Dokumen tersebut membahas tentang kimia api dan dasar-dasar pemadaman kebakaran. Terdapat beberapa unsur penting dalam terjadinya api yaitu bahan bakar, oksigen, dan panas. Ada juga beberapa teknik pemadaman kebakaran seperti starvation, smothering, cooling, dan inhibition of chain reaction. Ventilasi juga diperlukan dalam proses pemadaman untuk mengeluarkan asap dan gas panas serta memperbaiki pandangan.
3. KIMIA API
CH4 + 2O2 --> CO2 + 2H2O
CH4 + O2 --> CO + H2O + H2
3
Definisi Api/Kebakaran :
Api/kebakaran adalah suatu proses kimia yang diikuti oleh
evolusi panas dan cahaya.
Reaksi Oksidasi :
4. Api dan Kebakaran
- BERMANFAAT
- TERKENDALI
- TIDAK MERUGIKAN
- TIDAK BERMANFAAT
- TIDAK TERKENDALI
- MERUGIKAN
PERBEDAAN
API KEBAKARAN
Untuk itu perlu adanya
penaggulangan kebakaran
4
5. SEGI TIGA API
Unsur-unsur yang harus ada didalam proses api
adalah :
Untuk menjadikan api
Ketiga unsur tersebut
harus dalam perbandingan
yang Optimum
5
I. Bahan bakar
II. Oksigen
III. Panas
6. BIDANG EMPAT API
Teori lebih lanjut yang menggambarkan
terjadinya api adalah Bidang empat api :
6
a. Bahan bakar
b. Oksigen
c. Panas
d. Reaksi berantai (Chain Reaction)
7. SIKLUS HIDUP API
Dalam teori yang dikembangkan oleh POWEL unsur-
unsur yang menunjang terjadinya api adalah :
7
Panas yang masuk
Bahan bakar
Oksigen
Perbandingan
Percampuran
Sumber penyalaan
8. BAHAN BAKAR (FUEL)
Bahan bakar (Fuel) dapat berupa zat padat, cair dan gas.
Pada dasarnya semua bahan bakar bisa terbakar harus
dalam bentuk uap, kecuali logam atau bahan padat yang
dibuat dalam bentuk partikel yang halus/kabut.
Bahan bakar padat dapat berubah dalam bentuk gas
melalui proses Pyrolisa.
Titik nyala (Flash Point) dipakai sebagai ukuran
kemudahan bahan dapat terbakar.
8
9. OKSIGEN ( O2)
9
Oksigen merupakan unsur pokok yang sangat
diperlukan dalam proses pembakaran.
Udara bebas mengandung oksigen dengan konsentrasi
sekitar 20,8 %
Oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran
paling sedikit sekitar 16 %.
10. SUMBER PENYALAAN
Sumber penyalaan untuk proses terjadinya api pada
antara lain:
1. Api terbuka (Open flame)
2. Gesekan (Friction)
3. Reaksi kimia (Chemical reaction)
4. Bunga api listrik (Electric spark)
5. Listrik Statis (Static electricity)
6. Petir (Lightning)
7. Sinar matahari (Sun light)
10
11. Flammabilitas
Flammabilitas (kemudahan suatu bahan
dapat menyala/ terbakar) ditentukan
oleh parameter berikut :
11
i. Titik nyala (flash point)
ii. Autoignition temperature
iii. Rentang flammabilitas (LEL/UEL)
12. Flash Point
Flash Point adalah suhu terendah
dimana senyawa/bahan
mengeluarkan uap yang cukup
untuk membentuk campuran
dengan udara yang dapat terbakar.
Apabila campuran uap dengan
udara pada temperatur tertentu
dapat terbakar tanpa adanya
sumber api maka kondisi ini disebut
ignition mixture dan auto ignition
temperature.
Flash point dipakai untuk klasifikasi
sifat mudah terbakarnya suatu
cairan. Bahan mudah menyala bila
flash point di bawah 60o
C (140o
F).
Solvent Flash point Auto ignition
(o
C) temp. (o
C)
Aseton -16,7 604
Benzena -11 580
Kerosin 55-73 210
Metanol 0 475
Oktana 13 220
Toluena 4 552
12
13. TITIK BAKAR (FIRE POINT)
Fire Point adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan
terbakar secara terus menerus bila diberi sumber
penyalaan yang cukup.
Titik bakar suatu zat beberapa derajat lebih tinggi
dari titik nyalanya (flash point).
13
14. Flammability Limit
I. Beberapa bahan bila disimpan akan terjadi kebakaran bila uap yang
dihasilkan bahan tersebut tercampur dengan udara dengan adanya
percikan sumber api.
II. Kebakaran merupakan reaksi oksidasi bahan bakar dengan adanya
udara yang sangat cepat dan eksotermis. Terjadinya kebakaran
karena adanya segitiga api yaitu bahan bakar, pengoksidasi, dan
sumber api.
III. Campuran uap bahan bakar dan udara yang mengandung oksigen
pada konsentrasi tertentu dapat terbakar bila ada sumber api.
Daerah konsentrasi campuran uap dengan udara dibatasi oleh
konsentrasi terendah dan konsentrasi tertinggi yang dikenal sebagai
Lower Flammability Limits (LFL) dan Upper Flammability Limits
(UFL). LFL dan UFL sangat penting dalam upaya pencegahan bahaya
yang dapat timbul karena adanya pelepasan bahan yang mudah
menguap.
14
15. DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi
campuran antara uap bahan bakar dengan O2 yang
dapat terbakar, yang dibatasi
oleh batas bisa terbakar bawah
(Lower Flammable Limit) dan
batas bisa terbakar atas
(Upper Flammable Limit).
% Vapour
LFL
UFL
O2
+ 16 %21 %
DaerahKurangO2
Bisa Tebakar
15
- LFL : Lower Flammable Limit
- UFL : Upper Flammable Limit
16. PROSES TERJADINYA API
SUMBER PANAS
BAHAN BAKAR
(dalam bentuk uap)
UDARA
(Zat asam)
TITIK
NYALA
DAERAH BISA
TERBAKAR
API
16
17. TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN
Prinsip didalam pemadaman kebakaran
adalah merusak keseimbangan pada “BIDANG
EMPAT API”, yaitu :
17
1. STARVATION
2. SMOTHERING
3. COOLING
4. INHIBITION OF
5. CHAIN REACTION
19. STARVATION
Misalnya ada kebakaran pipa gas, maka dengan menutup
Valve dari aliran gas tersebut akan menurunkan kadar
uap bahan bakar sehingga api padam.
19
Ialah teknik pemadaman dengan cara
mengambil / mengurangi konsentrasi dari
bahan bakar yang terbakar sampai batas bisa
terbakar bawah.
20. SMOTHERING
Teknik pemadaman dengan cara mem-
batasi kontak antara udara dengan bahan
ba-kar yang terbakar hingga api padam.
Misalnya memadamkan kebakaran minyak
de-ngan Dry Chemical.
20
21. DILLUTION
Teknik Pemadaman dengan cara melukukan
pengenceran Oksigen pada daerah yang terbakar.
Misalnya pemadaman dengan cara me-
nyemprotkan CO2 pada daerah yang ter-bakar,
hingga api padam.
21
21
22. COOLING
Adalah Teknik pemadaman dengan cara
mengambil jumlah panas dari bahan bakar yang
terbakar sampai di bawah Titik Nyalanya (Flash
Point).
Misalnya teknik pemadaman dengan cara
menyemprotkan air pada kebakaran bahan
bakar Klas A (kayu).
22
23. INHIBITION OF CHAIN REACTION
Teknik pemadaman dengan cara memutus rantai reaksi
kebakaran.
23
Teknik ini dapat dilakukan misalnya de-ngan
cara menyemprotkan media pema-dam Halon
pada daerah yang terbakar.
24. VENTILASI
Didalam pemadaman terkadang diperlu-kan ventilasi, hal ini
dimaksudkan :
24
1. Untuk mengeluarkan asap dan gas yang
panas dari lokasi kebakaran (dalam
ruangan yang terbakar).
2. Memberikan luas pandangan yang lebih
jauh bagi petugas pemadam kebakaran.
3. Mecegah terjadinya banyak korban,
dsb.
Ventilasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan bukaan pada bangunan yang terbakar.
b. Dengan ventilasi secara paksa.
25. Ventilasi dapat dilakukan dengan cara :
- Memberikan bukaan pada bangunan yang
terbakar.
- Dengan ventilasi secara paksa.
25