1. Pendekatan perilaku dan kognitif sosial merupakan pendekatan utama dalam pembelajaran, di mana pendekatan perilaku berfokus pada penguatan dan hukuman, sedangkan pendekatan kognitif sosial menekankan pentingnya faktor sosial dan kognitif dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran observasional dan regulasi diri merupakan aspek penting dalam pendekatan kognitif sosial, di mana siswa dapat belajar dari pengamatan
1. Tugas Meringkas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dinah Suryanah (2209087020)
Bab 7: Pendekatan Perilaku dan Kognitif Sosial
Belajar adalah Kenikmatan alami
–Aristoteles
Filsuf Yunani, Abad ke-4 SM
A. Apakah Belajar?
Pembelajaran merupakan pengaruh yang relative permanen pada perilaku, pengetahuan,
dan keterampilan berpikir yang terjadi melalui pengalaman.
Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Perilaku
- Perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan, baik verbal maupun
nonverbal, yang dapat langsung dilihat atau didengar. Behaviorisme: perilaku
harus dijelaskan oleh pengalaman diamati, bukan oleh proses mental.
- Proses mental: pikiran, perasaan, dan motif yang tidak dapat diamati oleh orang
lain
2. Pendekatan Kognitif: berpikir.
- Empat pendekatan utama kognitif: kognitif social, pengolahan informasi,
kognitif konstruktiv, dan konstruktiv sosial.
- Pendekatan kognitif sosial menekankan bagaimana perilaku, lingkungan, dan
faktor-faktor (kognitif) berinteraksi untuk memengaruhi pembelajaran
(Bandura, 2009, 2010a)
- Pendekatan pemrosesan informasi berfokus pada bagaimana anak-anak
memproses informasi melalui perhatian, memori, berpikir, dan proses kognitif
lainnya (Martinez, 2010).
- Pendekatan konstruktivis kognitif menekankan kontruksi kognitif anak dan
pemahaman pengetahuan (Halford, 2008)
2. - Pendekatan konstruktivis sosial fokus pada kerja sama dengan pihak lain
untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman (Holzman, 2009)
B. Pendekatan Perilaku untuk Belajar
Pendekatan Klasik: Jenis pembelajaran di mana sebuah organisme belajar untuk
menghubungkan atau asosiasi, rangsangan sehingga rangsangan netral menjadi terkait
dengan rangsangan bermakna dan memperoleh kemampuan respon yang sama.
Penggagas Teori Klasik: Ivan Pavlov (1927)
Pengkondisian klasik dapat terlibat pada pengalaman positif dan negatif.
Desentisasi sistematis: metode yang didasarkan pada pengondisian klasik yang
mengurangi kecemasan dengan mendapatkan individu untuk mengasosiasikan relaksasi
dengan visualisasi dari situasi berturut yang semakin memproduksi kecemasan.
Tujuan desentisasi sistematis: mendapatkan siswa mengasosiasikan bicara kepada publik
dengan relaksasi tanpa kecemasan.
Pendekatan Operan (pengondisian instrumental) B.F. Skinner (1938): bentuk
pembelajaran di mana konsekuensi dan perilaku menghasilkan perubahan dalam
probabilitas bahwa perilaku tersebut akan terjadi.
Penghargaan: konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa perilaku akan terjadi.
Hukuman: konsekuensi yang menurunkan probabilitas bahwa perilaku akan terjadi.
C. Analisis Perilaku Terapan dalam Pendidikan
Apakah Analisis Perilaku Terapan?
Dua fungsi analisis perilaku terapan: meningkatkan perilaku yang diinginkan dan
mengurangi perilaku yang tidak diinginkan (Alberto&Troutman, 2009; Kraft, 2010)
Melakukan pengamatan umum, menentukan perilaku sasaran yang perlu diubah dan
sebelumnya memperhatikan kondisi awal. Lalu menentapkan tujuan perilaku yang
diharapkan, penguat atau hukuman yang ditentukan, program manajemen perilaku
dilakukan, dan keberhasilan atau kegagalan program dievaluasi (Dunlap & lain, 2010)
3. Peningkatan Perilaku yang Diinginkan
Enam strategi:
1. Memilih penguat efektif
2. Membuat kontingen (banyak hal yang ditentukan) dan tepat waktu
3. Memilih jadwal penguat yang terbaik
4. Mempertimbangkan kontrak kesepakatan
5. Menggunakan penguatan negatif secara efektif
6. Menggunakan permintaan dan membentuk (dua penguatan differensial)
Penurunan Perilaku yang Tidak Diinginkan
Langkah-langkah Analisis perilaku terapan Paul Alberto dan Anne Troutman (2009):
1. Gunakan penguatan diferensial
2. Hentikan penguatan
3. Hapus rangsangan yang diinginkan
4. Hadir rangsangan permusuhan(hukuman)
Teguran lisan lebih efektif diberikan segera setelah mereka melakukan perilaku yang
tidak diinginkan. Teguran tidak perlu dilakukan dengan berteriak cukup dengan
mengatakan dengan tegas “berhenti melakukan hal itu” dengan kontak mata yang
sering, memanggil siswa secara personal.
Mengevaluasi Pengondisian Instrumental dan Analisis Perilaku Terapan
Belajar tentang konsekuensi akan memengaruhi perilaku siswa dapat meningkat
kemampuan guru jika digunakan secara efektif. Hal lain yang dapat dilakukan guru
yaitu melakukan penguatan perilaku tertentu
Kritik terhadap pembelajaran dengan pendekatan pengondisian:
1. Teori perilaku tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap proses kognitif
yang terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2009)
2. Hal yang dapat mengubah perilaku bukanlah hadiah atau hukuman melainkan
keyakinan atau harapan Tindakan tertentu akan dihargai atau dihukum (Schunk,
2011)
3. Guru terlalu banyak menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan analisis
perilaku terapan sehingga tidak cukup pada pembelajaran akademis
4. D. Pendekatan Kognitif Sosiak untuk Belajar
Teori Kognitif Sosial Bandura:
- Faktor sosial dan kognitif, serta perilaku memiliki peran penting dalam
pembelajaran
- Efikasi diri: keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan
hasil yang positif
Belajar Observasional:
- pembelajaran yang melibatkan pemerolehan keterampilan, strategi, dan keyakinan
dengan mengamati orang lain.
- Proses pembelajaran Observasional:
1. Perhatian: selektif, terbagi, berkelanjutan, eksekutif
2. Retensi: mengambil informasi, menyimpan dan mewakili, mengambil
3. Produksi:
4. Motivasi:
Pendekatan Perilaku Kognitif dan Regulasi Diri
Penekanan pendekatan perilaku kognitif: siswa dapat memantau, mengelola dan
mengatur perilkau mereka sendiri sehingga tidak terkendali oleh faktor eksternal.
Pendekatan perilaku kognitif: mengubah kesalahpahaman siswa, memperkuat
keterampilan dalam mengatasi masalah, meningkatkan control diri mereka,
mendorong refleksi diri yang bersifat konstruktiv (Spiegler & Guevremont, 2010)
Metode instruksional diri: Teknik perilaku kognitif ditujukan untuk mengajarkan
individu untuk memodifikasi perilaku mereka sendiri dengan berbicara kepada diri
meraka secara positif.
Strategi berbicara (Meichenbaum, Turki, & Burstein, 1975):
5. 1. Bersiap untuk kecemasan atau stress: “Saya akan mengembangkan rencana
menghadapinya”
2. Hadapi dan tangani kecemasan atau stress: “Saya dapat memenuhi tantangan
itu”
3. Mengatasi perasaan pada saat-saat kritis: “Ketika cemas datang saya akan
berhenti dan fokus pada apa yang harus saya lakukan”
4. Gunakan pernyataan memperkuat diri: “Saya tahu saya dapat melakukannya”
Berbicara positif terhadap diri sendiri dapat membantu guru maupun siswa
mencapai potensi secara maksimal.
Psikologi Pendidikan semakin mendukung pentingnya pembelajaran regulasi diri
(Winne & Nisbett, 2010)
Pembelajaran regulasi diri terdiri atas generasi diri dan pemantauan diri dari
pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan
Siswa berprestasi sering kali merupakan pembelajar pengaturan diri. Salah satu
model pembelajaran pengaturan diri melibatkan komponen: evaluasi dan
pemantauan diri, penetapan tujuan dan perencanaan strategis, menempatkan
rencana ke dalam Tindakan, dan hasil pemantauan dan menyempurnakan strategi.
Pengaturan diri merupakan aspek penting dalam kesiapan sekolah. Aspek penting
dari pembelajaran pengaturan diri adalah memberikan siswa tanggung jawab untuk
kegiatan belajar mereka.
Mengevaluasi Pendekatan Kognitif Sosial
Pendekatan kognitif sosial memberikan peranan penting dalam mendidik anak(Spiegler
& Guevremont, 2010)
Kritik terhadap pendekatan kognitif sosial: pendekatan ini terlalu banyak penekanan
pada perilaku terbuka dan faktor eksternal serta tidak cukup pada rincian tentang cara
bagaimana proses kognitif dapat terbentuk.