SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1
2
KIMIA API DAN DASAR
PEMADAMAN
KEBAKARAN
7
KIMIA API
 CH4 + 2O2 --> CO2 + 2H2O
 CH4 + O2 --> CO + H2O + H2
3
Definisi Api/Kebakaran :
Api/kebakaran adalah suatu proses kimia yang diikuti oleh
evolusi panas dan cahaya.
Reaksi Oksidasi :
Api dan Kebakaran
- BERMANFAAT
- TERKENDALI
- TIDAK MERUGIKAN
- TIDAK BERMANFAAT
- TIDAK TERKENDALI
- MERUGIKAN
PERBEDAAN
API KEBAKARAN
Untuk itu perlu adanya
penaggulangan kebakaran
4
SEGI TIGA API
Unsur-unsur yang harus ada didalam proses api
adalah :
Untuk menjadikan api
Ketiga unsur tersebut
harus dalam perbandingan
yang Optimum
5
I. Bahan bakar
II. Oksigen
III. Panas
BIDANG EMPAT API
Teori lebih lanjut yang menggambarkan
terjadinya api adalah Bidang empat api :
6
a. Bahan bakar
b. Oksigen
c. Panas
d. Reaksi berantai (Chain Reaction)
SIKLUS HIDUP API
Dalam teori yang dikembangkan oleh POWEL unsur-
unsur yang menunjang terjadinya api adalah :
7
 Panas yang masuk
 Bahan bakar
 Oksigen
 Perbandingan
 Percampuran
 Sumber penyalaan
BAHAN BAKAR (FUEL)
Bahan bakar (Fuel) dapat berupa zat padat, cair dan gas.
Pada dasarnya semua bahan bakar bisa terbakar harus
dalam bentuk uap, kecuali logam atau bahan padat yang
dibuat dalam bentuk partikel yang halus/kabut.
Bahan bakar padat dapat berubah dalam bentuk gas
melalui proses Pyrolisa.
Titik nyala (Flash Point) dipakai sebagai ukuran
kemudahan bahan dapat terbakar.
8
OKSIGEN ( O2)
9
Oksigen merupakan unsur pokok yang sangat
diperlukan dalam proses pembakaran.
Udara bebas mengandung oksigen dengan konsentrasi
sekitar 20,8 %
Oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran
paling sedikit sekitar 16 %.
SUMBER PENYALAAN
Sumber penyalaan untuk proses terjadinya api pada
antara lain:
1. Api terbuka (Open flame)
2. Gesekan (Friction)
3. Reaksi kimia (Chemical reaction)
4. Bunga api listrik (Electric spark)
5. Listrik Statis (Static electricity)
6. Petir (Lightning)
7. Sinar matahari (Sun light)
10
Flammabilitas
Flammabilitas (kemudahan suatu bahan
dapat menyala/ terbakar) ditentukan
oleh parameter berikut :
11
i. Titik nyala (flash point)
ii. Autoignition temperature
iii. Rentang flammabilitas (LEL/UEL)
Flash Point
 Flash Point adalah suhu terendah
dimana senyawa/bahan
mengeluarkan uap yang cukup
untuk membentuk campuran
dengan udara yang dapat terbakar.
 Apabila campuran uap dengan
udara pada temperatur tertentu
dapat terbakar tanpa adanya
sumber api maka kondisi ini disebut
ignition mixture dan auto ignition
temperature.
 Flash point dipakai untuk klasifikasi
sifat mudah terbakarnya suatu
cairan. Bahan mudah menyala bila
flash point di bawah 60o
C (140o
F).
Solvent Flash point Auto ignition
(o
C) temp. (o
C)
Aseton -16,7 604
Benzena -11 580
Kerosin 55-73 210
Metanol 0 475
Oktana 13 220
Toluena 4 552
12
TITIK BAKAR (FIRE POINT)
Fire Point adalah suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan
terbakar secara terus menerus bila diberi sumber
penyalaan yang cukup.
Titik bakar suatu zat beberapa derajat lebih tinggi
dari titik nyalanya (flash point).
13
Flammability Limit
I. Beberapa bahan bila disimpan akan terjadi kebakaran bila uap yang
dihasilkan bahan tersebut tercampur dengan udara dengan adanya
percikan sumber api.
II. Kebakaran merupakan reaksi oksidasi bahan bakar dengan adanya
udara yang sangat cepat dan eksotermis. Terjadinya kebakaran
karena adanya segitiga api yaitu bahan bakar, pengoksidasi, dan
sumber api.
III. Campuran uap bahan bakar dan udara yang mengandung oksigen
pada konsentrasi tertentu dapat terbakar bila ada sumber api.
Daerah konsentrasi campuran uap dengan udara dibatasi oleh
konsentrasi terendah dan konsentrasi tertinggi yang dikenal sebagai
Lower Flammability Limits (LFL) dan Upper Flammability Limits
(UFL). LFL dan UFL sangat penting dalam upaya pencegahan bahaya
yang dapat timbul karena adanya pelepasan bahan yang mudah
menguap.
14
DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi
campuran antara uap bahan bakar dengan O2 yang
dapat terbakar, yang dibatasi
oleh batas bisa terbakar bawah
(Lower Flammable Limit) dan
batas bisa terbakar atas
(Upper Flammable Limit).
% Vapour
LFL
UFL
O2
+ 16 %21 %
DaerahKurangO2
Bisa Tebakar
15
- LFL : Lower Flammable Limit
- UFL : Upper Flammable Limit
PROSES TERJADINYA API
SUMBER PANAS
BAHAN BAKAR
(dalam bentuk uap)
UDARA
(Zat asam)
TITIK
NYALA
DAERAH BISA
TERBAKAR
API
16
TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN
 Prinsip didalam pemadaman kebakaran
adalah merusak keseimbangan pada “BIDANG
EMPAT API”, yaitu :
17
1. STARVATION
2. SMOTHERING
3. COOLING
4. INHIBITION OF
5. CHAIN REACTION
TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN
18
STARVATION
Misalnya ada kebakaran pipa gas, maka dengan menutup
Valve dari aliran gas tersebut akan menurunkan kadar
uap bahan bakar sehingga api padam.
19
Ialah teknik pemadaman dengan cara
mengambil / mengurangi konsentrasi dari
bahan bakar yang terbakar sampai batas bisa
terbakar bawah.
SMOTHERING
Teknik pemadaman dengan cara mem-
batasi kontak antara udara dengan bahan
ba-kar yang terbakar hingga api padam.
Misalnya memadamkan kebakaran minyak
de-ngan Dry Chemical.
20
DILLUTION
Teknik Pemadaman dengan cara melukukan
pengenceran Oksigen pada daerah yang terbakar.
Misalnya pemadaman dengan cara me-
nyemprotkan CO2 pada daerah yang ter-bakar,
hingga api padam.
21
21
COOLING
Adalah Teknik pemadaman dengan cara
mengambil jumlah panas dari bahan bakar yang
terbakar sampai di bawah Titik Nyalanya (Flash
Point).
Misalnya teknik pemadaman dengan cara
menyemprotkan air pada kebakaran bahan
bakar Klas A (kayu).
22
INHIBITION OF CHAIN REACTION
Teknik pemadaman dengan cara memutus rantai reaksi
kebakaran.
23
Teknik ini dapat dilakukan misalnya de-ngan
cara menyemprotkan media pema-dam Halon
pada daerah yang terbakar.
VENTILASI
Didalam pemadaman terkadang diperlu-kan ventilasi, hal ini
dimaksudkan :
24
1. Untuk mengeluarkan asap dan gas yang
panas dari lokasi kebakaran (dalam
ruangan yang terbakar).
2. Memberikan luas pandangan yang lebih
jauh bagi petugas pemadam kebakaran.
3. Mecegah terjadinya banyak korban,
dsb.
Ventilasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan bukaan pada bangunan yang terbakar.
b. Dengan ventilasi secara paksa.
Ventilasi dapat dilakukan dengan cara :
- Memberikan bukaan pada bangunan yang
terbakar.
- Dengan ventilasi secara paksa.
25

More Related Content

What's hot

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfS2KeselamatandanKese
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaSoni Fariski
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
Exstinguisher (APAR)
Exstinguisher (APAR)Exstinguisher (APAR)
Exstinguisher (APAR)Al Marson
 
Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Eko Kiswanto
 
Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt
Fire Fighting (Muh.Napiah).pptFire Fighting (Muh.Napiah).ppt
Fire Fighting (Muh.Napiah).pptBachrulUlum16
 
Prosedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.pptProsedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.pptKayaGini
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranMn Hidayat
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranMokh Afifuddin Machfudz
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxDangkosAja
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...Muhamad Imam Khairy
 
Materi pelatihan apar handout
Materi pelatihan apar handoutMateri pelatihan apar handout
Materi pelatihan apar handoutmahpuji puji
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyasujatno angga
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
 

What's hot (20)

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
Exstinguisher (APAR)
Exstinguisher (APAR)Exstinguisher (APAR)
Exstinguisher (APAR)
 
Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1Materi pelatihan teori api 1
Materi pelatihan teori api 1
 
Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt
Fire Fighting (Muh.Napiah).pptFire Fighting (Muh.Napiah).ppt
Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt
 
HIRADC
HIRADCHIRADC
HIRADC
 
Prosedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.pptProsedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.ppt
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
Materi pelatihan apar handout
Materi pelatihan apar handoutMateri pelatihan apar handout
Materi pelatihan apar handout
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
Media pemadaman
Media pemadamanMedia pemadaman
Media pemadaman
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
 
Job Safety Analysis
Job Safety AnalysisJob Safety Analysis
Job Safety Analysis
 

Viewers also liked

Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaWinarso Arso
 
6. alat pelindung pernapasan
6. alat pelindung pernapasan6. alat pelindung pernapasan
6. alat pelindung pernapasanWinarso Arso
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling Winarso Arso
 
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danPertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danDessy Adeliana
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaranWinarso Arso
 
12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaan12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaanWinarso Arso
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Winarso Arso
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundanganWinarso Arso
 
29 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk329 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk3Winarso Arso
 
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaanWinarso Arso
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diriWinarso Arso
 
Penanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaanPenanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaanWinarso Arso
 
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bumPp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bumWinarso Arso
 
10. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k310. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k3Winarso Arso
 

Viewers also liked (20)

Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
 
6. alat pelindung pernapasan
6. alat pelindung pernapasan6. alat pelindung pernapasan
6. alat pelindung pernapasan
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling
 
Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunakCedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak
 
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar danPertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan
Pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar dan
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
 
12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaan12. penyelidikan kecelakaan
12. penyelidikan kecelakaan
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
 
13. smk 3 & p2 k3
13. smk 3 & p2 k313. smk 3 & p2 k3
13. smk 3 & p2 k3
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 
29 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk329 permen no.05 tahun 1996-smk3
29 permen no.05 tahun 1996-smk3
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
 
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan11. statistik dan pelaporan kecelakaan
11. statistik dan pelaporan kecelakaan
 
Keracunan
KeracunanKeracunan
Keracunan
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
Penanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaanPenanganan pertama pada kecelakaan
Penanganan pertama pada kecelakaan
 
Luka tusuk
Luka tusukLuka tusuk
Luka tusuk
 
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bumPp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
 
10. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k310. teknik inspeksi k3
10. teknik inspeksi k3
 
14. hazop
14. hazop14. hazop
14. hazop
 

Similar to 7. kimia api & dasar pemadaman kebakaran

Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2
Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2
Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2KamaludinAchmadFauzi
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxJhonManroe1
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
NERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxNERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxFarina28
 
Teori Api&Anatomi Kebakaran.ppt
Teori Api&Anatomi Kebakaran.pptTeori Api&Anatomi Kebakaran.ppt
Teori Api&Anatomi Kebakaran.pptHumasPolres2
 
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptxOktomiWijaya1
 
8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptxRajaKicau
 
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalAnggi762512
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon25 34
 
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011Sariana Csg
 
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptx
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptxEMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptx
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptxdian644983
 
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiKimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiMardeliaNF
 
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.pptPENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.pptEdward Banjarnahor
 
Mesin Diesel
Mesin DieselMesin Diesel
Mesin Diesel555
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar555
 

Similar to 7. kimia api & dasar pemadaman kebakaran (20)

Teori api
Teori apiTeori api
Teori api
 
Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2
Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2
Bahan bakar & reaksi pembakaran - Kelompok 2
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptx
 
Pertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler okPertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler ok
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
NERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxNERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptx
 
Teori Api&Anatomi Kebakaran.ppt
Teori Api&Anatomi Kebakaran.pptTeori Api&Anatomi Kebakaran.ppt
Teori Api&Anatomi Kebakaran.ppt
 
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
 
Makalah termokimia
Makalah termokimiaMakalah termokimia
Makalah termokimia
 
8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx
 
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Bahan bakar gas
Bahan bakar gasBahan bakar gas
Bahan bakar gas
 
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
 
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptx
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptxEMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptx
EMISI_REDUKSI_POLUTAN_EMISI_KONTROL_PADA.pptx
 
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiKimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
 
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.pptPENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
PENANGANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR & MELEDAK.ppt
 
Mesin Diesel
Mesin DieselMesin Diesel
Mesin Diesel
 
Mesin Diesel Dasar
Mesin Diesel DasarMesin Diesel Dasar
Mesin Diesel Dasar
 
Bahan bakar gas
Bahan bakar gasBahan bakar gas
Bahan bakar gas
 

More from Winarso Arso

More from Winarso Arso (20)

08 mengapakah
08 mengapakah08 mengapakah
08 mengapakah
 
07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah
 
06 pendahuluan
06 pendahuluan06 pendahuluan
06 pendahuluan
 
05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik
 
04 kt pengantar
04 kt pengantar04 kt pengantar
04 kt pengantar
 
03 ttg pengarang
03 ttg pengarang03 ttg pengarang
03 ttg pengarang
 
01 kdt
01 kdt01 kdt
01 kdt
 
02 kpd pembaca
02 kpd pembaca02 kpd pembaca
02 kpd pembaca
 
Tubuh kita
Tubuh kitaTubuh kita
Tubuh kita
 
Mengagumkan
MengagumkanMengagumkan
Mengagumkan
 
Marikitabelajartentangislam
MarikitabelajartentangislamMarikitabelajartentangislam
Marikitabelajartentangislam
 
Islam budha
Islam budhaIslam budha
Islam budha
 
Desain di alam[1]
Desain di alam[1]Desain di alam[1]
Desain di alam[1]
 
Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]
 
11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa 11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
 
16. permit sistem
16. permit sistem16. permit sistem
16. permit sistem
 
15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran
 
14. hazops
14. hazops14. hazops
14. hazops
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

7. kimia api & dasar pemadaman kebakaran

  • 1. 1
  • 2. 2 KIMIA API DAN DASAR PEMADAMAN KEBAKARAN 7
  • 3. KIMIA API  CH4 + 2O2 --> CO2 + 2H2O  CH4 + O2 --> CO + H2O + H2 3 Definisi Api/Kebakaran : Api/kebakaran adalah suatu proses kimia yang diikuti oleh evolusi panas dan cahaya. Reaksi Oksidasi :
  • 4. Api dan Kebakaran - BERMANFAAT - TERKENDALI - TIDAK MERUGIKAN - TIDAK BERMANFAAT - TIDAK TERKENDALI - MERUGIKAN PERBEDAAN API KEBAKARAN Untuk itu perlu adanya penaggulangan kebakaran 4
  • 5. SEGI TIGA API Unsur-unsur yang harus ada didalam proses api adalah : Untuk menjadikan api Ketiga unsur tersebut harus dalam perbandingan yang Optimum 5 I. Bahan bakar II. Oksigen III. Panas
  • 6. BIDANG EMPAT API Teori lebih lanjut yang menggambarkan terjadinya api adalah Bidang empat api : 6 a. Bahan bakar b. Oksigen c. Panas d. Reaksi berantai (Chain Reaction)
  • 7. SIKLUS HIDUP API Dalam teori yang dikembangkan oleh POWEL unsur- unsur yang menunjang terjadinya api adalah : 7  Panas yang masuk  Bahan bakar  Oksigen  Perbandingan  Percampuran  Sumber penyalaan
  • 8. BAHAN BAKAR (FUEL) Bahan bakar (Fuel) dapat berupa zat padat, cair dan gas. Pada dasarnya semua bahan bakar bisa terbakar harus dalam bentuk uap, kecuali logam atau bahan padat yang dibuat dalam bentuk partikel yang halus/kabut. Bahan bakar padat dapat berubah dalam bentuk gas melalui proses Pyrolisa. Titik nyala (Flash Point) dipakai sebagai ukuran kemudahan bahan dapat terbakar. 8
  • 9. OKSIGEN ( O2) 9 Oksigen merupakan unsur pokok yang sangat diperlukan dalam proses pembakaran. Udara bebas mengandung oksigen dengan konsentrasi sekitar 20,8 % Oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran paling sedikit sekitar 16 %.
  • 10. SUMBER PENYALAAN Sumber penyalaan untuk proses terjadinya api pada antara lain: 1. Api terbuka (Open flame) 2. Gesekan (Friction) 3. Reaksi kimia (Chemical reaction) 4. Bunga api listrik (Electric spark) 5. Listrik Statis (Static electricity) 6. Petir (Lightning) 7. Sinar matahari (Sun light) 10
  • 11. Flammabilitas Flammabilitas (kemudahan suatu bahan dapat menyala/ terbakar) ditentukan oleh parameter berikut : 11 i. Titik nyala (flash point) ii. Autoignition temperature iii. Rentang flammabilitas (LEL/UEL)
  • 12. Flash Point  Flash Point adalah suhu terendah dimana senyawa/bahan mengeluarkan uap yang cukup untuk membentuk campuran dengan udara yang dapat terbakar.  Apabila campuran uap dengan udara pada temperatur tertentu dapat terbakar tanpa adanya sumber api maka kondisi ini disebut ignition mixture dan auto ignition temperature.  Flash point dipakai untuk klasifikasi sifat mudah terbakarnya suatu cairan. Bahan mudah menyala bila flash point di bawah 60o C (140o F). Solvent Flash point Auto ignition (o C) temp. (o C) Aseton -16,7 604 Benzena -11 580 Kerosin 55-73 210 Metanol 0 475 Oktana 13 220 Toluena 4 552 12
  • 13. TITIK BAKAR (FIRE POINT) Fire Point adalah suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup mengeluarkan uap dan terbakar secara terus menerus bila diberi sumber penyalaan yang cukup. Titik bakar suatu zat beberapa derajat lebih tinggi dari titik nyalanya (flash point). 13
  • 14. Flammability Limit I. Beberapa bahan bila disimpan akan terjadi kebakaran bila uap yang dihasilkan bahan tersebut tercampur dengan udara dengan adanya percikan sumber api. II. Kebakaran merupakan reaksi oksidasi bahan bakar dengan adanya udara yang sangat cepat dan eksotermis. Terjadinya kebakaran karena adanya segitiga api yaitu bahan bakar, pengoksidasi, dan sumber api. III. Campuran uap bahan bakar dan udara yang mengandung oksigen pada konsentrasi tertentu dapat terbakar bila ada sumber api. Daerah konsentrasi campuran uap dengan udara dibatasi oleh konsentrasi terendah dan konsentrasi tertinggi yang dikenal sebagai Lower Flammability Limits (LFL) dan Upper Flammability Limits (UFL). LFL dan UFL sangat penting dalam upaya pencegahan bahaya yang dapat timbul karena adanya pelepasan bahan yang mudah menguap. 14
  • 15. DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMABLE RANGE) Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan O2 yang dapat terbakar, yang dibatasi oleh batas bisa terbakar bawah (Lower Flammable Limit) dan batas bisa terbakar atas (Upper Flammable Limit). % Vapour LFL UFL O2 + 16 %21 % DaerahKurangO2 Bisa Tebakar 15 - LFL : Lower Flammable Limit - UFL : Upper Flammable Limit
  • 16. PROSES TERJADINYA API SUMBER PANAS BAHAN BAKAR (dalam bentuk uap) UDARA (Zat asam) TITIK NYALA DAERAH BISA TERBAKAR API 16
  • 17. TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN  Prinsip didalam pemadaman kebakaran adalah merusak keseimbangan pada “BIDANG EMPAT API”, yaitu : 17 1. STARVATION 2. SMOTHERING 3. COOLING 4. INHIBITION OF 5. CHAIN REACTION
  • 19. STARVATION Misalnya ada kebakaran pipa gas, maka dengan menutup Valve dari aliran gas tersebut akan menurunkan kadar uap bahan bakar sehingga api padam. 19 Ialah teknik pemadaman dengan cara mengambil / mengurangi konsentrasi dari bahan bakar yang terbakar sampai batas bisa terbakar bawah.
  • 20. SMOTHERING Teknik pemadaman dengan cara mem- batasi kontak antara udara dengan bahan ba-kar yang terbakar hingga api padam. Misalnya memadamkan kebakaran minyak de-ngan Dry Chemical. 20
  • 21. DILLUTION Teknik Pemadaman dengan cara melukukan pengenceran Oksigen pada daerah yang terbakar. Misalnya pemadaman dengan cara me- nyemprotkan CO2 pada daerah yang ter-bakar, hingga api padam. 21 21
  • 22. COOLING Adalah Teknik pemadaman dengan cara mengambil jumlah panas dari bahan bakar yang terbakar sampai di bawah Titik Nyalanya (Flash Point). Misalnya teknik pemadaman dengan cara menyemprotkan air pada kebakaran bahan bakar Klas A (kayu). 22
  • 23. INHIBITION OF CHAIN REACTION Teknik pemadaman dengan cara memutus rantai reaksi kebakaran. 23 Teknik ini dapat dilakukan misalnya de-ngan cara menyemprotkan media pema-dam Halon pada daerah yang terbakar.
  • 24. VENTILASI Didalam pemadaman terkadang diperlu-kan ventilasi, hal ini dimaksudkan : 24 1. Untuk mengeluarkan asap dan gas yang panas dari lokasi kebakaran (dalam ruangan yang terbakar). 2. Memberikan luas pandangan yang lebih jauh bagi petugas pemadam kebakaran. 3. Mecegah terjadinya banyak korban, dsb. Ventilasi dapat dilakukan dengan cara : a. Memberikan bukaan pada bangunan yang terbakar. b. Dengan ventilasi secara paksa.
  • 25. Ventilasi dapat dilakukan dengan cara : - Memberikan bukaan pada bangunan yang terbakar. - Dengan ventilasi secara paksa. 25