman diri.
15. TUJUAN PERILAKU ASERTIF
• Menurut Cawood (1997) ada dua tujuan utama, yaitu:
1.Menjaga proses komunikasi agar tetap lancar; informasi –
yang kurang/tidak bisa digunakan dalam memecahkan –
masalah-masalah & pengambilan keputusan. Komunikasi –
yang lancar dapat diciptakan dengan cara menjaga, nada –
suara, sopan santun, tidak keluar dari fokus dialog.
2.Membangun sikap saling menghormati. Cara membangun –
sikap saling menghormati adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan harapan-harapan yang positif dan menerima
pendapat orang lain yang terlihat menantang/berbeda –
dengan pendapat dan harapan diri sendiri.
b. Menciptakan kreatifitas yang tinggi atau keinginan untuk
menggali ide-ide yang inovatif.
c. Memperdulikan apa yang orang putuskan dan melibatkan
diri pada keputusan tersebut .
d. Bersikap Fleksibel terhadap aturan-aturan dan prosedur-
prosedur rutin.
18. MENJADI
FASILITATOR YANG
EFEKTIF
Kontak mata
Bahasa
tubuh
Daya tahan
Penekanan
suara
Kolaborasi
bahasa
Kemampuan mendengarkan :
• memahami makna dari yang
diucapkan
• aktif mendengarkan
Humor
Menghargai
pandangan
orang lain
Nyaman dengan
ketenangan
Bertanya yang
dapat menggali
kreativitas
pandangan
Tetap pada jalur
Gaya
Keterlibatan secara Fisik
Berpakaian
yang sopan
Masalah
pribadi
Tinggalkan
masalah pribadi
Kesiapan Pribadi Selalu bergerak
selama proses
diskusi
berlangsung
Saya benar-
benar siap !!
Perjalanan Kelompok
Tujuan
rasional
Tujuan
pengalaman
Keluwesan
Label
Hasil
Proses
Isi/materi
ORID
Metode
Keputusan
Kerjasama
tim
21. Facilitator Do List (Behavior)
•Pendengar aktif
Memelihara mata dengan peserta
Membantu mengidentifikasi kebutuhan
Temukan masalah
Pastikan semua orang terlibat dalam proses diskusi
Gunakan bahasa tubuh yang baik dan nada bicara yang sesuai
Siapkan umpan balik yang bernas
Membuat farafrase secara kontinu
Monitoring dan penyesuaian yang tepat
Berikan pertanyaan yang tepat
Bersikap terbuka
Kelola konflik dengan baik
Lakukan pendekatan pemecahan masalah
Fokus pada proses
Tangkap ide-ide dengan cermat
Penampilan tenang dan menyenangkan
Fleksibel pendekatan yang digunakan
Membuat catatan ringkasan yang lengkap, jelas, dan singkat
Tahu kapan harus berhenti
22. Facilitator Don’t List (behavior)
Mengabaikan kebutuhan kelompok
Perhatian sesaat
Tidak mendengarkan
Kehilangan kata kunci atas ide yang muncul
Menyimpang dari content
Tidak membuat catatan
Tidak memiliki alternative untuk mengembangkan struktur diskusi
Defensif
Merendahkan orang
Membiarkan beberapa peserta mendominasi proses
Tidak melakukan farafrase
Membiarkan kelompok keluar dari track
Miskin imajinasi
Mengunakan kata atau nada yang kasar
Berbicara terlalu banyak
Tidak tahu kapan harus berhenti
23. Facilitator To Do List (Skill)
Mengetahui materi yang akan didiskusikan sebelum melakukan pertemuan
Percaya diri, antusias, dan tarik nafas panjang
Gunakan humor, cerita/kelakar, dan contoh yang berkaitan langsung dengan pekerjaan
kelompok atau isu yang tengah dibahas
Pilih aktivitas yang tepat dengan kebutuhan kelompok, termasuk aktivitas untuk
menghilangkan kejenuhan
Lebih banyak menggunakan media visual
Buat daftar logistic pertemuan, termasuk di dalamnya alat-alat fasilitasi, setting
ruangan, kebutuhan makan dan minum peserta
Berlatih dan visualisasikan potensi masalah dan ukur kebutuhan waktu untuk
menyelesaikannya
Terangkan dengan jelas alur kegiatan dan bersiap menjawab pertanyaan-pertanyaan
Amati partisipasi dan keterlibatan individu selama proses diskusi
Tanggap dengan peserta yang terlihat tidak nyaman dan tidak berpartisipasi
Lanjutkan penjelasan dengan diskusi
Berkomunikasi dengan peserta, baik sebelum pertemuan, pada saat rehat, maupun
setelah pertemuan
Evaluasi kebutuhan kelompok
Evaluasi pengalaman yang didapat dan buat catatan untuk perbaikan fasilitasi di
masa mendatang
24. Facilitator Don’t List (Skill)
Memaksakan solusi kepada kelompok. Fasilitator membantu memperjelas
isu, fokus diskusi, menegaskan pandangan, melakukan sitesis dari perbedaan
yang ada, dan menekankan kesepakatan. Namun demikian, bukan berarti
fasilitator bisa memaksakan solusi kepada kelompok.
Mempermainkan ide-ide peserta
Memaksakan agenda dan opini personal sebagai jawaban yang benar.
Mendominasi kelompok
Terlalu sering bergumam dan
Membacakan materi
Menceritakan kisah yang tidak patut
Menjawab pertanyaan tanpa atensi kepada peserta
Membiarkan peserta melakukan bulliying terhadap peserta lain
Hanya berbicara pada sebagain anggota kelompok
Terlalu banyak menceritakan pengalaman pribadi
Membuat asumsi tentang latar belakang anggota kelompok tanpa data yang
valid.