SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
CHAPTER
Counting 1
6 Yanyan Ahmad Yani (90115004)
Magister Pengajaran Matematika
Institut Teknologi Bandung
2015
Subbab:
 6.1 Menggunakan Basic Counting
 6.2 Menggunakan Prinsip Sarang Merpati
KOMBINATORIKA
Combinatorics dan Counting
2
• Kombinatorika
• Ilmu yang mempelajari pengaturan obyek-obyek
• Solusi yang ingin diperoleh dengan kombinatorika adalah jumlah
pengaturan obyek-obyek tertentu di dalam kumpulannya.
• Bagian penting dari Matematika Diskrit
• Enumerasi
• Penghitungan obyek dengan sifat tertentu atau menghitung (count)
satu persatu setiap kemungkinan jawaban.
• Bagian penting dari Kombinatorika
Contoh Masalah yang Diselesaikan dengan
Kombinatorika
“Password dalam suatu sistem komputer terdiri dari 6, 7, atau
8 karakter. Setiap karakter boleh berupa angka atau huruf
dalam alfabet. Setiap password harus memuat paling sedikit
satu digit bilangan desimal.
Berapa banyak password yang dapat dibuat?”
“Berapa banyak cara yang mungkin dilakukan dalam memilih
11 pemain dalam suatu tim sepak bola yang memiliki 20
pemain?”
“Misalkan nomor plat mobil di negara X terdiri atas 5 angka
diikuti dengan 2 huruf. Angka pertama tidak boleh 0.
Berapa banyak nomor plat mobil yang dapat dibuat?”
Cara yang paling sederhana untuk menyelesaikan persoalan
diatas adalah dengan mengenumerasi semua kemungkinan
jawabannya.
Mengenumerasi artinya mencacah atau menghitung
(count) satu persatu setiap kemungkinan jawaban.
Misalnya pada contoh persoalan terakhir, bila kita
mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya adalah
seperti di bawah ini:
12345AB
12345AC
12345BC
…
34567AB
34567AC
…
dan seterusnya …
Dasar-dasar Counting
• The Product Rule (Aturan Perkalian)
• The Sum Rule (Aturan Penjumlahan)
• The Subtraction Rule (Aturan Pengurangan)
• Tree Diagrams (Diagram Pohon)
5
Aturan perkalian
Misalkan suatu prosedur dapat dibagi menjadi dua pekerjaan yang
berurutan. Jika terdapat n1 cara untuk melakukan tugas pertama dan
n2 cara untuk melakukan tugas kedua setelah tugas pertama selesai
dilakukan, maka terdapat n1 n2 cara untuk melakukan prosedur
tersebut.
6
Contoh 1:
Sebuah perusahaan baru dengan dua karyawannya, yaitu Sanchez dan
Patel , menyewa gedung/bangunan di dalamnya terdapat 12 ruangan
kantor. Berapa banyak cara untuk menempatkan dua karyawan
tersebut di ruangan kantor yang berbeda?
Solusi:
Prosedur penempatan ruangan kantor untuk dua karyawan
tersebut terdiri dari menugaskan kantor untuk Sanchez , yang
dapat dilakukan dalam 12 cara ,
maka menugaskan sebuah kantor untuk Patel berbeda dari yang
kantor ditugaskan untuk Sanchez , yang dapat dilakukan dalam
11 cara.
Dengan aturan perkalian , ada 12 · 11 = 132 cara untuk
menetapkan ruangan kantor untuk dua karyawan tersebut .
12 11. = 132 cara
Contoh 2:
Kursi-kursi yang ada di auditorium akan diberi nomor dengan
sebuah huruf kapital diikuti dengan bilangan bulat positif yang
tidak lebih dari 100 (misalnya A12, B99, dan seterusnya). Berapa
jumlah maksimum kursi yang dapat dinomori?
Solusi:
26
Banyak cara
memilih huruf kapital
Banyak cara
memilih bilangan
bulat posotif <=100
100 =
Jumlah penomoran
kursi yang dapat dibuat
2600
Jadi, maksimum kursi yang dapat dinomori adalah 2600 buah
Jika suatu prosedur terdiri dari barisan tugas-tugas T1, T2, …, Tm
yang dapat dilakukan dalam n1, n2, …, nm cara, secara berurutan, maka
terdapat n1  n2  …  nm cara
untuk melaksanakan prosedur tersebut.
Contoh 1
Berapa banyak strings dengan panjang tujuh yang mungkin terbentuk dari
dua bit (0 dan 1)?
Solusi:
Dengan aturan perkalian diperoleh 27
= 128 strings yang berbeda dengan
panjang 7 karakter.
2 2 2 2 2 2 2
Solusi:
Terdapat 26 kemungkinan untuk memilih huruf pertama,
10 kemungkinan untuk menentukan digit pertama, 10 untuk digit kedua, dan 10
untuk digit ketiga,
kemudian 26 kemungkinan untuk memilih huruf kedua dan 26 untuk huruf ketiga.
Jadi, terdapat 26  10  10  10  26  26 = 17576000 plat nomor kendaraan yang
berbeda.
26 10 10 10 26 26
Contoh 2
Berapa banyak plat nomor kendaraan yang berbeda yang dapat dibuat,
dengan ketentuan memuat tepat satu huruf, tiga digit bilangan desimal,
dan dua huruf?
Contoh3
Sebuah fungsi dari himpunan dengan m
elemen domain ke n elemen kodamain
adalah relasi yang memasangkan setiap
anggota domain pada tepat satu anggota
kodomain, dengan aturan perkalian
𝑛 ∙ 𝑛 ∙ 𝑛 ⋯ 𝑛 = 𝑛 𝑚
11
Solusi:
Ada berapa fungsi dari himpunan dengan m
anggota ke himpunan dengan n anggota?
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Contoh3
Ada berapa fungsi satu-satu dari himpunan dengan
m anggota ke himpunan dengan n anggota?
Solusi:
Ketika m > n tidak akan ada fungsi satu-satu dari himpunan
dengan m anggota ke himpunan dengan n anggota.
Misal 𝑚 ≤ 𝑛. Andaikan elemen pada domain adalah
𝑎1, 𝑎2, ⋯ , 𝑎 𝑚 . Ada n cara untuk memilih nilai fungsi di 𝑎1. Karena
fungsi ini fungsi satu-satu , nilai Fungsi di 𝑎2 dapat diambil
dengan n - 1 cara ( karena nilai yang digunakan untuk 𝑎1 tidak
dapat digunakan lagi ) . Secara umum , nilai fungsi pada 𝑎 𝑘 dapat
dipilih dengan n - k + 1 cara . Dengan aturan perkalian, ada n ( n -
1 ) ( n - 2 ) ··· ( n - m + 1 ) fungsi satu-satu dari himpunan dengan
m anggota ke tepat satu dengan n anggota.
Aturan penjumlahan
Jika suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan n1 cara
dan pekerjaan kedua dengan n2 cara;
serta jika kedua tugas ini tidak dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan, maka terdapat
n1 + n2 cara
untuk melakukan salah satu pekerjaan tersebut.
Contoh:
Jabatan ketua himpuanan pengajaran matematika dapat
diduduki oleh mahasiswa angkatan tahun 2014 atau
angkatan tahun 2015. Jika terdapat 30 orang mahasiswa
angkatan 2014 dan 15 orang mahasiswa angkatan 2015,
berapa cara memilih jabatan ketua himpunan? 13
Solusi:
Jabatan yang ditawarkan hanya ada satu, yang dapat
diduduki oleh salah seorang mahasiswa dari dua angkatan
yang ada.
Ada 30 cara memilih satu orang mahasiswa dari angkatan
2014, dan 15 cara memilih satu orang dari angkatan 2015,
namun hanya satu dari kedua angkatan itu yang terpilih
(angkatan 2014 atau angkatan 2015).
Dengan aturan penjumlahan, jumlah cara memilih jabatan
ketua himpunan tersebut sama dengan jumlah mahasiswa
pada kedua angkatan, yaitu 30 + 15 = 45 cara.
14
Generalisasi aturan penjumlahan
Jika terdapat pekerjaan-pekerjaan T1, T2, …, Tm yang dapat
dilakukan dalam n1, n2, …, nm cara, dan tidak ada dua di
antara pekerjaan-pekerjaan tersebut yang dapat dilakukan
dalam waktu yang bersamaan, maka
terdapat n1 + n2 + … + nm cara
untuk melakukan salah satu dari tugas-tugas tersebut.
15
Solusi:
16
Mahasiswa dapat memilih proyek dengan memilih
sebuah proyek dari daftar pertama, daftar yang kedua,
atau daftar yang ketiga. Dengan aturan penjumlahan
ada 23 + 15 + 19 = 57 cara untuk memilih sebuah
proyek.
Contoh:
Seorang mahasiswa dapat memilih satu tugas proyek
Matematika Diskrit dari tiga buah daftar, yang masing-
masing berisikan 23, 15, dan 19 proyek. Ada berapa tugas
proyek yang dapat dipilih?
Prinsip Dasar Counting
Aturan penjumlahan dan perkalian juga dapat
direpresentasikan dalam istilah himpunan.
Aturan penjumlahan
Misalkan A1, A2, …, Am himpunan yang saling lepas.
Maka banyaknya cara untuk memilih anggota dari
gabungan A1  A2  …  Am adalah jumlah dari
banyaknya anggota setiap himpunan.
|A1  A2  …  Am | = |A1| + |A2| + … + |Am|.
Aturan perkalian
Misalkan A1, A2, …, Am himpunan hingga. Maka
banyaknya cara untuk memilih satu anggota dari hasil
kali Cartesian A1  A2  …  Am dilakukan dengan
memilih satu anggota dari A1, satu anggota dari A2, …,
dan satu anggota dari Am.
|A1  A2  …  Am | = |A1|  |A2|  …  |Am|. 17
More Complex Counting Problems
Contoh:
Password suatu login pada sistem komputer
panjangnya 6 sampai 8 karakter. Tiap karakter
boleh berupa huruf atau angka; huruf besar dan
huruf kecil tidak dibedakan. Berapa banyak
password yang dapat dibuat untuk suatu login?
18
Solusi:
Banyak huruf alfabet adalah 26 (A-Z) dan banyak angka desimal adalah 10 (0-9),
jadi seluruhnya 36 karakter.
Untuk password dengan panjang 6 karakter, jumlah kemungkinan password
adalah
(36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)6
Untuk password dengan panjang 7 karakter, jumlah kemungkinan password
adalah
(36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)7
Untuk password dengan panjang 8 karakter, jumlah kemungkinan password
adalah
(36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)8
Dengan menggunakan aturan penjumlahan, jumlah seluruh password adalah
(36)6 + (36)7 + (36)8 = 2.901.650.833.888 buah.
Jadi, untuk suatu login akan mempunyai 2.901.650.833.888 buah kemungkinan
password.
19
Prinsip Inklusi-Eksklusi
20
Jika tugas dapat dilakukan baik dengan n1 cara atau n2 cara,
maka sejumlah cara untuk melakukan tugas tersebut
adalah n1 + n2 dikurangi jumlah cara untuk melakukan tugas
yang umum untuk dua cara yang berbeda.
Prinsip ini digunakan untuk menentukan kardinalitas
dari gabungan himpunan-himpunan yang tidak
harus saling lepas.
A  B= A+B - A  B
Berapa banyak strings dengan panjang 8 yang mungkin terbentuk, baik
yang dimulai dengan 1 atau berakhir dengan 00?
Solusi:
Pekerjaan 1: Konstruksi string biner dengan panjang 8 yang dimulai
dengan 1.
Terdapat satu cara untuk memilih bit pertama (1),
dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1),
dua cara untuk memilih bit ketiga (0 or 1),
...
dua cara untuk memilih bit kedelapan (0 or 1).
Aturan perkalian: Pekerjaan 1 dapat dilakukan dengan 127 = 128 cara.
Contoh:
1 2 2 2 2 2 2 2
Pekerjaan 2: Konstruksi string biner dengan panjang 8
yang berakhir dengan 00.
Terdapat dua cara untuk memilih bit pertama (0 or 1),
dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1),
.
.
.
dua cara untuk memilih bit keenam (0 or 1),
satu cara untuk memilih bit ketujuh (0), dan
satu cara untuk memilih bit kedelapan(0).
Aturan perkalian: Pekerjaan 2 dapat dilakukan dalam
26.1.1 = 64 cara. 22
2 2 2 2 2 2 1 1
Karena terdapat 128 cara untuk melakukan Pekerjaan 1 dan 64 cara
untuk melakukan Pekerjaan 2, apakah ini berarti bahwa terdapat 192
string biner dengan yang dimulai dengan 1 atau berakhir dengan 00?
Tidak, karena di sini Pekerjaan 1 dan Pekerjaan 2 dapat dilakukan
pada waktu yang bersamaan.
Ketika kita melaksanakan Pekerjaan 1 dan membuat string yang
dimulai dengan 1, beberapa dari string tersebut diakhiri dengan 00.
Jadi, kita kadangkala melakukan Pekerjaan 1 dan 2 pada saat yang
bersamaan, sehingga aturan penjumlahan tidak berlaku.
23
Jika kita ingin menggunakan aturan penjumlahan, dalam kasus ini,
kita harus mengurangkan kasus-kasus di mana Pekerjaan 1 dan 2
dilaksanakan pada saat yang bersamaan.
Ada berapa kasus? yaitu, ada berapa banyak string yang dimulai
dengan 1 dan diakhiri dengan 00?
Terdapat satu cara untuk memilih bit pertama (1),
dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1),
.
.
.
dua cara untuk memilih bit keenam (0 or 1),
satu cara untuk memilih bit ketujuh (0), dan
satu cara untuk memilih bit kedelapan(0).
Aturan perkalian: Dalam 25 = 32 kasus, Pekerjaan 1 dan 2
dilaksanakan pada saat yang sama.
24
1 2 2 2 2 2 1 1
Karena terdapat 128 cara untuk menyelesaikan
Pekerjaan 1 dan 64 cara untuk menyelesaikan Pekerjaan
2, dan dalam 32 dari kasus-kasus tersebut Pekerjaan 1
dan 2 diselesaikan pada saat yang bersamaan, maka
terdapat
128 + 64 – 32 = 160 cara
untuk melakukan salah satu di antara kedua tugas
tersebut.
25
Contoh
Berapa bit-string dengan panjang 4 tidak berisi substring “11” ?
bit ke-1 bit ke-2 bit ke-3 bit ke-4
26
0
0
0
0
1
1
0
1 0 0
1
1 0
0 0
1
1
0
Jadi, terdapat 8 string.
DiagramPohon
Untuk visualisasi guna mempermudah penyelesaian
dalam counting problems.
Prinsip Sarang Merpati
Teorema 1
Jika k adalah bilangan bulat positif dan (k + 1) obyek atau lebih
ditempatkan ke dalam k kotak, maka terdapat paling sedikit satu
kotak yang memuat dua atau lebih obyek tersebut.
Obyek  merpati (pigeons)
Kotak  sarang merpati (pigeonholes)
Gambar (1). Burung merpati lebih banyak dari pada sarangnya
Kebenaran dari Prinsip SarangMerpati
Bukti:
Misalkan tidak terdapat satu wadah pun yang memuat lebih dari satu
obyek, maka jumlah obyek terbanyak adalah k, sedangkan jumlah
total objeknya k + 1. Namun itu adalah sebuah kontradiksi. Dengan
demikian paling sedikit hanyalah ada k + 1 obyek.
Contoh:
1. Dari antara 367 orang, ada sedikitnya dua orang yang lahir pada
tanggal yang sama.
367 orang  merpati
366 hari  sarang merpati
2. Dari 27 kata ada sedikitnya dua kata yang dimulai dengan huruf
yang sama.
27 kata  merpati
26 huruf  sarang merpati
3. Jika nilai ujian menggunakan skala 0 s/d. 100, berapa orang
mahasiswa yang megikuti ujian tersebut supaya paling sedikit ada
dua orang yang nilainya sama ?
102 mahasiswa  merpati
101 nilai (0..100)  rumah merpati
Generalisasi PrinsipSarangMerpati
Teorema 2
Jika N obyek ditempatkan ke dalam k wadah, maka terdapat paling sedikit satu wadah yang
memuat sedikitnya N/k objek.
Bukti:
Misalkan tidak ada wadah yang berisi lebih dari N/k - 1 objek, maka jumlah objek
maksimalnya adalah jumlah wadah dikali isinya yang dilihatkan dalam pertidaksamaan
berikut
𝑘
𝑁
𝑘
− 1 < 𝑘
𝑁
𝑘
+ 1 − 1 ……… (1)
Pertidaksamaan (1) dapat ditulis demikian karena
𝑁
𝑘
tidak mungkin sama atau melebihi
𝑁
𝑘
+ 1. Jika ruas kanan disederhanakan , maka hasilnya adalah N, yang berarti
𝑘
𝑁
𝑘
− 1 < 𝑁
Padahal jumlah objek total adalah N. Maka dari itu, terdapat kontradiksi pada pernyataan,
sehingga prinsip sarang merpati yang digeneralisasikan bernilai benar.
Beberapa masalah yang sering muncul biasanya adalah tentang
menentukan banyaknya obyek minimum demikian sehingga paling sedikit r
obyek dari obyek-obyek ini harus terdapat dalam satu dari k kotak jika
obyek-obyek ini didistribusikan di antara kotak-kotak itu. Jika kita memiliki N
obyek, prinsip sangkar burung merpati yang diperumum menyatakan bahwa
paling sedikit terdapat r obyek dalam 1 kotak asalkan
𝑁
𝑘
≥ 𝑟.
Bilangan bulat N terkecil dengan
𝑁
𝑘
> 𝑟 − 1, yaitu 𝑁 = 𝑘 𝑟 − 1 + 1,
merupakan bilangan bulat terkecil yang memenuhi ketidaksamaan
𝑁
𝑘
≥ 𝑟.
Mungkinkah ada nilai N yang lebih kecil? Tentu tidak, karena jika kita
memiliki k(r - 1) obyek, kita menempatkan r - 1 di antaranya pada tiap-tiap
kotak dari k kotak yang tersedia dan tak ada 1 kotak pun yang
ditempati oleh paling sedikit r obyek.
Contoh
1. Di antara 100 orang ada paling sedikit 100 / 12 = 9
orang yang lahir pada bulan yang sama.
2. Berapa jumlah minimum mahasiswa di dalam kelas
Matematika Diskrit agar sedikitnya 6 orang memperoleh
nilai yang sama, jika nilai yang mungkin terdiri dari A, B,
C, D, dan E?
Solusi:
Nilai huruf adalah A, B, C, D, E dan dalam suatu kelas
ada paling sedikit 6 orang yang mendapat nilai sama.
Banyaknya mahasiswa di kelas itu minimum 26 orang.
Generalisasi Prinsip Sarang Merpati : N/5 = 6.
N = 5 ∙ 5 + 1 = 26
Beberapa aplikasi prinsip sarang merpati
Contoh:
Suatu tim baseball punya 30 hari untuk latihan
sebelum turnamen dimulai. Untuk itu pelatih tim
menerapkan latihan; setiap hari paling sedikit
bermain game sekali, tetapi secara keseluruhan
banyaknya permainan game tidak lebih dari 45 kali.
Buktikan bahwa ada barisan hari berturut-turut
disaat tim bermain game sebanyak tepat 14 kali.
Solusi:
Masalah ini berhubungan dengan prinsip sarang merpati. Kita
harus mencoba menghubungkan bilangan-bilangan yang
diberikan untuk membentuk sarang dan merpati yang tepat.
Kita misalkan 𝑎𝑖 sebagai banyaknya permainan game yang telah
dilakukan samapai hari ke-i dengan 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 30.
Jika demikian maka 𝑎1 paling tidak 1, 𝑎2 paling tidak 2, dst
sampai 𝑎30 paling banyak 45, atau bisa ditulis menjadi
1 ≤ 𝑎1 < 𝑎2 < ⋯ < 𝑎30 ≤ 45.
Dan ada 14 banyaknya permaianan yang dilakukan selama
beberapa hari berturut-turut. Hal ini mendorong untuk
menambahkan setiap 𝑎𝑖 dengan 14. Kemudian perhatikan
bahwa 45 + 14 = 59 = 2 ∙ 30 − 1. dengan demikian kita
mempunyai sarang dan merpati yang sesuai.
Lanjutan…
Bukti:
Misalkan 𝑎𝑖 banyaknya permainan game yang telah dilakukan sampai i
hari. Karena dalam 30 hari banyaknya permainan game tidak lebih dari
45 kali maka
0 < 𝑎1 < 𝑎2 < ⋯ < 𝑎30 ≤ 45,
Jumlahkan dengan 14, maka diperoleh
14 < 𝑎1 + 14 < 𝑎2 + 14 < ⋯ < 𝑎30 + 14 ≤ 59.
Ada 59 bilangan (sarang), tetapi merpatinya 𝑎1, 𝑎2, ⋯ , 𝑎30, 𝑎1 + 14, 𝑎2 +
14, ⋯ , 𝑎30 + 14, ada 60 buah. Akibatnya ada dua merpati yang
bersarang sama. Maka ada i, j, sehingga
𝑎𝑖 = 𝑎𝑗 + 14
Ekuivalen dengan 𝑎𝑖 − 𝑎𝑗 = 14
Dengan kata lain pada hari ke-j+1, j+2, …, i, tim baseball bermain game
tepat 14 kali.
Aplikasi prinsip sangkar burung merpati memperlihatkan
adanya (eksistensi) suatu barisan bagian (subsequence) yang
naik atau turun dengan panjang tertentu dalam sebuah barisan
bilangan bulat. Sebuah barisan bagian dari barisan 𝑎1, 𝑎2, 𝑎 𝑁
didefinisikan sebagai sebuah barisan dalam bentuk
𝑎𝑖1, 𝑎𝑖2, ⋯ , 𝑎𝑖𝑚, dengan 1 ≤ 𝑖1 ≤ 𝑖2 ≤ ⋯ ≤ 𝑖 𝑚 ≤ 𝑖 𝑁. Ini berarti,
sebuah barisan bagian yang diperoleh dari suatu barisan
tertentu diperoleh dengan mengambil beberapa suku dari
barisan tersebut dalam urutan aslinya, dan mungkin tidak
memuat suku-suku lainnya. Sebuah barisan dikatakan naik jika
tiap-tiap sukunya selalu lebih besar daripada suku-suku
sebelumnya, dan dikatakan turun jika tiap-tiap suku selalu lebih
kecil daripada suku-suku sebelumnya.
Teorema 3
Tiap-tiap barisan dari 𝑛2
+ 1 bilangan real yang berbeda
memuat sebuah barisan yang panjangnya n + 1, dan barisan
bagian ini merupakan barisan naik atau turun.
TeoriRamsey
Asumsikan bahwa di dalam suatu kelompok yang terdiri dari 6
orang, setiap pasang terdiri dari dua sahabat atau dua musuh.
Tunjukkan bahwa terdapat tiga orang yang saling bersahabat atau
tiga orang yang saling bermusuhan dalam kelompok tersebut.
Solusi:
Misalkan A merupakan salah satu dari keenam orang tersebut,
maka setidaknya tiga orang dari lima orang selain A bermusuhan
atau berteman dengan A (sesuai prinsip pigeonhole). Anggap B,
C, D berteman dengan A. Maka, jika dua dari B, C, D berteman,
akan terbentuk tiga orang yang saling berteman. Sebaliknya, jika
tidak, maka akan terbentuk tiga orang yang saling bermusuhan.
TeoriRamsey(2)
Bilangan Ramsey R(m,n), dengan m dan n bilangan bulat positif  2,
adalah jumlah minimum orang dalam suatu pesta sehingga
terdapat m orang yang saling bersahabat atau n orang yang saling
bermusuhan, dengan mengasumsikan setiap pasang orang di pesta
tersebut adalah sahabat atau musuh.

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5Ayu Nitasari
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiElemantking Daeva
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaHeni Widayani
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 

Similar to Basic Counting

03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.pptCiciciiii
 
Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Muh Ikmal
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01KuliahKita
 
Pengantar strategi algoritma (2015)
Pengantar strategi algoritma (2015)Pengantar strategi algoritma (2015)
Pengantar strategi algoritma (2015)RikaDewi18
 
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptxwikirezi
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaRaden Maulana
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasarantiantika
 
permutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasipermutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasiFrima Dona Spd
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembangSDN7BA3
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika unesa
 
Solusi quiz 2_AlPro-I
Solusi quiz 2_AlPro-ISolusi quiz 2_AlPro-I
Solusi quiz 2_AlPro-Istaffpengajar
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Alzena Vashti
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Catur Prasetyo
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxesilraja
 

Similar to Basic Counting (20)

Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
 
03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt
 
Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1
 
Counting 1
Counting 1Counting 1
Counting 1
 
Aturan Pencacahan
Aturan PencacahanAturan Pencacahan
Aturan Pencacahan
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
 
Pengantar strategi algoritma (2015)
Pengantar strategi algoritma (2015)Pengantar strategi algoritma (2015)
Pengantar strategi algoritma (2015)
 
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx
1. Pengantar Strategi Algoritma.pptx
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasar
 
permutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasipermutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasi
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika
 
Solusi quiz 2_AlPro-I
Solusi quiz 2_AlPro-ISolusi quiz 2_AlPro-I
Solusi quiz 2_AlPro-I
 
Matematik
MatematikMatematik
Matematik
 
3
33
3
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.8 program linear)
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
 

More from Fahrul Usman

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixFahrul Usman
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modelingFahrul Usman
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianFahrul Usman
 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Fahrul Usman
 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelFahrul Usman
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiFahrul Usman
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Fahrul Usman
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaFahrul Usman
 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVFahrul Usman
 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non LinearFahrul Usman
 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpFahrul Usman
 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Fahrul Usman
 
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaSlide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaFahrul Usman
 
Komunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruKomunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruFahrul Usman
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Fahrul Usman
 

More from Fahrul Usman (20)

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing Mix
 
Bauran Pemasaran
Bauran PemasaranBauran Pemasaran
Bauran Pemasaran
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modeling
 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen Penelitian
 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Rekursi
Rekursi Rekursi
Rekursi
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi Berganda
 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDV
 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non Linear
 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar MatematikaSlide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
Slide Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Matematika
 
Komunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal GuruKomunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi Interpersonal Guru
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 

Basic Counting

  • 1. CHAPTER Counting 1 6 Yanyan Ahmad Yani (90115004) Magister Pengajaran Matematika Institut Teknologi Bandung 2015 Subbab:  6.1 Menggunakan Basic Counting  6.2 Menggunakan Prinsip Sarang Merpati KOMBINATORIKA
  • 2. Combinatorics dan Counting 2 • Kombinatorika • Ilmu yang mempelajari pengaturan obyek-obyek • Solusi yang ingin diperoleh dengan kombinatorika adalah jumlah pengaturan obyek-obyek tertentu di dalam kumpulannya. • Bagian penting dari Matematika Diskrit • Enumerasi • Penghitungan obyek dengan sifat tertentu atau menghitung (count) satu persatu setiap kemungkinan jawaban. • Bagian penting dari Kombinatorika
  • 3. Contoh Masalah yang Diselesaikan dengan Kombinatorika “Password dalam suatu sistem komputer terdiri dari 6, 7, atau 8 karakter. Setiap karakter boleh berupa angka atau huruf dalam alfabet. Setiap password harus memuat paling sedikit satu digit bilangan desimal. Berapa banyak password yang dapat dibuat?” “Berapa banyak cara yang mungkin dilakukan dalam memilih 11 pemain dalam suatu tim sepak bola yang memiliki 20 pemain?” “Misalkan nomor plat mobil di negara X terdiri atas 5 angka diikuti dengan 2 huruf. Angka pertama tidak boleh 0. Berapa banyak nomor plat mobil yang dapat dibuat?”
  • 4. Cara yang paling sederhana untuk menyelesaikan persoalan diatas adalah dengan mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya. Mengenumerasi artinya mencacah atau menghitung (count) satu persatu setiap kemungkinan jawaban. Misalnya pada contoh persoalan terakhir, bila kita mengenumerasi semua kemungkinan jawabannya adalah seperti di bawah ini: 12345AB 12345AC 12345BC … 34567AB 34567AC … dan seterusnya …
  • 5. Dasar-dasar Counting • The Product Rule (Aturan Perkalian) • The Sum Rule (Aturan Penjumlahan) • The Subtraction Rule (Aturan Pengurangan) • Tree Diagrams (Diagram Pohon) 5
  • 6. Aturan perkalian Misalkan suatu prosedur dapat dibagi menjadi dua pekerjaan yang berurutan. Jika terdapat n1 cara untuk melakukan tugas pertama dan n2 cara untuk melakukan tugas kedua setelah tugas pertama selesai dilakukan, maka terdapat n1 n2 cara untuk melakukan prosedur tersebut. 6 Contoh 1: Sebuah perusahaan baru dengan dua karyawannya, yaitu Sanchez dan Patel , menyewa gedung/bangunan di dalamnya terdapat 12 ruangan kantor. Berapa banyak cara untuk menempatkan dua karyawan tersebut di ruangan kantor yang berbeda?
  • 7. Solusi: Prosedur penempatan ruangan kantor untuk dua karyawan tersebut terdiri dari menugaskan kantor untuk Sanchez , yang dapat dilakukan dalam 12 cara , maka menugaskan sebuah kantor untuk Patel berbeda dari yang kantor ditugaskan untuk Sanchez , yang dapat dilakukan dalam 11 cara. Dengan aturan perkalian , ada 12 · 11 = 132 cara untuk menetapkan ruangan kantor untuk dua karyawan tersebut . 12 11. = 132 cara
  • 8. Contoh 2: Kursi-kursi yang ada di auditorium akan diberi nomor dengan sebuah huruf kapital diikuti dengan bilangan bulat positif yang tidak lebih dari 100 (misalnya A12, B99, dan seterusnya). Berapa jumlah maksimum kursi yang dapat dinomori? Solusi: 26 Banyak cara memilih huruf kapital Banyak cara memilih bilangan bulat posotif <=100 100 = Jumlah penomoran kursi yang dapat dibuat 2600 Jadi, maksimum kursi yang dapat dinomori adalah 2600 buah
  • 9. Jika suatu prosedur terdiri dari barisan tugas-tugas T1, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dalam n1, n2, …, nm cara, secara berurutan, maka terdapat n1  n2  …  nm cara untuk melaksanakan prosedur tersebut. Contoh 1 Berapa banyak strings dengan panjang tujuh yang mungkin terbentuk dari dua bit (0 dan 1)? Solusi: Dengan aturan perkalian diperoleh 27 = 128 strings yang berbeda dengan panjang 7 karakter. 2 2 2 2 2 2 2
  • 10. Solusi: Terdapat 26 kemungkinan untuk memilih huruf pertama, 10 kemungkinan untuk menentukan digit pertama, 10 untuk digit kedua, dan 10 untuk digit ketiga, kemudian 26 kemungkinan untuk memilih huruf kedua dan 26 untuk huruf ketiga. Jadi, terdapat 26  10  10  10  26  26 = 17576000 plat nomor kendaraan yang berbeda. 26 10 10 10 26 26 Contoh 2 Berapa banyak plat nomor kendaraan yang berbeda yang dapat dibuat, dengan ketentuan memuat tepat satu huruf, tiga digit bilangan desimal, dan dua huruf?
  • 11. Contoh3 Sebuah fungsi dari himpunan dengan m elemen domain ke n elemen kodamain adalah relasi yang memasangkan setiap anggota domain pada tepat satu anggota kodomain, dengan aturan perkalian 𝑛 ∙ 𝑛 ∙ 𝑛 ⋯ 𝑛 = 𝑛 𝑚 11 Solusi: Ada berapa fungsi dari himpunan dengan m anggota ke himpunan dengan n anggota? 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
  • 12. Contoh3 Ada berapa fungsi satu-satu dari himpunan dengan m anggota ke himpunan dengan n anggota? Solusi: Ketika m > n tidak akan ada fungsi satu-satu dari himpunan dengan m anggota ke himpunan dengan n anggota. Misal 𝑚 ≤ 𝑛. Andaikan elemen pada domain adalah 𝑎1, 𝑎2, ⋯ , 𝑎 𝑚 . Ada n cara untuk memilih nilai fungsi di 𝑎1. Karena fungsi ini fungsi satu-satu , nilai Fungsi di 𝑎2 dapat diambil dengan n - 1 cara ( karena nilai yang digunakan untuk 𝑎1 tidak dapat digunakan lagi ) . Secara umum , nilai fungsi pada 𝑎 𝑘 dapat dipilih dengan n - k + 1 cara . Dengan aturan perkalian, ada n ( n - 1 ) ( n - 2 ) ··· ( n - m + 1 ) fungsi satu-satu dari himpunan dengan m anggota ke tepat satu dengan n anggota.
  • 13. Aturan penjumlahan Jika suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan n1 cara dan pekerjaan kedua dengan n2 cara; serta jika kedua tugas ini tidak dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan, maka terdapat n1 + n2 cara untuk melakukan salah satu pekerjaan tersebut. Contoh: Jabatan ketua himpuanan pengajaran matematika dapat diduduki oleh mahasiswa angkatan tahun 2014 atau angkatan tahun 2015. Jika terdapat 30 orang mahasiswa angkatan 2014 dan 15 orang mahasiswa angkatan 2015, berapa cara memilih jabatan ketua himpunan? 13
  • 14. Solusi: Jabatan yang ditawarkan hanya ada satu, yang dapat diduduki oleh salah seorang mahasiswa dari dua angkatan yang ada. Ada 30 cara memilih satu orang mahasiswa dari angkatan 2014, dan 15 cara memilih satu orang dari angkatan 2015, namun hanya satu dari kedua angkatan itu yang terpilih (angkatan 2014 atau angkatan 2015). Dengan aturan penjumlahan, jumlah cara memilih jabatan ketua himpunan tersebut sama dengan jumlah mahasiswa pada kedua angkatan, yaitu 30 + 15 = 45 cara. 14
  • 15. Generalisasi aturan penjumlahan Jika terdapat pekerjaan-pekerjaan T1, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dalam n1, n2, …, nm cara, dan tidak ada dua di antara pekerjaan-pekerjaan tersebut yang dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan, maka terdapat n1 + n2 + … + nm cara untuk melakukan salah satu dari tugas-tugas tersebut. 15
  • 16. Solusi: 16 Mahasiswa dapat memilih proyek dengan memilih sebuah proyek dari daftar pertama, daftar yang kedua, atau daftar yang ketiga. Dengan aturan penjumlahan ada 23 + 15 + 19 = 57 cara untuk memilih sebuah proyek. Contoh: Seorang mahasiswa dapat memilih satu tugas proyek Matematika Diskrit dari tiga buah daftar, yang masing- masing berisikan 23, 15, dan 19 proyek. Ada berapa tugas proyek yang dapat dipilih?
  • 17. Prinsip Dasar Counting Aturan penjumlahan dan perkalian juga dapat direpresentasikan dalam istilah himpunan. Aturan penjumlahan Misalkan A1, A2, …, Am himpunan yang saling lepas. Maka banyaknya cara untuk memilih anggota dari gabungan A1  A2  …  Am adalah jumlah dari banyaknya anggota setiap himpunan. |A1  A2  …  Am | = |A1| + |A2| + … + |Am|. Aturan perkalian Misalkan A1, A2, …, Am himpunan hingga. Maka banyaknya cara untuk memilih satu anggota dari hasil kali Cartesian A1  A2  …  Am dilakukan dengan memilih satu anggota dari A1, satu anggota dari A2, …, dan satu anggota dari Am. |A1  A2  …  Am | = |A1|  |A2|  …  |Am|. 17
  • 18. More Complex Counting Problems Contoh: Password suatu login pada sistem komputer panjangnya 6 sampai 8 karakter. Tiap karakter boleh berupa huruf atau angka; huruf besar dan huruf kecil tidak dibedakan. Berapa banyak password yang dapat dibuat untuk suatu login? 18
  • 19. Solusi: Banyak huruf alfabet adalah 26 (A-Z) dan banyak angka desimal adalah 10 (0-9), jadi seluruhnya 36 karakter. Untuk password dengan panjang 6 karakter, jumlah kemungkinan password adalah (36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)6 Untuk password dengan panjang 7 karakter, jumlah kemungkinan password adalah (36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)7 Untuk password dengan panjang 8 karakter, jumlah kemungkinan password adalah (36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) (36) = (36)8 Dengan menggunakan aturan penjumlahan, jumlah seluruh password adalah (36)6 + (36)7 + (36)8 = 2.901.650.833.888 buah. Jadi, untuk suatu login akan mempunyai 2.901.650.833.888 buah kemungkinan password. 19
  • 20. Prinsip Inklusi-Eksklusi 20 Jika tugas dapat dilakukan baik dengan n1 cara atau n2 cara, maka sejumlah cara untuk melakukan tugas tersebut adalah n1 + n2 dikurangi jumlah cara untuk melakukan tugas yang umum untuk dua cara yang berbeda. Prinsip ini digunakan untuk menentukan kardinalitas dari gabungan himpunan-himpunan yang tidak harus saling lepas. A  B= A+B - A  B
  • 21. Berapa banyak strings dengan panjang 8 yang mungkin terbentuk, baik yang dimulai dengan 1 atau berakhir dengan 00? Solusi: Pekerjaan 1: Konstruksi string biner dengan panjang 8 yang dimulai dengan 1. Terdapat satu cara untuk memilih bit pertama (1), dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1), dua cara untuk memilih bit ketiga (0 or 1), ... dua cara untuk memilih bit kedelapan (0 or 1). Aturan perkalian: Pekerjaan 1 dapat dilakukan dengan 127 = 128 cara. Contoh: 1 2 2 2 2 2 2 2
  • 22. Pekerjaan 2: Konstruksi string biner dengan panjang 8 yang berakhir dengan 00. Terdapat dua cara untuk memilih bit pertama (0 or 1), dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1), . . . dua cara untuk memilih bit keenam (0 or 1), satu cara untuk memilih bit ketujuh (0), dan satu cara untuk memilih bit kedelapan(0). Aturan perkalian: Pekerjaan 2 dapat dilakukan dalam 26.1.1 = 64 cara. 22 2 2 2 2 2 2 1 1
  • 23. Karena terdapat 128 cara untuk melakukan Pekerjaan 1 dan 64 cara untuk melakukan Pekerjaan 2, apakah ini berarti bahwa terdapat 192 string biner dengan yang dimulai dengan 1 atau berakhir dengan 00? Tidak, karena di sini Pekerjaan 1 dan Pekerjaan 2 dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Ketika kita melaksanakan Pekerjaan 1 dan membuat string yang dimulai dengan 1, beberapa dari string tersebut diakhiri dengan 00. Jadi, kita kadangkala melakukan Pekerjaan 1 dan 2 pada saat yang bersamaan, sehingga aturan penjumlahan tidak berlaku. 23
  • 24. Jika kita ingin menggunakan aturan penjumlahan, dalam kasus ini, kita harus mengurangkan kasus-kasus di mana Pekerjaan 1 dan 2 dilaksanakan pada saat yang bersamaan. Ada berapa kasus? yaitu, ada berapa banyak string yang dimulai dengan 1 dan diakhiri dengan 00? Terdapat satu cara untuk memilih bit pertama (1), dua cara untuk memilih bit kedua (0 or 1), . . . dua cara untuk memilih bit keenam (0 or 1), satu cara untuk memilih bit ketujuh (0), dan satu cara untuk memilih bit kedelapan(0). Aturan perkalian: Dalam 25 = 32 kasus, Pekerjaan 1 dan 2 dilaksanakan pada saat yang sama. 24 1 2 2 2 2 2 1 1
  • 25. Karena terdapat 128 cara untuk menyelesaikan Pekerjaan 1 dan 64 cara untuk menyelesaikan Pekerjaan 2, dan dalam 32 dari kasus-kasus tersebut Pekerjaan 1 dan 2 diselesaikan pada saat yang bersamaan, maka terdapat 128 + 64 – 32 = 160 cara untuk melakukan salah satu di antara kedua tugas tersebut. 25
  • 26. Contoh Berapa bit-string dengan panjang 4 tidak berisi substring “11” ? bit ke-1 bit ke-2 bit ke-3 bit ke-4 26 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 Jadi, terdapat 8 string. DiagramPohon Untuk visualisasi guna mempermudah penyelesaian dalam counting problems.
  • 27. Prinsip Sarang Merpati Teorema 1 Jika k adalah bilangan bulat positif dan (k + 1) obyek atau lebih ditempatkan ke dalam k kotak, maka terdapat paling sedikit satu kotak yang memuat dua atau lebih obyek tersebut. Obyek  merpati (pigeons) Kotak  sarang merpati (pigeonholes) Gambar (1). Burung merpati lebih banyak dari pada sarangnya
  • 28. Kebenaran dari Prinsip SarangMerpati Bukti: Misalkan tidak terdapat satu wadah pun yang memuat lebih dari satu obyek, maka jumlah obyek terbanyak adalah k, sedangkan jumlah total objeknya k + 1. Namun itu adalah sebuah kontradiksi. Dengan demikian paling sedikit hanyalah ada k + 1 obyek.
  • 29. Contoh: 1. Dari antara 367 orang, ada sedikitnya dua orang yang lahir pada tanggal yang sama. 367 orang  merpati 366 hari  sarang merpati 2. Dari 27 kata ada sedikitnya dua kata yang dimulai dengan huruf yang sama. 27 kata  merpati 26 huruf  sarang merpati 3. Jika nilai ujian menggunakan skala 0 s/d. 100, berapa orang mahasiswa yang megikuti ujian tersebut supaya paling sedikit ada dua orang yang nilainya sama ? 102 mahasiswa  merpati 101 nilai (0..100)  rumah merpati
  • 30. Generalisasi PrinsipSarangMerpati Teorema 2 Jika N obyek ditempatkan ke dalam k wadah, maka terdapat paling sedikit satu wadah yang memuat sedikitnya N/k objek. Bukti: Misalkan tidak ada wadah yang berisi lebih dari N/k - 1 objek, maka jumlah objek maksimalnya adalah jumlah wadah dikali isinya yang dilihatkan dalam pertidaksamaan berikut 𝑘 𝑁 𝑘 − 1 < 𝑘 𝑁 𝑘 + 1 − 1 ……… (1) Pertidaksamaan (1) dapat ditulis demikian karena 𝑁 𝑘 tidak mungkin sama atau melebihi 𝑁 𝑘 + 1. Jika ruas kanan disederhanakan , maka hasilnya adalah N, yang berarti 𝑘 𝑁 𝑘 − 1 < 𝑁 Padahal jumlah objek total adalah N. Maka dari itu, terdapat kontradiksi pada pernyataan, sehingga prinsip sarang merpati yang digeneralisasikan bernilai benar.
  • 31. Beberapa masalah yang sering muncul biasanya adalah tentang menentukan banyaknya obyek minimum demikian sehingga paling sedikit r obyek dari obyek-obyek ini harus terdapat dalam satu dari k kotak jika obyek-obyek ini didistribusikan di antara kotak-kotak itu. Jika kita memiliki N obyek, prinsip sangkar burung merpati yang diperumum menyatakan bahwa paling sedikit terdapat r obyek dalam 1 kotak asalkan 𝑁 𝑘 ≥ 𝑟. Bilangan bulat N terkecil dengan 𝑁 𝑘 > 𝑟 − 1, yaitu 𝑁 = 𝑘 𝑟 − 1 + 1, merupakan bilangan bulat terkecil yang memenuhi ketidaksamaan 𝑁 𝑘 ≥ 𝑟. Mungkinkah ada nilai N yang lebih kecil? Tentu tidak, karena jika kita memiliki k(r - 1) obyek, kita menempatkan r - 1 di antaranya pada tiap-tiap kotak dari k kotak yang tersedia dan tak ada 1 kotak pun yang ditempati oleh paling sedikit r obyek.
  • 32. Contoh 1. Di antara 100 orang ada paling sedikit 100 / 12 = 9 orang yang lahir pada bulan yang sama. 2. Berapa jumlah minimum mahasiswa di dalam kelas Matematika Diskrit agar sedikitnya 6 orang memperoleh nilai yang sama, jika nilai yang mungkin terdiri dari A, B, C, D, dan E? Solusi: Nilai huruf adalah A, B, C, D, E dan dalam suatu kelas ada paling sedikit 6 orang yang mendapat nilai sama. Banyaknya mahasiswa di kelas itu minimum 26 orang. Generalisasi Prinsip Sarang Merpati : N/5 = 6. N = 5 ∙ 5 + 1 = 26
  • 33. Beberapa aplikasi prinsip sarang merpati Contoh: Suatu tim baseball punya 30 hari untuk latihan sebelum turnamen dimulai. Untuk itu pelatih tim menerapkan latihan; setiap hari paling sedikit bermain game sekali, tetapi secara keseluruhan banyaknya permainan game tidak lebih dari 45 kali. Buktikan bahwa ada barisan hari berturut-turut disaat tim bermain game sebanyak tepat 14 kali.
  • 34. Solusi: Masalah ini berhubungan dengan prinsip sarang merpati. Kita harus mencoba menghubungkan bilangan-bilangan yang diberikan untuk membentuk sarang dan merpati yang tepat. Kita misalkan 𝑎𝑖 sebagai banyaknya permainan game yang telah dilakukan samapai hari ke-i dengan 𝑖 = 1, 2, ⋯ , 30. Jika demikian maka 𝑎1 paling tidak 1, 𝑎2 paling tidak 2, dst sampai 𝑎30 paling banyak 45, atau bisa ditulis menjadi 1 ≤ 𝑎1 < 𝑎2 < ⋯ < 𝑎30 ≤ 45. Dan ada 14 banyaknya permaianan yang dilakukan selama beberapa hari berturut-turut. Hal ini mendorong untuk menambahkan setiap 𝑎𝑖 dengan 14. Kemudian perhatikan bahwa 45 + 14 = 59 = 2 ∙ 30 − 1. dengan demikian kita mempunyai sarang dan merpati yang sesuai.
  • 35. Lanjutan… Bukti: Misalkan 𝑎𝑖 banyaknya permainan game yang telah dilakukan sampai i hari. Karena dalam 30 hari banyaknya permainan game tidak lebih dari 45 kali maka 0 < 𝑎1 < 𝑎2 < ⋯ < 𝑎30 ≤ 45, Jumlahkan dengan 14, maka diperoleh 14 < 𝑎1 + 14 < 𝑎2 + 14 < ⋯ < 𝑎30 + 14 ≤ 59. Ada 59 bilangan (sarang), tetapi merpatinya 𝑎1, 𝑎2, ⋯ , 𝑎30, 𝑎1 + 14, 𝑎2 + 14, ⋯ , 𝑎30 + 14, ada 60 buah. Akibatnya ada dua merpati yang bersarang sama. Maka ada i, j, sehingga 𝑎𝑖 = 𝑎𝑗 + 14 Ekuivalen dengan 𝑎𝑖 − 𝑎𝑗 = 14 Dengan kata lain pada hari ke-j+1, j+2, …, i, tim baseball bermain game tepat 14 kali.
  • 36. Aplikasi prinsip sangkar burung merpati memperlihatkan adanya (eksistensi) suatu barisan bagian (subsequence) yang naik atau turun dengan panjang tertentu dalam sebuah barisan bilangan bulat. Sebuah barisan bagian dari barisan 𝑎1, 𝑎2, 𝑎 𝑁 didefinisikan sebagai sebuah barisan dalam bentuk 𝑎𝑖1, 𝑎𝑖2, ⋯ , 𝑎𝑖𝑚, dengan 1 ≤ 𝑖1 ≤ 𝑖2 ≤ ⋯ ≤ 𝑖 𝑚 ≤ 𝑖 𝑁. Ini berarti, sebuah barisan bagian yang diperoleh dari suatu barisan tertentu diperoleh dengan mengambil beberapa suku dari barisan tersebut dalam urutan aslinya, dan mungkin tidak memuat suku-suku lainnya. Sebuah barisan dikatakan naik jika tiap-tiap sukunya selalu lebih besar daripada suku-suku sebelumnya, dan dikatakan turun jika tiap-tiap suku selalu lebih kecil daripada suku-suku sebelumnya. Teorema 3 Tiap-tiap barisan dari 𝑛2 + 1 bilangan real yang berbeda memuat sebuah barisan yang panjangnya n + 1, dan barisan bagian ini merupakan barisan naik atau turun.
  • 37. TeoriRamsey Asumsikan bahwa di dalam suatu kelompok yang terdiri dari 6 orang, setiap pasang terdiri dari dua sahabat atau dua musuh. Tunjukkan bahwa terdapat tiga orang yang saling bersahabat atau tiga orang yang saling bermusuhan dalam kelompok tersebut. Solusi: Misalkan A merupakan salah satu dari keenam orang tersebut, maka setidaknya tiga orang dari lima orang selain A bermusuhan atau berteman dengan A (sesuai prinsip pigeonhole). Anggap B, C, D berteman dengan A. Maka, jika dua dari B, C, D berteman, akan terbentuk tiga orang yang saling berteman. Sebaliknya, jika tidak, maka akan terbentuk tiga orang yang saling bermusuhan.
  • 38. TeoriRamsey(2) Bilangan Ramsey R(m,n), dengan m dan n bilangan bulat positif  2, adalah jumlah minimum orang dalam suatu pesta sehingga terdapat m orang yang saling bersahabat atau n orang yang saling bermusuhan, dengan mengasumsikan setiap pasang orang di pesta tersebut adalah sahabat atau musuh.