Tutorial ini menjelaskan observasi pembuatan gambar prespektif dasar dengan mengaplikasikan teori belajar sosial. Hasilnya menunjukkan anak belajar lebih baik dengan model daripada instruksi lisan saja, sesuai prinsip utama teori belajar sosial bahwa perilaku dipengaruhi lingkungan.
1. TUTORIAL PEMBUATAN GAMBAR PRESPEKTIF DASAR
SEBAGAI APLIKASI SOCIAL LEARNING THEORY
LAPORAN HASIL OBSERVASI
disusun untuk memenuhi salah satu tugas teori belajar
yang diampu oleh Dr. Ari Widodo, Phill., M.Ed
oleh :
Pendidikan Biologi A 2013
Zharfa Dhini Setiawan 1300982
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
2. A. Judul
Tutorial Pembuatan Gambar Prespektif Dasar Sebagai Aplikasi Social
Learning Theory
B. Tujuan Observasi
Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Memahami lebih dalam mengenai Social Learning Theory
2. Mengetahui bentuk-bentuk Social Learning Theory dalam kehidupan
sehari-hari.
C. Pelaksanaan Observasi
Hari, Tanggal : Jum’at, 27 Februari 2015
Pukul : 12.00 – 14.00 WIB
Tempat : Kosan Geger Asih No.3
D. Landasan Teori
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning
adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan
teori-teori belajar lainnya. Albert Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di
Mundare Alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal
dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri.
Ekperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Teori pembelajaran sosial ini adalah perkembangan utama dari tradisi
teori pembelajaran prilaku (Behaviorisme). Berbeda dengan penganut
Behaviorisme, Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial ini. Misalnya seorang yang hidup dan
lingkungannya dibesarkan dilingkungan judi, maka dia cenderung
menyenangi judi, atau sekitarnya menganggap bahwa judi itu tidak jelek.
3. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation)
dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang
pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang
individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu
dilakukan.
Bandura sebagai seorang behavioris moderat penemu teori social
learning/observational learning, setiap proses belajar terjadi dalam urutan
tahapan peristiwa (4 unsur utama) dan berakhir dengan penampilan
ataukinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang
siswa. yang meliputi:
1. Fase Perhatian (attention)
Memberikan perhatian pada orang yang ditiru. Sebagai pengamat orang
tidak dapat belajar melalui observasi kecuali kaku ia memperhatikan
kegiatan-kegiatan yang diperagakan oleh model itu sendiri dan benar-
benar memahaminya. Mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan,
keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan
karakteristik pengamatan (kemampuanindera, minat, persepsi,
penguatan sebelumnya).
2. Fase Pengingat (retention)
Seorang pengamat harus dapat mengingat apa yang telah dilihatnya. Dia
harus mengubah informasi yang diamatinya menjadi bentuk gambaran
mental, atau mengubah simbol verbal, dan kemudian menyimpan dalam
ingatannya. Mencakup kode pengkodean simbolik, pengorganisasian
pikiran, pengulangan simbol, pengulangan motorik.
3. Reproduksi motorik (reproduction)
Yaitu proses peniruan adalah mengubah ide gambaran atau ingatan
menjadi tindakan. Mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,
keakuratan umpan balik.
4. Peneguhan/Motivasi (reinforcement/motivation)
Mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
4. E. Metode
Pengamatan dilakukan kepada 1 orang yang diberikan 2 perlakuan.
Perlakuan pertama yaitu anak diberikan petunjuk secara lisan. Perlakuan
kedua yaitu anak diberikan petunjuk dengan cara didemontrasikan
langsung oleh model.
F. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ketika anak diberi
perlakuan pertama yaitu diberi petunjuk teknis pembuatan gambar
prespektif dasar secara lisan, anak kebingungan dalam membuat gambar
dan tidak dapat menyelesaikan gambarnya. Sementara ketika anak
diberikan perlakuan yang kedua yaitu anak diberi arahan dengan model
langsung, anak dapat menyelesaikan gambar seperti yang ditunjukan dan
anak dapat melakukan kembali proses tersebut tanpa diberikan instruksi
kembali oleh modelnya dan menghasilkan gambar yang lebih baik.
Gambar 1. Tahap yang diinstruksikan secara lisan
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Anak hanya diinstruksikan dengan lisan Anak diberikan pengarahan dengan model
(Dokumentasi Pribadi, 2015) (Dokumentasi Pribadi, 2015)
5. Gambar 2.1 Gambar hasil perlakuan pertama Gambar 2.2 Gambar hasil perlakuan kedua
(Dokumentasi Pribadi, 2015) (Dokumentasi Pribadi, 2015)
Gambar 2.3 Gambar yang dihasilkan anak tanpa diinstruksikan kembali oleh model
(Dokumentasi Pribadi, 2015)
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, berikut beberapa temuan dari aplikasi
teori belajar sosial.
1. Ketika anak hanya ditunjukan gambar dan hanya diberikan instruksi
secara lisan untuk membuat gambar prespektif dasar, anak merasa
kebingungan dan sulit untuk mengaplikasikan apa yang telah
diperintahkan.
2. Ketika anak diberikan arahan pembuatan gambar prespektif dasar
dengan model, cenderung mudah memahami dan mengikuti langkah-
langkah yang seperti dicontohkan dan anak dapat menyelesaikan
gambar sesuai gengan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan prinsip
dasar belajar teori sosial yang menyatakan bahwa “Perilaku manusia
dalam konteksinteraksi timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan “.
6. H. Kesimpulan
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola
belajar sosial ini. . Perilaku-perilaku yang dimodelkan akan mudah diikuti
dan ditiru oleh pembelajar bahkan perilaku yang ditiru tersebut akan
dilakukan kembali oleh pembelajar. Hal ini disebabkan karena pembelajar
lebih mengeksplor apa yang dia lihat dari model. Dengan melihat sesuatu
pembelajar juga akan belajar dari apa yang dilihatnya.
7. Daftar Pustaka
Dahar, Ratna W. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Aam Oyhon. 2014. Teori Belajar Sosial. [Online] Tersedia :
http://www.academia.edu/5912162/Teori_Belajar_Sosial [Diakses 7 Maret
2015]