Makalah ini membahas tentang termokimia dan merangkum konsep dasar seperti reaksi eksoterm dan endoterm, hukum termokimia, energi ikatan, dan arah proses kimia. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami materi dasar termokimia ini dengan mudah.
1. Daftar Isi
Halaman
I. Pendahuluan
I.1. Latar belakang
I.2. Tujuan penulisan
I.3. Metode penulisan
I.4. Sistematika penulisan
II. Isi
II.1. Konsep Dasar
II.2. Reaksi endoterm
II.3. Hukum dalam termokimia
II.4. Energi ikatan
II.5. Arah proses
III. Penutup
III.1. Kesimpulan
III.2. Saran
Daftar pustaka
1
2. BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai Termokimia. Kami
memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari.
Termokimia merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termokimia
yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena
kami menilai untuk memahami suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pada bagian inti materi.
Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di
dalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti Reaksi endoterm, Hukum
dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses. Maka dari itu, kami berusaha untuk
membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.
I.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mempelajari konsep dasar termokimia
2. Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia
3. Memahami tentang termokimia lebih mendalam
I.3. Metode Penulisan
Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa sumber,
yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai artikel dari
internet.
2
3. BAB II
ISI
II.1. Konsep Dasar
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi
panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi
yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung
dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial
kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan
dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil
pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi
diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut
termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan
pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan,
dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau
yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai
pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat
dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi
kimia.
II.2. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Berdasarkan perpindahan energinya atau perubahan entalpinya ada dua jenis
reaksi:
1) Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari
sistem ke lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
negatif. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem menjadi naik, adanya
3
4. kenaikan suhu inilah yang menyebabkan sistem melepas kalor ke
lingkungan. Reaksi eksoterm: DH = HP - HR < 0 atau DH = (-)
2) Reaksi Endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari
lingkungan ke sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
positif. Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem terjadi penurunan,
adanya penurunan suhu inilah yang menyebabkan sistem menyerap kalor
dari lingkungan. Reaksi endoterm: DH = HP - HR > 0 atau DH = (+)
II.3. Hukum dalam termokimia
Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-
hukum yang mendasari tentang perubahan dan energi.
Hukum kekekalan energi
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu lainnya.
Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar
pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi.
Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa
jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur-
unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi ΔH dan kalor reaksi;
C + O2 → CO2 ΔH = -94 Kkal
CO2 → C + O2 ΔH = +94 Kkal
Sedangkan untuk kalor reaksi,
C + O2 → CO2 -94 Kkal
CO2 → C + O2 +94 Kkal
Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan
karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua
karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas oksigen dengan
membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal.
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor
4
5. reaksi, jika entalphi bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif,
demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka kalor reaksi positif.
Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi
reaksi (ΔH) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan
tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi,
maka perubahan entalphi (ΔH) atau kalor reaksinya juga merupakan
penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai reaksi. Untuk lebih mudah
memahaminya kita perhatikan Bagan 10.17.
Bagan 10.17. Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut Germain Hess
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk melalui
dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur-unsurnya
dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida menjadi
karbondioksida.
Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai
dengan tahap reaksi, maka ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga
dapat dilakukan.
Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga dapat mengembangkan jenis
kalor reaksi atau ΔH yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat jenis
kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan, penguraian, pembakaran dan
pelarutan. Keempat klasifikasi tersebut disederhanakan dalam bagan pada
Bagan 10.18.
II.4. Energi ikatan
Pada dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan ikatan antar atom-
atom dari senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan energi) dan
penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga
membentuk susunan baru (proses yang membebaskan energi).
Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan menggunakan data energi ikatan.
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu
5
6. molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga energi ikatan selalu
positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat berwujud gas.
Entalpi reaksi yang dihitung berdasarkan harga energi ikatan rata-rata sering berbeda
dari entalpi reaksi yang dihitung berdasarkan harga entalpi pembentukan standar.
Perbedaan ini terjadi karena energi ikatan yang terdapat dalam suatu tabel adalah
energi ikatan rata-rata. Energi ikatan C – H dalam contoh di atas bukan ikatan C – H
dalam CH4, melainkan energi ikatan rata-rata C – H.
CH4(g) CH3(g) + H(g) H = +424 kJ/mol
CH3(g) CH2(g) + H(g) H = +480 kJ/mol
CH2(g) CH(g) + H(g) H = +425 kJ/mol
CH(g) C(g) + H(g) H = +335 kJ/mol
Jadi, energi ikatan rata-rata dari ikatan C – H adalah 416 kJ/mol. Sedangkan energi
ikatan C – H yang dipakai di atas adalah +413 kJ/mol.
Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi Reaksi pembakaran adalah reaksi suatu zat
dengan oksigen. Biasanya reaksi semacam ini digunakan untuk menghasilkan energi.
Bahan bakar adalah merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran
terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Jenis bahan bakar yang banyak kita kenal adalah bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan maupun hewan yang
memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun, contohnya minyak bumi dan batu
bara.
Namun selain bahan bakar fosil dewasa ini telah dikembangkan pula bahan bakar
jenis lain, misalnya alkohol dan hidrogen. Hidrogen cair dengan oksigen cair
bersama-sama telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai bahan bakar roket
pendorongnya. Pembakaran hidrogen tidak memberi dampak negatif pada lingkungan
karena hasil pembakarannya adalah air.
Matahari adalah umber energi terbesar di bumi, tetapi penggunaan energi surya belum
komersial. Dewasa ini penggunaan energi surya yang komersial adalah untuk
6
7. pemanas air rumah tangga (solar water heater). Nilai kalor dari bahan bakar
umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang menyatakan berapa kJ kalor yang
dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut.
Contoh : nilai kalor bahan bakar bensin adalah 48 kJ/g, artinya setiap pembakaran
sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ. Pembakaran bahan
bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri umumnya tidak terbakar sempurna.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon
dioksida dan uap air.
Sedangkan pembakaran tidak sempurnanya menghasilkan karbon monoksida dan uap
air. Pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar, kalor yang
dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan apabila zat itu terbakar sempurna.
Kerugian lainnya adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO) yang bersifat
racun
II.5. Arah proses
Berdasar kespontanannya, suatu proses reaksi dapat di bagi menjadi dua.
Yaitu:
1. Proses spotan
Proses spotan adalah satu proses yang berlangsung satu arah system di
lingkungan tidak berada dalam ke setimbangan.
Contoh:
• Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
• Spirtus kebakar
2. Proses tidak spotan
Proses tidak spotan adalah suatu proses yang dapat berlangsung karena
adanya pengaruh dari luar system. System dan lingkungan selalu berada
dalam keadaan kesetimbangan.
Contoh:
• Air membeku
• Memperoleh alumunium dari oksidanya
7
8. Suatu reaksi kimia berlangsung spotan atau tidak spotan dapat ditentukan
dengan melihat 3 fungsi keadaan yaitu:
Entalpi (H)
Reaksi spotan H < 0 dan tidak spotan bila H > 0
Entropi (S)
Entropi adalah derajat ketidakaturan system.
Reaksi spotan S > 0 dan tidak spotan bila S < 0
Energi bebas (G)
Perubahan energy bebas ( G) adalah jumlah energy maksimum dalam
suatu proses yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap yang tidak
digunakan untuk menghasilka kerja. Oleh karena itu reaksi spotan G < 0
dan tidak spotan bila G > 0
G = T = Suhu dalam derajat Kelvin
8
9. BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan
materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara
mendalam. Materi yang secara umum mencakup Reaksi endoterm,
Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses
merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang
berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih
rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para
pembaca lebih mudah memahaminya.
III.2. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan
agar para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan
mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai
materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan
agar semakin menguasai materi.
9
11. DAFTAR PUSTAKA
Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-
5. Jakarta : Binarupa Aksara
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta :
Erlangga
Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia
SMA.Jakarta : Gagas Media
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta :
Grafindo Media Pratama
Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia
Denbigh, Kenneth. 1980. Prinsip-Prinsip Keseimbangan Kimia edisi ke-
empat. Jakarta: Universitas Indonesia
free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm
http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf
11