Dokumen tersebut membahas tentang eksistensialisme humanistik dalam konseling. Secara garis besar, dokumen menjelaskan konsep dasar eksistensialisme humanistik, pandangan manusia, tujuan, karakteristik, peran konselor, tahapan dan teknik konseling eksistensialisme humanistik. Dokumen juga membahas asumsi perilaku bermasalah dan contoh kasus penerapannya.
2. KONSEP DASAR
Psikologi humanistik merupakan salah satu
aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an. Para ahli psikologi, seperti :
Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark
Moustakas mendirikan sebuah asosiasi
profesional yang berupaya mengkaji secara
khusus tentang berbagai keunikan manusia,
seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri,
kesehatan, harapan, cinta, kreativitas.
3. PANDANGAN MANUSIA MENURUT TEORI
HUMANISTIK:
1. Filsafat Eksistensialis memandang manusia
sebagai indvidu dan unik dari existensi
kemanusiaan
2. Bahwa manusia sebagai makhluk hidup
3. Bahwa manusia tidak pernah statis
4. Menekankan pada kesadaran manusia
4. HAKIKAT KONSELING
1. Pendekatan ini berasal dari motivasi dalam diri yang
rumit dan dinamis
2. Pendekatan eksitensial tidak selalu merupakan
pendekatan idiografis
3. Pendekatan humanistik yang didasarkan pada
eksitensialisme tetapi menolak pesimisme
4. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian
bermanfaat bagi penelitian lintas budaya dan
penelitian tentang kelompok etnik
5. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian memiliki
dampak praktis dan berkesenambungan pada
masyarakat umum dalam hal persaingan diri
5. LANJUTAN....
6. Psikologi kepribadian humanistik tidak hanya berbeda
dengan pendekatan lain dalam pokok permasalan dan
filsafatnya, tetapi juga dalam ideologinya
7. Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang
sesuai dalam memberikan bantuan kepada klien
8. Menurut kartini kartono dalam kamus psikologinya
mengatakan bahwa terapi eksistensial humanistik
adalah salah satu psikoterapi yang menekankan
pengalaman subyektif individual kemauan bebas
9. Menurut W.S Winkel, Terapi Eksistensial Humanistik
adalah Konseling yang menekankan falsafah hidup
dalam menghayati makna kehidupan manusia di bumi
6. TUJUAN KONSELING
Menurut Gerald Corey, (1988:56) ada
beberapa tujuan terapeutik yaitu :
1. Agar klien mengalami keberadaannya
secara otentik
2. Meluaskan kesadaran diri klien
3. Membantu klien agar mampu menghadapi
kecemasan
7. KARAKTERISTIK KONSELING
1. Eksistensialisme bukanlah suatu aliran melainkan
suatu gerakan yang memusatkan penyelidikannya
manusia sebagai pribadi individual dan sebagai ada
dalam dunia
2. Adanya dalil-dalil yang melandasi
3. Berusaha melengkapi, bukan menyingkirkan dan
menggantikan orientasi-orientasi yang ada dalam
psikologi
4. Sasaran eksistensial adalah mengembangkan
konsep yang komperehensif tentang manusia dan
memahami manusia dalam keseluruhan realitas
eksistensialnya
8. LANJUTAN ...
5. Tujuan utamanya adalah menemukan
kekuatan dasar, tema, atau tendensi dari
kehidupan manusia, yangdapat dijadikan
kunci kearah memahami manusia.
6. Tema-temanya adalah hubungan antar
manusia, kebebasan, dan tanggung jawab,
skala nilai-nilai individual, makna hidup,
penderitaan, keputusasaan, kecemasan dan
kematian.
9. PERAN DAN FUNGSI KONSELOR
1. Memahami dunia klien dan membantu klien untuk
berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang
sesuai dengan keadaan sekarang.
2. Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang
keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya
bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.
3. Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan
motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan
bertanggung jawab menghadapi reality.
4. Membentuk kesempatan seluas – luasnya kepada klien,
bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.
10. HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN
1. Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor
dan klien.
2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk
mengemukakan problemnya dan apa yang diinginkan.
3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan
keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan
sanggahan.
4. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri
individu merupakan kunci atau dasar yang paling
menentukan dalam hubungan yang diadakan.
5. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga
keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.
12. TEKNIK KONSELING
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-
humanistik, yaitu:
1. Penerimaan
2. Rasa hormat
3. Memahami
4. Menentramkan
5. Memberi dorongan
6. Pertanyaan terbatas
7. Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8. Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa
yang dirasakan klien
9. Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
13. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
Kelebihan Eksistensial Humanistik
1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami
kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
2. Memanusiakan manusia
3. Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
4. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada
perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam
perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa
transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa
5. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
14. LANJUTAN ...
Kelemahan Eksistensial Humanistik
1. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi
masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
4. Proses terapi membutuhkan waktu yang panjang dan
ketakpastian kapan berakhir, berapa jam dan berapa kali
pertemuan
5. Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level
keberfungsian klien yang rendah ( klien yang ekstrem
yang membutuhkan penangan secara langsung)
15. ASUMSI PERILAKU BERMASALAH KONSELING
HUMANISTIK
Pribadi yang bermasalah menurut
pandangan eksistensial-Humanistik yaitu
tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi
dasar yang dimiliki manusia, sehingga
kesadaran tidak berfungsi secara penuh.
Adapun Asumsi perilaku bermasalah
Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak
terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut:
16. LANJUTAN ...
1. Kesadaran Diri
2. Kebebasan dan tanggung jawab
3. Keterpusatan dan kebutuhan akan orang
lain
17. CONTOH KASUS PENERAPAN EKSISTENSIAL
HUMANISTIK
Siska mahasiswa semester akhir pada universitas ternama di
Semarang. Saat ini dia sedang merasakan kekhawatiran karena dia
akan dilamar oleh pemuda idaman orang tuanya. Mereka sudah
pernah bertemu pada acara keluarga, menurutnya pemuda itu
mempunyai akhlak yang baik dan sudah bekerja sebagai dosen di
perguruan tinggi swasta. Siska menjadi ragu untuk menghadapi
lamaran itu karena selama ini dia tidak pernah memiliki teman pria
yang special atau bisa disebut pacar. Karena teman laki-laki Siska
dulu saat masih SMA sudah meninggal karena kecelakaan saat
mereka berdua berboncengan motor dari pulang sekolah. Sejak
informasi bahwa ada pemuda yang akan melamarnya, perasaannya
menjadi asing, dia ingin memberikan kepercayaan namun sangat
sulit baginya. Siska selalu terbayang bahwa dia bisa saja kehilangan
lagi orang yang dia kasihi, namun disisi lain Siska merasakan
kesepian dan membutuhkan seorang teman yang bisa
memahaminya. Ketidakkonsistenan dan pertentangan ini membuat
siska menjadi bingung. Hingga akhirnya memutuskan untuk
menemui konselor.