1. TUGAS MAKALAH
GAMBARAN PERILAKU SISWA TERHADAP
JAJANAN SEKOLAH YANG MENGANDUNG ZAT
KIMIA BERBAHAYA
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen pengampu : Feriansyah, S.Pd, M.Pd
DISUSUN
OLEH:
NAMA KELOMPOK :
1. ELIS MAWATI BULOLO (4173331017)
2. LINDA ROSITA (4173131020)
JURUSAN : KIMIA
KELAS : KIMIA DIK B 2017
PROGRAM : S-1 PENDIDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
2. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perubahan Iklim............................................................................................ 3
2.2 Penipisan Ozon ........................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
3. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat
berangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-
dalamnyakepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Bapak Feriansyah, S.PD, M.Pd yang telah membimbing kami sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar
makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah
pada 02 Oktober 2018 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Medan, 02 oktober 2018
TIM PENYUSUN
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dengan berkembangnya jaman, saat ini sangat banyak produk pangan cepat
saji atau istilahnya makanan instan, tentu saja hal ini dipengaruhi oleh pola hidup
masyarakat yang menginginkan segalanya berjalan dengan cepat. Hal ini lah yang
menyebabkan digunakan bahan pengawet pada bahan pangan. Memang tidak semua
makanan instan menggunakan bahan pengawet tapi paling tidak sebagai konsumen
harus jeli memilih pangan yang sehat.
Salah satu makanan ringan cepat saji yang diminati anak sekolah adalah
jajanan. Mungkin yang kita ketahui jajan adalah sejenis makanan ringan. Makanan
ringan ini memang banyak diminati oleh orang dewasa maupun anak-anak. Tapi
sebagian besar anak - anak lebih banyak menyukai makanan ini karena mereka
merasa tertarik dengan bentuknya yang menarik,beraneka ragam, dan rasanya yang
enak. Makanan ringan ini sering kita jumpai di depan sekolah SD, toko-toko, ataupun
di supermarket terdekat.
Makanan ringan ini tidak sepenuhnya makanan yang bergizi. Zat-zat yang
terkandung dalam makanan ringan ini banyak yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh
karena itu hal ini penting dibahas terkait anak-anak yang lebih suka makan-makanan
sembarangan di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran perilaku jajanan anak sekolah yang mengandung bahan
kimia berbahaya?
2. Apa sajakah zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam jajanan anak
sekolah?
3. Apa sajakah dasar hukum pelarangan bahan kimia berbahaya dalam pangan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui gambaran perilaku jajanan anak sekolah yang mengandung bahan
kimia berbahaya.
2. Mengetahui zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam jajanan anak sekolah.
3. Mengetahui dasar hukum pelarangan bahan kimia berbahaya dalam pangan.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Gambaran perilaku jajanan anak sekolah yang mengandung bahan kimia
berbahaya.
Jenis makanan jajanan yang beragam berkembang pesat di Indonesia sejalan
dengan pesatnya pembangunan. Aspek negatif makanan jajanan yaitu apabila
dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelebihan asupan energi.
Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak mengonsumsi lebih dari
sepertiga kebutuhan kalori sehari yang berasal dari makanan jajanan jenis fast food
dan soft drink, sehingga berkontribusi meningkatkan asupan yang melebihi kebutuhan
dan menyebabkan obesitas.
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang
langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Pemilihan makanan jajanan merupakan perwujudan perilaku. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku berupa faktor internal dan eksternal. Faktor
yang mempengaruhi pemilihan makanan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu faktor
terkait makanan, faktor personal berkaitan dengan pengambilan keputusan pemilihan
makanan, dan faktor sosial ekonomi (Dini, 2017)
Anak-anak memiliki kegemaran untuk mengkonsumsi jenis makanan secara
berlebihan. Dalam keseharian mereka, banyak dijumpai dan selalu dikelilingi penjual
makanan jajan yang dapat mempengaruhi dan mendorong mereka untuk membeli dan
mencoba. Pengaruh tersebut berasal dari berbagai pihak yaitu dari keluarga yang
selalu membiasakan anak-anaknya mencoba jajan makanan diluar, pergaulan teman
sekolah ataupun promosi dan iklan yang menarik
Berdasarkan dari banyak penelitian, makanan jajan banyak mengandung
bahan makanan tambahan yang membahayakan bagi kesehatan anak-anak dan
mempengaruhi tumbuh kembang mereka. Badan POM telah mengungkap tentang
bahan kimia yang berbahaya seperti formalin, bahan pewarna tekstil dalam makanan
jajan tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan Sekolah dasar ini merupakan sekolah negeri
yang terletak di tepi jalan dan banyak terdapat penjual makanan maupun minuman
6. jaganggualdengan jenis makanan yang bervariasi seperti cilok dengan saos yang tidak
sehat, aneka sosis goreng dengan di taburi bumbu penyedap rasa dan minuman es
yang mengandung pewarna mencolok.
Makanan jajanan merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan anak,
karena jajanan menyumbangkan energi dan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan anak, sehingga jajanan yang berkualitas baik akan mempengaruhi
kualitas makanan anak. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah dengan menyediakan makanan jajanan yang bergizi guna memenuhi
kebutuhan tubuh selama mengikuti pelajaran di sekolah (Anggoro, 2007)
Biasanya makanan jajanan yang merekasukai adalah makanan dengan warna,
penampilan, tekstur, aroma dan rasa yang menarik. Mereka juga pada umumnya
membeli jenis makanan jajanan yang kandungan zat gizinya kurang beragam, kurang
memperhatikan kandungan gizi jajanan.Aspeknegatif makanan jajanan yaitu apabila
dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelebihan asupan energi.
Makanan jajanan berdampak negatif apabila makanan yang dikonsumsi tidak
mengandung nilai gizi yang cukup dan tidak terjamin kebersihan serta keamanannya.
Selain menimbulkan masalah gizi, dampak mengkonsumsi jajanan yang tidak baik
akan mengganggu kesehatan anak seperti terserang penyakit saluran pencernaan dan
dapat timbul penyakit-penyakit lainnya yang diakibatkan pencemaran bahan kimiawi.
Sehingga hal ini berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar siswa,
meningkatnya absensi dapat berpengaruh pada prestasi belajar anak
Penyakit saluran pencernaan yang sering diderita oleh anak sekolah dasar
salah satunya adalah diare. Hal itu dimungkinkan karena anak-anak banyak yang
membeli makanan jajanan yang sembarangan. Anak usia sekolah dasar lebih sering
jajan berupa es atau kue-kue. Anak usia sekolah dasar cenderung memiih jenis jajanan
yang murah, biasanya makin rendah harga suatu barang atau jajanan makin rendah
pula kualitasnya seperti digunakannya bahan-bahan makanan yang kurang baik dan
biasanya sudah tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang suka jajan
sering terkena penyakit diare.
2. Zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam jajanan anak sekolah.
a. Rhodamin B
Zat ini umumnya digunakan sebagai zat pewarna kimia dalam proses
bioteknologi. Dan jelas dari fungsinya saja, Rofamin B bukanlah zat yang layak
7. ataupun aman dikonsumsi Oleh manusia. Akibatnya jika sampai dikonsumsi akan
mengganggu sistem pencernaan Hingga kanker dan kematian. Biasanya zat ini
digunakan untuk memberikan warna merah Pada makanan. Misalnya : lolipop, es
semangka dll
b. siklamat
Siklamat merupakan bahan kimia berupa pemanis buatan, dimana sensasi rasa
yang dihasilkannya, jauh lebih kuat ketimbang gula. Tapi sayang, zat kimia ini
sangat berbahaya. Karena dapat menyebabkan masalah pencernaan dan bersifat
karsinogenik alias pemicu kanker (Kusuma, 2016)
c. Sakarin
Hampir sama dengan siklamat, sakarin pun merupakan zat kimia yang sering
digunakan sebagai pemanis buatan. Ciri utama adalah, makanan yang mengandung
sakarin akan menimbulkan efek rasa pahit di lidah setelah mengkonsumsinya. Jika
terlalu banyak, sakarin bisa menyebabkan timbulnya tumor dibagian kantung
kemih.
d. Boraks
Boraks sejatinya adalah bahan yang dipakai untuk pembuatan pupuk.
Pedagang atau produsen makanan biasanya mencapur bahan berbentuk serbuk ini
kedalam bahan makanan supaya memberikan efek kenyal dan renyah. Makanan
yang biasanya ditambahin boraks adalah bakso, ketupat, roti kerucut, wadah es
krim, ayam crispy dll.
Uji coba bakso mengandung boraks
Siapkan 2 bakso sebagai perbandingan yang Anda beli lalu berikan kepada
kucing tersebut, jika kucing tersebut memakan bakso dari salah satu yang Anda
berikan berarti bakso tersebut tidak mengandung boraks atau jenis bahan pengawet
lainnya. Tetapi jika kucing Anda tidak memakan atau enggan mencium bakso
tersebut bisa jadi bakso tersebut sudah mengandung boraks. Atau bisa dengan
memantulkannya ke meja, jika bakso memantul seperti bola bekel, berarti bakso
tersebut mengandung boraks.
3. Dasar hukum pelarangan bahan kimia berbahaya dalam pangan.
Dalam UU Pangan tahun 2012 Pasal 75 ayat 1 dijelaskan bahwa ‘Setiap Orang yang
melakukan produksi Pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan:
Bahan tambahan pangan yang melampaui ambang batas maksimal yang
8. ditetapkan;
Ketentuan mengenai ambang batas maksimal dan bahan yang dilarang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan mengenai bahan yang dilarang tersebut diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) ,
tertuang dalam lampiran II mengenai Bahan yang Dilarang Digunakan Sebagai BTP
antara lain :
1. Asam borat dan senyawanya (Boric acid)
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and its salt)
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Kalium bromat (Potassium bromate)
6. Kalium klorat (Potassium chlorate)
7. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
8. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
9. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
10. Dulkamara (Dulcamara)
Pasal 90 Setiap orang dilarang mengedarkan pangan tercemar, berupa pangan yang:
a. mengandung bahan beracun, berbahaya, atau yang dapat membahayakan
kesehatan atau jiwa manusia;
b. mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan;
c. mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses Produksi
Pangan;
d. mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan
nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai;
e. diproduksi dengan cara yang dilarang; dan/atau
f. sudah kedaluwarsa.
Pasal 86 UU Pangan ayat (2) Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan
Pangan wajib memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.
Pasal 94 Pangan mengatur mengenai sanksi terhadap setiap orang yang melanggar
9. standar keamanan pangan dan mutu pangan.
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat
(2) Mengenai pemenuhan standar Mutu Pangan, Pasal 90 ayat (1) mengenai Pangan
tercemar,
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
denda;
penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;
ganti rugi; dan/atau
pencabutan izin.
Pasal 140 UU Pangan mengatur tentang sanksi pidana terhadap orang yang melanggar
pasal 86 ayat (2) UU Pangan.
“Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan yang dengan
sengaja tidak memenuhi standar Keamanan Pangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 86 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).”
Pasal 21
(1) Agar masyarakat terhidar dari makanan dan minuman yang dapat membahayakan
kesehatan, pemerintah menetapkan standar dan persyaratan kesehatan agar
makanan dan minuman yang bersangkutan aman dan layak untuk dikonsumsi
oleh masyarakat.
Pasal 386
(1) Barang siapa menjual, menawarkan atau menyerahkan barang makanan,
minuman atau obat-obatan yang diketahuinya bahwa itu dipalsukan, sedangkan
hal itu disembunyikannya, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
(2) Barang makanan dan minuman atau obat-obatan itu dipalsukan, bila nilainya atau
faedahnya menjadi berkurang karena sudah dicampur dengan bahan lain.
10. DAFTAR PUSTAKA
Anggoro. Yoga. 2007. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang-
Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Jakarta : Transmedia Pustaka.
Dini, Islami. 2017. Hubungan Konsumsi Makanan Jajanan terhadap Status Gizi (Kadar Lemak
Tubuh Dan Imt/U) pada Siswa Sekolah Dasar (Studi di Sekolah Dasar Negeri 01 Sumurboto
Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(1). Hal 301-306. ISSN: 2356-3346.
Eka, Resya. 2013. Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya. Jakarta: Spasi Media .
Fitriani, Lia. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Anak Usia Sekolah Akhir (10-
12 Tahun) tentang Makanan Jajanan di SD Negeri Ii Tagog Apu Padalarang Kabupaten
Bandung Barat. Jurnal Kesehatan dan Gizi. 1(2). Hal 37-45.
Isriati. 2010. Gambaran Kebiasaan Jajan Siswa Di Sekolah. Jurnal Kesehatan dan Makanan.
2(1). Hal 90-112.
Kusuma, Sari,dkk. 2017. Pengawasan Mutu Makanan. Brawijaya : Brawijaya Press.
Lucas BL, Feucht SA. 2008. Nutrition in childhood. In : Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s
food and nutrition theraphy. 12th ed. Canada: Saunders Elsevier.
Nuryanto. 2010. Bahaya makanan jajanan. Jurnal kesehatan dan gizi. 2(1). Hal 21-35
Rahmi AA, Muis SF. 2005. Kontribusi makanan jajanan terhadap tingkat kecukupan
energi dan protein serta status gizi anak Sekolah Dasar Siliwangi Semarang. Jurnal gizi
1(1). Hal: 55-59.
Saifah. (2005). Hubungan pengetahuan terhadap perilaku jajan pada siswa SD. Journal Poltekes
Soepraoen Malang. 2(1). Hal 40-50.
Shepherd, R., & Sparks, P. (2009). Modelling food choice. Gaithersburg: Aspen.
Solahuddin. 2007. KUHP dan KUHAP. Jakarta : Transmedia Pusaka.
Taufiqurrohman .2016. Bahan Kimia Berbahaya Bagi Tubuh. Jakarta : Pusat Ilmu.
Utami, Wuri. 2015. Gambaran Perilaku Makanan Jajanan Siswa di SDN Kalibeji 2 Sempor.
Jurnal Makanan dan Nutrisi. 1(1). Hal 12-23. ISSN 2407-9189 315.