Dokumen tersebut memberikan informasi tentang api dan pemadaman api. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tiga unsur utama api yaitu bahan bakar, oksigen, dan panas serta berbagai jenis pemadam api seperti air, busa, dan bubuk kimia.
2. Api terbuka
Gesekan
Bunga api / Busur listrik
Aliran listrik
Listrik statis
Petir
Kompresi
Pembakaran spontan
Sinar matahari
Nuklir
3. Sebab Kebakaran
• Untuk menjadi suatu api, 3
unsur harus ada:
– Bahan bakar – sesuatu yang dapat
terbakar (kayu, kertas, dll)
– Panas – cukup untuk membuat bahan
bakar terbakar (ignition source)
– Oxygen – udara
• Semua 3 unsur ini harus ada
pada saat yang sama untuk
menjadi suatu kebakaran
6. Fuel Air (O2)
Heat
• LNG, LPG, acetylene
• Bensin, minyak tanah
• Kayu, kertas
• Oxygen
• Udara normal
• Api terbuka, rokok
• Spark, gesekan, matahari
• Mesin, listrik
7.
8. Daerah Bisa Terbakar ( Flammable Range )
• Adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar
dengan udara yang dapat terbakar / menyala bila dikenai
sumber panas yang cukup.
• Konsentrasi disini diartikan sebagai perbandingan volume
antara uap bahan bakar dengan jumlah dari uap bahan bakar
ditambah udara.
• Daerah dapat terbakar dibatasi oleh :
• Batas bisa terbakar atas (Upper Flammable Limit, UFL).
• Batas bisa terbakar bawah (Lower Flammable Limit, LFL).
• Contoh daerah bisa terbakar untuk crude oil :
• Daerah gemuk (Too Rich Condition)
• Daerah bisa terbakar (Flammable Range)10%1%10%21%
• Daerah kurus (Too Lean Condition)
• Daerah kurang oksigen.
9. 1 %
10 %
High Explosion
Limit
Lower Explosion
Limit
%
of
Crude
Oil
Vapor)
% of O2 in the Air
Lack
of O2
10 %
21 %2
FLAMMABLE
RANGE
Too Rich
Too Lean
Crude Oil 1% - 10% Benzene 1.45% - 8%
Gasoline 1.4% - 7.7% Toluene 1.2% - 7%
Kerosene 1.6% - 6% Acetylene 2.5% - 80%
Butane 1.6% - 8.5% Acetone 2.1% - 13%
Propane 2.3% - 9.5%
10.
11. Konduksi ( conduction)
• Adalah perpindahan panas melalui kontak
(bersinggungan)secara langsung. Perpindahan
panas ini terjadi karena meningkatnya aktivitas
atom pada ujung yang panas.
12. Konveksi (convection)
• Adalah cara perpindahan panas melalui pergerakan
(aliran) media cair atau gas. Bila terjadi
perpindahan panas dengan cara konveksi, maka
telah terjadi sirkulasi aliran fluida atau gas dari
satu tempat ketempat lain.
13. Adalah perpindahan energi yang berbentuk seperti
gelombang magnet, tanpa melalui suatu media
penghantar,karena berbentuk gelombang
magnet,maka energi tersebut akan dipindahkan
dengan membentuk pancaran garis lurus yang searah
dengan kecepatan cahaya.
Pada suatu kebakaran besar, radiasi panas mampu
mentransfer panas sehingga mampu untuk membakar
suatu gedung.
Radiasi (Radiation)
14.
15. Tanda-tanda suatu kondisi yang bisa mengakibatkan backdraft :
• Terdapat asap bertekanan yang keluar melalui lubang-lubang kecil
• Warna asap berubah dari hitam menjadi abu-abu kekuning-kuningan
• Panas sangat tinggi
• Nyala api kecil atau tidak terlihat
• Asap keluar dari bangunan bergumpal-gumpal dengan interval waktu
(tidak kontinue)
16.
17. • PELEDAKAN FISIKA
(Physical Explosion Expanse)
Pelepasan tekanan uap/gas seperti :
Ketel uap, bejana tekanan, kompresor dll.
• PELEDAKAN KIMIA
(Chemical Explosion Explosive)
Pelepasan energi potensial dari reaksi
bahan kimia yang disertai pelepasan
energi panas yang tinggi dalam waktu
yang cepat
18. Ledakan bahan kimia yang karena
sifatnya dalam keadaan berdiri sendiripun
dapat meledak
Ledakan bahan kimia
melalui proses oksidasi
19. B L E V E
(Boiling Liquid Expanding
Vapor Explosion)
peledakan tangki gas cair
yang mendidih akibat paparan panas
TANKI BAHAN BAKAR
GAS CAIR
PAPARAN
PANAS
20. Mexico City, Mexico (1984)
A BLEVE at an LPG Terminal near Mexico City resulted in 650 deaths and over
6,400 injuries. Damage to the plant was estimated at $ 31.3 million.
21. Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam
waktu 30 detik
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam
(tergantung kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
Daerah nyaman termal (tergantung kelembaban,
gerakan udara, dan faktor-faktor lain)
0
10
35
65
95
120
150
180
200
oC
Respon manusia terhadap temperatur
22. 1. Light (Low) Hazard. Adalah daerah dimana hanya ada
bahan mudah terbakar class A, termasuk didalamnya
mebel, meja, kursi, dekorasi dan bahan lain yang mudah
terbakar ada dalam jumlah kecil. (10:1.5.1)
2. Ordinary (Moderate) Hazard. Adalah daerah dimana
terdapat bahan class A dan class B, yang jumlahnya lebih
besar daripada light (low) hazard. (10:1.5.2)
3. Extra (High) Hazard. Adalah daerah dimana terdapat
penyimpanan bahan mudah terbakar class A dan class B,
dalam bentuk gudang, pabrik, pemakai, penimbunan
sampah atau daerah lain yang serupa, yang jumlahnya
lebih besar daripada ordinary (moderate) hazard.
(10:1.5.3)
NFPA Classification of Hazards:
23. KLASIFIKASI KEBAKARAN
KELAS A
Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam
(kayu,kertas.karet,kain dll)
KELAS B
Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan gas
(bensin,solar,minyak tanah,LPG,LNG dll)
KELAS C
Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik yang masih
bertegangan.
KELAS D
Kebakaran yang terjadi pada logam
(magnesium,zurkunium,titanium dll)
PER NO. 04/MEN/1980
24. MEDIA PEMADAM API
• Air
• Pasir
• Tongkat ( rotan, kayu, besi dsb)
• Blacked ( karung, asbes).
• Kimia ( CO2, Hallon, Dry powder)
• Foam dan air
• Ledakan
31. Active Fire Protection
1. Fire Extinguisher
2. Enclosure Fire Extinguishers
3. Sprinkler Systems
4. Fire Detection System
5. Fire Alarm System
6. Fire Hydrants, Monitors and Standpipe
MEANS OF ESCAPE
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
PASSIF
32. 1. Fire Extinguisher/APAR
Merupakan peralatan “active fire protection” yg digunakan
untuk memadamkan api kecil atau awal kebakaran. Dianjurkan
tidak digunakan pada kebakaran yg sudah besar atau
membahayakan pemakai (api sudah mencapai ceiling, penuh
asap atau bisa meledak).
Rating extinguisher ditampilkan dengan code huruf dan angka,
misal:
1-A:10-B:C
A x 1.25 gallons = 1.25 gallons air
B x square feet = 10 sq ft
C = bisa digunakan u/ "class fire" C
Class C, D dan K tidak ada ratingnya
Note: tidak diijinkan menyediakan 2 atau lebih extinguisher
dng ukuran lebih kecil dari rating fire yg diprediksikan.
33. • JENIS DAN UKURANNYA SESUAI
• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
34. JENIS Alat Pemadam Api
Ringan
Halon
CO2
Dry powder
Water pressure
Wet chemical
35. APAR ISI POWDER
ADALAH TABUNG APAR YANG DI ISI POWDER
KEMUDIAN DITEKAN CARTRIDGE YANG BERISI N2 / CO2
1.Powder kimia REGULER adalah tepung kimia yang
efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
2. Powder kimia MULTI PURPHOSE adalah tepung kimia
yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B
dan C.
3. Powder kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung
kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
khusus kelas D.
POWDER
36. BAHAN BAKU P0WDER
Bahan baku POWDER reguler :
Sodium bikarbonat.
Potasium bikarbonat.
Potasium carbonat.
Potasium klorida.
Bahan baku powder multi purphose :
Kalium sulfat
Mono ammunium phospat.
Bahan baku powder khusus
Campuran kalium klorida.
barium klorida.
magnesium klorida.
natrium klorida.
kalsium klorida.
38. Pemasangan dan Penempatan
APAR
Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai / diambil dan dilengkapi
dengan tanda pemasangan .
Sesuai dengan jenis dan kelas
kebakaran benda yg di lindungi
Harus menggantung pada dinding
/ dalam lemari kaca .
Ketinggian 75 – 120 cm dari
lantai.
Pada suhu antara 40 C – 490 C
40. PERSYARATAN TEKHNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas .
3. Segel harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat
6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari
batas yang telah ditentukan antara 13 sd 15 bar
7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada membran
tabung gas .
8. Belum lewat masa effektifnya
9. Jika sudah dipakai atau drop
pada pressure segera di isi.
41. KEGAGALAN APAR
Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai
Macet/tidak berfungsi
Petugas
Salah penempatan
2
• belum ditunjuk
• tidak trampil
Tidak bertekanan
- bocor
Powder
menggumpal
WATER
HALON
POWDER
FOAM
42. CARA MENGGUNAKAN
ALAT PEMADAM API RINGAN
Model Store Pressure dan Cartridge di dalam
Untuk menggunakan APAR Model ini dengan cara P.A.S.S
Perhatikan :
ARAH ANGIN dan berada
pada jarak aman (8 kaki)
43. Cara penggunaan APAR
P ull the pin.
A im the nozzle
S weep the base of the fire
S queeze the handle
Ingat Kata PASS maka anda bisa menggunakannya
44. SPRINKLER
• Sering disebut kepala sprinkler ( sprinkler Head ) atau sprinkler
otomatis dapat mengeluarkan air setelah tutup atau sumbat
terlepas yang diaktifkan oleh elemen yang bereaksi terhadap
panas.
• Sprinkler dapat dianggap sebagai fixed nozzle spray yang
dioperasikan oleh detector panas secara mandiri.
• Untuk pemasangan sprinkler head harus disesuaikan dengan suhu
maksimum yaitu suhu yang diharapkan sama dengan suhu pada
kondisi normalnya dan perkiraan karena api pada area itu.
• Oleh karenanya tiap sprinkler Head yang akan dipasang
mempunyai kode warna pada lengan kerangka sprinkler.
• Kecuali sprinkler yang dilapisi (coated sprinkler ) dan decorative
Sprinkler. Biasanya bila tidak ada pada lengan sprinkler kode tsb
diberi titik pada deflector.
45. Jenis-jenis sprinkler
Ada lima jenis sprinkler yaitu:
1. Pipa basah ( Wet - Pipe )
2.Pipa kering ( Dry -pipe )
3.Pra- tindakan ( Pre- action )
4.Banjir ( Deluge )
5.Perumahan ( Residential )
47. • MACAM-MACAM BENTUK SPRINKLER
• Ada tiga macam bentuk bentuk dasar yaitu :
• Pendant ( tergantung ).
• Upright ( tegak ).
• Side wall ( Dipasang pada dinding ).
Pendant Upright Side wall
48. Deluge Fire Sprinkler System
1. Strainer
2. Automatic Flow Control Valve
3. Strainer/needle valve
4. Hydro pneumatic valve
5. Check Valve
6. Scondary stop Valve
7. Instantaneous Fire hose conection
8. Isolation Valve (
49. Peralatan Proteksi kebakaran
• Peralatan untuk perlindungan bahaya kebakaran ada yang
dipasang secara tetap (fix), dan ada juga yang udah
digerakkan (moveable). Begitu pula systemnya ada yang
dibuat otomatis (Auto), dan ada ayang tidak otpmatis
(manual)
• Untuk peralatan yang dipasang tetap (fix) tetap akan dicatu
oleh aliran air yang bertekanan secara terus menerus (fire
water supply).
• Fire water supply adalah tersedianya air yang cukup untuk
menunjang operasi pemadaman kebakaran. Water supply ini
berasal dari suatu sumber air (kolam,sungai) yang
dipompakan dengan pompa induk (main fire pump).
50. • Pompa air ini harus handal untuk memenuhi
persyaratan pemadaman kebakaran, pompa air yang
digerakkan oleh listrik, hanya memerlukan perawatan
ringan, namun bila terjadi power failure akan menjadi
masalah.
• Pompa air yang digerakkan oleh diesel lebih handal
tetapi perawatan lebih mahal namun tidak tergantung
pada sumber tenaga listrik.
• Air yang dipompa dialirkan melalui jaringan (main
fire line), kemudian didistribusikan kesistem seperti :
hydrant, hose reel, sprinker/deluge, monitor.
53. Fire Detection System
Adalah peralatan untuk mendeteksi kebakaran dengan bermacam tingkatannya
atau digunakan untuk memonitor kejadian yang berkaitan dengan pengamanan
kebakaran disuatu area. Sistem peralatan ini mengacu pada NFPA 72, yang
terdiri atas:
1. Heat detectors
2. Smoke detectors
3. Radiant energy sensing detectors
4. Sprinkler system waterflow alarms
5. Extinguishing system operation initiating devices
6. Manually activated alarm initiating devices (manual fire alarmboxes)
7. Supervisory signal initiating devices
Masing2 peralatan harus di test untuk meyakinkan kinerjanya
sesuai dengan perencanaan. Jenis dan kategori test tergantung
jenis peralatan dan kinerja yang diharapkan pada peralatan
monitor tersebut.
57. Fire Alarm System
Sistem Manual; break glass, tombol dan sistem
tarik, ditempatkan disekitar jalan keluar, mudah
dilihat dan dioperasikan.
Sistem Otomatik; diaktifkan dengan berbagai
macam input yang berkaitan dengan kebakaran:
convected thermal energy; heat detector, products
of combustion; smoke detector, radiant energy;
flame detector, combustion gasses; carbon
monoxide detector and release of extinguishing
agents; water-flow detector.
Sistem terbaru menggunakan camera dan computer untuk menganalisa "visible
effects of fire" dan pergerakan benda yang tidak diharapkan, atau digunakan
untuk mencegah kejahatan.
58. INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran
harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
E
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA
TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN
DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
59. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
63. F. Passive Fire Protection
Basic Passive Fire Protection:
1. Structural fire protection. Melindungi rangka
bangunan dari efek api, yaitu melapisi bagian
rangka dengan lapisan material tahan api.
2. Compartmentation. Membuat ruangan
terpisah, penyekat, dinding, ceiling, partisi
dan juga penahan asap dari material tahan api.
3. Opening protection. Membuat pintu dan
jendela dari material atau lapisan tahan api
dan juga mampu menahan asap.
4. Firestopping materials. Material ini mampu menahan api sehingga tidak
menembus dinding atau penyekat tahan api, sehingga penyebaran api bisa
dihentikan.
5. Intumescent Paint, Spraying and Coating. Lapisan tahan panas untuk cable,
furniture, carpet dll
65. Fire Water System
Norco Louisiana, The Orion
Tank Fire in June 8, 2001.
The world record in tank fire
fighting.
• Air adalah media pemadam api yang belum bisa tergantikan oleh media lain,
sistem atau tehnik yg paling canggih sekalipun.
• Kalkulasi penyediaan supply air pemadam kebakaran dikaitkan dengan
besarnya bahan cairan mudah terbakar yang ditimbun atau dikelola pada
fasilitas tersebut.
66. PEMADAMAN KEBAKARAN
DENGAN MENGGUNAKAN AIR
Dalam hal ini karena ada beberapa
keuntungan:
1. Air mudah didapat
2. Biaya murah
3. Bisa dipakai dalam jumlah besar
4. Aman dalam arti tidak beracun, tidak
menimbulkan pencemaran
67. PEMADAMAN KEBAKARAN DENGAN
MENGGUNAKAN AIR
PERLU DIBANTU DENGAN PERALATAN
• Water sprinkler system
• Water deluge system
• Bak penampung air ( water pond)
• Sumber air
• Pompa, pipa distribusi, monitor, hose, nozzle,
dan bermacam-macam fitting.
• Foam
• SOP
• Skill dari operator dan fire team
69. Fungsi Pompa
Pompa jenis centri fugal
• Pada pompa ini, zat cair dapat dipindahkan karena
adanya gaya centrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan
berputar yang cepat dari impeller. Gaya centrifugal
adalah gaya yang menuju kearah luar dari pusat
putaran.
• Gerakan berputar dari impeller dapat memudahkan air
dari bagian tengah kebagian tepi dari rumah pompa
sehingga bisa memberikan tekanan dan kecepatan pada
air.
70. NOZZLE
• Nozzle adalah titik Ujung dari system peryaluran air. Jenis yang
umum dari nozzle ada 2 (dua) macam yaitu straight stream
nozzle dan fog atau spray nozzle. Nozzle berguna mengatur
bentuk dan kecepatan pancaran air.
• Pada fog nozzle pancaran air dapat dibuat menjadi butir-butir air
yang halus dipakai untuk pendinginan.
• Straight stream nozzle dibedakan berdasarkan pada besar kecilnya
diameter ujung nozzle. Tekanan pada straight stream nozzle
biasanya berlasar antara 45 psi sampai dengan 50 psi.
71. WATER HAMMER
• Water hammer adalah kejutan tekanan dalam saluran-
tertutup yang disebabkan oleh penurunan secara cepat
dari kecepatan aliran pada saat menanggulangi
kebakaran aliran air melalui slang sering dipengaruhi
oleh nozzle atau kerangan yang ditutup secara
mendadak sehingga tenaga kinetik dari air yang
mengalir tadi berubah menjadi tanaga tekan.
• Tenaga tekan yang ditimbulkan oleh penghentian
secara sempurna atau penurunan yang terlalu cepat
dari kecepatan aliran di dalam slang biasanya akan
diserap oleh slang yang elastis.
• Namun demikian, tidak jarang slang itu pecah karena
nozzle atau kerangan ditutup secara cepat.
73. PERSYARATAN PEMADAMAN
KEBAKARAN BERHASIL
1. Efficient : cepat dan tepat waktu
2. Aman : tidak ada korban dipihak fire team
3. Dapat mengurangi eskalasi kebakaran dan
kerugian baik harta benda maupun jiwa.
4. Semua peralatan bekerja baik: transportasi
kommunikasi, fire & rescue dan procedure
( ECP)
74. STRATEGI PEMADAMAN
KEBAKARAN
1. Penyelamatan orang menjadi prioritas utama
2. Fire & rescue team
- Tegas & disiplin
- Tenang, waspada, percaya diri
- Kompak dalam team work
- Cepat, terampil, efisien
3. Assess/ pelajari kondisi ditempat kejadian
- Lokasi kebakaran
- Arah angin
- Bahan yang terbakar ( klas bahan- MSDS)
- Kondisi tempat kebakaran dan sekelilingnya
- Jumlah bahan yang terbakar
- Sumber air terdekat
- Siapkan fire & resque team
- Siapkan peralatan atau gunakan peralatan yang terpasang dilokasi
kejadian secara optimal ( plant, office, work shop dsb)
4. Prinsip Teknik pemadaman : cooling, smothering, starvation, memutus
rantai kebakaran.
75. 5.Tindakan sewaktu tiba di lokasi kebakaran.
- Lapor Ke On-Scene Comander
- Utamakan keselamatan Team dan peralatan
- Posisikan diri dan peralatan di lokasi yang aman
- Tanyakan ke On-Scene Commander mengenai denah bangunan,bahan yang
berharga, bahan yang berbahaya
dan lokasi korban bila ada.
- Gunakan peralatan dyang ada ditempat bila kondisinya masih memungkinkan (
plant,kantor,work shop )
- Tindakan pertolongan korban,pemadaman, kumpulkan barang-barang ( salvage)
- Laporkan akhir pemadaman.
Catatan: Bila kebakaran terjadi di area yang sudah ada peralatan proteksi kebakaran
maka sprinkler/deluge system akan otomatic bekerja,
STRATEGI PEMADAMAN
KEBAKARAN
79. TEHNIK PEMADAMAN
DENGAN BUSA “MEKANIK”.
1. Dinginkan dinding tangki atau bejana yang
terbakar
2. Selama air masih mengalir dari foam nozzle,
jangan sekali-kali diruangkan ketempat
yang terbakar
3. Arahkan busa yang terbakar dari foam
nozzle ketempat yang terbakar
4. Pemasukan busa dilakukan dengan cara:
• - Gravitasi
• - Ditembakkan ke dinding bagian dalam tangki
yang terbakar
• 5. Lakukan pendinginan walau sudah
padam, dan hentikan penyemprotan busa.
80. ALAT PERLENGKAPAN BUSA
• Foam making branch pipe (F.B), terdiri atas
berbagai ukuran
Jenis F.B Kapasitas Air 1/m Code warna
F.B - 5 (225)
F.B - 10 x (450)
F.B – 20 x (900)
50
100
200
225
450
900
Kuning
Merah
Biru
81. Variable in-line foam induction (FI)
FI ada beberapa jenis :
• Dalam rangkaian FI dipasang
diantara pompa dan foam branch
pipe.
Jenis FI Kapasitas Air % Foam
Compound
F.B
225
450
900
225
450
900
3 – 5 %
3 – 5%
3 – 5%
FM – 225
FM – 450 atau
2FM – 225
FM – 900 atau
2 FM -450
82. Mechanical foam generator (MFG) atau
disebut juga HBFG.
• Alat ini dipakai pada base injection system
dan dipasang antara pompa dan foam
nozzle pada pemadam kebakaran tangki.
MFG MBEG Foam Comp
GPM
5 A
10
20
225
450
900
2
5
10
83. MENURUT TERBENTUKNYA
BUSA ADA 2 TYPE
1. TYPE BUSA
KIMIA
( CHEMICAL
FOAM).
2. TYPE BUSA
MEKANIKAL
( MECHANICAL
FOAM )
84. Busa Kimia
• Single powder, bila
bercampur dengan air
akan terbentuk busa
• Dual Powder, misalnya
alumunium sulfat dan
sodium carbonat, yang
bila bercampur pada
perbandingan tertentu
akan akan menghasilkan
busa.
85. Busa mekanikal ( Mechanical Foam )
• Busa mekanik adalah busa
yang terbentuk dengan
adanya gerak mekanik
tubulensi foam compound,
udara dan air bertekanan.
• Busa mekanik lebih popular
dibanding dengan busa kimia
yang dalam penggunaanya
ternyata lebih mahal dan
banyak membutuhkan tenaga
manusia.
86. Macam Foam compound
( Cairan busa )
• Protein foam, baik protein
hewani atau nabati
• Fluoro protein misalnya FP-
70
• Fluoro surfactant, surface
active agent, misalnya AFFF,
light water
• Hydrocarbon surfactant
atau detergent, misalnya
Hight Expansion foam (HEF)
87. MUTU BUSA
• 25% drainage time, yang
menunjukkan kecepatan
air memisah dari foam
• Expansi ratio yaitu
perbandingan antara
volume udara terhadap
larutan.
(Low expansion foam 1 – 20
Medium expansion foam 20-200
High expansion foam 200-2000 )
• Kemampuan menahan
panas (burn back
resistance)
88. KARATERISTIK BUSA
1. Dapat mengalir dengan cukup
bebas agar dengan cepat dapat
menutup permukaan
2. Kohesive sehingga uap dapat
terbungkus dengan kedap, tetapi
daya adhesivenya tinggi.
3. Tahan panas dan tidak pecah bila
kena panas sehingga uap timbul
dari cairan yang terbakar.
4. Harus cukup menahan air agar
menjadi seal pada waktu yang
cukup lama.
5. Cukup ringan sehingga dapat
menampung diatas cairan yang
tensinya rendah tetapi harus
cukup berat agar tidak mudah
tertiup angin.
6. Gelembungnya tidak boleh
terlalu besar sehingga mudah
pecah bila kena panas dan gaya
tariknya.
89. FUNGSI KERJA BUSA DALAM
PEMADAMAN
• Membungkus dan melindungi
permukaan cairan dari panas
radiasi api, disini busa berfungsi
sebagai pencegah penguapan.
• Mendinginkan bahan (cairan)
yang terbakar dengan
kandungan air yang ada
• Membatasi penyediaan oxygen
90. KEGUNAAN FOAM
1. Foam sangat aktif mengendalikan
dan memadamkan api pada
sebagian besar kebakaran kelas B
(flammable liquid) dimana suhunya
dibawah 2500F, bila suhu lebih
tinggi ada resiko “boil over”.
2. Dapat digunakan dalam pemadam
kelas A dalam hal supply air tidak
cukup tersedia, sifat low
conductivitynya akan efektif agar
bahan yang terbakar baik liquid
atau padat tidak nyala kembali.
3. Dalam pelaksanaannya methode
pemadaman dengan foam dapat
dilakukan dengan cara:
- Chambers atau fixed foam devices
- Sub surface application
- Nozzle application
91. JENIS BUSA MEKANIK
• Busa regular, dipergunakan
untuk memadamkan
kebakaran bahan-bahan cair
non solvent seperti bensin,
kerosene dan jenis
hydrocarbon cair lainnya
• Busa polar solvent,
dipergunakan untuk
memadamkan kebakaran
bahan cair solvent seperti
methanol, keton dll.
92. FOAM COMPOUND – POLER
SOLVENT (Alcohol resistant)
• Busa jenis ini mampu
membentuk lapisan polimerik
yang kohesif diatas
permukaan zat pelarut .
• Lapisan polimerik itulah yang
mencegah larutannya
gelombang busa ke dalam
bahan yang terbakar
93. FOAM COMPOUND – BUSA REGULER
ADA 2 MACAM HYDROSEAL PROTEIN FOAM
& SINTENTIC FOAM
• Protein foam adalah jenis busa regular yang paling
umum, terbuat dari bahan protein alam yang
diolah pada suhu tinggi dengan ditambah beberapa
additive (Contoh:FP 70/570, tutogen hicerol dsb )
• Sintentic (surface active agent) foam tersebut dari
bahan kimia non protein yang ditambah dengan
surfactant dan stabilizer.
Bahan ini dapat digunakan sebagai :
- HEF dengan induction rate 1%-2%x
- HEF dengan induction rate 3 – 6%
- Wetting agent, pada kebakaran kelas A dengan induction rate
1%.
- Emulsifying agent, pada oil spill dengan induction >3%
- Contoh: - Aquaous film foaming agent AFF) type.
- Expirol F-15 HEF)
95. METHODE PENCAMPURAN
BUSA ( FOAM )
• Air bertekanan mengalir
melalui “propertioner”
mengatur jumlah foam yang
sesuai dan terbawa aliran air
dan membentuk larutan
foam
• Larutan bertekanan ini
belum mengandung udara,
baru setelah melalui selang
atau pipa dan mencapai
“foam maker” udara
tertarik dan terbentuk busa.
96. DAERAH RESIKO TINGGI
1.FIRE PROTEKSI SYSTEM YANG DIPASANG
MENGIKUTI SYSTEM FIRE ZONA.
2. DETEKSI AKAN BEKERJA SECARA
OTOMATIS, BILA LEBIH SATU DETEKTOR FIRE
ZONA MENDETEKSI API.
3.TYPE DETEKTOR YANG TERPASANG HARUS
DISESUAIKAN LOKASI DAN
LINGKUNGANNYA.
4.INFORMASI KEBAKARAN YANG DIDETEKSI
DARI DETEKTOR HARUS MENGAKTIPKAN
E.S.D.
5.PERALATAN FIRE PROTEKSI DELUGE &
SUPPRESION HARUS DIPASANG
97. EMERGENCY SHUT DOWN
TERSEDIA LOKASI RESIKO TINGGI DAN HARUS :
* BEKERJA SECARA OTOMATIS MENERIMA
INFORMASI KEBAKARAN
* BERHUBUNGAN DENGAN PLANT SISTEM UNTUK
BLOWDOWN ATAU MENUTUP ALIRAN GAS /
MINYAK.
* ISOLASI SUMBER MINYAK KEARAH API
* MEMATIKAN ALIRAN LISTRIK.
* TOM BOL DIRUANG KENDALI ( CONTROL ROOM )
* DUA TINGKAT PROTEKSI API RP 14 C STANDARD