SlideShare a Scribd company logo
1 of 98
BASIC
FIRE
FIGHTING
 Api terbuka
 Gesekan
 Bunga api / Busur listrik
 Aliran listrik
 Listrik statis
 Petir
 Kompresi
 Pembakaran spontan
 Sinar matahari
 Nuklir
Sebab Kebakaran
• Untuk menjadi suatu api, 3
unsur harus ada:
– Bahan bakar – sesuatu yang dapat
terbakar (kayu, kertas, dll)
– Panas – cukup untuk membuat bahan
bakar terbakar (ignition source)
– Oxygen – udara
• Semua 3 unsur ini harus ada
pada saat yang sama untuk
menjadi suatu kebakaran
Chemistry of Fire
1. The Fire Triangle
2. The Fire Tetrahedron
Fuel Air (O2)
Heat
• LNG, LPG, acetylene
• Bensin, minyak tanah
• Kayu, kertas
• Oxygen
• Udara normal
• Api terbuka, rokok
• Spark, gesekan, matahari
• Mesin, listrik
Daerah Bisa Terbakar ( Flammable Range )
• Adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar
dengan udara yang dapat terbakar / menyala bila dikenai
sumber panas yang cukup.
• Konsentrasi disini diartikan sebagai perbandingan volume
antara uap bahan bakar dengan jumlah dari uap bahan bakar
ditambah udara.
• Daerah dapat terbakar dibatasi oleh :
• Batas bisa terbakar atas (Upper Flammable Limit, UFL).
• Batas bisa terbakar bawah (Lower Flammable Limit, LFL).
• Contoh daerah bisa terbakar untuk crude oil :
• Daerah gemuk (Too Rich Condition)
• Daerah bisa terbakar (Flammable Range)10%1%10%21%
• Daerah kurus (Too Lean Condition)
• Daerah kurang oksigen.
1 %
10 %
High Explosion
Limit
Lower Explosion
Limit
%
of
Crude
Oil
Vapor)
% of O2 in the Air
Lack
of O2
10 %
21 %2
FLAMMABLE
RANGE
Too Rich
Too Lean
Crude Oil 1% - 10% Benzene 1.45% - 8%
Gasoline 1.4% - 7.7% Toluene 1.2% - 7%
Kerosene 1.6% - 6% Acetylene 2.5% - 80%
Butane 1.6% - 8.5% Acetone 2.1% - 13%
Propane 2.3% - 9.5%
Konduksi ( conduction)
• Adalah perpindahan panas melalui kontak
(bersinggungan)secara langsung. Perpindahan
panas ini terjadi karena meningkatnya aktivitas
atom pada ujung yang panas.
Konveksi (convection)
• Adalah cara perpindahan panas melalui pergerakan
(aliran) media cair atau gas. Bila terjadi
perpindahan panas dengan cara konveksi, maka
telah terjadi sirkulasi aliran fluida atau gas dari
satu tempat ketempat lain.
Adalah perpindahan energi yang berbentuk seperti
gelombang magnet, tanpa melalui suatu media
penghantar,karena berbentuk gelombang
magnet,maka energi tersebut akan dipindahkan
dengan membentuk pancaran garis lurus yang searah
dengan kecepatan cahaya.
Pada suatu kebakaran besar, radiasi panas mampu
mentransfer panas sehingga mampu untuk membakar
suatu gedung.
Radiasi (Radiation)
Tanda-tanda suatu kondisi yang bisa mengakibatkan backdraft :
• Terdapat asap bertekanan yang keluar melalui lubang-lubang kecil
• Warna asap berubah dari hitam menjadi abu-abu kekuning-kuningan
• Panas sangat tinggi
• Nyala api kecil atau tidak terlihat
• Asap keluar dari bangunan bergumpal-gumpal dengan interval waktu
(tidak kontinue)
• PELEDAKAN FISIKA
(Physical Explosion  Expanse)
Pelepasan tekanan uap/gas seperti :
Ketel uap, bejana tekanan, kompresor dll.
• PELEDAKAN KIMIA
(Chemical Explosion  Explosive)
Pelepasan energi potensial dari reaksi
bahan kimia yang disertai pelepasan
energi panas yang tinggi dalam waktu
yang cepat
Ledakan bahan kimia yang karena
sifatnya dalam keadaan berdiri sendiripun
dapat meledak
Ledakan bahan kimia
melalui proses oksidasi
B L E V E
(Boiling Liquid Expanding
Vapor Explosion)
peledakan tangki gas cair
yang mendidih akibat paparan panas
TANKI BAHAN BAKAR
GAS CAIR
PAPARAN
PANAS
Mexico City, Mexico (1984)
A BLEVE at an LPG Terminal near Mexico City resulted in 650 deaths and over
6,400 injuries. Damage to the plant was estimated at $ 31.3 million.
Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam
waktu 30 detik
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam
(tergantung kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
Daerah nyaman termal (tergantung kelembaban,
gerakan udara, dan faktor-faktor lain)
0
10
35
65
95
120
150
180
200
oC
Respon manusia terhadap temperatur
1. Light (Low) Hazard. Adalah daerah dimana hanya ada
bahan mudah terbakar class A, termasuk didalamnya
mebel, meja, kursi, dekorasi dan bahan lain yang mudah
terbakar ada dalam jumlah kecil. (10:1.5.1)
2. Ordinary (Moderate) Hazard. Adalah daerah dimana
terdapat bahan class A dan class B, yang jumlahnya lebih
besar daripada light (low) hazard. (10:1.5.2)
3. Extra (High) Hazard. Adalah daerah dimana terdapat
penyimpanan bahan mudah terbakar class A dan class B,
dalam bentuk gudang, pabrik, pemakai, penimbunan
sampah atau daerah lain yang serupa, yang jumlahnya
lebih besar daripada ordinary (moderate) hazard.
(10:1.5.3)
NFPA Classification of Hazards:
KLASIFIKASI KEBAKARAN
 KELAS A
Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam
(kayu,kertas.karet,kain dll)
 KELAS B
Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan gas
(bensin,solar,minyak tanah,LPG,LNG dll)
 KELAS C
Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik yang masih
bertegangan.
 KELAS D
Kebakaran yang terjadi pada logam
(magnesium,zurkunium,titanium dll)
PER NO. 04/MEN/1980
MEDIA PEMADAM API
• Air
• Pasir
• Tongkat ( rotan, kayu, besi dsb)
• Blacked ( karung, asbes).
• Kimia ( CO2, Hallon, Dry powder)
• Foam dan air
• Ledakan
 Starvation
 Cooling
 Smothering & Dilution
 Cutting the chain of
chemical reactions
Fuel Air (O2)
Heat
• Mengambil sisa bahan bakar
• Merobohkan rumah terbakar
• Menutup aliran bahan bakar
• Mengisolasi kebakaran
Starvation
Fuel Air (O2)
Heat
• Penyelimutan (Smothering)
• Isolasi ruang
• Tutup ventilasi
• Buat ruang hampa udara
• Reaksi kimia oksidasi
Fuel Air (O2)
Heat
• Pendinginan
Empat komponen proses kebakaran:
• Oxygen (oxidizing agent)
• Bahan bakar
• Panas
• Reaksi kimia spontan
Reducing
Agent
(Fuel)
Oxidizing
Agent
Heat
Chemical
Chain
Reaction
Bereaksi dng unsur “Fire
Tetrahedron”
Active Fire Protection
1. Fire Extinguisher
2. Enclosure Fire Extinguishers
3. Sprinkler Systems
4. Fire Detection System
5. Fire Alarm System
6. Fire Hydrants, Monitors and Standpipe
 MEANS OF ESCAPE
 KOMPARTEMEN
 SMOKE CONTROL
 FIRE DAMPER
 FIRE RETARDANT/TREATMENT
PASSIF
1. Fire Extinguisher/APAR
Merupakan peralatan “active fire protection” yg digunakan
untuk memadamkan api kecil atau awal kebakaran. Dianjurkan
tidak digunakan pada kebakaran yg sudah besar atau
membahayakan pemakai (api sudah mencapai ceiling, penuh
asap atau bisa meledak).
Rating extinguisher ditampilkan dengan code huruf dan angka,
misal:
1-A:10-B:C
A x 1.25 gallons = 1.25 gallons air
B x square feet = 10 sq ft
C = bisa digunakan u/ "class fire" C
Class C, D dan K tidak ada ratingnya
Note: tidak diijinkan menyediakan 2 atau lebih extinguisher
dng ukuran lebih kecil dari rating fire yg diprediksikan.
• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI
• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
JENIS Alat Pemadam Api
Ringan
Halon
CO2
Dry powder
Water pressure
Wet chemical
APAR ISI POWDER
ADALAH TABUNG APAR YANG DI ISI POWDER
KEMUDIAN DITEKAN CARTRIDGE YANG BERISI N2 / CO2
1.Powder kimia REGULER adalah tepung kimia yang
efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
2. Powder kimia MULTI PURPHOSE adalah tepung kimia
yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B
dan C.
3. Powder kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung
kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
khusus kelas D.
POWDER
BAHAN BAKU P0WDER
Bahan baku POWDER reguler :
 Sodium bikarbonat.
Potasium bikarbonat.
Potasium carbonat.
Potasium klorida.
Bahan baku powder multi purphose :
 Kalium sulfat
Mono ammunium phospat.
Bahan baku powder khusus
 Campuran kalium klorida.
 barium klorida.
 magnesium klorida.
 natrium klorida.
 kalsium klorida.
STORED
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
CO
2
Konstruksi
Pemasangan dan Penempatan
APAR
 Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai / diambil dan dilengkapi
dengan tanda pemasangan .
 Sesuai dengan jenis dan kelas
kebakaran benda yg di lindungi
 Harus menggantung pada dinding
/ dalam lemari kaca .
 Ketinggian 75 – 120 cm dari
lantai.
 Pada suhu antara 40 C – 490 C
APAR
APAR APAR
1,25m
1,20m
1,25m
1,20m
15cm
Pemasangan APAR
TEMP 04°C s/d 49°C
PER NO. 04/MEN/1980
Dry
Powder
&
CO2
PERSYARATAN TEKHNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas .
3. Segel harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat
6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari
batas yang telah ditentukan antara 13 sd 15 bar
7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada membran
tabung gas .
8. Belum lewat masa effektifnya
9. Jika sudah dipakai atau drop
pada pressure segera di isi.
KEGAGALAN APAR
Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai
Macet/tidak berfungsi
Petugas
Salah penempatan
2
• belum ditunjuk
• tidak trampil
Tidak bertekanan
- bocor
Powder
menggumpal
WATER
HALON
POWDER
FOAM
CARA MENGGUNAKAN
ALAT PEMADAM API RINGAN
Model Store Pressure dan Cartridge di dalam
Untuk menggunakan APAR Model ini dengan cara P.A.S.S
Perhatikan :
ARAH ANGIN dan berada
pada jarak aman (8 kaki)
Cara penggunaan APAR
P ull the pin.
A im the nozzle
S weep the base of the fire
S queeze the handle
Ingat Kata PASS maka anda bisa menggunakannya
SPRINKLER
• Sering disebut kepala sprinkler ( sprinkler Head ) atau sprinkler
otomatis dapat mengeluarkan air setelah tutup atau sumbat
terlepas yang diaktifkan oleh elemen yang bereaksi terhadap
panas.
• Sprinkler dapat dianggap sebagai fixed nozzle spray yang
dioperasikan oleh detector panas secara mandiri.
• Untuk pemasangan sprinkler head harus disesuaikan dengan suhu
maksimum yaitu suhu yang diharapkan sama dengan suhu pada
kondisi normalnya dan perkiraan karena api pada area itu.
• Oleh karenanya tiap sprinkler Head yang akan dipasang
mempunyai kode warna pada lengan kerangka sprinkler.
• Kecuali sprinkler yang dilapisi (coated sprinkler ) dan decorative
Sprinkler. Biasanya bila tidak ada pada lengan sprinkler kode tsb
diberi titik pada deflector.
Jenis-jenis sprinkler
Ada lima jenis sprinkler yaitu:
1. Pipa basah ( Wet - Pipe )
2.Pipa kering ( Dry -pipe )
3.Pra- tindakan ( Pre- action )
4.Banjir ( Deluge )
5.Perumahan ( Residential )
Type pusble link Type bohlam kaca Type chemical pellet
• MACAM-MACAM BENTUK SPRINKLER
• Ada tiga macam bentuk bentuk dasar yaitu :
• Pendant ( tergantung ).
• Upright ( tegak ).
• Side wall ( Dipasang pada dinding ).
Pendant Upright Side wall
Deluge Fire Sprinkler System
1. Strainer
2. Automatic Flow Control Valve
3. Strainer/needle valve
4. Hydro pneumatic valve
5. Check Valve
6. Scondary stop Valve
7. Instantaneous Fire hose conection
8. Isolation Valve (
Peralatan Proteksi kebakaran
• Peralatan untuk perlindungan bahaya kebakaran ada yang
dipasang secara tetap (fix), dan ada juga yang udah
digerakkan (moveable). Begitu pula systemnya ada yang
dibuat otomatis (Auto), dan ada ayang tidak otpmatis
(manual)
• Untuk peralatan yang dipasang tetap (fix) tetap akan dicatu
oleh aliran air yang bertekanan secara terus menerus (fire
water supply).
• Fire water supply adalah tersedianya air yang cukup untuk
menunjang operasi pemadaman kebakaran. Water supply ini
berasal dari suatu sumber air (kolam,sungai) yang
dipompakan dengan pompa induk (main fire pump).
• Pompa air ini harus handal untuk memenuhi
persyaratan pemadaman kebakaran, pompa air yang
digerakkan oleh listrik, hanya memerlukan perawatan
ringan, namun bila terjadi power failure akan menjadi
masalah.
• Pompa air yang digerakkan oleh diesel lebih handal
tetapi perawatan lebih mahal namun tidak tergantung
pada sumber tenaga listrik.
• Air yang dipompa dialirkan melalui jaringan (main
fire line), kemudian didistribusikan kesistem seperti :
hydrant, hose reel, sprinker/deluge, monitor.
Water pond &vMaint Fire Pump
Hydrant
Hose Reel
Jocky pump
Sprinkler
Fire Monitor
Fire Detection System
Adalah peralatan untuk mendeteksi kebakaran dengan bermacam tingkatannya
atau digunakan untuk memonitor kejadian yang berkaitan dengan pengamanan
kebakaran disuatu area. Sistem peralatan ini mengacu pada NFPA 72, yang
terdiri atas:
1. Heat detectors
2. Smoke detectors
3. Radiant energy sensing detectors
4. Sprinkler system waterflow alarms
5. Extinguishing system operation initiating devices
6. Manually activated alarm initiating devices (manual fire alarmboxes)
7. Supervisory signal initiating devices
Masing2 peralatan harus di test untuk meyakinkan kinerjanya
sesuai dengan perencanaan. Jenis dan kategori test tergantung
jenis peralatan dan kinerja yang diharapkan pada peralatan
monitor tersebut.
Infrared Beam Smoke Detectors
Photoelectronic
Smoke Detectors
Ionization Smoke
Detectors
Incipient Smoke Detectors
Heat, Thermal detectors Optical Heat Detector
UV/IR
Detectors
Fusible Plug Heat Detector
Optical Flame Detectors
Open Path Detectors
CCTV
Detector
Triple IR
Flame Detector
Fire Alarm System
Sistem Manual; break glass, tombol dan sistem
tarik, ditempatkan disekitar jalan keluar, mudah
dilihat dan dioperasikan.
Sistem Otomatik; diaktifkan dengan berbagai
macam input yang berkaitan dengan kebakaran:
convected thermal energy; heat detector, products
of combustion; smoke detector, radiant energy;
flame detector, combustion gasses; carbon
monoxide detector and release of extinguishing
agents; water-flow detector.
Sistem terbaru menggunakan camera dan computer untuk menganalisa "visible
effects of fire" dan pergerakan benda yang tidak diharapkan, atau digunakan
untuk mencegah kejahatan.
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran
harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
E
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA
TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN
DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
Detektor
Panel Indikator
Signa
l
alarm
FIRE FOULT
NORMAL
Detektor
Signal
alarm
FIRE FAULT
NORMAL
Fire Hydrants & Monitors
Fire Hydrants & Monitors
F. Passive Fire Protection
Basic Passive Fire Protection:
1. Structural fire protection. Melindungi rangka
bangunan dari efek api, yaitu melapisi bagian
rangka dengan lapisan material tahan api.
2. Compartmentation. Membuat ruangan
terpisah, penyekat, dinding, ceiling, partisi
dan juga penahan asap dari material tahan api.
3. Opening protection. Membuat pintu dan
jendela dari material atau lapisan tahan api
dan juga mampu menahan asap.
4. Firestopping materials. Material ini mampu menahan api sehingga tidak
menembus dinding atau penyekat tahan api, sehingga penyebaran api bisa
dihentikan.
5. Intumescent Paint, Spraying and Coating. Lapisan tahan panas untuk cable,
furniture, carpet dll
Fire Stopping Systems
Fire Water System
Norco Louisiana, The Orion
Tank Fire in June 8, 2001.
The world record in tank fire
fighting.
• Air adalah media pemadam api yang belum bisa tergantikan oleh media lain,
sistem atau tehnik yg paling canggih sekalipun.
• Kalkulasi penyediaan supply air pemadam kebakaran dikaitkan dengan
besarnya bahan cairan mudah terbakar yang ditimbun atau dikelola pada
fasilitas tersebut.
PEMADAMAN KEBAKARAN
DENGAN MENGGUNAKAN AIR
Dalam hal ini karena ada beberapa
keuntungan:
1. Air mudah didapat
2. Biaya murah
3. Bisa dipakai dalam jumlah besar
4. Aman dalam arti tidak beracun, tidak
menimbulkan pencemaran
PEMADAMAN KEBAKARAN DENGAN
MENGGUNAKAN AIR
PERLU DIBANTU DENGAN PERALATAN
• Water sprinkler system
• Water deluge system
• Bak penampung air ( water pond)
• Sumber air
• Pompa, pipa distribusi, monitor, hose, nozzle,
dan bermacam-macam fitting.
• Foam
• SOP
• Skill dari operator dan fire team
FIRE PUMP & FIRE TRUCK
Fungsi Pompa
Pompa jenis centri fugal
• Pada pompa ini, zat cair dapat dipindahkan karena
adanya gaya centrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan
berputar yang cepat dari impeller. Gaya centrifugal
adalah gaya yang menuju kearah luar dari pusat
putaran.
• Gerakan berputar dari impeller dapat memudahkan air
dari bagian tengah kebagian tepi dari rumah pompa
sehingga bisa memberikan tekanan dan kecepatan pada
air.
NOZZLE
• Nozzle adalah titik Ujung dari system peryaluran air. Jenis yang
umum dari nozzle ada 2 (dua) macam yaitu straight stream
nozzle dan fog atau spray nozzle. Nozzle berguna mengatur
bentuk dan kecepatan pancaran air.
• Pada fog nozzle pancaran air dapat dibuat menjadi butir-butir air
yang halus dipakai untuk pendinginan.
• Straight stream nozzle dibedakan berdasarkan pada besar kecilnya
diameter ujung nozzle. Tekanan pada straight stream nozzle
biasanya berlasar antara 45 psi sampai dengan 50 psi.
WATER HAMMER
• Water hammer adalah kejutan tekanan dalam saluran-
tertutup yang disebabkan oleh penurunan secara cepat
dari kecepatan aliran pada saat menanggulangi
kebakaran aliran air melalui slang sering dipengaruhi
oleh nozzle atau kerangan yang ditutup secara
mendadak sehingga tenaga kinetik dari air yang
mengalir tadi berubah menjadi tanaga tekan.
• Tenaga tekan yang ditimbulkan oleh penghentian
secara sempurna atau penurunan yang terlalu cepat
dari kecepatan aliran di dalam slang biasanya akan
diserap oleh slang yang elastis.
• Namun demikian, tidak jarang slang itu pecah karena
nozzle atau kerangan ditutup secara cepat.
Peralatan Fire Fighting
PERSYARATAN PEMADAMAN
KEBAKARAN BERHASIL
1. Efficient : cepat dan tepat waktu
2. Aman : tidak ada korban dipihak fire team
3. Dapat mengurangi eskalasi kebakaran dan
kerugian baik harta benda maupun jiwa.
4. Semua peralatan bekerja baik: transportasi
kommunikasi, fire & rescue dan procedure
( ECP)
STRATEGI PEMADAMAN
KEBAKARAN
1. Penyelamatan orang menjadi prioritas utama
2. Fire & rescue team
- Tegas & disiplin
- Tenang, waspada, percaya diri
- Kompak dalam team work
- Cepat, terampil, efisien
3. Assess/ pelajari kondisi ditempat kejadian
- Lokasi kebakaran
- Arah angin
- Bahan yang terbakar ( klas bahan- MSDS)
- Kondisi tempat kebakaran dan sekelilingnya
- Jumlah bahan yang terbakar
- Sumber air terdekat
- Siapkan fire & resque team
- Siapkan peralatan atau gunakan peralatan yang terpasang dilokasi
kejadian secara optimal ( plant, office, work shop dsb)
4. Prinsip Teknik pemadaman : cooling, smothering, starvation, memutus
rantai kebakaran.
5.Tindakan sewaktu tiba di lokasi kebakaran.
- Lapor Ke On-Scene Comander
- Utamakan keselamatan Team dan peralatan
- Posisikan diri dan peralatan di lokasi yang aman
- Tanyakan ke On-Scene Commander mengenai denah bangunan,bahan yang
berharga, bahan yang berbahaya
dan lokasi korban bila ada.
- Gunakan peralatan dyang ada ditempat bila kondisinya masih memungkinkan (
plant,kantor,work shop )
- Tindakan pertolongan korban,pemadaman, kumpulkan barang-barang ( salvage)
- Laporkan akhir pemadaman.
Catatan: Bila kebakaran terjadi di area yang sudah ada peralatan proteksi kebakaran
maka sprinkler/deluge system akan otomatic bekerja,
STRATEGI PEMADAMAN
KEBAKARAN
Capitan
Nozleman I
Backupman I
Pump Operator
Nozleman II
Backupman II
01
02
03
04
05
06
Sumber Api
02
06
04
05
03
01
POSISI FIRE MAN
TEHNIK PEMADAMAN
DENGAN BUSA “MEKANIK”.
1. Dinginkan dinding tangki atau bejana yang
terbakar
2. Selama air masih mengalir dari foam nozzle,
jangan sekali-kali diruangkan ketempat
yang terbakar
3. Arahkan busa yang terbakar dari foam
nozzle ketempat yang terbakar
4. Pemasukan busa dilakukan dengan cara:
• - Gravitasi
• - Ditembakkan ke dinding bagian dalam tangki
yang terbakar
• 5. Lakukan pendinginan walau sudah
padam, dan hentikan penyemprotan busa.
ALAT PERLENGKAPAN BUSA
• Foam making branch pipe (F.B), terdiri atas
berbagai ukuran
Jenis F.B Kapasitas Air 1/m Code warna
F.B - 5 (225)
F.B - 10 x (450)
F.B – 20 x (900)
50
100
200
225
450
900
Kuning
Merah
Biru
Variable in-line foam induction (FI)
FI ada beberapa jenis :
• Dalam rangkaian FI dipasang
diantara pompa dan foam branch
pipe.
Jenis FI Kapasitas Air % Foam
Compound
F.B
225
450
900
225
450
900
3 – 5 %
3 – 5%
3 – 5%
FM – 225
FM – 450 atau
2FM – 225
FM – 900 atau
2 FM -450
Mechanical foam generator (MFG) atau
disebut juga HBFG.
• Alat ini dipakai pada base injection system
dan dipasang antara pompa dan foam
nozzle pada pemadam kebakaran tangki.
MFG MBEG Foam Comp
GPM
5 A
10
20
225
450
900
2
5
10
MENURUT TERBENTUKNYA
BUSA ADA 2 TYPE
1. TYPE BUSA
KIMIA
( CHEMICAL
FOAM).
2. TYPE BUSA
MEKANIKAL
( MECHANICAL
FOAM )
Busa Kimia
• Single powder, bila
bercampur dengan air
akan terbentuk busa
• Dual Powder, misalnya
alumunium sulfat dan
sodium carbonat, yang
bila bercampur pada
perbandingan tertentu
akan akan menghasilkan
busa.
Busa mekanikal ( Mechanical Foam )
• Busa mekanik adalah busa
yang terbentuk dengan
adanya gerak mekanik
tubulensi foam compound,
udara dan air bertekanan.
• Busa mekanik lebih popular
dibanding dengan busa kimia
yang dalam penggunaanya
ternyata lebih mahal dan
banyak membutuhkan tenaga
manusia.
Macam Foam compound
( Cairan busa )
• Protein foam, baik protein
hewani atau nabati
• Fluoro protein misalnya FP-
70
• Fluoro surfactant, surface
active agent, misalnya AFFF,
light water
• Hydrocarbon surfactant
atau detergent, misalnya
Hight Expansion foam (HEF)
MUTU BUSA
• 25% drainage time, yang
menunjukkan kecepatan
air memisah dari foam
• Expansi ratio yaitu
perbandingan antara
volume udara terhadap
larutan.
(Low expansion foam 1 – 20
Medium expansion foam 20-200
High expansion foam 200-2000 )
• Kemampuan menahan
panas (burn back
resistance)
KARATERISTIK BUSA
1. Dapat mengalir dengan cukup
bebas agar dengan cepat dapat
menutup permukaan
2. Kohesive sehingga uap dapat
terbungkus dengan kedap, tetapi
daya adhesivenya tinggi.
3. Tahan panas dan tidak pecah bila
kena panas sehingga uap timbul
dari cairan yang terbakar.
4. Harus cukup menahan air agar
menjadi seal pada waktu yang
cukup lama.
5. Cukup ringan sehingga dapat
menampung diatas cairan yang
tensinya rendah tetapi harus
cukup berat agar tidak mudah
tertiup angin.
6. Gelembungnya tidak boleh
terlalu besar sehingga mudah
pecah bila kena panas dan gaya
tariknya.
FUNGSI KERJA BUSA DALAM
PEMADAMAN
• Membungkus dan melindungi
permukaan cairan dari panas
radiasi api, disini busa berfungsi
sebagai pencegah penguapan.
• Mendinginkan bahan (cairan)
yang terbakar dengan
kandungan air yang ada
• Membatasi penyediaan oxygen
KEGUNAAN FOAM
1. Foam sangat aktif mengendalikan
dan memadamkan api pada
sebagian besar kebakaran kelas B
(flammable liquid) dimana suhunya
dibawah 2500F, bila suhu lebih
tinggi ada resiko “boil over”.
2. Dapat digunakan dalam pemadam
kelas A dalam hal supply air tidak
cukup tersedia, sifat low
conductivitynya akan efektif agar
bahan yang terbakar baik liquid
atau padat tidak nyala kembali.
3. Dalam pelaksanaannya methode
pemadaman dengan foam dapat
dilakukan dengan cara:
- Chambers atau fixed foam devices
- Sub surface application
- Nozzle application
JENIS BUSA MEKANIK
• Busa regular, dipergunakan
untuk memadamkan
kebakaran bahan-bahan cair
non solvent seperti bensin,
kerosene dan jenis
hydrocarbon cair lainnya
• Busa polar solvent,
dipergunakan untuk
memadamkan kebakaran
bahan cair solvent seperti
methanol, keton dll.
FOAM COMPOUND – POLER
SOLVENT (Alcohol resistant)
• Busa jenis ini mampu
membentuk lapisan polimerik
yang kohesif diatas
permukaan zat pelarut .
• Lapisan polimerik itulah yang
mencegah larutannya
gelombang busa ke dalam
bahan yang terbakar
FOAM COMPOUND – BUSA REGULER
ADA 2 MACAM HYDROSEAL PROTEIN FOAM
& SINTENTIC FOAM
• Protein foam adalah jenis busa regular yang paling
umum, terbuat dari bahan protein alam yang
diolah pada suhu tinggi dengan ditambah beberapa
additive (Contoh:FP 70/570, tutogen hicerol dsb )
• Sintentic (surface active agent) foam tersebut dari
bahan kimia non protein yang ditambah dengan
surfactant dan stabilizer.
Bahan ini dapat digunakan sebagai :
- HEF dengan induction rate 1%-2%x
- HEF dengan induction rate 3 – 6%
- Wetting agent, pada kebakaran kelas A dengan induction rate
1%.
- Emulsifying agent, pada oil spill dengan induction >3%
- Contoh: - Aquaous film foaming agent AFF) type.
- Expirol F-15 HEF)
PRINSIP PEMBENTUKAN
BUSA
FOAM TERBENTUK
OLEH 3 UNSUR:
- AIR BERTEKANAN
- FOAM COMPOUND
- UDARA TERCAMPUR
SECARA TURBOLEN
METHODE PENCAMPURAN
BUSA ( FOAM )
• Air bertekanan mengalir
melalui “propertioner”
mengatur jumlah foam yang
sesuai dan terbawa aliran air
dan membentuk larutan
foam
• Larutan bertekanan ini
belum mengandung udara,
baru setelah melalui selang
atau pipa dan mencapai
“foam maker” udara
tertarik dan terbentuk busa.
DAERAH RESIKO TINGGI
1.FIRE PROTEKSI SYSTEM YANG DIPASANG
MENGIKUTI SYSTEM FIRE ZONA.
2. DETEKSI AKAN BEKERJA SECARA
OTOMATIS, BILA LEBIH SATU DETEKTOR FIRE
ZONA MENDETEKSI API.
3.TYPE DETEKTOR YANG TERPASANG HARUS
DISESUAIKAN LOKASI DAN
LINGKUNGANNYA.
4.INFORMASI KEBAKARAN YANG DIDETEKSI
DARI DETEKTOR HARUS MENGAKTIPKAN
E.S.D.
5.PERALATAN FIRE PROTEKSI DELUGE &
SUPPRESION HARUS DIPASANG
EMERGENCY SHUT DOWN
TERSEDIA LOKASI RESIKO TINGGI DAN HARUS :
* BEKERJA SECARA OTOMATIS MENERIMA
INFORMASI KEBAKARAN
* BERHUBUNGAN DENGAN PLANT SISTEM UNTUK
BLOWDOWN ATAU MENUTUP ALIRAN GAS /
MINYAK.
* ISOLASI SUMBER MINYAK KEARAH API
* MEMATIKAN ALIRAN LISTRIK.
* TOM BOL DIRUANG KENDALI ( CONTROL ROOM )
* DUA TINGKAT PROTEKSI API RP 14 C STANDARD
Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt

More Related Content

What's hot

Hiradc pemeliharaan chiller
Hiradc pemeliharaan chillerHiradc pemeliharaan chiller
Hiradc pemeliharaan chilleradnan sintan
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiAl Marson
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxZedanaDwiP
 
Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Eko Kiswanto
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
 
JSA Materi.pptx
JSA Materi.pptxJSA Materi.pptx
JSA Materi.pptxSalehTeguh
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Fitri Ifony
 
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.ppt
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.pptPencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.ppt
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.pptAhmad Fauzi
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranMokh Afifuddin Machfudz
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyasujatno angga
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Savvana27
 
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranPecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranKomang Sumiarsa
 
Pengertian apar new
Pengertian apar newPengertian apar new
Pengertian apar newEko Kiswanto
 

What's hot (20)

Hiradc pemeliharaan chiller
Hiradc pemeliharaan chillerHiradc pemeliharaan chiller
Hiradc pemeliharaan chiller
 
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan ProduksiK3 Pesawat Tenaga dan Produksi
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
 
Teori Api dan Pemadam.pdf
Teori Api dan Pemadam.pdfTeori Api dan Pemadam.pdf
Teori Api dan Pemadam.pdf
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
 
Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
 
JSA Materi.pptx
JSA Materi.pptxJSA Materi.pptx
JSA Materi.pptx
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
HIRADC
HIRADCHIRADC
HIRADC
 
Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0
 
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.ppt
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.pptPencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.ppt
Pencegahan-dan-Penanggulangan-Kebakaran-ppt.ppt
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
B3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannyaB3 klasifikasi & penyimpanannya
B3 klasifikasi & penyimpanannya
 
apar.pptx
apar.pptxapar.pptx
apar.pptx
 
Teknik Evakuasi
Teknik EvakuasiTeknik Evakuasi
Teknik Evakuasi
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran
 
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranPecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
 
Pengertian apar new
Pengertian apar newPengertian apar new
Pengertian apar new
 

Similar to Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt

Materi Fire 13-nov.pptx
Materi Fire 13-nov.pptxMateri Fire 13-nov.pptx
Materi Fire 13-nov.pptxssuserbcaef3
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaranKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakarannoussevarenna
 
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalAnggi762512
 
Yoga (apar)
Yoga (apar)Yoga (apar)
Yoga (apar)handiv
 
1. Keselamatan Kerja.pptx
1. Keselamatan Kerja.pptx1. Keselamatan Kerja.pptx
1. Keselamatan Kerja.pptxnaufalario1
 
Pengetahuan APAR.ppt
Pengetahuan APAR.pptPengetahuan APAR.ppt
Pengetahuan APAR.pptkartikaardhya
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptx
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptxSOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptx
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptxkarmelitabogastim1
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiAmeu Sequeira
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiAmeu Sequeira
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxJhonManroe1
 
rt_apar (1).ppt
rt_apar (1).pptrt_apar (1).ppt
rt_apar (1).pptYogi_EC
 

Similar to Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt (20)

Materi Fire 13-nov.pptx
Materi Fire 13-nov.pptxMateri Fire 13-nov.pptx
Materi Fire 13-nov.pptx
 
APAR.pptx
APAR.pptxAPAR.pptx
APAR.pptx
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaranKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
 
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
 
TRAINING APAR.ppt
TRAINING APAR.pptTRAINING APAR.ppt
TRAINING APAR.ppt
 
Melawan kebakaran (2)
Melawan kebakaran (2)Melawan kebakaran (2)
Melawan kebakaran (2)
 
Yoga (apar)
Yoga (apar)Yoga (apar)
Yoga (apar)
 
1. Keselamatan Kerja.pptx
1. Keselamatan Kerja.pptx1. Keselamatan Kerja.pptx
1. Keselamatan Kerja.pptx
 
Pengetahuan APAR.ppt
Pengetahuan APAR.pptPengetahuan APAR.ppt
Pengetahuan APAR.ppt
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
Pencegahan Kebakaran di Bilik KH
Pencegahan Kebakaran di Bilik KHPencegahan Kebakaran di Bilik KH
Pencegahan Kebakaran di Bilik KH
 
PGSRBM08 Mencegah Kebakaran Di Bilik KH
PGSRBM08 Mencegah Kebakaran Di Bilik KHPGSRBM08 Mencegah Kebakaran Di Bilik KH
PGSRBM08 Mencegah Kebakaran Di Bilik KH
 
Sebab
SebabSebab
Sebab
 
APAR.pptx
APAR.pptxAPAR.pptx
APAR.pptx
 
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptx
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptxSOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptx
SOSISALISASI APAR TARDAMU utk tanggap bencana.pptx
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
APAR.pdf
APAR.pdfAPAR.pdf
APAR.pdf
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptx
 
rt_apar (1).ppt
rt_apar (1).pptrt_apar (1).ppt
rt_apar (1).ppt
 

Recently uploaded

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 

Fire Fighting (Muh.Napiah).ppt

  • 2.  Api terbuka  Gesekan  Bunga api / Busur listrik  Aliran listrik  Listrik statis  Petir  Kompresi  Pembakaran spontan  Sinar matahari  Nuklir
  • 3. Sebab Kebakaran • Untuk menjadi suatu api, 3 unsur harus ada: – Bahan bakar – sesuatu yang dapat terbakar (kayu, kertas, dll) – Panas – cukup untuk membuat bahan bakar terbakar (ignition source) – Oxygen – udara • Semua 3 unsur ini harus ada pada saat yang sama untuk menjadi suatu kebakaran
  • 4. Chemistry of Fire 1. The Fire Triangle 2. The Fire Tetrahedron
  • 5.
  • 6. Fuel Air (O2) Heat • LNG, LPG, acetylene • Bensin, minyak tanah • Kayu, kertas • Oxygen • Udara normal • Api terbuka, rokok • Spark, gesekan, matahari • Mesin, listrik
  • 7.
  • 8. Daerah Bisa Terbakar ( Flammable Range ) • Adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar / menyala bila dikenai sumber panas yang cukup. • Konsentrasi disini diartikan sebagai perbandingan volume antara uap bahan bakar dengan jumlah dari uap bahan bakar ditambah udara. • Daerah dapat terbakar dibatasi oleh : • Batas bisa terbakar atas (Upper Flammable Limit, UFL). • Batas bisa terbakar bawah (Lower Flammable Limit, LFL). • Contoh daerah bisa terbakar untuk crude oil : • Daerah gemuk (Too Rich Condition) • Daerah bisa terbakar (Flammable Range)10%1%10%21% • Daerah kurus (Too Lean Condition) • Daerah kurang oksigen.
  • 9. 1 % 10 % High Explosion Limit Lower Explosion Limit % of Crude Oil Vapor) % of O2 in the Air Lack of O2 10 % 21 %2 FLAMMABLE RANGE Too Rich Too Lean Crude Oil 1% - 10% Benzene 1.45% - 8% Gasoline 1.4% - 7.7% Toluene 1.2% - 7% Kerosene 1.6% - 6% Acetylene 2.5% - 80% Butane 1.6% - 8.5% Acetone 2.1% - 13% Propane 2.3% - 9.5%
  • 10.
  • 11. Konduksi ( conduction) • Adalah perpindahan panas melalui kontak (bersinggungan)secara langsung. Perpindahan panas ini terjadi karena meningkatnya aktivitas atom pada ujung yang panas.
  • 12. Konveksi (convection) • Adalah cara perpindahan panas melalui pergerakan (aliran) media cair atau gas. Bila terjadi perpindahan panas dengan cara konveksi, maka telah terjadi sirkulasi aliran fluida atau gas dari satu tempat ketempat lain.
  • 13. Adalah perpindahan energi yang berbentuk seperti gelombang magnet, tanpa melalui suatu media penghantar,karena berbentuk gelombang magnet,maka energi tersebut akan dipindahkan dengan membentuk pancaran garis lurus yang searah dengan kecepatan cahaya. Pada suatu kebakaran besar, radiasi panas mampu mentransfer panas sehingga mampu untuk membakar suatu gedung. Radiasi (Radiation)
  • 14.
  • 15. Tanda-tanda suatu kondisi yang bisa mengakibatkan backdraft : • Terdapat asap bertekanan yang keluar melalui lubang-lubang kecil • Warna asap berubah dari hitam menjadi abu-abu kekuning-kuningan • Panas sangat tinggi • Nyala api kecil atau tidak terlihat • Asap keluar dari bangunan bergumpal-gumpal dengan interval waktu (tidak kontinue)
  • 16.
  • 17. • PELEDAKAN FISIKA (Physical Explosion  Expanse) Pelepasan tekanan uap/gas seperti : Ketel uap, bejana tekanan, kompresor dll. • PELEDAKAN KIMIA (Chemical Explosion  Explosive) Pelepasan energi potensial dari reaksi bahan kimia yang disertai pelepasan energi panas yang tinggi dalam waktu yang cepat
  • 18. Ledakan bahan kimia yang karena sifatnya dalam keadaan berdiri sendiripun dapat meledak Ledakan bahan kimia melalui proses oksidasi
  • 19. B L E V E (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) peledakan tangki gas cair yang mendidih akibat paparan panas TANKI BAHAN BAKAR GAS CAIR PAPARAN PANAS
  • 20. Mexico City, Mexico (1984) A BLEVE at an LPG Terminal near Mexico City resulted in 650 deaths and over 6,400 injuries. Damage to the plant was estimated at $ 31.3 million.
  • 21. Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam waktu 30 detik Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam (tergantung kelembaban, pakaian, dan aktivitas) Daerah nyaman termal (tergantung kelembaban, gerakan udara, dan faktor-faktor lain) 0 10 35 65 95 120 150 180 200 oC Respon manusia terhadap temperatur
  • 22. 1. Light (Low) Hazard. Adalah daerah dimana hanya ada bahan mudah terbakar class A, termasuk didalamnya mebel, meja, kursi, dekorasi dan bahan lain yang mudah terbakar ada dalam jumlah kecil. (10:1.5.1) 2. Ordinary (Moderate) Hazard. Adalah daerah dimana terdapat bahan class A dan class B, yang jumlahnya lebih besar daripada light (low) hazard. (10:1.5.2) 3. Extra (High) Hazard. Adalah daerah dimana terdapat penyimpanan bahan mudah terbakar class A dan class B, dalam bentuk gudang, pabrik, pemakai, penimbunan sampah atau daerah lain yang serupa, yang jumlahnya lebih besar daripada ordinary (moderate) hazard. (10:1.5.3) NFPA Classification of Hazards:
  • 23. KLASIFIKASI KEBAKARAN  KELAS A Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam (kayu,kertas.karet,kain dll)  KELAS B Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan gas (bensin,solar,minyak tanah,LPG,LNG dll)  KELAS C Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik yang masih bertegangan.  KELAS D Kebakaran yang terjadi pada logam (magnesium,zurkunium,titanium dll) PER NO. 04/MEN/1980
  • 24. MEDIA PEMADAM API • Air • Pasir • Tongkat ( rotan, kayu, besi dsb) • Blacked ( karung, asbes). • Kimia ( CO2, Hallon, Dry powder) • Foam dan air • Ledakan
  • 25.  Starvation  Cooling  Smothering & Dilution  Cutting the chain of chemical reactions
  • 26. Fuel Air (O2) Heat • Mengambil sisa bahan bakar • Merobohkan rumah terbakar • Menutup aliran bahan bakar • Mengisolasi kebakaran Starvation
  • 27. Fuel Air (O2) Heat • Penyelimutan (Smothering) • Isolasi ruang • Tutup ventilasi • Buat ruang hampa udara • Reaksi kimia oksidasi
  • 28. Fuel Air (O2) Heat • Pendinginan
  • 29. Empat komponen proses kebakaran: • Oxygen (oxidizing agent) • Bahan bakar • Panas • Reaksi kimia spontan
  • 31. Active Fire Protection 1. Fire Extinguisher 2. Enclosure Fire Extinguishers 3. Sprinkler Systems 4. Fire Detection System 5. Fire Alarm System 6. Fire Hydrants, Monitors and Standpipe  MEANS OF ESCAPE  KOMPARTEMEN  SMOKE CONTROL  FIRE DAMPER  FIRE RETARDANT/TREATMENT PASSIF
  • 32. 1. Fire Extinguisher/APAR Merupakan peralatan “active fire protection” yg digunakan untuk memadamkan api kecil atau awal kebakaran. Dianjurkan tidak digunakan pada kebakaran yg sudah besar atau membahayakan pemakai (api sudah mencapai ceiling, penuh asap atau bisa meledak). Rating extinguisher ditampilkan dengan code huruf dan angka, misal: 1-A:10-B:C A x 1.25 gallons = 1.25 gallons air B x square feet = 10 sq ft C = bisa digunakan u/ "class fire" C Class C, D dan K tidak ada ratingnya Note: tidak diijinkan menyediakan 2 atau lebih extinguisher dng ukuran lebih kecil dari rating fire yg diprediksikan.
  • 33. • JENIS DAN UKURANNYA SESUAI • MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL • KONDISI BAIK • SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA. ALAT PEMADAM API RINGAN Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
  • 34. JENIS Alat Pemadam Api Ringan Halon CO2 Dry powder Water pressure Wet chemical
  • 35. APAR ISI POWDER ADALAH TABUNG APAR YANG DI ISI POWDER KEMUDIAN DITEKAN CARTRIDGE YANG BERISI N2 / CO2 1.Powder kimia REGULER adalah tepung kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. 2. Powder kimia MULTI PURPHOSE adalah tepung kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B dan C. 3. Powder kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran khusus kelas D. POWDER
  • 36. BAHAN BAKU P0WDER Bahan baku POWDER reguler :  Sodium bikarbonat. Potasium bikarbonat. Potasium carbonat. Potasium klorida. Bahan baku powder multi purphose :  Kalium sulfat Mono ammunium phospat. Bahan baku powder khusus  Campuran kalium klorida.  barium klorida.  magnesium klorida.  natrium klorida.  kalsium klorida.
  • 38. Pemasangan dan Penempatan APAR  Pada posisi yang mudah dilihat, dicapai / diambil dan dilengkapi dengan tanda pemasangan .  Sesuai dengan jenis dan kelas kebakaran benda yg di lindungi  Harus menggantung pada dinding / dalam lemari kaca .  Ketinggian 75 – 120 cm dari lantai.  Pada suhu antara 40 C – 490 C
  • 39. APAR APAR APAR 1,25m 1,20m 1,25m 1,20m 15cm Pemasangan APAR TEMP 04°C s/d 49°C PER NO. 04/MEN/1980 Dry Powder & CO2
  • 40. PERSYARATAN TEKHNIS APAR 1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat) 2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas . 3. Segel harus dalam keadaan utuh . 4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik 5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat 6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari batas yang telah ditentukan antara 13 sd 15 bar 7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada membran tabung gas . 8. Belum lewat masa effektifnya 9. Jika sudah dipakai atau drop pada pressure segera di isi.
  • 41. KEGAGALAN APAR Jenis tidak sesuai Ukuran tidak sesuai Macet/tidak berfungsi Petugas Salah penempatan 2 • belum ditunjuk • tidak trampil Tidak bertekanan - bocor Powder menggumpal WATER HALON POWDER FOAM
  • 42. CARA MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN Model Store Pressure dan Cartridge di dalam Untuk menggunakan APAR Model ini dengan cara P.A.S.S Perhatikan : ARAH ANGIN dan berada pada jarak aman (8 kaki)
  • 43. Cara penggunaan APAR P ull the pin. A im the nozzle S weep the base of the fire S queeze the handle Ingat Kata PASS maka anda bisa menggunakannya
  • 44. SPRINKLER • Sering disebut kepala sprinkler ( sprinkler Head ) atau sprinkler otomatis dapat mengeluarkan air setelah tutup atau sumbat terlepas yang diaktifkan oleh elemen yang bereaksi terhadap panas. • Sprinkler dapat dianggap sebagai fixed nozzle spray yang dioperasikan oleh detector panas secara mandiri. • Untuk pemasangan sprinkler head harus disesuaikan dengan suhu maksimum yaitu suhu yang diharapkan sama dengan suhu pada kondisi normalnya dan perkiraan karena api pada area itu. • Oleh karenanya tiap sprinkler Head yang akan dipasang mempunyai kode warna pada lengan kerangka sprinkler. • Kecuali sprinkler yang dilapisi (coated sprinkler ) dan decorative Sprinkler. Biasanya bila tidak ada pada lengan sprinkler kode tsb diberi titik pada deflector.
  • 45. Jenis-jenis sprinkler Ada lima jenis sprinkler yaitu: 1. Pipa basah ( Wet - Pipe ) 2.Pipa kering ( Dry -pipe ) 3.Pra- tindakan ( Pre- action ) 4.Banjir ( Deluge ) 5.Perumahan ( Residential )
  • 46. Type pusble link Type bohlam kaca Type chemical pellet
  • 47. • MACAM-MACAM BENTUK SPRINKLER • Ada tiga macam bentuk bentuk dasar yaitu : • Pendant ( tergantung ). • Upright ( tegak ). • Side wall ( Dipasang pada dinding ). Pendant Upright Side wall
  • 48. Deluge Fire Sprinkler System 1. Strainer 2. Automatic Flow Control Valve 3. Strainer/needle valve 4. Hydro pneumatic valve 5. Check Valve 6. Scondary stop Valve 7. Instantaneous Fire hose conection 8. Isolation Valve (
  • 49. Peralatan Proteksi kebakaran • Peralatan untuk perlindungan bahaya kebakaran ada yang dipasang secara tetap (fix), dan ada juga yang udah digerakkan (moveable). Begitu pula systemnya ada yang dibuat otomatis (Auto), dan ada ayang tidak otpmatis (manual) • Untuk peralatan yang dipasang tetap (fix) tetap akan dicatu oleh aliran air yang bertekanan secara terus menerus (fire water supply). • Fire water supply adalah tersedianya air yang cukup untuk menunjang operasi pemadaman kebakaran. Water supply ini berasal dari suatu sumber air (kolam,sungai) yang dipompakan dengan pompa induk (main fire pump).
  • 50. • Pompa air ini harus handal untuk memenuhi persyaratan pemadaman kebakaran, pompa air yang digerakkan oleh listrik, hanya memerlukan perawatan ringan, namun bila terjadi power failure akan menjadi masalah. • Pompa air yang digerakkan oleh diesel lebih handal tetapi perawatan lebih mahal namun tidak tergantung pada sumber tenaga listrik. • Air yang dipompa dialirkan melalui jaringan (main fire line), kemudian didistribusikan kesistem seperti : hydrant, hose reel, sprinker/deluge, monitor.
  • 51. Water pond &vMaint Fire Pump Hydrant Hose Reel Jocky pump Sprinkler
  • 53. Fire Detection System Adalah peralatan untuk mendeteksi kebakaran dengan bermacam tingkatannya atau digunakan untuk memonitor kejadian yang berkaitan dengan pengamanan kebakaran disuatu area. Sistem peralatan ini mengacu pada NFPA 72, yang terdiri atas: 1. Heat detectors 2. Smoke detectors 3. Radiant energy sensing detectors 4. Sprinkler system waterflow alarms 5. Extinguishing system operation initiating devices 6. Manually activated alarm initiating devices (manual fire alarmboxes) 7. Supervisory signal initiating devices Masing2 peralatan harus di test untuk meyakinkan kinerjanya sesuai dengan perencanaan. Jenis dan kategori test tergantung jenis peralatan dan kinerja yang diharapkan pada peralatan monitor tersebut.
  • 54. Infrared Beam Smoke Detectors Photoelectronic Smoke Detectors Ionization Smoke Detectors Incipient Smoke Detectors
  • 55. Heat, Thermal detectors Optical Heat Detector UV/IR Detectors Fusible Plug Heat Detector
  • 56. Optical Flame Detectors Open Path Detectors CCTV Detector Triple IR Flame Detector
  • 57. Fire Alarm System Sistem Manual; break glass, tombol dan sistem tarik, ditempatkan disekitar jalan keluar, mudah dilihat dan dioperasikan. Sistem Otomatik; diaktifkan dengan berbagai macam input yang berkaitan dengan kebakaran: convected thermal energy; heat detector, products of combustion; smoke detector, radiant energy; flame detector, combustion gasses; carbon monoxide detector and release of extinguishing agents; water-flow detector. Sistem terbaru menggunakan camera dan computer untuk menganalisa "visible effects of fire" dan pergerakan benda yang tidak diharapkan, atau digunakan untuk mencegah kejahatan.
  • 58. INSTALASI ALARM TANDA BAHAYA KEBAKARAN Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran harus sudah berhasil diatasi. sebelum 10 menit sejak penyalaan E TUJUAN PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
  • 59. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. PER-02/MEN/1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK Ruang lingkup - Perencanaan - Pemasangan, - Pemeriksaan - Pengujian - Pemeliharaan
  • 61. Fire Hydrants & Monitors
  • 62. Fire Hydrants & Monitors
  • 63. F. Passive Fire Protection Basic Passive Fire Protection: 1. Structural fire protection. Melindungi rangka bangunan dari efek api, yaitu melapisi bagian rangka dengan lapisan material tahan api. 2. Compartmentation. Membuat ruangan terpisah, penyekat, dinding, ceiling, partisi dan juga penahan asap dari material tahan api. 3. Opening protection. Membuat pintu dan jendela dari material atau lapisan tahan api dan juga mampu menahan asap. 4. Firestopping materials. Material ini mampu menahan api sehingga tidak menembus dinding atau penyekat tahan api, sehingga penyebaran api bisa dihentikan. 5. Intumescent Paint, Spraying and Coating. Lapisan tahan panas untuk cable, furniture, carpet dll
  • 65. Fire Water System Norco Louisiana, The Orion Tank Fire in June 8, 2001. The world record in tank fire fighting. • Air adalah media pemadam api yang belum bisa tergantikan oleh media lain, sistem atau tehnik yg paling canggih sekalipun. • Kalkulasi penyediaan supply air pemadam kebakaran dikaitkan dengan besarnya bahan cairan mudah terbakar yang ditimbun atau dikelola pada fasilitas tersebut.
  • 66. PEMADAMAN KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN AIR Dalam hal ini karena ada beberapa keuntungan: 1. Air mudah didapat 2. Biaya murah 3. Bisa dipakai dalam jumlah besar 4. Aman dalam arti tidak beracun, tidak menimbulkan pencemaran
  • 67. PEMADAMAN KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN AIR PERLU DIBANTU DENGAN PERALATAN • Water sprinkler system • Water deluge system • Bak penampung air ( water pond) • Sumber air • Pompa, pipa distribusi, monitor, hose, nozzle, dan bermacam-macam fitting. • Foam • SOP • Skill dari operator dan fire team
  • 68. FIRE PUMP & FIRE TRUCK
  • 69. Fungsi Pompa Pompa jenis centri fugal • Pada pompa ini, zat cair dapat dipindahkan karena adanya gaya centrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan berputar yang cepat dari impeller. Gaya centrifugal adalah gaya yang menuju kearah luar dari pusat putaran. • Gerakan berputar dari impeller dapat memudahkan air dari bagian tengah kebagian tepi dari rumah pompa sehingga bisa memberikan tekanan dan kecepatan pada air.
  • 70. NOZZLE • Nozzle adalah titik Ujung dari system peryaluran air. Jenis yang umum dari nozzle ada 2 (dua) macam yaitu straight stream nozzle dan fog atau spray nozzle. Nozzle berguna mengatur bentuk dan kecepatan pancaran air. • Pada fog nozzle pancaran air dapat dibuat menjadi butir-butir air yang halus dipakai untuk pendinginan. • Straight stream nozzle dibedakan berdasarkan pada besar kecilnya diameter ujung nozzle. Tekanan pada straight stream nozzle biasanya berlasar antara 45 psi sampai dengan 50 psi.
  • 71. WATER HAMMER • Water hammer adalah kejutan tekanan dalam saluran- tertutup yang disebabkan oleh penurunan secara cepat dari kecepatan aliran pada saat menanggulangi kebakaran aliran air melalui slang sering dipengaruhi oleh nozzle atau kerangan yang ditutup secara mendadak sehingga tenaga kinetik dari air yang mengalir tadi berubah menjadi tanaga tekan. • Tenaga tekan yang ditimbulkan oleh penghentian secara sempurna atau penurunan yang terlalu cepat dari kecepatan aliran di dalam slang biasanya akan diserap oleh slang yang elastis. • Namun demikian, tidak jarang slang itu pecah karena nozzle atau kerangan ditutup secara cepat.
  • 73. PERSYARATAN PEMADAMAN KEBAKARAN BERHASIL 1. Efficient : cepat dan tepat waktu 2. Aman : tidak ada korban dipihak fire team 3. Dapat mengurangi eskalasi kebakaran dan kerugian baik harta benda maupun jiwa. 4. Semua peralatan bekerja baik: transportasi kommunikasi, fire & rescue dan procedure ( ECP)
  • 74. STRATEGI PEMADAMAN KEBAKARAN 1. Penyelamatan orang menjadi prioritas utama 2. Fire & rescue team - Tegas & disiplin - Tenang, waspada, percaya diri - Kompak dalam team work - Cepat, terampil, efisien 3. Assess/ pelajari kondisi ditempat kejadian - Lokasi kebakaran - Arah angin - Bahan yang terbakar ( klas bahan- MSDS) - Kondisi tempat kebakaran dan sekelilingnya - Jumlah bahan yang terbakar - Sumber air terdekat - Siapkan fire & resque team - Siapkan peralatan atau gunakan peralatan yang terpasang dilokasi kejadian secara optimal ( plant, office, work shop dsb) 4. Prinsip Teknik pemadaman : cooling, smothering, starvation, memutus rantai kebakaran.
  • 75. 5.Tindakan sewaktu tiba di lokasi kebakaran. - Lapor Ke On-Scene Comander - Utamakan keselamatan Team dan peralatan - Posisikan diri dan peralatan di lokasi yang aman - Tanyakan ke On-Scene Commander mengenai denah bangunan,bahan yang berharga, bahan yang berbahaya dan lokasi korban bila ada. - Gunakan peralatan dyang ada ditempat bila kondisinya masih memungkinkan ( plant,kantor,work shop ) - Tindakan pertolongan korban,pemadaman, kumpulkan barang-barang ( salvage) - Laporkan akhir pemadaman. Catatan: Bila kebakaran terjadi di area yang sudah ada peralatan proteksi kebakaran maka sprinkler/deluge system akan otomatic bekerja, STRATEGI PEMADAMAN KEBAKARAN
  • 76. Capitan Nozleman I Backupman I Pump Operator Nozleman II Backupman II 01 02 03 04 05 06
  • 79. TEHNIK PEMADAMAN DENGAN BUSA “MEKANIK”. 1. Dinginkan dinding tangki atau bejana yang terbakar 2. Selama air masih mengalir dari foam nozzle, jangan sekali-kali diruangkan ketempat yang terbakar 3. Arahkan busa yang terbakar dari foam nozzle ketempat yang terbakar 4. Pemasukan busa dilakukan dengan cara: • - Gravitasi • - Ditembakkan ke dinding bagian dalam tangki yang terbakar • 5. Lakukan pendinginan walau sudah padam, dan hentikan penyemprotan busa.
  • 80. ALAT PERLENGKAPAN BUSA • Foam making branch pipe (F.B), terdiri atas berbagai ukuran Jenis F.B Kapasitas Air 1/m Code warna F.B - 5 (225) F.B - 10 x (450) F.B – 20 x (900) 50 100 200 225 450 900 Kuning Merah Biru
  • 81. Variable in-line foam induction (FI) FI ada beberapa jenis : • Dalam rangkaian FI dipasang diantara pompa dan foam branch pipe. Jenis FI Kapasitas Air % Foam Compound F.B 225 450 900 225 450 900 3 – 5 % 3 – 5% 3 – 5% FM – 225 FM – 450 atau 2FM – 225 FM – 900 atau 2 FM -450
  • 82. Mechanical foam generator (MFG) atau disebut juga HBFG. • Alat ini dipakai pada base injection system dan dipasang antara pompa dan foam nozzle pada pemadam kebakaran tangki. MFG MBEG Foam Comp GPM 5 A 10 20 225 450 900 2 5 10
  • 83. MENURUT TERBENTUKNYA BUSA ADA 2 TYPE 1. TYPE BUSA KIMIA ( CHEMICAL FOAM). 2. TYPE BUSA MEKANIKAL ( MECHANICAL FOAM )
  • 84. Busa Kimia • Single powder, bila bercampur dengan air akan terbentuk busa • Dual Powder, misalnya alumunium sulfat dan sodium carbonat, yang bila bercampur pada perbandingan tertentu akan akan menghasilkan busa.
  • 85. Busa mekanikal ( Mechanical Foam ) • Busa mekanik adalah busa yang terbentuk dengan adanya gerak mekanik tubulensi foam compound, udara dan air bertekanan. • Busa mekanik lebih popular dibanding dengan busa kimia yang dalam penggunaanya ternyata lebih mahal dan banyak membutuhkan tenaga manusia.
  • 86. Macam Foam compound ( Cairan busa ) • Protein foam, baik protein hewani atau nabati • Fluoro protein misalnya FP- 70 • Fluoro surfactant, surface active agent, misalnya AFFF, light water • Hydrocarbon surfactant atau detergent, misalnya Hight Expansion foam (HEF)
  • 87. MUTU BUSA • 25% drainage time, yang menunjukkan kecepatan air memisah dari foam • Expansi ratio yaitu perbandingan antara volume udara terhadap larutan. (Low expansion foam 1 – 20 Medium expansion foam 20-200 High expansion foam 200-2000 ) • Kemampuan menahan panas (burn back resistance)
  • 88. KARATERISTIK BUSA 1. Dapat mengalir dengan cukup bebas agar dengan cepat dapat menutup permukaan 2. Kohesive sehingga uap dapat terbungkus dengan kedap, tetapi daya adhesivenya tinggi. 3. Tahan panas dan tidak pecah bila kena panas sehingga uap timbul dari cairan yang terbakar. 4. Harus cukup menahan air agar menjadi seal pada waktu yang cukup lama. 5. Cukup ringan sehingga dapat menampung diatas cairan yang tensinya rendah tetapi harus cukup berat agar tidak mudah tertiup angin. 6. Gelembungnya tidak boleh terlalu besar sehingga mudah pecah bila kena panas dan gaya tariknya.
  • 89. FUNGSI KERJA BUSA DALAM PEMADAMAN • Membungkus dan melindungi permukaan cairan dari panas radiasi api, disini busa berfungsi sebagai pencegah penguapan. • Mendinginkan bahan (cairan) yang terbakar dengan kandungan air yang ada • Membatasi penyediaan oxygen
  • 90. KEGUNAAN FOAM 1. Foam sangat aktif mengendalikan dan memadamkan api pada sebagian besar kebakaran kelas B (flammable liquid) dimana suhunya dibawah 2500F, bila suhu lebih tinggi ada resiko “boil over”. 2. Dapat digunakan dalam pemadam kelas A dalam hal supply air tidak cukup tersedia, sifat low conductivitynya akan efektif agar bahan yang terbakar baik liquid atau padat tidak nyala kembali. 3. Dalam pelaksanaannya methode pemadaman dengan foam dapat dilakukan dengan cara: - Chambers atau fixed foam devices - Sub surface application - Nozzle application
  • 91. JENIS BUSA MEKANIK • Busa regular, dipergunakan untuk memadamkan kebakaran bahan-bahan cair non solvent seperti bensin, kerosene dan jenis hydrocarbon cair lainnya • Busa polar solvent, dipergunakan untuk memadamkan kebakaran bahan cair solvent seperti methanol, keton dll.
  • 92. FOAM COMPOUND – POLER SOLVENT (Alcohol resistant) • Busa jenis ini mampu membentuk lapisan polimerik yang kohesif diatas permukaan zat pelarut . • Lapisan polimerik itulah yang mencegah larutannya gelombang busa ke dalam bahan yang terbakar
  • 93. FOAM COMPOUND – BUSA REGULER ADA 2 MACAM HYDROSEAL PROTEIN FOAM & SINTENTIC FOAM • Protein foam adalah jenis busa regular yang paling umum, terbuat dari bahan protein alam yang diolah pada suhu tinggi dengan ditambah beberapa additive (Contoh:FP 70/570, tutogen hicerol dsb ) • Sintentic (surface active agent) foam tersebut dari bahan kimia non protein yang ditambah dengan surfactant dan stabilizer. Bahan ini dapat digunakan sebagai : - HEF dengan induction rate 1%-2%x - HEF dengan induction rate 3 – 6% - Wetting agent, pada kebakaran kelas A dengan induction rate 1%. - Emulsifying agent, pada oil spill dengan induction >3% - Contoh: - Aquaous film foaming agent AFF) type. - Expirol F-15 HEF)
  • 94. PRINSIP PEMBENTUKAN BUSA FOAM TERBENTUK OLEH 3 UNSUR: - AIR BERTEKANAN - FOAM COMPOUND - UDARA TERCAMPUR SECARA TURBOLEN
  • 95. METHODE PENCAMPURAN BUSA ( FOAM ) • Air bertekanan mengalir melalui “propertioner” mengatur jumlah foam yang sesuai dan terbawa aliran air dan membentuk larutan foam • Larutan bertekanan ini belum mengandung udara, baru setelah melalui selang atau pipa dan mencapai “foam maker” udara tertarik dan terbentuk busa.
  • 96. DAERAH RESIKO TINGGI 1.FIRE PROTEKSI SYSTEM YANG DIPASANG MENGIKUTI SYSTEM FIRE ZONA. 2. DETEKSI AKAN BEKERJA SECARA OTOMATIS, BILA LEBIH SATU DETEKTOR FIRE ZONA MENDETEKSI API. 3.TYPE DETEKTOR YANG TERPASANG HARUS DISESUAIKAN LOKASI DAN LINGKUNGANNYA. 4.INFORMASI KEBAKARAN YANG DIDETEKSI DARI DETEKTOR HARUS MENGAKTIPKAN E.S.D. 5.PERALATAN FIRE PROTEKSI DELUGE & SUPPRESION HARUS DIPASANG
  • 97. EMERGENCY SHUT DOWN TERSEDIA LOKASI RESIKO TINGGI DAN HARUS : * BEKERJA SECARA OTOMATIS MENERIMA INFORMASI KEBAKARAN * BERHUBUNGAN DENGAN PLANT SISTEM UNTUK BLOWDOWN ATAU MENUTUP ALIRAN GAS / MINYAK. * ISOLASI SUMBER MINYAK KEARAH API * MEMATIKAN ALIRAN LISTRIK. * TOM BOL DIRUANG KENDALI ( CONTROL ROOM ) * DUA TINGKAT PROTEKSI API RP 14 C STANDARD